PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON.

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR

DI KOTA CILEGON

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : SUSILAWATI

NIM: 1204786

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR

DI KOTA CILEGON

Oleh Susilawati

S.Pd. Universitas Negeri Padang, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

© Susilawati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M. Pd NIP. 197005241994022001

Pembimbing II

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP. 197009291998022001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D NIP. 195306121981031003


(4)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON

Oleh: SUSILAWATI NIM. 1204786

ABSTRAK

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang dikemukakan dalam berbagai pola dan teknik pengukuran merupakan tantangan tersendiri bagi semua yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk selalu berbenah diri. Sekolah adalah tempat memperoleh pendidikan secara lebih terstruktur, sistematis, terencana, serta berkelanjutan. Oleh karena itu guru harus memperhatikan kualitas layanan yang diberikan kepada siswa agar kualitas pendidikan menjadi lebih baik. Dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN), sekolah dasar negeri di Kota Cilegon dapat dikategorikan sebagai sekolah yang sudah memiliki mutu baik. Masalah penelitian ini adalah mengungkapkan seberapa besar pengaruh kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah baik secara parsial maupun bersama-sama terhadap mutu sekolah dasar di Kota Cilegon. Variabel Kualitas Layanan Guru diukur dari dimensi: (1) Reliabilitas, (2) Daya tanggap, (3) Jaminan, (4) Empati, dan (5) Bukti fisik. Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah diukur dari dimensi: (1) Sabar, (2) Memfasilitasi, (3) Mengubah sistem ke arah yang lebih baik, dan (4) Memberi contoh. Sedangkan variabel Mutu Sekolah Dasar diukur dengan dimensi: (1) Sistem yang unggul, (2) Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (3) Keefektifan organisasi, dan (4) Pembelajaran yang menyenangkan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah baik secara parsial maupun bersama-sama terhadap mutu sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan skala Likert dengan lima kategori penilaian. Teknik pengolahan data menggunakan analisis regresi, baik regresi sederhana maupun regresi ganda. Populasi penelitian adalah sekolah dasar negeri yang ada di Kota Cilegon. Sampel penelitian adalah 60 sekolah dasar negeri yang tersebar pada 8 kecamatan yang ada di Kota Cilegon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan guru berpengaruh sangat kuat terhadap mutu sekolah dasar dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki berpengaruh kuat terhadap mutu sekolah dasar di Kota Cilegon. Sedangkan kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh sangat kuat terhadap mutu sekolah dasar yaitu sebesar 0,938.

Rekomendasi dari penelitian ini, guru hendaknya mempersiapkan sistem pembelajaran yang matang (mulai dari perencanaan hingga pada tahap pelaporan hasil penilaian), menggunakan metode dan media pembelajaran yang beragam,


(5)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengarsipkan kegiatan pembelajaran yang berguna sebagai acuan program dan pelaksanaan kegiatan pada masa berikutnya.


(6)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... . iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah... 12

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat Penelitian ... 13

F. Struktur Organisasi Tesis ... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 15

1. Mutu Sekolah Dasar dalam Konstek Administrasi Pendidikan ... 15

a. Pengertian Mutu ... 15

b. Pengertian Mutu Sekolah ... 17

c. Indikator Mutu Sekolah ... 20

2. Kualitas Layanan dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 26


(7)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

b. Indikator Kualitas Layanan ... 31

3. Kepemimpinan Transformasional dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 37

a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ... 37

b. Indikator Kepemimpinan Transformasional ... 42

B. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 47

C. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 49

1. Lokasi Penelitian ... ... 49

2. Populasi Penelitian... ... 49

3. Sampel Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 53

C. Definisi Operasional ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

1. Tahap Pengumpulan Data ... ... 54

2. Instrumen Penelitian ... ... 55

E. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66

1. Deskripsi Data ... 67

a. Deskripsi Mutu Sekolah Dasar ... 67

b. Deskripsi Kualitas Layanan Guru ... 68

c. Deskripsi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 69

2. Pengujian Analisis ... 71

a. Uji Normalitas Data ... 71


(8)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

c. Uji Homogenitas ... 77

d. Pengujian Hipotesis ... 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Deskripsi Umum tentang Mutu Sekolah Dasar di Kota Cilegon ... 86

2. Deskripsi Umum tentang Kualitas Layanan Guru di Kota Cilegon ... 88

3. Deskripsi Umum tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah di Kota Cilegon ... 93

4. Deskripsi Umum tentang Pengaruh Kualitas Layanan Guru terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kota Cilegon ... 95

5. Deskripsi Umum tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kota Cilegon ... 96

6. Deskripsi Umum tentang Pengaruh Kualitas Layanan guru dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kota Cilegon ... 99

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 101


(9)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Peringkat Perolehan Nilai UAS di Provinsi Banten ... 9

3.1 Populasi Penelitian ... 49

3.2 Sampel Penelitian ... 51

3.3 Kriteria Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden ... 55

3.4 Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 56

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 63

4.1 Kriteria Penilaian Tanggapan Responden ... 66

4.2 Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden mengenai Mutu Sekolah Dasar ... 67

4.3 Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden mengenai Kualitas Layanan Guru ... 68

4.4 Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden mengenai Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 70

4.5 Uji Normalitas Data Variabel Mutu sekolah Dasar ... 72

4.6 Uji Normalitas Data Variabel Kualitas Layanan Guru ... 73

4.7 Uji Normalitas Data Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kriteria Penilaian Tanggapan Responden ... 74

4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2, dan Y ... 76

4.9 Uji Linieritas Y terhadap X1 ... 76


(10)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

4.11 Uji Homogenitas Variabel Mutu Sekolah Dasar (Y) ... 78

4.12 Uji Homogenitas Variabel Kualitas Layanan Guru (X1) ... 79

4.13 Uji Homogenitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X2)... 80

4.14 Persamaan Regresi X1 terhadap Y ... 81

4.15 Persamaan Regresi X2 terhadap Y ... 82

4.16 Persamaan Regresi Ganda X1 dan X2 terhadap Y ... 84

4.17 Pengujian Hipotesis Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ... 8

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah ... 11

2.1. Kerangka Pemikiran ... 48

4.1. Histogram Mutu Sekolah Dasar... 67

4.2. Histogram Kualitas Layanan Guru ... 69

4.3. Histogram Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 70

4.4. Grafik normalitas data Y ... 72

4.5. Uji Normalitas Variabel Kualitas Layanan Guru ... 74

4.6. Uji Normalitas Data Variabel Kepemimpinan Transformsional Kepala Sekolah ... 75


(11)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. a. Kisi-Kisi Instrumen b. Instrumen Penelitian

2. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Mutu Sekolah (Y) a. Hasil Jawaban Responden

b. Perhitungan Validitas c. Perhitungan Reliabelitas

3. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Kualitas Layanan Guru (X1)

a. Hasil Jawaban Responden b. Perhitungan Validitas c. Perhitungan Reliabelitas

4. Hasil Perhitungan Uji Coba Angket Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X2)

a. Hasil Jawaban Responden b. Perhitungan Validitas c. Perhitungan Reliabelitas


(12)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

5. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Mutu Sekolah (Y) a. Analisis Jawaban Guru

b. Analisis Jawaban Kepala Sekolah

6. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Kualitas Layanan Guru (X1)

a. Analisis Jawaban Guru

b. Analisis Jawaban Kepala Sekolah

7. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X2)

a. Analisis Jawaban Guru

b. Analisis Jawaban Kepala Sekolah 8. Rekapitulasi Jawaban Responden 9. Uji Normalitas Data

a. Variabel Mutu Sekolah (Y)

b. Variabel Kualitas Layanan Guru (X1)

c. Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X2) 10. Uji Linieritas

a. Uji Linier X1 terhadap Y b. Uji Linier X2 terhadap Y 11. Uji Homogenitas

a. Variabel Mutu Sekolah (Y)

b. Variabel Kualitas Layanan Guru (X1)

c. Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X2) 12. Pengujian Hipotesis X1 Terhadap Y

13. Pengujian Hipotesis X2 Terhadap Y

14. Pengujian Hipotesis X1 dan X2 Terhadap Y 15. Surat Keputusan Pembimbing


(13)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

17. Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Cilegon


(14)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang dikemukakan dalam berbagai pola dan teknik pengukuran merupakan tantangan tersendiri bagi semua yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk selalu berbenah diri. Semua pihak harus bersinergi agar mutu pendidikan kita dapat diperbaiki ke arah yang lebih berkualitas. Tidak hanya pemerintah, tetapi semua pihak termasuk masyarakat, orang tua, dan yang terutama adalah para pendidik dan tenaga kependidikan. Agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan sekolah merupakan salah satu komponen penentu yang harus mendapat perhatian dari semua pihak.

Sekolah adalah tempat dimana seseorang memperoleh pendidikan secara lebih terstruktur, sistematis, terencana, serta berkelanjutan. Di sekolah seseorang belajar tentang bersikap dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma-norma masyarakat global, diajari tentang bagaimana mempersiapkan hidup dan menghadapi tantangan kehidupan yang akan dihadapi nanti, dan hal-hal lain sesuai dengan tujuan sekolah masing-masing yang mengacu pada tujuan pendidikan secara nasional. Di sekolahlah sumber daya manusia (SDM) dibentuk dan dididik secara lebih terarah agar memiliki bekal yang cukup untuk bersaing dalam dinamika zaman yang semakin maju dan berkembang dengan pesat. Tanpa didikan dan pengalaman yang cukup, seseorang akan tergerus oleh pesatnya arus globalisasi yang tidak terbendung. Untuk dapat mempersiapkan SDM yang berkompeten dan memiliki daya saing, tentu saja sekolah juga harus memberikan bekal yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Mulai dari sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan pertama yang ditempuh seseorang. Menurut Bafadal I. (2009,hlmn3) sekolah dasar adalah satuan pendidikan yang


(15)

2

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyelenggarakan pendidikan enam tahun dan merupakan bagian dari pendidikan dasar. Tanpa menempuh jenjang sekolah dasar, secara formal seseorang tidak dapat menempuh jenjang sekolah berikutnya yaitu sekolah menengah, baik sekolah menengah tingkat pertama maupun sekolah menengah tingkat atas.

Oleh karena itu, sekolah dasar merupakan landasan pertama dalam membentuk sumber daya manusia agar dapat mempersiapkan diri dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan zaman, tentu saja dengan melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya yang lebih tinggi. Sekolah memiliki peranan penting untuk membantu mematangkan ilmu dan pendidikan yang diperoleh seseorang dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Hal tersebut tentu saja tidak akan dapat diperoleh di sekolah yang tidak terkelola dengan baik. Sekolah-sekolah yang bermutu yang mampu menjawab semua tantangan kebutuhan zaman saat ini dan saat yang akan datang.

Konsep sekolah bermutu menurut Hoy dan Miskel (2008,hlmn271) tidak bisa dilepaskan dari konsep sekolah sebagai sebuah sistem dalam arti sekolah sebagai suatu institusi tidaklah berdiri sendiri. Sekolah terkait dengan budaya dan kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah merupakan ujung tombak dari proses modernisasi (agent of change) yang diupayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang yang lebih tinggi atau di pasar tenaga kerja.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat diartikan bahwa untuk dapat menjadi sekolah bermutu, ada suatu sistem yang menaunginya dan tidak bisa lepas satu sama lainnya. Semua komponen harus saling bersinergi dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing demi lancarnya program-program sekolah. Masyarakat yang ada di sekitar lingkungan


(16)

3

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah ataupun di dalam lingkungan sekolah, dalam hal ini orang tua siswa maupun stakeholder lainnya harus memberikan perhatian penuh untuk kelancaran proses pembelajaran di sekolah yang ada di lingkungannya. Tanpa dukungan penuh dari masyarakat, bukan suatu hal yang mudah untuk menciptakan sekolah yang bermutu.

Selain itu, budaya yang berkembang di masyarakat juga akan memberi pengaruh terhadap maju mundurnya suatu lembaga pendidikan. Budaya masyarakat yang terbuka terhadap pendidikan maupun perubahan zaman akan memberi andil yang cukup besar terhadap kemajuan ilmu pendidikan pada lembaga pendidikan yang ada di lingkungannya. Sebaliknya, pemikiran masyarakat yang kurang terbuka terhadap perubahan akan menghambat proses dan perkembangan pendidikan di sekolah yang ada di lingkungannya. Budaya masyarakat yang ada di sekitar lembaga pendidikan juga akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya mutu sekolah tersebut.

Begitu juga dengan pemerintah, sebagai pembuat kebijakan, pemerintah hendaklah membuat suatu kebijakan yang arahnya mendukung sepenuhnya terhadap kelancaran program-program sekolah. Selain itu pemerintah juga sangat diharapkan bantuannya dalam hal moril dan materil demi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang terlaksananya proses belajar mengajar. Perhatian utama pemerintah harus tertuju pada kesiapannya dalam menyiapkan sumber daya yang profesional dalam menjalankan tugas sehari-hari sesuai dengan bidangnya masing-masing, terlebih-lebih dalam merekrut tenaga/pegawai yang akan ditempatkan di suatu instansi terutama instansi pendidikan, hendaknya benar-benar objektif tanpa ada unsur subyektifitas yang mungkin akan menimbulkan masalah ketidakprofesionalan nantinya yang sering diekspos di media-media elektronik sekarang ini. Ketidakprofesionalan pegawai dalam suatu instansi pemerintah akan berpengaruh besar terhadap kinerja mereka di instansi terkait. Dengan kata lain, antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah harus


(17)

4

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjalankan perannya masing sesuai dengan kapasitasnya masing-masing pula.

Dengan dukungan penuh dari semua elemen terkait, sekolah akan dapat menjalankan program yang telah disusun dengan maksimal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bafadal I. (2009,hlmn53) bahwa “sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi tertentu yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik dalam rangka mengantarkan mereka agar siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.” Menyiapkan siswa menuju jenjang yang lebih tinggi perlu kesiapan dari berbagai pihak, baik sekolah, masyarakat, maupun pemerintah. Sekolah sebagai ujung tombak dalam memberi bekal kepada siswa harus memiliki konsep yang jelas tentang visi, misi, maupun tujuan yang akan dicapai. Tercapainya tujuan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan bermutu tidaknya suatu sekolah.

Berkaitan dengan mutu, Sallis E. (1993,hlmn107) mengatakan bahwa mutu adalah “quality does not just happen. It must be planned for quality needs to be approached sistematically using a rigorous strategic planning process. Strategic planning is one of the major plants to TQM, without clear longterm direction the institution can not plan for quality improve”. Jadi dalam hal ini mutu diartikan sebagai kualitas yang tidak akan dapat diperoleh begitu saja. Harus ada usaha dan pendekatan yang sistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategis yang ketat. Perencanaan strategis merupakan salah satu tanaman utama Total Quality Management (TQM), karena tanpa arah jangka panjang yang jelas, lembaga tidak akan dapat untuk merencanakan peningkatan kualitas.

Selain itu, Sallis E. (2008,hlmn30-31) juga menyatakan bahwa:

ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumber daya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap


(18)

5

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sallis E. (2008,hlmn3) mengidentifikasi beberapa karakteristik sekolah bermutu, yaitu:

1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal

2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal

3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya

4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif

5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya

6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang 7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua

orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya

8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas

9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal

10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas

11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut


(19)

6

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sumber mutu dalam bidang pendidikan yang dapat dipandang sebagai faktor pembentuk atau faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam konsep Deming (Sallis E., 2008,hlmn41) pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Dalam pengertian ini, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan pelanggannya baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.

Sedangkan menurut Goetch dan Davis (Rusman, 2011,hlmn555) kualitas/mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan layanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Kualitas atau mutu pendidikan bukan hanya diukur dari pencapaian nilai siswa, tetapi juga dilihat dari berbagi aspek. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Minarti S. (2011,hlmn336) bahwa prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, UN, dan lain-lain), dapat pula prestasi di bidang lain, misalnya dalam cabang olah raga atau seni.

Dengan demikian walaupun perolehan nilai yang tinggi saja tidak menjamin bahwa sekolah tersebut adalah sekolah yang bermutu namun nilai adalah salah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu proses pendidikan. Namun begitu faktor lain yang bersifat non akademis juga harus menjadi perhatian guru maupun kepala sekolah. Adanya keterampilan-keterampilan lain yang dikuasai siswa juga berpengaruh terhadap penilaian terhadap mutu sekolah tersebut. Selain itu disiplin, moral/tingkah laku, dan kerja sama yang ditunjukkan sebagi hasil belajar oleh siswa juga menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tersebut.


(20)

7

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar mutu sekolah dapat meningkat sehingga peserta didik dapat bersaing dalam arus globalisasi yang sarat dengan kompetisi, semua pihak harus terlibat. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan orang tua juga harus saling mendukung lancarnya proses pendidikan di sekolah, sesuai dengan apa yang disarankan oleh Danim (2009,hlmn56) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu sekolah ada lima faktor dominan yang terlibat, yaitu: (1) Kepemimpinan kepala sekolah, (2) Siswa, (3) Guru, (4) Kurikulum, (5) Jaringan kerja sama.

Faktor dominan menentukan mutu sekolah seperti yang dikemukakan di atas saling terkait satu dan lainnya. Masing-masing memiliki peran untuk mencapai tujuan sekolah dengan maksimal. Kepemimpinan kepala sekolah berperan utama dalam menentukan arah dan tujuan sekolah. Faktor lainnya adalah siswa yang ada di sekolah dengan segala bakat dan keunikannya. Guru harus mengerti akan kekhasan setiap siswa, sehingga mampu memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk dapat memberikan layanan yang sesuai, setiap guru harus memiliki komitmen terhadap tugas. Danim (2009,hlmn56) mengatakan bahwa: “keterlibatan dan pelayanan optimal dari guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang tidak terlayani, yang nantinya akan mempengaruhi pada pencapaian tujuan dan visi yang ditetapkan.”

Tujuan dan visi yang akan dicapai dikembangkan dengan berpedoman pada kurikulum. Sejalan dengan itu, Danim (2009,hlmn56) mengatakan bahwa: “adanya kurikulum yang ajeg tetapi dinamis dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal.”

Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap mutu sekolah adalah adanya kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagaimana dikemukakan oleh Danim(2009,hlmn56) bahwa: “jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat


(21)

8

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semata, tetapi juga dengan organisasi lain seperti perusahaan/instansi sehingga out put dari sekolah dapat terserap dalam dunia kerja.”

Dari kelima faktor yang mempengaruhi mutu sekolah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kepala sekolah menempati posisi puncak yang mempengaruhi mutu suatu sekolah. Hal ini sependapat dengan Nurkolis (2003,hlmn119) yang menyatakan bahwa:

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program-program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang. Memang kepala sekolah sebagai seorang top leader di sekolah tidak dapat memungkiri bahwa dibawah kepemimpinannyalah mutu sekolah dipertaruhkan. Sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal dengan keragaman potensi pendidik dan peserta didik memerlukan pelayanan yang optimal dan beragam. Hal ini harus disadari sepenuhnya oleh kepala sekolah. Senada dengan itu Bahar M. (2011,hlmn147) mengatakan bahwa prilaku kepemimpinan kepala sekolah yang tidak dapat menciptakan suasana dan iklim kerja yang harmonis, tidak adil dalam mengambil keputusan, dan kurang bijaksana dalam menyelesaikan konflik serta menghadapi setiap paradigma, akan berpengaruh terhadap mutu kinerja guru SMK.

Secara formal kepala sekolah memiliki wewenang dan bisa menjadi kharismatik sebagai pemimpin sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya tidak akan terlepas dari kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Merujuk pada berbagai pendekatan teoritik dan empirik, salah satu tipe kepemimpinan kepala sekolah yang dapat digunakan adalah tipe kepemimpinan transformasional. Hal tersebut didukung dengan pendapat Bass dan Avolio (2007,hlmn96) yang mengemukakan bahwa:


(22)

9

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan-pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki kharisma. Pemimpin seperti ini mencurahkan perhatian kepada kebutuhan pengikutnya, mereka mengubah kesadaran pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru dan mereka mampu membangkitkan serta mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra dalam mencapai tujuan kelompok. Dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi mutu kinerja guru yang tentu saja juga akan sangat berpengaruh pada mutu sekolah. Apabila kepala sekolah dapat membawa guru-gurunya untuk lebih disiplin dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya dengan cara yang persuasif, para guru tentu akan mengikuti dan menjalaninya dengan baik tanpa rasa terpaksa. Apalagi bila kepala sekolah dapat memberi contoh nyata dalam tindakannya, tentu saja semua guru akan ikut terpengaruh dan mengikuti pemimpinnya.

Dari rata-rata gambaran mutu pendidikan di Indonesia seperti yang tertuang di atas, tetap ada saja sekolah yang dapat diacungkan jempol dalam pencapaian dan peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya. Tidak semua sekolah mewakili kebobrokan dan kemerosotan mutu pendidikan di Indonesia. Ada beberapa sekolah atau daerah yang bisa dijadikan contoh untuk memperbaiki situasi dunia pendidikan saat ini. Salah satu contohnya adalah Kota Cilegon. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Cilegon, diperoleh data bahwa pada tahun ajaran 2012/2013 Kota Cilegon menempati urutan kedua setelah Kota Tangerang untuk pencapaian hasil UN dan US di Provinsi Banten. Perolehan nilai tiap-tiap sekolah di kecamatan yang ada di kota Cilegon tersebut juga di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Situasi ini memungkinkan bagi kota/kabupaten lain untuk menjadikannya sebagai contoh dalam peningkatan mutu sekolah di daerahnya masing-masing.

Data tersebut juga diperkuat dengan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten 2013 seperti pada tabel berikut ini:


(23)

10

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Daftar Peringkat Perolehan Nilai Ujian Akhir Sekolah Dasar di Provinsi Banten Tahun Ajaran 2012/2013

No Kab/Kota Jumlah Peserta

UN SD/MI

Rata-Rata UN SD/MI

1. Kota Tangerang 30.239 8,13

2. Kota Cilegon 7.830 8,03

3. Kota Tangerang Selatan 21.911 7,62

4. Kabupaten Tangerang 54.636 7,44

5. Kabupaten Pandeglang 12.612 7,18

6. Kabupaten Lebak 32.359 7,10

7. Kota Serang 28.249 7,05

8. Kabupaten Serang 29.143 6,55

Data pada tabel di atas menunjukkan pencapaian rata-rata tiap kota/kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Secara umum terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten memperoleh nilai ujian nasional yang tidak terlalu jelek, hal ini ditunjukkan oleh pencapaian nilai terendah kabupaten kota yaitu Kabupaten Serang adalah 6,55. Bila dilihat angkanya, 6,55 bukanlah angka yang kecil bila dibandingkan dengan nilai minimal yang ditetapkan pemerintah.

Sedangkan Kota Cilegon, sesuai dengan yang terlihat pada tabel tersebut merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang pencapaian nilai ujian nasionalnya masuk dalam kategori baik yaitu 8,03 dan menempati posisi kedua dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten. Artinya Kota Cilegon adalah salah satu kota/kabupaten terbaik di Provinsi Banten untuk pencapaian nilai ujian nasional.

Beranjak dari data di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Mutu Layanan Guru dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu


(24)

11

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa mutu sekolah akan dapat diwujudkan dengan maksimal apabila komponen-komponen yang berperan didalamnya saling bersinergi. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai salah satu elemen penting dalam mengorganisir layanan pendidikan di sekolah hendaklah memfungsikan dirinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan.

Kualitas layanan guru sebagai pelaksana utama dalam mengendalikan, menata, maupun menciptakan proses belajar mengajar yang efektif juga harus menjadi perhatian. Kualitas layanan yang baik akan membawa dampak dan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, kualitas layanan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat atau peserta didik sebagai pengguna layanan juga akan berdampak pada tidak tercapainya hasil belajar secara maksimal.

Masih banyak komponen yang mempengaruhi mutu suatu lembaga pendidikan. Setiap komponen harus saling mendukung dan diupayakan dengan semaksimal mungkin untuk menunjang tercapainya mutu sekolah seperti yang diharapkan. Dari komponen-komponen yang menentukan tingkat pencapaian mutu pendidikan di suatu sekolah atau lembaga pendidikan, yang akan diteliti lebih lanjut adalah kepemimpinan kepala sekolah dan kualitas layanan guru. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan identifikasi masalahnya sebagai berikut:


(25)

12

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah (Sallis E. 2008; Danim & Suparno, 2009; Bahar M., 2011; E. Mulyasa, 2011)

Dari identifikasi masalah tersebut, penulis akan memfokuskan penelitian pada dua faktor yaitu faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kualitas layanan guru terhadap mutu sekolah. Faktor ini menjadi fokus penulis karena sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan manusia di era sekarang ini yang memang sudah sangat memperhatikan kualitas layanan dan penanganan yang lebih manusiawi.

C. Rumusan Masalah

Kepemimpi nan kepala sekolah

Pembiayaan

Sumber Daya Sarana

prasarana

Kualitas Layanan Guru

MUTU SEKOLAH Bisnis dan

Komunitas Lokal

Teknologi

Kurikulum

Kualitas guru


(26)

13

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari identifikasi masalah pada penjelasan terdahulu, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Bagaimana gambaran kualitas layanan guru di Kota Cilegon

2. Bagaimana gambaran kepemimpinan tranformasional kepala sekolah di Kota Cilegon

3. Bagaimana gambaran mutu sekolah dasar di Kota Cilegon

4. Bagaimana pengaruh kualitas layanan yang diberikan oleh guru-guru terhadap pencapaian mutu pendidikan di sekolah di Kota Cilegon

5. Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar Kota Cilegon 6. Bagaimana pengaruh kualitas layanan yang diberikan oleh guru dan

kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar Kota Cilegon.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum tentang peningkatan mutu sekolah melalui kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap informasi yang berkaitan dengan:

1. Kualitas layanan yang diberikan oleh guru-guru terhadap siswa dalam pembelajaran di sekolah di Kota Cilegon

2. Implementasi kepemimpinan transformasional di sekolah dasar Kota Cilegon

3. Mutu pendidikan sekolah dasar di Kota Cilegon

4. Analisis pengaruh antara kualitas layanan yang diberikan oleh guru terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar Kota Cilegon 5. Analisis hubungan kepemimpinan transformasional terhadap peningkatan


(27)

14

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Analisis pengaruh antara layanan yang diberikan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar Kota Cilegon.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi phak akademik. Secara lebih rinci, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

b. Pengembangan khasanah ilmu yang berhubungan dengan kajian administrasi pendidikan, terutama pada aspek kepemimpinan kepala sekolah, kualitas layanan guru, dan mutu sekolah.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi kepala sekolah, berguna untuk pengembangan dan perbaikan kinerja dan kemampuan manajerialnya dalam pencapaian visi maupun tujuan yang telah diprogramkan demi peningkatan mutu sekolah.

b. Bagi guru, sebagai masukan dan evaluasi bagi penyempurnaan dan perbaikan kinerjanya terhadap upaya peningkatan mutu layanan pembelajaran di kelas

c. Bagi Pengawas Sekolah, agar dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru-guru di sekolah yang mutu pendidikannya akan lebih ditingkatkan lagi. d. Bagi Kepala UPTD Pendidikan, semoga dapat jadi bahan

pertimbangan dalam pengembangan kemampuan manajerial kepala sekolah.


(28)

15

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Bagi peneliti sendiri selain untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan, juga untuk menambah wawasan dalam mengelola dan memaksimalkan pelayanan pembelajaran sehingga kinerja yang dihasilkan semakin optimal.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk lebih memahami alur dalam penulisan tesis ini, dikemukakan struktur organisasi tesis. Struktur organisasi tesis dalam tulisan ini terdiri dari: Bab I Pendahuluan; berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II Kajian Pustaka; kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari kajian kepemimpinan konstruktif dalam studi Administrasi Pendidikan, kajian motivasi berprestasi dalam studi Administrasi Pendidikan dan kajian iklim sekolah dalam studi Administrasi Pendidikan.

Bab III Metode Penelitian; lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan; deskripsi data mutu sekolah, deskripsi data mutu layanan guru, deskripsi data kepemimpinan transformasional kepala sekolah, analisis statistik, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran; berisi tentang kesimpulan dari isi tesis dan saran perbaikan.


(29)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah-sekolah dasar negeri di Kota Cilegon yang tersebar dalam 8 kecamatan, yaitu: Kecamatan Cilegon, Kecamatan Jombang, Kecamatan Pulomerak, Kecamatan Grogol, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Ciwandan, Kecamatan Citangkil, dan Kecamatan Cibeber.

Sekolah-sekolah dasar negeri yang ada di 8 kecamatan tersebut, tersebar di berbagai lokasi. Ada yang berada di pusat kota, ada yang di daerah pinggiran kota, bahkan banyak juga yang berlokasi di daerah pantai yaitu sepanjang Pantai Anyer dan Pantai Merak dengan segala polusinya.

2. Populasi Penelitian

Gambaran umum sekolah dasar yang ada di Kota Cilegon terdiri dari 149 sekolah dasar. Populasi penelitian tersebar dalam 8 Kecamatan yang ada di Kota Cilegon. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No Nama Kecamatan Jumlah sekolah

1 Cilegon 12

2 Jombang 24

3 Pulomerak 22

4 Grogol 14

5 Purwakarta 16

6 Ciwandan 19

7 Citangkil 24

8 Cibeber 18


(30)

50

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel Penelitian

Untuk menentukan besarnya sampel, digunakan rumus Slopin (Husein Umar, 2002:78) yaitu :

60 84 , 59 49 , 2 149 ) 01 , 0 .( 149 1 149

1 2   2   

Ne N n

n = sampel yang dicari N = populasi penelitian

e = tingkat kepercayaan penelitian

Senada dengan pendapat tersebut, Roscoe (Sugiono, 2012,hlmn91) menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

b. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30.

c. Bila dalam penelitian akan melakukan anlisi dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.

d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

Gay (Mahmud, 2011:159) juga mengemukakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian yang digunakan adalah:

a. Metode deskriptif, minimal 10% populasi. Untuk populasi relatif kecil, minimal 20%;

b. Metode deskriptif korelasional, minimal 30 subjek; c. Metode expost facto, minimal 15 subjek per kelompok; d. Metode experimental minimal 15 subjek per kelompok.


(31)

51

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel, maka ditentukan terlebih dahulu peringkat mutu sekolah tersebut. Mutu sekolah dalam penelitian ini dilihat melalui hasil Ujian Nasional masing masing kecamatan. Hasil ujian tersebut nantinya dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata Nilai Ujian Nasional Sekolah Dasar di Kota Cilegon adalah 24,10. Angka 24,10 tersebut dijadikan dasar menentukan mutu sekolah. Hasil Ujian Nasional sekolah yang diperoleh di atas 24,10 dikategorikan sebagai sekolah bermutu dan yang memperoleh nilai sama atau di bawah 24,10 merupakan sekolah yang kurang bermutu. Untuk penyebaran sampel tetap dilakukan sesuai dengan peringkat nilai UN yang diperoleh oleh sekolah-sekolah dasar di Kota Cilegon mulai dari peringkat teratas. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini :

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Kecamatan Nomor Nama Sekolah Jumlah Kepsek

Jumlah Guru Cilegon

(6 SD)

1 SDN Ciwedus I 1 6

2 SDN Ciwedus II 1 5

3 SDN Ketileng I 1 6

4 SDN Ketileng II 1 7

5 SDN Blok I 1 5

6 SDN Ciwaduk 1 7

Jombang (15 SD)

7 SDN Cilegon I 1 6

8 SDN Cilegon II 1 4

9 SDN Cilegon IV 1 6

10 SDN Cilegon V 1 5

11 SDN Cilegon VII 1 5

12 SDN Cilegon IX 1 5

13 SDN Cilegon X 1 7

14 SDN Cilegon XI 1 5

15 SDN Cilegon XII 1 6

16 SDN Blok C 1 6

17 SDN Kubang Laban 1 6


(32)

52

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19 SDN Sukmajaya II 1 5

20 SDN Masigit II 1 4

21 SDN Panggung Rawi 1 3

Pulo Merak (7 SD)

22 SDN Taman Sari III 1 5

23 SDN Taman Sari V 1 3

24 SDN Merak 1 5

25 SDN Mekar Sari 1 5

26 SDN Tembulun 1 7

27 SDN Widiyatama 1 6

28 SDN Gunung Batur 1 6

Kecamatan Nomor Nama Sekolah Jumlah Kepsek

Jumlah Guru Grogol

(6 SD)

29 SDN Tegal Wangi 1 6

30 SDN Bujang Gadung 1 5

31 SDN Ciora 1 7

32 SDN Grogol II 1 7

33 SDN Cikuasa II 1 6

34 SDN Gerem I 1 4

Purwakarta (8 SD)

35 SDN Kebon Dalem 1 6

36 SDN Kubang Kutu I 1 6

37 SDN Purwakarta 1 7

38 SDN Purwakarta I 1 6

39 SDN Simpang Tiga 1 7

40 SDN Kubang Kalak II 1 7

41 SDN Ramanuju 1 6

42 SDN Sumampir 1 6

Ciwandan (6 SD)

43 SDN Tegal Ratu 1 7

44 SDN Jangkar 1 6

45 SDN Ciwandan 1 6

46 SDN Pangabuan 1 6

47 SDN Banjarnegara 1 6

48 SDN Belungbang 1 6

Citangkil (5 SD)

49 SDN Kubang Lesung Kulon 1 6

50 SDN Kubangsepat II 1 6

51 SDN Taman Baru II 1 7

52 SDN Samangraya II 1 8

53 SDN Delingseng 1 7

Cibeber (7 SD)

54 SDN Kedaleman I 1 6

55 SDN Kedaleman IV 1 7

56 SDN Cikerut 1 7

57 SDN Cibeber II 1 6


(33)

53

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59 SDN Bulakan I 1 6

60 SDN Bulakan II 1 6

Jumlah 60 352

Karena sampel penelitian merupakan lembaga sehingga kepala sekolah dan semua guru yang ada pada wilayah populasi dijadikan responden penelitian. Untuk memperoleh data dilakukan dengan menjumlahkan seluruh jawaban guru dan dibagi dengan jumlah guru yang menjadi responden penelitian sehingga diperoleh rata-rata jawaban responden guru. Selanjutnya nilai yang diperoleh responden guru dan nilai yang diperoleh dari responden kepala sekolah dibagi dua, sehingga diperoleh jawaban yang mewakili jawaban sekolah tersebut (lembaga). Hasil jawaban sekolah inilah yang akan mewakili jawaban yang akan diolah menjadi data penelitian selanjutnya. B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005,hlmn105), penelitian kuantitatif adalah:

“Suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa

angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang

ingin kita ketahui.”

Pendekatan atau metode kuantitatif, menurut Sugiyono (2012,hlmn7) disebut juga sebagai metode ilmiah (scientific) karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif didesain secara spesifik, jelas, dan rinci sejak dari awal. Dengan desain yang rinci dan sistematis, langkah-langkah kerja dalam penelitian menjadi lebih jelas.

Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Lebih lanjut, Sugiyono (2012,hlmn7) mengatakan bahwa metode kuantitaif


(34)

54

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan metode tradisional, karena metode kuantitatif sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian.

C. Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti, yang dipelajari dengan teliti sehingga mendapatkan informasi yang diperlukan sampai adanya kesimpulan. Dalam penelitian ini dikemukakan definisi operasional dari masing-masing variabel, sebagai berikut :

1. Mutu sekolah dasar maksudnya adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik sesuai dengan harapan masyarakat terhadap sekolah, dan sekolah selalu melakukan kajian secara terus menerus tentang kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan sehingga menimbulkan rasa puas terhadap jasa pendidikan yang diberikan. Adapun dimensi mutu sekolah adalah sistem yang unggul, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, keefektifan organisasi, dan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Kualitas layanan guru maksudnya adalah kinerja guru dalam melaksanakan tugas profesinya untuk memberikan layanan akademik kepada siswa dengan memperhatikan reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik. Adapun dimensi dari kualitas layanan guru adalah reliabilitas, daya tanggap, jaminan (assurance), empati, dan bukti fisik (tangibles).

3. Kepemimpinan transformasional dimaksudkan sebagai suatu kepemimpinan yang menggambarkan keadaan dimana pemimpin sanggup/mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan membangun komitmen dan kepercayaan terhadap pengikutnya juga


(35)

55

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan agen perubahan yang bertindak sebagai katalisator di dalam organisasinya. Sedangkan dimensi dari kepemimpinan tranformasional adalah sabar, memfasilitasi, mampu mengubah sistem ke arah yang lebih baik (katalisator), dan terjun/memberi contoh.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Pengumpulan Data

Setelah instrumen dinyatakan valid, reliabel, dan normal, maka instrumen telah layak dipakai sebagai alat pengumpul data. Angket disebarkan kepada responden dan dikumpulkan kembali untuk dianalisis. Data kualitatif di jadikan data kuantitatif dengan skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Data yang telah diskor diinterpretasikan sesuai dengan tabel kriteria penilaian persentase skor tanggapan responden (Sugiyono, 2005,hlmn84)

Tabel 3.3.

Kriteria Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden

No Rata-rata Skor Kriteria

1 1,00 – 1,80 Tidak baik/Sangat rendah

2 1,81 – 2,60 Kurang baik/Rendah

3 2,61 – 3,40 Cukup baik/Cukup tinggi

4 3,41 – 4,20 Baik/Tinggi

5 4,21 – 5,00 Sangat baik/Sangat tinggi

Data dikumpulkan dengan kuesioner yang dilakukan melalui penyebaran angket tertulis, berisi pernyataan yang diajukan dengan lima alternatif pilihan jawaban. Responden akan memberikan pernyataan seputar pengalamannya sehubungan dengan kualitas layanan guru, kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan mutu sekolah dasar.


(36)

56

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket tertutup yang berupa pernyataan yang harus dijawab oleh responden guna mendapatkan informasi atau keterangan dengan model Skala Likert. Menurut Riduan, (2010:86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Alternatif jawabannya adalah selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), Jarang (JR) atau tidak pernah (TP).

Instrumen disusun melalui masing masing variabel yang dijabarkan dalam indikator-indikator. Indikator-indikator tersebut dijabarkan lagi dalam bentuk item-item. Dalam item item ini terdapat sejumlah pernyataan yang disusun dengan berpedoman pada teori pada Bab II. Pernyataan-pernyataan inilah yang dijadikan dasar penyusunan angket. Kisi-kisi angket penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut


(37)

57

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 4.

Kisi-Kisi Angket Penelitian

No Variabel Definisi Teoritikal Definisi Operasional Dimensi

1. Kualitas Layanan Guru

a. An expression of people's expecta-tion on schooling, and a reflection of people's need for education (Kam-cheung Wong dan Colin W. Evers)

b. Two concept of quality assurance:

1) Quality assu-rance is about designing qua-lity into the process to at-tempt to ensure that the product is produced to a predetermi-ned specifica-tion.

2) Quality assu-rance is about consistently meeting pro-duct specifi-cation or get-ting things right first time, every time.

(Edward Sallis)

In general, percei-ved service quality is an antecedent to satisfaction. Thus, a proper under-standing of the an-tecedents and de-terminants of cus-tomer satisfaction can be seen as to have an extra-ordinarily high monetary value for service organi-zation in a com-petitive environ-ment. (Hishamuddin Fitri Abu Hasan)

c. Dua definisi jasa:

1) Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian ak-tivitas intang-ible yang bia-

Kualitas Layanan Guru adalah: Kinerja guru dalam melaksankaan tugas profesinya untuk memberikan layanan akademik kepada siswa dengan mem-perhatikan reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik

a. Reliabi-litas b.Daya Tanggap c. Jaminan/

assurance d.Empati e. Bukti Fisik/


(38)

58

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Variabel Definisi Teoritikal Definisi Operasional Dimensi

sanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan kar-yawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.

2) Jasa merupa-kan kinerja yang tidak da-pat dirasakan seperti halnya fisik, maka pelanggan cenderung memperhatikan dan memper-sepsikan fakta–fakta tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas (Yahya Sudarya)

d. Mutu layanan guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan seorang guru saat melaksanakan in-teraksi belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas termasuk bagaimana mem-persiapkannya, yang mampu me-menuhi kebutuhan siswa/pelanggan (meeting the needs of consumers)


(39)

59

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Variabel Definisi Teoritikal Definisi Operasional Dimensi

2. Kepemim-pinan Transfor-masional Kepala Sekolah

a. Transformational leaders, on the other hand, are those who stimu-late and inspire followers to both achieve extra-ordinary outcomes and, in the process, develop their own leadership capaci-ty. Transformatio-nal leaders help followers grow and develop into lea-ders by respon-ding to

individual followers’ needs by empowering them and by aligning the objec-tives and goals of the individual fol-

lowers, the leader, the group, and the larger organization

(Bernard M. Bass dan Ronald E. Riggio)

b. Transformational leaders are proactive, raise the awareness levels of followers about inspirational col-lective interest, and help followers achieve unusually high performance outcomes (Wayne K. Hoy and Cecil G. Miskel)

c. Transformational leadership has been empirically shown to facilitate a leader’s ability to develop a shared vision, foster innovation, and em-power others to achieve higher levels of performance

Kepemimpinan Transformasional adalah:

Suatu kepemimpinan yang menggambarkan keadaan dimana pe-mimpin sanggup/ mampu mentrans-formasikan secara op-timal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan membangun komitmen dan ke-percayaan terhadap pengikutnya juga me-rupakan agen peru-bahan yang bertindak sebagai katalisator di dalam organisasinya.

a. Sabar

b. Memfasilitasi c. Mampu

mengubah sistem ke arah yang lebih baik d. Terjun/

memberi contoh


(40)

60

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Variabel Definisi Teoritikal Definisi Operasional Dimensi

d. (Ricardo S. Morse and Terry F. Buss)

Transformational leadership in edu-cational settings works through in-spiring the school work-force to build a sense of efficacy which

leads to im-proved student out-comes. (Farraj Al-saeedi and Trevor Male)

e. Transformational leaders are able to identify and articulate a school vision, motivate others through example, support a culture of intellectual stimulation, and provide support and development to individual staff members


(41)

61

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Variabel Definisi Teoritikal Definisi Operasional Dimensi

3. Mutu Sekolah Dasar

a. Two concept of quality:

1) The first is concerned with measuring up and ensuring conformity to a predetermined specification. Quality is de-monstrated by a

producer ha-ving a system, known as a qu-ality assurance system, that supports the consistent pro-duction of the good or service to a particular standard or specification 2) The procedural concept places considerable

emphasis on working to de-fined systems and procedures

a. (Edward Sallis) Kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

b. (Yahya Sudarya) Derajat keunggul-an dalam pengelo-laan pendidikan secara efektif dan

efisien untuk melahirkan ke-unggulan akade-mik dan ekstra-kurikuler pada pe-serta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembela-jaran tertentu (Sri Minarti)

a. Gambaran dan ka-rakteristik menye-luruh jasa pelayan-an pendidikan se-cara internal mau-pun eksternal yang menunjukkan

ke-Mutu Sekolah adalah: Derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk

melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik sesuai dengan harapan masyarakat terhadap sekolah, dan sekolah selalu melakukan kajian secara terus menerus tentang ke-butuhan masyarakat terhadap pendidikan sehingga menimbul-kan rasa puas terhadap jasa pendidikan yang diberikan

a. Sistem yang unggul b. Kepemimpin-an kepala sekolah yang kuat c. Keefektifan organisasi d. Pembelajaran yang menye-nangkan


(42)

62

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampuannya me-muaskan kebutuh-an yang diharap-kan atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output pendidikan. (Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd) Derajat keunggul-an dalam penge-lolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk me-lahirkan kenggulan akademik dan ekstrakurikuler pa-da peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesai-kan program pem-belajaran tertentu (Umiarso dan Imam Gojali)

b. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang seluruh komponen-nya memiliki per-syaratan dan ke-tentuan yang di-inginkan pelang-gan dan menimbul-kan kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik jika pendidikan terse-but dapat menyaji-kan jasa yang sesuai dengan ke-butuhan para pe-langgannya (Engkoswara dan Aan Komariah)


(43)

62

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis ini menggunakan analisis regresi dan korelasi.

Pengolahan atau analisis data merupakan tahapan yang penting dalam penelitian, karena data yang telah diolah tersebut dapat dijadikan dasar untuk membuat generalisasi atau kesimpulan dari berbagai masalah yang diteliti. Pengolahan data ini bertujuan untuk menafsirkan data yang bersifat kuantitatif menjadi kualitatif.

Pengolahan data ini dilakukan setelah instrumen melalui uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya instrumen yang sudah layak disebarkan kepada responden yang kemudian dikumpulkan kembali dan diolah setelah melalui proses seleksi dan klasifikasi data instrumen dari responden.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Setelah angket terkumpul secara lengkap, peneliti memeriksa kembali jumlahnya, fisiknya dan kelengkapan pengisiannya. Angket yang belum lengkap, dipisahkan dan ditindak lanjuti melalui telepon untuk pengisian kekurangannya.

2. Upaya kodifikasi dilakukan pada masing-masing kuesioner yang masuk, dengan demikian terjadi pengelompokan responden sesuai dengan tujuan penelitian serta memudahkan pelacakan kembali, apabila dibutuhkan.

3. Memberi nilai untuk setiap responden menurut ukuran yang sudah ditetapkan, sehingga diperoleh nilai tiap-tiap responden

4. Dilakukan tabulasi data untuk menghitung setiap item dan selanjutnya data mentah ditransformasikan ke data interval.

5. Menyajikan data dalam bentuk tabel atau dengan deskripsi data agar permasalahan penelitian tergambarkan secara jelas.


(44)

63

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

2 2

1 2 1 1 1 1

)

(

)

(

)

)(

(

)

(

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

R

x y

6. Dilakukan uji hipotesis untuk memperoleh kesimpulan final 7. Penghitungan hipotesis menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Untuk mencari hubungan atau pengaruh antar variabel tunggal digunakan rumus Korelasi Pearson Product (PPM). Rumus itu dapat digunakan apabila (1) data yang dipilih secara acak (random), (2) datanya berdistribusi normal, (3) data yang dihubungkan berpola linier, dan (4) data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan, 2010:136). Data dalam penelitian ini memenuhi syarat, sehingga rumus PPM dapat digunakan. Rumus PPM tersebut adalah :

b. Memberi arti untuk tingkat hubungan antar dua variabel dengan interpretasi koefisien korelasi dalam Riduan (2010,hlmn136) sebagai berikut :

Tabel. 3.5.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000

0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat kuat Kuat Cukup kuat

Rendah Sangat rendah


(45)

64

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1

1

)

)(

)(

(

2

x x y x x

r

x

rx

y

rx

y

rx

y

x

r

y

x

r

R

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut. 2 100%

x r

KP , dimana KP adalah nilai koefisien diterminasi dan r adalah nilai koefisien korelasi

c. Untuk menentukan kebermaknaan hubungan variabel X dan variabel Y dilakukan uji signifikansi dalam Riduwan, 2010,hlmn137) yaitu :

2

2

r

n

n

r

t

hitung

,

dimana t hitung adalah nilai t, r adalah nilai koefisien korelasi dan n adalah jumlah sampel.

d. Untuk menghitung nilai korelasi (antara X1 dan X2 terhadap Y) digunakan rumus korelasi ganda (Riduwan, 2010,hlmn140) yaitu :

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda, maka perlu dicari F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel yaitu:

1

)

1

(

2 2

k

n

R

k

R

F

hitung


(46)

65

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

2 1

1

x

b

x

b

a

dimana F hitung adalah nilai F yang dihitung, R adalah nilai koefisien korelasi ganda, k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel.

Untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas digunakan rumus Regresi Ganda yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:154) yaitu:


(47)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 102

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Mutu sekolah dasar di Kota Cilegon berada pada kategori tinggi ditelaah pada aspek sistem yang unggul, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, keefektifan organisasi, dan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Kualitas layanan guru sekolah dasar di Kota Cilegon berada pada kategori tinggi yang ditelaah melalui aspek reliabelitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik.

3. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dasar di Kota Cilegon berada pada kategori tinggi ditelaah melalui kesabaran, fasilitas, perubahan sistem yang baik, dan memperikan contoh.

4. Kualitas layanan guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah dasar di Kota Cilegon dengan hasil korelasi sangat kuat.

5. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah dasar di Kota Cilegon dengan hasil korelasi cukup kuat.

6. Kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah dasar di Kota Cilegon dengan hasil korelasi sangat kuat.

B.Rekomendasi

Dengan melihat hasil penelitian, maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :


(48)

103

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mutu sekolah dasar diukur melalui sistem yang unggul, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, keefektifan organisasi, dan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan hendaknya menjadi perhatian bagi sekolah karena terbukti menjadi skor terendah dari hasil jawaban responden kepala sekolah dan responden guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan guru melalui upaya persiapan pembelajaran yang matang. Guru mempersiapkan sistem pembelajaran yang matang dengan perencanaan yang kuat baik pada aspek materi ajar maupun pada aspek penyiapan media yang relevan dengan pembelajarn tersebut. Penggunaan media pembelajaran yang baik akan mendukung hasil pembelajaran yang lebih baik juga, oleh karena itu guru mutlak harus menggunakan metode dan media pembelajaran yang beragam dalam setiap proses pembelajaran di sekolah.

2. Kualitas layanan guru diukur melalui reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik. Bukti fisik dan reliabelitas hendaknya menjadi perhatian yang lebih besar karena terbukti mendapatkan skor terendah dari jawaban responden kepala sekolah dan jawaban responden guru. Bukti fisik merupakan bagian dari pertanggung jawaban terhadap suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Kepala sekolah harus mengarsipkan semua bentuk kegiatan sekolah yang telah dilaksanakan dan dapat menjadi pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat dipertanggung jawabkan baik secara moril maupun secara personil. Bukti fisik juga berguna sebagai acuan program dan pelaksanaan kegiatan pada masa berikutnya.

3. Kepemimpinan transformasional sekolah dasar diukur melalui kesabaran, fasilitas, perubahan sistem yang baik, dan memperikan contoh. Memberi contoh hendaknya menjadi perhatian yang lebih oleh sekolah karena terbukti memperoleh hasil terendah baik skor jawaban responden kepala sekolah maupun jawaban responden guru. Kunci utama kepemimpinan


(1)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah kemampuan mempengaruhi. Kegiatan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dilakukan kepala sekolah melalui seni memimpin yang kepala sekolah miliki pada dirinya. Seni kepemimpinan tersebut salah satunya dilakukan melalui memberi contoh. Pimpinan bertindak dengan baik sehingga dapat dicontoh dan diteladani oleh personil sekolah tanpa harus memberikan perintah terhadap personil tersebut.

4. Pengaruh Kualitas layanan guru dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar hendaknya dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dasar. Mutu sekolah dasar dapat diukur baik melalui proses pendidikan itu sendiri maupun hasil belajar siswa. Mutu proses diukur melalui sejauhmana peserta didik dapat beradaftasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya melalui bantuan proses pendidikan yang peserta didik dapatkan sehingga proses pendewasaan peserta didik sebagai tujuan dapat dilakukan. Mutu sekolah juga dilihat melalui hasil akhir prestasi belajar peserta didik sehingga peserta didik tersebut siap untuk mengikuti proses pendidikan pada jenjang berikutnya sesuai dengan yang dipersyaratkan.

5. Penelitian ini hanya meneliti dua variabel yang mempengaruhi mutu sekolah dasar sementara itu masih banyak faktor lain yang juga ikut mempengaruhi mutu sekolah dasar tersebut. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melengkapi kekurangan penelitian ini.


(2)

105

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon


(3)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

105

DAFTAR PUSTAKA

Abu Hasan H. F. (2008). “Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at Private Higher Education Institutions”. Journal of International Business Research. 1, (3), 162-175

Alsaeedi F. and Male T. (2013). “Transformational Leadership and Globalization: Attitudes of School Principals in Kuwait”. Journal of Educational Management Administration & Leadership. 41, (5), 640–657

Agus S. B. dan Muhith A. (2013). Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Bahar M. (2011). “Analisis Mutu Kinerja Guru”. Jurnal Administrasi Pendidikan.

2, (12), 145-162

Bass, Bernard M., and Avolio. (2007). Transformational Leadership andOrganizational Culture. PAQ: Spring

Bass and Riggio. (2006). Transformational Leadership. Second Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Czismadia G. T. (2003). Quality Management in Hungarian Higher Education. Organisational Responses to Governmental Policies. Netherland: AE Enscede

Danim S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Biokrasi ke Lembaga Akademik. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Danim S. (2010). Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta

Danim S. dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta

Doherty G. (2005). Developing Quality Systems in Education. London and New York: Routledge

Engkoswara dan Komariah A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Hidayat. (2011). Pengaruh Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran. Tesis pada SPs UPI Bandung tidak diterbitkan.


(4)

106

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hoy K. Wayne dan Miskel. G Cecil. (2008). Educational Administration. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc

Huang J. (2013). “The effects of transformational leadership on the distinct aspects development of Social Identify”. Journal of Group Processes and Intergroup Relations. 16, (1), 87-104

Jeffrey B. and Woods P. (2003). The Creative School A Framework for Success, Quality, and Effectiveness. London: RoutledgeFalmer 11 New Fetter Lane Khasawneh S., Omari A., and Abu-Tineh A.M. (2012). “The Relationship

between Transformational Leadership and Organizational Commitment: The Case for Vocational Teachers in Jordan”. Journal of Educational Management Administration & Leadership. 40, (4), 494–508

Lidinillah M. (2008). “Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Dasar. 10, 1-5

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Masaong A. K. dan Tilomi A. A. (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Bandung: Alfabeta

Masaong, A. K. dan Tilomi, AA. (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang. Bandung: Alpabeta

Minarti, Sri. (2011). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Morse S. R. and Buss F. T. (2007). Transforming Public Leadership for the 21st Century. Transformational Trends in Governence and Democrazy. London: National Academy of Public Administration

Mulyasa E. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa E. (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Mustadji. (2007). Kontribusi Layanan Akademik dan Prospek Pengembangan Karier terhadap Motivasi Belajar. Tesis pada SPs UPI Bandung tidak diterbitkan

Nur Aedi. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama


(5)

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Parasuraman A., Zeithaml V. A., and Berry L. L. (1994) . “A Conseptual Model of Service Quality and It’s for Future Research”. Journal of Marketing. 49, 41-50

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Permadi D. dan arifin D. (2010). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Cetakan Kedua. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa

Pollit C. (2009). “Editorial: public service quality -- between everything and nothing?”. Journal International Review of Administrative Sciences. 75, (3), 379-382

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Rivai Veithzal dan Murni Sylviana. (2009). Education Management, Analisis Teori dan Praktek. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Rivai Veithzal dan Mulyadi, D. (2011). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Robert V. (2001). “Global Trends in Tertiary Education Quality Assurance: Implications for the Anglophone Caribbean.” Journal of Educational Management Admininstration and Leadership. 29, (4), 425–440

Rohmat. (2010). Kepemimpinan Pendidikan, Konsep dan Aplikasi. Purwokerto: STAIN Press

Rusman. (2011). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sagala S. (2010). “Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”.

Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta

Sallis E. (2002). Total Quality Management in Education Third Edition. Jogjakarta: Ircisod

Shatzer H. R. et al. (2013). “Comparing the effects of instructional and transformational leadership on student achievement: Implications for practice.” Journal of Educational Management Admininstration and Leadership. 1-15


(6)

108

Susilawati, 2014

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarya Y. (2007). “Service Quality Satisfaction dalam Layanan Pendidikan: Kajian Teoretis” Jurnal Pendidikan Dasar. 8 Oktober

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardan D. (2010). Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Muut Pengajaran di era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta

Suharsaputra U. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama Teeroveengadum V., Kamalanabhan, and Seebaluck A. (2010). “Service Quality

in the Education Sector Moving towards a Holistic and Transformative Approach.” International Research Symposium in Service Management. Tjiptono, F. (2005). Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: CV. Andi

Offset

Townsend T. (2003). Restructuring and Quality: Issues for Tomorrow’s Schools. London and New York: Routledge

Umiarso dan Gojali, I. (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD

Wallace J. (2003). Leadership and Proffesional Development in Science Education New Possibilities for Enhancing Teacher Learning. London and New York: Routledge Farmer

Wong K. and Colin W. E. (2002). Leadership for Quality Schooling International Perspective. London: Routledge Falmer 11 New Fetter Lane

Worzbyt C. J. (2003). Elementary School Counseling. A Commitment to Caring and Community Building. Second Edition. New York and Hove: Brunner-Routledge

Yukl, G. (2005). Kepemimpinan dalam Organisasi. New Jersey. Prentice-Hall, Inc


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DAN BUDAYA MUTU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANJARSARI.

0 0 9

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CICALENGKA.

0 6 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON.

4 13 68

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

0 0 74

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN.

1 7 43

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMP NEGERI DAN SWASTA WILAYAH KOTA BANDUNG.

0 1 93

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMPN KOTA BANDUNG.

0 0 62

PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON - repository UPI T ADP 1204786 Title

0 0 3

PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON - repository UPI T ADP 1204797 Title

0 0 3