PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Andri Veno, dan Noer Sasongko
Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Email: venofokus@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to analyze the effect on earnings management information
asymmetry, which was moderated by good corporate governance in 43 companies
listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). To 43 companies such as sample in
this study included the top 10 best Corporate Governance Perception Index (CGPI)
during the period 2004 - 2013. The sampling technique is purposive sampling. Earnings
management as independent variables proxy through Short Term Discretionary Accruals
(STDA) and Long Term Discretionary Accruals (LTDA), while moderating variable
is a proxy through Corporate Governance Corporate Governance Perception Index
(CGPI). This analysis using multiple linear regression that was previously done through
classical assumption test. The results of multiple linear regression analysis on the
model of the Short Term Discretionary Accruals (STDA) showed that the asymmetry
of information and good corporate governance significantly positive effect on earnings
management. The results of multiple linear regression analysis on the model of the

Long-Term Discretionary Accruals (LTDA) showed that the asymmetry of information
and good corporate governance significantly negative effect on earnings management.
While variable existing office Good Governance can moderate the effect of asymmetry
in earnings management in Short-Term Discretionary Accruals (STDA) and Long Term
Discretionary Accruals (Ltda).
Keywords: Asymmetry Information, Earnings Management, Good Corporte Governance
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba yang dimoderatori oleh tata kelola perusahaan yang baik pada 43
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ke 43 perusahaan
tersebut sebagai sample dalam penelitian ini di dalamnya termasuk top 10 terbaik
Corporate Governance Perception Index (CGPI) selama periode 2004 - 2013. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. manajemen laba sebagai variabel
independen proxy melalui Short Term Discretionary Accruals (STDA) dan Long Term
Discretionary Accruals (Ltda), sedangkan variabel moderasi adalah proxy melalui
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Analisis ini
menggunakan regresi linier berganda yang sebelumnya dilakukan melalui uji asumsi
klasik. Hasil analisis regresi linier berganda pada model Jangka Pendek Discretionary
Accruals (STDA) menunjukkan bahwa asimetri informasi dan tata kelola perusahaan
yang baik secara signifikan memberikan efek positif pada manajemen laba. Hasil

64

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

analisis regresi linier berganda pada model Jangka Panjang Discretionary Accruals
(Ltda) menunjukkan bahwa asimetri informasi dan tata kelola perusahaan yang baik
secara signifikan memberikan efek negatif pada manajemen laba. Sedangkan variabel
Baik kantor yang ada Governance dapat memoderasi pengaruh asimetri pada manajemen
laba di Jangka Pendek Discretionary Accruals (STDA) dan Long Term Discretionary
Accruals (Ltda).
Kata Kunci: Asimetri Informasi, Manajemen Laba, Good Corporte Governance

Pendahuluan
Implikasi dari teori agensi adalah
terjadinya asimetri informasi antara manajer
dengan pemilik. Komalasari (2000) dalam
Setyaningrum dan Yunitasari, (2011)
menjelaskan informasi keuangan yang
berkualitas berguna bagi investor untuk

mengurangi asimetri informasi. Asimetri
informasi adalah suatu keadaan dimana
manajer memiliki akses informasi lebih atas
prospek perusahaan dimasa depan dibanding
para pemegang saham (pemilik) dan
Stakeholder lainnya.
Asimetri informasi dapat diantisipasi
dengan melakukan pengungkapan informasi
yang lebih berkualitas. Oleh sebab itu,
manajer berwajiban memberikan sinyal
informasi mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik. Namun seringkali informasi
yang disampaikan tidak sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Akibat terjadinya asimetri
informasi memungkinkan manajer melakukan
tindakan manajemen laba.
Menurut Healy and Wahlen (1998) dalam
Wiyadi, et al. (2013) manajemen laba adalah
sebuah tindakan yang mengelabui dan menipu
shareholders karena manajer mengetahui

lebih banyak informasi tentang perusahaan
dan bertindak untuk memaksimalkan
kepentingan dirinya sendiri (Widyaningdyah,
2001 dalam Wiyadi, et al. 2013). Oleh sebab
itu, wajar jika manajer memanfaatkan adanya
asimetri informasi untuk melakukan tindakan
manajemen laba.
Peluang manajer melakukan tindakan
manajemen laba juga dikarenakan manajer
memiliki fleksibilitas dalam memilih metode
akuntansi yang berbasis akrual. Penggunaan

metode akuntansi sengaja dipilih untuk
kepentingan tertentu misal: memaksimumkan
utility dan nilai pasar perusahaan untuk
memperoleh bonus yang lebih besar. Salah
satu peneliti yang telah melakukan penelitian
tentang pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba adalah Rahmawati, et al
(2006). Hasil penelitian mereka menunjukkan

bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh
secara positif signifikan terhadap manajemen
laba.
Tindakan manajemen laba dapat
dikurangi melalui mekanisme corporate
governance (Wiyadi, et al. 2013). Pada
prinsipnya corporate governance terkait
dengan
kepentingan
para
pemegang
saham, perlakuan yang sama terhadap para
pemegang saham, peran semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders), transparansi
dan kejelasan. Banyak perusahaan terutama
yang berskala besar telah menaruh perhatian
kepada pentinganya corporate governance.
Menuurut
Forum
of

corporate
governance (2011) corporate governance
merupakan serangkaian proses, kebijakan, tata
cara, institusi dan aturan yang mempengaruhi
pengontrolan, pengarahan dan pengelolaan
suatu perusahaan. Corporate governance
juga mencakup hubungan antara pemegang
saham mayoritas dan minoritas, manajer,
staff, kreditor, pemerintah, serta stakeholders
yang memiliki kaitan terhadap hak dan
tanggung jawab pada perusahaan atau sistem
yang melakukan kendali dan arahan terhadap
perusahaan.
Implementasi
goods
corporate
governance bertujuan untuk menciptakan
nilai tambah bagi para pemangku kepentingan
65


Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

(FCGI, 2011). Implementasi corporate
governance pada suatu perusahaan akan
berdampak pada tindakan manajemen laba
yang dilakukan manajer. Jika perusahaan
mampu menerapkan corporate governance
dengan baik, maka perusahaan akan
memperoleh kemanfaatan lebih seperti:
mudah meningkatkan modal, biaya modal
lebih rendah, peningkatan kinerja bisnis dan
kinerja ekonomi, serta harga saham lebih baik.
Implementasi corporate governance nantinya
akan menjadi salah satu elemen penting untuk
menumbuh kembangkan efisiensi ekonomis,
dan memberikan hubungan yang sinergis
antara pihak yang berkepentingan pada
perusahaan (Arief dan Pramuka, 2007).
Secara umum, pelaksanaan aktivitas

bisnis dipengaruhi oleh suatu kerangka tata
kelola perusahaan yang baik (goods corporate
governance framework). Kerangka tersebut
dibentuk oleh hukum dan regulasi, anggaran
dasar, kode etik, perjanjian-perjanjian yang
dibuat dengan kreditur, karyawan, konsumen,
dan lain sebagainya. Menurut Surya dan
Yustiavandana (2006), agar perusahaan
memiliki kelangsungan hidup lebih terjamin
dalam jangka panjang, maka shareholders
dan stakeholders memerlukan pelaksanaan
tata kelola yang baik (good corporate
governance).
Corporate governace memiliki dua
konsep, yaitu: pemisahan antara pemilikan
dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini
akan menimbulkan masalah karena adanya
perbedaan kepentingan antara pemegang
saham dengan pihak manajemen (Jensen dan
Meckling, 1976). Tujuan utama corporate

governance adalah minimalisasi biaya
perusahaan (agency costs) yang berasal dari
pemisahan kepemilikan dan pengendalian
(Weber, 2006). Jika suatu perusahaan
menerapkan corporate governance yang
baik, maka potensi seorang manajer dalam
melakukan tindakan manajemen laba dapat
di kontrol. Menurut Herawaty (2008) teori
keagenan memberikan pandangan bahwa
masalah manajemen laba dapat diminimumkan
dengan pengawasan sendiri melalui good
66

corporate governance.
Corporate governance mengandung
empat unsur penting, yaitu: keadilan,
transparansi,
pertanggungjawaban
dan
akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi suatu

jalan dalam mengurangi konflik keagenan.
Dengan adanya tata kelola perusahaan yang
baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai
dengan baik oleh investor (Susanti, 2010).
Tujuan penelitian ini adalah menguji
secara empiris pengaruh asimetri informasi
terhadap manajemen laba yang dimoderasi
oleh good corporate governance. Pengukuran
manajemen laba dengan menggunakan model
short term discretionary accruals (STDA)
dan long term discretionary accruals (LTDA).
Adapun secara terperinci tujuan penelitian
ini adalah, pertama, menganalisis pengaruh
asimetri informasi terhadap manajemen
laba dan kedua menganalisis pengaruh good
corporate governance dalam memoderasi
pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba.
Isu terkait corporate governance sudah
mulai banyak dibahas dalam dunia bisnis.

Salah satu proksi corporate governance yang
dapat digunakan saat ini adalah Corporate
Governance Perception Index (CGPI). CGPI
adalah hasil penelitian dari sebuah lembaga
kerjasama antara The Indonesian Institute
for Corporate Governance (IICG) dengan
majalah SWA yang secara sukarela melakukan
pemeringkatan penerapan GCG dari beberapa
perusahaan go public di Indonesia. Program
CGPI secara konsisten telah diselenggarakan
setiap tahunnya sejak tahun 2001.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Wedari (2004), dalam
Herawaty (2008) menemukan praktek
corporate governance memiliki hubungan
terhadap manajemen laba. Namun Siregar
dan Bactiar (2004) menjelaskan tidak terdapat
hubungan antara praktek corporate governace
dengan manajemen laba, Penelitian ini
merupakan upaya menindak lanjuti hasil
penelitian Rahmawati, et al. (2006) yang
merekomendasikan perlunya memasukkan

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

pengaruh corporate governance sebagai
variabel pemoderasi untuk mengetahui apakah
corporate governance mampu memperkuat
atau memperlemah hubungan antara asimetri
informasi dengan tindakan manajemen laba.
Variabel manajemen laba diproksi dengan
model short term discretionary accruals
(STDA) dan long term discretionary accruals
(LTDA). Alasan penggunaan model STDA
adalah untuk motivation signaling karena
pasar berharap akrual jenis ini akan kembali
secepatnya. Sedangkan alasan penggunaan
model LTDA adalah usaha manajer untuk
membodohi pelaku pasar karena sifat
akrual memberikan kesempatan melakukan
manipulasi untuk memenuhi kepentingannya
sendiri.
1.

Hubungan
Asimetri
Informasi
dengan Manajemen Laba
Keberadaan asimetri informasi dianggap
sebagai penyebab manajemen laba. Salah satu
pengukur asimetri informasi antara manajemen
dengan pemegang saham perusahaan adalah
bid-ask spreads. Sebagai bukti bahwa bidask spreads memiliki kemampuan untuk
mengukur asimetri informasi ditunjukkan
oleh Healy, Palepu dan Sweeney (1995) dan
Welker (1995) dalam Rahmawati et al. (2006).
Richardson (1998) dalam Rahmawati
et al (2006) meneliti hubungan asimetri
informasi dengan manajemen laba pada
semua perusahaan yang terdaftar di NYSE
pada periode akhir Juni selama 1988-1992.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang sistematis antara
magnitut asimetri informasi dan tingkat
manajemen laba. Fleksibilitas manajemen
untuk me-manage laba dapat dikurangi
dengan menyediakan informasi yang lebih
berkualitas bagi pihak luar.
Menurut hasil penelitian Halim et al (2005)
bahwa asimetri informasi, kinerja masa kini
dan masa depan, faktor leverage, dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Demikian pula penelitian
yang dilakukan oleh Rahmawati et al (2006)
menunjukkan bahwa asimetri informasi

berpengaruh secara positif signifikan terhadap
manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Asimetri informasi berpengaruh secara
positif signifikan terhadap manajemen
laba
2.

Hubungan Asimetri Informasi dengan
Manajemen Laba yang Dimoderasi
Good Corporate Governance
Menurut Schipper (1989) manajemen
laba adalah intervensi atau campur
tangan manajer dalam proses penyusunan
laporan keuangan dengan tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan pribadi. Dari
definisi tersebut memberikan gambaran
bahwa manajemen laba merupakan perilaku
oportunistik manajer untuk memaksimalkan
utilitas mereka. Manajer melakukan tindakan
manajemen laba dengan memilih metode atau
kebijakan akuntansi untuk menaikkan angka
laba atau menurunkan angka laba. Manajer
menaikkan angka laba dengan menggeser
laba periode yang akan datang ke periode
sekarang dan menurunkan angka laba dengan
menggeser laba periode masa sekarang ke
periode mendatang (Widodo, 2005).
Filosofi yang mendasari kepentingan
manajemen
adalah
kebutuhan
akan
harmonisasi dan sistematisasi dari manajemen
dalam rangka menghasilkan kinerja yang
efektif dan efesien. Sebagai bagian integral
dari perusahaan, pihak manajemen yang ingin
mencapai bentuk sistem yang teratur tentunya
akan membutuhkan penerapan GCG secara
konsisten. Karena untuk mencapai suatu
kinerja yang optimal, para anggota manajemen
dan karyawan harus mendapat perlakuan yang
seimbang dan wajar, sesuai dengan kedudukan
masing-masing. Prinsip fairness dari GCG
memegang peranan untuk mewujudkan
manajemen perusahaan berjalan dengan baik.
Dengan demikian GCG dapat memperkuat
ataupun memperlemah (memoderasi) dalam
pengambilan suatu keputusan pelaporan
keuangan dengan tujuan transparansi untuk
67

Keterkaitan Antara Motivasi, Kepercayaan, Norma Subyektif,
Sikap Terhadap Niat (52-63)

optimalisasi kinerja perusahaan (Surya dan
Yustiavanda, 2014). Atas dasar penjelasan
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Good Corporate Governance dapat
memoderasi
pengaruh
asimetri
informasi terhadap manajemen laba.
Metode Penelitian
Penelitian ini didesain untuk menjelaskan
peran good corporate governance dalam
memoderasi pengaruh asimetri informasi
terhadap manajemen laba. Yang menjadi
obyek penelitian adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan
termasuk dalam peringkat 10 terbaik CGPI
selama kurun waktu 2004–2013. Penelitian
ini menggunakan data panel (pooled data)
yang berdimensi waktu selama 10 tahun.
Jumlah sampel penelitian sebanyak 43
perusahaan yang diambil secara purposive
sampling. Kriteria untuk pengambilan sampel,
yaitu: (1) perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI; (2) termasuk dalam peringkat
10 terbaik CGPI; (3) mempublikasikan
laporan keuangan tahunan selama periode
2004 - 2013. Variabel dalam penelitian ini
adalah Manajemen Laba, Asimetri Informasi,
Good Corporate Governance, dan Interaksi
Asimetri Informasi dengan Good Corporate
Governance. Manajemen Laba merupakan
intervensi langsung manajer dalam proses
penyajian laporan keuangan dengan maksud
memperoleh keuntungan atau manfaat
tertentu baik bagi dirinya maupun perusahaan.
Variabel ini diproksi dengan menggunakan
model Long Term Discretionary Accruals
(LTDA) dan Short Term Discretionary
Accruals (STDA). Variabel pemoderasi
dalam penelitian ini adalah Good Corporate
Governance diprosikan oleh skor CGPI yang
digunakan berupa angka mulai 0 sampai 100.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

68

adalah keseluruhan perusahaan yang masuk
peringkat 10 terbaik skor CGPI yang diberikan
IICG selama tahun 2004 - 2013. Alat analisis
yang digunakan adalah deskriptif dan analisis
regresi.
Analisis regresi linear berganda untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukkan
arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen (Ghozali, 2006).
Sebelum analisis regresi dilakukan pengujian
asumsi Klasik yang meliputi uji: Normalitas,
Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan
Autokorelasi. Model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
MLSTDA = α + β1AI + β2GCG + β3AI*GCG + ε
MLLTDA = a + b1AI + b2GCG + b3AI*GCG + ε
Keterangan:
MLSTDAM : Manajemen Laba short term
discretionary accrual
MLLTDAM : Manajemen Laba long term
discretionary accrual
α/a
: Konstanta
b1 / β1
: Koefisien regresi variabel AI
b2 / β2
: Koefisien regresi variabel GCG
b3 / β3
: Koefisien
regresi
variabel
AI*GCG
AI
: Variabel Asimetri Informasi
GCG
: Variabel Corporate Governance
Perception Index (CGPI)
AI*GCG : Variabel Interaksi Asimetri
Informasi dengan CGPI
ε
: Measurement error
Hasil dan Pembahasan
Data seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI dan termasuk dalam peringkat CGPI 10
terbaik selama tahun 2004 – 2013 sebanyak
100 perusahaan. Dari data tersebut perusahaan
yang layak untuk dianalisis hanya sebanyak
43 perusahaan.

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

Variabel
AI
STDA
LTDA
GCG
Interaksi AI_GCG
Sumber: Data sekunder diolah, 2015

Tabel 1. Deskripsi Statistik
N
Minimum
Maximum
43
0,18
1,71
43
-0,89
-0,20
43
-0,14
1,49
43
72.09
89,04
43
13,77
127,25

Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui nilai
rata-rata Asimetri Informasi adalah 0,6793
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,36736;
Nilai rata-rata short term discretionary
accrual (STDA) sebesar -0,6390 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,18899; Nilai
rata-rata long term discretionary accrual
(LTDA) sebesar 0,7805 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,46001; Nilai rata-rata
GCG sebesar 79,4795 dengan nilai standar
deviasi sebesar 4.69397, nilai rata-rata
interaksi Asym*GCG sebesar 54,3267 dengan
nilai standar deviasi sebesar 30,20448. Jadi
seluruh variabel yang diteliti, yaitu: Asimetri
Informasi, GCG, interaksi Asym*GCG, short
term discretionary accrual (STDA), dan long
term discretionary accrual (LTDA) memiliki
nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar
deviasi, berarti bahwa datanya berdistribusi
normal.
1.

Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil Uji KolmogorovSmirnov melalui penggunaan bantuan

Mean
0,6793
-0,6390
0,7805
79,4795
54,3267

Std. Deviation
0,36736
0,18899
0,46001
4.69397
30,20448

program SPSS versi 17.0 for windows,
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,745.
Nilai signifikansi atau probabilitas sebesar
0,745 atau lebih besar dari 0,05. Berarti
seluruh variabel penelitian mempunyai
sebaran data berdistribusi normal.
b.

Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui adanya hubungan linier
diantara dua variabel bebas atau lebih
dalam model regresi. Kriteria untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas
dapat dilihat dari tolerance value atau
variance inflation factor (VIF). Batas
dari tolerance value adalah 0,1 sehingga
apabila tolerance value dibawah 0,1
maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan
variance
tolerance
factor
(VIF)
merupakan kebalikan dari tolerance value,
karena VIF = 1/tolerance. Batas VIF
adalah 10 jika nilai VIF diatas 10 maka
terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2001).
Adapun hasil pengujian multikolinearitas
adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel

Pendekatan STDA

Pendekatan LTDA

Tolerance

VIF

Tolerance

VIF

Asimetri Informasi

0,961

1,041

0,961

1,041

GCG

0,961

1,041

0,961

1,041

Sumber: Data sekunder diolah, 2015

Tabel 2 menunjukkan pengujian
multikolinearitas
dengan
menggunakan
bantuan program komputer SPSS 17.0 for
windows diperoleh nilai tolerance pada

masing-masing variabel lebih besar dari
0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10.
Sehingga menunjukkan bahwa model regresi
tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.

69

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

c.

Uji Heterokedastisitas
Tabel 3. Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Pendekatan STDA

Variabel

Pendekatan LTDA

t statistic

p-value

t statistik

p-value

Asimteri Informasi

-0,171

0,865

-0,536

0,576

GCG

-0,033

0,974

-0,622

0,537

Asym*GCG

0,140

0,889

0,541

0,591

Sumber: Data sekunder diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 3 hasil pengujian
heterokedastisitas dengan uji Glejser Glejser
dengan bantuan SPSS versi 17.0 diperoleh
hasil sebagai berikut: Hasil nilai probabilitas
(p) atau signifikansi pada tiap-tiap variabel

lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi ini
standar error (e) tidak mengalami gejala
heteroskedastisitas.

Tabel 4.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
Variabel Dependen

Test Value

p-value

Kesimpulan

Asimetri Informasi STDA

-0.01547

0,755

Tidak Terjadi autokorelasi

Asimetri Informasi LTDA

-0.02044

0,755

Tidak Terjadi autokorelasi

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015

Uji Autokorelasi
Metode yang digunakan untuk
menguji autokorelasi yaitu dengan Run
test, sebagai bagian dari statistic nonparametik dapat pula digunakan untuk
menguji apakah antara residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antara resediul
tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Run test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi random atau
tidak (sistematis)
Berdasarkan Tabel 4 hasil yang
didapat maka menunjukkan bahwa
nilai test adalah sebesar -0,01547 short
term discretionary accrual (STDA)
dan -0,02044 long term discretionary

accruals (LTDA) dengan profitabilitas
0,755 yang berarti H0 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa residual random
atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai
residual

d.

70

2.

Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian Manajemen Laba menggunakan
analisis regresi linear berganda dimaksudkan
mengukur kekuatan hubungan antara variabel
bebas yaitu Asimetri Informasi (X) dengan
variabel terikat yaitu Manajemen Laba (Y)
dengan dimoderasi oleh variabel Coorporate
Governance. Dengan menggunakan bantuan
SPSS 17.0 for windows, hasil pengujian
regresi linear berganda yang dianalisis adalah
sebagai berikut.

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel

Pendekatan STDA

Pendekatan LTDA

Koefisien

t statistic

p-value

Koefisien

t statistik

p-value

C

-4,469

-5,294

0,000

7,415

3,157

0,003

Asimteri Informasi

5,012

4,271

0, 000

-7,301

-2,236

0, 031

GCG

0,047

4,408

0, 000

-0,081

-2,743

0, 009

Asym*GCG

-0,061

-4,156

0, 000

0,088

2,161

0, 037

F statistik = 8,784
p-value = 0, 000**
R² = 0,403

F statistik = 3,671
p-value = 0, 020**
R²= 0,220

Dependent Variable: Manajemen Laba (STDA dan LTDA)
*) signifikan pada α ≤ 0,10
**) signifikan pada α ≤ 0,05
***) signifikan pada α ≤ 0,01

Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka
persamaan regresi untuk pendekatan short
term discretionary accrual (STDA) dan long
term discretionary accruals (LTDA) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
STDA = - 4,469 + 5,012 Asym + 0,047 GCG
- 0,061 Asym*GCG + e
LTDA = 7,415 - 7,301 Asym - 0,081 GCG +
0,088 Asym*GCG + e
Dari kedua persamaan di atas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Pada pendekatan short term discretionary
accrual (STDA), Asimetri Informasi
dan Good Corporate Governance
berpengaruh positif terhadap Manajemen
Laba, sedangkan Interaksi Asimetri
Informasi dengan
Good Corporate
Governance
berpengaruh
negatif
terhadap Manajemen Laba.
b. Pada pendekatan long term discretionary
accruals LTDA, Asimetri Informasi
dan Good Corporate Governance
berpengaruh negatif terhadap Manajemen
Laba, sedangkan Interaksi Asimetri
Informasi dengan
Good Corporate
Governance berpengaruh positif terhadap
Manajemen Laba.
Uji Ketepatan Model (Uji F dan R2)
Uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau
a.

bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat.
Uji statistik F pada dasarnya digunakan
untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (Priyatno, 2013).
Dari uji Anova atau F test, pada
pendekatan short term discretionary
accrual (STDA) di peroleh nilai
Fhitung sebesar 8,784 dengan nilai
probabilitas 0,000 (kurang dari 0,05).
Maka menolak H0 dan menerima Ha
berarti Asimetri Informasi, GCG,
Asimetri
Informasi*GCG,
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap Manajemen Laba short term
discretionary accrual (STDA) dan model
yang digunakan dalam penelitian ini tepat
atau fit. Demikian pula, pada pendekatan
long term discretionary accruals LTDA
di peroleh nilai Fhitung sebesar 3,671
dengan nilai probabilitas 0,020 (kurang
dari 0,05), sehingga menolak H0 dan
menerima Ha. Berarti Asimetri Informasi,
GCG, Asimetri Informasi*GCG, secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
Manajemen Laba long term discretionary
accruals (LTDA) dan model yang
digunakan dalam penelitian ini tepat atau
fit.
Ketepatan model juga dapat diukur
dengan nilai koefisien determinasi (R2)
71

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

sebesar -2,236 dan p-value sebesar 0,031
< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Asimetri Informasi berpengaruh negatif
signifikan meningkatkan Manajemen
Laba long term discretionary accruals
(LTDA).
Pada pendekatan short term, bahwa
Good Corporate Governanve mempunyai
nilai koefisien regresi sebesar 0,047
dengan thitung sebesar 4,408 dan p-value
sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate
Governanve
berpengaruh
positif
signifikan terhadap Manajemen Laba
short term discretionary accrual (STDA).
Sedangkan pada pendekatan long term,
GCG mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -0,081 dengan thitung sebesar
-2.743 dan p-value sebesar 0,009 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governanve berpengaruh
positif
signifikan
meningkatkan
Manajemen Laba long term discretionary
accruals (LTDA).
Pada pendekatan short term, bahwa
Interaksi antara Informasi Asimetri dan
Good Corporate Governanve mempunyai
nilai koefisien regresi sebesar -0,061
dengan thitung sebesar -4,156 dan p-value
sebesar 0,000 < 0,05, Interaksi antara
Informasi Asimetri dan Good Corporate
Governanve mempunyai nilai koefisien
regresi 0,088 dengan thitung sebesar 2,161
dan p-value sebesar 0,037 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa GCG dapat
memoderasi pengaruh Asimetri Informasi
terhadap Manajemen Laba short term
discretionary accrual (STDA) maupun
long term discretionary accruals (LTDA).

yang bermakna besarnya sumbangan
variabel bebas (X) dapat menjelaskan
variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil
pengujian regresi pada pendekatan short
term discretionary accrual (STDA)
diperoleh nilai R2 (R-square) sebesar 0,402
yang berarti variasi perubahan variabel
dependen short term discretionary
accrual (STDA) dapat dijelaskan oleh
variabel independen (Asimetri Informasi;
GCG; Asimetri Informasi*GCG) sebesar
40,2 %. Sedangkan sisanya sebesar 59,8
% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam model. Selanjutnya
pada pendekatan long term discretionary
accruals (LTDA) diperoleh nilai R2
(R-square) sebesar 0,220 yang berarti
variasi perubahan variabel dependen
short term discretionary accrual
(STDA) dapat dijelaskan oleh variabel
independen (Asimetri Informasi; GCG;
Asimetri Informasi*GCG) sebesar 22
%. Sedangkan sisanya sebesar 78 %
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam model.
b.

Uji Ketepatan Parameter Penduga
(Uji t)
Menurut Imam Ghozali (2006) uji
statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam
menerangkan
variabel
dependen;
pengujian dilakukan dengan menggunakan
signifikan level 0,05 (α=5%). Berdasarkan
hasil olah data dengan bantuan program
SPSS versi 17.0 for windows diperoleh
hasil sebagai berikut:
Asimetri Informasi mempunyai nilai
koefisien regresi sebesar 5,012 dengan
thitung sebesar 4,271 dan p-value sebesar
0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa Asimetri Informasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Manajemen
Laba short term discretionary accrual
(STDA). Sedangkan pada pendekatan
long term, Asimetri Informasi mempunyai
nilai koefisien regresi 7,415 dengan thitung
72

3.

Asimetri Informasi Berpengaruh
terhadap Manajemen Laba
Hasil analisis uji persamaan 1
menunjukkan bahwa Asimetri Informasi
berpengaruh positif signifikan terhadap
Manajemen Laba Short Term Discretionary
Accrual (STDA), sehingga setiap peningkatan
nilai
Asimetri Informasi tinggi maka

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

akan meningkatkan nilai manajemen laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA),
pada short term accrual model cenderung
menaikkan dengan menggunakan komponenkomponen aktiva lancar. Misalnya pihak
menajemen mengganti metode penilaian
persediaan dari metode FIFO ke LIFO;
memilih kebijakan menurunkan nilai piutang
dengan memperbesar candangan piutang
tak tertagih, melakukan pergeseran periode
biaya dan pendapatan periode tahun berjalan
atau pendapatan periode berjalan menjadi
pendapatan periode yang akan datang.
Hasil uji persamaan 2 menunjukkan
bahwa Asimetri Informasi pengaruh negatif
signifikan terhadap Manajemen Laba Long
Term Discretionary Accrual (LTDA), berarti
bila nilai Asimetri Informasi semakin tinggi
maka akan menurunkan nilai manajemen laba
Long Term Discretionary Accrual (LTDA),
pada long term discretionary accrual model,
Penurunan nilai manajemen laba Long Term
Discretionary Accrual (LTDA) dilakukan
melalui penggunaan komponen-komponen
aktiva tetap. Manajemen pengurangan nilai
manajemen laba melalui manipulasi besarnya
laba bersih dan total aktiva yang dimiliki
dampak lebih besar pada relevansi nilai laba
dan nilai buku. Dari penjelasan diatas bahwa
Asimetri Informasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Manajemen Laba
secara Short Term Discretionary Accrual
(STDA) maupun Long Term Discretionary
Accrual (LTDA). Namun terhadap manajemen
laba STDA, Asimetri Informasi berpengaruh
signifikan secara statistik menambah nilai
manajemen laba, Sedangkan terhadap laba
Long Term Discretionary Accrual (LTDA)
berpengaruh signifikan mengurangi nilai
manajemen laba.
Hasil analisis penelitian ini mendukung
temuan dari Rahmawati, et al (2006) bahwa
asimetri informasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini juga mendukung temuan
Styaningrum dan Sari (2011), bahwa Asimetri
Informasi memberikan kesempatan kepada
manajer untuk bertindak opportunistic;

yaitu memperoleh keuntungan, manajer
dapat melakukan manajemen laba (earning
management) untuk menyesatkan pemilik
(pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi
perusahaan. Menurut Dechow (1994), metode
akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik
dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas
operasi karena akrul mempertimbangkan
masalah waktu, tidak seperti yang terdapat
dalam arus kas dari aktivitas operasional.
Standar Akuntansi keuangan (SAK),
memberikan fleksibilitas bagi manajemen
untuk memilih kebijakan akuntansi yang
lebih baik untuk merepresentasikan kondisi
perusahaan sesungguhnya. Dari dasar
Flesibilitas tersebut maka terkadang oleh
manajemen dimanfaatkan untuk melakukan
manajemen laba (earning management).
Oleh karena itu, manajemen mempunyai
kecenderungn melakukan tindakan yang dapat
membuat laporan keuangan mejadi lebih baik.
Short term dan long term Accrual
memiliki karakteristik yang berbeda. Short
Accrual terkait dengan cara melakukan
manajemen laba yang terkait dengan aktiva
dan hutang lancar, biasanya waktu yang
dilakukan adalah pada kuartal pertama satu
tahun buku sedangkan long term Accrual
terkait dengan akun aktiva tetap dan hutang
jangka panjang; Kusuma (2006).
4.

Good
Corporate
Governance
Berpengaruh terhadap Hubungan
antara Asimetri Informasi dengan
Manajemen Laba
Dari
pengujian
yang
dilakukan
mengindikasikan hubungan yang kuat
antara
Good
Corporate
Governance
terhadap Manajemen Laba Short Term
Discretionary Accrual (STDA) dan Long
Term Discretionary Accrual (LTDA), yaitu
semakin tinggi Good Corporate Governance
maka akan memperlemah Manajemen Laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA)
dan memperkuat Manajemen Laba Long Term
Discretionary Accrual (LTDA). Dari analisis
dapat menjelaskan bahwa Good Corporate
Governance berpengaruh negatif signifikan
73

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

mengurangi nilai terhadap Manajemen Laba
Laba Short Term Discretionary Accrual
(STDA) dan berpengaruh positif signifikan
menambah Long Term Discretionary Accrual
(LTDA); sedangkan interaksi antara Asimetri
Informasi dan Good Corporate Governance
menunjukkan hasil bahwa Good Corporate
Governance memperlemah pengaruh Asimetri
Informasi terhadap Manajemen Laba Laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA)
dan dapat memperkuat Manajemen Laba
Long Term Discretionary Accrual (LTDA).
Hal ini menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance dapat memoderasi secara
moderasi semu (Quasi Moderator) pengaruh
Asimetri Informasi terhadap Manajemen
Laba Laba Short Term Discretionary Accrual
(STDA) dan Long Term Discretionary Accrual
(LTDA).
Penelitian ini mendukung temuan dari
Rahmawati, et al (2006) dan Wisnumurti
(2010). Dari hasil yang didapat menyatakan
bahwa
corporate
governance
dapat
memoderasi hubungan asimetri informasi
dengan praktik manajemen laba dan
mendukung penelitian Alviantini (2013),
dari hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa asimetri informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap manajemen laba dan
corporate governance dapat memoderasi
hubungan antara variabel asismetri informasi
dan manajemen laba.
Dari pembahasan sejalan dengan
beberapa pendapat karena pada dasarnya
discretionary accrual (DA) adalah komponen
akrual hasil rekayasa manajerial dalam
memanfaatkan keleluasaan dalam estimasi
dan pemakain standart Sulistyanto (2008:
164). Short term dan long term Accrual
memiliki karakteristik yang berbeda; Short
term discretionary Accrual dengan cara
melakukan manajemen laba yang berkait
dengan aktiva lancar dan kewajiban lancar,
biasanya waktu yang dilakukan adalah pada
kuartal pertama atau satu tahun buku terkait
dengan kas, persediaan, piutang, utang jangka
pendek, pajak jangka pendek dan sebagainya.
Sedangkan long term discretionary Accrual
74

terkait dengan penyusutan, pajak periode
mendatang, revaluasi asset dan penyesuaian
nilai wajar informasi perusahaan Whelan
(2004). Manajer dapat mengambil keuntungan
dari perbedaan karakteristik tersebut. Manajer
akan lebih mudah untuk memanipulasi data
akuntansi melalui long - term discretionary
Accrual, karena tindakan manajer tersebut
tidak dapat dideteksi untuk beberapa periode
akuntansi berikutnya Whelan dan McNamara
(2004).
Jenis moderasi dalam penelitian ini
dikategorikan sebagai Variabel Moderasi
Semu (Quasi Moderarator) Quasi moderasi
adalah jenis variabel moderasi yang dapat
diidentifikasi melalui koefisien b2 dan b3
dalam persamaan : yaitu jika koefisien b2
dinyatakan signifikan dan koefisien b3
signifikan secara statistika. Quasi moderasi
merupakan variabel yang memoderasi
hubungan antara variabel prediktor dan
variabel tergantung di mana variabel moderasi
semu berinteraksi dengan variabel prediktor
sekaligus menjadi variabel prediktor.
Penutup
Simpulan
penelitian
ini
adalah
terdapat
pengaruh
positif
signifikan
terhadap Manajemen Laba Laba Short
Term Discretionary Accrual (STDA) dan
berpengaruh negatif signifikan terhadap
Manajemen Laba Long Term Discretionary
Accrual (LTDA), dimana Asimetri Informasi
berpengaruh positif signifikan menambah
nilai manajemen laba dengan proksi Laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA)
berpengaruh negatif signifikan mengurangi
manajemen laba dengan Proksi Long Term
Discretionary Accrual (LTDA. Interaksi
antara Asimetri Informasi dan Good Corporate
Governance menunjukkan hasil bahwa Good
Corporate Governance dapat memoderasi
secara Quasi Moderator pengaruh Asimetri
Informasi terhadap Manajemen Laba Laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA)
dan Long Term Discretionary Accrual
(LTDA). Hasil pengujian memberikan temuan
bahwa Good Corporate Governance dapat

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

memperlemah pengaruh hubungan asimetri
informasi terhadap manajemen laba Laba
Short Term Discretionary Accrual (STDA)
dan memperkuat pengaruh hubungan
asimetri informasi terhadap manajemen laba
Long Term Discretionary Accrual (LTDA).
Penelitian ini dikategorikan sebagai Variabel

Moderasi Semu (Quasi Moderarator) Quasi
moderasi adalah jenis variabel moderasi yang
dapat diidentifikasi melalui koefisien b2 dan
b3 dalam persamaan : yaitu jika koefisien
b2 dinyatakan signifikan dan koefisien b3
signifikan secara statistika.

Daftar Pustaka
Adhika Wisnumurti. 2010.”Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Hubungan
Asimetri Informasi dengan Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.
Ali, Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Andarias Patiran, 2008.”Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen
Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005–2007”.Tesis. Semarang: Program
Studi Magister Sains Akuntansi. Universitas Diponegoro.
Anthony, Robert and Vijay Govindarajan. 2003. Management Control System 11th Edition:
Irwin McGraw Hill. (belum lengkap)
Arfan Ikhsan Lubis, 2010. Akuntansi Keprilakuan.. Edisi II. Jakarta: Salemba Empat.
Arifin, Zainal. 2005. “Hubungan antara Corporate Governance dan Variabel Pengurang Masalah
Agensi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Volume 1, Nomor 10.
Darwis, Hermawan. 2012. “Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate
Governance Sebagai Pemoderasi” Jurnal Keuangan dan Perbankan. Volume 16, Nomor,
1. Halaman 45-55.
Dechow, Patricia M., et. Al. 1995. “Detecting Earning Management”. The Accounting Review
Volume 7, Nomor. 2, Halaman 193-225, 1995.
Eisenhardt, K.M., 1989, “Agency Theory: An Assessment and Review”. Academy of
Management Review, Volume 14, Nomor 1, Halaman 57–74.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. “Peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance ( Tata Kelola Perusahaan )”.
Indonesian Company Law. Available on-line at www.fcgi.or.id
Ghozali, I. 2005. Model Persamaan Struktural. Semarang: UNDIP.
Halim, dkk. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45”, Simposium Nasional
Akuntansi VII.
Healy, P. and K. Palepu. 1993. “The Effect of Firms’ Financial Disclosure Strategies on Stock
Prices”. Accounting Horizons. Volume 7, Nomor 1, Halaman 1-11.
Healy, P. and Wahlen, J. (1999), ‘‘A review of the earnings management literature and its
implications for standard setting’’ Accounting Horizons, Volume 13, Halaman 365-83.
Herawaty, Vinola.”Peranan Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel
75

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

dari Pengaruh Earning Manajemen Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Volume 10, Nomor 2. IAI. 2002. Standart Akuntansi Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Ichsan Pamungkas. 2013.”Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Good Corporate
Governance Rating” Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro.
Ifonie, Regina Reizky. 2012. “Pengaruh Asimetri Informasi dan Manajemen Laba terhadap
Cost Of Equity Capital pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Volume 1, Nomor 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006. Penerapan Good Corparate Governance
mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi kelangsungan Usaha. Jakarta: Kencana.
Jensen dan Meckling (1976) kutipan Arifin, Zainal. 2005 (hlm 60-66) dalam Skripsi Riza Setya
Prabawa 2006. “Analisis Pengaruh Biaya Keagenan, Kesempatan, Investasi dan Posisi
Likuiditas perusahaan terhadap Kebijakan Deviden”. Universitas Islam Indonesia.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure” Journal of Financial Economics. Volume. 3, Nomor 4,
Halaman.305-360. Avalaible from: http://papers.ssrn.com
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman.
Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE
Kusuma, Hadri. 2004. “Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi
Bukti Empiris dari Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, volume 8, Nomor.1,
Halaman 1-12.
Komalasari, Puput Putri dan Zaki Baridwan. 2001.”Asimetri dan Cost of Equity Capital”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Halaman 64-81.
Muliati. 2011. “Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Pada Praktik Manajemen
Laba Di Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” Denpasar: Universitas Udayana.
Nasution dan Setiawan, D (2007). “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen
Laba di Industri Perbankan” Simposium Nasioal Akuntansi X. Makasar.
Nurul Alviantini, 2013.”Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba
Dengan Mekanisme Corporate Goernance Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal
Universitas Bakrie. Volume. 1 Nomor 03.
Nopphon Tangjiprom (2013), “The Role Of Corporate Governance in Reducing the Negative
Effect of Earning Management”. (gak jelas sumbernya)
“Organization For Economic Corporation and Development (OECD)”. 1999. Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance.
Otley, D.T. 1980. “The Contingency Theory Of Management Accounting Achievement And
Prognosis”. Accounting, Organizations And Society, Volume 5 Nomor 4, Halaman 413428.
Putu Adi Putra, dkk. 2014, “Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Praktek Manajemen Laba”, Jimat, (ini apa ?) Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1,
Volume 2.Nomor 1.
Priantara, D. 2002. “Peran Akuntan Perusahaan pada Good Corporate Governance”, Jurnal
76

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 1, Juni 2016

Akuntansi. Halaman 86–102.
Priantinah Denies, 2008. “Eksistensis Earning Manajemen Dalam Hubungan Agen Principal”.
Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia. Volume VI, Nomor, 2.
rasnowo, Adi. 2001. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba
pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang
Rezaee, Zabihollah. (2007). Corporate Governance Post-Sarbanes Oxley. Hoboken: John
Wiley and Sons.
Rina, dkk. 2012. Pengukuran Manajemen Laba : Pendekatan Terintegrasi (Studi komparasi
perusahaan manufaktur yang tergabung pada indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia
periode 2004-2010. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Salno, H. M. & Z. Baridwan. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing):
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan
Publik di Indonesia” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 3, Nomor 1 Halaman
17-34.
Scott, William R, 2003. Financial Accounting Theory. Toronto: Prentice Hall International Inc.
Scott, William R, 2006. Financial Accounting Theory. Fourth Toronto: Prentice Hall
International Inc.
Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Toronto: Pearson Prentice Hall
Scott, William R. 1997. Financial Accounting Theory. 2nd Edition. Kanada: Canada Inc
Prentices Hall.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan RND. Bandung : Alfabeta.
Setiawati, L. dan A. Naíim. 2000. “Manajemen Laba” Journal Ekonomi dan Bisnis. Halaman
159-176.
Setyaningrum dan Sari 2011,”Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Go Public Di Bei”. Jurnal
The Indonesian Accounting Review. Volume 1, Nomor 2, Halaman 83-96.
Stein, J. 1989. ‘‘Efficient capital markets, inefficient firms: a model of myopic corporate
behavior’’ The Quarterly Journal of Economics. Volume , Nomor, Halaman 655-69.
Shcipper, Katherine. 1989. “Commentary on Earnings Management”. Accounting Horizons.
Volume 3, Halaman 91-102.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta : PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Sunarto, (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Amus
Sutedja. 2004. “Pengungkapan (Disclosure) Laporan Keuangan Untuk Membatasi Informasi
Asimetri”.Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Susanti, Rika. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
77

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba
Dengan Good Corporate (64-78)

Kasus Pada Perusahaan Go Publik yang Listed Tahun (2005-2008)”. Skripsi.
Syahroni, 2005. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning Ratio (PER) sahamsaham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.. Universitas Gadjah Mada.
Uwalomwa Uwuigbe, Daramola Sunday Peter dan Ajolaoluwa Oyeniyi (2014),”The Role of
Governance in Reducing the Negative Effect of Earnings Management”.
Veronica, Sylvia dan Bachtiar, Yanivi S. 2004. Good Corporate Governance, Information
Asymmetry, and Earnings Management”. Simposium Nasional Akuntansi VII: 60-72.
Weber, M., (2006). “Sensitivity Of Executive Wealth To Stock Price, Corporate Governance
And Earnings Management” Review of Accounting and Finance. Volume 5, Nomor 4,
Halaman 321 – 354.
Whelan, Catherine and Ray McNamara 2004. “The Impact of Earning Management on
The Value Relevance of Financial Statement Information”. Wibisono, Haris. 2004.
“Pengaruh Earning Manajemen terhadap Kinerja di Seputar SEO.” Tesis S2. Magister
Sains Akuntansi UNDIP”(Tidak Dipublikasikan)
Widodo, Joko. 2005. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu media Publishing.
Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. “Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi &
Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Volume 3, Nomor. 2.
Wild, Jhon. J,K.R. Subramanyam, 2010, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Yunhaoi Dai, Dongmin Kong dan Li Wang (2013).”Information Asymmetry, mutual fund and
earing management : eviden from china”.

78

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26