MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN PADA ACARA PESONA BUDAYA SUMATERA UTARA 2013.

(1)

MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN PADA ACARA

PESONA BUDAYA SUMATERA UTARA 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RAHMAT ELIESER HASUGIAN NIM.071222510101

JURUSAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2014

Rahmat Elieser Hasugian NIM. 071222510101


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh : Rahmat Elieser Hasugian NIM. 071222510101 Jurusan Sendratasik,

Program Studi Pendidikan Seni Musik S-1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Medan, April 2014

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Lamhot Basani Sihombing, M.Pd Panji Suroso, M.Si


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh Rahmat Elieser Hasugian, NIM. 071222510101 Jenjang Studi S-1 Jurusan Sendratasik,

Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian Medan, April 2014 Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum NIP 19641207 199103 2 002

Sekretaris,

Dra. Tuti Rahayu, M. Si NIP.19661201 199303 2 002


(5)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, April 2014

Tim Penguji

Nama Tanda Tangan

1. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd NIP. 19710526 200112 1 003

2. Panji Suroso, M.Si

NIP. 19741230 200604 1 002

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd NIP. 19710607 200502 2 001

4. Danny Ivanno Ritonga, M.Pd NIP.19780222 200502 1 004


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Anugrah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera Utara 2013”. Penulis menyadari masih banyak kendala dan rintangan dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan bimbingan, saran, dan kritikan kepada penulis selama penyusunan Skripsi.

5. Lamhot Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang juga telah banyak memberikan arahan bimbingan, saran dan kritikan kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini selesai.

6. Bapak dan ibu Dosen Sendratasik yang telah banyak memberikan motivasi dan arahan selama proses perkuliahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pdt. P. Hasugian dan Ibunda Alm. D.Silitonga yang selalu memberikan doa, motivasi, dorongan, bantuan moril dan materi sampai proses perkuliahan ini selesai.


(7)

iii

8. Kakak-kakak dan adik saya ( Lidia, Hiskia, Silsa, Rode ) yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

9. Prof. Sorimangaraja Sitanggang, Frengky Sianturi, Dedi Sanjaya, Pahala Silalahi, Aditya Manalu sebagai narasumber penulis untuk memberikan keterangan mengenai Sistem Manajemen Pagelaran Pesona Budaya Sumatera Utara.

10. Sahabat-sahabat Anak Gudang ( Likkit, Ibonk, Ebo, Tison, David, Ventus ) yang banyak mendukung selama proses penyusunan skripsi ini.

11. Terima kasih kepada sipendek Monica Soarez yang banyak mendukung selama proses penyusunan skripsi ini.

12. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2007 di Seni Musik terkhusus Apara ku Zai Kalmeiyer, Nwel Sinaga, Yohanez Simbolon yang sudah banyak membantu.

13. Teman-teman kos pelita (Jack Treble, Rena Sinambela, Embun, Duncen)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan motivasi sehingga Skripsi ini bisa selesai dengan baik.

Medan, April 2014 Penulis


(8)

ABSTRAK

RAHMAT ELIESER HASUGIAN, NIM. 071222510101. Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen yang digunakan pada pagelaran seni Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya dan alternatif apa yang harus diambil.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu manajemen seni pertunjukan, seni, pertunjukan seni dan teori kebudayaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang meliputi beberapa aspek: Pengamatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Medan, tepatnya di kantor Ratu Pro Indonesia, yang beralamat di Villa Gading Mas Block. G no. 17 Marindal. Waktu Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni 2013 hingga Agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh panitia, pengisi acara, penonton yang terlibat dalam pertunjukan Pagelaran Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah panitia inti yaitu: ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris, dan pimpinan event organizer Ratu pro Indonesia.

Setelah keseluruhan data terkumpul, kemudian dianalisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dideskripsikan secara bertahap dalam bentuk tulisan, kemudian diklasifikasikan sesuai isi atau materi data tersebut. Setelah analisis dilakukan, ditemukan hasil bahwa sistem manajemen pada pagelaran pesona budaya sumatera utara 2013 dapat dikontruksikan yaitu proses kegiatan pertunjukan meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Kendala yang dihadapi meliputi keterbatasan waktu, dana, kutipan-kutipan dana gelap dari OKP setempat, publikasi dan perizinan.


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang terbentuk dari satu kesatuan masyarakat. Adanya kebudayaan dikarenakan adanya dukungan masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dan pondasi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, suatu kebudayaan juga dapat terbentuk karena adanya akal sehat manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan diwujudkan kedalam suatu hasil karya. Kesenian merupakan salah satu produk budaya yang dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas dari masyarakat. Kesenian merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan. Jadi, kesenian adalah aktifitas dari masyarakat itu sendiri yang hidup dan berkembang. Dengan kata lain, seni dapat diartikan segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia. Dengan demikian masyarakat memegang peranan penting dalam penyangga kebudayaan, salah satunya seperti masyarakat yang ada di Sumatera Utara.

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah Provinsi Indonesia yang kaya dengan budaya adat-istiadat dan keindahan alamnya. Di Provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa suku yang mendiami provinsi tersebut diantaranya adalah Suku Melayu,Suku Nias, Suku Batak Toba, Suku Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Suku Tapanuli Selatan yang terdiri dari Suku Sipirok, Suku Angkola,


(10)

2

Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga pendatang seperti Suku Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa kebudayaan serta adat-istiadatnya masing-masing. Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara khususnya dalam bidang seni pertunjukan. Kekayaan budaya Sumatera Utara dapat dilihat dalam berbagai atraksi pertunjukan seperti yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusuk Buhit Sakti yang dipimpin oleh Prof. M. Sorimangaraja Sitanggang. Yayasan Pusuk Buhit Sakti yang bekerjasama dengan event organizer Ratu Pro Indonesia menggelar suatu pertunjukan seni “Pesona Budaya Sumatera utara” yang diselenggarakan di Gedung Pardede Hall.

Di dalam setiap pementasannya suatu pertunjukan selalu membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton. Misi atau pesan itu dapat bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya. Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni pertunjukan secara umum mempunyai empat fungsi, yaitu: fungsi ritual, fungsi pendidikan sebagai media tuntunan, fungsi/media penerangan atau kritik sosial dan fungsi hiburan atau tontonan. Sebagai media tontonan seni pertunjukan harus dapat menghibur penonton, menghilangkan stress dan menyenangkan hati. Sebagai tontonan atau hiburan seni pertunjukan ini biasanya tidak ada kaitannya dengan upacara ritual. Pertunjukan ini diadakan bertujuan untuk menciptakan rasa nasionalis masyarakat


(11)

3

Sumatera Utara secara khusus dalam bidang budaya serta mengangkat prestasi Sumatera utara di bidang pariwisata.

Dalam mementaskan suatu pertunjukan seni banyak hal yang mesti dipertimbangkan, bisa saja dalam mementaskan pertunjukan tersebut dikaitkan dengan situasi budaya karakter hidup umumnya disuatu daerah tertentu. Dalam berbagai pementasan pertunjukan seni haruslah mempertimbangkan berbagai hal sehingga pementasan pertunjukan seni yang diselenggarakan mampu memberi inspirasi seni yang menggugah hati orang-orang yang menyaksikan pertunjukan tersebut. Pertunjukan juga membutuhkan daya cipta yang kuat. Dan kreatifitas yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar pertunjukan yang dilakukan dapat diseimbangkan antara tujuan pertunjukan dengan kondisi yang terjadi. Kreatifitas setiap orang sangatlah berbeda-beda sehingga didalam melakukan kegiatan ini membutuhkan banyak orang, banyak pertunjukan seni terasa membosankan karena tampilan maupun desaign pertunjukan tidak memberikan kesejukan bagi yang melihatnya.

Oleh karenanya perlu dilakukan suatu rancangan yang baik atau yang biasa disebut dengan manajemen. Manajemen dalam suatu pertunjukan adalah merupakan suatu rangkaian proses kerja kreatif seorang sutradara dan pimpinan produksi sebagai penanggung jawab kegiatan pertunjukan agar pertunjukan bisa berjalan lancar, efektif dan efisien. Rangkaian proses kerja kreatif dalam proses kerja seni pertunjukan meliputi: kegiatan merencanakan, mengorganisir, menggerakkan, mengarahkan serta mengawasi jalannya kegiatan.


(12)

4

Untuk itu bagi seorang sutradara dan pimpinan produksi, memahami akan berbagai gaya kepemimpinan menjadi penting dalam kerja seni pertunjukan. Dengan memahami berbagai gaya kepemimpinan ia akan bisa memilih gaya kepemimpinan mana yang sekiranya cocok dengan seni pertunjukan. Selain itu mereka tentunya juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal keterampilan, wawasan berkesenian serta tanggung jawab dalam hal kekaryaan. Dalam sebuah produksi seni pertunjukan, setiap personal yang terlibat dalam kegiatan produksi diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide dan kreatifitas mereka semaksimal mungkin dalam rangka terwujudnya keberhasilan produksi atau pementasan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik menyusun penelitian yang berjudul

Manajemen Seni Pertunjukkan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera Utara 2013”.


(13)

5

B. Indentifikasi Masalah

Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian.

Tujuan identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasi menjadi beberapa diantaranya:

1. Bagaimanakah sistem manajemen dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?

2. Faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya selama proses dari perencanaan sampai pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?

3. Bagaimanakah antusias masyarakat Sumatera Utara terhadap pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?

4. Bagaimanakah dukungan Dinas Pariwisata Sumatera Utara terhadap pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?


(14)

6

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian.

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa:

Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sistem manajemen panitia pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?

2. Faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya selama proses dari perencanaan sampai pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?


(15)

7

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan dengan baik, hal ini sejalan dengan pendapat sugiyono (2007:35) menyatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada penelitian.”

Dalam suatu pementasan ataupun pertunjukan diperlukan suatu perencanaan yang baik, mulai dari proses pemilihan kepanitiaan, perencanaan pertunjukan, sistem manajemen sampai dengan pelaksanaan pertunjukan, agar kegiatan pertunjukan berjalan dengan lancar. Faktor-faktor yang menjadi penghambat selama proses pertunjukan dipikirkan bersama dan dicarikan solusinya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menyusun sebuah penelitian dengan judul,

Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera utara 2013.”


(16)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan senantiasa berorientasi kepada tujuan. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.

2. Untuk mengetahui faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dirampungkan, penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan kedalam karya tulis dalam bentuk skripsi.

2. Sebagai bahan referensi mahasiswa unimed tentang manajemen seni pertunjukan.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

4. Sebagai reverensi untuk menjadi acuan yang relevan dikemudian hari. 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik Unimed.


(17)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem manajemen pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara meliputi: perencanaan, pengoganisasian, pelaksanaan dan pengawasan: a. Proses perencanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013

meliputi: Membentuk kepanitiaan, penyusunan anggaran biaya, penyusunan proposal, menentukan venue atau lokasi pertunjukan, pengisi acara, dan seluruh atribut pendukung lainnya, menindaklanjuti proposal yang sudah ditawarkan, melakukan publikasi, mengadakan kontrak kepada semua pihak.

b. Pengorganisasian pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara meliputi: project officer, field Officer, talent officer, show director, art director, stage manager, sound Engineer, lightingman, security, runner, dan client officer.

c. Proses pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013 diawali dengan proses audisi lomba yang diadakan di Obay Coffe yang dilaksanakan pada tanggal 21-24 juni. Grand final dilaksanakan pada tanggal 25 juni dipelataran parkiran gedung Pardede Hall. Persiapan pertunjukan dilaksanakan 3 hari sebelum pertunjukan yang diawali dengan persiapan property panggung, sound system, lighting, GR, dan


(18)

55

pembenahan gedung pertunjukan. Rangkaian acara diawali dengan penyambutan bapak Gubernur Sumatera Utara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan sekaligus membuka acara pagelaran. pagelaran dilanjutkan dengan pagelaran lintas budaya Sumatera utara, pembagian hadiah juara lomba dan diakhiri dengan penampilan dari artis ibukota. d. Pengawasan dilakukan langsung oleh project officer yang bertugas

mengawasi kinerja tiap-tiap kepala fungsi, ini dilakukan sebelum pertunjukan, selama pertunjukan berlangsung dan setelah pertunjukan.

2. Kendala-kendala yang dihadapi selama proses pertunjukan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan pertunjukan yaitu: Keterbatasan Waktu, dana, kutipan-kutipan dana gelap dari OKP setempat, publikasi, segala bentuk perizinan yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Cara mengatasi kendala yang dihadapi yaitu: membuat time schedule dan story board pertunjukan, memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci, melakukan kordinasi kepada pihak-pihak yang berurusan dengan hal publikasi, dan mempersiapkan surat-surat perizinan yang dibutuhkan dalam pertunjukan.


(19)

56

B. Saran

1. Sudah bukan merupakan persoalan lagi bagi masyarakat pada umumnya dan bagi masyarakat seni khususnya, bahwa seni pertunjukan saat ini telah dikomersialkan. Pertunjukan yang digelar lebih mengutamakan nilai jual dari pada kualitas atau seninya. Diharapkan setiap pertunjukan yang digelar sebaiknya nilai jual dengan kualitasnya haruslah sebanding.

2. Kebanyakan pertunjukan yang digelar saat ini lebih menampilkan pertunjukan modern sehingga pertunjukan tradisional atau pertunjukan budaya semakin lama semakin menghilang. Untuk itu perlu ditingkatkan kembali pertunjukan tradisional Indonesia yang perlahan mulai menghilang agar kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun kepada bangsa kita hingga saat ini tetap ada dan dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Selain itu kebudayaan Indonesia merupakan sumber pendapatan Negara yang cukup besar dalam bidang pariwisata.

3. Perlu adanya bimbingan ataupun pengarahan kepada organisasi-organisasi baru yang bergerak dibidang seni pertunjukan, bagaimana mengolah suatu pertunjukan yang baik dengan sistem manajemen yang terarah. Sebab dengan manajemen yang baik secara otomatis akan menunjang keberhasilan pertunjukan yang baik dan berkualitas.


(20)

57

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan Basri, M. 2000. Pengelolaan Organisasi Seni pertunjukan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Manalu, Aditya Bratayuda. 2012. Keberadaan Event Organizer Procom Sebagai Promotor Konser Musik di Kota Medan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Natoradjo, Sulyus. 2011. Dasar-dasar Event Management. Jakarta: Gramedia Permas, Achsan. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM. Sudjana. 2007. Pengelolahan Acara. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutiyono. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta sebagai Penanggulangan Krisis Pariwisata Budaya. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya : Dara Publika. 2010

Yenita. 2012. Pembinaan Tari Tradisional Minangkabau Sanggar Sofyani di Padang. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Jakarta.

http://hafizhfairuzyazid.wordpress.com/2012/07/31/manajemen-pertunjukan/ http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_V_MANAJEMEN_PRODUKSI_TARI_R AHMIDA

http://shadowblog111.blogspot.com/2012/04/seni-pertunjukan-indonesia.html http://cabiklunik.blogspot.com/2008/11/menyoal-manajemen-seni


(1)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan dengan baik, hal ini sejalan dengan pendapat sugiyono (2007:35) menyatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada penelitian.”

Dalam suatu pementasan ataupun pertunjukan diperlukan suatu perencanaan yang baik, mulai dari proses pemilihan kepanitiaan, perencanaan pertunjukan, sistem manajemen sampai dengan pelaksanaan pertunjukan, agar kegiatan pertunjukan berjalan dengan lancar. Faktor-faktor yang menjadi penghambat selama proses pertunjukan dipikirkan bersama dan dicarikan solusinya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menyusun sebuah penelitian dengan judul,

“Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera utara


(2)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan senantiasa berorientasi kepada tujuan. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.

2. Untuk mengetahui faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dirampungkan, penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan kedalam karya tulis dalam bentuk skripsi.

2. Sebagai bahan referensi mahasiswa unimed tentang manajemen seni pertunjukan.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

4. Sebagai reverensi untuk menjadi acuan yang relevan dikemudian hari. 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik Unimed.


(3)

54

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem manajemen pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara meliputi: perencanaan, pengoganisasian, pelaksanaan dan pengawasan: a. Proses perencanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013

meliputi: Membentuk kepanitiaan, penyusunan anggaran biaya, penyusunan proposal, menentukan venue atau lokasi pertunjukan, pengisi acara, dan seluruh atribut pendukung lainnya, menindaklanjuti proposal yang sudah ditawarkan, melakukan publikasi, mengadakan kontrak kepada semua pihak.

b. Pengorganisasian pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara meliputi: project officer, field Officer, talent officer, show director, art director, stage manager, sound Engineer, lightingman, security, runner, dan client officer.

c. Proses pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013 diawali dengan proses audisi lomba yang diadakan di Obay Coffe yang dilaksanakan pada tanggal 21-24 juni. Grand final dilaksanakan pada tanggal 25 juni dipelataran parkiran gedung Pardede Hall. Persiapan pertunjukan dilaksanakan 3 hari sebelum pertunjukan yang diawali dengan persiapan property panggung, sound system, lighting, GR, dan


(4)

55

pembenahan gedung pertunjukan. Rangkaian acara diawali dengan penyambutan bapak Gubernur Sumatera Utara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan sekaligus membuka acara pagelaran. pagelaran dilanjutkan dengan pagelaran lintas budaya Sumatera utara, pembagian hadiah juara lomba dan diakhiri dengan penampilan dari artis ibukota. d. Pengawasan dilakukan langsung oleh project officer yang bertugas

mengawasi kinerja tiap-tiap kepala fungsi, ini dilakukan sebelum pertunjukan, selama pertunjukan berlangsung dan setelah pertunjukan.

2. Kendala-kendala yang dihadapi selama proses pertunjukan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan pertunjukan yaitu: Keterbatasan Waktu, dana, kutipan-kutipan dana gelap dari OKP setempat, publikasi, segala bentuk perizinan yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Cara mengatasi kendala yang dihadapi yaitu: membuat time schedule dan story board pertunjukan, memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci, melakukan kordinasi kepada pihak-pihak yang berurusan dengan hal publikasi, dan mempersiapkan surat-surat perizinan yang dibutuhkan dalam pertunjukan.


(5)

1. Sudah bukan merupakan persoalan lagi bagi masyarakat pada umumnya dan bagi masyarakat seni khususnya, bahwa seni pertunjukan saat ini telah dikomersialkan. Pertunjukan yang digelar lebih mengutamakan nilai jual dari pada kualitas atau seninya. Diharapkan setiap pertunjukan yang digelar sebaiknya nilai jual dengan kualitasnya haruslah sebanding.

2. Kebanyakan pertunjukan yang digelar saat ini lebih menampilkan pertunjukan modern sehingga pertunjukan tradisional atau pertunjukan budaya semakin lama semakin menghilang. Untuk itu perlu ditingkatkan kembali pertunjukan tradisional Indonesia yang perlahan mulai menghilang agar kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun kepada bangsa kita hingga saat ini tetap ada dan dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Selain itu kebudayaan Indonesia merupakan sumber pendapatan Negara yang cukup besar dalam bidang pariwisata.

3. Perlu adanya bimbingan ataupun pengarahan kepada organisasi-organisasi baru yang bergerak dibidang seni pertunjukan, bagaimana mengolah suatu pertunjukan yang baik dengan sistem manajemen yang terarah. Sebab dengan manajemen yang baik secara otomatis akan menunjang keberhasilan pertunjukan yang baik dan berkualitas.


(6)

57

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan Basri, M. 2000. Pengelolaan Organisasi Seni pertunjukan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Manalu, Aditya Bratayuda. 2012. Keberadaan Event Organizer Procom Sebagai Promotor Konser Musik di Kota Medan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Natoradjo, Sulyus. 2011. Dasar-dasar Event Management. Jakarta: Gramedia Permas, Achsan. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM. Sudjana. 2007. Pengelolahan Acara. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutiyono. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta sebagai Penanggulangan Krisis Pariwisata Budaya. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya : Dara Publika. 2010

Yenita. 2012. Pembinaan Tari Tradisional Minangkabau Sanggar Sofyani di Padang. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Jakarta.

http://hafizhfairuzyazid.wordpress.com/2012/07/31/manajemen-pertunjukan/ http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_V_MANAJEMEN_PRODUKSI_TARI_R AHMIDA

http://shadowblog111.blogspot.com/2012/04/seni-pertunjukan-indonesia.html http://cabiklunik.blogspot.com/2008/11/menyoal-manajemen-seni