Tindakan Hukum Yang Dapat Dilakukan Oleh Nasabah Koperasi Langit Biru Terkait Penipuan, Penggelapan, Dan Pencucian Uang Oleh Pengurus Koperasi Langit Biru.

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH
NASABAH KOPERASI LANGIT BIRU TERKAIT PENIPUAN,
PENGGELAPAN, DAN PENCUCIAN UANG OLEH PENGURUS
KOPERASI LANGIT BIRU
Wahyudi Yasser Nurima
110110080048
ABSTRAK
Dewasa ini perkembangan ekonomi berbanding lurus dengan kemajuan
kejahatan motif ekonomi. Penipuan dengan modus menggunakan badan
usaha dengan sistem investasi dengan menjanjikan bonus atau profit yang
menggiurkan merupakan cara yang digunakan untuk menarik minat para
korban. Hapusnya penuntutan kepada Jaya Komara sebagai Ketua Koperasi
menimbulkan pertanyaan, apakah proses hukum untuk mencari keadilan bagi
para korban penipuan tersebut sudah tidak ada lagi? Penulis mencoba mencari
cara agar para nasabah dapat mencari keadilan melalui konsep
pertanggungjawaban pidana korporasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan legal
memorandum ini bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan yuridis
normative yang dilakukan dengan studi kepustakaan serta penelaahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan
hukum yang dipilih.

KUHP yang menjadi dasar hukum dalam pemidanaan tidak mengakui
pertanggungjawaban pidana seseorang tanpa kesalahan. Namun pengurus
koperasi langit biru dapat diduga melakukan tindak pidana penipuan dan
memenuhi unsur-unsur pada pasal 378 KUHP mengingat badan hukum tidak
dapat berjalan sendiri melainkan segala kegiatannya ditentukan dan dijalankan
oleh individu yang mengurusnya. Pada pasal 15 Undang-Undang No. 7drt.
Tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi, pertanggungjawaban para pengurus bertanggungjawab atas segala
akibat yang dihasilkan oleh badan hukum, sehingga para pengurus Koperasi
Langit Biru dapat dimintakan pertanggungjawaban.