PENGARUH STRATEGI BELAJAR MURDER TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KOSMETIKA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI BELAJAR MURDER TERHADAP

HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KOSMETIKA SISWA

KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Tata Rias

Oleh

SRI MELINDA TARIGAN

5113144039

JURUSAN PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

ABSTRAK

SRI MELINDA TARIGAN, NIM: 5113144039. Pengaruh Strategi Belajar MURDER Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Kosmetika Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Tata Rias. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Hasil Observasi siswa kelas X di SMK Negeri 8 Medan memperlihatkan proses pembelajaran kosmetika yang masih bersifat teacher centered, dan menggunakan strategi belajar konvensional sehingga siswa menjadi pasif dan partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran kurang maksimal sehingga dari hasil observasi siswa yang mengikuti remedial lebih besar persentasinya dari pada siswa yang hasil belajarnya pada kategori tuntas. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMK N 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar konvesional. (3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMK N 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar MURDER. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 8 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimen (quasi experimental design). Instrumen yang digunakan yaitu berupa tes pilihan berganda dengan materi syarat kosmetika. Uji persyaratan analisis dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran kosmetika dengan materi syarat kosmetika menggunakan strategi belajar konvensional kategori cenderung cukup tinggi dengan jumlah frekuensi observasi pada kategori tinggi dan cukup tinggi sebesar 67,65 %. Hasil ini jauh lebih rendah sekitar 23,562 % dari hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan strategi belajar MURDER yaitu sebesar 91,17 %. Pengujian Hipotesis dengan uji -T diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam Uji Independent Sample T-Test dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran MURDER dan kelas kontrol dengan strategi pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Kosmetika. Siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran MURDER akan memiliki hasil belajar pada mata pelajaran Kosmetika yang lebih baik dari siswa yang diajarkan dengan strategi belajar konvensional.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rakhmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkap “Pengaruh Strategi Belajar MURDER Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Kosmetika Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu Dra. Yetty Pangaribuan, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud.

2. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis.

4. Ibu Dra. Lina Pangaribuan, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis.

5. Ibu Dra. Yuspa Hanum, M.S, selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis.

6. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Unimed Medan.

7. Ibu Dra. Siti Wahida, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Rias Unimed Medan.

8. Ibu Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed.

9. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Unimed.


(4)

10. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Tata Rias Unimed Medan.

11. Bapak Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan kepada ibu Noveni Sary Hutapea, S.Pd, selaku guru mata pelajaran kosmetika yang telah membantu penulis untuk melaksanakan penelitian.

Dan paling akhir adalah kepada kedua orang tuaku yang selalu mendukung dengan doa, moril dan material selama penulis menyelesaikan studi. Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Januari 2016 Penulis,

Sri Melinda Tarigan 5113144039


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... I

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... IV DAFTAR TABEL ... VII DAFTAR GAMBAR ... VIII DAFTAR LAMPIRAN ... IX

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan/Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori ... 9

1. Strategi Belajar MURDER ... 9

1.1. Pengertian Strategi Belajar ... 9

1.2. Strategi Belajar MURDER ... 11

1.3. Tujuan Strategi Belajar MURDER ... 16

1.4. Langkah-langkah Strategi Belajar MURDER ... 17

1.5. Kelebihan Strategi Belajar MURDER ... 20


(6)

2. Strategi Belajar Konvensional ... 21

3. Hasil Belajar ... 23

4. Kosmetika ... 25

4.1. Syarat Kosmetika ... 28

4.2. Persyaratan Kosmetik Pengobatan ... 36

4.3. Persyaratan Kosmetika Berdasarkan Jenisnya ... 37

B. Penelitian yang Relevan ... 44

C. Kerangka Berfikir ... 45

D. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 48

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 49

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

1. Populasi ... 51

2. Sampel ... 52

E. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

2. Uji Validitas ... 54

3. Indeks Kesukaran Tes ... 56

4. Daya Pembeda ... 57

5. Uji Realibilitas ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 59

1. Analisis Deskriptif ... 60


(7)

3. Teknik Analisis Inferensial ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

1. Deskripsi Data Pre-test Hasil Belajar Pelajaran Kelas Eksperimen ... 66

2. Deskripsi Data Post-test Hasil Pelajaran Kosmetika Kelas Eksperimen ... 67

3. Deskripsi Data Pre-test Mata pelajaran Kosmetika Kelas Kontrol ... 68

4. Deskripsi Data Pos-test Mata pelajaran Kosmetika Kelas Kontrol ... 70

5. Uji Kecenderungan Data Penelitian ... 71

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 73

1. Uji Normalitas Data Penelitian ... 73

2. Uji Homogenitas Data Hasil Penelitian ... 75

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 80


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Sub Sumatif Siswa Kelas X ... 4

2. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Belajar MURDER ... 20

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Belajar Konvensional ... 22

4. Wujud Kosmetika Beserta Jenis dan contoh kosmetiknya ... 27

5. Desain Penelitian ... 48

6. Distribusi Jumlah Siswa ... 51

7. Rancangan Penelitian ... 52

8. Kisi-kisi Tes Kosmetika ... 52

9. Kategori Ketuntasan Belajar Pelajaran Kosmetika ... 61

10. Deskripsi Data Penelitian Kelas Eksperimen ... 64

11. Deskripsi Data Penelitian Kelas Kontrol ... 65

12. Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelas Kontrol ... 66

13. Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelas Eksperimen ... 67

14. Distribusi Frekuensi Skor Kelas Pre-test Kontrol ... 69

15. Distribusi Frekuensi Skor Kelas Post-test Kontrol ... 71

16. Distribusi Frekuensi Skor Kelas Pre-test Eksperimen ... 72

17. Distribusi Frekuensi Skor Kelas Post-test Eksperimen ... 73

18. Rangkuman Perhitungan Normalitas Kolmogorov-Simirnov Test untuk data Hasil Belajar Pos Tet Kelompok Eksperimen... 74

19. Ringkasan Uji Test Homogenitas... 75

20. Ringkasan Analisis Covarians ... 75


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Diagram batang yang menunjukkan hubungan kelompok skor dengan

frekuensi skor data pre test kelompok kontrol ... 67 2. Diagram batang yang menunjukkan hubungan frekuensi observasi dengan

kelas interval Skor Pos Test Pelajaran Kosmetika kelompok Eksperimen ... 68 3. Diagram batang yang menunjukkan hubungan frekuensi observasi dengan

kelas interval Skor Pre Test Pelajaran Kosmetika kelompok Kontrol ... 70 4. Diagram batang yang menunjukkan hubungan frekuensi observasi dengan


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MURDER ... 83

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ... 91

3. Skenario Pembelajaran dengan Strategi Belajar MURDER ... 96

4. Tes Hasil Belajar ... 109

5. Nilai Sub Sumatif Siswa Kelas X ... 117

6. Data Uji Coba Instrumen Penelitian ... 118

7. Perhitungan Validitas Butir Tes, Indeks Kesukaran, Daya Pembeda, dan Reliabilitas Tes ... 121

8. Data Hasil Penelitian ... 131

9. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 132

10. Pengujian Persyaratan Analisis ... 143

11. Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t ... 145


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar bagi seorang guru adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu untuk menentukan dan memilih strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan siswa menjadi bosan sehingga hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran kurang (Usman, 1993 dalam M.Rifai, 2010) .

Mengingat begitu pentingnya proses belajar yang dialami siswa maka seorang guru harus kompeten akan lebih mampu untuk membelajarkan siswa karena “mengetahui” tidak sepenting “memperoleh pengetahuan sendiri atau learning to learn”. Peran guru dalam proses belajar mengajar bukan lagi menyampaikan pengetahuan melainkan memupuk pengetahuan serta membimbing siswa untuk belajar sendiri, karena keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Kemampuan untuk menemukan sendiri dan


(12)

belajar sendiri dianggap dapat dipelajari yakni siswa harus belajar berbagai macam strategi yang ada dan bagaimana menggunakan strategi yang benar. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Maka dari itu belajar dapat dikatakan sudah terjadi apabila peserta didik telah mengalami perubahan berupa Pengetahuan (Kognitif), Perasaan (Afektif), dan Perbuatan (Psikomotorik) (M. Nur, 2004).

Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran (Slameto, 2003).

Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang hasil belajar siswa, maka dilakukan observasi ke SMK N 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika. SMK Negeri 8 Medan terdapat beberapa program studi keahlian, salah satunya adalah program studi tata kecantikan. Dengan standart kompetensi memahami kosmetika kecantikan dengan kompetensi dasar mendeskripsikan produk kosmetik dan membedakan fungsi berbagai produk kecantikan kulit. Dimana lulusan SMK tata rias diharapkan mampu mengenal dengan baik berbagai macam kosmetika yang ada sehingga menjadi profesional dalam bidang tata rias. Kosmetika merupakan mata pelajaran dasar untuk semua mata pelajaran yang ada di program studi tata kecantikan. Oleh karena itu, pemahaman siswa dalam mata pelajaran kosmetika sangat penting. Mata pelajaran kosmetika dikembangkan melalui kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan


(13)

masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran lainnya dalam program studi tata kecantikan, menurut Harymawan, (1993) Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada seseorang dengan suasana yang sesuai dan wajar. Oleh sebab itu, pada proses belajar kosmetika tidak hanya sekedar menghafal atau berupa hafalan saja, tetapi memerlukan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan guna mempersiapkan siswa menjadi siap pakai di dunia kerja dalam bidang tata rias yaitu menjadi make up artist atau penata rias.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi kosmetika Ibu Noveni Sary Hutapea, pembelajaran kosmetika di SMK Negeri 8 Medan memperlihatkan proses pembelajaran yang masih bersifat teacher centered, dan menggunakan strategi belajar konvensional sehingga siswa menjadi pasif dan partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran kurang maksimal.

Dalam pembelajaran strategi belajar konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan aktivitas di luar proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional yang diterapkan tidak memiliki tahapan belajar yang membuat siswa menjadi tidak fokus dan menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal. Pembelajaran konvensional tersebut juga tidak memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis, karena proses pembelajarannya hanya berpusat pada guru, diperoleh data nilai siswa


(14)

kelas X program tata kecantikan pada mata pelajaran Kosmetika masih kurang memenuhi standart kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 1. Nilai Sub Sumatif Siswa Kelas X Mata Pelajaran Kosmetika

No. Tahun Ajaran Nilai F % Kategori

1. 2012/2013 90-100 1 3 Tuntas (A)

80-89 8 24,3 Tuntas (B)

75-79 6 18,1 Tuntas (C)

<75 18 54,6 Tidak Tuntas (D)

Jumlah 33 100

2. 2013/2014 90-100 2 5,7 Tuntas (A)

80-89 14 40 Tuntas (B)

75-79 7 20 Tuntas (C)

<75 12 34,3 Tidak Tuntas (D)

Jumlah 35 100

3. 2014/2015 90-100 2 6,3 Tuntas (A)

80-89 6 18,7 Tuntas (B)

75-79 9 28,1 Tuntas (C)

<75 15 46,9 Tidak Tuntas (D)

Jumlah 32 100

Sumber : Dokumentasi SMK Negeri 8 Medan T.A 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015 Dengan memperhatikan kondisi belajar di atas peneliti merasa perlu adanya perbaikan dari proses pembelajaran di kelas, mengingat tujuan kompetensi belum tercapai, adapun tujuan kompetensi keahlian di SMK N 8 Medan yakni menyiapkan tamatan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai sikap yang terintegrasi dalam kecakapan kerja dalam bidang keahlian tata kecantikan rambut, tata kecantikan kulit atau rias pengantin, serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dunia kerja, dilandasi oleh kekuatan Iman dan Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, yang berorientasi


(15)

pada siswa yaitu strategi belajar MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review).

Strategi MURDER merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif untuk mengaktifkan siswa dengan merangsang pemahaman siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi belajar MURDER yang diadaptasi dari buku Bob Nelson terdiri dari beberapa kata yang meliputi Mood (suasana hati), Understand (pemahaman), Recall (pengulangan), Digest (penelahaan), Expand (pengembangan), Review (pelajari kembali) (Nelson, 1999).

Strategi ini lebih variatif dan berorientasi pada siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan strategi MURDER menurut Ardhana, (2006) sangat berguna untuk membantu para siswa dalam mengembangkan sistem belajar yang efektif. Strategi ini juga diharapkan akan dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran kosmetika.

Dari uraian di atas, maka penulis menemukan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Di satu sisi diharapkan agar prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Kosmetika tinggi dan mencapai predikat tuntas sampai minimal 80 %. Tetapi di sisi lain tampak bahwa nilai KKM yang dipersyaratkan belum dicapai oleh siswa, sehingga penelitian yang dapat megungkap akar permasalahannya dan salah satu diantaranya melaksanakan pembelajaran dengan strategi belajar MURDER menjadi perlu untuk dilakukan.


(16)

Maka penulis mengambil judul penelitian : “Pengaruh Strategi Belajar MURDER Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Kosmetika Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Strategi belajar yang digunakan pada mata pelajaran kosmetika pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan masih menggunakan strategi belajar konvensional.

2. Siswa kurang aktif pada saat mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran kosmetika.

3. Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran kosmetika. 4. Siswa belum mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.

5. Siswa hanya diberikan catatan sehingga belum maksimal dalam memahami pelajaran.

6. Sejauhmana pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika kelas X SMK Negeri 8 Medan.


(17)

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan terfokus pada satu arah tertentu serta langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan tepat, oleh karena itu penulis membatasi masalah pada :

1. Penggunaan Strategi belajar MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada kelompok eksperimen dan strategi konvensional pada kelompok kontrol.

2. Mata pelajaran kosmetika dengan materi yang diajarkan syarat kosmetika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar MURDER?

2. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar konvensional?

3. Bagaimana pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika pada mata pelajaran kosmetika?


(18)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar MURDER.

2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar konvensional.

3. Untuk mengetahui pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika.

F. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru selalu terampil dan kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Khususnya dalam penggunaan strategi belajar MURDER. Penelitian ini sebagai bahan masukan dalam melakukan inovasi pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswanya.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika.

3. Sebagai masukan untuk peneliti lain yang melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

4. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi belajar MURDER disimpulkan cenderung tinggi dengan jumlah frekuensi observasi pada kategori tinggi dan cukup sebesar 91,17 %.

2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi belajar konvensional disimpulkan cenderung cukup dengan jumlah frekuensi observasi pada kategori cukup sebesar 67,65 %.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Kosmetika. Siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi belajar MURDER akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang diajar dengan strategi belajar konvensional.

B.Implikasi Penelitian

Data terkumpul dengan pre-test sebelum dilakukan perlakuan dan post- test setelah selesai perlakuan telah membuktikan bahwa dengan menggunakan strategi belajar MURDER dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika. Tetapi setelah dilakukan pengamatan yang lebih cermat dengan jalan membandingkan hasil pembelajaran


(20)

setelah selesai dilakukan perlakuan dengan nilai KKM yang dipersyaratkan sekolah 75 untuk mata pelajaran Kosmetika, sebenarnya penggunaan strategi belajar MURDER ini belumlah menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga masih diperlukan penelitian ilmiah untuk meneliti ragam strategi belajar. Dalam penelitian selanjutnya bisa saja dilakukan penggunaan strategi belajar dengan dua atau tiga strategi untuk penyajian materi ajar.

C.Saran-saran

1. Hasil penelitian telah menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan strategi belajar MURDER terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Kosmetika pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Hasil-hasil belajar selanjutnya dibandingkan dengan kategori nilai dengan memakai batasan nilai KKM yang dipersyaratkan 75 untuk mata pelajaran Kosmetika. 2. Ternyata dari hasil pengamatan bahwa siswa yang seharusnya mengikuti

remedial justru lebih besar persentasinya dari pada siswa yang belajarnya pada kategori tuntas. Oleh karena itu disarankan agar guru berhati-hati dalam menggunakan strategi belajar MURDER dalam pembelajaran Kosmetika. Upaya lainnya disarankan agar guru benar-benar tuntas menguasai penggunaan Strategi belajar MURDER dan dibenarkan penggabungan beberapa strategi.

3. Oleh karena hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi belajar MURDER lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi belajar konvensional, disarankan agar guru lebih memilih penggunaan strategi belajar MURDER dari pada strategi belajar konvensional.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, William H. George, Enrenhaft. 2004. Barron’s Pocket Guide To Study Tips. New York. Printed in China.

Arikunto. Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Cek II; Jakarta: PT Rineka Cipta. Endah, Hapsari. 2014. Syarat Kosmetika. Diakses pada hari Selasa, 28 januari

2014. Jakarta. http://www.republika.co.id/berita/humaira/sana-sini/14/01/28/ n031qf-6-syarat-kosmetik-aman-untuk-orang-indonesia

Food Federal Cosmetic (ACT). 1958. Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/76. Diakses pada tanggal 16 juli 2011. Dari

http://aaanzie.blogspot.com/2011/07/permenkes-ri-nomor-220menkesperix76.html Hayes, John R.1989. The Complete Problem Solver, Lawrence Erlbaum

Publishers, Hillsdale, NJ. ISBN: 0805803092

Joshita, D, MS, PHD. 2013. Teknologi Kosmetik. Diakses pada tanggal 3 september 2013. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/joshita.djajadisastra/ material/teknologi kosmetik.pdf

Jamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Asdi Mahasatya

Kasmaja, Hadi. 2013. Strategi Belajar MURDER. Diakses pada tanggal 12 desember 2013, Jakarta. Dari hadikasmajads.blogspot.com/2013/12/strategi-belajar-murder.html

Muliyawan, Dewi. Suriana, Neti. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta : PT Elex Media Kompetindo.

Nelson, L.M. 1999. Collaborative Poblem Solving. Dalam Reigeluth, C.M. (Ed.) :Instructional – design theories and models : A new paradigm of instructional theory, volume 11. 91-114. Englewood cliffs, Nj : lawrence erlbaum Associates, publisher.

Nur’an, Am.H. 2009. Rahasia dibalik Kosmetika. Jakarta : Beranda Media Ilmu.

Nur, Muhammad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Unipress.

Pangaribuan, Lina. 2010. Kosmetika. Bahan ajar, tidak diterbitkan, Unimed, Medan.


(22)

Prianto, J. 2014. Cantik, Panduan Lengkap Merawat Kulit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Primadiati, Mustafa. 2001. Sejarah Kosmetika, Makalah Kosmetologi. Diakses mei 2001. Makassar. Dari makalahkosmet.blogspot.com/2001/05/makalah-kosmteologi.html

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Silabus SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Silabus mata pelajaran kosmetika.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sorbi. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Ciputat Press

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja rosdakarya.

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Susilo, M. Joko. Sukses dengan Gaya Belajar.Cek II; Yogyakarta: Pinus, 2009. Tranggono, Retno dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Uno, Hamzah M. Pd. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, M. Uzer dan Lilis, Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP), (Bandung ,Remaja Rosda Karya, 1993)


(1)

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan terfokus pada satu arah tertentu serta langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan tepat, oleh karena itu penulis membatasi masalah pada :

1. Penggunaan Strategi belajar MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) pada kelompok eksperimen dan strategi konvensional pada kelompok kontrol.

2. Mata pelajaran kosmetika dengan materi yang diajarkan syarat kosmetika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar MURDER?

2. Bagaimana tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar konvensional?

3. Bagaimana pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika pada mata pelajaran kosmetika?


(2)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar MURDER.

2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran kosmetika dengan strategi belajar konvensional.

3. Untuk mengetahui pengaruh strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika.

F. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru selalu terampil dan kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Khususnya dalam penggunaan strategi belajar MURDER. Penelitian ini sebagai bahan masukan dalam melakukan inovasi pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswanya.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kosmetika.

3. Sebagai masukan untuk peneliti lain yang melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

4. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi belajar MURDER disimpulkan cenderung tinggi dengan jumlah frekuensi observasi pada kategori tinggi dan cukup sebesar 91,17 %.

2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi belajar konvensional disimpulkan cenderung cukup dengan jumlah frekuensi observasi pada kategori cukup sebesar 67,65 %.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan strategi belajar MURDER terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Kosmetika. Siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi belajar MURDER akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang diajar dengan strategi belajar konvensional.

B.Implikasi Penelitian

Data terkumpul dengan pre-test sebelum dilakukan perlakuan dan post- test setelah selesai perlakuan telah membuktikan bahwa dengan menggunakan strategi belajar MURDER dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kosmetika. Tetapi setelah dilakukan pengamatan yang lebih cermat dengan jalan membandingkan hasil pembelajaran


(4)

setelah selesai dilakukan perlakuan dengan nilai KKM yang dipersyaratkan sekolah 75 untuk mata pelajaran Kosmetika, sebenarnya penggunaan strategi belajar MURDER ini belumlah menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga masih diperlukan penelitian ilmiah untuk meneliti ragam strategi belajar. Dalam penelitian selanjutnya bisa saja dilakukan penggunaan strategi belajar dengan dua atau tiga strategi untuk penyajian materi ajar.

C.Saran-saran

1. Hasil penelitian telah menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan strategi belajar MURDER terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Kosmetika pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Hasil-hasil belajar selanjutnya dibandingkan dengan kategori nilai dengan memakai batasan nilai KKM yang dipersyaratkan 75 untuk mata pelajaran Kosmetika. 2. Ternyata dari hasil pengamatan bahwa siswa yang seharusnya mengikuti

remedial justru lebih besar persentasinya dari pada siswa yang belajarnya pada kategori tuntas. Oleh karena itu disarankan agar guru berhati-hati dalam menggunakan strategi belajar MURDER dalam pembelajaran Kosmetika. Upaya lainnya disarankan agar guru benar-benar tuntas menguasai penggunaan Strategi belajar MURDER dan dibenarkan penggabungan beberapa strategi.

3. Oleh karena hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi belajar MURDER lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi belajar konvensional, disarankan agar guru lebih memilih penggunaan strategi belajar MURDER dari pada strategi belajar konvensional.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, William H. George, Enrenhaft. 2004. Barron’s Pocket Guide To Study Tips. New York. Printed in China.

Arikunto. Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Cek II; Jakarta: PT Rineka Cipta. Endah, Hapsari. 2014. Syarat Kosmetika. Diakses pada hari Selasa, 28 januari

2014. Jakarta. http://www.republika.co.id/berita/humaira/sana-sini/14/01/28/ n031qf-6-syarat-kosmetik-aman-untuk-orang-indonesia

Food Federal Cosmetic (ACT). 1958. Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/76. Diakses pada tanggal 16 juli 2011. Dari

http://aaanzie.blogspot.com/2011/07/permenkes-ri-nomor-220menkesperix76.html Hayes, John R.1989. The Complete Problem Solver, Lawrence Erlbaum

Publishers, Hillsdale, NJ. ISBN: 0805803092

Joshita, D, MS, PHD. 2013. Teknologi Kosmetik. Diakses pada tanggal 3 september 2013. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/joshita.djajadisastra/ material/teknologi kosmetik.pdf

Jamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Asdi Mahasatya

Kasmaja, Hadi. 2013. Strategi Belajar MURDER. Diakses pada tanggal 12 desember 2013, Jakarta. Dari hadikasmajads.blogspot.com/2013/12/strategi-belajar-murder.html

Muliyawan, Dewi. Suriana, Neti. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta : PT Elex Media Kompetindo.

Nelson, L.M. 1999. Collaborative Poblem Solving. Dalam Reigeluth, C.M. (Ed.) :Instructional – design theories and models : A new paradigm of instructional theory, volume 11. 91-114. Englewood cliffs, Nj : lawrence erlbaum Associates, publisher.

Nur’an, Am.H. 2009. Rahasia dibalik Kosmetika. Jakarta : Beranda Media Ilmu.

Nur, Muhammad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Unipress.

Pangaribuan, Lina. 2010. Kosmetika. Bahan ajar, tidak diterbitkan, Unimed, Medan.


(6)

Prianto, J. 2014. Cantik, Panduan Lengkap Merawat Kulit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Primadiati, Mustafa. 2001. Sejarah Kosmetika, Makalah Kosmetologi. Diakses mei 2001. Makassar. Dari makalahkosmet.blogspot.com/2001/05/makalah-kosmteologi.html

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Silabus SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Silabus mata pelajaran kosmetika.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sorbi. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Ciputat Press

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja rosdakarya.

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Susilo, M. Joko. Sukses dengan Gaya Belajar.Cek II; Yogyakarta: Pinus, 2009. Tranggono, Retno dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Uno, Hamzah M. Pd. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, M. Uzer dan Lilis, Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP), (Bandung ,Remaja Rosda Karya, 1993)