Sumatera Incidental Music Di Taman Budaya Sumatera Utara: Deskripsi Pengelolaan, Pertunjukan, dan Struktur Musik.

(1)

SUMATERA INCIDENTAL MUSIC DI TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA: DESKRIPSI PENGELOLAAN, PERTUNJUKAN, DAN

STRUKTUR MUSIK Skripsi

Dikerjakan Oleh: Jefri Hutagalung

060707018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN 2011


(2)

ABSTRAKSI

Group musik Sumatera Incidental Music adalah salah satu grup musik yang menyajikan musik etnik dalam setiap pertunjukannya. Grup ini di ketuai oleh Hendri Perangin Angin dan bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara. Pada awalnya Sumatera Incidental Music dibentuk oleh Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat. Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat mempunyai visi dan pemikiran yang sama untuk membentuk sebuah grup musik pada tahun 2000. Sehingga pada tanggal 8 april tahun 2000 terbentuklah Sumatera Incidental Music.

Grup musik ini adalah grup musik yang menampilkan musik etnis disetiap pertunjukannya. Grup ini menggarap musik etnik menjadi musik kontemporer dengan tujuan untuk di pertontonkan atau untuk sebuah seni pertunjukan. Pada umumnya Sumatera Incidental Music biasanya mempertunjukan musik etnik yang ada di Sumatera utara. Group musik ini juga kerap mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan dan juga sering dikolaburasi dengan teater. Tapi tidak jarang pula Sumatera Incidental Music menampilkan musik instrumental tanpa di kolaburasi dengan tari.

Walaupun bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi tidak ada hubungan yang mengikat antara Sumatera Incidental Music dan pemerintah. Tetapi pemerintah kota Medan sering meminta Sumatera Incidental Music untuk tampil di kegiatan yang menjadi program pemerintah kota Medan. Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap Sumatera Incidental Music dan juga sanggar-sanggar yang terdapat di Taman Budaya Sumatera Utara dengan memfasilitasi gedung sebagai tempat sekretariat dan juga sebagai tempat latihan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Sumatera Incidental Music Di Taman Budaya Sumatera Utara: Deskripsi Pengelolaan, Pertunjukan, dan Struktur Musik ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Takari, M. Hum, sebagai Ketua Departemen Etnomusikologi dan juga sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberi perhatian kepada penulis dan kesabaran yang luar biasa membimbing penulis, memotivasi penulis, bahkan rela meluangkan waktu beliau selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Torang Naiborhu, M. Hum, sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan ilmu dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.


(4)

4. Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M. Si, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Ibu Adri dan Bang Awang selaku pegawai di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan segala proses administrasi baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.

6. Kedua orang tua ku yang tercinta, ayahanda N. Hutagalung dan Ibunda SH. Simanungkalit yang setia berdoa dan memotivasi penulis baik moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat sampai seperti ini. Semua ini penulis persembahkan buat ayah dan bunda semoga ilmu yang penulis dapat bisa bermanfaat dan membalas segala pengorbanan, kesabaran, kesetiaan yang telah ayah dan ibu berikan.

7. Keluarga besar Hutagalung : kak Rohayu Romauli Hutagalung. SE, kak Lamtiurma Happy Rumata Hutagalung. Spd, kak Elvy Valentina Hutagalung. Amk, kak Roy Celly Ana Hutagalung. Amd, kak Sabar Lasmarito Hutagalung. SE, Kak Ida Lasroha S.Pt, adek saya Sandi Eigh Cristian Hutagalung, lae SERMA Amir D. Hutauruk, lae Happy Hulu. ST, lae PRAKA Fajar Harefa dan juga para keponakan saya Gabriel Batistuta, Bill Brigh, dan Grace Olivia yang setia mendoakan penulis dan selalu memotivasi.

8. Pacar saya Anita Novyanti Purba. SS, yang selalu setia disamping saya untuk membantu, memotivasi dan mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini, serta senantiasa menemani saya baik dalam


(5)

keadaan suka maupun duka dan rela meluangkan waktu untuk menghibur penulis saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi. 9. Para Informan saya Bang Hendri Perangin Angin, Bang Winarto

Kartupat, Bang Hardoni Sitohang, Bang Monang Butar-butar, Bonggud Sidabutar, Bang Ojax Manalu dan, Bang Desmaret Napitupulu yang telah bersedia meluangkan waktu dan mebantu penulis dalam memberikan informasi untuk melengkapi tulisan ini.

10.Teman-teman saya Etnomusikologi khusunya stambuk 2006 dan juga teman-teman saya di PSM USU yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perkembangan ilmu linguistik pada masa yang akan datang.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca.

Medan, September 2011

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pokok Permasalahan ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.4 Konsep dan Teori ... 8

1.4.1 Konsep ... 8

1.4.2 Teori ... 11

1.5 Metode Penelitian ... 14

1.5.1 Penelitian Lapangan ... 14

1.5.2 Kerja Laboratorium ... 15

1.5.3 Studi kepustakaan ... 16


(7)

BAB II SEJARAH DAN KEBERADAAN SUMATERA INCIDENTAL MUSIC DI KOTA MEDAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Sumatera Incidental Music ... 17 2.2 Keberadaan dan Eksisistensi Sumatera Incidental Music

di Kota Medan ... 21 2.3 Perekrutan Anggota ... 29 2.4 Pendapat Masyarakat ... 31

BAB III SISTEM PENGELOLAAN SUMATERA INCIDENTAL MUSIC YANG TERSUSUN SECARA TRADISIONAL

3.1 Sistem Pengelolaan Sumatera Incidental Music ... 33 3.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Sumatera Incidental

Music ... 34 3.2.1 Prasarana Gedung Sebagai Tempat Sekretariat

dan Tempat Latihan ... 35 3.2.2 Alat Musik ... 37 3.3 Keanggotaan ... 42 3.4 Sumber Keuangan dan Pengeluaran Sumatera Incidental

Music ... 47 3.5 Proses Latihan ... 49


(8)

BAB IV PENYAJIAN DAN STRUKTUR MUSIK DALAM KONTEKS PERTUNJUKAN OLEH SUMATERA INCIDENTAL MUSIC

4.1 Penyajian Musik Dalam Pertunjukan ... 52

4.1.1 Penyajian Musik Dalam Mengiringi Tari…………53

4.1.2 Penyajian Musik Dalam Mengiringi Teater………57

4.1.3 Penyajian Musik Secara Tersendiri dan Dikolaborasi dengan Vokal ... 60

4.1.4 Deskripsi Pertunjukan……….63

4.1.5 Properti Panggung………...65

4.1.6 Kostum………66

4.1.7 Pertunjukan……….70

4.1.8 Tahapan Pertunjukan………..71

4.1.9 Interpretasi Cerita Dalam Pertunjukan………….. 72

4.1.10 Penonton……… 73

4. 2 Struktur Musik ... 74

4.2.1 Notasi dan Transkripsi ... 74

4.2.2 Proses Pentraskripsian ... 75

4.2.2.1 Sampel Repertoar……….76

4.2.2.2 Tangga Nada……….92

4.2.2.3 Nada Dasar………93

4.2.2.4 Wilayah Nada………95

4.2.2.5 Jumlah Nada-nada yang Dipakai (Modus)………96


(9)

4.2.2.7 Pola Kadensa………99

4.2.2.8 Formula Nada (Bentuk)……….101

4.2.2.9 Kontur………103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

DAFTAR WEBSITE YANG DIGUNAKAN ... 115


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Sanggar-sanggar yang Biasa Menggunakan Musik Produksi Sumatera Incidental Music sebagai

Musik Pengiring ... 22

Tabel 2 : Daftar Repertoar Musik yang Terdapat dalam Album Incidental Satu ... 23

Tabel 3 : Daftar Alat Musik yang Dimainkan Para Anggota Sumatera Incidental Music dalam Album Incidental Satu ... 24

Tabel 4 : Daftar Repertoar Tradisional yang Pernah Digarap oleh Sumatera Incidental Music ... 26

Tabel 5 : Daftar Alat Musik Tradisional Sumatera Incidental Music ... 39

Tabel 6 : Daftar Alat Musik Barat yang Digunakan Sumatera Incidental Music ... 41

Tabel 7 : Daftar Anggota Tetap Sumatera Incidental Music ... 44

Tabel 8 : Daftar Anggota Cabutan Sumatera Incidental Music ... 47

Tabel 9 : Frekuensi pemakaian nada berdasarkan durasi ritmis ... 94

Tabel 10: Persentase Pemakaian Nada Repertoar Sihutur Sanggul ... 97


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Latihan Sumatera Incidental Music dengan grup tari …….. 51

Gambar 2 : Latihan Musik Sumatera Incidental Music… ………51

Gambar 3 : Tari Karo yang Diiringi Sumatera Incidental Music………..56

Gambar 4 : Sumatera Incidental Music Saat Mengiringi Tari Melayu …56 Gambar 5 : Penampilan Menggunakan Vokal………...61

Gambar 6 : Penampilan Music Instumental……….62

Gambar 7 : Penampilan Music Instumental……….62

Gambar 8 : Menggunakan Kostum Switer ……….68

Gambar 9 : Menggunakan Kostum Jas Koko……….68

Gambar 10 : Menggunakan Kostum Kaos Oblong Dilapisi Jas Koko…….69


(12)

ABSTRAKSI

Group musik Sumatera Incidental Music adalah salah satu grup musik yang menyajikan musik etnik dalam setiap pertunjukannya. Grup ini di ketuai oleh Hendri Perangin Angin dan bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara. Pada awalnya Sumatera Incidental Music dibentuk oleh Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat. Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat mempunyai visi dan pemikiran yang sama untuk membentuk sebuah grup musik pada tahun 2000. Sehingga pada tanggal 8 april tahun 2000 terbentuklah Sumatera Incidental Music.

Grup musik ini adalah grup musik yang menampilkan musik etnis disetiap pertunjukannya. Grup ini menggarap musik etnik menjadi musik kontemporer dengan tujuan untuk di pertontonkan atau untuk sebuah seni pertunjukan. Pada umumnya Sumatera Incidental Music biasanya mempertunjukan musik etnik yang ada di Sumatera utara. Group musik ini juga kerap mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan dan juga sering dikolaburasi dengan teater. Tapi tidak jarang pula Sumatera Incidental Music menampilkan musik instrumental tanpa di kolaburasi dengan tari.

Walaupun bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi tidak ada hubungan yang mengikat antara Sumatera Incidental Music dan pemerintah. Tetapi pemerintah kota Medan sering meminta Sumatera Incidental Music untuk tampil di kegiatan yang menjadi program pemerintah kota Medan. Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap Sumatera Incidental Music dan juga sanggar-sanggar yang terdapat di Taman Budaya Sumatera Utara dengan memfasilitasi gedung sebagai tempat sekretariat dan juga sebagai tempat latihan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenian merupakan sesuatu yang hidup senafas dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam sanubari manusia dari masa ke masa dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa dan sedikit rasionalitas. Setiap manusia membutuhkan kesenian untuk hiburan, ritual, ekspresi estetis, dan lainnya dalam kehidupannya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh (Koentjaraningrat 1981: 395-396) bahwa kesenian itu merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan.

Salah satu cabang dari kesenian adalah musik. Baik itu berupa hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat tradisional dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun belakangan sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain. Sedangkan hiburan yang dibuat untuk dinikmai bersama-sama adalah berbagai macam hiburan yang tumbuh dan berkembang di zaman modern ini. Seperti pertunjukan musik, tari, film, olahraga, dan lain-lain.

Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat terhadap kebutuhan musik, maka para seniman membentuk kelompok-kelompok musik. Mereka ada di perkotaan maupun di pedesaan. Kelompok musik ini tumbuh karena sesuai


(14)

dengan kebutuhan masyarakat pemilik dan penggunanya. Di Kota Medan terdapat beberapa kelompok musik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Medan secara umum. Di antaranya adalah: Ria Agung Nusantara, Sri Indera Ratu, Metronom, Sumatera Incidental Music, dan lain-lainnya.

Grup musik Sumatera Incidental Music menampilkan musik etnik di setiap pertunjukannya. Grup ini menggarap musik etnik menjadi musik kontemporer dengan tujuan untuk dipertontonkan atau untuk sebuah seni pertunjukan. Pada umumnya Sumatera Incidental Music biasanya menggarap dan mempertunjukan musik etnik yang ada di Sumatera Utara, di antaranya musik Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, Melayu, Mandailing, dan Nias. Grup musik ini juga kerap mengiringi tari dalam sebuah seni pertunjukan dan juga sering dikolaburasi dengan teater. Tetapi tidak jarang pula Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan sendiri, tanpa dikolaburasi dengan tari ataupun teater.

Sumatera Incidental Music didirikan oleh Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat. Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat mempunyai visi dan pemikiran yang sama untuk membentuk sebuah grup musik pada tahun 2000. Sehingga pada tanggal 8 April 2000 terbentuklah Sumatera Incidental Music.

Latar belakang musik dari Hendri Perangin Angin adalah musik barat dan merupakan tamatan dari SMK 11 Medan, sedangkan Winarto sendiri pada awalnya memiliki latar belakang tari, yang pernah menekuni tari di Bagong Jogja dan Winarto juga mempunyai keahlian dalam membuat alat musik. Selama kurang lebih dua tahun anggota Sumatera Incidental Music hanyalah Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat. Walaupun hanya berdua, mereka sering juga mendapat job di kota Medan dan juga di luar kota Medan.


(15)

Dengan semakin bertambahnya permintaan dari konsumen yang memberikan job kepada Sumatera Incidental Music, sehingga Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat berkeinginan untuk menambah jumlah anggota, untuk itu direkrutlah seorang pemain gendang melayu dan juga mempunyai keahlian dalam menyanyi yaitu Sirtoyono dan lama kelamaan Sumatera Incidental Music menambah anggotanya satu demi satu yang memiliki latar belakang pendidikan musik. Menurut Desmaret Napitupulu yang juga sebagai anggota Sumatera Incidental Music, anggota Sumatera Incidental Music pada umumnya tidak hanya menguasai satu instrument musik saja, tetapi anggota Sumatera Incidental Music pada umumnya menguasai lebih dari satu instrument musik baik itu instrument musik tradisional Sumatera Utara ataupun instrumen musik barat.

Pada awal dibentuk, Sumatera Incidental Music memliki satu garapan musik yang diberi judul Kampung Halaman dan garapan ini berulang-ulang ditampilkan di setiap acara pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music. Garapan ini hanyalah digunakan untuk mengiringi tari. Repertoar Kampung Halaman merupakan suatu garapan musik yang diciptakan oleh Sumatera Incidental Music dan musik ini merupakan sebuah musik medley tradisional Sumatera Utara.

Dengan semakin bertambahnya keinginan dari konsumen yang membutuhkan jasa Sumatera Incidental Music, sehingga grup ini mulai menggarap repertoar musik tradisi yang lain khususnya musik etnik Sumatera Utara dan tidak hanya mengiringi tari lagi, tetapi kerap juga mengiringi teater dan bahkan menggarap musik sendiri dan bukan bertujuan untuk mengiringi tari ataupun teater.


(16)

Pertunjukan Sumatera Incidental music secara tersendiri kerap dikolaburasi dengan vokal, hal ini dilakukan supaya pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental Music tidak terasa membosankan. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Sumatera incidental music terdiri dari lagu-lagu tradisional Sumatera Utara dan juga lagu-lagu pop, baik itu lagu-lagu pop Indonesia maupun lagu-lagu pop barat.

Pada umumnya sanggar tari yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring dari tarian mereka baik itu secara live ataupun melalui rekaman audio. Bukan hanya itu saja, musik Sumatera Incidental Music juga sudah sangat sering digunakan untuk mengiringi tarian di luar dari sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara khususnya sanggar-sanggar yang berada di kota Medan maupun grup-grup tari yang bukan merupakan grup yang berasal dari sebuah sanggar.

Sumatera Incidental Music bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara. Walaupun bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara, tetapi tidak ada hubungan yang mengikat antara Sumatera Incidental Musik dan pemerintah. Seperti kita ketahui bahwa Taman Budaya Sumatera Utara adalah suatu lembaga yang bernaung di bawah pemerintahan Kota Medan. Sebagian besar sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara juga tidak ada hubungan mengikat dengan pemerintah kota Medan, baik itu sanggar musik, tari maupun teater, tetapi pemerintah Kota Medan tetap memberikan perhatian terhadap sanggar-sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara dengan memberikan fasilitas gedung sebagai sekretariat dan tempat latihan. Pemerintah juga sering


(17)

menggunakan jasa dari sanggar-sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara untuk mengisi acara-acara yang berkaitan dengan pemerintah. Begitu juga dengan Sumatera Incidental Music, pemerintah kota Medan sering meminta grup ini untuk tampil dikegiatan yang menjadi program pemerintah kota Medan. Sumatera Incidental Music juga pernah melakukan konser tunggal dan itu merupakan kerjasama dengan pemerintah dan menjadi program kerja dari pemerintah kota Medan. Tidak jarang juga pemerintah memakai jasa Sumatera Incidental Music untuk tampil di event-event kesenian yang mewakili Provinsi Sumatera Utara, baik itu di kota Medan, di luar kota Medan, bahkan ke luar negeri.

Karena perhatian yang diberikan pemerintah kepada Sumatera Incidental Music dan sanggar-sanggar lainnya yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara, sehingga Sumatera Incidental Music selalu mendahulukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemerintah kota Medan khususnya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Taman Budaya Sumatera Utara yang menjadi program dari pemerintah. Kerjasama yang baik dengan pemerintah tersebut selalu dijaga dengan baik oleh Sumatera Incidental Music, karena Sumatera Incidental Music menganggap, kerjasama dengan pemerintah dalam melakukan pertunjukan adalah suatu kesempatan yang sangat baik, karena tidak semua grup musik yang ada di Kota Medan bisa mendapat kesempatan seperti yang didapatkan oleh Sumatera Incidental Music. Dengan bekerjasama dengan pemerintah kota Medan walaupun itu bukanlah suatu kerjasama yang mengikat1, tentu saja menambah pemasukan keuangan bagi Sumatera Incidental Music, dimana pertunjukan yang dilakukan


(18)

oleh Sumatera Incidental Music yang mewakili pemerintah kota Medan sering dilakukan di luar Kota Medan, bahkan tidak jarang pula dilakukan di luar negeri.

Sumber keuangan Sumatera Incidental Music sendiri berasal dari bayaran setiap melakukan pertunjukan baik itu pertunjukan yang berhubungan dengan pemerintah atau pun pertunjukan yang dilakukan tanpa ada hubungan dengan pemerintah. Dari situlah uang untuk membayar anggota Sumatera Incidental Music dan juga uang untuk memperbaiki ataupun menambah inventaris Sumatera Incidental Music, baik itu berupa alat musik, kostum, dan inventaris lainnya yang mungkin masih diperlukan pada saat latihan atau saat pertunjukan.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis menganggap bahwa grup musik ini penting dikaji karena saat ini sangat jarang kita jumpai grup musik yang seperti ini. Menurut Hendri Perangin Angin, saat ini sangat jarang dijumpai grup yang seperti Sumatera Incidental Music di Kota Medan yang dapat bertahan sudah sekitar sebelas tahun, memang banyak grup yang memiliki genre musik seperti musik Sumatera Incidental Music, tetapi banyak orang membentuk grup musik seperti ini hanya bertujuan untuk tampil di satu pertujukan, sesudah pertunjukan tersebut selesai grup tersebut bubar. Disamping itu, tulisan ini juga berkaitan dengan studi etnomusikologi, dimana studi etnomusikologi mengkaji musik di dalam kebudayaan dan begitu juga dengan Sumatera Incidental Music yang menggarap musik etnik Sumatera Utara menjadi sebuah musik kontemporer dengan tujuan untuk dipertunjukkan baik untuk mengiringi tari, teater, atau pun pertunjukan tersendiri tanpa dikolaborasi dengan tari atau teater.

Untuk mengetahui lebih dalam, penulis berniat untuk melakukan suatu penelitian ilmiah yang memfokuskan tulisan ini pada sisitem deskripsi


(19)

pengelolaan, pertunjukan, dan struktur musik. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan meneliti grup musik Sumatera Incidental Music sebagai objek penelitian dan membuat penelitian ini ke dalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul Sumatera Incidental Music Di Taman Budaya Sumatera Utara: Deskripsi Pengelolaan, Pertunjukan, dan Struktur Musik.

I.2. Pokok Permasalahan

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu bagaimana deskripsi pengelolaan, pertunjukan, dan struktur musik yang disajikan Sumatera Incidental Music.

I.3. Tujuan dan Manfaat I.3.1.Tujuan Penelitian

Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam bukunya Kamus Bahasa Indonesia mengatakan bahwa tujuan memiliki arti yaitu arah, jurusan, maksud, dan sasaran. Dengan pengertian ini, maka penulis menyimpulkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyajian musik etnik yang di tampilkan Sumatera Incidental Music dalam setiap pertunjukannya dan juga mengetahui sistem pengelolaan grup music tersebut. Di samping itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik Sumatera Incidental Music terhadap grup-grup ataupun sanggar-sanggar tari, teater maupun grup musik tradisional khususnya yang di kota Medan.


(20)

I.3.2 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi Sumatera Incidental Music yang menyajikan musik kontemporer etnis Sumatera Utara dalam setiap pertunjukannya.

2. Sebagai bahan pengetahuan tentang sistem pengelolaan sebuah grup musik yang bersifat tradisional.

3. Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama studi di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

4. Menambah wawasan mengenai musik tradisional, musik kontemporer dan perkembangannya, khususnya di kota Medan.

1.4. Konsep dan Teori 1.4.1. Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Menurut Murgianto (1996:156) kata seni pertunjukan (pertunjukan budaya) secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti teater, tari, musik yang disajikan secara khusus di depan penonton. Seni pertunjukan, yang terbagi menjadi seni musik, tari dan teater. Bidang disiplin ilmu tersebut meluas


(21)

sampai kepada siklus, kabaret dan olahraga, ritual, upacara prosesi pemakaman, dan lain-lain.

Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih pengirim pesan, yang merasa berperan kepada seseorang atau lebih sebagai penerima pesan. Komunikasi itu terjadi jika pengirim pesan dalam pertunjukannya mempunyai maksud dan tujuan sedangkan penonton memiliki perhatian untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada penyaji, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang khas. Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara multimedia dan sebagainya. Di depan kata pertunjukan biasanya dibubuhkan kata seni yang berarti bahwa tontonan yang memiliki nilai seni bila disampaiakan kepada sejumlah penonton. Dalam hal ini, kata seni juga sering digunakan dengan kata yang sepadan yaitu kata “performance“ (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/The arts).

Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang selalu memnyajikan suatu struktur musik dengan tujuan untuk di pertontonkan. Grup musik ini menggarap musik-musik tradisional Sumatera Utara menjadi musik kontemporer yang menggunakan alat musik etnik Sumatera Utara sendiri dan dikolaborasi dengan instrument musik Barat dan digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat menikmati musik mereka dan mengambil pesan yang disampaikan.

Manajemen (pengelolaan) adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut George R. Terry dan


(22)

Leslie W. Rue dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, dituliskan bahwa

Manajemen adalah Suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah ”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer2.

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien (Ricky W. Griffin). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Sumatera Incidental Music adalah sebuah organisasi musik yang diketuai oleh Hendri Perangin angin, walaupun Hendri Perangin Angin memiliki posisi sebagai ketua Sumatera Incidental Music, tetapi dalam mengambil sebuah keputusan Hendri Perangin Angin selalu terlebih dahulu diskusi dengan anggota lainnya, sehingga nantinya keputusan yang diambilnya dapat diterima oleh anggota. Menurut Hendri Perangi Angin grup musik Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang pengelolaannya dilakukan secara tradisional. Dalam hal ini menurut Hendri Perangin angin bersifat tradisional itu berarti struktur pengelolaannya tidak terlalu tertata dengan sistematis tetapi lebih kepada kepengurusan yang lebih mementingkan apa yang dibutuhkan oleh anggota dan akan dibicarakan secara bersama-sama untuk mengambil sebuah keputusan.


(23)

Musik kelompok Sumatera Incidental Music biasanya diaransemen oleh Hendri Perangin Angin dan dalam latihan kerap ada perubahan dari struktur musik dari aransemen Hendri Perangin Angin dikarenakan adanya masukan dari anggota yang lain untuk mengubah aransemen musik tersebut.

Hendri Perangin Angin ditunjuk sebagai ketua atas keputusan bersama dan sebagai pertimbangan Hendri Perangin Angin adalah salah satu pendiri dari Sumatera Incidental Music sekaligus sebagai pemilik sebagian besar instrumen musik yang di gunakan grup Sumatera Incidental music baik itu saat latihan maupun pada saat sedang melakukan pertunjukan.

1.4.2. Teori

Dalam membahas secara lebih detail pengelolaan organisasi, pertunjukan, dan struktur musik Sumatera Incidental Music, penulis menggunakan beberapa teori. Diantaranya adalah teori untuk mengkaji seni pertunjukan digunakan teori semiotika. Teori semiotika digunakan penulis dalam rangka usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotika adalah Perdinan de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan Charles Sanders Peirce, seorang Filosof dari Amerika Serikat . Saussure melihat bahasa sebagai system yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound image) atau signifier yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi tersendiri. Peirce juga menginterpertasikan bahasa sebagai system lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: (1) representatum, (2) pengamat (interpretani), dan (3) objek. Dalam kajian kesenian


(24)

berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita untuk memahami proses pertunjukan atau proses penciptaan.

Dalam hal ini penulis menggunakan Sumatera Incidental Music sebagai objek penelitian, yang mana penulis akan membahas bagaimana Sumatera Incidental Music mengkomunikasikan musik melalui simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, dua pakar pertunjukan budaya Tadeuz Kowzan dan Patrice Pavis dari Perancis mengaplikasikannya dalam pertunjukan. Kowzan menawarkan 13 sistem lambang dari sebuah pertunjukan yaitu kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, make-up, gaya rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara.

Sedangkan Pavis (dalam Murgianto, 1996) menyusun daftar pertanyaan yang lugas dan diteil untuk mengkaji sebuah pertunjukan yaitu (1) diskusi umum tentang pertunjukan, (2) skenografi, (3) system tata cahaya, (4) properti panggung, (5) kostum, (6) pertunjukan, (7) fungsi music dan efek suara, (8) tahapan pertunjukan, (9) interpretasi cerita dalam pertunjukan, (10) teks dalam pertunjukan, (11) penonton, (12) mencatat produksi pertunjukan secara teknis dan imaji apa yang menjadi fokus, (13) apa yang tidak dapat diuraikan dari tanda-tanda pertunjukan, (14) masalah-masalah khusus yang perlu dijelaskan.

Kemudian untuk mengkaji tentang pengelolaan organisasi penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, yang mengatakan:

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya


(25)

adalah ”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer.

Sedangkan menurut H.B. Siswanto dalam bukunya pengantar Manajemen disebutkan juga bahwa:

Manajemen adalah Ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi perencanaan, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar mencapai tujuan.

Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam pengelolaan suatu organisasi diperlukan perencanaan, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang lain.

Untuk mengkaji struktur musik Sumatera Incidental Music, dalam hal ini penulis menggunakan teori weigted scale yang di kemukakan oleh William P. Malm (1977: 8) yang di gunakan untuk mengkaji aspek musikal yang terdiri dari: (1) tangga nada, (2) nada dasar (pitch center), (3) Wilayah nada (ambitus), (4) jumlah pemakaian nada, (5) interval yang dipakai, (6) pola kadensa, (7) formula nada, (8) kantur (garis melodi).


(26)

1.5. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mengadakan metode penelitian kualitatif, baik itu penelitian lapangan, kerja laboratorium dan Studi kepustakaan (library research).

1.5.1 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan yaitu dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music, melakukan wawancara kepada para pelaku pertunjukan atau kepada anggota Sumatera Incidental Music dan juga kepada pengunjung disaat Sumatera Incidental Music melakukan sebuah pertunjukan.

Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu sering dilakukan diantaranya :

1) Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan diri sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya pertunjukan dari awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih jauh lagi jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.

2) Wawancara, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan tidak membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan.


(27)

Dalam penelitian lapangan ini, penulis berhubungan langsung dengan informan kunci yaitu, anggota grup musik Sumatera Incidental Music khususnya Hendri Perangin angin yang juga sebagai ketua dari Sumatera Incidental Music. Penulis mengadakan perkenalan, ngobrol, wawancara dan semampu mungkin untuk menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar penelitian ini berjalan lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah teman baik mereka yang mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka.

Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan alat tulis dalam wawancara. Setiap pembicaraan yang memberikan informasi penting sesegera mungkin dicatat, namun tidak pada saat ngobrol atau wawancara berlangsung, tetapi pada saat kita tidak mengobrol lagi atau ada pembicaraan singkat dari informan kepada orang lain dan dalam dokumentasi penulis melakukan rekaman baik itu audio visual atau video atau pun mengambil gambar dengan kamera, kemudian menganalisis semua data yang diperoleh.

1.5.2 Kerja laboratorium

Kerja laboratorium yaitu dengan cara mengolah data yang didapat sewaktu penelitian lapangan dan disaring sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai tulisan. Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang akurat dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih data-data yang relevan dengan tulisan ini.


(28)

1.5.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan skripsi yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan peneliti untuk mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga mengambil sebagian data dari internet yang berhubungan dengan tulisan dengan tujuan untuk membuat tulisan semakin sempurna. Studi kepustakaan dilakukan penulis untuk memperoleh data tambahan di luar data lapangan, baik berupa konsep-konsep dan teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan juga dalam pembahasan serta penulisan.

1.6 Menentukan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah Taman Budaya Sumatera Utara yang merupakan tempat sekretariat Sumatera Incidental Music. Selain Taman Budaya Sumatera Utara, peneliti juga memilih lokasi penelitian tempat-tempat di mana grup Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan khususnya di kota Medan, selain itu peneliti juga melakulan observasi ke beberapa sanggar tari dan teater yang menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai pengiring teater ataupun tarian mereka.


(29)

BAB II

SEJARAH DAN KEBERADAAN

SUMATERA INCIDENTAL MUSIC DI KOTA MEDAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Sumatera Incidental Music

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan tau ritual. Tiga komponen yang saling memengaruhi di antaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. Hal ini bermaksud untuk mempersatukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat, sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.

Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas, sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional, di kalangan suku-suku tertentu. Keberadaan musik tradisional yang digunakan sebagai hiburan, tentunya sudah sangat sering dilakukan dalam sebuah seni pertunjukan. Dalam sebuah pertunjukan seni, musik tradisional sering diaransemen kembali menjadi sebuah musik kontemporer. Salah satu grup musik di Kota Medan yang menggarap musik tradisional menjadi musik kontemporer adalah Sumatera Incidental Music.


(30)

Sumatera Incidental Music menggarap musik-musik tradisional menjadi musik kontemporer dengan tujuan untuk sebagai hiburan dan untuk seni pertunjukan.

Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktek dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.

Tafsiran lain mengenai praktek seni kontemporer di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik, ditandai dengan meleburnya batas-batas antara seni visual, teater, tari, musik.

2. Intervensi disiplin ilmu sains dan sosial, terutama yang dicetuskan sebagai pengetahuan populer atau memanfaatkan teknologi mutakhir.

Istilah ini dianggap bisa menyertai sebutan seni visual, musik, tari, dan teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art jamak digunakan untuk menyebut praktik seni visual sesuai kebutuhan kegiatan museum maupun lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.

Begitu juga dengan musik kontemporer yang merupakan salah satu dari seni kontemporer. Musik kontemporer merupakan, musik yang mengalami perkembangan berjalan dari musik tradisi kemudian mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan atau perkembangan jaman. Oleh karena itu, musik kontemporer adalah musik yang sesuai dengan perkembangan jaman, yang sekarang teknologi


(31)

telah mengubah warna musik. Musik telah banyak yang menggunakan alat-alat elektronik yang sesuai dengan apa yang dialami oleh jaman sekarang ini. Seakan musik menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Musik kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan mempengaruhi gaya musik lain.

Sumatera Incidental Music adalah suatu grup musik yang menyajikan musik tradisional dan digarap kembali menjadi sebuah musik kontemporer. Terbentuknya Sumatera Incidental Music dilatarbelakangi adanya keinginan dari Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat untuk membentuk sebuah grup musik. Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat adalah sama-sama Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara. Sehingga dengan visi dan keinginan yang sama sehingga pada tanggal 8 April 2000 terbentuklah Sumatera Incidental Music. Nama Incidental sendiri diberikan oleh Ben Pasaribu. Terbentuknya juga Sumatera Incidental Music tidak lepas dari pengaruh Ben Pasaribu yang memberikan motivasi kepada Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat untuk membentuk sebuah grup musik. Hendri Perangin Angin adalah seoarang musisi yang memiliki latar belakang musik Barat dan Winarto memiliki latar belakang musik tradisi dan juga memiliki keahlian dalam tari.

Sebelum membentuk Sumatera Incidental Music, Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat sempat satu grup musik dengan Ben Pasaribu. Nama grup musik tersebut adalah Pan Sumateran Ensambel yang beranggotakan Ben Pasaribu, Winarto Kartupat, Hendri Perangin Angin, Anton Sitepu, Martogi Sitohang, dan Masyono. Selain anggota tetap yang dimiliki oleh Sumateran Pan Ensambel, kerap juga Sumateran Pan Ensambel memanggil pemain “cabutan” apabila diperlukan.


(32)

Hendri Perangin Angin adalah seorang pemain musik yang merupakan tamatan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 11 Medan. Hendri Perangin Angin masuk di SMKN 11 pada tahun 1985 dan berhasil menamatkan sekolahnya pada tahun 1990. Setelah tamat sekolah Hendri Perangin Angin langsung diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara pada tahun 1990. Di SMK 11 Hendri Perangin Angin menekuni musik Barat yaitu klarinet.

Sedangkan Winarto adalah seorang musisi tradisional dan Winarto Kartupat juga mempunyai keahlian dalam membuat alat musik tradisional. Winarto Kartupat juga pernah menekuni seni tari di Bagong Jogja. Selain menekuni tari di Bagong Jogja, Winarto Kartupat juga mempelajari kesenian tradisional yang lain seperti musik, teater, seni rupa dan bahkan di sanalah Winarto Kartupat mempelajari cara membuat alat musik. Setelah beberapa tahun Winarto Kartupat mengembangkan dan mempelajari kesenian di Bagong Jogja dan akhirnya Winarto kembali ke Kota Medan dan diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di Taman Budaya Sumatera Utara pada tahun 1990.

Terbentuknya Sumatera Incidental Music sangat besar pengaruh dari Ben Pasaribu, dimana pada awal terbentuk Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat kerap meminta masukan dari Ben Pasaribu, baik itu berupa masukan untuk menjalankan kinerja dari sebuah grup musik dan juga masukan dalam sebuah komposisi musik. Pada awal terbentuknya Sumatera Incidental Music hanya memiliki satu garapan musik, yaang diberi nama Kampung Halaman, dan garapan ini berulang-ulang ditampilkan di berbagai pertunjukan baik itu sebuah


(33)

peresmian sebuah gedung, pembukaan sebuah acara, dan lain-lain. Garapan ini hanya digunakan untuk mengiringi tari.

2.2 Keberadaan dan Eksisistensi Sumatera Incidental Music di Kota Medan

Keberadaan musik kontemporer khususnya di Sumatera Utara biasanya tidak lepas dari fungsi musik tersebut yang hanya digunakan sebagai musik pengiring, baik itu dalam mengiringi lagu, tari, maupun teater. Tetapi tidak jarang pula musik kontemporer tersebut digarap tanpa untuk mengiring tari, lagu, maupun teater. Musik kontemporer juga adalah sebuah komposisi musik yang diaransemen oleh para musisi, dan biasanya musik kontemporer ini digarap dengan tujuan untuk dipertunjukkan dan juga saat ini banyak dijumpai musik kontemporer yang dijual di pasar dengan menggunakan rekaman audio maupun video.

Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik kontemporer dan musiknya sering digunakan sanggar-sanggar tari maupun teater di kota Medan sebagai musik pengiring tarian mereka dan juga musik pengiring dalam sebuah teater baik itu secara live maupun melalui suatu rekaman audio visual. Sudah banyak dijumpai keterlibatan Sumatera Incidental Music terhadap sanggar-sanggar tari maupun teater di Kota Medan khususnya sanggar-sanggar-sanggar-sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara untuk menjadi musik pengiring sanggar tersebut. Banyaknya sanggar-sanggar yang memakai musik grup Sumatera Incidental Music, itu disebabkan latar belakang dari musik tradisional yang dimiliki oleh Sumatera Incidental Music lebih dari satu tradisi. Hal itu merupakan


(34)

salah satu kelebihan dari Sumatera Incidental Music dibandingkan dengan grup musik tradisional yang lain, yang biasanya hanya menggarap musik tradisional hanya dalam satu kebudayaan.

Berikut ini adalah tabel sanggar-sanggar tari maupun teater yang biasa menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring mereka.

Tabel 1:

Daftar Sanggar-sanggar yang Biasa Menggunakan Muisk Produksi Sumatera Incidental Music sebagai Musik Pengiring

No Nama sanggar Pimpinan Keterangan

Tari Teater

1 Nusindo Irvansyah

2 Laklak Koreografer Sry KNA

3 Semenda Dillinar Nasution

4 ASM dr. Riri

5 Patria Yosrizal

6 Teater Anak Negeri Idris Pasaribu

7 Teater Kampusipromo Herwin

Sumber: Hendri Perangin Angin (wawancara 2011)

Sanggar-sanggar tersebut adalah beberapa sanggar yang pernah menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring sanggar tersebut secara live. Selain sanggar tersebut masih banyak grup-grup khususnya grup tari yang menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring tarian mereka. Dan biasanya grup-grup tari tersebut banyak yang hanya menggunakan rekaman audio dari Sumatera Incidental Music untuk menjadi muisk pengiring mereka. Musik tersebut biasanya diambil dari CD album Sumatera Incidental Music.


(35)

Dalam perjalanan musik Sumatera Incidental Music, mereka sudah pernah membuat satu album dalam bentuk CD audio dan album tersebut diberi nama Incidental Satu. Dalam album tersebut terdapat tujuh repertoar musik dan satu diantaranya merupakan ciptaan dari Sumatera incidental Music, dua repertoar ciptaan dari Hendri Perangin Angin, satu repertoar ciptaan dari Winarto kartupat dan tiga repertoar musik tradisional tidak diketahui penciptanya (NN). Berikut ini adalah daftar repertoar musik yang terdapat dalam album Incidental Satu:

Tabel 2:

Daftar Repertoar Musik yang Terdapat dalam Album Incidental Satu

No. Judul Repertoar Musik Ciptaan

1. Sihutur Sanggul NN

2. Kijom-Kijom / Endeng-Endeng NN

3. Ersudip Hendri Perangin Angin

4. Gambus Menari Hendri Perangin Angin

5. Harapan Winarto Kartupat

6. Zapin Kasih Budi NN

7. Kampung Halaman NN

Sumber: Sumatera Incidental Music (2011)

Dalam album tersebut Sumatera Incidental Music masih memiliki lima anggota yaitu Hendri Perangin Angin, Winarto Kartupat, Hardoni Sitohang, Sirtoyono, dan Yondik Tanto. Berikut ini adalah daftar alat musik yang dimainkan setiap anggota Sumatera Incidental Music dalam album tersebut:


(36)

Tabel 3:

Daftar Alat Musik yang Dimainkan Para Anggota Sumatera Incidental Music dalam Album Incidental Satu

No. Nama Alat Musik Yang Dimainkan

1. Hendri Perangin Angin Keyboard Gitar Kulcapi Hasapi Sarune Sordam Gambus Taganing Gendang Karo Vokal Ketipung 2. Winarto Kartupat Dol

Zimbe Musicraft Gendang Live Artistik 3. Hardoni Sitohang Taganing

Ketipung Sarune Bolon Sulim

4. Sirtoyono Gendang Melayu

Vokal 5. Yondik Tanto Vokal Puisi Sumber: Sumatera Incidental Music (2011)


(37)

Tidak hanya mengiringi teater dan tari, dalam pertunjukan tersendiri Sumatera Incidental Music sering juga tampil dalam sebuah acara peresmian ataupun pembukaan sebuah acara dan juga peresmian sebuah gedung. Biasanya dalam pertunjukan tersendiri Sumatera Incidental Music kerap mengkolaburasi antara musik dan vokal. Dalam sebuah acara biasanya sering konsumen yang menggunakan jasa grup Sumatera Incidental Music meminta supaya mengisi acara yang bersifat hiburan. Di dalam acara hiburan inilah Sumatera Incidental Music memanfaatkan vokal, supaya pertunjukan tersebut tidak terasa membosankan. Fungsi pemeran vokal juga dalam pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental music biasanya tidak hanya bernyanyi, tetapi sering dimanfaatkan sebagai MC (master ceremony) di panggung supaya pertunjukan yang dilakukan semakin menarik perhatian dari penonton. Tidak jarang pula pemeran vokal tersebut mengajak penonton supaya ikut bernyanyi, dan tidak tanggung-tanggung pemeran vokal juga kerap memanggil beberapa dari penonton pertunjukan untuk bernyanyi di atas panggung. Tetapi semua itu dilakukan dengan catatan ketika acara tersebut bersifat sebagai acara hiburan.

Selain garapan musik yang terdapat dalam album Sumatera Incidental Music, juga berupa repertoar tradisional yang sudah pernah di garap oleh Sumatera Incidental Music.


(38)

Tabel 4:

Daftar Repertoar Tradisional yang Pernah Digarap oleh Sumatera Incidental Music

No Judul Repertoar Asal Daerah

1 Bonanja Jambalaya Batak Toba 2 Jengger Jolo Tapanuli Selatan

3 Sermadengandengan Simalungun

4 Tading Ma Etek Simalungun

5 Ersinansal Karo

6 Terang Bulan Karo

7 Perkantong Samping Karo

8 Diding-diding Karo

9 Di Jou Au Mulak Batak Toba

10 Duda-duda Batak Toba

11 Poda Batak Toba

12 Palti Raja Batak Toba

13 Persembahan / Makan Sirih Melayu

14 Cikala Depompong Dairi

15 Tirismo Mandailing

16 Tano Niha Nias

17 Siceret-ceret Tapanuli Tengah (Sibolga)

18 Seroja Melayu

19 Format Gordang Sambilan dan Gondang boru

Mandailing


(39)

21 Satu Tiga Batak Toba

22 Hata So Pisik Batak Toba

23 Parbiccar Ni Mata Ni Ari Batak Toba

24 Sulaman Barat Batak Toba

25 Batara Guru Batak Toba

26 Sibunga Jambu Batak Toba

27 Edang-edang Batak Toba

28 Si Tua Gading Batak Toba

29 Si Boru Uluan Batak Toba

Selain repertoar musik tradisional berikut ini adalah daftar lagu-lagu populer yang digarap oleh Sumatera incidental Music:

1. Bento (Iwan Fals) 2. Bongkar (Iwan Fals) 3. Diam tanpa kata (D’Masiv) 4. Simponi (Once)

5. Sepasang mata bola 6. Beraksi (Garasi) 7. Jatuh cinta (nidji) 8. We are the champion 9. Delaila

10.Cikitita


(40)

Selain mengiring tari, teater, maupun pertunjukan secara tersendiri yang terkadang dikolaborasi dengan unsur vokal, Sumatera Incidental Music juga pernah mengiringi puisi. Beberapa sastrawan yang pernah menggunakan musik dari Sumatera incidental Music adalah:

1. Teja Purnama 2. Hasan Albana 3. A. Rahim Qahar 4. Idris Pasaribu

Selain mengiringi puisi yang dibawakan oleh satrawan-sastrawan diatas, dalam album Sumatera Incidental Music juga terdapat puisi yang diiringi oleh Sumatera Incidental Music dan judul puisi tersebut adalah Harapan. Puisi tersebut diciptakan oleh anggota Sumatera Incidental Music yaitu Winarto Kartupat dan yang membawakan vokal puisi tersebut adalah Yondik Tanto.

Dalam pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music, sebelumnya harus dilakukan pembicaraan terlebih dahulu antara Sumatera Incidental Music dan konsumen yang akan menggunakan jasa Sumatera Incidental Music seberapa besar keterlibatan Sumatera Incidental music dalam acara pertunjukan tersebut, sehingga Sumatera Incidental Music dapat menyesuaikan pertunjukan mereka dengan tawaran yang dilakukan oleh konsumen tersebut, sehingga nantinya pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music tetap menarik dan dapat dinikmati para pengunjung ataupun penonton dalam pertunjukan tersebut.

Dalam setiap pertunjukan yang dilakukannya, Sumatera Incidental Music juga kerap melakukan kerjasama dengan pemerintah, dimana pemerintah kerap


(41)

memakai jasa dari Sumatera Incidental Music dalam sebuah pertunjukan untuk mewakili pemerintah baik itu dalam even-even yang berada di Kota Medan, di luar Kota Medan, bahkan ke luar negeri. Kerjasama tersebut selalu diterima Sumatera Incidental Music dengan terbuka, dimana Sumatera Incidental Music menganggap kerjasama dengan pemerintah suatu kerjasama yang sangat menguntungkan, karena tidak semua grup musik seperti Sumatera Incidental Music bisa mendapatkan kesempatan yang sama yaitu dapat mengisi acara dalam sebuah acara pertunjukan yang mewakili pemerintah.

2.2.3 Perekrutan Anggota

Di dalam perekrutan anggota Sumatera Incidental Music tidak ada suatu aturan khusus untuk merekrut anggota atau pun melakukan sebuah audisi untuk menjadi anggota Sumatera Incidental Musik, tetapi dalam merekrut anggota, Sumatera Incidental Music terlebih dahulu berdiskusi sesama anggota kira-kira bagian apa yang atau posisi apa yang kira-kira masih dibutuhkan. Dengan melakukan diskusi sehingga para anggota dapat mengambil sebuah keputusan untuk merekrut atau pun tidak merekrut anggota. Apabila hasil dari diskusi harus merekrut anggota, maka kriteria yang paling utama yang dilihat dalam merekrut anggota adalah memiliki latar belakang musik dan yang paling utama bisa diajak kerjasama secara baik.

Biasanya anggota yang direkrut langsung dipanggil oleh Hendri Perangin Angin maupun anggota yang lain untuk menjadi anggota Sumatera Incidental Music, dan apabila orang yang dipanggil menyetujui untuk melakukan kerjasama dengan Sumatera Incidental Music maka orang tersebut akan melakukan apa yang


(42)

dilakukan anggota Sumatera Incidental Music baik itu didalam latihan maupun di dalam melakukan sebuah pertunjukan. Anggota baru yang dipanggil untuk menjadi anggota tetap Sumatera Incidental Music, pada umumnya akan mempelajari juga teknik permainan alat musik yang lain yang dimiliki Sumatera Incidental Music, sehingga nantinya setelah masuk menjadi anggota akan bertambah alat yang bisa dimainkannya selain alat musik yang bisa dimainkan sebelum masuk menjadi anggota Sumatera Incidental Music.

Namun demikian kadang-kadang Sumatera Incidental Music juga kerap memanggil pemain musik dari grup musik lain atau pun seorang pemain musik bukan dari sebuah grup musik atau bisa dibilang seorang pemain musik solo untuk tampil disebuah pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental Music dan pemain musik tersebut dipanggil bukan untuk menjadi anggota Sumatera Incidental Music, tetapi pemain musik tersebut hanyalah pemain musik yang disebut sebagai pemain cabutan. Peran pemain cabutan di Sumatera Incidental Music biasanya untuk menyempurnakan komposisi musik yang dimainkan oleh Sumatera Incidental Musik didalam pertunjukan. Pemain cabutan biasanya dipanggil oleh Sumatera Incidental Music dengan kriteria, alat musik yang dimainkannya tidak ada anggota Sumatera Incidental Music yang bisa memainkannya.


(43)

2.2.4 Pendapat Masyarakat

Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik tradisional yang menggarap musik-musik tradisional yang terdapat di Sumatera Utara dan bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara. Tentunya keberadaan Sumatera Incidental Musik tidak asing lagi bagi sanggar-sanggar tradisional yang ada di Kota Medan, itu dibuktikan dengan banyaknya sanggar-sanggar tari maupun teater yang menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music sebgai musik pengiring tarian maupun teater mereka. Selain itu pemerintah Kota Medan juga sering menggunakan jasa dari Sumatera Incidental Music untuk melakukan pertunjukan yang mewakili pemerintah, baik itu di kota Medan, diluar kota Medan, maupun ke luar negeri. Tentunya dengan begitu, keberadaan Sumatera incidental Music tidak asing lagi bagi orang-orang yang bekecimpung dalam kesenian di kota Medan, khususnya kesenian yang bersifat tradisional.

Menurut Monang Butar-butar yang merupakan pimpinan dari sanggar Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara3 penggabungan antara musik modern dan musik tradisional di kota Medan saat ini sangat berkembang dengan pesat, terutama dalam sebuah pertunjukan seni. Begitu juga dengan Sumatera Incidental Music, Monang Butar-butar beranggapan bahwa keberadaan Sumatera Incidental Music di Kota Medan perkembangannya sangat bagus. Itu dibuktikan dengan banyaknya sanggar-sanggar yang menggunakan musik Sumatera Incidental Music sebagai musik pengiring tarian mereka, salah satu contonya adalah repertoar Sihutur Sanggul yang digarap kembali oleh Sumatera Incidental Music dan saat

3


(44)

ini banyak digunakan oleh sanggar-sanggar tari di Kota Medan. Walaupun Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara belum pernah menggunakan musik dari Sumatera Incidental Musik, tetapi sekitar tahun 1990 sampai sekitar tahun 2000 sebelum terbentuknya Sumatera Incidental Music beberapa anggota dari Sumatera Incidental Music pernah dipanggil bergabung dengan Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara seperti Hendri Perangin Angin. Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara sampai saat ini belum pernah menggunakan musik dari Sumatera Incidental Music, itu karena sanggar ini juga bergerak di bidang musik.

Menurut Ojax Manalu yang merupakan seorang pelaku seni yang bergerak dalam sebuah komunitas Air In Art, Sumatera Incidental Music adalah salah grup musik tradisional yang mampu bertahan sampai saat ini, itu ditunjukkan dengan karya-karya Sumatera Incidental Music yang sering digunakan oleh sanggar-sanggar seperti tari maupun teater sebagai musik pengiring mereka. Menurut Ojax Sumatera Incidental Music dulunya adalah sebuah grup musik yang “idealis”4, tetapi dengan berjalannya waktu unsur idealis itu pun semakin berkurang, itu disebabkan permintaan dari konsumen yang menginginkan sebuah pertunjukan dengan tujuan sebagai hiburan.

4


(45)

BAB III

SISTEM PENGELOLAAN SUMATERA INCIDENTAL MUSIC YANG TERSUSUN SECARA TRADISIONAL

3.1 Sistem Pengelolaan Sumatera Incidental Music

Menurut H.B. Siswanto dalam bukunya Pengantar Manajemen disebutkan bahwa manajemen (pengelolaan) adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi perencanaan, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar mencapai tujuan. Pengelolaan ini juga dilakukan oleh kelompok Sumatera Incidentasl Music/

Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang diketuai oleh Hendri Perangin Angin. Walaupun Hendri Perangin Angin sebagai ketua dari Sumatera Incidental Music. Namun demikian, bukan berarti setiap keputusan diputuskan oleh Hendri Perangin Angin. Sebagai ketua Hendri Perangin Angin biasanya melobi job kepada sebuah instansi yang mau melakukan sebuah acara, tetapi walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan juga yang melobi sebuah job itu adalah anggota Sumatera Incidental music, walaupun itu sangat jarang. Biasanya apabila ada job, Hendri Perangin Angin lah yang membicarakan dengan konsumen tersebut masalah kontribusi Sumatera Incidental Music dalam acara pertunjukan tersebut maupun masalah besar kecilnya keuangan yang diterima yang menjadi honor dari pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental music.

Sistem pengelolaan kepengurusan Sumatera Incidental Musik dilakukan secara tradisional, di mana struktur pengelolaannya tidak tertata secara rapi tetapi


(46)

lebih kepada kepengurusan yang bersifat mementingkan apa yang menjadi kemauan anggota dan akan dibicarakan bersama-sama untuk mendapatkan sebuah keputusan. Dalam pengelolaaan Sumatera Incidental Music tidak ada suatu aturan tertulis yang dibuat dan harus dipatuhi anggota, tetapi tetap harus mematuhi segala keputusan yang di buat bersama seperti jadwal latihan dan ketepatan waktu baik saat pertunjukan maupun saat latihan.

Yang dimaksud dengan pengelolaan secara tradisional adalah sebuah gagasan, kegiatan, atau benda-benda yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara teratur mengikuti norma-norma yang terjadi di dalam masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya sebuah masyarakat atau sebuah kelompok etnik tertentu. Dalam hal ini, Sumatera Incidental Music adalah sebuah kelompok atau sebuah grup musik yang melakukan sebuah pengelolaan organisasi secara tradisional.

Organisasi kesenian tradisional jarang yang dibentuk dengan mendasarkan pada aspek yudiris. Artinya sebuah organisasi kesenian biasanya dibentuk hanya berdasarkan musyawarah mufakat untuk kelestarian budaya semata. Mereka memang memiliki motivasi yang kuat untuk melestarikan kesenian tradisionalnya.

3.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Sumatera Incidental Music

Keadaan sarana dan prasarana dalam sebuah organisasi seperti grup musik sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena berjalannya sebuah organisasi tersebut tidak akan pernah lepas dari keadaan sarana dan prasarana dalam organisasi tersebut. Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang juga membutuhkan saran dan prasarana dalam grup musik tersebut, baik itu


(47)

tempat latihan, secretariat, maupun alat musik yang digunakan saat latihan dan saat pertunjukan.

3.2.1 Prasarana Gedung Sebagai Tempat Sekretariat dan Tempat Latihan

Dalam sebuah grup musik sangat diperlukan sebuah gedung untuk digunakan sebagai tempat latihan dan sekretariat. Dengan memiliki sekretariat tentunya akan mempermudah grup tersebut dalam menjalankan roda organisasi ataupun pengelolaan grup musik tersebut. Di dalam sekretariat semua struktur organisasi disusun sebaik mungkin, baik itu jadwal latihan, jadwal pertunjukan, data-data inventaris, dan lain-lain. Di dalam sekretariat juga kerap dilakukan diskusi antara anggota dan sekretariat juga biasanya digunakan untuk penyimpanan alat musik. Untuk itu dalam sebuah organisasi musik sangatlah diperlukan sebuah sekretariat untuk keberlangsungan organisasi tersebut.

Keadaan sarana dan prasarana baik itu berupa gedung sebagai tempat latihan dan sekretariat tidak lepas dari perhatian pemerintah Kota Medan khususnya Taman Budaya Sumatera Utara yang memfasilitasi sanggar-sanggar yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara dan salah satunya adalah Sumatera Incidental Music. Di dalam pemakaian gedung sendiri tidak ada suatu surat keputusan yang tertulis terhadap Sumatera Incidental Music untuk menggunakan gedung tersebut. Tetapi Winarto Kartupat dan Hendri Perangin Angin memanfaatkan posisi mereka sebagai pegawai negeri sipil di Taman Budaya Sumatera Utara untuk membentuk sebuah grup musik dan menggunakan gedung Taman Budaya Sumatera Utara sebagai tempat latihan dan sekretariat.


(48)

Walaupun demikian Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat tetap menghormati tatacara aturan di Taman Budaya Sumatera Utara di dalam pemakaian gedung. keberadaan Sumatera Incidental Music di Taman Budaya Sumatera Utara diterima dengan baik oleh pemerintah. Pemerintah menganggap dengan keberadaan Sumatera Incidental Music di Taman budaya Sumatera utara dapat membangkitkan suasana dan juga dapat mengangkat nama baik dari Taman Budaya Sumatera Utara. Karena pemerintah kota Medan sangat sering memakai jasa Sumatera Incidental Music untuk mengisi acara yang menjadi program pemerintah dan umumnya Sumatera Incidental Musik selalu mengutamakan job yang diberikan oleh pemerintah daripada job yang tidak bersumber dari pemerintah, itu dilakukan Sumatera Incidental Music agar kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Medan dan Sumatera Incidental Music dapat selalu terjaga dengan baik.

Sekretariat Sumatera Incidental Music juga adalah kantor yang digunakan oleh Hendri Perangin Angin dan Winarto Kartupat di Taman Budaya Sumatera Utara. Disitu jugalah Sumatera Incidental Music menyimpan alat musik dan juga kadang dipakai juga untuk tempat latihan. Tetapi dalam melakukan latihan, tidak selamanya Sumatera Incidental Music melakukan latihan di sekretariat tersebut, dimana sekretariat tersebut kurang luas sehingga kurang nyaman dalam melakukan latihan. Sumatera Incidental Musik biasanya menggunakan gedung yang kosong di Taman Budaya Sumatera Utara untuk tempat latihan, tetapi apabila tidak ada gedung yang kosong, dan kemungkinan digunakan sanggar yang lain yang terdapat di Taman Budaya Sumatera Utara, maka Sumatera Incidental Music akan melakukan latihan di sekretariat Sumatera Incidental Music tersebut.


(49)

3.2.2 Alat Musik

Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi.

Berikut ini merupakan klasifikasi alat musik berdasarkan sumber bunyinya5:

 Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya atau dari badan alat musik itu sendiri. Contoh: kolintang, simbal drum, angklung.

 Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga. Contoh: suling, trompet, harmonika, trombone.

 Kordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai yang digetarkan. Contoh: gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi.

 Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana.

 Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik (elektronik). Contoh: keyboard, gitar listrik, bass listrik.

5

Klasifikasi alat musik berdasarkan sumber bunyi oleh Curt Sach-Hornbostel, antara lain idiophone, membranophone, aerophone, chordophone, dan electrophone, dalam artikelnya yang berjudul “Classification of Musical Instrument” (1967 terjemahan Baines dan Wachsman).


(50)

Selain berdasarkan sumber bunyi, berikut ini merupakan klasifikasi alat musik berdasarkan cara memainkan:

 Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini adalah trompet dan suling.

 Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah kolintang (bernada), drum (tak bernada).

 Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai.  Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat

musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai.

Keberadaan sarana alat musik Sumatera Incidental Music sebagian besar dimiliki oleh Hendri Perangin Angin dan juga ditambah dengan alat musik pribadi yang dimiliki para anggoata Sumatera Incidental Music. Alat musik tersebutlah yang digunakan Sumatera Incidental Music baik di dalam melakukan latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung. Tetapi kadang kala Sumatera Incidental Music menyewa alat musik dari luar, dengan catatan apabila alat musik


(51)

yang disewa tersebut tidak dimiliki oleh Sumatera Incidental Music maupun anggota.

Alat musik yang digunakan Sumatera Incidental Music pada umumnya adalah alat musik tradisional yang berasal dari etnik-etnik yang ada di Sumatera Utara. Berikut ini adalah daftar alat musik yang biasa digunakan oleh Sumatera incidental Music dalam pertunjukan yang dilakukan:

Tabel 5:

Daftar alat musik tradisional Sumatera Incidental Music

NO Etnik Daftar Alat Musik Klasifikasi Berdasarkan Sumber Bunyi 1 Batak Toba Taganing 2 set

Gordang Gong satu set Sarune Bolon Sulim Garantung Sarune etek Sordam Tulila Hasapi Hesek Membranofon Membranofon Idiofon Aerofon Aerofon Idiofon Aerofon Aerofon Aerofon Kordofon Idiofon 2 Simalungun Momongan

Sarune bolon simalungun

Idiofon Aerofon

3 Karo Gendang anak

Gendang indung

Membranofon Membranofon


(52)

Gung Penganak Kulcapi Sarune Sordam Belobat Keteng-keteng Idiofon Idiofon Kordofon Aerofon Aerofon Aerofon Idiokordofon 4 Melayu Gendang melayu

ketipung set 2 set (4 buah ketipung dalam satu set) Biola

Membranofon Membranofon

Kordofon 5 Mandailing Gondang boru (gondang dua)

Gordang sambilan Gong satu set Momongan Sulim Sarune Membranofon Membranofon Idiofon Idiofon Aerofon Aerofon

6 Pakpak Garantung Idiofon

Selain alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Incidental Musik juga kerap menggunakan alat musik barat didalam pertunjukan yang dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:


(53)

Tabel 6:

Daftar Alat Musik Barat yang Digunakan Sumatera Incidental Music No Nama Alat Musik Klasifikasi Berdasarkan Sumber Bunyi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Keyboard 2 buah Bas eletrik Gitar akustik Saxofon Cello Biola Elektrofon Elekrofon Kordofon Aerofon Kordofon Kordofon

Selain alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara dan alat musik barat, ada juga beberapa alat musik pendukung yang digunakan Sumatera Incidental Music saat pertunjukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kendang sunda (membranofon)

2. Dhol untuk menggantikan gendang Nias (membranofon)

3. Perkusi yang di buat sendiri dan Sumatera Incidental Music menyebut alat musik ini dengan nama keletokan (idiofon). Alat musik ini terbuat dari kayu yang diberi lobang. Dan beberapa keletokan tersebut dibuat dengan nada-nada yang berbeda.


(54)

3.3 Keanggotaan

Dalam keanggotaan Sumatera Incidental Music memiliki anggota tetap dan biasanya anggota tetap tersebut selalu ikut serta dalam setiap pertunjukan yang dilakukan oleh Sumatera Incidental music, baik itu pertunjukan yang dilakukan dikota Medan maupun diluar kota Medan. Selain anggota tetap Sumatera Incidental Musik juga kerap memanggil anggota cabutan, anggota cabutan biasanya dipanggil apabila dibutuhkan untuk melengkapi musik Sumatera Incidental Music. Anggota cabutan biasanya dipanggil apabila Sumatera Incidental Music sangat membutuhkan seorang pemain musik, dan alat musik yang dimainkan oleh anggota cabutan tersebut tidak ada anggota Sumatera Incidental Music yang bisa memainkannya, sedangkan alat musik tersebut harus dimainkan secara live. Untuk itu dalam setiap pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music sangat jarang dijumpai seoarang pemain musik yang menjadi pemain cabutan, itu disebabkan karena biasanya Sumatera Incidental Music selalu berusaha untuk menutupi setiap kekurang yang dimiliki Sumatera Incidental Musik, baik itu dengan cara meminimalisasi komposisi musik maupun dengan memanfaatkan musik keyboard yang bisa menirukan suara dari alat musik yang lain.

Maksud seniman pemain cabutan adalah seniman dari kelompok lain, atau seniam yang tak terikat oleh kelompok disatu-satukan untuk memenuhi permintaan kesenian dalam satu atau beberapa kali pertunjukan. Pemakaian seniman cabutan ini adalah fenomena yang umum terjadi di Sumatera Utara. Misalnya, alasan melakukan ini adalah, banyak seniman ingin menambah


(55)

penghasilan keuangannya melalui banyaknya pertunjukan. Ia tidak mau terikat hanya dalam satu organisasi kesenian saja. Karena jarang sekali ada sebuah organisasi kesenian yang membayar gaji seniam setiap bulan dengan jumlah tertentu sebagaimana layaknya tenaga kerja. Apalagi jika dikaitkan dengan upah minimum regional. Oleh karena itu, sebagian besar seniman di Sumatera Utara misalnya, adalah pemain cabutan, yang bisa main dengan organisasi seni di luar organisasi utamanya.


(56)

Tabel 7:

Daftar anggota tetap Sumatera Incidental Music

NO NAMA POSISI

1. Hendri Perangin Angin 1. Keyboard 2. Cello 3. Gitar 4. Sarune karo 5. Kulcapi 6. Surdam

2 Winarto kartupat 1. Jimbe

2. Perkusi kayu 3. Cobel 4. Dol 5. Penganak 6. Gung Karo 7. Gendang Jawa.

3 Irma Karyono 1. Gendang Melayu

2. Gendang dua

4 Hardoni Sitohang 1. Taganing

2. Gordang 3. Sarune bolon 4. Sulim


(57)

5. Garantung 6. Sarune etek 7. Sordam 8. Tulila 9. Hasapi 10.Sexofon 11.Flute 5 Martahan Sitohang 1. Taganing

2. Gordang 3. Sarune bolon 4. Sulim

5. Garantung 6. Sarune etek 7. Sordam 6 Saridin Tua Sinaga 1. Taganing

2. Gendang melayu 3. Sarune simalungun 4. Ketipung set 5. Hasapi 7 Bonggud Sidabutar 1. Ketipung set


(58)

3. Taganing 8 Desmaret Napitupulu 1. Vokal

2. Gong 3. Hesek

9 Brepin Tarigan 1. Gendang karo indung 2. Kulcapi

3. Sordam

4. Keteng-keteng. 10 Nominandaa Sagala 1. Vocal

2. Gong

11 Tri Saputra 1. Kulcapi

2. Biola 3. Gong karo 4. Keteng-keteng

12 Ali Gusti 1. Kru atau penanggung jawab


(59)

Tabel 8:

Daftar Anggota Cabutan Sumatera Incidental Music

NO NAMA POSISI KETERANGAN

1. Alex Biola Pemain musik ini dipanggil

apabila Sumatera Incidental Music memerlukan pemain biola lebih dari satu orang. Dimana telah cantumkan

didaftar anggota tetap bahwa Tri Saputra adalah pemain biola. 2. Murni Rumapea Vocal Vocal akan ditambah dalam

pertunjukan Sumatera Incidental Music apabila dalam

pertunjukan tersebut dibutuhkan penyanyi dengan formasi trio. 3. Tri Wahyono Menguasai musik

jawa

Pemain musik ini dipanggil apabila pertunjukan yang akan dilakukan oleh Sumatera Incidental Music membawakan lagu-lagu atau pun musik jawa.

3.4 Sumber Keuangan dan Pengeluaran Sumatera Incidental Music

Sumber keuangan Sumatera Incidental Music berasal dari bayaran setiap Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan. Tidak ada suatu lembaga yang khusus ataupun donatur untuk membiayai keberlangsungan organisasi Sumatera Incidental Music dari segi materi, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah kota Medan khususnya Taman Budaya Sumatera Utara yang kerap memberikan perhatian kepada Sumatera Incidental Music dengan memberikan fasilitas gedung untuk tempat sekretariat dan tempat latihan dan juga Pemerintah


(60)

kerap memberikan job kepada Sumatera Incidental Musik untuk melakukan sebuah pertunjukan yang menjadi program Pemerintah Kota Medan, dan job tersebut dapat menambah pemasukan keuangan Sumatera Incidental Music dan memang keberlangsungan grup ini dan tetap eksis sampai sekarang, itu tidak lepas dari banyaknya job yang di terima Sumatera Incidental Music baik dari pemerintah maupun job yang tidak berasal dari pemerintah.

Pengerluaran keuangan Sumatera Incidental yaitu bayaran ataupun honor setiap anggota Sumatera Incidental Music setiap selesai melakukan pertunjukan. Tidak ada bayaran yang tetap anggota setiap bulannya, tetapi besar dan kecilnya pendapatan dari setiap anggota itu dilihat dari banyaknya job yang didapat Sumatera Incidental Music untuk melakukan sebuah pertunjukan. Honor biasanya diberikan pada setiap selesai pertunjukan. Besar kecilnya honor yang didapat anggota sehabis pertunjukan tergantung kepada besaran proyek yang didapat dan tingkat kesenioritasan6. Biasanya honor yang diterima setiap anggota apabila melakukan pertunjuakan di kota Medan ataupun di Sumatera Utara berkisar antara Rp. 400.000 sampai Rp. 500.000, tetapi apabiala Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan diluar Pulau Sumatera, biasanya honor yang diterima setiap anggota di atas Rp. 1.000.000. Perbedaan honor setiap anggota berdasarkan kesenioritasan berkisar antara Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000.

Pengeluaran keuangan Sumatera Incidental Music juga tidak lepas dari pengeluaran saat sedang melakukan latihan, baik itu dilihat dari pengeluaran keuangan untuk konsumsi ataupun perbaikan terhadap alat musik yang digunakan

6


(61)

Sumatera Incidental Music pada saat sedang latihan atau pun pada saat melakukan pertunjukan.

Sumatera Incidental Music juga kerap membuat anggaran untuk pembelian costum yang mereka gunakan pada saat melakukan pertunjukan. Dan dengan menggunakan costum yang sama dapat juga menambah nilai jual Sumatera Incidental Musik.

3.5 Proses Latihan

Dalam melakukan latihan, tidak ada jadwal yang pasti yang dibuat Sumatera Incidental Music secara teratur, tetapi Sumatera Incidental Music selalu melakukan latihan minimal sekali dalam seminggu walaupun tidak ada job dalam waktu dekat yang akan diikuti. Proses latihan seperti itu dilakukan, karena setiap anggota Sumatera Incidental Music sudah memiliki latar belakang musik dan setiap anggota harus bertanggung jawab dengan alat musik yang dikuasainya. Sehingga dengan seperti itu, pada saat latihan dilakukan Hendri Perangin Angin sebagai anggota yang mengaransemen komposisi musik tersebut tinggal membagikan bagian masing-masing kepada anggota yang lain untuk dimainkan.

Latihan secara rutin akan dilakukan apabila ada job dalam waktu dekat, biasanya latihan akan dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu. Dalam latihan secara rutin, Sumatera Incidental Music biasanya lebih berkonsentrasi dalam latihan maupun dalam menggarap sebuah komposisi musik, sedangkan dalam latihan sehari-hari yang dalam waktu dekat tidak ada job yang akan dilakukan, biasanya Sumatera Incidental Music hanya mengulang-ulang komposisi musik yang sudah jadi, dan sudah pernah ditampilkan dalam suatu acara Pertunjukan.


(62)

Sebelum melakukan latihan terlebih dahulu ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu:

1. Menentukan jadwal latihan

2. Mempersiapkan peralatan berupa alat musik yang dibutuhkan pada saat melakukan latihan

3. Penentuan tempat latihan

4. Mempersiapkan lagu-lagu atau musik yang akan dilatih

Selain persiapan sebelum latihan, setelah latihan selesai ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Membereskan peralatan musik

2. Mendiskusikan setiap kekurangan yang terdapat dalam latihan

3. Membicarakan jadwal pertunjukan terdekat dan lagu-lagu atau musik apa saja yang akan ditampilkan dalam pertunjukan tersebut


(63)

Gambar 1:

Latihan Sumatera Incidental Music dengan grup tari

Gambar 2:


(64)

BAB IV

PENYAJIAN DAN STRUKTUR MUSIK DALAM KONTEKS PERTUNJUKAN OLEH SUMATERA INCIDENTAL MUSIC

4.2 Penyajian Musik Dalam Pertunjukan

Seni pertunjukan dapat diartikan sebagai salah bentuk artikulasi berkesenian manusia yang disajikan dalam format "pementasan". Kategori ini diperlukan karena seringkali artefak kebudayaan spesifik yang kita kenal dalam bentuk tarian, nyanyian, ornamen, dan sebagainya merupakan bagian utuh dari suatu pentas pertunjukan. Seni pertunjukan (performing art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman, dan hubungan seniman dengan penonton (sumber: www.wikipedia.or.id).

Meskipun seni pertunjukan bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni seperti teater, tari, musik, dan sirkus, tetapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “seni pertunjukan” (performing arts). Seni pertunjukan adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.

Dalam tulisan ini penulis akan memfokuskan pertunjukan musik sebagai musik pengiring, baik itu di dalam megiringi tari, teater, maupun vokal. Musik adalah salah satu media ungkap kesenian. Kesenian adalah salah satu dari unsur kebudayaan universal. Musik mencerminkan masyarakat pendukungnya. Di


(65)

dalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bahagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktural maupun genrenya dalam kebudayaan.

4.2.1 Penyajian Musik Dalam mengiringi Tari

Tari adalah gerakan tubuh menurut cara-cara ritmik. Biasanya menggunakan iringan musik dan tergantung kepada ruang. Untuk tujuan mengekspresikan sebuah idea atau emosi, pelepasan atau pembebasan energi atau secara sederhana menerima dengan senang hati gerakan itu sendiri (sumber: www.wikipedia.or.id).

Jazuli (1994:43) menggolongkan fungsi tari menjadi empat bagian yaitu: tari sebagai upacara, hiburan, pertunjukan, dan media pendidikan. Tinjauan lebih jauh tentang fungsi tari kita gunakan pendekatan menurut Jazuli adalah sebagai berikut:

1. Tari sebagai sarana upacara merupakan media persembahan atau pemujaan terhadap kekuatan gaib yang banyak digunakan oleh masyarakat yang memiliki kepeercayaan animisme (roh-roh gaib), dinamisme (benda-benda yang mempunyai kekuatan), dan totemisme (binatang-binatang yang dapat mempengaruhi kehidupan) yang disajikan dalam upacara sakral ini mempunyai maksud untuk mendapatkan keselamatan atau kebahagiaan. Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu untuk upacara keagamaan, upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah, dan upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia.


(66)

2. Tari sebagai hiburan dimaksudkan untuk memeriahkan atau merayakan suatu pertemuan. Tari yang disajikan dititikberatkan bukan pada keindahan geraknya, melainkan pada segi hiburan. Tari hiburan pada umumnya merupakan tarian pergaulan atau social dance. Tari hiburan ini mempunyai maksud untuk memberikan kesempatan bagi penonton yang mempunyai kegemaran menari atau menyalurkan hobi dan mengembangkan keterampilan atau tujuan-tujuan yang kurang menekankan nilai seni (komersial).

3. Tari sebagai pertunjukan, yaitu tari yang bertujuan untuk memberi pengalaman estetis kepada para penonton. Tari ini disajikan agar dapat memperoleh tanggapan apresiasi sebagai suatu hasil seni yang dapat memberi kepuasan pada mata dan hati penontonnya. Oleh karena itu, tari sebagai seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang lebih serius dari pada sekedar untuk hiburan. Untuk itu tari yang tergolong sebagai seni pertunjukan atau tontonan adalah tergolong performance, karena pertunjukan tarinya lebih mengutamakan bobot nilai seni dari pada tujuan lainnya.

4. Tari sebagai media pendidikan, yaitu tari yang bersifat untuk

mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan pengalaman berkarya kreatif.  

Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi-bunyian atau music diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain


(1)

Di dalam melakukan pertunjukan, Sebelum pertunjukan dilakukan tentunya ada beberapa hal yang akan dipersiapkan hubungan dengan pelaksana pertunjukan. Segala bentuk perlengkapan yang digunakan dalam pertunjukan harus dilengkapi dan ditata sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rapi dan menarik. Sebelum melakukan pertunjukan, Sumatera Incidental Music kerap terlebih dahulu melakukan GR, sehingga pertunjukan yang nantinya akan dilakukan bias lebih tertata dengan rapi. Terkadang Sumatera Incidental Music bias melakukan GR satu sampai tiga kali, itu semua tergantung permintaan dari konsumen yang menggunakan jasa dari Sumatera Incidental Music. GR biasanya dilakukan Sumatera Incidental Music satu hari sebelum pertunjukan atau beberapa jam sebelum pertunjukan berlangsung. Tetapi sering juga Sumatera Incidental music melakukan pertunjukan tanpa terlebih dahulu melakukan GR. Tentunya dengan pertunjukan yang dilakukan tanpa ada GR, Sumatera Incidental Music harus siap mengantisipasi setiap kejadian yang terjadi nantinya di atas panggung, baik itu dari luas panggung, dekorasi panggung maupun sound system.

Dalam melakukan pertunjukan Sumatera Incidental Music selalu berusaha tampil sebaik mungkin dan garapan musik yang dibuat juga harus digarap sesuai dengan permintaan konsumen. Sehingga dengan demikian musik yang ditampilkan tidak akan terasa membosankan bagi penonton, kareana Sumatera Incidental Music Sendiri menyadari karena pertunjukan tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dari penonton. Dimana peran penonton dalam sebuah


(2)

5.2 Saran

Penulis mengakui dalam mengkaji tentang pengelolaan, pertunjukan dan stuktur musik dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan penelitian di bidang yang sama agar peneliti dapat melihat perkembangan yang lebih baik lagi.

Penulis sangat mengharapkan agar tulisan ini dapat dilanjutkan oleh pembaca yang ingin meneliti tentang sebuah kajian seni pertunjukan dan pengelolaan sebuah grup musik tradisional yang menggarap musik tradisional menjadi musik kontemporer. Bagi grup-grup musik tradisional yang menggarap musik tradisi menjadi musik kontemporer, penulis sangat mengharapkan supaya setiap penyajian musik kontemporer harus tetap memperhatikan penyajian musik tradisi dari musik barat. Seperti halnya musik tradisional Sumatera Utara yang digarap menjadi musik kontemporer harus lebih menonjolkan musik tradisional Sumatera Utara dari pada musik barat baik itu dari segi alat musik maupun dari segi komposisi musik.

Selain itu, penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti grup musik Sumatera Incidental di bidang seni pertunjukannya atau bahkan produksi musik yang ditampilkan mereka. Sehingga kajian ini tidak berhenti di sini saja, namun dapat menambah wawasan para peneliti.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Hardjana, Suka. 2004. Musik Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Kompas

Iryanto, Tata Suharto. 1989. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: INDAH, 1989.

Jazuli M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi, Jakarta : Balai Pustaka

Malm, William P. 1977. Music Culture of fasific, The Near East and Asia. New York and London: Prentice Hall.

Merriam, Alan P. 1964.Anthropology of Music. Bloomington, Indiana: University Press.

Murgianto, Sal. 1996. Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas dan Arti Pertunjukan, Jakarta : Jurnal MSPI.

Nakagawa, Shim. 2000. Musik dan Kosmos: sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Netll, Brono. 1964. Theory and Mhthot In Etnomusicology. New York: The Free Press- A Division of Macmillan Publishing Co., Inc

Terry, George R. Dan Leslie W. Rue, 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Siswanto, H B. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara.

Takari, Muhammad Dan Heristina Dewi. 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara. Medan: USU Pres.

Takari, Muhammad. 2008. Manajemen Seni. Medan : Studia Kultura Fakultas Sastra USU.


(4)

Daftar Website Yang Digunakan

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kostum&action=edit&section=1 http://pamangsah.blogspot.com/2008/11/musik-dalam-teater.html

http://www.unjabisnis.com/2010/07/pengertian-manajemen-dan-organisasi.html http://en.wikipedia.org/wiki/The_arts


(5)

DAFTAR INFORMAN

1) Nama : Hendri Perangin Angin

Alamat : Jln. Bunga No. 36 Taman Hako Medan Usia : 42 tahun

Pekerjaan : PNS / Ketua Sumatera Incidental Music

2) Nama : Desmaret Napitupulu

Alamat : Jln. Setia budi gg. Bahagia No. 14 Tanjung sari pasar 5 Medan

Usia : 25 tahun

Posisi : Anggota Sumatera Incidental Music

3) Nama : Hardoni Sitohang

Alamat : Jln. Bunga kantilno. 54b Pasar 7 Padang Bulan

Medan

Usia : 33 tahun

Posisi : Anggota Sumatera Incidental Music


(6)

Posisi : Anggota Sumatera Incidental Music

5) nama : Monang Butar-butar Alamat : Jln. Bahagia no. 60 teladan Usia : 42 Tahun

Pekerjaan : EO (Event Organizer)

6) Nama : Bonggud Sidabutar

Alamat : Jln. Bunga kantilno. 54b Pasar 7 Padang Bulan

Medan

Usia : 24 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa / Anggota Sumatera Incidental Music

7) Nama : Ojax Manalu

Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan No. 33 Medan Usia : 26 Tahun