PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA.

(1)

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA (Survey Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mem. peroleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh : Ade Pipit Fatmawati

1201701

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA (Survey Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi )

Oleh

Ade Pipit Fatmawati

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi SPs UPI

Bandung

© Ade Pipit Fatmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN DAMPAK IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

(Survey Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Agus Rahayu, MP. Prof . Dr. H. Suryana, Msi NIP : 196206071987031002 NIP : 196006021986011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP : 196110221986031002


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL TESIS

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN DAMPAK IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

(Survey Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi ) Oleh

Ade Pipit Fatmawati

Telah Diuji pada Ujian Sidang Tahap II Hari Jumat, 29 Agustus 2014 DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING Pembimbing I

Prof. Dr. H. Agus Rahayu. NIP : 196206071987031002

Pembimbing II

Prof . Dr. H. Suryana, Msi NIP : 196006021986011002


(5)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Proses Pembelajaran dalam Kerangka Standar Nasional Pendidikan...10

2.1.1.1 Karakteristik Pembelajaran... 12

2.1.1.2 Perencanaan Proses Pembelajaran ... 14

2.1.1.3 Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 17


(6)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.1.5 Pengawasan Proses Pembelajaran ... 20

2.1.2 Proses Pembelajaran Kewirausahaan (Entrepreneurial Learning)... 22

2.1.2.1 PendidikanKewirausahaan... 24

2.1.2.2 PendidikanKewirausahaan di Sekolah... 25

2.1.3 Konsep Kewirausahaan ... 28

2.1.4 Konsep Sikap ... 30

2.1.4.1 Pengertian Sikap ... 30

2.1.4.2 Komponen Sikap ... 32

2.1.4.3 Sikap Wirausaha ... 34

2.1.4.4 Pembentukan Sikap Wirausaha ... 35

2.1.4.5 Teori PerilakuTerencana ... 36

2.1.5 Konsep Minat ... 38

2.1.5.1 Pengertian Minat ... 38

2.1.5.2 Minat Berwirausaha ... 39

2.1.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha ... 41

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 43

2.3 Kerangka Pemikiran ... 46

2.4 Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Objek Penelitian ... 50


(7)

3.3 Populasi dan Teknik Sampling... 51

3.4 Variabel dan Operasional Variabel ... 53

3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.5.1 Instrumen Penelitian ... 56

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian... 59

3.6.1 Uji Validitas ... 59

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 63

3.6.3 StatistikDeskriptif ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 65

3.8 Pengujian Hipotesis ... 70

3.8.1 Pengujian Hipotesis Parsial ... 71

3.8.2 Koefisien Determinasi... 72

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 73

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... 76

4.1.2.1 Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...76

4.2. Uji Normalitas Data ... 77

4.3 Deskripsi Variabel ... 78


(8)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.2 Deskripsi Variabel Sikap Kewirausahaan Siswa ... 82

4..3.3 Deskripsi Variabel Minat Berwirausaha Siswa ... 85

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 89

4.4.1 Pengujian Secara Keseluruhan ... 91

4.4.2 PengujianSecara Individual ... 92

4.4.21 Pengaruh Proses pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa ... 93

4.4.2.2 Pengaruh Proses pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa ... 94

4.4.2.3 Pengaruh Sikap Kewirausahaan Siswa Terhadap Minat Berwirausaha Siswa ... 95

4.5 Hasil Analisis Data ... 95

4.6 Pembahasan ... 97

4.6.1 Pengaruh Proses Pembelajaran Kewirausahaan (X1) Terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa (X2) ... 97

4.6.2 Pengaruh Proses Pembelajaran Kewirausahaan (X1) Terhadap Minat Berwirausaha Siswa (Y) ... 100

4.6.3.Pengaruh Sikap Kewirausahaan Siswa (X2) Terhadap Minat Berwirausaha Siswa (Y) ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pembentukan Sikap... 37

Gambar 2.2 Model Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)... 38

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 49

Gambar 3.1 Struktur Kausal Antar Variabel Penelitian...68

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 77


(10)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)... 2

Tabel 1.2 Pekerjaan yang diinginkan Siswa SMKN 1 Cimahi Setelah lulus... 3

Tabel 1.3 Rekapitulasi Tamatan Tahun Ajaran 2012-2013...4

Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan...22

Tabel 2.2 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan... 35

Tabel 2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya...46

Tabel 3.1 Data Keadaan Siswa SMK Negeri 1 Cimahi Kelas XII ... 52

Tabel 3.2 Sampel Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi ...54

Tabel 3.3 Operasional Variabel ... 55

Tabel 3.4 Bobot Nilai Jawaban Responden... 58

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Validitas... 60

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Pembelajaran Kewirausahaan ...61

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Kewirausahaan... 62

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha... 63

Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Reliabilitas... 64

Tabel 3.10 Hasil pengujian reliabilitas... 46

Tabel 3.11 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban...66

Tabel 3.12 Perbedaan Antara Model Analisis Jalur dengan Model Regresi...67

Tabel 4.1 Karakterisik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 77


(11)

Tabel 4.3 Deskrips Indikator pada Variabel Proses Pembelajaran ... 79

Tabel 4.4 Deskrips Indikator pada Variabel Sikap Kewirausahaan... 83

Tabel 4.5 Deskrips Indikator pada Variabel Minat Berwirausaha ... 87

Tabel 4.6 Persamaan Model Struktural ... 91

Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Antar Variabel... ... 92

Tabel 4.8 Tabel Anova Secara Simultan... ... 92

Tabel 4.9 Koefisien Korelasi Secara Individual... ... 93

Tabel 4.10 Deskrips Indikator pada Variabel Proses Pembelajaran ... 94


(12)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian...111

Lampiran 2 Tabulasi Data Proses Pembelajaran ...112

Lampiran 3 Tabulasi Data Sikap Kewirausahaan ...113

Lampiran 4 Tabulasi Data Minat Berwirausaha Siswa ...114

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 113

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data ... 114

Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi dan Regresi Secara Keseluruhan dan Individual... 121

Lampiran 8 Kuesioner ...137


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PROSES PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

Ade Pipit Fatmawati (1201701)

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bahwa proses pembelajaran kewirausahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan sikap kewirausahaan siswa dan minat siswa untuk berwirausaha. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian asosiatif dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan angket. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 siswa dari jumlah populasi 529 siswa SMK Negeri 1 Cimahi kelas XII tahun ajaran 2013/2014 yang telah mengikuti pelajaran kewirausahaan. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa. Proses pembelajaran kewirausahaan berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap minat berwirausaha siswa dan sikap kewirausahaan siswa berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa. Hasil penelitian bukanlah penelitian terakhir yang dapat digeneralisasikan untuk semua mata pelajaran, semua tingkatan sekolah, ataupun semua pendidik, sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa.

Kata Kunci: Proses Pembelajaran Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan, Minat Berwirausaha.


(14)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL LEARNING PROCESS OF ENTREPRENEURIAL STUDENT ATTITUDES AND IMPLICATIONS FOR

STUDENT INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP

Ade Pipit Fatmawati (1201701)

The problems studied in this research is how to influence the process of learning entrepreneurial, entrepreneurial attitudes and interests entrepreneurship students. This study aims to reveal that entrepreneurship learning process affects the attitudes and interests of students to entrepreneurship in the field of businessin the interest of the students. Type of study conducted by researchers is associative research using quantitative research methods. Data collection instruments by using a questionnaire. The samples in this study were 120 students from a population of 529 students of SMK Negeri 1 Cimahi grade XII academic year 2013/2014 which have followed the lessons of entrepreneurship. From the analysis of the data it is concluded that there are significant entrepreneurial learning process of the students' entrepreneurial attitude. The process of

entrepreneurial learning effect directly or indirectly on students' interest in entrepreneurship and students 'entrepreneurial attitudes affect the students' interest in entrepreneurship. The results of recent research studies cannot be generalized to all subjects, alllevels of schools, or all educators, until further

research is needed related to the influence of the learning process of students entrepreneurial attitudes and their implications for students interested in entrepreneurship.

Keywords: Entrepreneurship Learning Process, Attitude Entrepreneurship, Interest Entrepreneur


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill dari pada hard skill. Hal ini menunjukan bahwa mutu pendidikan berkarakter sangat penting untuk ditingkatkan.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah merupakan salah satu bentuk pendidikan formal berkarakter yang mengedepankan soft skill dalam penyelenggaraan pendidikannya sebagai lanjutan dari SMP, MTS atau bentuk lain yang sederajat. SMK dipersiapkan oleh pemerintah kepada masyarakat dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang berkompeten yang mampu bersaing di dunia usaha atau dunia industri, sehingga lulusan SMK dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan program keahliannya serta mampu membuka usaha sendiri/berwirausahan.


(16)

2

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, dengan berwirausaha diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat inovasi-inovasi baru sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara. Namun pada kenyataannya di Indonesia sendiri tingkat angkatan kerja yang menganggur tersebar pada berbagai tingkat pendidikan, tidak terkecuali pada tingkat SMK. Tabel1.1 berikut menjelaskan data tingkat pengagguran terbuka penduduk usia 15 Tahun ke atas Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2013 :

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, 2012-2013 (Persen) Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan

2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5)

SD ke Bawah 3,69 3,64 3,61 3,51

Sekolah Menengah Pertama

7,80 7,76 8,24 7,60

Sekolah Menengah Atas 10,34 9,60 9,39 9,74 Sekolah Menengah

Kejuruan

9,51 9,87 7,68 11,19

Diploma I/II/III 7,50 6,21 5,65 6,01

Universitas 6,95 5,91 5,04 5,50

Jumlah 6,32 6,14 5,92 6,25

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 78/11/Th. XVI, 6 November 2013

Kenaikan angka pengangguran terbuka yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai sekitar 6,25% atau sebanyak 7,39 juta orang per Agustus 2013 atau naik sebesar 150.000 penganggur dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 7,24 juta pengangguran. Dari angka pengangguran tersebut yang menarik dicermati adalah dari sisi pendidikan penganggur.

Berdasarkan data BPS, dari 7,39 juta pengangguran sekitar 11,19% atau sebanyak 814.000 orang berstatus tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK), disusul alumnus sekolah menengah atas (SMA) dengan persentase 9,74% dari total angka pengangguran. Selanjutnya, tamatan sekolah menengah pertama


(17)

3

(SMP) sekitar 7,6%, diploma I/II/III mencapai 6,01%, dan universitas sekitar 5,5%. Adapun untuk lulusan SD ke bawah hanya tercatat sekitar 3,51%.

Hal itu mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendidikan tidak menunjukkan relevansi semakin mudah mendapatkan pekerjaan di negeri ini. Pengangguran untuk level lulusan SMK dari tahun ke tahun terus bertambah. pengangguran lulusan SMK naik menjadi 11,19 % pada Agustus 2013 dari 9,87% pada periode yang sama tahun lalu. Dari Tabel 1.1 di atas memperlihatkan bahwa terjadi fluktuasi jumlah pengangguran terbuka tamatan SMK. Angka ini mengindikasikan masih tingginya lulusan SMK yang belum terserap dunia kerja ataupun membuka lapangan kerja sendiri.

SMK Negeri 1 Cimahi merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan di Jawa Barat yang menyelenggarakan Program Pendidikan Kejuruan 4 Tahun, dan merupakan salah satu SMK dari 8 (delapan) SMK Negeri di Indonesia yang memiliki program 4 (empat) Tahun. Kurikulum di SMK Negeri 1 Cimahi sangat mendukung dalam pengembangan pengetahuan dan wawasan siswa untuk berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari sebaran mata pelajaran yang di berikan sejak kelas X sampai kelas XIII, Namun fakta yang ditemukan di lapangan belum sejalan dengan tujuan yang diharapkan pada kurikulum tersebut. Sebagian besar siswa masih berorientasi untuk menjadi pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun pegawai Swasta. Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya tingkat sikap dan minat berwirausaha siswa SMK. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi pendahuluan terhadap siswa SMK Negeri 1 Cimahi. Kuesioner disebarkan pada 50 orang siswa SMK kelas IX. Pertanyaan inti yang ditanyakan adalah apa pekerjaan yang anda inginkan setelah lulus SMK?. Hasil olahan data kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Pekerjaan yang diinginkan Siswa SMKN 1 Cimahi Setelah lulus SMK

No Pekerjaaan Jumlah Siswa Persentase

1 PNS 34 68

2 Pegawai Swasta 6 12

3 Wirausaha 10 20


(18)

4

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Hasil Pra Penelitian 2014

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa dari 50 orang siswa smk yang mengisi kuesioner, hanya ada 10 siswa yang berorientasi menjadi wirausahawan. Ini mengindikasikan masih rendahnya keinginan siswa untuk berwirausaha. Kecenderungan sikap dan minat siswa yang tidak tertarik dalam berwirausaha disebabkan oleh berbagai macam alasan. Alasan-alasan tesebut diantaranya karena mereka beranggapan bahwa PNS merupakan pekerjaan tetap dan kehidupan PNS lebih terjamin karena adanya pensiun, alasan lainnya mereka beranggapan bahwa berwirausaha merupakan sesuatu yang tidak mudah, butuh modal banyak untuk mulai berwirausaha terutama modal financial, dan menurut mereka modal itulah yang paling sulit didapatkan. Siswa beranggapan mereka akan lebih sukses jika mereka bekerja sebagai pegawai, karena tidak perlu ada uang yang dikeluarkan sebagai modal awal. Menurut pandangan penulis, sikap dan pandangan ini keliru. Faktanya bekerja sebagai pegawai pun saat ini tidaklah mudah, lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah tidak sebanding dengan para alumnus yang telah lulus dari berbagai tingkat pendidikan. Itulah salah satu yang menyebabkan terjadinya banyak pengangguran di negara Indonesia saat ini.

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Berikut adalah rekapitulasi tamatan siswa SMK Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012-2013 :

Tabel 1.3

Rekapitulasi Tamatan Tahun Ajaran 2012-2013 No Kompetensi

Keahlian

Jumlah Bekerja Kuliah Wiraswasta Menganggur 1 Teknik Otomatis

Industri

65 35 19 11 0

2 Teknik Elektronika

Industri

64 28 28 8 0

3 Teknik Pendinginan &

Tata Udara


(19)

5

4 Kontrol Proses 62 39 13 9 1

5 Kontrol Mekanik 63 47 9 7 0

6 Teknik Transmisi 63 38 13 11 1

7 Rekayasa Perangkat Lunak

60 31 18 10 1

8 Teknik Komputer dan Jaringan

61 22 30 9 0

9 Teknik Produksi dan Penyiaran

Program Pertelevisian

58 35 14 9 0

Jumlah Total 560 311 163 82 4

Persentase 55,54 29,11 14,64 0,71

Sumber: Hubin SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013

Dari hasil rekapitulasi tamatan siswa tahun ajaran 2012-2013 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang bekerja sebanyak 311 siswa, yang melanjutkan ke perguruan tinggi sebanyak 163 siswa, yang berwirausaha sebanya 82 siswa dan yang menganggur sebanyak 4 siswa. Hasil rekapitulasi tersebut menunjukan bahwa siswa yang berwirausaha masih relatif sedikit hanya sebesar 14,64%, siswa yang memilih bekerja relatif banyak yaitu sebesar 55,54% dan melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 29,11%. hal tersebut mengindikasikan bahwa minat berwirausaha siswa masih sangat rendah.

Timbulnya minat berwirausaha siswa tidak terlepas dari adanya sikap wirausaha dari dalam diri siswa itu sendiri. Berbagai macam upaya dilakukan untuk menumbuhkan sikap dan minat berwirausaha, salah satunya dengan kurikulum pendidikan kewirausahaan yang sudah diberikan kepada siswa sejak dari kelas X di sekolah menengah kejuruan. Pendidikan Kewirausahaan adalah suatu proses pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang mampu untuk menciptakan usaha sendiri/berwirausaha dengan menanamkan sikap dan minat berwirausaha. Sikap dan minat berwirausaha dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan atau kompetensi. Dalam dunia pendidikan, kompetensi itu sendiri sangat ditentukan oleh pengetahuan dan hasil pendidikan yang diberikan guru di sekolah .


(20)

6

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permasalahan kegiatan belajar dan pembelajaran tidak akan pernah habis selama pendidikan masih ada. Permasalahan yang berasal dari diri siswa diantaranya masalah motivasi belajar, kemampuan memusatkan perhatian pada topik pembelajaran, sikap terhadap belajar, pengolahan bahan belajar, bagaimana menyimpan hasil belajar, bagaimana mengeluarkan hasil belajar yang tersimpan, kemampuan untuk berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar serta cita-cita siswa.

Selain masalah-masalah belajar yang ada pada diri siswa sendiri, terdapat beberapa masalah yang datangnya dari luar antara lain sarana dan prasarana pembelajaran, guru sebagai pendidik, penilaian hasil belajar, lingkungan sosial di sekolah dan kurikulum yang dipakai sekolah yang seringkali mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Salah satu permasalahan yang sering kali dijumpai adalah proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan standar proses pembelajaran. Hal ini harus diperhatikan oleh guru karena gurulah yang bertugas merancang pembelajaran. Kreativitas dan kecakapan guru sangat diperlukan agar kegiatan pembelajaran yang terjadi bisa optimal.

Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa salah satunya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga dalam perbaikan proses pembelajaran ini tentu saja peranan guru sangat penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan membantu siswa. Hal tersebut sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Berdasarkan Salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah, Standar proses adalah standar nasional


(21)

7

pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses itu sendiri meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Guru dituntut untuk menjadi manusia sumber yang harus memiliki segala informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, dituntut sebagai komunikator yang mampu menyampaikan informasi secara tepat sehingga dapat mudah diterima siswa, dituntut sebagai moderator yang mampu memusatkan perhatian, memberikan motivasi serta memberikan kesempatan berpartisipasi kepada siswa, dituntut sebagai evaluator dari awal hingga akhir pembelajaran, dituntut menjadi pembimbing yang dapat mengarahkan siswanya dan yang paling penting adalah mampu memberikan contoh positif (Suciati, 2004: 18 –21).

Untuk hasil pembelajaran yang optimal maka perlu kecakapan dan kreativitas guru dalam merancang dan menciptakan sebuah proses pembelajaran yang optimal. Begitu pula dalam bidang kewirausahaan, untuk memperoleh hasil pembelajaran kewirausahaan yang optimal diperlukan proses pembelajaran kewirausahaan yang optimal dari guru mata pelajaran bidang tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana


(22)

8

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan tersebut terhadap sikap dan minat siswa dalam berwirausaha.

Adapun judul dari penelitian ini adalah : “PENGARUH PROSES

PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP

KEWIRAUSAHAAN SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 CIMAHI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah dalam lingkup pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran kewirausahaan, sikap kewirausahaan siswa dan minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi?

2. Bagaimana pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap wirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi?

3. Bagaimana pengaruh proses pembelajaran kewirausahan terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi?

4. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan siswa terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis bagaimana gambaran proses pembelajaran kewirausahaan, sikap kewirausahaan siswa dan minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi?


(23)

9

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa SMK Negeri 1 Cimahi

3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi 4. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan siswa

terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan referensi

dan memperkaya teori yang mempengaruhi sikap dan minat siswa dalam berwirausaha dan dapat dijadikan bahan penelitian yang lebih mendalam untuk penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga hasilnya dapat lebih sempurna.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan kebijakan bagi lembaga pendidikan dalam meningkatkan sikap dan minat berwirausaha siswa.


(24)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Objek Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Asosiatif. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan penelitian ini maka dapat membangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala yang berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain, yaitu variable proses pembelajaran kewirausahaan, variabel sikap kewirausahaan siswa dan variabel minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Cimahi. Dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena variable bebas dan variabel terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya pegaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukan seberapa besar pengaruhnya. Sugiyono (2011:140) menjelaskan bahwa “Metode Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme (filsafat yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif, tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat), digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dengan metode ini, diharapkan penelitian ini dapat mengungkapkan dan mengkaji seberapa besar Proses Pembelajaran Kewirausahaan terhadap Sikap dan Minat berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Cimahi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang berlokasidi Jl. Maharmartanegara No. 48 Kelurahan UtamaKecamatanCimahi Selatan Kota


(25)

51

Cimahi Provinsi Jawa Barat - 40533. Lokasi penelitian ini dipilih karena untuk memudahkan penulis dalam melakukan survey dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian ini. Waktu penelitian dilakukan antara bulan maret tahun 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

Menurut Wiratna Sujarweni (2012: 13) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau sabjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1 Cimahikelas XII yang telah mengikuti pelajaran kewirausahaan. Berikut rincian data keadaan siswa SMK Negeri 1 Cimahi kelas XII yang telah mengikuti pelajaran kewirausahaan tahn ajaran 2013/2014

Tabel 3.1

Data Keadaan Siswa SMK Negeri 1 Cimahi kelas XII

NO PROGRAM KEAHLIAN/

KOMPETENSI KEAHLIAN

KELAS XII

Banyaknya Jumlah

Kls L P

1 TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

1.1 Teknik Otomasi Industri 2 49 9 58

2 TEKNIK ELEKTRONIKA

2.1 Teknik Elektronika Industri 2 46 14 60 3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA

UDARA

3.1 Teknik Pendingin Dan Tata Udara 2 53 5 58 4 INSTRUMENTASI INDUSTRI

4.1 Kontrol Proses 4.2 Kontrol Mekanik

2 2 52 57 6 3 58 60 5 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

5.1 Teknik Transmisi 2 45 13 58

6 TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA

6.1 Rekayasa Perangkat Lunak 6.2 Teknik Komputer dan Jaringan

2 2 54 50 5 10 59 60 7 TEKNIK BROADCASTING

7.1 Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian

2 24 34 58

Jumlah 18 430 99 529


(26)

52

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik Sampling yang dipilih yaitu Non - ProbabilitySampling dimana tidak semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dari teknik Non-Probability Sampling ini dipilih judgmental sampling karena sampel yang diambil mempunyai kriteria atau syarat yaitu responden yang sudah mengambil mata pelajaran kewirausahaan.

Menurut Arikunto dalam Riduwan (2011:56) menyatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebgaian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian seringkali populasinya sangat banyak jumlahnya sehingga untuk meneliti keseluruhan tidak mungkin karena itu biasanya peneliti hanya mengamati sebagian yang dapat mewakili keadaan. Cara ini ditempuh untuk menghemat biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Sugiyono, 2004 : 56).

Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut : (Riduwan 2004: 65)

Keterangan :

n = ukuran sampel keseluruhan N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan

Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel siswa sebagai berikut :


(27)

53

= 120 Siswa

Berdasarkan perhitungan tersebut jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 120 siswa dari jumlah populasi kelas XII yang telah mengikuti pelajaran kewirausahaan sebanyak 529 siswa. Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara acak menggunakan metode proporsional random sampling, yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sampel Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Cimahi

NO PROGRAM KEAHLIAN/

KOMPETENSI KEAHLIAN

Jumlah Siswa

Sampel Siswa

1 Teknik Otomasi Industri 58 58/529 x 120 = 13 2 Teknik Elektronika Industri 60 60/529 x 120 = 14 3 Teknik Pendingin Dan Tata Udara 58 58/529 x 120 = 13

4 Kontrol Proses 58 58/529 x 120 = 13

5 Kontrol Mekanik 60 60/529 x 120 = 14

6 Teknik Transmisi 58 58/529 x 120 = 13

7 Rekayasa Perangkat Lunak 59 59/529 x 120 = 13 8 Teknik Komputer dan Jaringan 60 60/529 x 120 = 14 9 Teknik Produksi dan Penyiaran

Program Pertelevisian

58 58/529 x 120 = 13

Jumlah 529 120

Pemilihan sampel siswa di masing-masing jurusan dilakukan secara acak dengan mengambil siswa dari barisan terdepan, jika kuota sampel sama dengan jumlah siswa yang ada maka keseluruhan siswa di kelas tersebut akan dijadikan sebagai sampel siswa dalam penelitian. Maka berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa siswa SMK Negeri 1 Cimahi yang menjadi sampel penelitian sebanyak 120 siswa dari jumlah populasi 529 siswa dijadikan objek penelitian.

3.4 Variabel dan Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 variabel. Satu variabel bebas yaitu proses pembelajaran kewirausahaan, satu variabel antara yaitu sikap kewirausahaan siswa dan satu variabel terikat yaitu minat berwirausaha siswa.


(28)

54

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penetapan variabel, definisi operasional, dan indikator untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel operasional variabel sebagai berikut :

Tabel 3.3 Operasional Variabel

Varaibel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Proses Pembelajaran Kewirausahaan (X1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013: “kegiatan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Perencanaan proses pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran Penilaian hasil pembelajaran

1. Mengacu pada silabus dan RPP 2. Memperhatikan karakter siswa 3. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi 1. Sumber belajar

yang digunakan 2. Penyampaian materi pembelajaran 3. Menghargai karakteristik dan keberagaman peserta didik 4. Pengelolaan waktu belajar sesuai jadwal 5. Pelaksanaan Pembelajaran secara terstruktur 6. Melibatkan siswa secara aktif 1. Melakukan penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi 2. Melakukan Ordinal Ordinal Ordinal 1-2 3 4 5-6 7-8 9 10-11 12 13-16 17 18


(29)

55 penilaian secara konsisten 3. Melakukan penilaian dengan menggunakan tes dan non tes 4. Menggunakan standar penilaian dalam penilaian hasil belajar 19 20 Sikap Wirausaha (X2)

Suryana : “Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang-orang yang memiliki sikap dan perilaku kewirausahaan” Percaya diri Memiliki inisiatif Memiliki motiv berprestasi Memiliki jiwa kepemimpinan 1. Penuh keyakinan 2. Optimis 3. Berkomitmen 4. Disiplin 5. Bertanggung jawab

1. Penuh Energi 2. Cekatan dalam

bertindak 3. Aktif

1. Orientasi pada hasil

2. Wawasan ke depan

1. Berani tampil beda

2. Dapat dipercaya 3. Tangguh dalam

bertindak

Ordinal 1 2 3 4 5 6-7 8-8 10-12 13-14 15 16-17 18-19 20 Minat Berwirausaha (Y)

kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang

Memilih Pekerjaan Merasa Termotivasi untuk berwirusaha Memilih berwirausaha dibandingkan pekerjaan lain 1. Terdorong untuk dapat berwirausaha 2. Tertantang untuk dapat

Ordinal 1-2

3-4 5-6


(30)

56

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan dari belajar yang dialaminya. Merasa senang untuk berwirausaha Berkeinginan untuk berwirausaha Berani mengambil resiko berwirausaha Perasaan yang timbul untuk berwirausaha 1. Keinginan dari

dalam diri 2. Timbul niat

untuk memulai berwirausaha 3. Berani memulai

untuk

berwirausaha 1. Resiko Menjadi

Sukses 2. Resiko gagal

7-8 9-10 11-12 13-14 15-17 18-20

3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2009 :101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, wawancara dan studi pustaka. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Angket

Yaitu proses pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disusun secarasistematis dan bersifat tertutup artinya responden memberikan jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang telah disediakan.

2. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pihak-pihaktertentu dan dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan penelitian.


(31)

57

Bertujuan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan teori-teori.

Sugiyono (2011 : 105) menjelaskan bahwa jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen untuk mengukur tingkat proses pembelajaran kewirausahaan, sikap kewirausahaan siswa dan minat siswa dalam berwirausaha.

3.5.2 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Bila dilihat dari sumbernya, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer, karena diambil langsung dari responden penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner (angket) . Sugiyono (2011 :162) menjelaskan bahwa, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilkukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan dengan alternatif jawaban Skala Likert lima poin. Kuesioner dikembangkan berdasarkan indikator masing-masing variabel penelitian. Masing-masing-masing jawaban dari 5 alternatif jawaban yang tersedia diberi bobot nilai seperti tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Bobot Nilai Jawaban Responden

No Jawaban Responden Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Riduwan (2011 :87) 3.6 Pengujian Instrumen Penelitian


(32)

58

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data mengenai proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa dengan menyebarkan angket sebagai instrumen. Penggunaan instrumen dalam penelitian ini dijadikan suatu alat pengukuran pengetahuan, keterampilan, sikap dan dapat berupa tes, angket ataupun wawancara.

Hipotesis dalam penelitian ini telah di rumuskan sebelumnya, maka hipotesis tersebut perlu di uji untuk pembuktiannya. Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui mekanisme angket, terdapat hanya satu jenis data yaitu data ordinal. Dengan adanya data ordinal tersebut maka terlebih dahulu data tersebut diubah menjadi interval dengan menggunakan Methode of Succesive Interval (MSI), salah satu kegunaan MSI adalah untuk meningkatkan pengukuran dari ordinal ke interval.

Sambas Ali Muhidin (2011) menjelaskan bahwa langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data interval melalui method of successive intervals adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia. 2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),

kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden

4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.

5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).


(33)

59

6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).

Agar hasil penelitian tidak bias dan tidak diragukan kebenarannya, maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itu, maka dilakukan dua macam test yaitu uji validitas dan test uji realibilitas.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168)

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69).

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan:

= koefisien korelasi pearson x = variabel bebas

y = variabel terikat n = jumlah siswa

Uji validitas dilakukan oleh bantuan software SPSS versi 17 for windows. Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani (2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20 dengan klasifikasi indeks validitas seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Validitas


(34)

60

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0.81-1.00 Sangat tinggi

2 0.61-0.80 Tinggi

3 0.41-0.60 Cukup

4 0.21-0.40 Rendah

5 0.00-0.20 Sangat rendah Sumber : Naniek Sulistya Wardani (2009:8.12)

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai rhitung dan rtable dengan taraf nyata α = 0,05. Item butir soal dinyatakan valid jika memenuhi persyaratan rhitung> rtable.

Uji coba penelitian dilakukan di SMKN 1 Cimahi. Berikut dijelaskan hasil pengujian validitas instrumen penelitian:

1. Hasil pengujian validitas variabel Proses Pembelajaran Kewirausahaan disajikan pada tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Pembelajaran Kewirausahaan

Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

Rhitung rtabel Ket

Perencanaan proses pembelajaran

Mengacu pada silabus dan RPP

1 0,535 0,306 Valid 2 0,283 0,306 Tidak Valid Memperhatikan

karakter siswa

3 0,356 0,306 Valid Menerapkan

teknologi informasi dan komunikasi

4 0,549 0,306 Valid

Pelaksanaan proses pembelajaran

Sumber belajar yang digunakan

5 0,613 0,306 Valid 6 0,346 0,306 Valid Penyampaian materi

pembelajaran

7 0,419 0,306 Valid 8 0,676 0,306 Valid Menghargai

karakteristik dan keberagaman peserta didik

9 0,431 0,306 Valid

7. Pengelolaan waktu belajar sesuai jadwal

10 0,427 0,306 Valid 11 0,570 0,306 Valid 8. Pelaksanaan

Pembelajaran secara terstruktur

12 0,163 0,306 Tidak Valid

Melibatkan siswa secara aktif

13 0,400 0,306 Valid 14 0,666 0,306 Valid 15 0,397 0,306 Valid


(35)

61

16 0,440 0,306 Valid Penilaian

hasil

pembelajaran

Melakukan penilaianuntuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

17 0,496 0,306 Valid

Melakukan penilaian secara konsisten

18 0,102 0,306 Tidak Valid Melakukan penilaian

dengan

menggunakan tes dan non tes

19 0,320 0,306 Valid

Menggunakan standar penilaian dalam penilaian hasil belajar

20 0,376 0,306 Valid

Sumber : Lampiran 2

Tabel 3.6 menunjukan bahwa terdapat 3pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor 2,12 dan 18, item pertanyaan yang tidak valid kemudian dibuang dan digantikan dengan pernyataan yang baru sesuai dengan indikatornya sehingga tidak merubah banyaknya pernyataan.

2. Hasil pengujian validitas variabel Sikap Berwirausaha disajikan pada tabel 3.7 sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Kewirausahaan

Indikator Ukuran Item Rhitung rtabel Keterangan

Percaya diri Penuh keyakinan 1 0,399 0,306 Valid

Optimis 2 0,495 0,306 Valid

Berkomitmen 3 0,566 0,306 Valid

Disiplin 4 0,609 0,306 Valid

Bertanggung jawab 5 0,480 0,306 Valid Memiliki

inisiatif

Penuh Energi 6 0,374 0,306 Valid 7 0,438 0,306 Valid Cekatan dalam

bertindak

8 0,538 0,306 Valid 9 0,482 0,306 Valid

Aktif 10 0,604 0,306 Valid

11 0,614 0,306 Valid 12 0,542 0,306 Valid Memiliki

motiv

Orientasi pada hasil 13 0,713 0,306 Valid 14 0,460 0,306 Valid


(36)

62

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berprestasi Wawasan ke depan 15 0,308 0,306 Valid Memiliki jiwa

kepemimpinan

Berani tampil beda 16 0,495 0,306 Valid 17 0,649 0,306 Valid Dapat dipercaya 18 0,463 0,306 Valid 19 0,427 0,306 Valid Tangguh dalam

bertindak

20 0,457 0,306 Valid Sumber : Lampiran 3

Tabel 3.7 menunjukan bahwa seluruh pernyataan kuesioner pada variabel sikap kewirausahaan valid, sehingga tidak ada item yang dibuang.

3. Hasil pengujian validitas minat berwirausaha dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha

Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

Rhitung rtabel Keterangan

Memilih pekerjaan Memilih berwirausaha dibandingkan pekerjaan lain

1 0,321 0,306 Valid 2 0,335 0,306 Valid

Merasa termotivasi untuk berwirausaha Terdorong untuk dapat berwirausaha

3 0,202 0,306 Tidak Valid 4 0,173 0,306 Tidak Valid Tertantang untuk

dapat

berwirausaha

5 0,335 0,306 Valid 6 0,124 0,306 Tidak Valid Merasa senang untuk berwirausaha Perasaan yang timbul untuk berwirausaha

7 0,594 0,306 Valid 8 0,481 0,306 Valid Berkeinginan

untuk

berwirausaha

Keinginan dari dalam diri

9 0,327 0,306 Valid 10 0,348 0,306 Valid Timbul niat untuk

memulai berwirausaha

11 0,573 0,306 Valid 12 0,389 0,306 Valid Berani memulai

untuk

berwirausaha

13 0,509 0,306 Valid 14 0,426 0,306 Valid Berani

mengambil resiko

Resiko Menjadi Sukses

15 0,338 0,306 Valid 16 0,514 0,306 Valid 17 0,600 0,306 Valid Resiko gagal 18 0,197 0,306 Tidak Valid


(37)

63

19 0,619 0,306 Valid 20 0,616 0,306 Valid Sumber : Lampiran 5

Tabel 3.8 menunjukan bahwa terdapat 4pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor 3, 4,6, dan 18 item pertanyaan yang tidak valid kemudian dibuang dan digantikan dengan pernyataan yang baru sesuai dengan indikatornya sehingga tidak merubah banyaknya item pernyataan.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat peskoran adalahketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penskoran tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono,2006:282) adalah:

[ ] [ ]

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑ = Jumlah varians skor item

= Varians Skor-skor tes (seluruh item K)

Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0 - 1 yang menunjuk pada persentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14).

Tabel 3.9

Klasifikasi Indeks Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 0.80-1.00 Sangat reliabel 2 < 0.80-0.60 Reliabel 3 < 0.60-0.40 Cukup Reliabel 4 < 0.40-0.20 Agak Reliabel 5 < 0.20 Kurang Reliabel Sumber : Naniek Sulistya Wardani (2009:14)

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r table dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2), maka item butir soal tersebut dinyatakan


(38)

64

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliable.Hasil pengujian reliabilitas masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Hasil pengujian reliabilitas

No Variabel Rhitung rtabel Keterangan

1 Tingkat Proses Pembelajaran 0,788 0,361 Reliabel 2 Tingkat Sikap Kewirausahaan 0,889 0,361 Reliabel 3 Tingkat Minat Berwirausaha 0,802 0,361 Reliabel

Sumber : Lampiran 5

Tabel 3.10 menunjukan variabel tingkat proses pembelajaran memiliki nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara variabel tingkat sikap berwirausaha dan variabel tingkat minat berwirausaha nilai alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan memiliki reliabilitas yang kuat.

3.6.3 Statistik Deskripsi

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi frekuensi variabel dan menetukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Berdasarkan acuan distribusi normal maka, interpretasi akor terhadap semua variabel dalam penelitian di kategorikan kedalam 5 level yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun kategorisasi skor mengacu kepada pendapat Aaker (2004:28) penilaian terhadap skor dianggap mempunyai skala pengukuran interval sehingga dapat dihitung rata-rata dan simpangan baku dari pengumpulan data responden. Kategorisasi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam melakukan interpretasi untuk masing-masing variabel.

Sebelum menghitung skor, terlebih dahulu ditentukan range intervalnya, yaitu dengan rumus berikut:


(39)

65

Sesuai dengan skor alternative jawaban angket yang terentang dari 1 sampai dengan 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada tabel berikut :

Tabel 3.11

Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden

Rentang Penafsiran

1,00 – 1,79 Sangat rendah

1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Cukup tinggi

3,40 – 4,19 Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat tinggi

Sumber : Aaker (2004:28) 3.7 Teknik Analisis Data

Pelaksanaan analisis data bertujuan untuk mendapatkan makna dari data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam bentuk visualisasiberupa bagan atau tabel presentase dari jawaban responden terhadap indikator permasalahan. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, selanjutnya digunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengujian Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan pada masing-masing skor variabel penelitian, yaitu variabel proses pembelajaran kewirausahaan (X1), variabel sikap


(40)

66

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berwirausaha (X2) dan variabel minat berwirausaha (Y). Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak, yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan analisis hipotesis apakah menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik. Pengujian kenormalan data sampel dilakukan dengan metode Kolmogorov-Shirnov dengan bantuan SPSS versi 17. b. Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik analisis jalur (path analysis) ini digunakan untuk menguji besarnya koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 terhadap X2 dan implikasinya terhadap Y. Pada dasarnya analisis jalur merupakan analisis regresi, namun analisis jalur memiliki perbedaan dengan regresi biasa, khususnya dalam hal penggunaannya. Berikut adalah perbedaan antara model analasis jalur dengan model regresi.

Tabel 3.12

Perbedaan antara Model Analisis Jalur dengan Model Regresi Peninjauan Model Regresi Model Analisis Jalur Tujuan Memprediksi nilai sebuah

variabel dipenden atas dasar nilai tertentu satu atau beberapa variabel independen

Menganalisis pola hubungan kausal antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung Terminologi untuk

variabel yang diteliti

Variabel dependen dan variabel independen

Variabel penyebab (eksogen) dan variabel akibat (endogen) Isu atau masalah

penelitian 

Apakah tinggi rendahnya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen  Berapa besar variasi perubahan variabel dependen, secara serempak maupun parsial dapat dijelaskan oleh variabel independen

 Bagaimana pengaruh X1, X2… Xi terhadap variabel akibat Yi?  Berapa besar pengaruh

langsung dan tidak langsung, total maupun pengaruh bersama variabel penyebab X1, X2 … Xi terhadap variabel terikat Yi?

Jenis dan Input data Metric (skala pengukuran interval-rasio), skor data mentah

Sekurang-kurangnya interval


(41)

67

Hubungan yang dianalisis Bersifat tunggal Persamaan regresi multiple;

Yi = f (X1, X2 … Xk, ei) … ……….. Yi = f (X1, X2 … Xk, ei)

Asumsi  Data variabel

berdistribusi normal dan homogeny  Hubungan antarra

variabel bersifat linier  Tidak ada

multiokolinier yang sempurna antar variabel independen  Tidak ada autokolerasi

atau residual bersifat independen

 Hubungan antar variabel linier  Antar variabel

penyebab tidak terdapat problem multikolinieritas. Artinya matrik kovariansi/kolerasi yang dihasilkan data sampel adalah positive definite

 Model yang akan di uji dibangun atas dasar teori yang kuat dan hasil penelitian yang relevan

 Variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung Sumber: Kusnendi (2008:148)

Secara manual, statistik analisis jalur dihitung dengan basis data matriks korelasi. Kusnendi (2008: 154) menjelaskan langkah-langkah menguji path analysis adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap adapun diagram jalur lengkap pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :

X

1

X

2


(42)

68

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

X1 = Proses Pembelajaran Kewirausahaan X2 = Sikap Kewirausahaan Siswa

Y = Minat Berwirausaha Siswa

Gambar 3.1. Struktur Kausal antar Variabel Penelitian

2. Menghitung koefisien korelasi antar variabel penelitian dengan rumus

√[ ][ ]

Menyatakan koefisien korelasi antar variabel tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R)

Y X1 X2 …. Xk

1 rYX1 rYX2 …. rYX1k

1 rX1X2 …. rYX2k

R = 1 …. rX1X2k

….

1

3. Menghitung determinasi matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikolinearitas dalam data sampel. 4. Mengidentifikasi model atau sub struktur yang akan dihitung koefisien

jalurnya dan merumuskan persamaan struktural.

5. Identifikasi matriks korelasi anatar variabel penyebab yang sesuai dengan sub-sub struktur atau model yang diuji.

6. Menghitung matriks invers korelasi antar variabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:

Ri-1 =


(43)

69

7. Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji dengan rumus:

ρYiXk = (Ri-1) (r YiXk)

dimana ρYiXkmenunjukkan koefisien jalur, Ri-1 adalah matriks invers

korelasi antar variabel eksogen dalam model yang dianalisis, dan r YiXk koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.

8. Menghitung koefisien determinasi R2YIXK dan koefisien jalur error variables (ρei) melalui rumus:

ΡYiXk = (Ri-1)(rYiXk) dan

ρei =

9. Uji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai berikut:

F = (n-k-1) K (1- )

Dimana k menunjukkan banyak variabel penyebab dalam model yang dianalis, dan n menunjukkan ukuran sampel. Hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut:

H0: ρYiX1 = ρ YiXk = …=ρYiXk = 0: Yi tidak dipengaruhi X1,X2,…Xk

H1: ρYiX1 = ρ YiXk = …=ρYiXk ≠ 0: sekurang-kurangnya Yi dipengaruhi oleh salah satu variabel X1,X2,..Xk

Atau dengan rumus :

H0: RYiX1 = 0: Variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi Xk H1: RYiX1 ≠ 0: Variasi yang terjadi pada Yi dipengaruhi variabel Xk.


(44)

70

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Melakukan pengujian individual terhadap setiap koefisien jalur yang diperoleh dengan statistik uji t sebagai berikut:

ti = ρYiX1

SE

= ρYiX1

Dimana ρYiX1 menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE menunjukkan standar error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis, n adalah ukuran sampel, k adalah banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis dan Ckk menunjukkan elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis. Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut:

H0 : RYiX1 = 0 : Secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi Hi : RYiX1> 0 : Secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, atau H1 : RYiX1< 0 : Secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi.

Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dalam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional).

Persoalan apakah uji satu arah itu positif atau negatif sepenuhnya ditentukan oleh kajian teori yang digunakan. Jika dari hasil uji individual terdapat koefisien jalur yang tidak signifikan, maka model perlu diperbaiki. Perbaikan model dilakukan melalui trimming. Menurut Heise, ada dua cara yang dapat ditempuh dalam melakukan trimming. Pertama, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik tidak signifikan. Kedua, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik signifikan, tetapi menurut pandangan peneliti pengaruhnya dipandang


(45)

71

sangat lemah. Cara pertama biasanya ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif kecil, dan cara kedua jika ukuran sampel penelitian relatif besar. Apabila terjadi trimming, maka perhitungan untuk memperoleh estimasi parameter diulang.

3.8 Pengujian Hipotesis

Uji F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara simultan. Rumus yang digunakan adalah:

) 1 ( ) 1 ( 1 1

      k i YXI YXI k i YXI YXI P P k P P k n F

Hasil Fhitung dibandingkan dengan distribusi F-Sendecor, apabila F hitungF tabelmaka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian secara parsial. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho adalah :

Ho : PYX

1 = PYX2 = PYX3 = 0 Hi : PYXi0, i = 1, 2, dan 3. 3.8.1 Pengujian Hipotesis Parsial

Pengujian hipotesis parsial menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut: ) 1 ( ) )( 1

( 2 ( 1, 2, 3)

       k n C C C R P P t jj ij ii X X X Y YXI YXI

t mengikuti distribusi t-Student dengan derajat kebebasan n-k-1.Secara statistikhipotesis yang akan di uji berada pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan (n-k - 1). Adapun perumusan Ho dan Ha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(46)

72

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ho : ρ1 = 0Proses pembelajaran kewiausahaan tidak pengaruh terhadap sikap kewirausahaan siswa SMKN 1 Cimahi.

Ha : ρ1≠ 0Proses pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap sikap kewirausahaan siswa SMKN 1 Cimahi.

2. Hipotesis 2

Ho : ρ1 = 0 Proses pembelajaran kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa SMKN 1 Cimahi. Ha : ρ1≠ 0 Proses pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap

minat berwirausaha siswa SMKN 1 Cimahi 3. Hipotesis 3

Ho : ρ1 = 0, Sikap kewirausahaan siswa tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa SMKN 1 Cimahi.

Ha : ρ1≠ 0, Sikap kewirausahaan siswa berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa SMKN 1 Cimahi.

3.8.2 Koefisien Determinasi

Perhitungan R2Y (X1, X2, X3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, X2, X3terhadap Y dengan rumus:

R2Y (X1, …, X3) =

          3 1 3

1... ...

YX YX YX YX r r P P

Perhitungan pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut:

) 3 ., 2 , 1 ( 2

1 Y X X X

Y R


(1)

104

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk guru mata pelajaran kewirausahaan, Proses pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan masih tergolong tinggi, namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki terutama pada pelaksanaan proses pembelajaran, ada baiknya lebih ditingkatkan dalam penggunaan media, penerapaan metode pembelajaran dan efisiensi waktu, karena dengan penggunaan media yang baik serta menarik, penerapaan metode pembelajaran yang beragam dan penggunaan waktu mengajar sesuai jadwal tentunya dapat mempengaruhi sikap dan minat siswa untuk berwirausaha menjadi lebih baik lagi.

2. Untuk siswa SMK Negeri 1 Cimahi, sikap dan minat berwirausaha siswa masih tergolong cukup tinggi. Sebaiknya harus semakin ditingkatkan penanaman dalam diri sikap kewirausahaan terutama dalam hal mencoba sesuatu yang baru, mengerjakan sesuatu dengan maksimal, perencanaan hidup yang jelas, kreativitas, keberanian mengambil resiko, berfikir positif dan berorientasi ke masa depan. Siswa sebaiknya banyak mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kewirausahaan. Dan menerapkan karakteristik kewirausahaan yang telah didapat di bangku sekolah sehingga bisa meningkatkan sikap dan minat siswa untuk berwirausaha.

3. Untuk penelitian berikutnya, peneliti menyarankan agar perlu dilakukan kajian mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sikap dan minat berwirausaha pada siswa tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal.


(2)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aaker, (2004). Strategic Marketing Manajement. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Agatha Dita Kristsada. (2010). Peningkatan Minat Membaca Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Layanan Bimbingan Belajar dengan Teknik Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas XI AP/AK SMK MARSUDI LUHUR 1Yogyakarta. Skripsi. FIP-UNY

Alma, B. (2005). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.

Alma, B. 2009. Kewirausahaan. Alfabeta: Jakarta

Amir Achsin. 1984. Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning).Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Rineka cipta :jakarta

Aris Subandono. (2007). Pengaruh Life Skill Diklat Kimia Produktif dan Prestasi Belajar Diklat Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kimia Industri Theresiana Semarang. Skripsi. FMIPA-UNES

Asri Budiningsih. C. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, 2012-2013. (Online), (http://www.bps.go.id), diakses 19 April 2014. Bambang Trim. 2010. Kids On Business: Vaksin Wirausaha Untuk Ananda.

Jakarta:Tiga Kelana

Bimo Walgito. (2003). Psikologi sosial. Yogyakarta: Andi Offset

Danuhadimedjo, R. Djatmiko.1998. Kewiraswastaan dan pembangunan. Alfabeta:Bandung

Diknas, 2008, Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional (SMP-SBI), Jakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.


(3)

106

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Direktorat Jendral Pendidikan, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri.2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin : Rineka Cipta. Drucker P.E, .1985. Innovation and Enterpreneurship. Mc Graw Hill Book.

Newyork

Fishbein dan Ajzen, 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Gagne, Robert M., dan Leslie J. Briggs, 1974. Principles of Instructional Design. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc

Gary, Handoyo, Chaplin, Purwanto, Hurlock. (2011). Minat Kerja MahasiswaProgram Studi Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi JurusanPendidikan Teknik Sipil FPTK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Gerungan, WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga Hendro. (2005). How To Became a Smart Enterpreneur and To Start a

NewBussiness. Yogyakarta : Andi Offset

Hurlock. (1980). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Husein,Umar.(2003). Metode Riset Perilaku . Organisasi.Jakarta : Gramedia Inpres No 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudayakan Kewirausahaan

Iskandar. (2012). Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa (Studi tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa berdasarkan pendekatan “Entrepreneurial Intention-based Models”pada mahasiswa perguruan tinggi di wilayah Cirebon”. Repository.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Isky Fadli Fuadi. (2009). Hubungan minat berwirausaha dengan prestasi praktik kerja industri siswa kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal tahun ajaran 2008/2009. Jurnal PTM. Vol 9, No. 2. Hlm. 92-98.


(4)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta. Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup

Sampel dengan LISREL. Bandung. Alfabeta

Limbong, Benri. 2010. Pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha padasiswa SMK di Kota Medan

Linan, F. (2004).Intention-based Model of Entrepreneurship Education. AnnualIntEnt Conference 2004. Naples Italy.

Mahfudin. 2011. Model Pembelajaran Experiential Learning. Tersedia :

http://albyjmahfudz.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-experiential.html [19 Pebruari 2014]

Mar’at. (1984). Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Munford, A. 1995. Leaming Style and Mentoring. Industrial andCommercial Training. VoL27 (8): 4-7.

Nurwakhid. 1995. Usaha Pengembangan Minat Murid SMK Terhadap Kewirausahaan di Kota Semarang (Laporan penelitian). Semarang :IKIP Semarang.

Pintrich, R. P. & Schunk. D. H. (1996). Motivation in Education, TheoryResearch and Application. New Jesney. Prentice Hall.

PP no 32 tahun 2013 tentang perubahan Standar Nasional Pendidikan

Prasetyo, Apri Dwi. 2013. Model Pembelajaran Experiential Learning. Tersedia :

http://aprileopgsd.wordpress.com/2013/05/23/makalah-model-pembelajaran-experiential-learning/ [19 Pebruari 2014]

Priyono, Susilo. Soerata, M. (2005). Kiat Sukses Wirausaha. Jogjakarta: PalemPustaka.

Purwanto, Teguh.Yuni Sukandani.2013. Tacit Knowledge: Green EntrepreneurMahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana SurabayaMajalah Ekonomi ISSN 1411-9501 : Vol. XVII No. 2

Ramdhani, N., 2008. Sikap dan Perilaku: Dinamika Psikologi Mengenai Perubahan Sikap dan Perilaku, Universitas Gajah Mada. Available from: http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2008/03/definisi. pdf


(5)

108

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanti. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.Jakarta: Grasindo

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah

Sambas Ali Muhidin. 2011. Dasar-dasar Metode Statistika untuk Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.

Sari, Tety D.N dan Kusrini, Dwi Endah, S.Si, M.Si. 2011. Analisis PengaruhMata Kuliah Pengantar Technopreneurship/ Kewirausahaan Terhadap Perilaku Entrepreneurship Mahasiswa ITS. Surabaya: InstitutTeknologi Surabaya. Sofa. 2009. Teori-teori Dalam Kepemimpinan. Tersedia :

http://massofa.wordpress.com/2009/02/22/teori-teori-dalam-kepemimpinan/ [19 Pebruari 2014]

Stoulz, P. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suciati. 2004. Belajar dan Pembelajaran II. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2011. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Alfabeta : Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Suharyadi., Nugroho. A., Purwanto., & Maman. F. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak usia Muda. Salemba Empat: Jakarta

Sulivan, R. 2000. Entrepreneurial Learning and Mentoring. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research. Vol. 6 (3), pp. 160-175.

Sunaryo. (2004). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Suryana. 2001. Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Jakarta : Selemba Empat Suryana. 2008. Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta


(6)

Ade Pipit Fatmawati, 2014

Pengaruh proses pembelajaran kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan siswa dan implikasinya terhadap minat berwirausaha siswa (survey pada siswa kelas xii smk negeri 1 cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, Eman. 2008.Bisnis Entrepreneur. Alfabeta : Bandung

Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : salemba empat

Timmons,J.A dan Spinelli,S .2007. New Venture Creation Entrepreneurship For 21st Century. Singapore : Mc Graw HillCompanies Inc

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20. Tahun 2003 Pasal 3 Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Wardani, Naniek Sulistya, dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta:Depdiknas.

Widiyanta, A. 2002. Sikap Terhadap Lingkungan Alam (Tinjauan Islam dalamMenyelesaikan Masalah Lingkungan).(http//www.library.usu.ac.id diakses 17 Januari 2014).

Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Wordprees. 2011. Konsep Kewirausahaan Dan Pendidikan Kewirausahaan. (Online), (http:// khmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/29/konsep-kewirausahaan-dan-pendidikan-kewirausahaan/), diakses 20 April 2014 Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. (2006). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zaim Elmubarok. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta ________. 2009. Bab II Perilaku Kewirausahaan.[Online]. Tersedia:

http://imandede.blogspot.com/2009/10/bab-ii-perilaku-kewirausahaan.html. [20 April 2014]

________. 2012. Mengidentifikasi Sikap dan PerilakuWirausahawan. [Online]. Tersedia : http://dwijayantie81.blogspot.com/2012/12/mengidentifikasi-sikap-dan-perilaku.html. [20 April 2014]

________. 2013. Komponen dan Ciri Sikap dalam Psikologi. [Online]. Tersedia : http://www.referensimakalah.com/2013/06/komponen-dan-ciri-sikap dalam-psikologi.html. [ 20 April 2014]

________.2012.Pendidikan kewirausahaan. [Online]. Tersedia http://assetanita.blogspot.com/2012/12/pendidikan-kewirausahaan.html. [21 Juni 2014