PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SIKAP BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN.

KATAPENGANTAR
Puji Syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmatNya sehingga penulisdalam keadaan sehat dan atas berkatnya dapat
melaksanakan tugas atau pelajaan sehari-hari serta dapat mnyusun tesis yang brjudul

"Pengaruh Strategi Pembelajaran dan sikap berwirausaha Terhadap Hasil Be/ajar
Kewirausahaani Siswa SMK Negeri 8 Medan ".
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Dr. Julaga
Situmorang, M.Pd, yang telah membimbing penulis serta meluangkan waktu kepada
penulis sejak awal kuliah hingga selesainya tesis ini. Pada kesempatan ini penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada :

Pertama, Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd, selaku direktur program
pascasarjana, Dr. Syarifuddin, M.Sc. Ph.D sebagai asisten direktur I, dan Prof
Dr.Muhammad Badiran, M.Pd. selaku ketua prodi Teknologi Pendidikan serta
staflpegawai program pascasarjana UNIMED yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas belajar selama penulis mengikuti pendidikan program pascasarjana
Universitas Negeri Medan.

Kedua, Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran M.Pd, Bapak Prof Dr.
Efendi Napitupulu, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd, selaku narasumber

yang telah memberikan masukan pada tesis ini, serta Bapak dan Ibu dosen yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di program pasca
sarjana UNIMED.

iii

Ketiga. kepala SMK Negeri 8 Medan yang telah memberikan izin

penelitian untuk melakukan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya. Serta seluruh
siswa kelas VIII yang menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.
Keempat. almarhum suami tercinta Renaldo Setiawan dan anak-anakku

tersayang Dea Melina dan Budi Arif Hendramawan yang memberikan dukungan
moral kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Magister di
Program Pasca Sarjana UNIMED.
Kelima. rekan-rekan kuliah khususnya Prodi Teknologi Pendidikan

angkatan XI yang membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya penulis mengakui bahwa karya ini


masih jauh dari

kesempumaan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan.

Februari 2009
Penulis.

MEGAT MOLINA
NIM:061188210009

IV

ABSTRACT
Megat Molina, The Influence qf Learning Strategy and Entrepreneurship Attitude on
Learning Entrepreneurship Achievement for the Students of SMK Negeri 8 Medan.
Thesis. Education Technology, Post Graduate ofMedan State University (UNIMED).
2009.

'
The background of this research is the low of students' result in learning
entrepreneurship at SMK Negeri 8 and the percentage of the restaurant alumni
working as the entrepreneur in the food product. This study is aimed at finding out:
(I) The students' learning entrepreneurship achievement taught by modelling learning
strategy and expository learning strategy, (2) The students' learning entrepreneurship
achievement of the students having positive and negative entrepreneurship attitude,
(3) and the interaction between learning strategy and entrepreneurship attitude on
learning entrepreneurship achievement.
The population for this study were 118 persons from class XI of Restaurant
Department of Food Production Program of SMK Negeri 8 Medan. 38 students were
taken as sample for modelling learning strategy and 40 students were taken as sample
for expository learning strategy using cluster random sampling. The instrument used
in examining the learning achievement was multiple choices test with 4 alternative
answers, while the questionnaires was used for the entrepreneurship attiJude data
which have been tested for the validity. The quasy experiment method used for the
research by 2 x 2 factorial design. The data analysis used was the two-ways ANOVA
on a= 0.05.
From 32 questions tested for learning entrepreneurship achievement showed
that: (I) The students' learning entrepreneurship achievement taught by modelling

learning strategy (X p = 23.00) is higher than the one taught by expository learning
strategy (X E = 21.48) shown by Fmtio = I 1.66 > Ftablc = 3.97, (2) the students having
positive entrepreneurship attitude (X sp= 25.00) is higher than the one with negative
entrepreneurship attitude (X sn= 18.76) shown by by Fratio = 68.44 > Ftable = 3.97, (3)
there an interaction between learning strategy and entrepreneurship attitude on
learning entrepreneurship achievement shown by Fratio = 20.61 > Ftable = 3.97. For
further test using Scheffe test showed a significant difference between the students'
achievement taught by modelling learning strategy and the one taught by expository
learning strategy, similar with the learning entrepreneurship achievement between
positive and negative entrepreneurship attitude.

ABSTRAK

Megat Molina, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Sikap Berwirausaha Terhadap
Hasil BelajarKewirausahaani Siswa SMK Negeri 8 Medan. Tesis :Program Pasca
Srujana Universitas Negeri Medan. 2009.
Permasalahan yang menjadi Jatar belakang penelitian ini adalah kenyataan
masih rendahnya nilai-rata-rata basil belajar kewirausahaan siswa di SMK Negeri 8
dan masih rendahnya persentase lulusan SMK jurusan restoran yang bekerja sebagai
wirausahawan dalam bidang jasa boga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

(1) Hasil belajar kewirausahaan siswa yang diajar menggunakan strategi
pembelajaran pemodelan lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran · ekspositori, (2) Hasil belajar siswa yang memiliki sikap
berwirausaha positif lebih tinggi dari siswa yang memiliki sikap berwirausaha
negatif, (3) Interaksi antara strategi pembelajaran dengan sikap berwirausaha
terbadap basil belajar kewirausahaan.
Populasi penelitian adalah selurub siswa kelas kelas XI Jurusan Restoran
Program Keahlian Tata Boga SMK Negeri 8 Medan, berjumlah 118 orang.. Sampel
penelitian terdiri dari 38 orang untuk strategi pembelajaran pemodelan dan 40 orang
untuk strategi pembelajaran ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan
cluster random sampling. Instrumen pengukuran untuk mengukur basil belajar
digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 piliban jawaban. Untuk menjaring
data sikap berwirausaha siswa
dilakukan melalui angket yang telah diuji
kevalidtannya. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan
desain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANA VA dua
jalur pada taraf signifikan a= 0,05.
Temuaan penelitian menunjukkan bahwa dari 32 soal tes basil belajar
kewirausahaan yang diberikan diperolah (I) basil belajar kewirausahaan siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran pemodelan (X p=23,00) lebib tinggi dari basil

belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (X E=21 ,48),
dengan Fhitung = 11,66 > Ftabel = 3,97, (2) basil belajar kewirausahanan siswa dengan
sikap berwirausaha positif (XBp=25,00) lebib tinggi dari basil belajar siswa dengan
sikap berwirausaha negatif (X an= 18,76), dengan Frutung = 68,44 > Ftabel = 3,97, (3)
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap berwirausaha terbadap basil
belajar kewirausahaan, dengan Fbitung = 20,61 > Ftabel = 3,97. Perbitungan uji lanjut
dengan uji Scbeffe menunjukkan perbedaan basil belajar kewirausahaan yang
signiftkan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran pemodelan
dengan strategi pembelajaran ekspositori, begitu juga dengan basil belajar
kewirausahaan antara sikap berwirausaha positif dengan sikap berwirausaha negatif.

11

DAFTARISI
Halaman
ABSTRACT ........................................................................... .
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
KATAPENGANTAR ....................................................................................
iii

DAFTAR lSI ............................................... ....... ....... ............... .......................
v
DAFTAR TABEL ...................................... .................... .............. .................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
X
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB

I

PENDAHULUAN
A
B.
C.
D.
E.
F.

BAB II


Latar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ... .... .. .. .. .. .... . .. .... ..
ldentifikasi Masalah .... .. .. .. .. ... .. ... .. .. ...... ... .... .. ..... .. .. ......... ... ..
Pembatasan Masalah .............................................................
Perumusan Masalah ...... .... .. ... .. ... .. ..... .. ..... .. ..... ... .. ....... ... .. ... .
Tujuan Penelitian ..................................................................
Manfaat Penelitian ................................................................

KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoretis .................................................................
1. Hakikat Hasil Belajar Kewirausahaan ...... .. .. .. .. ... .... ... ....
2. Hakikat Strategi Pembelajaran .. ............. .............. ... ........
a. Hakikat Strategi Pembelajaran Pemodelan ....... ........
b. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori... ... ... ...
3. Hakikat Sikap Berwirausaha ...... .... ..... ... .... ....... ..............
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................
C. Kerangka Berfikir ..................................... .............. ..............
D. Pengajuan Hipotesis ..............................................................


BAB III

1
11
12
13
13
14

15
15
19
24
32
36
44
45
51

METODOLOGI PENELITIAN

A
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Tempat dan Waktu Penelitian .. .............................................
Populasi dan Sampel ................. ............................................
Metode Penelitian... ... ... ... . .. ... .. . . .. .. . ... . . . . .. . .. ... ... ... . .
Desain Penelitian ... .. ... .. .. .. .. .. .... .. .. ... ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. ....
Defenisi Operasional Variabel... ... .. .. .. ... ...... . .. ... ...... ...
Prosedur dan pelaksanaan Perlakuan .. .. .. .. .. ...... .. .. .......... ... .. .
Pengontrolan Perlakuan .........................................................
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ...........
Teknik Analisis Data...............................................


v

52
52
53
54

55
57
60
62
73

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ......................................................................
1. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Pemodelan .................................................
2. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Ekspositori.................................................
3. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Sikap
Berwirausaha Positif ... .. ... ..... .. ... .... .. ... .. ... ..... ..... .. .. ... .. ....
4. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Sikap
Berwirausaha Negatif ......................................................
5. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Pemodelan dengan Sikap Berwirausaha
Positif ..............................................................................
6. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Ekspositori dengan Sikap Berwirausaha
Negatif .............................................................................
7 .. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
• Pembe1ajaran Ekspositori dengan Sikap Berwirausaha
Positif ..............................................................................
8. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Ekspositori dengan Sikap Berwirausaha
Negatif .............................................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Data .. .. .. ............ ............ ............ ........ ......
2. Uji Homogenitas Varian Populasi .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .... .. ..
C. Pengujian Hipotesis .......... ....................................................
1. Perbedaan Hasil Belajar Kewirausahaan Antara Siswa
yang diajar dengan Strategi Pembe1ajaran Pemodelan
dan Strategi Pembe1ajaran Ekspositori ............................
2. Perbedaan Hasil Belajar Kewirausahaan Antara Siswa
dengan Sikap Berwirausaha Positif dan Sikap
Berwirausaha Negatif ......................................................
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Sikap
Berwirausaha Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan ...
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Kewirausahaan antara Siswa yang diajar
dengan Strategi Pembelajaran Pemodelan dan Strategi
Pembelajaran Ekspositori ................................................
2. Hasil Belajar Kewirausahaan Antara Siswa Yang
Memiliki Sikap Berwirausaha Positif Dan Sikap
Berwirausaha Negatif .. ............ ................... ..... .. ........ ......
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Sikap
Berwirausaha Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan....
E. Keterbatasan Penelitian .. .. .... .. .. .. ...... .. .. ...... .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .
Vl

76
76
78
79
81

83
85
86
88
90
92
95

96

97
98

101
105
107
110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 114
B. Implikasi ............................................................................... 115
C. Saran ..... .. .... ... .. ..... .... ... ... .. ... ..... .. .. .. ...... ...... ... ... .. .. ... .. ... .... ... . 119

DAFfARPUSTAKA ..................................................................................... 122
LAMPIRAN

125

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel

1.1

Rata-rata Hasil Belajar Akhir Siswa Pada Mata Diklat
Kewirausahaan Jurusan Restoran Program Keahlian Tata
Boga SMK Negeri 8 Medan . .. .... ........... ....... ..... .......... .. .. ...

8

3.1 Desain Faktorial 2 x 2 .........................................................

54

3.2. Kisi-kisi Angket Sikap Berwirausaha Siswa ......................

64

3.3

65

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kewirausahaan ........................

4.1. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Dengan Strategi
Pembelajaran Pemodelan ....................................................

76

Sisw~;t
Dengan Strategi
Pembelajaran Ekspositori ...... :.. :.........................................

78

4.3. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Sikap
Berwirausaha Positif .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. .

80

4.2. Hasil Belajar Kewirausahaan

4.4. Hasil

Belajar Kewirausahaan · Siswa untuk Sikap
Berwirausaha Negatif. ...... ... .... .... ........................ ...... .. .. .. ...

82

4.5. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Pemodelan dengan Sikap Berwirausaha
Positif .................................................................................

83

4.6. Hasil. Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Pemodelan dengan Sikap Berwirausaha
Negatif ................................................................................

85

4.7. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Ekspositori dengan Sikap Berwirausaha
Positif .................................................................................

87

4.8. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa untuk Strategi
Pembelajaran Ekspositori dengan Sikap Berwirausaha
Negatif......... ...... ... ... ... ... ...... ... ......... ......... ........

viii

88

4.9. Hasil
Analisis
Uji
Normalitas
Hasil
Belajar
Kewifausahaan Siswa dengan Strategi Pembelajaran
Pemodelan dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ..... .. .. . ..

90

4.10. Rangkuman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Kewirausahaan
Siswa Untuk Sikap Berwirausaha Positif Dan Sikap ,
Berwirausaha Negatif ........................................................

91

4.11. Rangk:uman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Kewirausahaan
Siswa Untuk Strategi Pembe1ajaran Berdasarkan Sikap
Berwirausaha Positif dan Sikap Berwirausaha Negatif .......

91

4.12 .Perhitungan Homogenitas untuk Kelompok Strategi
Pembelajaran Pemodelan dengan Ekspositori . .. .. . .... .. . .. .....

93

4.13 .Perhitungan Uji Homogenitas antara Sikap Berwirausaha
Positif
dan
Sikap
Berwirausaha
Negatif... ... ... ... ... ... ........................................................

93

4.14. Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Varians
Popu1asi Uji Barlet ............................ ..... ................ ... ..... .. ...

94

4.15. Rangk:uman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif.....

95

4.16. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 .. .. . ..

96

4.17 Ringkasan Hasil Pengujian dengan menggunakan Uji
Scheffe ...............................................................................

99

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar

2.1. Taksonomi Variabel Pengajaran Menurut Reigeluth ........

21

2.2. Urutan Langkah-langkah dalam belajar Pemodelan. .. . . ....

30

4.1. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi Pembelajaran Pemodelan ... ...... .. .. ..... .. ... .. .......... ...

77

4.2. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi Pembelajaran Ekspositori .. ... ....... .. ... .. ..... ... .... ......

79

4.3. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Sikap
Berwirausaha Positif.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

81

4.4. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Sikap
Berwirausaha Negatif ... .... .. ... .... ..... .... .. .. .... ... .. ... .. ....... ... ...

82

4.5. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi
Pembelajaran
Pemodelan
dengan
Sikap
Berwirausaha positif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

84

4.6. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Sikap
Berwirausaha Negatif... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

86

4.7. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan
Sikap
Berwirausaha Positif ................... :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

87

4.8. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Untuk
Strategi Pembelajaran Ekspositori
dengan Sikap
Berwirausaha Negatif... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

89

4.9. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Sikap Berwirausaha
terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan .. ... .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .

I 00

X

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lamp iran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .... .. .. .... ... ...... .... .. ...

125

2. Materi Perlakuan ............................ ... .............. ... .... ...... ..

177

3. Validitas Instrumen Angket Sikap Berwirausaha ............

204

4. Validitas Instrumen Tes Hasil belajar Kewirausahaan ....

213

5. Daftar Hasil BelajarKewirausahaan Siswa... ... ... .. . ... . ..

229

6. Data Uji Normalitas ........................................................

247

7. Perhitungan Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis.............

255

8. Daftar Tabel Konversi................................ ..... ..... ....... .....

266

xi

BABI
PENDABULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan Pendidikan Nasional seperti tercantum dalam UU RI NO. 20 tahun
2003 adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, rnandiri dan menjadi warganegara yang demokratis, serta bertanggung
jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Tujuan Pendidikan Nasional ini
merupakan suatu tujuan yang harus diemban oleh seluruh lapisan masyarakat,
khususnya institusi-institusi pendidikan yang bertanggung jawab secara langsung
atas kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan dengan
merujuk pada tujuan masing-masing institusi sesuai denganjenjang tingkatannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga memiliki peran penting dalam
mewujudkan

~juan

Pendidikan

Nasional,

pendidikan nasional ini, sebagai bagian dari Sistem
SMK

merupakan

pendidikan

menengah

yang

mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu, kernampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat
peluang kerja, dan mengembangkan diri di kemudian hari (kurikulum SMK,
2006).
SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan
dalam penjelasan Pasal 15 UU SiSDIKNAS, merupakan pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Oleh karena itu kurikulum SMK disusun memperhatikan tahap perkembangan

siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan
pembangunan nasional perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kesenian. Untuk memenuhi semua persyaratan ini, maka dibukalah berbagai jenis
program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan dengan harapan berbagai
jenis program keahlian ini dapat menghasilkan para lulusan yang mampu bersaing
di pasar kerja global.
Pada saat ini program keahlian yang dibuka pada sekolah menengah
kejuruan terdiri dari 8 (delapan) program keahlian, yang meliputi teknologi
industri,

bisnis

management,

pertanian

dan

kehutanan,

pariwisata,

kerumahtanggaan, seni dan kerajinan, pekerjaan sosial, dan kesehatan. Masingmasing bidang keahlian ini memiliki kurikulum tersendiri yang juga bersandar
pada kurikulum nasional dan kurikulum implementatif yang disesuaikan dengan
kepentingan daerah maupun lingkungan di mana sekolah berada.
Mengingat

arab

pengembangan

pendidikan

menengah

kejuruan

diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, maka berbagai sekolah
menengah kejuruan dengan berbagai program keahlian didirikan di seluruh
wilayah Indonesia yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah,

termasuk di

Sumatera Utara. Salah satu sekolah kejuruan yang terdapat di Sumatera Utara
adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Medan.
Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan pada kelompok Pariwisata
di kota Medan, pengembangan SMKN 8 berorientasi pada bidang keahlian
Praktek Kerja Industri dengan tujuan: I) menghasilkan tenaga kerja yang
memiliki keahlian profesional, 2) meningkatkan dan memperoleh Link and Match

2

antara lembaga Pendidikan Pelatihan Kejuruan dan dunia kerja, 3) meningkatkan
efisiensi proses pendidikan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional, dan 4)
memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan. Berdasarkan pada potensi dan kebutuhan dalam
industri kepariwisataan di Sumatera Utara, maka SMKN 8 membuka 4 (empat)
program keahlian praktek kerja industri yang meliputi: 1) Akomodasi Perhotelan,
2) Tata Boga, 3) Tata Busana, dan 4) Tata Kecantikan.
Program keahlian Tata Boga (restoran) merupakan bidang keahlian yang
mengharapkan siswanya memiliki kompetensi dalam hal menyusun menu,
mengolah dan menyajikan makanan dan minuman, menata dan melayani pesanan
makanan dan minuman, mengolah aneka kue dan roti, dan mengelola usaha
bidang boga.
Jurusan Restoran sebagai salah satu bagian dari program keahlian Tata
Boga mempunyai tujuan mengarahkan pada usaha kompetensi lulusan
melaksanakan pekerjaanjasa boga baik bekerja sendiri, maupun bekerja di dalam
sebuah tim di bawah koordinasi pihak lain pada bidang pekerjaan mengolah
makanan dan minuman, baik untuk bahan makanan oriental maupun makanan
continental, dan melayani makan dan minum baik di hotel, restoran, jasa boga,
catering dan cafe, serta pelayanan makan dan minum di kamar tamu. Selain
mampu bekerja dalam bidang pengolahan dan pelayanan makanan dan minuman,
sebenarnya para lulusan jurusan Restoran dapat. membuka peluang usaha
(berwirausaha) dalam berbagai bidang keterampilan yang erat kaitannya dengan
pengelolaan usaha boga.

3

Namun kenyataannya, berdasarkan hasil survei dan pendataan

yang

dilakukan oleh SMKN 8 terhadap para alumni jurusan Restoran pada 3 tahun
terakhir, hanya sekitar 25 % lulusan yang bekerja sebagai pegawai pada bidang
kepariwisataan dan industri makanan dan minuman seperti di hotel, kafe, jasa
boga dan restoran, sekitar 10 % Iebih siswa yang melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi yang rata-rata tidak sesuai dengan jurusan dan bidang
keahliannya di SMK, dan hanya 5% di antara alumni yang membuka usaha di
bidang jasa boga, misalnya dengan membuka rumah makan, restoran dan cafe,
dan sisanya sekitar 40 % alumni tanpa memiliki profesi apapun pada bidang jasa
boga khususnya pengelolaan dan pelayanan makanan dan minuman (Laporan
Data Alumni SMKN 8 Medan Tahun Pelajaran 2005-2007). Padahal dengan
adanya kemajuan di bidang teknologi dan industri memberikan peluang kepada
lulusan jurusan Restoran untuk terjun di bidang industri makanan dan minuman,
dengan membuka usaha dalam bidang pengolahan dan pelayanan makanan dan
minuman baik dalam bidang usaha kecil (home industri, catering), maupun dalam
skala besar (restoran, cafe).
Untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh dunia
industri, dunia usaha, dan asosiasi profesi bagi para lulusannya, maka subtansi
materi yang diajarkan pada jurusan Restoran adalah substansi mata diklat yang
dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan
menjadi program normatif, adaptif dan produktif. Program normatif berisi mata
diklat yang menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan,
ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan

4

dan keterampilan yang ada di dalamnya, misalnya Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga.
Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian
kesempatan pada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan seharihari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja, misalnya mata diklat
Matematika, Bahasa Inggris, Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi,
Ilmu Pengetahuan Alam, dan Kewirausahaan. Program produktif berisikan mata
diklat yang diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan program keahlian
jasa boga, khususnya restoran, mata diklat dalam kelompok ini meliputi mata
diklat dalam kompetensi menyusun menu, rnengolah dan menyajikan makanan
dan minuman, rnenata dan melayani pesanan inak~

dan minuman, mengolah

aneka kue dan roti, serta pengelolaan usaha bidang boga.
Mata diklat kewirausahaan, merupakan mata diklat program adaptif wajib
yang harus diikuti oleh semua siswa pada tiap tingkat kelas untuk semua program
keahlian. Tujuan pembelajaran mata diklat ini adalah rnenghendaki siswa
berkompeten dalam berwirausaha (berusaha secara rnandiri) sesuai dengan bidang
keahlian yang telah mereka ikuti.
Dalam mata diklat kewirausahaan, siswa dituntut mampu untuk
mengaktulisasikan

sikap

dan

perilaku

wirausaha,

menerapkan

jiwa

kepemimpinan, merencanakan usaha kecil/mikro, dan mengelola usaha mikro.
Kesemua kompetensi ini harus dimiliki siswa agar mereka mampu berusaha dan

5

Kurangnya pengetahuan dan kemampuan siswa dalam memahami
wirausaha jasa boga ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa hal yang
selarna ini kurang diperhatikan oleh para guru selarna pelaksanaan proses
pembelajaran rnata diklat kewirausahaan. Faktor bahan ajar yang digunakan guru
dalam penyampaian rnateri mata diktat kewirausahaan berupa bahan ajar yang
masih bersifat umum untuk keseluruhan bentuk-bentuk bidang usaha, tidak
dikhususkan dan difokuskan pada bidang usaha jasa boga mengakibatkan siswa
tidak memahami secara khusus bidang usaha jasa boga ini. Selain itu, strategi
pembelajaran yang selama ini diberikan oleh guru juga tidak mampu memotivasi
siswa dan mengembangkan kreativitas mereka untuk mau dan mampu
berwirausaha setelah lulus dari sekolah.
Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan, dapat digambarkan
bahwa secara umum strategi pembelajaran di SMK Negeri 8 dalam mata diklat
kewirausahaan selama ini umumnya hanya berupa penyampaian rnateri secara
teori oleh guru lewat cerarnah, demonstrasi, latihan dan mengerjakan tugas-tugas.
Strategi pembelajaran ekspositori ini dilaksanakan secara simultan, akibatnya
potensi kelas kurang diberdayakan, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti
materi rnata diklat ini karena strategi yang digunakan dalam penyampaiannya
selalu bersifat monoton, untuk mernahami rnata diklat kewirausahaan siswa tidak
diarahkan pada gambaran langsung melalui belajar dalam proses sosial.
Penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi

yang

monoton inilah yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab masih rendahnya
nilai akhir siswa untuk rnata diktat kewirausahaan pada jurusan restoran di SMK

7

Negeri 8 Medan. Rendahnya nilai akhir siswa pada mata diklat kewirausahaan
untuk 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel I berikut ini:
Tabel 1. Rata-rata Basil Belajar Akhir Siswa pada Mata Diklat
Kewirausahaan Jurusan Restoran Program Keahlian Tata Boga
SMK Negeri 8 Medan Dalam 3 Tahun Terakhir
No

1
2
3

Nilai

Tahun Pelajaran

Tahun Pelajaran

200412005

2005/2006

Frekuensi
7
17
41
II
4

A
B

c

o/o
8 75
21,25
5125
13,75

Frekuensi
8
17
37
12

Tahun Pelajaran
2006/2007

%

Frekuensi
7
18
40
10

10
21,25
46,25
15
7,5

D
E
5
5
6
Jumlah
80
100%
100%
80
80
..
Sumber: Daftar Kumpulan Ntlat Ujtan Akhtr SMK Negen 8 Medan
4

5

%
8,75
22,5
50
12,5
6,25

lOOo/o

Untuk mengatasi adanya kesenjangan tersebut, maka salah satu hal yang
dapat diterapkan dalam menyampaikan materi mata diklat kewirausahaan adalah
menyesuaikan

metode dan media yang akan diguhakan dalam

proses

pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa. Sebagaimana hakikat
teknologi pendidikan yang merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan

orang,

prosedur,

gagasan,

peralatan,

dan

organisasi

untuk

menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi
dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia (AECT, 198(>). Dengan kata lain teknologi pendidikan menitikberatkan
pada pemecahan masalah belajar secara sistematis dengan menggunakan berbagai
sumber, metode, alat, prosedur, gagasan, dan organisasi.

Di dalam teori

pembelajaran yang merupakan bagian dari teknologi pendidikan untuk mencapai
basil

pembelajaran harus diperhatikan kondisi pembelajaran yang meliputi

8

karakteristik siswa serta pemilihan strategi yang disesuaikan dengan materi dan
kondisi siswa (Reigeluth, 1983). Sebagaimana dalam teori deskriptif, kondisi dan
metode pembelajaran sating berinteraksi untuk mencapai hasil belajar yang telah
ditetapkan. Dengan menggunakan teori deskriptif, maka variabel kondisi dan
metode merupakan variabel bebas dan kedua variabel ini berinteraksi sehingga
menghasilkan efek pada hasil belajar sebagai variabel terikat.
Menurut Skinner seperti yang dikutip Sudjana (1985}, pendidikan
dianjurkan untuk melakukan identifikasi karakteristik individual dan situasi
belajar sehingga memungkinkan penentuan metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan demikian di dalam pembelajaran pada mata diklat kewirausahaan,
identifikasi terhadap sikap berwirausaha siswa dalam bidang jasa boga merupakan
salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena tujuan akhir dari mata diktat ini
adalah membentuk jiwa dan kepribadian siswa yang memiliki kemandirian dalam
usaha jasa boga.
Pada program keahlian jasa boga

di SMK Negeri 8 Medan, ternyata

hingga saat ini perhatian terhadap karakteristik siswa belum diperhatikan
sepenuhnya. Hal ini tampak dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, bahwa
siswa diperlakukan sama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sikap dan
kemampuan kewirausahaan siswa khususnya dalam mengembangkan usaha jasa
boga berdasarkan sumber ide usaha, yang disesuaikan dengan permodalan dan
pengelolaan bidang usaha dan kebutuhan · masyarakat, belum tercapai secara
optimal. Perhatian guru akan sikap kewirausahaan pada diri siswa selama ini
kurang dikembangkan, materi ajar

yang

9

diberikan

dalam mata diklat

kewirausahaan secara teoretis memang sudah berisikan hal-hal yang mendukung
pengetahuan siswa dalam berwirausaha, namun secara praktis, teori-teori ini tidak
dikembangkan dan belum diformulasikan secara baik oleh guru dengan
mempertimbangkan sikap dan bakat siswa. Siswa jarang sekali diajak secara
langsung untuk memahami bidang usaha kewirausahaan ini melalui belajar dalam
proses sosial.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai solusi dalam meningkatkan
kemampuan belajar kewirausahaan siswa adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh hasil belajar kewirausahaan yang
memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. Ada banyak strategi pembelajaran
yang dapat digunakan, misalnya strategi berpikir induktif, Iatihan inkuiri,
pemerosesan informasi, peningkatan kapasitas berpikir, pengajaran non directive,
synectic, pertemuan kelas, investigasi kelompok, bermain peran, inkuiri sosial,
pembelajaran

tuntas,

pembelajaran

langsung,

simulasi,

pemodelan

dan

sebagainya.
Dari berbagai strategi pembelajaran yang telah dikemukakan di atas,
penelitian ini mencoba menerapkan strategi pembelajaran pemodelan dalam
pembelajaran kewirausahaan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi
pembelajaran pemodelan ini dalam mempengaruhi basil belajar kewirausahaan
siswa. Pertimbangan pembelajaran pemodelan dipilih karena selama ini program
keahlian jasa boga di SMK Negeri 8 Medan, belum pernah menerapkan strategi

ini dalam pembelajaran. Padahal dengan strategi ini pada beberapa penelitian
yang dilaksanakan di sekolah-sekolah program keahlian terbukti selain dapat

10

meningkatkan basil belajar siswa, juga efektif dalam meningkatkan sikap dan
motivasi siswa dalam bidang keahlian yang diajarkan, hal ini dikarenakan strategi
pembelajaran pemodelan dilaksanakan melalui kegiatan pengamatan serta
peniruan siswa, siswa dapat mengambil nilai fungsional tingkah laku dari
pemodelan sehingga membentuk tingkah laku siswa yang positif. Tingkah laku
positif ini pada akhirnya akan bermanfaat dalam interaksi sosial siswa dengan
lingkungannya sehingga memudahkan mereka dalam berwirausaha di tengahtengah lingkungannya setelah mereka lulus kelak.

B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Jatar belakang masalah dan gejala yang diamati
peneliti, maka timbul beberapa pertanyaan yang dapat diidentiftkasi sebagai
permasalahan yakni: (I) Faktor-faktor apakab yang mempengaruhi basil belajar
siswa jurusan Restoran dalam mata diklat kewirausabaan? (2) Apakah perbedaan
karakteristik

belajar

siswa

yang

mengikuti

mata

diklat

kewirausahaan

mempengaruhi basil belajar siswa? (3) Apakah sikap berwirausaha siswa
mempengaruhi basil belajar kewirausabaan? (4) Apakah minat berwirausaha
mempengarubi

basil

belajar

kewirausahaan

siswa?

(5)

Apakah

dalam

pembelajaran kewirausabaan perlu diadakan pengelompokkan berdasarkan sikap
berwirausaha siswa? (6) Bentuk pengelompokkan yang bagaimanakah yang lebih
efektif dan efisien? (7) Apakab strategi pembelajaran yang berbeda pada mata
diklat kewirausabaan dapat mempengarubi basil belajar siswa? (8) Urutan
kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang lebib tepat untuk membantu

11

1. Hasil belajar
ke~usahn

siswa yang diajar menggunakan strategi

pembelajaran pemodelan lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki sikap berwirausaha positif Iebih tinggi
dari siswa yang memiliki sikap berwirausaha negatif.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan sikap berwirausaba terbadap
basil belajar kewirausahaan.

F. Manfaat Penelitian
Secara teoretis basil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai : (I)
salab satu

baban acuan bagi

pengembang lembaga pendidikan dan peneliti

selanjutnya yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh strategi
pembelajaran dan sikap berwirausaha terhadap basil belajar siswa.
memperkaya

khasanah

ilmu

pengetahuan

guna

meningkatkan

(2)

kualitas

pembelajaran kbususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan sikap
berwirausaha terbadap basil belajar siswa.
Secara praktis penelitian ini dibarapkan dapat menjadi ( 1) bahan masukan
bagi guru, khususnya pada mata diklat kewirausahaan sebagai salab satu strategi
alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran. (2) memberikan gambaran bagi
guru, khususnya bagi guru SMK pada program keahlian Tata Boga tentang
efektifitas dan efisiensi aplikasi strategi pembelajaran berdasarkan sikap
berwirausaha siswa pada pembelajaran kewirausabaan.

14 .

yaitu: (I) keterampilan kognitif. merupakan keterampilan seseorang dalam
menggunakan pikiran untuk mengambil keputusan atau memecahkan masalah; (2)
akting, yaitu keterampilan fisik atau teknik seperti olah raga atau terampil dalam
mengerjakan sesuatu; (3) reaksi, merupakan keterampilan bereaksi terhadap suatu
situasi dalam artian nilai-nilai emosi dan perasaan dengan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan seperti komunikasi, persuasi, dan pendidikan
Harahap dkk (1979) menyatakan bahwa basil belajar adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kernajuan siswa berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat di dalam kurikulum. Sejalan dengan itu Rohani dan Ahmadi ( 1995)
menyatakan bahwa penilaian terhadap basil belajar bertujuan untuk melihat
kernajuan belajar perserta didik dalam hal .penguasaan rnateri pengajaran yang
telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mengukur belajar dapat dilakukan dengan membandingkan cara siswa berperilaku
pada waktu lampau dan cara siswa itu berperilaku pada waktu sekarang dalam
suasana serupa. Jika individu melakukan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya
telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka
individu itu dikatakan telah belajar.
Untuk mengetahui apakah seseorang telah memperoleh perubahan sebagai
basil dari belajar, perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi digunakan sebagai alat
kontrol untuk mengetahui sejauh mana seseorang telah mencapai basil belajar.
Menurut Gronlund (1985) untuk melihat basil belajar yang telah dicapai siswa,
setelah siswa melakukan belajar dapat dilakukan melalui tes atau bentuk evaluasi

17

yang diberikan secara periodik.

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli)

yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban
yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor atau agka (Arikunto 1999). Skor
yang didasarkan pada sampel representatif dari tingkah laku pengikut tes itu
merupakan indikator tentang seberapa jauh orang yang dites memiliki
karakteristik yang sedang diukur, di mana untuk memperoleh ukuran dan data dari

basil belajar siswa tersebut adalah. dengan mengetahui garis-garis besar indikator
(petunjuk adanya prestasi tertentu) yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang
hendak diungkapkan atau diukur.
Mata diklat kewira':'sahaan merupakan mata diklat yang mengharapkan
siswa dapat mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. Tujuan dari mata
diklat ini adalah bahwa siswa diharapkan memiliki jiwa, sikap, dan perilaku
wirausaha dalam ·bekerja serta mampu dan berani berwiraswasta di bidangnya.
Inti dari kewirausahaan menurut Drucker seperti yang dikemukakan Suryana
(2006) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Pada program keahlian Tata Boga, mata diklat kewirausahaan disajikan
dengan tujuan siswa dapat mengaplikasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha
jasa boga serta mampu dan berani berwirausaha di bidang jasa boga. Kemarnpuan
berwirausaha ini merupakan basil dari pemikiran kreatif dengan rangkaian
kegiatan yang inovatif demi menciptakan peluang sukses dalam usaha jasa boga.
Hasil belajar kewirausahaan yang diperoleh siswa merupakan akibat suatu proses

18

belajar yang dipengaruhi oleh semua variabel yang mendukung beljalannya
proses pembelajaran tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasiJ belajar kewirausahaan
dalam penelitian ini mencakup kemampuan

mengaktualisasikan sikap dan

perilaku wirausaha, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yng baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang
dalam bidang usahajasa boga. Hasil belajar siswa dinyatakan dengan skor sebagai
hasil tes yang diadakan oleh guru setelah proses pembelajaran berlangsung.
Melalui tes ini dapat diketahui tinggi rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.
Sebagaimana

pembagian

kawasan

kognitif

oleh · Bloom

yang

dikembangkan Anderson (2001), maka pengukuran hasil belajar kewirausahaan
yang dilakukan meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
evaluasi dan kreativitas pada mata diklat kewirausahaan yang meliputi materi
analisis peluang usaha, analisis perencanaan usaha berdasarkan aspek organisasi
dan produksi, analisis perencanaan usaha berdasarkan aspek administrasi, dan
analisis perencanaan usaha berdasarkan aspek pemasaran.

2. Bakikat Strategi Pembelajaran
Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki guru sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran di kelas adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran
memberikan tuntunan kepada guru untuk menyampaikan mata pelajaran secara
sistematik. Strategi pembelajaran merupakan pola-pola umum kegiatan guru dan

19

siswa dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Salah satu Iangkah penting untuk memiliki strategi
pembelajaran adalah

dengan

menguasai

teknik penyajian atau

metode

pembelajaran.
Berkaitan dengan batasan antara strategi dan metode, Gole dan Chan
(1990) menyatakan bahwa strategi belajar mengajar meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih Ianjut menurutnya, strategi dapat diartikan sebagai a plan of operation in

achieving something (rencana untuk mencapai sesuatu), sedangkan metode adalah
a way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Pengelolaan
pembelajaran yang diupayakan guru hams mengacu pada konsep dan prinsip
pe~blajrn

yakni perhatian dan motivasi, keaktifan. keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan dan perbedaan individu (Dimyati

dan Mudjiono, 1999).
Menurut Romiszowski (1981), setiap strategi pembelajaran yang
dikembangkan selalu mencerminkan posisi teoretis yang dianut tentang
bagairnana seharusnya pembelajaran itu dilaksanakan. Senada dengan pendapat
tersebut, Hamalik (1993) mendefinisikan bahwa ~traegi

pembelajaran sebagai

sistem yang menyeluruh dan terdiri dari komponen masukan (input), pengolahan

(process), dan keluaran/produk (output).
Sementara Reigeluth (1983) mengajukan tiga komponen utarna dalam
pembelajaran, yaitu metode, kondisi dan basil. Hubungan kondisi pembelajaran,
metode pembelajaran, dan basil pembelajaran digambarkan sebagai berikut:

20

K

0
N
D
I

s

I

M
E
T

0
D
E

Tujuan dan
karakteristik
bidang studi

Kendaladan
karakteristik
bidang studi

l
Strategi
pengorganisasian
pengajaran

l
Strategi
penyampaian
pengajaran

s

l
Strategi
pengelolaan
pengajaran

Strategi makro
Strategi mikro

I
H
A

Karakteristik
siswa

I

Efektifitas, Efisiensi dan daya tarik pengajaran

I
L

Gambar 1. Taksonomi Variabel Pengajaran Menurut Reigeluth
Metode pengajaran adalab berbagai macam cara untuk mencapai berbagai
basil, dalam berbagai macam kondisi. Kondisi pengajaran merupakan faktor yang
mempengaruhi dampak metode, sedangkan basil pengajaran merupakan berbagai
akibat yang dapat dipakai untuk inengukur kegunaan berbagai macam metode
dalam berbagai kondisi. Reigeluth berpendapat bahwa basil pembelajaran harus
memiliki efektivitas, efisiensi dan daya tarik. Efektivitas diukur dari tingkat
pencapaian basil belajar yang diperoleh oleh pebelajar, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Secara kualitas basil belajar menunjukkan kebermaknaan isi
bahan yang dipelajari dalam kehidupan sebari-hari, sedangkan · kuantitas
menunjukkan jumlab variasi basil belajar yang dapat dicapai oleb pebelajar.
Efesiensi diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan pebelajar untuk belajar,
dalam arti semakin sedikit waktu yang dibutuhkan pebelajar untuk memahami isi

21

materi pelajaran, maka semakin efisien basil belajar yang diperoleh. Sedangkan
daya tarik diukur dari ada tidaknya kecenderungan pebelajar termotivasi untuk
belajar lebih lanjut dalam arti mengembangkan wawasan berdasarkan basil belajar
yang telah diperoleh.
Suparman (1997) mengemukakan strategi pembelajaran berkenaan dengan
pendekatan

pengajaran

dalam

mengelola

kegiatan

pembelajaran

untuk

mencapai materi secara sistematis sehingga tercapai kemampuan yang diharapkan
dikuasai oleh guru secara efektif dan efisien Pendapat yang lebih luas tentang
strategi pembelajaran dikemukakan oleh Mudhofrr (1987), menurutnya di dalam
strategi pembelajaran termasuk juga pengertian pendekatan pengajaran dalam
menyampiakan

informasi,

memilih

sumber

penunjang

pengajaran

dan

menentukan serta menjelaskan peranan siswa dalam menyusun program
pembelajaran yang memperhatikan kondisi Iingkungan siswa agar proses belajar
mengajar menjadi Iebih efektif
Dick dan Carey (2005) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
memberikan tuntunan secara sederhana kepada guru untuk menyampaikan mata
pelajaran secara memandu guru untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan
membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar sehingga siswa dapat belajar
Iebih mudah dan Iebih efektif. Strategi pembelajaran menjelaskan komponenkomponen umum dari suatu set bahan pengajaran, prosedur-prosedur yang
digunakan untuk inenghasilkan belajar tertentu pada siswa. Strategi pembelajaran
berkenaan

dengan

pembelajaran

untuk

pendekatan

pengajaran

menyampaikan

materi

22

dalam

mengelola

kegiatan

secara

sistematik

sehingga

kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
Efektifitas strategi pembelajaran di kelas dalam mencapai tujuan belajar dapat
dilihat dari seberapa tinggi hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Lebih lanjut
Carey (2005) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran menggambarkan
komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran yang digunakan
untuk menghasilkan belajar tertentu siswa. Dalam strategi pembelajaran
terkandung empat komponen, berupa: (1) urutan kegiatan pembelajaran, yaitu
urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, (2)
metode pembelajara, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan
siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien, (3) media
pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran,. dan (4) waktu yang digunakan oleh
pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan siswa.
Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari strategi pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu, maka ukurannya adalah
hasil belajar siswa (Sukarnto,1992).
Menurut Dick dan Carey (2005) langkah-langkah pembelajaran yang
dilaksanakan meliputi: (1) aktivitas pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian
informasi, (3) partisipasi siswa,

(4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan. Strategi

pembelajaran merupakan proses bimbingan terhadap anak didik dan penciptaan
kondisi belajar murid secara aktif..
Dengan demikian jelas bahwa pengertian strategi pembelajaran mencakup
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan mempunyai tujuan yang

23

jelas. Secara umum tujuan pembelajaran adalah sejumlah basil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan aktifitas belajar yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang didalamnya
memuat aktivitas pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi siswa, dan tes
yang diadopsi dari langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick

dan Carey (2005).
Berbagai strategi pembelajaran telah diperkenalkan oleh para ahli dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan karakteristik bidang studi, berbagai strategi pembelajaran yang dapat
digunakan di antaranya strategi berpikir induktif, latihan inkuiri, pemerosesan
informasi, peningkatan kapasitas berpikir, pengajaran non directive, synectic,
pertemuan kelas,

investigasi

pembelajaran tuntas,

kelompok,

pembelajaran

bermain

langsung,

peran,

simulasi,

inkuiri

sosial,

pemodelan,

dan

sebagainya. Selanjutnya yang akan dibahas adalah strategi pembelajaran
pemodelan dan strategi pembelajaran ekspositori.

a. Hakikat Strategi Pembelajaran Pemodelan
Menurut Bandura dan Roshental seperti yang dikutip Gredler ( 1994), suatu
model merupakan kumpulan stimulus yang tersusun sedemikan rupa, sehingga
seseorang dapat memetik sari dari informasi pokok yang dibawakan oleh
peristiwa-peristiwa lingkungan tanpa perlu menunjukkan perbuatan yang kasat

24

mata. Pemodelan merupakan salah satu strategi pembelajaran karena pemodelan
memberikan penekanan pada efek-efek konsekuensi tingkah laku yang meniru
tingkah laku orang lain di mana seseorang belajar dari keberhasilan dan kegagalan
orang lain (Dahar, 1989)
Strategi pembelajaran pemodelan merupakan bagian atau cara yang
penting dari belajar melalui proses sosial. Belajar sosial menjadi bagian rumpun
strategi pembelajaran sosial (the social family) yang menggambarkan bahwa
perilaku bekerjasama tidak hanya merupakan pemberian semangat sosial tetapi
juga merupakan bagian pengembangan kemampuan intelektual. Melalui belajar
dalam proses sosial, siswa akan menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan
peran sosial yang telah dipelajarinya.