PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Rangking CGPI periode 2004-2013).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para investor dan
kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana
mereka, pemilihan penggunaan laporan keuangan dengan dasar akrual lebih
rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil,
serta dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih
metode pencatatan keuangan selama tidak menyimpang dari aturan yang
berlaku. Penggunaan metode yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk
tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earnings
management (Halim, 2005).
Informasi laba digunakan sebagai indikator kinerja manajemen,
Fleksibilitas dalam memilih metode akuntansi yang digunakan manajemen akan
memberikan peluang bagi manajer untuk memilih kebijakan yang dapat
memaksimumkan utility dan nilai pasar perusahaan. Healy and Wahlen (1998)
menyatakan manajemen laba adalah sebuah tindakan mengelabui dan menipu
shareholders, Karena manajer (agent) mengetahui lebih banyak informasi
tentang perusahaan dan bertindak untuk memaksimalkan kepentingan dirinya
sendiri maka ia memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri

informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent
mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada
principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja
agent. Hal ini memacu agent memikirkan bagaimana angka laba dapat digunakan
sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya Widyaningdyah (2001).
Manajemen laba (earnings management) ditimbulkan dari masalah
keagenan (agency problem); masalah keagenan ini muncul karena perbedaan
kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola atau
manajemen perusahaan (agent), Dimana Manajer memiliki informasi tentang
perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya asimetri informasi yang memungkinkan
manajemen melakukan praktek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk
mencapai suatu kinerja tertentu.
Tindakan manajemen laba dapat dikurangi melalui mekanisme good
corporate governace, pada prinsipnya corporate governace menyangkut
kepentingan para pemegang saham, perlakuan yang sama terhadap para
pemegang saham, peran semua pihak yang berkepentingan (stakeholders),
transparasi dan kejelasan; Kegagalan perusahaan berskala besar, skandal-skandal

keuangan dan krisis-krisis ekonomi di berbagai negara, telah memusatkan
perhatian kepada pentinganya corporate governance.
Secara alamiah, perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan
dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework).

Kerangka tersebut dibentuk hukum dan regulasi, anggaran dasar, kode etik,
perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan kreditur, karyawan, konsumen, dan lain
sebagainya.

Agar

perusahaan

memiliki

kelangsungan

jangka

panjang,


shareholders dan stakeholders perlu mempertimbangkan tata kelola yang baik
(good corporate governance) Surya dan Yustiavandana (2006).
Corporate governance merupakan suatu rantaian proses, kebijakan, tata
cara, institusi dan aturan yang mempengaruhi pengontrolan, pengarahan dan
pengelolaan suatu perusahaan Forum of corporate governance (2011). Selain itu,
corporate governance juga melingkupi hubungan antara pemegang saham
mayoritas dan minoritas, manajer, staff, kreditor, pemerintah, serta stakeholders
yang memiliki kaitan terhadap hak dan tanggung jawab pada perusahaan atau
system yang melakukan kendali dan arahan terhadap perusahaan.
Corporate governance bertujuan menciptakan nilai tambah bagi para
pemangku kepentingan FCGI (2011); apabila perusahaan mampu menerapkan
Corporate governance dengan baik di perusahaannya maka perusahaan akan
mendapatkan nilai lebih seperti diantaranya : mudah untuk meningkatkan
modal, biaya modal yang lebih rendah, peningkatan kinerja bisnis dan kinerja
ekonomi yang membaik serta memberikan dampak yang baik untuk harga
saham.
Perlunya penerapan corporate governance adalah karena adanya tindakan
mementingkan


diri

sendiri

di

pihak

manajer

perusahaan

dengan

mengesampingkan kepentingan investor. Hubungan agensi muncul ketika salah

satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa
dan dalam melakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat
keputusan kepada agent tersebut Darwis (2012)
Nasution dan Setiawan (2007) menjelaskan corporate governance

merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka
peraturan. Lebih lanjut Nasution dan Setiawan (2007) menyebutkan bahwa
konsep

corporate

governance

diajukan

demi

tercapainya

pengelolaan

perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Di
dalam corporate governace terdapat konsep pemisahan antara pemilikan dan

pengendalian perusahaan. Pemisahan ini akan meninmbulkan masalah karena
adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham (sebagai Prinsipal)
dengan pihak manajemen (sebagai agen), Jensen dan Meckling (1976).
Corporate governance yang mengandung empat unsur penting yaitu
keadilan, transparansi, pertanggungjawaban dan akuntabilitas, diharapkan dapat
menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan. Dengan adanya tata
kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan
baik oleh investor (Susanti, 2010).
Menurut Herawaty (2008) teori keagenan memberikan pandangan bahwa
masalah manajemen laba dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri
melalui good corporate governance dimana penelitian Wedari (2004) dalam

Herawaty (2008) menemukan bahwa praktek corporate governance memiliki
hubungan terhadap manajemen laba, sedangkan Siregar dan Bactiar (2004) tidak
terdapat hubungan antara praktek corporate governace dengan manajemen
laba. Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan menggunakan
pendekatan Short Term Discretionary Accrual (STDA) dan Long Term
Discretionary Accrual (LTDA) karena kedua pendekatan tersebut berbeda. Short
Term Discretionary Accrual (STDA) memiliki jangka waktu yang relatif lebih
pendek untuk dapat kembali, biasanya sampai kuartal pertama sampai atau satu

tahun buku. Sedangkan Long Term Discretionary Accrual (LTDA) memiliki jangka
waktu yang lebih dari satu tahun tutup buku kembali (Dechow 1994). Apabila
harus menggunakan akrual dengan Short Term Discretionary Accrual (STDA),
manajer akan menghadapi kesulitan dalam memanipulasi data akuntansi karena
pasar berharap akrual jenis ini akan kembali secepatnya. Sebaliknya, manajer
akan lebih mudah memanipulasi data akuntasi melalui Long Term Discretionary
Accrual (LTDA), karena tindakan manajer tersebut tidak dapat dideteksi untuk
beberapa periode akuntasi berikutnya Whelan dan McNamara (2004).
Tujuan utama dari corporate governance adalah minimalisasi biaya
perusahaan (agency costs) yang berasal dari pemisahan kepemilikan dan
pengendalian Weber (2006); Jika suatu perusahaan menerapkan corporate
governance yang baik, maka potensi seorang manajer dalam melakukan tindakan
manajemen laba dapat di kontrol. Berdasarkan uraian, untuk menguji kebenaran
bahwa apakah kekuatan corporate governance memperlemah hubungan antara

Asimetri Informasi dan manajemen laba atau tidak, maka dalam penelitian ini
corporate governance dimasukkan sebagai variabel moderating.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk
(2006); menyatakan bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh secara positif
signifikan


terhadap variabel manajemen laba dan memasukkan pengaruh

corporate governance sebagai variabel pemoderasi untuk mengetahui apakah
corporate governance mampu memperkuat atau memperlemah hubungan
antara asimetri informasi dengan praktik manajemen laba, dari pernyataan
tersebut maka peneliti menindak lanjuti dari temuan tersebut.
Dari hasil yang dilakukan beberapa penelitian terdapat ketidak konsistenan
suatu kesimpulan, maka peneliti memasukkan variabel moderating dimana
corporate governance sebagai proxy hubungan langsung antara asimetri
informasi dan manajemen laba yang akan memperkuat ataupun memperlemah.
Variabel Pemoderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Varibel Pemoderasi secara
metodologis adalah bagian dari variabel bebas karena memberikan pengaruh
baik langsung atau tidak langsung terhadap variabel tergantung.

Atas dasar hal tersebut di atas, penulis termotivasi untuk mengadakan
penelitian dengan judul:

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP


MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI .

B. Perumusan Masalah
Penelitian yang membahas tentang manajemen laba telah banyak
dilakukan sebelumnya

dengan berbagai alternatif pendekatan; Healy dan

Wahlen (1999) menyatakan bahwa definisi manajemen laba mengandung
beberapa aspek; Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan
keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment. Misalnya judgment
yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi dimasa depan
untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti: perkiraan umur ekonomis
dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pensiun, pajak yang
ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu
manejer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan
dan metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan
steakholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika

manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh
pihak luar.
Dalam kontek teori keagenan, informasi asimetris dapat menyebabkan
konflik diantara prisipal (dalam hal ini pemegang saham) dengan agen (dalam hal
ini manajemen); Hal ini dikarenakan terganggunya proses komunikasi atara
pemilik atau pemegang saham dengan manajer, yang membuat pemilik atau
pemegang saham tidak memahami setiap tindakan yang dilakukan oleh manajer

mengingatkan kegagalan pemilik memperoleh semua informasi revelan yang
diperlukannya Healy dan Palepu (1993).
Munculnya manajemen laba karena manajer memiliki akses informasi
yang lebih, maka dengan asimetri yang dimiliki mendorong agent untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dengan
adanya asimetri antara manajemen (agent) dengan pemiliki (principal)
memberikan kesempatan pada manajer untuk melakukan manajemen laba
(eraning management) dalam rangka memaksimumkan utility-nya. Salah satu
cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku
opportunistic manajemen adalah corporate governance Watts (2003).
Berdasarkan penjelasan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

1.

Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba?

2.

Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba dengan
good coorporate governance sebagai variabel pemoderasi?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi praktik manajemen laba di perusahaan
manufaktur go publik di Indonesia dengan pendekatan short term dan
long term. Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah :

a) Menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba
pada perusahaan yang tergabung dalam rangking CGPI.
b) Menganalisis pengaruh asimetri informasi yang dimoderasi oleh good
corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan
yang tergabung dalam rangking CGPI.
2.

Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
a) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi pada pengembangan teori terutama pengaruh asimetri
informasi yang dimoderasi oleh good corporate governance terhadap
Manajemen Laba
b) Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu
informasi baru dalam memahami mekanisme corporate governance
untuk memberikan suatu keputusan yang tepat dan bijaksana.
c) Bagi akademisi dan peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan memperluas wawasan dalam mengembangkan penelitian
pada bidang manajemen keuangan, akuntansi dan investasi.

D. SISTEMATIKA PENULISAN TESIS
Sistematiak Penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
bab yang diuraikan sebagai Berikut :

BAB I

: Pendahuluan
Pada bab ini menyajikan uraian Pendahuluan yang menjelaskan
tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis.

BAB II

: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi landasan teori yang berguna sebagai dasar pemikiran
dalam pembahasan masalah yang akan diteliti, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran yang membantu dalam proses penelitian ini, dan
hipotesis dari penelitian.

BAB III

: Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari populasi dan sampel, variabel penelitian dan
definisi operasional, teknik penentuan sampel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, serta metode analisis.

BAB IV

: Analisis Data Dan Pembahasan
Dalam Bab ini membahas tentang cara pengumpulan data, analisis
data, pengujian data secara berurutan .

BAB V

: Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari analisis data disajikan dalam bab ini sekaligus saran
untuk penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 39 98

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI)

1 45 106

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABADENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Rangking

0 3 28

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABADENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Rangking

0 3 18

Daftar Pustaka Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Rangking CGPI periode 2004-2013).

0 5 4

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 15

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 2 19

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 14