PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GIMIN SUKSES GARMINDO DI KARANGANYAR Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Gimin Sukses Garmindo Di Karanganyar.

(1)

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GIMIN SUKSES GARMINDO DI KARANGANYAR

Naskah Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

SAPARUDIN NASUTION

NIM. B 100 080 111

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan

judul:

”PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GIMIN SUKSES GARMINDO DI KARANGANYAR”

Yang disusun oleh:

NAMA : SAPARUDIN NASUTION

NIM : B 100 080 111

Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Maret 2015

Pembimbing

(Lukman Hakim, S.E., M.Si)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(3)

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui stres psikologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar. 2) Untuk mengetahui stres fisiologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar. 3) Untuk mengetahui stres perilaku mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar.

Penentuan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random melainkan secara nonrandom yaitu purposive sampling. Pengambilan purposive sampling dilakukan karena peneliti ingin mengarahkan sampel pada tujuan atau masalah penelitian. Adapun kriterianya adalah karyawan menduduki jabatannya selama minimal satu tahun dan bersedia menjadi responden.

Hasil analisis uji t diketahui variabel stres psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Variabel stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Variabel stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung diambil kesimpulan variabel stres psikologis, stres fisiologis dan stres perilaku mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Hasil perhitungan regresi didapatkan koefisien determinasinya R = 0,669 dapat dikatakan bahwa 67 variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempengaruhi terhadap kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo, sedangkan yang sisanya 33% disebabkan pengaruh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Stres Kerja dan Kinerja.

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan suatu perusahaan dalam mencapai kesuksesan. Untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus mampu membentuk manusia yang memiliki motivasi kuat dan berani melihat perubahan sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi. Manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting dalam organisasi sudah semestinya memerlukan pengelolaan yang baik dan terencana. Bahwasannya sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya manusia yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya, karya, rasio, rasa, dan karsa dimana-mana. Potensi tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya perusahaan dalam mencapai tujuannya. Oleh


(4)

sebab itu untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diangkat menjadi pekerja pada sebuah organisasi/perusahaan, pada dasarnya berarti keputusan untuk memberi upah kepada yang bersangkutan. Sutrisno, (2009)

Dalam menjalankan setiap usaha perusahaan tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang berkaitan dengan fungsi-fungsi kegiatan usahanya, baik itu masalah produksi, personalia, pemasaran maupun usahanya. Masalah diatas tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, permasalahan diatas harus ditangani secara komprehensif, dengan cara mengkoordinasikan antara fungsi-fungsi dalam satu kesatuan. Masalah yang berkaitan dengan fungsi-fungsi sumber daya manusia merupakan satu hal yang dianggap penting dalam perusahaan. Didalam suatu perusahaan tidak luput dari persoalan organisasi, karena persoalan organisasi adalah personalia manusia. Organisasi pada dasarnya adalah kelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam memegang peranan yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan dan berkesinambungan.

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang dimana mereka saling bekerjasama dalam melakukan kegiatan produksi. Secara teoritik, semakin baik kerjasama dalam kelompok kerja, semakin tinggi produktivitas kelompok tersebut. Dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia, kebutuhan tenaga kerja yang mempunyai produktivitas kerja yang tinggi sangat diperlukan oleh semua pihak yaitu : perusahaan, lembaga swasta dan pemerintah. Hal ini disebabkan peran tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dimana produktivitas kerja merupakan unsur penting yang harus dimiliki seorang pekerja.

Persaingan antara perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus-menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif. SDM harus menjadi manusia-manusia pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja keras dengan penuh semangat, sehingga potensi insaninya berkembang maksimal. Oleh karena itu, SDM yang diperlukan pada saat ini adalah SDM yang sanggup menguasai teknologi dengan cepat, adaptif, dan responsif terhadap perubahan-perubahan


(5)

teknologi. Dalam kondisi tersebut integritas pribadi semakin penting untuk memenangkan persaingan. Agar perusahaan mampu terus bertahan dan bersaing, dominasi teknologi saja tidak cukup jika tidak ditunjang oleh SDM yang andal, sehingga investasi dalam sumber daya manusia ekonomi yang paling berharga, yaitu SDM tidak dapat ditunda lagi. Ancaman nyata terbesar terhadap stabilitas ekonomi adalah angkatan kerja yang tidak siap untuk menghadapi tantangan-tantangan maupun perubahan-perubahan yang terjadi disekelilingnya. SDM yang tidak mempunyai kesanggupan menghadapi tuntutan-tuntutan globalisasi menganggap pekerjaan sebagai beban. Mereka menjalani pekerjaan sebagai suatu keharusan dan tuntutan. Kondisi akhirnya adalah tidak dirasakan makna kerja. SDM yang menganggap sebagai beban dapat dikatakan sebagai SDM yang mempunyai etos kerja rendah. (Sutrisno, 2009).

Stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan dengan pengertian stres yang terjadi di lingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses interaksi antara seorang karyawan dengan aspek-aspek pekerjaannya. Di dalam membicarakan stres kerja ini perlu terlebih dahulu mengertian pengertian stres secara umum. Menurut Istijanto (2006: 184) menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaan yang tidak dapat mereka penuhi.

Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu, dihadapkan pada peluang tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres lebih sering dikaitkan dengan tuntutan (demand) dan sumber daya. Tuntutan merupakan tanggungjawab, tekanan, kewajiban, dan bahkan ketidakpastian yang dihadapi para individu di tempat kerja. Sumber daya adalah hal-hal yang berada dalam kendali seorang individu yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan. Model tuntutan sumber daya ini mendapat dukungan yang semakin banyak dalam berbagai literatur. (Robins, 2008).

Model ini mengidentifikasi tiga kelompok faktor lingkungan, organisasi, dan pribadi yang menjadi sumber potensial stres. Apakah sumber-sumber itu lalu berkembang menjadi stres aktual, bergantung pada perbedaan individual seperti


(6)

pengalaman kerja dan kepribadian. Ketika stres dialami oleh seorang individu, gejala-gejalanya dapat muncul ke permukaan sebagai akibat fisiologis, psikologis, dan perilaku.

Dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli ketika karyawan mengalami tingkat stres rendah hingga menengah. Alasannya, adalah bahwa kedua tingkat stres ini mungkin bermanfaat dan membuahkan kinerja karyawan yang lebih tinggi, akan tetapi tingkat stres yang tinggi, atau meski rendah tetapi berlangsung terus-menerus dalam periode yang lama, dapat menurunkan kinerja karyawan dan dengan demikian, membutuhan tindakan dari pihak manajamen. Meskipun sedikit stres bermanfaat bagi kinerja seorang karyawan, jangan berharap karyawan memandangnya demikian, dari sudut pandang individual, tingkat stres yang rendah pun bisa jadi dipandang tidak enak. Karena itu tidak mustahil bagi karyawan dan manajemen untuk memiliki pendapat yang berbeda mengenai tingkat stres kerja mana yang dapat diterima. Apa yang mungkin dipandang oleh manajemen sebagai rangsangan positif yang menjaga adrenalin tetap jalan sangat mungkin dipandang sebagai tekanan yang berlebihan oleh karyawan.

Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”. Sedang Supriharto (2003: 41) mengatakan bahwa “hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran/kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Evaluasi kinerja adalah untuk membantu manajemen membuat keputusan sumber daya manusia secara umum. Evaluasi menyediakan masukan untuk berbagai keputusan penting seperti promosi, perpindahan bagian dan pemutusan hubungan kerja. Evaluasi juga berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Evaluasi kinerja menunjukkan kecakapan dan kompetensi dari karyawan yang saat ini mungkin dirasa kurang memadai tetapi bisa dikembangkan melalui program pelatihan. Dengan adanya evaluasi kinerja manajemen bisa mengidentifikasi karyawan baru yang kinerjanya buruk, serupa


(7)

dengannya organisasi menentukan efektivitas program pengembangan dan pelatihan dengan menilai seberapa baik partispasi melakukan evaluasi kinerja mereka.

Dengan adanya evaluasi kinerja perusahaan dapat menilai hasil kinerja para karyawannya yang memiliki potensi maupun yang tidak memiliki potensi yang mana harus dikembangkannya potensi tersebut agar mencapai hasil kinerja yang memuaskan, serta adalah sikap individual menujukkan perilau diri, bisa diandalkan, terlihat sibuk, atau kaya akan pengalaman bisa ya dan bisa juga tidak secara erat berhubungan dengan hasil kerja yang positif. (Robins, 2008).

PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar merupakan perusahaan garment yang mana perusahaan tersebut berkembang menjadi perusahaan yang besar hal ini dikarenakan adanya modal kerja yang cukup serta didukung sejumlah karyawan yang memiliki keterampilan yang dapat diandalkan, buruh selaku karyawan dituntut bekerja dengan maksimal oleh atasan, maka dari itu diperlukan hubungan yang erat antara atasan dengan karyawan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar” B. Perumusan Masalah

1. Apakah stres psikologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar ?

2. Apakah stres fisiologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar ?

3. Apakah stres perilaku mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui stres psikologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar


(8)

2. Untuk mengetahui stres fisiologis mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar

3. Untuk mengetahui stres perilaku mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar

D. Metodologi Penelitian

1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah “Keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo Jl. Solo Purwodadi Km. 10,7 Karanganyar, Jawa Tengah.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. (Sugiyono, 2007 : 62). Penentuan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random melainkan secara nonrandom yaitu purposive sampling. Pengambilan purposive sampling dilakukan karena peneliti ingin mengarahkan sampel pada tujuan atau masalah penelitian. Adapun pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriterianya adalah karyawan menduduki jabatannya selama minimal satu tahun dan bersedia menjadi responden.

2. Sumber data a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari perorangan, hasil wawancara atau kuesioner (Husien Umar, 2002:130) dimana data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo di Karanganyar, selanjutnya dilakukan penentuan nilai atau skor dari alternative jawaban dengan mengunakan skala Likert. b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literature-literature, buku-buku kepustakaan, referensi dari penelitian terdahulu, dan sebagainnya yang dijadikan dasar untuk memperoleh landasan teori yang digunakan dalam


(9)

penelitian ini terutama hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.

E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen

a. Stres Fisiologis

Stres psikologis merupakan stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung. 1. Merasa letih dengan beban kerja yang diberikan

2. Beban kerja yang berlebihan membuat sering sakit 3. Sering melakukan pekerjaan di luar tugas anda sendiri 4. Pekerjaan yang lakukan dirasa kurang cocok

5. Rekan sekerja mau memberikan pengarahan tentang pekerjaan b. Stres Psikologis

Stres Psikologis merupakan ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan dengan tuntutan yang banyak dan saling bertentangan atau dimana ada ketidakjelasan dalam hal tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemegang jabatan, maka stres maupun ketidakpuasan akan meningkat.

1) Pengawasan yang buruk dan kurang memadai dari atasan 2) Pekerjaan yang baik kurang mendapat pengakuan

3) Pekerjaan yang dibebankan tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilan karyawan

4) Kurang berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaa 5) Merasa tertekan dalam menyelesaikan pekerjaan c. Stres Perilaku

Stres perilaku adalah perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.

1. Beban pekerjaan yang berlebihan membuat anda sering marah 2. Sering bertukar pikiran saat menyelesaikan tugas pekerjaan


(10)

4. Saat bekerja ada peralatan yang tidak memadai atau kurang baik cenderung membuat kekeliruan

5. Menyelesaikan pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan

2. Variabel Dependen

Kinerja Karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya

1. Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan 2. Mudah menyelesaikan semua pekerjaan yang dibebankannya

3. Memiliki keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan

4. Tingkat pencapaian volume kerja yang saya hasilkan telah sesuai dengan harapan perusahaan

5. Memiliki kedisiplinan terhadap semua peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan

F. Uji Hipotesis

1. Analisa Regresi Linear Berganda (Multiple Regression)

Analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen, yaitu Stres Psikologis (X1), Stres Fisiologis (X2) dan Stres Perilaku terhadap Kinerja Karyawan. Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 koefisien regresi yang diperoleh dari hasil pengolahan data adalah :

Tabel 7

Hasil Pengujian Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 2.798 2.124

X1 .346 .089

X2 .294 .107

X3 .269 .089


(11)

Dari tabel 7 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut : Y = 2,798 + 0,346 X1 + 0,294 X2 + 0,269 X3

Dari persamaan di atas maka diinterprestasikan sebagai berikut :

b1 = 0,346 besar nilai konstanta regresi untuk variabel stres psikologis adalah 0,346 dengan parameter positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres psikologis, maka kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo semakin mengalami peningkatan.

b2 = 0,294 besar nilai konstanta regresi untuk variabel stres fisikologis adalah 0,294 dengan parameter positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres fisiologis, maka kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo semakin mengalami peningkatan.

b3 = 0,269 besar nilai konstanta regresi untuk variabel stres perilaku adalah 0,269 dengan parameter positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres perilaku, maka kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo semakin mengalami peningkatan.

2. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan regresi didapatkan koefisien determinasinya R = 0,669 dapat dikatkaan bahwa 67 variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempengaruhi terhadap kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo, sedangkan yang sisanya 33% disebabkan pengaruh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.

3. Uji F

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 25,895 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,15 ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak sehingga diambil kesimpulan variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo.


(12)

4. Uji t

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3), maka akan dibahas sebagai berikut :

Tabel 8 Uji t

Model Unstandardized Coefficients Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 2.798 2.124 0,191

X1 .346 .089 0,000

X2 .294 .107 0,007

X3 .269 .089 0,003

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan hasil analisis data dari tabel diatas diperoleh bahwa stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo (angka koefisien dengan signifikansi kurang dari 0,05).

G. Pembahasan

Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo (angka koefisien dengan signifikansi kurang dari 0,05).

Menurut Robbins, (2007) Stres fisiologis merupakan stres menciptakan penyakit-penyakit dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, sakit kepala, jantung berdebar,bahkan hingga sakit jantung. Sedangkan stres psikologis menurut Robbins, (2007) merupakan gejala yang ditunjukkan adalah ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda dan lain sebagainya. Keadaan stres seperti ini dapat memacu ketidakpuasan. Dan Stres yang dikaitkan dengan perilaku dapat mencakup dalam perubahan dalam produktivitas, absensi, dan tingkat keluarnya karyawan. Dampak lain yang ditimbulkan adalah perubahan dalam kebiasaan sehari-hari seperti makan, konsumsi alkohol, gangguan tidur dan lainnya


(13)

Hasil analisis penelitian secara keseluruhan ini ini konsisten dengan penelitian Muhammad Ubub (2010), dan Ida Ayu Widyaningrum, (2010) yang menemukan bahwa variabel bebas stres kerja yang meliputi stres psikologis, stres fisiologis dan stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan analisis hasil penelitian secara terpisah yaitu didapatkan bahwa variabel stres psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) yang menemukan stres psikologis tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena ketidakjelasan dalam hal tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemegang jabatan, stres maupun ketidakpuasan akan meningkat. Serupa dengannya, semakin kecil kendali yang orang pegang atas laju pekerjaan mereka, semakin tinggi tingkat stres dan ketidakpuasannya.

Hasil analisis variabel stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) dan Ida Ayu Widyaningrum, (2012) yang menemukan stres fisiologis tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.

Hasil analisis variabel stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muhammad Ubub (2010) yang menemukan stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) dan Ida Ayu Widyaningrum, (2012) yang menemukan stres perilaku tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.


(14)

Menurut Robbins, (2007) Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan mengalami gangguan psikologis maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau pekerjaan yang berakibat merusak kinerja karyawan pada tingkat stres yang tinggi namun, pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pada prakteknya jika stres yang dialami oleh perawat tidak segera teratasi maka akan berdampak buruk terhadap perawat tersebut. Perawat yang berada dalam kondisi stres akan memicu terjadinya burn out yang merupakan kondisi awal kemunculan kelelahan emosional

H. Kesimpulan

Dari hasil analisis data diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis uji t diketahui :

a. Variabel stres psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo

b. Variabel stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo

c. Variabel stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo.

2. Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung diambil kesimpulan variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo.

3. Hasil perhitungan regresi didapatkan koefisien determinasinya R = 0,669 dapat dikatkaan bahwa 67 variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempengaruhi terhadap kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo, sedangkan yang sisanya 33% disebabkan pengaruh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.


(15)

I. Saran

Peneliti setelah memberikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian memberikan beberapa saran terhadap pimpinan perusahaan PT. Gimin Sukses Garmindo:

1. Dimensi stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan adalah stres psikologis, stres fisiologis dan stres perilaku. Sebaiknya pimpinan perusahaan tidak terlalu menekan karyawannya agar karyawan tidak mengalami baik fisiologis dan fisik dalam menghadapi permasalahan di dalam tempat kerja

2. Bagi manajemen perusahaan agar menciptakan situasi yang kondusif agar tidak menciptakan stres pada karyawan.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi 4, Rineka Cipta: Jakarta.

As’ad, Moh, 2000. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya. Edisi ke-4 Liberty, Yogyakarta.

Davis K dan J.W. Newstrom, 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 2004. Statistik Induktif. Edisi 4. : BPFE Yogyakarta.

Gibson, Ivancevich, 1985. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima. Erlangga. Jakarta

Hasibuan, Malayu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Cet Ke-7 Edisi Revisi. Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Margiati, Lulus. 1999. Stres Kerja: Latar Belakang Penyebab Dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 3 : 71-80. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Mathis, L. Robert dan Jackson H, John, 2002. Pengukuran Produktivitas Kebutuhan Mendesak di Indonesia. Jakarta. Prisma.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Robbins Stephen P., 2002. Essentials of Organizational Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Robbins Stephen P., 2005. Teori Organisasi Struktur Desain dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta : Arcan.

Robbins, P. Stephen dan Timothy A. Judge, 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S.P. 1996. Organizational Behavior : Cencept, Controversies and Applications. Sixt Edition: Prentice Hall International, Inc. New Jersey.


(17)

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suprihanto John, Harsiwi Th. Agung M., Hadi Prakosa, 2003. Perilaku Organisasional, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta.

Sutrisno Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-3, Penerbit Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.

Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(1)

4. Uji t

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel stres psikologis (X1),

stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3), maka akan dibahas sebagai berikut :

Tabel 8 Uji t

Model Unstandardized Coefficients Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 2.798 2.124 0,191

X1 .346 .089 0,000

X2 .294 .107 0,007

X3 .269 .089 0,003

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan hasil analisis data dari tabel diatas diperoleh bahwa stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) berpengaruh terhadap

kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo (angka koefisien dengan signifikansi kurang dari 0,05).

G. Pembahasan

Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) berpengaruh terhadap

kinerja karyawan di PT. Gimin Sukses Garmindo (angka koefisien dengan signifikansi kurang dari 0,05).

Menurut Robbins, (2007) Stres fisiologis merupakan stres menciptakan penyakit-penyakit dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, sakit kepala, jantung berdebar,bahkan hingga sakit jantung. Sedangkan stres psikologis menurut Robbins, (2007) merupakan gejala yang ditunjukkan adalah ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda dan lain sebagainya. Keadaan stres seperti ini dapat memacu ketidakpuasan. Dan Stres yang dikaitkan dengan perilaku dapat mencakup dalam perubahan dalam produktivitas, absensi, dan tingkat keluarnya karyawan. Dampak lain yang ditimbulkan adalah perubahan dalam kebiasaan sehari-hari seperti makan, konsumsi alkohol, gangguan tidur dan lainnya


(2)

Hasil analisis penelitian secara keseluruhan ini ini konsisten dengan penelitian Muhammad Ubub (2010), dan Ida Ayu Widyaningrum, (2010) yang menemukan bahwa variabel bebas stres kerja yang meliputi stres psikologis, stres fisiologis dan stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan analisis hasil penelitian secara terpisah yaitu didapatkan bahwa variabel stres psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) yang menemukan stres psikologis tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena ketidakjelasan dalam hal tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemegang jabatan, stres maupun ketidakpuasan akan meningkat. Serupa dengannya, semakin kecil kendali yang orang pegang atas laju pekerjaan mereka, semakin tinggi tingkat stres dan ketidakpuasannya.

Hasil analisis variabel stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) dan Ida Ayu Widyaningrum, (2012) yang menemukan stres fisiologis tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.

Hasil analisis variabel stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muhammad Ubub (2010) yang menemukan stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu Siti Nurhendar (2007) dan Ida Ayu Widyaningrum, (2012) yang menemukan stres perilaku tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.


(3)

Menurut Robbins, (2007) Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan mengalami gangguan psikologis maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau pekerjaan yang berakibat merusak kinerja karyawan pada tingkat stres yang tinggi namun, pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pada prakteknya jika stres yang dialami oleh perawat tidak segera teratasi maka akan berdampak buruk terhadap perawat tersebut. Perawat yang berada dalam kondisi stres akan memicu terjadinya burn out yang merupakan kondisi awal kemunculan kelelahan emosional

H. Kesimpulan

Dari hasil analisis data diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis uji t diketahui :

a. Variabel stres psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo

b. Variabel stres fisiologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo

c. Variabel stres perilaku berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo.

2. Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung diambil kesimpulan variabel stres

psikologis (X1), stres fisiologis (X2) dan stres perilaku (X3) mempunyai

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT. Gimin Sukses Garmindo.

3. Hasil perhitungan regresi didapatkan koefisien determinasinya R = 0,669 dapat dikatkaan bahwa 67 variabel stres psikologis (X1), stres fisiologis

(X2) dan stres perilaku (X3) mempengaruhi terhadap kinerja karyawan di

PT. Gimin Sukses Garmindo, sedangkan yang sisanya 33% disebabkan pengaruh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.


(4)

I. Saran

Peneliti setelah memberikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian memberikan beberapa saran terhadap pimpinan perusahaan PT. Gimin Sukses Garmindo:

1. Dimensi stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan adalah stres psikologis, stres fisiologis dan stres perilaku. Sebaiknya pimpinan perusahaan tidak terlalu menekan karyawannya agar karyawan tidak mengalami baik fisiologis dan fisik dalam menghadapi permasalahan di dalam tempat kerja

2. Bagi manajemen perusahaan agar menciptakan situasi yang kondusif agar tidak menciptakan stres pada karyawan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi 4, Rineka Cipta: Jakarta.

As’ad, Moh, 2000. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya. Edisi ke-4 Liberty, Yogyakarta.

Davis K dan J.W. Newstrom, 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 2004. Statistik Induktif. Edisi 4. : BPFE Yogyakarta.

Gibson, Ivancevich, 1985. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima. Erlangga. Jakarta

Hasibuan, Malayu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Cet Ke-7 Edisi Revisi. Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Margiati, Lulus. 1999. Stres Kerja: Latar Belakang Penyebab Dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 3 : 71-80. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Mathis, L. Robert dan Jackson H, John, 2002. Pengukuran Produktivitas Kebutuhan Mendesak di Indonesia. Jakarta. Prisma.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Robbins Stephen P., 2002. Essentials of Organizational Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Robbins Stephen P., 2005. Teori Organisasi Struktur Desain dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta : Arcan.

Robbins, P. Stephen dan Timothy A. Judge, 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S.P. 1996. Organizational Behavior : Cencept, Controversies and Applications. Sixt Edition: Prentice Hall International, Inc. New Jersey.


(6)

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Suprihanto John, Harsiwi Th. Agung M., Hadi Prakosa, 2003. Perilaku Organisasional, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta.

Sutrisno Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-3, Penerbit Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.

Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 4 15

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 3 7

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Pada Pt. Inti Sukses Garmindo,Semarang).

0 4 6

PENGARUH DISIPLIN DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN SFA RESTO KARANGANYAR Pengaruh Disiplin Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Sfa Resto Karanganyar.

0 4 18

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GIMIN SUKSES GARMINDO DI KARANGANYAR Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Gimin Sukses Garmindo Di Karanganyar.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Gimin Sukses Garmindo Di Karanganyar.

0 5 7

(ABSTRAK) PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT INTI SUKSES GARMINDO, BAWEN.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT INTI SUKSES GARMINDO, BAWEN.

0 1 2

TAP.COM - PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN - UNIVERSITAS ... 498 839 1 SM

0 2 15