Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI (Trainning Within Industry) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instala

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN RANAH MOTORIK
MODEL TWI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA KOMPETENSI PEMBELAJARAN
MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN
ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS
X TITL A SMK NEGERI 1
LUBUK PAKAM
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh :
JASELTON
NIM. 5102131010

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “ Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pembalajaran
Memahami Pengukuran Komponen Elektronika Pada Siswa Kelas X TITL A Di
Smk Negeri 1 Lubuk Pakam” dengan baik.
Penulisan Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Strata-1 (S-1), di Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini disusun Atas
bimbingan, bantuan dan berbagai fasilitas yang penulis terima selama penulisan
Skripsi ini, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Ayahanda S. Simamora dan Ibunda R. Munthe yang penulis sangat sayangi,
yang telah memberikan penulis dukungan baik secara moril maupun materil
dan juga doa dari lahir hingga sekarang,


2.

Keluarga Besar Simamora dan keluarga besar Munthe yang penulis sangat
sayangi, yang telah memberikan penulis dukungan dan doa dalam studi
penulis hingga sekarang,

3.

Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan,

4.

Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan,

5.

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan,

ii

6.

Drs. Juaksa Manurung, ST., M.Si,

selaku Dosen pembimbing Skripsi

penulis, yang membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam
penyelesaian penulisan Skripsi,
7.

Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku Dosen penguji Skripsi penulis, yang
membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam
penyelesaian penulisan Skripsi.

8.


Drs. Jongga Manullang, M.Pd, selaku Dosen penguji Skripsi penulis, yang
membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam
penyelesaian penulisan Skripsi.

9.

Amirhud Dalimunthe, ST, M.Kom, selaku Dosen penguji Skripsi penulis,
yang membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam
penyelesaian penulisan Skripsi.

10. Dosen serta pegawai di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
11. Teristimewa kepada Petrus Lamhot Simamora, Josep Ricardo Simamora, dan
Ricky Hasian Simamora atas doa dan dorongan semangat yang diberikan
kepada penulis.
12. Ridwan Barimbing, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor penulis yang
memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyelesaian TugasTugas perkuliahan penulis hingga sekarang.
13. Sanjay Efendy Barimbing, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor
penulis

yang memberikan


dorongan

penuh

kepada

penulis

penyelesaian Tugas-Tugas perkuliahan penulis hingga sekarang.

iii

dalam

14. Marudut Silalahi, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor penulis yang
memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyelesaian TugasTugas perkuliahan penulis hingga sekarang.
15. Kepala sekolah, Guru-guru pengajar dan semua staf pegawai di SMK Negeri
1 Lubuk Pakam yang memberikan dukungan dan izin penelitian dalam
penyelesain Skripsi penulis.

16. Teman penulis Ira Sartika Aruan, serta rekan-rekan lainnya terkhusus
stambuk 2010 Pendidikan Teknik Elekltro UNIMED yang selalu memberikan
dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.
17. Sahabat-sahabat penulis Ricardo Simbolon, Lodien Hutapea, Horas Sinaga,
Pidelis Purba, Agustinus Sihotang, Daniel Solin, Firman Malau, Ojak Martua
Situngkir, Arjuna Aritonang, Fransius Sidabutar, Jasmen Togu Butar-Butar,
Doharmen Simbolon, Flamenco Simbolon, dan sahabat-sahabat semua yang
tidak disebut namanya, yang juga memberikan semangat dan doa kepada
penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan bagi para pembaca.
Medan,

Agustus 2014

Jaselton
NIM. 5102131010


iv

ABSTRAK
Jaselton, “Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik
Model TWI (Trainning Within Industry) terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Kompetensi Pembelajaran Memahami Pengukuran Komponen
Elektronika (MPKE) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Skripsi, Medan: Fakultas
Teknik – Universitas Negeri Medan, 2014”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktifitas belajar siswa pada kompetensi Memahami Pengukuran Komponen
Elektronika pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam sebanyak 30 orang.
Subjek penelitian ini dibelajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran
ranah motorik model TWI. Sedangkan penelitiannya menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).

Hasil analisis statistik diskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran praktik
pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran ranah motorik model TWI adalah memperoleh persentase rata-rata
skor klasikal sebesar 77.03 % pada siklus I. Dan pembelajaran pada siklus II
adalah revisi dari proses pembelajaran siklus I dan persentase rata-rata skor
klasikal meningkat menjadi 83.44 %. Hasil dari penelitian PTK ini menunjukkan
bahwa (a) strategi pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor, (b) strategi
pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Ranah Motorik, dan
Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI.

i

DARTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................. ..........................................................

ii
DAFTAR ISI ................................................. .........................................................
v
DAFTAR TABEL ......................................... ..........................................................
vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN ………..………………………..…....

xi
1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah................................................................8
C. Batasan Masalah ................................................................ 9
D. Perumusan Masalah ................................ ..........................................................9

9
E. Tujuan Penelitian ................................... ..........................................................10
10
10
F. Manfaat Penelitian ....................................................... ……………………………………..
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ………………......…………..…

12

A. Kajian Teori ................................................................................................
12
1. Hasil Belajar ................................................................................................
12
1.1 Hasil
Belajar
Memahami
Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE) ................................ 26

1.2 Uraian
Materi
Memahami
Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE) ................................ 28
2. Hakekat Strategi Pembelajaran ................................................................
38
2.1 Strategi pembelajaran ranah motorik ................................
41
2.1.1 Strategi Pembelajaran Ranah Motorik
43
model TWI (Training Whitin Industry) ................................
2.1.2 Penerapan Strategi Pembelajaran Ranah
Motorik Model Twi (Training Within
Industry) Pada Pembelajaran Kompetensi
Memahami Pengukuran Komponen
46
Elektronika (MPKE) ................................................................

v

3. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) ……………………………………………....

49

54
B. Penelitian yang Relevan ................................................................
C. Kerangka Berpikir ................................................................55
D. Hipotesis Tindakan ................................................................57
BAB III

METODE PENELITIAN ……..………………………..

58

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................
58
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................
58
C. Instrument Penelitian ................................................................
59
D. Prosedur Penelitian ................................................................61
E. Desain Penelitian ................................................................ 66
F. Defenisi Operasional ................................................................
69
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
71
71
H. Teknik Analisis Data ................................................................
BAB IV

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................

75

A. Hasil Penelitian .............................................................

75

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………………………

75

2. Deskripsi Penelitian pada Siklus I ……………………

79

3. Deskripsi Penelitian pada Siklus II …………………..

92

B. Pembahasan …………………………………………..

104

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………

112

A. Kesimpulan …………………………………………….

112

B. Implikasi ……………………………………………….

112

C. Saran …………………………………………………..

113

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………

114

LAMPIRAN …………………………………………………………

116

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Halaman
Alat Ukur Hambatan Listrik (Ohm-Meter) ................................29

Gambar 2

Alat Ukur Listtrik (Amperemeter) ................................................................
30

Gambar 3

Alat Ukur Tegangan Listrik ................................................................
30

Gambar 4

Multimeter Analog dan Multimeter Digital ................................30

Gambar 5

Osiloskop ................................................................................................
31

Gambar 6

32
Resistor Tetap ................................................................................................

Gambar 7

33
Posisi Cincin Warna pada Resistor ................................................................

Gambar 8

Resistor Tidak Tetap ................................................................ 34

Gambar 9

35
Resistor NTC ................................................................................................

35
Gambar 10 Resistor PTC ................................................................................................
Gambar 11 Resistor tergantung Tegangan (VDR) ……………………

36

Gambar 12 Mengukur Resistor Hubung Seri dengan Multitester …….

37

Gambar 13 Mengukur Resistor Hubung Parallel dengan Multitester ...

37

Gambar 14 Mengukur Resistor dengan Multitester …………………..

38

Gambar 15 Strategi Pembelajaran Pelatihan Industry ………………..

47

Gambar 16 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………..

66

Gambar 17 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada
Pretes ……………………………………………………..

79

Gambar 18 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif pada Siklus I …………………………….

86

Gambar 19 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Ranah Psikomotor pada Siklus I …………………………

88

Gambar 20 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada
Siklus I …………………………………………………...

91

ix

Gambar 21 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif pada Siklus II ……………………………

99

Gambar 22 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Ranah Psikomotor pada Siklus II ………………………...

101

Gambar 23 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada
Siklus II …………………………………………………..

103

Gambar 24 Histogram Persentase Hasil Observasi Kegiatan Guru saat
Belajar Mengajar Siklus I dan Siklus II ………………….

105

Gambar 25 Histogram Persentase Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Siswa Siklus I dan Siklus II ……………………………...

107

Gambar 26 Histogram Dekripsi Hasil Belajar Siklus I, dan Siklus II ..

109

Gambar 27 Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Kognitif
Klasikal …………………………………………………..

110

Gambar 28 Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Psikomotor
Klasikal …………………………………………………..

110

Gambar 29 Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Siswa
Klasikal …………………………………………………..

111

x

DAFRAT TABEL

Tabel
Tabel 1

Halaman
Bentuk Spektrum Memahami Pengukuran Komponen
Elektronika (MPKE) ................................................................ 28

Tabel 2

Kode Warna dan Nilai Resistor .............................................. 33

Tabel 3

Kisi-Kisi Tes Bidang Kognitif Mata Pelajaran MPKE .......... 59

Tabel 4

Kisi-Kisi Bidang Psikomotor Mata Pelajaran MPKE ............ 60

Tabel 5

Skenario Pembelajaran Mata Pelajaran MPKE ...................... 64

Tabel 6

Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Pretes …………... 77

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Pada Pretes …………………………………………………. 78

Tabel 8

Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Mengajar Siklus I …… 82

Tabel 9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I …………….. 83

Tabel 10 Hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus I ……………. 85
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
pada Siklus I ………………………………………………... 86
Tabel 12 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus I ……. 87
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor
pada Siklus I ………………………………………………... 88
Tabel 14 Skor Akhir Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ……………… 89
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Belajar Siswa pada Siklus I 90
Tabel 16 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II ………... 95
Tabel 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ……………. 96
Tabel 18 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ………... 98
Tabel 19 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
pada Siklus II ……………………………………………….. 99

vii

Tabel 20 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus II …... 100
Tabel 21 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor
Siklus II …………………………………………………….. 101
Tabel 22 Skor Akhir Hasil belajar Siswa pada Siklus II ……………... 102
Tabel 23 Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Belajar Siswa pada Siklus II ... 103
Tabel 24 Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Belajar Mengajar
Siklus I dan Siklus II ……………………………………….. 105
Tabel 25 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus
II ……………………………………………………………. 106
Tabel 26 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II 108
Tabel 27 Dekripsi Hasil Belajar Siklus I, dan Siklus II ……………… 109
Tabel 28 Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Kognitif Klasikal ….…… 110
Tabel 29 Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Psikomotor Klasikal …… 110
Tabel 30 Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Siswa Klasikal …………. 111

viii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai Negara Besar yang sedang Berkambang yang memiliki
banyak kebudayaan dan adat-istiadat serta Negara yang Memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar, Dan sangat banyak penduduk Inonesia yang masih
berstatus Pelajar atau Mahasiswa yang sedang mendewasakan pengetahuannya di
jenjang pendidikan agar memiliki suatu keterampilan yang mampu menerapkan,
mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta masa depannya. Hal ini sama artinya
bahwa “Pendidikan mempengaruhi, merombak, mengubah dan membentuk
lembaga-lembaga sosial kultural di masyarakat”(Shindunata, 2000:6). Dengan
demikian, pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kondisikondisi kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), menuju sistem sosial yang dinamis serta modernisasi
masyarakat.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat pada jaman era globalisasi dan
khususnya di Indonesia Telah mengambil peranan yang sangat besar dalam
sejarah hidup manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia,
sehingga manusia pada jaman era globalisasi ini dituntut untuk mengembangkan
wawasan dan kompetensinya diberbagai bidang, khususnya dibidang pendidikan.
Karena pendidikan mampu membentuk suatu keterampilan terhadap siswa, Hal ini

2

tidak dapat dipungkiri mengingat cepatnya perkembangan IPTEK yang membawa
peradaban manusia ke era globalisasi. Pada era globalisasi sekarang ini,
pendidikan bangsa Indonesia belum menunjukkan partisipasi yang tinggi dalam
menghasilkan strategi pembelajaran yang signifikan dan berkualitas dalam
membentuk lulusan yang siap berkompetisi di dunia teknologi dan pasar
globalisasi.
Pendidikan sebagai salah satu dasar pengembangan sumber daya manusia
dalam suatu Negara, sebagaimana dinyatakan UU RI No. 20 tahun 2003 dalam
Tambunan, janwar (2012: 37), bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pakar pendidikan dan pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya–upaya
yang

telah

dilakukan

yaitu

berupa

meningkatkan

jenjang

pendidikan

guru/pendidik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi disesuaikan dengan
tingkat pendidikan yang diajarnya, misalnya, guru/pendidik untuk tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sederajat harus lulusan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai dengan
jurusan/mata pelajaran yang diajarnya, melaksanakan program diklat/penataran
guru-guru, melakukan pembaharuan kurikulum, melaksanakan berbagai penelitian
kependidikan dan membuat program sertifikasi guru-guru atau Pendidikan
Latihan Profesi Guru (PLPG), dan melaksanakan berbagai seminar-seminar

3

pendidikan. Upaya ini semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan guru yang nantinya akan terjun untuk mendidik siswa. Sedangkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa yaitu dengan ditetapkannya
standard kelulusan bagi pendidikan menengah ke bawah, yang tahun 2014 ini
ditetapkan batas minimal kelulusan Ujian Nasional 5,50 (BSNP). Juga
memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan kualitas dan
kuantitas buku ajar.
Sardiman A.M (2003 : 52) menyatakan bahwa kenyataan “mengajar” yang
lebih menekankan transfer of knowledge atau transfer ilmu, inilah justru banyak
berkembang di sekolah–sekolah. Proses pengajaran pada umumnya seperti yang
berlangsung saat ini lebih cenderung hanya sampai pada sebatas interaksi transfer
ilmu dari seorang guru kepada siswanya dan melupakan diri dari tanggung jawab
untuk membimbing siswa agar dapat berkompetensi dan berkompetisi di dunia
teknologi menghadapi era globalisasi. Sehingga tidak sedikit siswa yang kurang
bersemangat dalam belajar, karena proses belajar mengajar yang terlaksana di
kelas hanya sebatas transfer ilmu dan sangat abstrak bagi siswa, karena tidak
pernah melihat, menyentuh dan menggunakan atau memperagakan apa yang
mereka pelajari selama mereka belajar di kelas, sehingga proses belajar mengajar
di dalam kelas tidak berlangsung secara aktif. Dilanjutkan ,Jumilah (2003:2)
menyatakan bahwa ada satu persepsi yang tertanam dalam pikiran sebagian siswa
bahwa ilmu bukanlah segalanya, tetapi siswa lebih mengorientasikan diri untuk
memperoleh nilai tertinggi dengan melupakan etika-etika pembelajaran, sehingga
tidak sedikit siswa yang kualitas keilmuannya sangat rendah. Dan sering
ditemukan di sekolah hasil perolehan nilai siswa pada suatu mata pelajaran dapat

4

dikategorikan tinggi tetapi ilmu yang diperolehnya tidak sesuai dengan nilai yang
telah diraihnya itu. Karena banyak siswa menyatakan bahwa dengan nilai yang
tinggi akan mudah diterima dalam dunia kerja.
Dalam

memilih

atau

menetapkan

strategi

pembelajaran

harus

memperhatikan dan mempertimbankan kondisi pembelajaran yang diprediksi
dapat mempengaruhi keefektifan srategi pembelajaran yang digunakan tersebut
(Morrison dan Ross, 1994). Artinya, agar strategi pembelajaran itu sesuai dengan
kondisi pembelajaran, seperti isi materi pada mata pelajaran yang akan dipelajari
dan kondisi dari siswa yang akan menerima pembelajaran itu. Jadi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, guru tidak cukup hanya memahami materi
yang diajarkan kepada siswa, tetapi juga mampu memilih dan mengembangkan
strategi pembelajaran yang tepat agar materi yang diajarkan itu dapat dikuasai
oleh siswa.
SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil
dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industry, perdagangan dan
jasa serta mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja, guna
meningkatkan produksi dan perluasan lapangan kerja di negara Indonesia,
Minimal di lingkungan dia berada. Hal ini sesuai dengan pasal 11 ayat 3 UU
Nomor 2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat
bekerja pada bidang tertentu. Melalui SMK diharapkan dapat dihasilkan tenaga

kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang digelutinya,
sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri dapat

5

terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa sekolah menengah kejuruan
dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang
diterimanya di sekolah, karena setiap mata pelajaran saling mempengaruhi dan
saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, perkembangan
sikap dan kepribadiannya.
Dari hasil pengamatan peneliti, bahwa masih banyak siswa SMK
khususnya jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang masih kurang mampu
menggunakan alat ukur elektronika dan kurang mampu melakukan pengukuran
terhadap komponen elektronika. Setelah wawancara kepada beberapa siswa SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XI, rata-rata
dari mereka kurang mampu menggunakan alat ukur elektronika dan kurang
mampu melakukan pengukuran terhadap komponen elektronika, hal ini
dikarenakan di sekolah tesebut saat praktikum bengkel tentang Memahami
Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) mereka kurang aktif melaksanakan
praktik, karena kurang bimbingan dari Guru pengajar dan mereka banyak yang
takut bertanya saat praktikum bengkel tentang MPKE. Peneliti juga wawancara
dengan Bapak. Johannes Pasaribu selaku Guru mata pelajaran MPKE di SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam, hasil dari wawancara antara peneliti dengan Guru mata
pelajaran tersebut adalah dimana Bapak tersebut mengatakan bahwa proses
pembelajaran mata pelajaran MPKE dilaksanakan di Laboratorium bengkel
jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), para siswa/i dibelajarkan dengan
metode dimana Guru menjelaskan Materi pelajaran (ceramah) dengan alat bantu
buku tentang pengukuran komponen elektronika, setelah dijelaskan guru memberi
contoh penggunaan dan pengukuran komponen elektronika, setelah memberikan

6

contoh para siswa/i diberikan kesempatan untuk bertanya, dan kemudian guru
memberikan jawaban dengan menjelaskan apa yang ditanya oleh siswa/i, saat
guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa hanya siswa/i yang
berprestasi di Kelas tersebut yang mau bertanya, ketika guru memberikan
kesempatan kembali untuk bertanya kepada siswa tidak ada siswa lagi yang
bertanya. Setelah sesi pertanyaan selesai selanjutnya Guru mata pelajaran tersebut
memberikan tugas praktik kepada siswa/i serta memberikan lembar kerja untuk di
isi siswa/i setelah melaksanakan praktik.
Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran yang
diberlakukan Guru mata pelajaran MPKE tersebut dimana guru menjadi pusat
belajar bagi siswa/i (Teacher Center). Keadaan pembelajaran seperti ini
merupakan keadaan kurang baik, dan kurang memberikan motivasi kepada siswa
untuk berkembang. Keadaan pembelajaran seperti ini terjadi dikarenakan Guru
mata pelajaran MPKE tidak banyak mengenal strategi-strategi pembelajaran.
Strategi-strategi pembelajaran sangat penting bagi Guru untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran,
karena dalam pembelajaran tidak cukup hanya didasari modal pengalaman
semata-mata dan pemahaman tentang teori. Karena pembelajaran yang masih
berpusat pada guru, menjadikan kurangnya motivasi dan minat siswa untuk
berkembang, sehingga kemampuan siswa tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan di pendidikan itu, serta hasil belajar siswa menjadi rendah. Dari hasil
observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Guru bidang studi
MPKE mengatakan bahwasannya hasil belajar siswa kelas XI program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik untuk mata Pelajaran MPKE pada tahun pelajaran

7

2013/2014 diperoleh ± 65% Siswa yang Tidak Lulus ujian dan ± 35% siswa yang
Lulus ujian. Hasil yang didapatkan memang belum memenuhi standard nilai rata-rata
yang ditetapkan oleh Depdiknas untuk kompetensi produktif yaitu 70,0. Tindakan
untuk Siswa yang belum memenuhi standard nilai kelulusan diberikan ujian remedial.
Hal seperti ini akan berakibat buruk kepada sekolah yang memproduksi kwalitas

siswa, karena sekolah telah dianggap gagal mendewasakan pengetahuan siswa.
Serta siswa yang akan terjun kedunia kerja tidak memiliki kemampuan yang
seharusnya mereka miliki sebagai alumni atau Lulusan dari SMK khususnya
jurusan teknik instalasi tenaga listrik.
Kompetensi MPKE Adalah pelajaran yang seharusnya dibelajarkan
dengan strategi ranah motorik atau praktek di laboratorium, agar kompetensi dasar
yang diharapkan dipendidikan itu dapat dimiliki siswa. Sehingga siswa setelah
tamat dari sekolah memiliki kompetensi yang mampu bersaing di era globalisasi
dan mereka pasti tidak akan kewalahan dalam menghasilkan uang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena sudah ada bekal yang diterima dari
pendidikan di SMK. Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil belajar
siswa dalam mempelajari mata pelajaran MPKE, penulis memilih strategi
pembelajaran

yang

sesuai

dengan

kondisi

pembelajaran

yaitu

dengan

menggunakan strategi pembelajaran Ranah Motorik. seperti diungkapkan Raiser
dan Gagne (dalam Glassman & Nottaly, 1982) yang dikutip oleh Made Wena
(2011) Bahwa keterampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila
mereka dilatih secara langsung dengan peralatan yang sesungguhnya. Strategi
pembelajaran ranah motorik memfokuskan sistem pembelajaran yang menuntut
siswa harus lebih aktif dan kreatif. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada

8

di sekitar lingkungannya, karena strategi pembelajaran ini melatih siswa untuk
mampu

menggunakan

peralatan

yang

sebenarnya

dan

menerapkan

kemampuannya pada kondisi yang nyata dilingkungan serta didunia kerja.
Mata pelajaran MPKE adalah salah satu mata pelajaran yang penting
dalam ilmu kelistrikan (Teknik Elektro). Mata pelajaran MPKE mutlak harus
dikuasai oleh siswa yang menimba ilmu kelistrikan pada Jurusan Teknik Elektro
atau TITL, karena mata pelajaran MPKE mendukung mata pelajaran kelistrikan
yang lainnya. Berdasarkan hal di atas maka penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang mengambil suatu judul yang
diteliti: Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI
terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran
MPKE pada Siswa Kelas X TITL A SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat mengidentifikasikan
beberapa masalah, yaitu; Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa? Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan
psikomotorik siswa?

Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemalasan

belajar siswa? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya motivasi belajar
siswa? Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa? Faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran bagi siswa?
Apakah Strategi pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang
berbeda terhadap peningkatan hasil belajar siswa? Apakah Strategi Pembelajaran
ranah motorik model TWI dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah
Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan kompetensi

9

psikomotorik siswa? apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa? apakah Strategi Pembelajaran ranah
motorik model TWI dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis perlu untuk membatasi
masalah, untuk lebih terarahnya penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Strategi Pembelajaran ranah
motorik model TWI dapat meningkatan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa
pada pembelajaran kompetensi MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

D. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah
maka dapat diungkapkan rumusan masalah yang menjadi prioritas utama untuk
diatasi, yaitu rendahnya hasil belajar dan aktifitas belajar siswa pada pembelajaran
kompetensi MPKE. Berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran kompetensi MPKE di SMK Negeri 1
Lubuk Pakam?
2. Apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatan
aktifitas belajar siswa pada pembelajaran kompetensi MPKE Elektronika di
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam?

10

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Strategi Pembelajaran ranah
motorik model TWI dapat meningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi
MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam?
2. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Strategi Pembelajaran ranah
motorik model TWI dapat meningkatan aktifitas belajar siswa pada kompetensi
MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam?

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah perbendaharaan pengetahuan khusus tentang teori-teori yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran ranah
motorik model TWI, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan aktifitas
belajar siswa pada kompetensi MPKE.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam usaha penelitian lanjutan dengan
melibatkan lebih lengkap komponen strategi-strategi pembelajaran yang lain
untuk mengungkap dan membuktikan secara empirik Strategi Pembelajaran
ranah motorik model TWI masih lebih unggul jika dibandingkan dengan
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center).
c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para
peneliti pemula yang melakukan penelitian yang sejenis.

11

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Mengungkap secara empirik adanya peningkatan hasil belajar siswa Pada
kompetensi MPKE apabila dibelajarkan menggunakan strategi Pembelajaran
ranah motorik model TWI?
b. Mengungkap secara empirik adanya peningkatan aktifitas belajar siswa pada
kompetensi MPKE apabila di belajarkan menggunakan Strategi Pembelajaran
ranah motorik model TWI.
c. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK agar
lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
d. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK agar
lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan aktifitas belajar
siswa.
e. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK N 1
Lubuk Pakam, khususnya yang mengajar bidang studi MPKE agar
menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
f. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK N 1
Lubuk Pakam, khususnya yang mengajar bidang studi MPKE agar
menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI untuk
meningkatkan aktifitas belajar siswa.

112

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil

penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat

diambil kesimpulan:
1. Strategi pembelajaran ranah motorik model TWI mampu memperbaiki masalah
rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menggunakan metode
teacher center, dibuktikan dengan Strategi pembelajaran ranah motorik model
TWI meningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor
pada pembelajaran kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
2. Strategi pembelajaran ranah motorik model TWI mampu memperbaiki masalah
rendahnya minat dan motivasi siswa untuk berkembang pada pembelajaran yang
menggunakan metode teacher center, dibuktikan dengan Strategi pembelajaran
ranah motorik model TWI memberi peningkatan aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK
Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Implikasi
Penggunaan strategi pembelajaran ranah motorik sangat berperan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Terkhusus strategi pembelajaran ranah motorik

113

model TWI pada mata pelajaran MPKE yang dipadukan dengan penggunaan media
visualisasi menggunakan video dan formasi tempat duduk siswa sesuai dengan
kemampuan dan pemahaman siswa, dapat memudahkan guru untuk mengajar dan
membimbing siswa dalam praktik bengkel. Dan juga dapat memudahkan siswa dalam
mengasah skil dan pengetahuan siswa. Sehingga dengan menggunakan strategi
pembelajaran ranah motorik model TWI dalam pembelajaran memahami pengukuran
komponen elektronika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C. Saran
1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran.
2. Diperlukan perancangan yang baikbagi guru khususnya guru MPKE dalam
menerapkan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI
3. Guru sebaiknya aktif mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran melalui
membaca atau membrowser internet, karena melalui keaktifan mengikuti
perkembangan teknologi pembelajaran dapat diketahui strategi pembelajran yang
kemuningkinan cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk malakukan
penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin memneliti judul
yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2 siklus demi memperoleh
hasil yang maksimal.

114

DAFTAR PUSTAKA
Ambibi dan Wena, M. 2003. Penerapan Metode Training Within Industry (TWI)
Pada Matadiklat Praktek Kerja Kayu Pada Jurusan Teknik Bangunan
di SMK. Malang: Skripsi S1 PTB FT UM.
Arikunto, S (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. PT.
Rineka Cipta.
__ . (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom benjamin, S. at al. (1956).Taxonomi of educational objectiv. The
Clasification of education Goals, Hand Book I : Cognitive Domain,
New York : Logman
Dahar, W.R. 1988. Teori-teori belajar. Bandung:Tidak diterbitkan.
Degeng, N.S. 1989. Ilmu pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Gage, N. L, dan Berliner, D. C. (1984). Educational Psycology. London :
Houghton Mifflin Company.
Gagne, R. M. (1984). Teaching of Learning : Applying Educational Psychology in
the Classroom. California : Good Year Publis. Company, Inc.
Irianto, Agus. 2006. Statistik. Jakarta: Kencana
Irvan, S dan Bagus, T. (2010). Dasar Listrik dan Elektronika. Jakarta selatan:
Hikma Publishing House
Tambunan, Janwar. (2012). Pengantar Pendidikan. Medan: Universitas HKBP
Nomensen
Jumilah. (2003). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Locus Of Control
Terhadap Hasil Belajar PKDLE Siswa Kelas I Jurusan Listrik
Pemakaian SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T. A 2002/2003. Skripsi.
FT. UNIMED
Kemp. J. E. Morrison, GR dan Ross, S. M. (1994). Designing effective
instruction. New York : Macmillan College Publishing Company.
Munthe, Brayan. (2012). Prinsip dan Pengoperasian Alat Ukur Listrik. Bandung:
YRAMA WIDYA.
Nasution. S, 1993. Didaktik Asas-Asas Mengajar: Jakarta: Aksara

115

Nolker, H dan Schoenfeldt, E. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran,
Kurikulum Dan Perencanaan. Jakarta: Gramedia.
Priyono, Judawti, agus utomo dan suharno. 1999. Penerapan Pembelajaran
Praktik Kayu Dengan Metode Training Whitin Industry (TWI) Pada
Matakuliah Praktik Kerja Kayu Mesin Pada Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan. Malang: proyek due-like FT UM.
Purba, E. dkk., (2004), Belajar dan Pembelajaran, UNIMED, Medan.
Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional. (2003), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai pustaka.
Ridwan, A.S & Sudiran (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Citapustaka
Media Perintis.
Rumahorbo, Indra (2012). Pengaruh strategi pembelajaran pelatihan industri
(training within industry) terhadap hasil belajar menerapkan dasardasar teknik digital (mddtd) pada siswa x tav smk negeri 1 sipispis
T.A. 2012/2013. Medan: Skripsi FT UNIMED.
Sardiman, A.M (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Shindunata., 2000, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Kanisius.
Slameto (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Starr, H., Merz, H and Zahniser, G. 1982. Using Labor Market Information in
Vocational Planning. Colombus: The National Center For Research
in Vocational Education, The ohio state university.
Suaidin (2010). Dunia Pendidikan, Kurikulum Sekolah, Pendidik, Peserta didik,
PTK, PTS, Satuan Pendidikan, Tenaga Pendidik. Diakses pada 7
september
2014
dari
https://suaidinmath.wordpress.com/?s=
suaidin+2010
Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan, Bandung: Sinar
Baru.
Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: bumi
aksara.
Winkel, W. S. (1989) Psikologi belajar Pengajaran, Jakarta: Gramedia.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO.

0 2 27

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 11 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA SISWA PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 2 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK MELATI PERBAUNGAN.

0 0 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK MELATI PERBAUNGAN T.A 2012/2013.

0 1 26

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONKA DI SMK MELATI PERBAUNGANTAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG.

0 2 37

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 1 173

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9

Implementasi Model Pembelajaran Kooperat. pdf

0 0 1