Tindakan Hukum Yang Dapat Dilakukan Oleh PT Tripar Multivision Plus Terhadap Rachmawati Soekarnoputri Terkait Gugatan Kepemilikan Hak Cipta Atas Skenario Film Soekarno: Indonesia Merdeka.

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PT TRIPAR
MULTIVISION PLUS TERHADAP RACHMAWATI SOEKARNOPUTRI
TERKAIT GUGATAN KEPEMILIKAN HAK CIPTA ATAS SKENARIO
FILM SOEKARNO: INDONESIA MERDEKA

TAMMY DEAMANTHA OCTAVINY
110110100162
ABSTRAK

Tugas akhir ini mengangkat permasalahan mengenai kepemilikan
skenario film “Soekarno: Indonesia Merdeka” milik Hanung Bramantyo
atas hubungan kerja yang dilakukannya dengan PT Tripar Multivision Plus
yang diklaim oleh Rachmawati Soekarnoputri melalui gugatan penetapan
sementara sehingga menimbulkan kerugian bagi PT Tripar Multivision
Plus. Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan untuk
membahas bagaimakanah klaim Rachmawati Soekarnoputri terhadap
kepemilikan hak cipta atas skenario film “Soekarno: Indonesia Merdeka”
dan tindakan hukum apa yang dapat dilakukan oleh PT Tripar Multivision
Plus terhadap Rachmawati Soekarnoputri atas tindakan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif, yaitu dititikberatkan pada studi dokumen untuk

mempelajari data sekunder yang terkumpul berupa bahan-bahan hukum
yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini bersifat
deskriptif analitis, guna memperoleh gambaran yang menyeluruh dan
sistematis mengenai norma hukum yang berlaku, yang dapat diterapkan
dalam menganalisis kedudukan Pemegang Hak Cipta.
Berdasarkan
dokumen-dokumen
yang
diperiksa
dalam
memorandum hukum ini,dapat disimpulkan bahwa pencipta atas skenario
film berdasarkan Pasal 8 ayat (3) jo Pasal 1 angka 2 UUHC adalah milik
Hanung Bramantyo dan PT Tripar Multivision Plus, sehingga klaim yang
dilakukan oleh Rachmawati Soekarnoputri tidak terbukti. Oleh karena itu
berdasarkan Pasal 65 UUHC PT Tripar Multivision Plus dapat melakukan
negosiasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa. Negosiasi untuk PT
Tripar Multivision Plus mendapatkan haknya agar mendapatkan
permohonan permintaan maaf dan pemulihan nama baik atas klaim
Rachmawati Soekarnoputri yang tidak tepat. Apabila negosiasi gagal,
maka PT Tripar Multivision Plus dapat mengajukan gugatan ganti rugi baik

secara perdata yang mengacu kepada Pasal 70 UUHC maupun secara
pidana yang mengacu kepada Pasal 72 ayat (1) UUHC.