PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 MERANTI.

(1)

ii

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

KEWIRAUSAHAAN PADA SMK NEGERI 1 MERANTI

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

NORENTA SITOHANG

NIM: 8126122032

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

ABSTRAK

Norenta Sitohang, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Meranti. Tesis, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan hasil belajar kewirausahaan antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) Interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Meranti., (3) siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memeiliki perbedaan hasil belajar kewirausahaan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajan kooperatif tipe STAD, (4) siswa yang memiliki motif berprestasi rendah yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memeiliki perbedaan hasil belajar kewirausahaan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajan kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 1 Meranti.Kisaran kelas XII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan motif berprestasi siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 34 untuk eksperimen dan 36 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen treatment by level dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan uji F, pengujian lanjut menggunakan uji scheffe.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar kewirausahaan antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih unggil dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Fhitung> Ftabel = 4,11> 3,98 pada taraf signifikan α = 0,05; (2)

terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dengan Fh(25,46) > Ft(3,98) pada taraf

signifikan α = 0,05; (3) hasil belajar belajar kewirausahaan yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih baik diajarkan dengan strategi Jigsaw dengan Fh(176,04) >

Ft(4,11) pada taraf signifikan α = 0,05; (4) hasil belajar belajar kewirausahaan

yang memiliki motif berprestasi rendah lebih baik diajarkan dengan strategi STAD dengan Fh(45,17) > Ft(4,13) pada taraf signifikan α = 0,05. Hipotesis ini

menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tepat daripada STAD dalam meningkatkan hasil belajar kewirausahaan isswa yang memiliki motif berprestasi tinggi akan memperoleh hasil yang lebih baik.


(6)

v

ABSTRAK

Norenta Sitohang. The effect instrructinoal strategies and achivement motives

or learning outcomes enterpreneurship at class XII of SMK Negeri 1 Meranti. Tesis, Post-Graduate Program, State University of Medan 2014.

This study aims to determine: (1) The difference of learning research in entrepreneurship between student had been taught by Jugsaw strategy cooperative to student had been taught by STAD coopertarif stratety tipe. (2) Intraction between learning strategy with prestige motivation to the result of enterpreneurship learning vocation students N 1. Meranti (3) Students who have high prestige motivation that had been tauhgt by jigsaw strategy cooperatif have the difference into learning result of entrepreneurship to students had been taught by STAD cooperatif strategy type. (4) Students who have low prestige who had been taught by jigsaw strategy cooperatif have the difference learning result of entrepreneurship to students who had been taught by STAD strategy cooperatid type

This research conducted at SMK Negeri 1 Meranti kisaran on odd semester academic year 2014/2015. To get the sample is using cluster Random Technic based on students 'prestige, so the research sample has the group that consist 34 for each experiment and 36 students for control group. Type of research that used Quasi experiment treatment by level factorial 2x2. Analysis Technic that had been used two ways varian with significant £=0.05 with test F, the test will have research continue using scheffe test.

Result of analysis showed that: (1) Entrepreneurship learning outcomes of students who were taught with cooperative learning strategy jigsaw is better than learning outcomes of student who are taught Entrepreneurship with cooperative learning strategy STAD type, with Fcount> FTable = 4,11> 3.98 at signifikansi level

α = 0.05; (2) there is interaction between learning strategy and acheivement motives in infliencing student learning outcomes, with Fcount(25.46) > Ftable(3.98)

at signifikansi level α = 0.05; (3) entreprenurship learning outcomes of student who have high achievement motive is better taught with jigsaw strategy with Fcount(176.04) > Ftable(4.11) at signifikansi level α = 0.05; (4) entreprenurship

learning outcomes of student who have low achievement motive is better taught with STAD strategy with dengan Fcount(45.17) > Ftable(4.13) at signifikansi level α

= 0.05. This hypothesis suggest that the type of jigsaw cooperative learning strategy is more appropriate than the type STAD cooperative learning strategies in improving student learning outcomes Entrepreneurship, and students who have a motive for high achievers will get better result than the student who have low achevement motive.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul Pengaruh strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Meranti telah berhasil diselesaikan.

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan, diantaranya literature dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahsasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Dosen Pembimbing II yaitu Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti demi penyelesaian penelitian ini.

2. Bapak Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd yang turut membantu dan memberi saran-saran pada peneliti

3. Bapak Narasumber yaitu Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Dr. Dede Ruslan, dan Dr. Mursid, M.pd yang telah banyak memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini. 4. Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang

telah mendidik dan memberi banyak ilmu serta mengajari peneliti.

5. Kepala seklah SMK N 1 Meranti Bapak Zulfikar yang telah rendah hati memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.


(8)

vii

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta Rommel Edward Sitohang / Idomma Hotmaida Edits Parhusip, yang selalu luar biasa mendukung dan memotivasi saya untuk lebih baik lagi serta saudara dan para ponakan tercinta yang telah memberi bantuan semangat.

7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan angkatan 22

Akhir kata peneliti mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, 30 September 2014 Penulis


(9)

viii DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ii

Abstrak iv

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 10 C. Pembatasan Masalah 11 D. Rumusan Masalah 12 E. Tujuan Penelitian 13 F. Manfaat Penelitian 14

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

15

A. Kerangka Teoritis 15 1. Hakikat Belajar 15 1.1 Defenisi Belajar 15 1.2 Hasil Belajar 17 1.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 20 1.4 Hakekat Belajar Kewirausahaan 21 2. Hakikat Strategi Pembelajaran 27 3. Hakikat Startegi Pembelajaran Kooperatif 33

3.1 Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw 37 3.2 Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 44


(10)

ix

4 Hakikat Motif Berprestasi 51 B. Penelitian Yang Relevan 62 C. Kerangka Berpikir 63

1. Hasil Belajar Kwirausahaan siswa yang diajar dengan Menggunakan Startegi Pembelajaran kooperat tipe Jigsaw dengan Siswa yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran kooperatif tipe STAD

63

2. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Motif Berprestasi terhadah Hasil Belajar Siswa

68

3. Hasil belajar Kewirausahaan Siswa yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi yang diberi Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Siswa yang diberikan stategi pembelajaran kooperatif tipe STAD

71

4. Hasil belajar Kewirausahaan Siswa yang Memiliki Motif Berprestasi Rendah yang diberi Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Siswa yang diberikan stategi pembelajaran kooperatif tipe STAD

72

D. Pengajuan Hipotesis 73

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 75

A. Tempat dan Waktu Penelitian 75 B. Populasi dan Sampel 75 C. Metode dan Rancangan Penelitian 75 D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan 78 E. Pengontrolan Perlakuan 81 F. Variabel dan Defenisi Operator Variabel 83 G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 86 H. Hasl Uji Coba Instrumen 94


(11)

x

I. Teknik Ananlisis Data 97

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 99

A. Deskripsi Data 99 B. Pengujian Persyaratan Analisis 109 C. Pengujian Hipotesis 113 D. Pembahasan Hasil Peneltian 118 E. Keterbatasan Penelitian 130

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 132

A. Simpulan 132

B. Implikasi 132

C. Saran 135


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pembentukan Kelompok Jigsaw 39 Gambar 3.1. Perlakuan pada Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw

80

Gambar 3.2. Perlakuan pada Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

81

Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

100

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

101

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Motif Berprestasi Tinggi

102

Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Motif Berprestasi Rendah

103

Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Motif Berprestasi Tinggi

105

Gambar 4.6. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Motif Berprestasi Rendah

106

Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Motif Berprestasi Tinggi

107

Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Motif Berprestasi Rendah

109

Gambar 4.9. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komponen Strategi Pembelajaran 32 Tabel 2.2. Metode Tipe Pembelajaran Kooperatif 37 Tabel 2.3. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 42 Tabel 2.4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 43 Tabel 2.5. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 48 Tabel 2.6. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 49 Tabel 2.7. Indikator dan Perbedaan Motif Berprestasi Tnggi Dengan

Motif Berprestasi Rendah

59

Tabel 2.8. Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

68

Tabel 3.1. Desain Penelitian Faktorial 2x2 76 Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kewirausahaan 87 Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Motif Berprestasi 88 Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kewirausahaan Setelah Uji Coba 95 Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Tes Motif Berprestasi Setelah Uji Coba 96 Tabel 4.1. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan

dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

99

Tabel 4.2. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

101

Tabel 4.3. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Motif Berprestasi Tinggi

102

Tabel 4.4. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Motif Berprestasi Rendah

103

Tabel 4.5. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Motif Berprestasi Tinggi

104

Tabel 4.6. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


(14)

ix

dengan Motif Berprestasi Rendah

Tabel 4.7. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Motif Berprestasi Tinggi

107

Tabel 4.8. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Motif Berprestasi Rendah

108

Tabel 4.9. Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (A1)

dan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (A2)

110

Tabel 4.10. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa dengan Motif Berprestasi Tinggi dan Rendah

110

Tabel 4.11. RangkumanUji Normalitas Hasil Belajar Kewirausahaan untuk Strategi Pembelajaran Kooperarif Jigsaw

111

Tabel 4.12. Uji Homogenitas untuk A1 dan A2 112

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Strategi Pembelajaran menurut Motif Berprestasi Tinggi dan Rendah

112

Tabel 4.14. Uji Homogenitas untuk B1 dan B2 113

Tabel 4.15. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif 114 Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 114


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 140 Lampiran 2. RPP Strateg Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 145 Lampiran 3. RPP Strateg Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 166 Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar Kewirausahaan 184 Lampiran 5. Tes Angket Motif Berprestasi 194 Lampiran 6. Perhitungan Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar

Kerwirausahaan dan Motif Berprestasi

200


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Pembelajaran kewirausahaan seharusnya dapat memberikan pengalaman langusung pada siswa sehingga menambah kemampuan dan pengalaman siswa dalam memahami, menerapkan konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna otentik serta aplikatif untuk kepentingan pemecahan masalah

Tujuan mata pelajaran kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Didalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut: (1) Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas. (2) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. (3) Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan dikalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul. (4) Menumbuh kembangkan


(17)

2

kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

Miarso (2007:485) mengatakan bahwa “sumber daya manusia merupakan

modal dasar pembangunan terpenting”. Lebih lanjut dijelaskan pendidikan untuk

pembangunan kualitas manusia meliputi segala aspek perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang berakal budi, sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai warga negara. Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktulisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat luas.

Keberhasilan pembangunan nasional disegala bidang sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa dalam mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh potensi yang dimiliki. Upaya tersebut dapat dilakukan dan ditempuh melalui pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Salah satu lembaga jalur pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja diantaranya pendidikan kejuruan.

Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia di antaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap professional di bidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan diharapkan produktif dan mampu berwirausaha juga dapat menjadi tenaga kerja mengengah serta memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Hadirnya Sekolah Menengah Kejuruan sangat didambakan masyarakat karena lulusan


(18)

3

pendidikan kejuruan memang mempunyai kualifikasi sebagai calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan vocasional tertentu sesuai dengan bidang keahliannya.

SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Oleh karena itu kurikulum SMK disusun memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.

Pelajaran kewirausahaan merupakan pelajaran program adaptif wajib yang harus diikuti oleh semua siswa pada tiap tingkat kelas untuk semua program keahilian. Tujuan pembelajaran pelajaran ini adalah menghendaki siswa berkompeten dalam berwirausaha (berusaha secara mandiri) sesuai dengan bidang keahlan yang telah mereka ikuti.

Dalam pelajaran kewirausahaan, siswa dituntuk mampu untuk mengaktulisasikan sikap dan perilaku wirausaha, menerapkan jiwa kepemimpinan dan perilaku wirausaha, menerapkan jiwa kepemimpinan, merencanakan usaha kecil/mikro, dan mengelolah usaha mikro. Semua kompetensi ini harus dimiliki siswa agar mereka mampu berusaha dan bersaing dalam berwirausaha kelak setelah mereka menamatkan jenjang pendidikannya di sekolah mengengah kejuruan.

Dengan adanya tuntutan kualifikasi keterampilan yang disebut diatas, maka secara indeal siswa yang memiliki sekolah menengah kejuruan untuk semua


(19)

4

bidang keahlian khususnya tehnik komputer jaringan dan teknik perbaikan bodi otomotif seharusnya adalah mereka yang secara potensial memiliki bakat khusus dibidangnya dan memiliki motifasi untuk lebih baik lagi. Namun persyaratan kualifikasi tersebut tampaknya sulit utnuk dilaksanakan dan konsisten. Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang memilih jenjang pendidikan menengah kejuruan ini hanya didasarkan pada keinginan untuk cepat memperoleh pekerjaan setelah tamat tanpa mempertimbangkan kesesuaian antara program keahlian yang mereka pilih dengan kemampuan, bakat, dan sikap yang mereka miliki.

Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah perguruan tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa tahun silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi, kelahiran wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan. Menurut Kemendiknas (2010) pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran kewirausahaan di Indonesiabelum bisa memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai harapan. Penyebabnya, karena strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat dan sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh, dimana peserta didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat diisi oleh sang guru. Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi serta motivasi yang tinggi sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru. Itulah sebabnya, tak mengherankan jika


(20)

5

spektrum pikir peserta didik sepenuhnya merupakan pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.

Lapangan pekerjaan yang terbatas serta tuntutan kebutuhan pasar yang meningkat menyebabkan banyaknya pengangguran. Pengangguran sudah menjadi masalah struktrual bagi bangsa Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab, baik yang berasal dari aspek internal seperti softskil, sikap, mental, ketiadaan modal financial, cacat tubuh dan sebagainya serta faktor eksternal seperti kualias pendidikan, sistem ekonomi, sistem pokitk yang ada pada suatu Negara dan sebaginya. Angka pengangguran sulit untuk dihilangkan sekalipun pada Negara maju, akan tetapi masih dapat diminimalisir dengan berbagai program dan kebijakan yang relevan dalam memecahkan masalah tersebut. Di Indonesia, angka penganguran masih cukup besar, pada tahun 2004, angka pengangguran sebesar 10,2 juta (9,8%), kemudian terus meningkat menjadi 10,8 juta (10,3) pada tahun 2005 dan 11,1 juta (10,4%) pada tahun 2006, pada tahun 2007 mengalami penurunan hingga 2009. Angka pengangguran masih sebesar 9,2 juta (8,1%). Padahal pelajaran kewirausahaan berperan penting dalam mendukung siswa untuk memacu berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan tidak lain merupakan proses motivasi, kreatifitas, dan sikap melalui aktivitas siswa. Dalam hal ini anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri melalui proses komunikasi yang menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan pengetahuan yang akan atau harus ditemukannya. Jika pencapaian hasil pembelajaran kewirausahaan masih rendah tentunya akan sangat mempengaruhi kualitas lulusan yang akan siap berwirausaha karena minimnya pengetahuan siswa dalam pengetahuan pembelajaran kewirausahaan.


(21)

6

Siswa SMK dapat memilih alternatif setelah lulusan tamat disekolah kejuran seperti melanjutkan pendidikan, mencari pekerjaan atau membuka usaha (berwirausaha) sesuai dengan disiplin ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Harapan ini akan terwujud bila selama proses pembelajaran disekolah guru menggunakan cara-cara efektif dan efisien dalam menyampaikan materi pembelajaran secara tepat yang dituangkan dalam bentuk strategi pembelajaran. Sesulit apapun materi, pada dasarnya siswa akan mengerti dan memahami secara bertahap jika disampaikan dengan strategi pembelajaran yang tepat. Selain faktor dari dalam diri siswa akan turut mempengaruhi kualitas hasil belajarnya. Salah satunya adalah motif berprestasi yang mendorong atau penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk lebih baik dalam mencapai suatu prestasi tertentu.

Selain bekerja di DU/DI, lulusan SMK juga diharpakan mampu membuka usaha sendiri secara mandiri sesuai disiplin ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu yang ditimba selama dibangku sekolah akan sangat bermanfaat dalam merencanakan, membuka, mengelola dan mengembangkan usahanya karena siswa SMK dituntut untuk kreatif, inovatif, namun pada kenyataannya kopetensi yang diharapkan masih jauh dari yang diharapkan karena belum mampu berpkompetitif dalam mencari lapangan pekerjaan dan membuka usaha sendiri setelah lulus.

Pada dasarnya untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran tersebut maka pada setiap akhir program pengajaran dilakukan evaluasi. Indikator keberhasilan dari pencapaian tujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa yang diwujudkan dalam ujian akhir semester. Dari tiga tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2010/2011, 2011/2012 dan 2012/2013, diperoleh


(22)

rata-7

rata nilai UAS kewirausahaan, 70, 65, dan 68 (DKN SMK Negeri 1 Meranti). Hasil UAS siswa yang masih berada dibawah KKM yang ditetapkan 70.

Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pengorganisasian pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan metode, cara dan sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampakan materi dalam membimbing sswa agar terlibat secara optimal, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan kemampuannya.

Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan, dapat digambarkan bahwa secara umum strategi pembelajaran di SMK Negeri 1 Meranti dalam mata pelajaran kewirausahaan selama ini umumnya hanya berupa penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah, demonstrasi, latihan dan mengerjakan tugas-tugas. Strategi pembelajaran ekspositori ini dilaksanakan secara simultan, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti materi mata diklat ini karena strategi yang digunakan dalam penyampaiannya selalu bersifat monoton, untuk memahami mata diklat kewirausahaan siswa tidak diarahkan pada gambaran langsung melalui proses social dan kelompok kerja.

Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk wirausaha-wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak jumlah pengangguran di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat penting untuk mengembangkan pendidikan


(23)

8

kewirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk juga stakeholder/masyarakat.

Pengaruh strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi yang monoton ilmiah ini yang diduga menjadi salah satu factor penyebab masih rendahnya nilai akhir siswa utnuk mata diklat kewirausahaan.

Untuk dapat mengatasi adanya kesenjangan dalam pembelajaran kewirausahaan , maka salah satu hal yang dapat diterapkan dalam menyampaikan materi diklat kewirausahaan adalah menyesuaikan strategi pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan metode, media dan sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi, dalam membimbing siswa agar terlibat secara optimal sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuhkembangkan kemampuannya. Dengan demikian didalam pembelajaran pada mata diklat kewirausahaan, identifikasi terhadap motif berprestasi siswa dalam bidang jasa teknik komputer jaringan dan bodi otomotif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena tujuan akhir dari mata diklat ini adalah membentuk jiwa dan kepribadian siswa yang memiliki kemandirian.

Salah satu karakteristik siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar kewirausahaan adalah motif berprestasi. Menurut McClelland (1949) bahwa motif berprestasi adalah salah satu factor pokok dalam perilaku wirausaha. Lebih lanjut dikemukakan bahwa motif berprestasi adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.


(24)

9

Untuk itu dalam mempelajari mata diklat kewirausahaan, motif berprestasi sangat berperan sekali terutama dalam mempelajari dan mengaplikasikan setiap kompetensi dasar yang ada.

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34): (1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya, (2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan, (3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi, (4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan, (5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

Peserta didik yang mempunyai motif berprestasi akan cenderung belajar dengan lebih baik, lebih cepat dari sebelumnya karena adanya dorongan dalam untuk berbuat lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai solusi dalam meningkatkan kemampuan belajar kewirausahaan siswa adalah menerapkan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh hasil belajar kewirausahaan yang memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. Ada banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya strategi pebelajaran idnduktif, latihan inkuiri, pemrosesan informasi, peningkatan kapasitas berpikir, pengajaran nin directive, synetic, pertemuan kelas, investigasi kelompok, bermain


(25)

10

peran, inkuiri social, pembelajaran tuntas, pembelajaran langsung, simulasi, kooperatif, dan ekspositori dan lain sebagainya.

Dengan demikian strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa seperti ini adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievent Devision (STAD) dan strategi pembelajaran jigsaw. Strategi pemeblajaran kooperatif merupakan suatu metode pemebelajarn yang siswanya dikelompokkan menjadi kelompok kecil beranggotakan 4 sampai 5 orang, bekerja secara kolaboratif dengan kelompok heterogen (Slavin, 1995), karena tipe pembelajaran ini merupakan tipe pembelajaran kreatif, inovatif dan efektif, sehingga dapat memotif belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dari beberapa strategi dan berdasarkan fenomena diatas, maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar kewirausahaan siswa yang mampu menyampaikan materi kepada siswa secara lebih mendalam dan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan memperhatikan motif berprestasi yang dapat mempengahruhi hasil belajarnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan gejala yang diamati peneliti, maka timbul beberapa pertanyaan yang dapat diidentifikasi sebagai permasalahan yakni: (1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar kewirausahaan? (2) Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini? (3) Apakah strategi pembelajaran dan penyampaian materi tidak menumbuhkan motif berprestasi siswa? (4) Apakah strategi pembelajaran untuk pembelajaran


(26)

11

kewirausahaan kurang menarik perhatian siswa? (5) Apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan karakteristik siswa? (6) Strategi pembelajaran yang bagaimankah yang tepat digunakan dalam pembelajaran kewirausahaan? (7) Apakah motif berprestasi siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa? (8) Bagaimana hubunga strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan karakteristik siswa dengan hasil belajar siswa? (9) Apakah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa pada mata diklat kewirausahaan? (10) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan atau SDM guru mata diklat terhadap perolehan hasil belajar? (11) Apakah terdapat perbedaan hasil hasil belajar antara siswa yang memiliki motof berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah? (12) Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?

C. Pembatas Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) strategi pembelajaran yang terdiri dari strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) motif berprestasi siswa antara motif berprestasi tinggin dan motif berprestasi rendah, (3) hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Meranti XII semester dengan standart kompetensi Mengelola Usaha Kecil/Mikro dan kompetensi dasarnya Mempersiapkan Pendirian Usaha.


(27)

12

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatas masalah yang dikemukakan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar kewirausahaan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelajaran kewirausahaan?

2. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Meranti?

3. Apakah siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki hasil belajar kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD?

4. Apakah siswa yang memiliki motif berprestasi rendah yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar kewirausahaan yang lebih tinggi dibandikan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?


(28)

13

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh aplikasi strategi pembelajaran dan motif berprestasi terhadap hasil belajar siswa pada mata diklat kewirausahaan, sedangkan secara khusus bertujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kewirausahaan antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Meranti.

3. Untuk mengetahui siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memeiliki perbedaan hasil belajar kewirausahaan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajan kooperatif tipe STAD.

4. Untuk mengetahui siswa yang memiliki motif berprestasi rendah yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memeiliki perbedaan hasil belajar kewirausahaan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajan kooperatif tipe STAD


(29)

14

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai: (1) salah satu bahan acuan bagi pengembang lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh strategi pembelajaran dan motif berprestasi terhadap hasil belajar siswa. (2) menambah khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya dengan motif berprestasi siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Teknik Perbaikan Bodi Otomotif (TPBO).

Secara praktif penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru khususnya pada mata diklat kewirausahaan sebagai salah satu strategi alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran, memberikan informasi terutama pihak sekolah tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta motif berprestasi terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa.


(30)

132

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan

1. Hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Meranti Kisaranyang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kewirausahaan yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motif berprestasi siswa terhadap hasil belajar kewirausahaan dari siswa SMK Negeri 1 Meranti Kisaran.

3. Siswa yang memilki motif berprestasi tinggi, penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberi hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tepat bagi siswa yang memilkimotifberprestasi rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapaimplikasi dari hasil penelitian ini yaitu

1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif diterapkan dalam peningkatan hasil belajar kewirausahaan. Hal ini dikarenakan penerapan


(31)

133

strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa SMK memberi pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar kewirausahaan. Strategi pembelajaran kooperatiftipe jigsaw mampu memotivasi siswa agar mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik siswa, terbukti memberi pengaruh terhadap perolehan hasil belajar. Guru yang menempatkan motif berprestasi sebagai salah satu karakteristik siswa, karenaitu guru perlu mengetahui motif berprestasi yang dimiliki siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru dapat menggunakan strategi yang berbeda untuk setiap siswa. Dalam mata pelajaran kewirausahaan, akan diperoleh hasil belajar yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

3. Siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatiftipe STAD. 4. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran

kewirausahaan yang berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran kewirausahaan. Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu strategi untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih berrmakna, kreatif dan menarik, sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar


(32)

134

siswa juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam merancang pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar.

5. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bukan difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan tidak ada siswa yang tidak termotivasi.

6. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peransebagai fasilittaor dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal.

7. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan mempublikasikannya


(33)

135

kemedia cetak dan jaringan internet. Pengembangan strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusanan skenario dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.

8. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan dibidang pendidikan dalam upaya pengenalan strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru kewirausahaan disarankan untuk menggunakan strategi. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berupaya untuk dapat menggali pengetahuan kita untuk mampu mengusai materi tentang bagaimana berwirausaha yang sesungguhnya sesuai dengan pandangan dan pengalaman kita sendiri.


(34)

136

2. Guru Kewirausahaan SMK Negeri 1 Meranti Kisaran perlu memperhatikan motif berprestasi siswa yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan kewirausahaan.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(35)

137

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian (Ed. Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara

Dahar, R.W. 2002. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dick, W. & Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instructional. New York: Longman

Gagne, Robwer M & Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learning for

Instruction. New Jersey: Prentice Hall

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hergenhahn, B.R. dan Matthew, H.Olson. 2009. Theories of Learning. Jakarta: Kencana

Kemp. J.E. 1995. Planing, Producing and Using Instructional Tehnologies. New York: Harper Collins

McCleland, David C. 1949. The Projective Expresion of Needs. American Psychological Association.Inc

Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemaih Benih Tenologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Nastion, S. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: CV. Mutiara

Panjaitan, B. 2006. Karakteristik Pembelajaran dan Kontribusinya Terhadap

Hasil Belajar. Medan: Poda

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory of Models: An Overviuw of

the their Curent Status. London: Prentice Hall


(36)

138

Romizowski, Aj. 1981. Design Instructional System. New York: Nichol Publishing Company

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sibuea, Abdul Muin. 2001. Perilaku Kewirausahaan lulusan STM di Kota Medan

(Abstraksi Hasil Penelitian Edisi ke 33). Medan: Lembaga Penelitian

Unimed

Silaban Robert. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motif

Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Siswa SMK Negeri 1 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir. Tesis. Teknologi

Pascasarjana Unimed

Slameto. 2003 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert. E. 2006. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Jakarta: Indeks Slavin, Robert. E. 2006. Educational Psychology: Theory And Practice . USA:

Pearson Education, Inc

Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Soori Afshin. 2014. The Effect of Cooperative Learning Approach on Irianian

EFL Student’s Proficiency Among Different Major In General English

Course. Shiraz Branch Islamic Azad University, Shiraz. Iran: larestan

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugianto, Dian Armanto. 2012. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau dari Kemampuan Penalaran dan komunikasi siswa SMA Negeri 7 Binjai. Tesis Fisika FMIPA, Universitas

Negeri Medan.

Sulastri, Tuti. 2007. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Disiplin Dengan Kinerja

Dosen In the research the Relationship among motivation to achievement, discipline and performance as a lecturer at Universitas islam 45 Bekasi.

Jurnal Optimal Vol 1 No.1

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Bandung. Salemba Empat


(37)

139

Tracy Brian. The Psychologi of achievement. New York: Simon Schuster

Tsailing Liang. 2002. Implementing Cooperative Learning In EFL Teaching:

Process and Effect.Thesis. Institute of English national Taiwan Normal University

Uno. H. B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakart: Bumi Aksara

Wina, Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group


(1)

siswa juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam merancang pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar.

5. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bukan difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan tidak ada siswa yang tidak termotivasi.

6. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peransebagai fasilittaor dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal.

7. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan mempublikasikannya


(2)

kemedia cetak dan jaringan internet. Pengembangan strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusanan skenario dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.

8. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan dibidang pendidikan dalam upaya pengenalan strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru kewirausahaan disarankan untuk menggunakan strategi. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berupaya untuk dapat menggali pengetahuan kita untuk mampu mengusai materi tentang bagaimana berwirausaha yang sesungguhnya sesuai dengan pandangan dan pengalaman kita sendiri.


(3)

2. Guru Kewirausahaan SMK Negeri 1 Meranti Kisaran perlu memperhatikan motif berprestasi siswa yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan kewirausahaan.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian (Ed. Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara

Dahar, R.W. 2002. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dick, W. & Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instructional. New York: Longman

Gagne, Robwer M & Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learning for Instruction. New Jersey: Prentice Hall

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hergenhahn, B.R. dan Matthew, H.Olson. 2009. Theories of Learning. Jakarta: Kencana

Kemp. J.E. 1995. Planing, Producing and Using Instructional Tehnologies. New York: Harper Collins

McCleland, David C. 1949. The Projective Expresion of Needs. American Psychological Association.Inc

Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemaih Benih Tenologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Nastion, S. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: CV. Mutiara

Panjaitan, B. 2006. Karakteristik Pembelajaran dan Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar. Medan: Poda

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory of Models: An Overviuw of the their Curent Status. London: Prentice Hall


(5)

Romizowski, Aj. 1981. Design Instructional System. New York: Nichol Publishing Company

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sibuea, Abdul Muin. 2001. Perilaku Kewirausahaan lulusan STM di Kota Medan (Abstraksi Hasil Penelitian Edisi ke 33). Medan: Lembaga Penelitian Unimed

Silaban Robert. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Siswa SMK Negeri 1 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir. Tesis. Teknologi Pascasarjana Unimed

Slameto. 2003 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert. E. 2006. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Jakarta: Indeks Slavin, Robert. E. 2006. Educational Psychology: Theory And Practice . USA:

Pearson Education, Inc

Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Soori Afshin. 2014. The Effect of Cooperative Learning Approach on Irianian EFL Student’s Proficiency Among Different Major In General English Course. Shiraz Branch Islamic Azad University, Shiraz. Iran: larestan

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugianto, Dian Armanto. 2012. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau dari Kemampuan Penalaran dan komunikasi siswa SMA Negeri 7 Binjai. Tesis Fisika FMIPA, Universitas Negeri Medan.

Sulastri, Tuti. 2007. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Disiplin Dengan Kinerja Dosen In the research the Relationship among motivation to achievement, discipline and performance as a lecturer at Universitas islam 45 Bekasi. Jurnal Optimal Vol 1 No.1

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Bandung. Salemba Empat


(6)

Tracy Brian. The Psychologi of achievement. New York: Simon Schuster

Tsailing Liang. 2002. Implementing Cooperative Learning In EFL Teaching: Process and Effect.Thesis. Institute of English national Taiwan Normal University

Uno. H. B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakart: Bumi Aksara

Wina, Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group