PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA SISWA PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 MEDAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN PENGUKURAN

KOMPONEN ELEKTRONIKA SISWA PADA KOMPETENSI

KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

HAPOSAN A.PARAPAT NIM. 509 131 014

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini. Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis dalam menempuh ujian sarjana (S-1) di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah: “Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Kejuruan Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Pengukuran Komponen

Elektronika Siswa Pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Medan”.

Proses menyelesaikan skripsi ini penulis menemukan berbagai kesulitan karena terbatasnya waktu dan kemampuan yang ada, namun berkat bantuan banyak pihak yang membantu penyusunan skripsi ini maka penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam hal ini penulis juga mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam menyelesaiakan skripsi ini. Teristimewa untuk orang tua penulis Bapa H. Parapat dan Ibunda M. Girsang yang telah memberikan memberikan

perhatian, kasih sayang dan motivasi serta keluarga besar saya kakak Sondang Parapat S.Pd, Srihastuti Parapat S.Pd, adik Melinda Parapat, Hartono Parapat dan Anjelius Parapat yang tak henti-hentinya mendukung dalam doa, semangat, dukungan moril dan dana kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, dan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

2. Bapak Prof. Dr.Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

3. Bapak Dr. Baharuddin, S.T.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro sekaligus Narasumber yang telah mengajari, membimbing, memberi petunjuk dan memberikan saran selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Amirhud Dalimunte, S.T.,M.Kom selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Elektro sekaligus Narasumber yang memberikan bimbingan, saran dan petunjuk kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

iii

5. Bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak mengajari, membimbing, memberi petunjuk, saran, dan kesabaran selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Narasumber yang telah mengajari, membimbing, memberi petunjuk dan memberikan saran selama penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Pendidikan Teknik Elektro yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan.

8. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan Bapak Sukardi, S.Pd,MM dan Bapak Arta Sitepu,S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. 9. Buat teman-teman kost Gg. Bahagia No 1 Jln Tuamang (Kakak Melisa

Saragih S.S, Sudi Gultom, Fernando Saragih, dan Anggiat Pardede) yang selalu setia memberikan saran dan motivasi

10.Semua teman-teman Jurusan Pendidikan Teknik Elektro stambuk 2009 khususnya kelas Reguler 2009 (Faisal Samosir, Maniur Bakara, Ronytua Sinaga, Irwan Sihombing, Rinto Siahaan, Herianto Manik, One Virgo, Markus, Jusi Omar, Ema Nerland, Sahatma serta sahabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu).

11.Seluruh Keluarga UK-KMK St. Martinus Unimed

Penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberi manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Maret 2014

Haposan A Parapat NIM. 509131014


(7)

i ABSTRAK

Haposan A. Parapat. Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Kejuruan Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Pengukuran Komponen Elektronika Siswa

Pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

SMK Negeri 2 Medan. Skripsi, Medan : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dan minat kejuruan terhadap hasil belajar MPKE siswa kelas I SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok yang akan diteliti yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penelitian ini dilakukan pada kelas I pada program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 2 Medan dimana seluruh siswa sebanyak 152 orang. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I-TITL1 = 30, I-TITL2 = 31, I-TITL3 = 30, I-TITL4 = 31dan I-TITL5 = 30. Subjek penelitian ini diambil dengan teknik total sampling, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebanyak 30 orang di kelas I-TITL5 dan kelompok perlakuan model pembelajaran konvensional sebanyak 30 orang di kelas I-TITL1. Data penelitian dikumpul dengan mempergunakan tes hasil belajar MPKE dan dianalisis dengan anava dua jalur pada taraf signifikansi 5%.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan Teknik analisis data yang digunakan adalah validitas tes, indeks kesukaran tes, reliabilitas tes, pengolahan data, dan teknik analisis data. Penelitian ini dilakukan selama 3 pertemuan. Hasil belajar siswa pada MPKE yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki skor rata-rata 23,36 sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori memiliki skor rata-rata 21,36. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar MPKE siswa tingkat I SMK Negeri 2 Medan dimana (Fhitung =5,27 > Ftabel =3,01), (2) tinggi rendahnya minat kejuruan memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar MPKE siswa tingkat I SMK Negeri 2 Medan dimana (Fhitung = 5,272 > Ftabel = 4,016), (3) ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori dengan minat kejuruan siswa tingkat I SMK Negeri 2 Medan dimana (Fhitung< Ftabel (1,14 < 1,18).

Kata kunci :. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Model Pembelajaran Ekspositori dan Minat Kejuruan


(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar MPKE ... 13

2.1.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 13

2.1.1.2 Hasil Belajar ... 16

2.1.2 Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . 21 2.1.2.1 Tinjuan Umum tentang Pembelajaran Kooperatif . 21 2.1.2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 26

2.1.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Kemanpuan Akademik ... 34

2.1.2.4 Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 35

2.1.2.5 Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Pembelajaran koperatif ... 36

2.1.3 Hakekat Model Pembelajaran Ekspositori ... 37

2.1.4 Hakekat Minat Kejuruan ... 45

2.2 Kerangka Berpikir ... 47

2.2.1 Perbedaan Hasil Belajar MPKE Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 47


(9)

v

2.2.2 Perbedaan Hasil Belajar MPKE Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki

Minat Kejuruan Rendah ... 52

2.2.3 Interaksi antara Model Pembelajaran Dengan Minat Kejuruan terhadap Hasil Belajar MPKE Siswa ... 53

2.3 Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 54

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 55

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

3.1.1 Populasi dan Sampel ... 55

3.1.1.1 Populasi ... 55

3.1.1.2 Sampel ... 56

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian... 56

3.3 Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 57

3.4 Pengontrolan Terhadap Eksperimen ... 59

3.4.1. Validitas Eksternal(Eksternal Validity) ... 60

3.4.2. Validitas Internal(Internal Validity) ... 61

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel... 63

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Uji Coba Instrumen Penelitian ... 64

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.6.2. Tahap Mengumpulkan Data ... 65

3.6.3. Tahapan Penelitian ... 66

3.6.4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 67

3.6.4.1Uji Coba Tes Hasil Balajar MPKE ... 67

3.6.4.2Uji Coba Angket Tingkat Minat Kejuruan... 72

3.7 . Teknik Analisa Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1. Deskripsi data ... 79

4.1.1. Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 79

4.1.2. Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 80

4.1.3. Hasil Minat Kejuruan Siswa Kelas Eksperimen ... 81

4.1.4. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Kelas Kontrol (I TPTL1) ... 83

4.1.5. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 84


(10)

vi

4.1.6. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Rendah yang Diajar dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD ... 85

4.1.7. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi yang Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 87

4.1.8. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Rendah yang Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 88

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 89

4.2.1. Uji Normalitas Data ... 90

4.2.2. Uji Homogenitas ... 91

4.3. Pengujian Hipotesis ... 92

4.3.1. Hipotesis Pertama ... 93

4.3.2. Hipotesis Kedua... 94

4.3.3. Hipotesis Ketiga ... 95

4.4. Pembahasan hasil penelitian... 96

4.4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran Ekspositori Terhadap Hasil Belajar MPKE ... 96

4.4.2. Pengaruh Minat Kejuruan Terhadap Hasil Belajar MPKE ... 96

4.4.3. Ada Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran Ekspositori dengan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar . 97

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 98

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN... ... 100

5.1. Kesimpulan ... 100

5.2. Implikasi ... 101

5.3. Saran ... 101


(11)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Peran ... 32 Gambar 3.1 Skematik Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 66 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar yang Diajar dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD ...80

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar yang Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 81

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar yang Memiliki Minat Kejuruan Kelas Eksperimen (I TPTL5) ... 82

Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar yang Memiliki Minat Kejuruan Kelas Kontrol (ITPTL1) ... 84

Gambar 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi dan Diajar dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD ... 85

Gambar 4.6. Histogram Hasil Belajar Siswa Minat Kejuruan Rendah dengan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 86

Gambar 4.7. Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi dan Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 88

Gambar 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa yang Minat kejuruan Rendah dan Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 89


(12)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Kurikulum MPKE ... 20

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 26

Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD... 27

Tabel 2.4 Cara Memberikan Poin Pengembangan ... 33

Tabel 2.5 Tingkat Penghargaan Kelompok ... 34

Tabel 2.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Ekspositori ... 45

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 57

Tabel 3.2 Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 58

Tabel 3.3 Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Ekspositori ... 59

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Hasil Belajar MPKE ... 70

Tabel 3.5 Ringkasan Perhitungan Hasil Uji Coba Intrumen ... 71

Tabel 3.6 Bobot Nilai Angket Minat Kejuruan ... 72

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Non Tes Minat Kejuruan... 73

Tabel 3.8 Uji homogenitas dengan Uji Barlett... 76

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 79

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar yang Diajar dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 80

Tabel 4.3. Hasil Belajar yang Memiliki Minat Kejuruan... 82

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan ... 83

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat kejuruan Tinggi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 85


(13)

v

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang

Memiliki Minat Kejuruan Rendah dan Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 86 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki

Minat Kejuruan Tinggi dan Diajar dengan model Pembelajaran Ekspositori ... 87

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Minat Kejuruan Tinggi dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 88 Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelompok

Penelitian ... 90 Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji F ... 91 Tabel 4.11 Rangkuman Hasi Perhitungan Homogenitas dengan Uji

Bartlett ... 92 Tabel 4.12. Anava 2x2 ... 92 Tabel 4.13. Ringkasan Tabel ANAVA ... 93


(14)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 105

Lampiran 2 RPP ... 109

Lampiran 3 Materi... 150

Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar MPKE ... 162

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 168

Lampiran 6 Instrumen Angket Minat Kejuruan ... 169

Lampiran 7 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 172

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Angket Minat Kejuruan ... 173

Lampiran 9 Analisa Butir Uji Instrumen Hasil Belajar MPKE ... 174

Lampiran 10 Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas, Indeks Kesukaran Dan Daya Pembeda Uji Coba Instrumen ... 181

Lampiran 11 Analisa Butir Uji Instrumen Minat Kejuruan MPKE ... 182

Lampiran 12 Skor yang Diperoleh Siswa dari Pengisian Hasil Belajar dan Angket Minat Kejuruan ... 186

Lampiran 13 Data Hasil Penelitian dan Distribusi Frekuensi Penelitian ... 187

Lampiran 14 Pengujian Normalitas Data ... 202

Lampiran 15 Uji Homogenitas ... 207

Lampiran 16 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 211


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam membaca dan mengikuti kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan segala kemudahan. Pada masa yang akan datang, penguasaan dunia tidak lagi hanya tergantung kepada sumber daya alam, tetapi sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya yang tangguh, berpengetahuan luas, kreatif, terampil, dan berkepribadian, memiliki minat yang tinggi untuk dapat mengimbangi pemahaman Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) dengan bangsa-bangsa lain. Salah satu yang menjadi indikator dan perbaikan mutu sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Sehubungan dengan ini, bidang pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Karena itu semua pihak yang terkait di dalam bidang pendidikan perlu memikirkan secara jernih sistem dan manajemen pendidikan yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab dalam mencetak dan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan program keahliannya. SMK bertujuan mempersiapkan siswa agar mampu menguasai keterampilan tertentu sehingga siap memasuki


(16)

2

lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan ke pendidikan kejuruan (Buana dan Monoto, 2013: 352).

Menurut Sardiman (dalam Buana dan Monoto, 2013: 352) keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah faktor intern belajar dan faktor ekstern belajar. Faktor intern belajar antara lain sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, kemampuan berprestasi, keinginan menggali hasil belajar dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern belajar antara lain sarana dan prasarana pembelajaran, lingkungan sosial, kurikulum di sekolah serta kebijakan penilaian.

SMK N 2 Medan adalah salah satu lembaga pendidikan nasional yang memiliki peran penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) merupakan salah satu jurusan di SMK N 2 Medan. Tujuan SMK N 2 Medan adalah:

a. Mempersiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya.

b. Membekali siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(17)

3

Faktor guru juga mempengaruhi hasil belajar. Guru di SMK N 2 Medan pada kompetensi Menerapkan Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) menggunakan model pembelajaran ekspositori. Di mana pembelajaran cenderung Teachered-centered, guru menjadi pusat pembejaranan sedangkan siswa

cenderung mendengarkan ceramah dari guru. Siswa tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan

dalam suatu pembelajaran. Pada pembelajaran ekspositori juga kurang mengembangkan potensi siswa karena tidak memberikan akses bagi siswa untuk mengembangkan proses berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi melalui penemuan dalam proses berpikirnya dan secara mandiri. Pada pembelajaran ekspositori siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang diberikan guru. Akibatnya siswa pun lebih cepat jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran. Tidak jarang ditemukan ada saja siswa yang menjadi acuh tak acuh dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil belajar siswa merupakan masalah, sehingga perlu dicari solusi. Dalam mencapai tujuan tersebut sangat dibutuhkan suatu model pembelajaran diantaranya agar menciptakan kondisi kelas nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, dalam kompetensi MPKE perlu digunakan model mengajar yang tepat yaitu guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari dengan terlibat aktif mengalami sendiri dengan mendengar, membaca, melihat, bertanya dan bekerja selama pembelajaran


(18)

4

berlangsung sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif. Dengan konsep ini hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa karena proses pembelajaran berkembang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam kooperatif tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan pendekatan belajar dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas sesuatu yang datang dari menemukan sendiri bukan apa yang dikatakan guru

Penerapan model pembelajaran kooperatif akan memotivasi siswa untuk belajar dengan baik, siap dalam pekerjaannya, penuh perhatian selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Jadi didalam model pembelajaran kooperatif siswa yang ingin memecahkan suatu masalah dapat bertanya pada temannya tanpa rasa malu apabila dibandingkan bertanya langsung pada guru. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan. model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak variasi. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat


(19)

5

kemampuan, suku dan jenis kelamin. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka. Setelah itu diadakan tes tentang materi tersebut, pada saat tes mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Kemudian guru memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok dengan cara menghitung skor individu, menghitung skor kelompok dan memberikan hadiah kepada kelompok dengan skor tertinggi.

Penerapan model pembelajaran ini membuat kondisi kelas tidak monoton dan biasanya sangat disukai siswa. Jika kondisi kelas menyenangkan menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran perubahan tingkah laku para siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya maupun gaya hidupnya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang upaya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori.

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar, tidak dapat dicapai seluruhnya secara langsung dan tidak dapat diukur dengan mudah seperti yang dikemukakan oleh Suryabrata (1983: 26) bahwa: Hasil belajar dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa ), meliputi ; minat, bakat, kreatifitas, motivasi, IQ, dll, sedangkan faktor eksternal (faktor yang berasal dari


(20)

6

luar siswa), meliputi sarana dan prasarana, lingkungan, pendidik, buku-buku, media, metode belajar dan sebagainya.

Adanya minat kejuruan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan. Siswa yang tidak memiliki minat kejuruan maka akan sulit bagi mereka untuk menguasai dan memahami materi pelajaran yang disajikan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001: 744) Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. maka minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut. Dengan tidak adanya minat dalam diri siswa maka siswa tersebut akan malas untuk belajar sehingga muncul dalam pikirannya untuk tidak mengikuti pelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMK Negeri 2 Medan dengan mendengar pendapat guru bidang studi, bahwasanya hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian TITL, diperoleh data berupa nilai rata-rata raport semester genap kelas X TITL Tahun Ajaran 2012/2013 untuk standar kompetensi MPKE masih di bawah standart rata-rata yang ditetapkan oleh Depdiknas untuk mata diklat produktif yaitu dengan besar KKM adalah 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) pada Tahun Pembelajaran 20012/2013 sebesar 6,8.. Perolehan nilai rata-rata semester siswa yang masih tergolong dalam kategori rendah, diakibatkan oleh beragamnya karakteristik, latar belakang, sosial, budaya dan tingkat kecerdasan siswa yang tidak didukung oleh metode pembelajaran yang diterapkan.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang bersangkutan Bapak Arta Sitepu S.Pd, yang menyatakan bahwa metode yang


(21)

7

digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru serta minat belajar siswa yang rendah mengakibatnya aktivitas belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam proses pembelajaran, seperti berbicara dengan temannya pada saat guru menerangkan di depan kelas, meninggalkan kelas pada waktu jam pembelajaran dan tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru, sehingga pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Siswa juga tidak berkonsentrasi selama kegiatan pembelajaran dikarenakan materi pelajaran yang didominasi oleh teori yang membuat siswa mengantuk sewaktu belajar.

Proses pembelajaran di dalam kelas diperlukan penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang lebih baik. Usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa adalah memperbaiki proses pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa yang menarik dan menyenangkan siswa dalam pembelajaran.

Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah minat kejuruan, yang diprediksi akan menentukan keefektifan strategi pembelajaran. Menurut Uzer (1997: 27) bahwa kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian peserta didik dalam belajar dimana minat merupakan suatu sifat yang menetap pada diri seseorang. minat merupakan rasa tertarik sesorang terhadap sesuatu hal sehingga mendorong untuk mengerjakan apa yang diinginkan, memberi arahan untuk bertindak agar memperoleh kepuasan dan merupakan sumber motivasi yang mendorong individu untuk melakukan apa yang diinginkan dengan kebebasan memilih. Bila mereka melihat sesuatu yang


(22)

8

mempunyai manfaat bagi dirinya, maka mereka akan tertarik dan menimbulkan kepuasan.

Meskipun para ahli memberikan pengertian minat dengan bahasa yang berbeda namun sebenarnya memiliki arti dan makna yang sama, yakni minat adalah perhatian yang timbul karena adanya respon sehingga seseorang terangsang dan senang untuk berperilaku seperti yang dilihat atau dirasakannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu yang menjadi perhatian sehingga dapat menyenangkan dirinya. Dengan demikian berarti bahwa seseorang dikatakan mempunyai minat jika memiliki tiga unsur pokok yaitu adanya perhatian, perilaku dan rasa senang terhadapa sesuatu.

Dalam kaitannya dengan kejuruan, Kamisa (1997: 42) menyatakan bahwa kejuruan adalah keahlian dalam suatu bidang tertentu atau keahlian khusus dan keahlian dalam melakukan sesuatu. Lebih lanjut Kamisa (1997: 42) menyatakan bahwa keahlian adalah kemahiran dalam suatu ilmu pendidikan kejuruan mencakup semua pendidikan yang membentuk seseorang lebih kompeten dari pada yang lain dalam suatu pekerjaan sehingga siswa yang telah memasuki pendidikan kejuruan telah memiliki suatu keahlian yang mengarahkan kepada suatu pekerjaan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat kejuruan adalah perhatian yang kuat dari diri seseorang terhadap SMK yang disertai dengan perasaan senang untuk mempelajarinya sehingga timbul dorongan untuk berusaha mencapai hasil yang lebih baik dalam belajar.


(23)

9

Berdasarkan uraian di atas maka minat kejuruan siswa diikutkan sebagai salah satu variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa masalah-masalah yang esensial dalam dunia pendidikan khususnya sekolah kejuruan adalah rendahnya hasil belajar. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dilihat dari nilai hasil belajar dan kualitas lulusan serta kinerja yang ditampilkan setelah memasuki dunia usaha/dunia industri. Dari fenomena tersebut akan muncul berbagai pertanyaan menyangkut rendahnya hasil belajar MPKE antara lain: (1) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sehari-hari sesuai dengan karakteristik siswa? (2) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru dapat menarik minat kejuruan siswa? (3) Apakah model pembelajaran dan penyampaian materi kurang menarik perhatian siswa? (4) Apakah sarana dan prasarana dapat mempengaruhi hasil belajar MPKE siswa? (5) Apakah model pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar siswa? (6) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan? (7) Apakah hasil belajar MPKE siswa Kelas X Kompetensi Keahlian TITL SMK Negeri 2 Medan rendah? (8) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar MPKE? (9) Apakah minat kejuruan menpengaruhi hasil belajar MPKE Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian TITL SMK Negeri 2 Medan? (10) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan yang diajar dengan model pembelajaran Ekpositori? (11)


(24)

10

Apakah siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat kejuruan rendah? (12) Apakah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD Dan minat kejuruan dapat menpengaruhi hasil belajar siswa MPKE Kelas X kompetensi keahlian TITL SMK Negeri 2 Medan? (13) Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat kejuruan siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?

1.3 Pembatasan Masalah

Hasil belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Agar penelitian ini lebih terfokus dan kajiannya lebih mendalam. maka penelitian ini dibatasi pada: (1) masalah model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori. (2) Karakteristik siswa dalam penelitian ini dibatasi hanya pada minat kejuruan siswa yang dibagi atas minat kejuruan tinggi dan minat kejuruan rendah, (3) hasil belajar siswa dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif pada konpetensi dasar MPKE semester II kelas X program keahlian TITL SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(25)

11

1. Apakah hasil belajar MPKE siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar MPKE siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki minat kejuruan rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat

kejuruan dalam mempengaruhi hasil belajar MPKE siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar MPKE siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar MPKE siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat kejuruan rendah.

3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan minat kejuruan dalam mempengaruhi hasil belajar MPKE siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :


(26)

12

1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan hasil belajar di SMK Negeri 2 Medan.

2. Sebagai bahan untuk memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran dan hubungannya dengan minat kejuruan siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar MPKE siswa. 3. Sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran ekspositori, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar MPKE. 2. sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang model


(27)

79

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil- hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka beberapa hal yang dapat diambil menjadi kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara statistik disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan skor rata-rata 23,36 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan skor rata-rata 21,36 pada kompetensi dasar MPKE di kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana Fhitung< Ftabel (1,14< 1,18).

2. Hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi dengan siswa yang memiliki minat kejuruan rendah. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi (23,33) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki minat kejuruan rendah (19,25).

3. ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori dengan tinggi rendahnya motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE


(28)

80

5.2.Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian maka beberapa implikasi hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diberikan kepada siswa akan mempengaruhi hasil belajar MPKE. Materi MPKE yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa untuk memahami materi MPKE.

2. Tingkat minat kejuruan siswa mempengaruhi hasil belajar MPKE. Dengan tingkat minat kejuruan tinggi yang dimiliki siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka, karena dengan minat kejuruan tinggi akan mendukung kesiapan dan kemauan mereka dalam belajar.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok diterapkan pada siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi

4. Bagi siswa yang memiliki tingkat minat kejuruan rendah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kurang sesuai diterapkan.

5.3. Saran

1. Dalam MPKE, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru terlebih dahulu mempertimbangkan tingkat minat kejuruan siswa.

2. Dalam MPKE, guru perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi.

3. siswa perlu meningkatkan minat kejuruan mereka yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar mereka.


(29)

102

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Ali, Munawar.1992. Pengertian Hasil Belajar dan Defenisi Hasil Belajar

(online),dalamhttp://indramunawar.blogspot.com/2009/08/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html ,diakses pada 2 November 2013,18:20. Arikunto Suharsimi. 2001. Dasar Dasar Evalasi Pendidikan . Remaja karya. Buana, A Avif Putra dan Munoto. 2013. Pengaruh Teknik Pembelajaran Tennis

Verbal Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Yang Memiliki Motivasi Berprestasi Berbeda Pada Standar Kompetensi Mengaplikasikan Rangkaian Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 02 : 351-358.

Chaplin. James P. 1995. Kamus Lengkap Psikologi . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Dewey, Richard dan Humber, WJ .1996. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dick, W & Carey, L. 2005. Model Pembelajaran Kooperaif.

http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html. (diakses tanggal 06 November 2013).

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.

Evas. 1968. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia.

Gagne. 1989. Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Gerlach & Ely. 1980. Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung. Hurluck .1990. Minat dan bakat. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung,Henry.2008. Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Modul Dan Tanpa Modul Pada Mata Pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik Dan Elektronika Kelas 1 Semester 1 SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2008/2009. Skripsi, Medan:Unimed.

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Medan: Fakultas Teknik UNIMED.


(30)

103

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika. Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.

Munandar, S.C.U.1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa sekolah menengah.Gramedia Jakarta,

Munthe,Ocha F. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Memahami Dasar-Dasar Elektronika Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Merdeka Tahun Ajaran 2011/2012,Skripsi,Medan:Unimed.

Nasution. S, 1993. Didaktik Asas-Asas Mengajar: Jakarta: Aksara : Bumi Aksara, Nasution, S. 1995. Berbagai Pendekatan Proses Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, Oemar, Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Prawiradilaga, 2008, Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi,Jakarta:

Balitbang Depdiknas.

Panjaitan, Binsar. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Penerbit Poda. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sagala, Syaiful, H. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, Wina. 2006. Model Pembelajaran Berorientasi Standar

ProsesPendidikan. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina.2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan Kelima. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, B.1983. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.


(31)

104

Sudjana N .2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suparman. 1997. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Uzer. 1997. Proses Pembelajaran Cooperative Learning. (http://www. pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm:)

Walgito, Bimo.1986.Psikologi Umum. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan Psikologi Umum UGM.

Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Surabaya: Remaja Rosdakarya Offset.

Winkel, W.S. 1986. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia

Yani, Mustopa, JP. 1996. Teknik Wiraswasta Dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.


(1)

hasil belajar di SMK Negeri 2 Medan.

2. Sebagai bahan untuk memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran dan hubungannya dengan minat kejuruan siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar MPKE siswa. 3. Sebagai bahan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Sedangkan manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan metode pembelajaran ekspositori, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar MPKE. 2. sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang model


(2)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil- hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka beberapa hal yang dapat diambil menjadi kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara statistik disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan skor rata-rata 23,36 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan skor rata-rata 21,36 pada kompetensi dasar MPKE di kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana Fhitung< Ftabel (1,14< 1,18).

2. Hasil belajar MPKE antara siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi dengan siswa yang memiliki minat kejuruan rendah. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi (23,33) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki minat kejuruan rendah (19,25).

3. ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori dengan tinggi rendahnya motivasi belajar terhadap hasil belajar MPKE


(3)

5.2.Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian maka beberapa implikasi hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diberikan kepada siswa akan mempengaruhi hasil belajar MPKE. Materi MPKE yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa untuk memahami materi MPKE.

2. Tingkat minat kejuruan siswa mempengaruhi hasil belajar MPKE. Dengan tingkat minat kejuruan tinggi yang dimiliki siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka, karena dengan minat kejuruan tinggi akan mendukung kesiapan dan kemauan mereka dalam belajar.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok diterapkan pada siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi

4. Bagi siswa yang memiliki tingkat minat kejuruan rendah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kurang sesuai diterapkan.

5.3. Saran

1. Dalam MPKE, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru terlebih dahulu mempertimbangkan tingkat minat kejuruan siswa.

2. Dalam MPKE, guru perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa yang memiliki minat kejuruan tinggi.

3. siswa perlu meningkatkan minat kejuruan mereka yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar mereka.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Ali, Munawar.1992. Pengertian Hasil Belajar dan Defenisi Hasil Belajar

(online),dalamhttp://indramunawar.blogspot.com/2009/08/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html ,diakses pada 2 November 2013,18:20. Arikunto Suharsimi. 2001. Dasar Dasar Evalasi Pendidikan . Remaja karya. Buana, A Avif Putra dan Munoto. 2013. Pengaruh Teknik Pembelajaran Tennis

Verbal Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Yang Memiliki Motivasi Berprestasi Berbeda Pada Standar Kompetensi Mengaplikasikan Rangkaian Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 02 : 351-358.

Chaplin. James P. 1995. Kamus Lengkap Psikologi . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Dewey, Richard dan Humber, WJ .1996. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dick, W & Carey, L. 2005. Model Pembelajaran Kooperaif.

http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html. (diakses tanggal 06 November 2013).

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.

Evas. 1968. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia.

Gagne. 1989. Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Gerlach & Ely. 1980. Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung. Hurluck .1990. Minat dan bakat. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung,Henry.2008. Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Modul Dan Tanpa Modul Pada Mata Pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik Dan Elektronika Kelas 1 Semester 1 SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2008/2009. Skripsi, Medan:Unimed.

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Medan: Fakultas Teknik UNIMED.


(5)

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika. Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.

Munandar, S.C.U.1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa sekolah menengah.Gramedia Jakarta,

Munthe,Ocha F. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Memahami Dasar-Dasar Elektronika Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Merdeka Tahun Ajaran 2011/2012,Skripsi,Medan:Unimed.

Nasution. S, 1993. Didaktik Asas-Asas Mengajar: Jakarta: Aksara : Bumi Aksara, Nasution, S. 1995. Berbagai Pendekatan Proses Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, Oemar, Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Prawiradilaga, 2008, Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi,Jakarta:

Balitbang Depdiknas.

Panjaitan, Binsar. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Penerbit Poda. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sagala, Syaiful, H. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, Wina. 2006. Model Pembelajaran Berorientasi Standar

ProsesPendidikan. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina.2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan Kelima. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, B.1983. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Sudjana N .2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suparman. 1997. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Uzer. 1997. Proses Pembelajaran Cooperative Learning. (http://www. pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm:)

Walgito, Bimo.1986.Psikologi Umum. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan Psikologi Umum UGM.

Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Surabaya: Remaja Rosdakarya Offset.

Winkel, W.S. 1986. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia

Yani, Mustopa, JP. 1996. Teknik Wiraswasta Dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI.

0 3 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK PADA SISWA KELAS XI TPTL SMK NEGERI 2 MEDAN.

1 6 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 PADANGSIDIMPUAN T.A 2015/2016.

0 2 25

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BALAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 MERDEKA.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI DI MEDAN.

1 3 44

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARANCOOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUASAI TEORI DASAR ELEKTRONIKA(MTDE) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN,KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK SWASTA KARYAA.

0 3 16

PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 231

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 1 173

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PLERET.

0 0 194

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PLERET.

0 0 194