PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV : Analisis kriteria ideal untuk seorang pendaki profesional.

(1)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan OIahraga

Oleh

Rifqi Abdurrahman S 0807657

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITON IV

(Analisis kriteria ideal untuk seorang pendaki profesional)

Oleh

Rifqi Abdurrahman S

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Rifqi Abdurrahman S 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Judul : PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION 1V

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Berliana, M.Pd NIP. 196205131986022001

Pembimbing II

Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd NIP. 196312091988031001

Mengetahui,

Departemen Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

ABSTRAK

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITON IV

(Analisis kriteria ideal untuk seorang pendaki profesional)

Rifqi Abdurrahman S* 2015

Penelitian ini berangkat dari permasalahan tidak berimbangnya capaian Vo2Max dan Mental Toughness secara serempak pada pendaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Vo2Max dan Mental Toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV. Untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode deskriptif, tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematik mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel, dengan teknik total sampling, yang mana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes Balke dan Angket yaitu dengan cara pengetesan terhadap 5 orang pendaki sebagai responden. Secara umum dapat disimpulkan bahwa gambaran VO2Max dan Mental Toughness para pendaki termasuk ke dalam kategori baik. Berdasarkan uraian di atas maka gambaran VO2Max pendaki yaitu sampel A,B dan E termasuk dalam kategori baik, sedangkan C dan D termasuk dalam kategori Cukup. Selanjutnya untuk gambaran Mental Toughness pendaki yaitu sampel C termasuk kategori Baik, sampel A,B dan E termasuk kedalam kategori Cukup, dan untuk sampel D termasuk dalam kategori buruk.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008


(5)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. ABSTRACT

PROFILES and MENTAL TOUGHNESS PROFILE VO2MAX CLIMBERS PRESTIGE 14 PEAKS EXPEDITON IV

(Analysis of the criteria for a professional climber)

Rifqi Abdurrahman S* 2015

The purpose of this research is to know the description of Mental Toughness and Vo2Max climbers PRESTIGE 14 Peaks Expedition IV. To be able to answer the problems of such research, then done using descriptive method, the purpose of this descriptive study was to make a descriptive overview, paintings, systematically about the facts, properties and relationships between phenomena investigated. The study also uses the technique of sampling technique of total sampling population which made sebai samples. Instruments in this study using the test Balke and test Questionnaire that is by testing for climbers PAMOR 5 Peaks Expedition 14 IV. In general it can be concluded that Mentality image of VO2Max and Tougness members follow the prestige PRESTIGE 14 Peaks Expedition IV are included in the category either. Based on the description above, the PAMOR climber VO2Max picture samples of A, B and E are included in the category of good, while C and D are included in the category is enough. Next up for the Mental picture of PRESTIGE climber Toughness sample C sample, Both categories include A, B and E are included into the category Fairly, and to sample D included in the bad.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... ... 5

1. VO2 Max... ... 5

2. Mental Toughness... 6

3. Pendaki Gunung... ... 6

4. 14 Peaks... ... 6

5. Organisasi PAMOR... ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Aspek-aspek Olahraga Prestasi ... 8

B. Kondisi Fisik... 9

1. Pengertian Kondisi Fisik ... 9

2. Komponen Kondisi Fisik ... 13

C. Daya Tahan (VO2 Max) ... 19

1. Pengertian Daya Tahan (VO2 Max)... 19

2. Mengapa Daya Tahan Dibutuhkan ... 20

3. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Daya Tahan ... 21


(7)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

1. Motivasi Dasar... 25

2. Dinamika Psikologi ... 28

E. Mental Toughness... 30

1. Pengertian Mental Toughness ... 30

2. Mengapa Mental Toughness Dibutuhkan ... 30

3. Bagaimana Meningkatkan Mental Toughness ... 32

F. Pendaki Gunung ... 34

1. Pengertian Pendaki Gunung ... 34

2. Jenis Pendakian ... 35

3. Klasifikasi Pendakian ... . 38

4. Sistem Pendakian ... 39

G. Ekspedisi Pendakian Gunung ... 40

1. Pengertian Ekspedisi ... 40

2. Sejarah Ekspedisi Pendakian Gunung ... 41

3. Ekspedisi Pendakian Gunung Organisasi PAMOR ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Metode Penelitian ... 58

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 59

1. Populasi ... 59

2. Sampel ... 60

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 61

C. Instrumen ... 62

1. Balke Test ... 62

2. Angket ... 63

D. Uji Coba Instrumen ... 70

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 72

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 76

E. Prosedur Pengolahan Data ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Hasil Penelitian ... 81


(8)

2. Dskripsi Hasil Tes Angket Mental Toughness ... 82

B. Pembahasan Hasil Analisis Data ……… .. 82

1. Pengolahan Data VO2 Max ………. ... 82

2. Pengolahan Data Mental Toughness ... 83

C. DiskusiTemuan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan... 88

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 104


(9)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem yang penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini.Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Olahraga mendaki gunung mempunyai nilai positif untuk menyalurkan minat dan bakat generasi muda yang senantiasa menginginkan hal-hal baru. Melalui olahraga mendaki gunung ini generasi muda akan berkembang secara spontan dan dapat dipacu untuk memberikan rangsangan kepada jiwa muda yang suka akan tantangan, keuletan dan ketangkasan serta kemampuan untuk menghadapi tantangan melalui kegiatan yang positif.

Mendaki gunung mempunyai tingkat dan kualifikasi yang berbeda. Seperti istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi bukit hingga ekspedisi ke Himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountaineering menurut Solehudin (2006,hlm.5) terbagi menjadi 4 bagian :

Hill Walking / Fell Walking Scrambling, Climbing, dan Mountaineering.

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol ke atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit,tetapi ada kesamaan, dan penggunaannya tergantung dari adat lokal. Syarat dari sebuah gunung menrutut beberapa otoritas adalah puncak yang mempunyai besaran tertentu yaitu 2000 kaki (610 m) agar bisa di definisikan sebagai gunung.


(10)

2

Strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan mendaki gunung sangatlah diperlukan melalui perencanaan yang matang dan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan suatu pendakian gunung, diantaranya adalah faktor fisik seorang pendaki gunung.Pendaki gunung yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik dapat melakukan suatu pendakian tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Banyak pendaki gunung yang belum sadar akan hal ini sehingga mengakibatkan suatu pendakian terhambat karena kelelahan atau bahkan terjadi kecelakaan karena hilangnya konsentrasi saat melewati jalur yang curam karena staminanya telah habis. Faktor lainnya adalah sikap mental dari seorang pendaki gunung. Mental sekuat baja diperlukan oleh setiap pendaki gunung karena di pegunungan kita akan menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang tidak terduga seperti perubahan cuaca yang ekstrim, jalur-jalur pendakian yang terjal, bahkan tersesat sekalipun.

Oleh karena itu mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot tertentu, serta memiliki kapasitas VO2 Max yang baik. Hal ini perlu sekali untuk mengatasi tipisnya oksigen di daerah ketinggian.Thoden (dalam Sukarman, 1992) dalam www.pkr-ikor.upi.edu/388-@sgitardianto.pdf., mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan VO2max adalah: “Daya tangkap aerobik maksimal

menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan. Dalam http://st296963.sitekno.com/article/139957/mengupas- ekspedisi-kopassus-mount-everest-tetap-segar-mendaki-dahi-langit-oleh-kandidat-doktor-octavianus-matakupan.html mengemukakan VO2max yang dibutuhkan untuk mendaki gunung tertinggi didunia menurut hasil penelitian tim ekspedisi Amerika Serikat pada pendakian ke puncak Everest dengan komposisi tim pendaki gunung dan ilm uwan faal olah raga (1981) menyimpulkan bahwa VO2max pendaki di permukaan laut rata-rata 62 ml/kg/menit, yang akan terus menurun menjadi hanya tinggal 15 ml/kg/menit saat mendekati puncak, untuk mencapai rata-rata tersebut harus dilakukan pelatihan kondisi fisik untuk meningkatkan VO2max tersebut.


(11)

Karena latihan kondisi fisik memiliki peranan yamg sangat penting dalam peningkatan VO2max. sasaran utama dari program latihan terhadap hal-hal diatas karena untuk mendaki gunung hal tersebut yang paling dibutuhkan yaitu system energi yang digunakan atau yang dominanya adalah kapasitas aerobic dan anerobik. Oleh karena itu Progam latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Harsono (2001,hlm,4) seorang pakar dan dosen mata kuliah kondisi fisik mengatakan bahwa kalau kondisi fisik baik maka akan ada:

1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan. 3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan

5. Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Peralatan pendakian yang baik dan sesuai kebutuhan dalam suatu perjalanan mendaki gunung menjadi salah satu faktor lain yang mendukung keberhasilan suatu pendakian. Efektivitas peralatan dapat medukung faktor fisik dan mental seorang pendaki gunung misalnya, ketika fisik kita sudah lemah peralatan yang berlebihan akan menjadi hambatan lain selain faktor alam yang ekstrim karena membawa beban yang berlebih.

Pentingnya kondisi fisik sebagai fondasi terwujudnya prestasi yang maksimal, terutama dalam pendakian gunung belum ada standar baku dari kondisi fisik itu sendiri, dimana pada keadaan alam terbuka sebuah gangguan sangatlah besar kemungkinan terjadi, apalagi tujuan dari sebuah petualangan di pendakian alam terbuka itu adalah untuk tujuan prestasi maka kondisi fisik dari seorang atlet yang melakukan pendakian sangatlah penting.

Tentunya untuk menjadi kuat dan perkasa harus memiliki kondisi fisik yang baik. Salah satu unsur kondisi fisik yang harus di perhatikan adalah vo2max yang


(12)

4

merupakan indikator kemampuan komponen daya tahan. Dikdik Zafar S. (2010,hlm.47) menjelaskan bahwa vo2max adalah jumlah oksigen yang di proses tubuh pada kerja maksimal. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerob dan anaerob. Konponen ini sangat penting dan sangat di perlukan dalam pendakian gunung.

Dari beberapa ungkapan dalam latar belakang diatas membuat penulis terinspirasi untuk menjadikan sebuah kajian penelitian. Sehingga dalam penelitian ini penulis berusaha mengulas Vo2max para pendaki gunung dalam skripsi yang

berjudul “ ProfilVo2 Max dan Profil Mental Toughness Pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti ingin mengungkapkan masalah yaitu :

“Bagaimanakah profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV?”

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai referensi bagi para pendaki gunung dalam melaksanakan kegiatan mendaki gunung.

2. Bagi organisasi PAMOR, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam melakukan pendakian gunung.


(13)

E. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dimaksudkan untuk memperjelas masalah–masalah apa saja yang akan diteliti. Selain itu juga, diperlukan agar permasalahan dapatterjangkau oleh penulis. Adapun batasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengenai profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah pendaki gunung anggota PAMOR yang sudah melakukan PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang salah tentang istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya kejelasan istilah.Istilah yang digunakan dalam peneletian ini sebagai berikut, yaitu:

1. VO2 Max

Kemampuan aerobik (VO2max) adalah kemampuan olah daya aerobik terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam(O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan, dan hemo-hidro-limpatik atau transport O2, CO2 dan nutrisi pada setiap menit(Karpovich, dalam Santoso, 1992). Menurut Devries (dalam Joesoef, 1988)yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat metabolisme aerob maksimumdalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai seseorang. VO2max adalah ambilan oksigen (oxygenintake) selama upaya

maksimal”; dan menurut Costill, ( dalam Maglischo,1982), bahwa kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktuyang lama dapat diukur dari

konsumsi oksigen maksimalnya (VO2max atau maximal oxygen uptake)”. VO2max adalah suatu indikator yang baik daricapaian daya tahan aerobik. Individu yang terlatih dengan VO2max yanglebih tinggi akan cenderung dapat melaksanakan lebih baik di dalam aktivitasdaya tahan dibanding dengan orang-orang yang mempunyai VO2max lebihrendah untuk aktivitas daya tahan aerobik.


(14)

6

2. Mental Toughness

Ketangguhan mental istilah yang umum digunakan oleh pelatih, psikolog olahraga, komentator olahraga, dan pemimpin bisnis umumnya menggambarkan kumpulan atribut yang memungkinkan seseorang untuk bertahan melalui situasi yang sulit (seperti pelatihan atau situasi sulit bersaing dalam permainan) dan muncul tanpa kehilangan kepercayaan.

Ketangguhan mental adalah kemampuan untuk berdiri teguh dalam pikiran positif dan proaktif yang telah dibuat untuk diri sendiri dan tetap bertekad untuk menindaklanjuti menciptakan perasaan dan tindakan yang positif.Beberapa orang mengasosiasikan konsep ketangguhan mental dengan agresif, kekerasan, atau marah.

3. Pendaki Gunung

Pendakian gunung adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan melakukan perjalanan menaiki pegunungan. Gunung dengan segala aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita, apalagi bagi mereka yang hidup didataran rendah, itulah sebabnya pendaki gunung memerlukan kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Perlengkapan yang baik dan tingkat kebugaran jasmani yang prima adalah salah satu usaha untuk mengurangi bahaya dalam pendakian gunung

4. 14 PEAKS

Fourteen peaks yang dimaksud disini adalah empat belas puncak gunung yang didaki dalam ekspedisi PAMOR dengan kategori diatas ketinggian 3000 m.dpl yang berada di pulau jawa, bali, dan lombok antara lain sebagai berikut:

a. Gunung Pangrango Jawa Barat (3019 m.dpl) b. Gunung Ciremai Jawa Barat (3078 m.dpl) c. Gunung Slamet Jawa Tengah(3428 m.dpl) d. Gunung Sindoro Jawa Tengah (3136 m.dpl) e. Gunung Sumbing Jawa Tengah (3371 m.dpl)


(15)

f. Gunung Merbabu Jawa Tengah (3142 m.dpl) g. Gunung Semeru Jawa Timur (3676 m.dpl) h. Gunung Lawu Jawa Timur (3265 m.dpl) i. Gunung Arjuno Jawa Timur (3339 m.dpl) j. Gunung Welirang Jawa Timur (3156 m.dpl) k. Gunung Argopuro Jawa Timur (3088 m.dpl) l. Gunung Raung Jawa Timur (3332 m.dpl) m. Gunung Agung Bali (3142 m.dpl)

n. Gunung Rinjani Lombok (3726 m.dpl)

5. Organisasi PAMOR

Organisasi PAMOR ini adalah organisasi yang berdiri pada tahun 1985 di tingkat fakultas, dikenal aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan alam terbuka salah satunya pendakian gunung-gunung tropis di Indonesia bahkan sekarang dikenal sebagai pendaki gunung marathon. PAMOR merupakan organisasi dari FPOK UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yang beranggotakan dari mahasiswa dari ke tiga jurusan yang ada di FPOK yaitu jurusan (Pendidikan Kepelatihan Olahraga) PKO, (Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) PJKR, serta (Ilmu keolahragaan) IKOR.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1990,hlm.131)

bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan”

Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevannya metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskrtiptif. Mengenai metode deskriptif dijelaskan pula oleh Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, peneliti deskriptif mengambil masalah atau memutuskan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Lebih jelas lagi tentang metode


(17)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

deskripsi dijelaskan oleh Surakhmad (1990,hlm.140) terutama ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada msalah-masalah yang actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian ini tercapai seperti yang diharapkan.

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan profil VO2 maks dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

Mengenai langkah-langkah penelitian deskriptif dijelaskan oleh Ali Maksum (2012,hlm.70) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah

2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data

4. Menentukan sampel 5. Mengumpulkan data 6. Menganalisis data

7. Menyusun laporan penelitian

Peneliti menafsirkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berpusat pada kegiatan penelitian yang sedang berlangsung pada saat itu dan penelitian ini bersifat menuturkan, menganalisa, mengklasifikasi serta mengaplikasikan tentang arti data yang diperoleh.

B. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data, diperlukan sumber data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber dari penelitian tersebut bisa dari orang, binatang atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut.


(18)

60

Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian ini disebut populasi dan sampel penelitian. Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.84) menjelaskan tentang

populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni

unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan

lain-lain.”

Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi adalah sampel.Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Sugiyono (2011,hlm.80)

mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dari pemaparan diatas jadi populasi pada penelitian ini yaitu Anggota PAMOR yang melakukan ekspedisi 14 puncak secara marhathon berjumlah 5 orang. Alasan untuk memilih populasi anggota PAMOR dikarenakan anggota ini telah melakukan pendakian ke 14 gunung dalam ketinggian 3000 m.dpl di pulau jawa, bali dan lombok.

2. Sampel

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Sugiyono (2011,hlm.81) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


(19)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Sesuai dengan permasalahan yang penulis ambil jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak lima orang mantan atlet Ekspedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014 yang tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 25 Juni 2014. Lima orang mantan atlet tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia rata-rata 22 tahun. Pertimbangan yang paling utama yaitu kelima mantan atlet ini telah berhasil mendaki 14 gunung dengan ketinggian diatas 3000 mdpl dalam waktu 8 hari 4 jam 31 menit di Jawa, Bali, dan Lombok. Mulai dari Gunung Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, Gunung Mahameru, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Kelima mantan atlet ini mampu mendaki 14 puncak gunung ini dengan waktu 8 hari 4 jam 31 menit. Untuk lebih jelas karakteristik sampel bisa dilihat pada tabel 3.1 yakni nama-nama tujuh orang mantan atlet yang menjadi sampel.

Tabel 3.1

Mantan Atlet Expedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014

No Nama Usia NTA Angkatan

PAMOR 1 Aris S. M. 27 Tahun P.6.22.301 XXII

2 Dadan M. 26 Tahun P.6.22.295 XXII

3 Ruly G. 25 Tahun P.6.24.345 XXIV

4 Miftahul C. 23 Tahun P.6.27.365 XXVII 5 Najib F. 23 Tahun P.6.27.360 XXVII

3. Teknik pengambilan sampel

Dengan sampel berjumlah lima orang maka pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh. Sugiyono (2011,hlm,85)

mengungkapkan bahwa, “sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Dengan demikian peneliti mengambil seluruh pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV sebagai sampel penelitian.


(20)

62

C. Instrumen

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang sebagai instrumen. Insrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Adapun pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai beriku:

1. Balke test

Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan beberapa tes yang disesuaikan dengan komponen kebugaran jasmani dasar dalam kegiatan mendaki gunung, pengukuran vo2maks dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tes latihan maksimal dan tes latihan submaksimal, menurut Moeloek (1984) yang dikutip oleh Eva Devony (2004,hlm.41) menjelaskan bahwa:

“Pemilihan cara pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas yang ada

tanpa mengurangi validitas”. Sedangkan menurut Harsono (1997) menjelaskan

bahwa: “Uji latihan submaksimal di lapangan lebih tepat digunakan untuk

pengukuran massal karena cara ini sederhana, mudah dilaksanakan dan

berkorelasi baik dengan pengukuran di laboratorium”. Dalam tes submaksimal

yaitu: tes lari 2,4 km, tes lari 15 menit (metode balke), tes lari multi tahap (bleep test), dalam mendaki gunung termasuk olahraga jarak jauh oleh karena itu penulis menggunakan tes balke atau 15 menit. Sajoto (1988) dalam Nugraha (2013,hlm.60) tes lari 15 menit (balke test) mempunyai reliabilitas sebesar 0,99 dan 0,92 dengan koefisien valididas sebesar 0,98 dan 0,85, jika maximum oxygen dipakai sebagai kriteria. Rumus VO2 maks yaitu {(Jarak/ 15 – 133) X 0,172 + 33,3} untuk tahapannya sebagai berikut:

a. Tes Lari 15 menit (Metode balke) 1) Tujuan

Untuk mengukur tingkat efisisensi fungsi jantung dan paru-paru,yang ditunjukan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum.

2) Alat bantu yang digunakan pada tes kondisi fisik adalah sebagai berikut: a) Lintasan datar dan tidak licin (contoh : stadion)


(21)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

c) Peluit d) Alat tulis 3) Petugas

a) Petugas digaris start b) Penghitung putaran c) Pencatat jarak 4) Pelaksanaan

a) Peserta siap digaris start menunggu stopwatch sampai siap dijalankan dengan waktu 15 menit untuk peserta berlari, sehingga peserta kuat melaksakan sebanyak mungkin dalam lintasan.

b) Terdengar satu kali peluit tanda peserta sudah mulai berlari.

c) Terdengar 2 kali suara peluit tanda waktu tinggal 1 menit lagi untuk menyelesaikan putaran lari.

d) Terdengar 3 kali suara peluit tanda waktu sudah berakhir, dan peserta diam di tempat untuk dihitung jaraknya.

Kategori prediksi VO2 maks menurut Nurhasan (2008,hlm.46) yaitu:

Tabel 3.2 Kategori VO2 maks

VO2maks Kategori JenisKelamin Kategori VO2maks

< 36 Kurang Putra

Putri

Kurang < 30

37 – 47 Cukup Cukup 31 - 42

48 – 57 Baik Baik 43 – 53

58 – 74 Baik sekali Baik sekali 54 – 53

> 75 Sempurna Sempurna > 69

Sumber Nurhasan (2008,hlm.46) 2. Angket

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini selain observasi, wawancara, dan dokumentasi, angket atau kuesioner juga digunakan dalam pengambilan data penelitian ini. Mengenai angket atau kuesioner ini Arikunto (2002,hlm.128) menjelaskan sebagai berikut: “kuesioner adalah sejumlah


(22)

64

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Analisis validitas kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Item pernyataan atau pertanyaan dinyatakan valid jika mempunyai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Sedangkan uji reliabilitas dari masing faktor dengan menggunakan uji Alpha-cronbach kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6 (http://www.damandiri.or.id/file/ahmadsuyutiunairbab5b.pdf)

Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari kedua tersebut menurut Arikunto (2002,hlm.128-129) adalah sebagai berikut:

Dipandang dari cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu. a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimat tersendiri.

b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Sesuai dengan pengertian di atas, maka penulis mengambil kuesioner untuk penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya.

Bentuk angket yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari responden yaitu angket yang bersifat tertutup atau tersusun. “Angket tertutup adalah angket yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang sudah disusun lengkap, tegas, terbatas, dan kongkret sehingga responden hanya diminta untuk mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan” Arikunto (2002,hlm.136).


(23)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif”.

Penulis menggunakan skala dalam penelitian ini yaitu Summated Rating Scales (Likert Scales) atau Skala Likert. Gable, 1986 dalam

Azwar(2003,hlm.139-140) mengartikan Skala Likert merupakan “Metode penskalaan pernyataan sikap

yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya”. Kemudian Sugiyono (2008,hlm.134) menjelaskan sebagai berikut:

Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk mengukurpersepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skala.

Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif,


(24)

66

yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.3 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Ragu-ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Untuk lebih jelasnya mengenai tabel persetujuan atau penolakan dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4

Skala Sikap Model Linier

No Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1. Saya merasa senang mendaki gunung √

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS) diberikan skor 5, dan seterusnya dengan (STS) diberikan skor 1.

Setelah menentukan bobot pemberian nilai terhadap responden, maka Penulis menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah


(25)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

satu alternatif jawaban yaitu dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1990,hlm.184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Untuk mempermudah penyusunan butir-butir pernyataan yang akan diberikan kepada responden dalam bentuk angket, maka penulis membuat kisi-kisi tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

Sebelum menyusun angket terlebih dahulu menentukan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan variabel

2. Mencari definisi konseptual dari tiap-tiap variabel

3. Menjabarkan dari setiap variabel yang menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

4. Merumuskan sub variabel dalam kisi-kisi

5. Membuat pertanyaan angket di bawah bimbingan dosen pembimbing 6. Melakukan uji coba angket

7. Melakukan pengujian validitas butir soal 8. Melakukan pengujian reliabilitas butir angket 9. Angket siap dibagikan

Adapun kisi-kisi mengenai profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV dengan pernyataan soal pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.


(26)

68

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

Komponen Sub komponen Indikator Negatif - Positif + Mental toughness (ketangguhan mental) ini adalah strategi yang paling kontekstual yang sangat penting bagi keberhasilan olahraga dalam pertandingan. Tanpa tergantung dengan olahraga apa yang bertanding akan memerlukan lima strategi atau keterampilan mental ini diantaranya ketenangan, konsentrasi, percaya diri, mengatasi tantangan dan kohesi/ kepaduan untuk membantu anda tampil sampai pada

1. ketenangan a. mampu berlatih rileksasi progresif b. mampu

menggunakanpemusata n perhatian untk menenangkan diri dengan cepat c. selalu fokus pada

sasaran proses dan strategi

d. menggambarkan sesuatu hal untuk memudahkan ketenanagan

e. bicara pada diri sendiri f. dengan mendengarkan

musik memperoleh ketengan

g. tindakan dan perilaku yang tenang 64 6 32 46 14 2 38 27 39 63 29 43 11 45 2. konsentrasi a. fokus terhadap apa yg

direncanakan dan dilakukan

b. melatih mental konsentrasi pada sebuah peristiwa (event)

c. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi

d. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan e. melupakan yang sudah

terjadi dan fokus pada masa yang akan datang f. mencegah ketegangan

dengan fokus dan

24 50 12 28 36 8 1 61 33 47 57 21


(27)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

potensi anda. Edgar K. Tham dan Daniel A. Weigand (2011,hlm.24) santai

g. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik

30 53

3. kepercayaan a. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup b. melatih mental untuk

membangun kepercayaan

c. menjaga citra diri yang positif

d. selalu berfikir dan percaya diri e. bertindak dengan

percaya dri f. memilki rencana

menyerang

g. mengevaluasi tingkat kepercayaan secara teratur 42 44 48 62 26 16 18 9 55 15 51 13 31 49 4. mengatasi tantangan

a. memperkirakan yang tidak di sangka-sangka b. melakukan latihan

simulasi

c. menyeimbangkan tekanan dan pemulihan d. memiliki kebiasaan

pertandingan yang direncanakan dengan baik sebelum,selama,dan sesudah e. mengaplikasikan strategi ketngguhan mental untuk memudahkan proses pemulihan cedera 56 34 60 20 54 37 41 23 17 5

5. kepaduan/kohesi a. menghargai dinamika tim

b. kejelasan peran pada tim

c. mengikuti dan memahami norma-40 4 52 59 25 35


(28)

70

Berdasarkan kisi-kisi pernyataan pada tabel 3.5 dapat dirumuskan pernyataan yang lebih operasional sehingga dapat dijawab dengan mudah oleh responden dengan mengumpulkan pernyataan-pernyataan tentang harapan responden terhadap permasalahan penelitian.

Untuk menguji kelayakan alat pengumpul data (angket), penulis terlebih dahulu mengadakan uji coba angket yang dilakukan oleh responden.

D. Uji coba insrumen

Instrumen yang telah disusun dan dibuat butiran-butiran pernyataan kemudian diuji cobakan sebagaimana yang dipaparkan menurut Arikunto (2002,hlm.142-143) mengenai metode pengadaan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menetukan variabel, kategorisasi variabel.

b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala.

c. Penyutingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.

d. Uji coba angket.

e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran.

f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada yang diperoleh.

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan kepada responden untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul

norma tim

d. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat e. mengembangkan rasa

kebanggaan dan identitas bersama f. berpartisipasi dalam

kegiatan membangun tim

10

58

22

7

19


(29)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

data dalam penelitian ini. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.

Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa: Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Dalam penelitian ini, populasi dan sampelnya adalah anggota PAMOR yang telah melakukan PAMOR 14 Peaks Expedition IV sebanyak 5 orang. Selanjutnya Penulis menguji cobakan angket tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV tetapi bukan kepada sampel yang sebenarnya yang penulis hendak teliti. Jumlah sampelnya penulis mengambil sebanyak 5 orang disesuaikan dengan jumlah responden sebenarnya. Pelaksanaan Uji coba angket penulis laksanakan pada tanggal 22 bulan oktober 2014. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Untuk memperoleh suatu keyakinan dan kepercayaan diri dari penulis mengenai hasil uji coba penelitian ini, maka data yang dihasilkan dari uji coba harus diolah mengenai kevalidan dan kereliabilitinya. Maka dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) yang menyatakan bahwa:

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sedangkan instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Kemudian instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.


(30)

72

Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) mengenai kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen, maka penulis akan menguraikan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas di bawah ini:

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa, “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Adapun macam-macam validitas dibagi menjadi dua macam instrumen sesuai dengan pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Ungkapan dari kedua validitas tersebut dapat diketahui dari pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) yang menyatakan bahwa,”Instrumen yang valid harus mempunyai validitas eksternal dan validitas internal“. selanjutnya Arikunto (2002,hlm.145)

menyatakan bahwa,”Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya,

yaitu validitas eksternal dan validitas internal”.

Pengertian dari validitas internal merupakan suatu validitas yang dikembangkan berdasarkan teori yang relevan dan berdasarkan atas teori-teori yang dijadikan komponen dalam penelitian. Senada dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) bahwa, “Validitas Internal adalah suatu validitas dengan kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur”.


(31)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Kemudian validitas eksternal yaitu suatu instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi penelitian yang telah ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) bahwa,”Validitas eksternal tersusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada”.

Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 16 for windows. Valid atau tidaknya sama adalah dengan fungsi yang dinyatakan oleh daya beda butir. Muhammad Nisfiannur (2009,hlm.230) mengatakan“ Penggunaan patokan 0,200 untuk menyatakan bahwa butir telah valid dapat dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh

Prof. Dali S Naga”.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

No Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Status

1. Q1 .332 Valid

2. Q2 .305 Valid

3. Q3 .713 Valid

4. Q4 .713 Valid

5. Q5 .734 Valid

6. Q6 .734 Valid

7. Q7 .713 Valid

8. Q8 .713 Valid

9. Q9 .305 Valid

10. Q10 .282 Valid

11. Q11 .332 Valid

12. Q12 .894 Valid

13. Q13 -.365 Tidak Valid

14. Q14 .543 Valid


(32)

74

16. Q16 .734 Valid

17. Q17 .937 Valid

18. Q18 -.200 Tidak Valid

19. Q19 .332 Valid

20. Q20 -.053 Tidak Valid

21. Q21 -.368 Tidak Valid

22. Q22 .937 Valid

23. Q23 .734 Valid

24. Q24 -.411 Tidak Valid

25. Q25 .734 Valid

26. Q26 .894 Valid

27. Q27 .716 Valid

28. Q28 -.870 Tidak Valid

29. Q29 .311 Valid

30. Q30 .543 Valid

31. Q31 -.963 Tidak Valid

32. Q32 .543 Valid

33. Q33 -.945 Tidak Valid

34. Q34 .734 Valid

35. Q35 -.762 Tidak Valid

36. Q36 .825 Valid

37. Q37 .713 Valid

38. Q38 -.229 Tidak Valid

39. Q39 -.212 Tidak Valid

40. Q40 -.435 Tidak Valid

41. Q41 .937 Valid

42. Q42 .713 Valid

43. Q43 .332 Valid

44. Q44 -.053 Tidak Valid

45. Q45 .332 Valid


(33)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

47. Q47 .332 Valid

48. Q48 .734 Valid

49. Q49 .650 Valid

50. Q50 .178 Tidak Valid

51. Q51 .332 Valid

52. Q52 .728 Valid

53. Q53 .332 Valid

54. Q54 .543 Valid

55. Q55 .332 Valid

56. Q56 .713 Valid

57. Q57 .385 Valid

58. Q58 .332 Valid

59. Q59 .937 Valid

60. Q60 .953 Valid

61. Q61 .332 Valid

62. Q62 .969 Valid

63. Q63 .385 Valid

64. Q64 .734 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad (2009,hlm.230), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,200, yang berarti tes tersebut dinyatakan Valid.

Berdasarkan hasil penghitungan analisis validitas instrumen dari setiap butir pernyataan yang berjumlah 64 butir, diperoleh 15 butir yang tidak valid, dan 49 butir soal yang valid, artinya butir pernyataan yang valid dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada tes proses pembelajaran pendidikan kesehatan.


(34)

76

Selanjutnya butir soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes pengumpul data. Jadi dalam penelitian ini digunakan 49 pernyataan untuk angket profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengertian dari reliabilitas menurut Sugiyono (2008,hlm.175) bahwa,

“Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur berkali

-kali menghasilkan data yang sama.” Kemudian menurut Arikunto (2002,hlm.154)

mengatakan bahwa, “Reliabilitas merupakan sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk kegunaan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik.”

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Uji reliabilitas digunakan untuk pengumpul data dan dinyatakan bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak.Instrumen (kuesioner) yang handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan belah dua skor pertanyaan awal akhir. Dengan teknik korelasi Sperman Brown.Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu SPSS 16 for windows.

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

N of Items

Cronbach's Alpha

Keteranga n


(35)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha,Nisfiannor Muhammad (2009,hlm.229)bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tembakan loncatan lurus telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,868> 0,600.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi angket profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IVyang sudah teruji validitas dan reliabilitas

Komponen Sub komponen Indikator Negatif - Positif + Mental toughness (ketangguhan mental) ini adalah strategi yang paling kontekstual yang sangat penting bagi keberhasilan olahraga dalam pertandingan. Tanpa tergantung dengan olahraga apa yang bertanding akan memerlukan lima strategi atau keterampilan mental ini

1. ketenangan h. mampu berlatih rileksasi progresif i. mampu

menggunakanpemusata n perhatian untk menenangkan diri dengan cepat j. selalu fokus pada

sasaran proses dan strategi

k. menggambarkan sesuatu hal untuk memudahkan ketenanagan

l. bicara pada diri sendiri m. dengan mendengarkan

musik memperoleh ketengan

n. tindakan dan perilaku yang tenang 49 6 25 13 2 22 48 23 31 11 32 2. konsentrasi h. fokus terhadap apa yg

direncanakan dan dilakukan

i. melatih mental konsentrasi pada

1


(36)

78 diantaranya ketenangan, konsentrasi, percaya diri, mengatasi tantangan dan kohesi/ kepaduan untuk membantu anda tampil sampai pada potensi anda. Edgar K. Tham dan Daniel A. Weigand (2011,hlm.24) sebuah peristiwa (event)

j. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi

k. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan l. melupakan yang sudah

terjadi dan fokus pada masa yang akan datang m. mencegah ketegangan

dengan fokus dan santai

n. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik 12 27 8 24 33 42 38

3. kepercayaan h. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup i. melatih mental untuk

membangun kepercayaan

j. menjaga citra diri yang positif

k. selalu berfikir dan percaya diri l. bertindak dengan

percaya dri m. memilki rencana

menyerang

n. mengevaluasi tingkat kepercayaan secara teratur 30 34 47 21 15 9 40 14 36 35 4. mengatasi tantangan

f. memperkirakan yang tidak di sangka-sangka g. melakukan latihan

simulasi

h. menyeimbangkan tekanan dan pemulihan i. memiliki kebiasaan

pertandingan yang direncanakan dengan baik sebelum,selama,dan 41 26 45 28 29 19 16


(37)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. E. Prosedur Pengolahan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak dan disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini.

Prosedur pengolahan suatu data sangat penting sekali guna menghasilkan keakuratan dalam penelitian dan penyusunan suatu penelitian sesuai dengan harapan tanpa menyimpang dari tujuan penelitian ini.

Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Setelah penyebaran dan data dari angket terkumpul kemudian data tersebut diseleksi dan apakah angket yang menjadi data tersebut sah tanpa ada item soal yang tidak diisi. Apabila terdapat satu soal yang tidak terisi maka angket tersebut tidak sah atau tidak layak untuk dijadikan sumber data.

sesudah

j. mengaplikasikan strategi ketngguhan mental untuk

memudahkan proses pemulihan cedera

39 5

5. kepaduan/kohesi g. menghargai dinamika tim

h. kejelasan peran pada tim

i. mengikuti dan memahami norma-norma tim

j. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat k. mengembangkan rasa

kebanggaan dan identitas bersama l. berpartisipasi dalam

kegiatan membangun tim

4 37

10

43

18

44 20

7

17


(38)

80

2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket sesuai dengan pernyataan Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.349) menyatakan dengan ketentuan pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Jawaban Positif Negatif 1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak Bisa (R) menentukan 4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Keterangan tabel di atas tabel 3.7yaitu untuk nilai butir-butir pernyataan pada setiap jawaban dengan ketentuan adalah sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS= 2, STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S =2, R= 3, TS = 4, STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.

5. Menganalisa data yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. 6. Mengelompokkan setiap butir pernyataan dalam bentuk angka atau nominal

sesuai dengan skor nilai yang telah ditentukan.

7. Menjumlahkan nilai dari keseluruhan responden untuk setiap butir pernyataan.


(39)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah di bahas pada bab IV sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Profil VO2Max pendaki PAMOR ada ada tiga sampel yang memiliki VO2Max yang Baik, yaitu sampel A basiknya sebagai atlet trail running, sampel B basiknya juga sebagai atlet hocky yang berprestasi dan sampel E karena bakan bawaan kondisi fisiknya yang terlatih secara alami. Sedangkan VO2Max pendaki yang termasuk dalam kategori cukup ada 2 sampel pendaki yaitu pendaki C dan D basiknya yang bukan berasal dari atlet dan belum berpengalaman dalam hal mendaki gunung secara cepat. 2. Sedangkan profil Mental Toughness pendaki yang memiliki kategori

Mental Toughness yang tertinggi adalah pendaki C dengan kategori Baik, pendaki ini bermotivasi yang tinggi untuk melakuakan segala tindakan secara tangguh. Sedangkan sampel yang masuk kedalam kategori Cukup adalah sampel A, B dan E, ketiga penadaki ini cukup berpengalaman dalam menghadapi situasi sulit untuk sebuah keberhasilan secara tangguh, berkaca sebelumnya telah berhasil melakukan ekspedisi sebelumnya sehingga terdapat mental yang cukup tangguh yang dimilikinya. Dan sampel terakhir yaitu sampel D masuk kedalam kategori Buruk, pendaki ini terpengaruhi oleh rasa cemas dan pesimis yang mempengaruhi dirinya untuk melakukan sesuatu.

B. Saran

Berkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas, serta untuk penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:


(40)

89

1. Bagi para penggiat alam terbuka diharapkan melakukan sebagian program latihan kondisi fisik karena program latihan tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas karena pada dasarnya tubuh merupakan bagian dari jiwa yang harus selalu diolah agar tidak tejadinya kerusakan dalam tubuh itu sendiri. Tetapi selain kondisi fisik yang diolah untuk tubuh kita, aspek mental memiliki peranan penting dalam keberhasilan sebuah kegiatan.

2. Kepada para mahasiswa diharapkan selalu berolahraga secara teratur dan selalu melatih dirinya sendiri terutama aspek ketengguhan mental.

3. Bagi Organisasi PAMOR sebagai fasilitator, untuk selalu menyiapkan diri sebagai kelompok mahasiswa yang memahami tentang olahraga alam terbuka.

4. Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang makin baik dari sebelumnya.

5. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta biaya.


(41)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Arsip Pamor. (2015). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAMOR FPOK UPI 2013/2014, Bandung.

Aprianto. (2011). Profil kondisi fisik dan psikologi (motif sosial) tim expedisi Pamor pendakian puncak gunung pada tahun 2011, Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan.

Anggraeni, L. (2009). "Profil Manajemen Ekspedisi Panjat" . Bandung: Skripsi sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan

Catros. (2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014] [22:42] Dikdik Z.S. (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia

Dikdik dan Paulus. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Koni Pusat

Edgar K. Tam dan Daniel A. Weigand. (2011). Strategi Ketangguhan Mental Para Atlet Terbesar di Dunia (Mental Training For Peak Perfomance.) Jakarta : Satlak Prima Utama Muda.

Fadlily, Fahmi. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Kemampuan aklimatisasi Pendaki Gunung di atas Ketinggian 3000 Meter Dari Permukaan Laut. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam coaching, Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung

Komarudin. makalah gabungan psikologi olaharaga FIK, UNY [Online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20M.A./Ma kalah%20Gabungan%20Psikologi%20Olahraga.pdf [08-04-2015] [21:38]


(42)

101

Mahitala UNPAR (2010). Lansekap Misterius Sudirman Range Trails, Bandung: Mahitala UNPAR

Novri (2014). Laporan Kegiatan Pamor 14 Peaks Ekspedition 2014, Bandung: Pamor FPOK UPI.

Nirwansyah, D. (2011). ”Laporan Ekspedisi 14 Puncak 10 Hari Jabalo 2011". PAMOR FPOK UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Nurhasan, & Cholil, D.H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nurhasan. (2008). Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang-cabang Olahraga, Bandung: FPOK UPI.

Nugraha. R (2013). Skripsi pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan

Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Rustandi (2009). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi sarjana pada FPOK UPI , Bandung : Tidak diterbitkan

Ratih (2009), Proses Pembelajaran Olaraga Panjat Dinding di PAMOR FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan

Raka E. G, (2007). Peningkatan Kadar Vo2max Melalui Latihan Cross Country. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Santosa dkk. (2007) Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung. FPOK UPI.

Solehudin A (2006: 5) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Hasil Panjatan Pada Atlet Panjat Tebing. Skripsi S-I FPOK UPI, Bandung.

Solehudin A. (2006). Diktat Panjat Tebing PAMORFPOK UPI Bandung, Bandung: Pamor FPOK UPI.

Sumitro. (1997). Pedoman Berolahraga Panjat Tebing, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(43)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Schurman, C. (2009). The Outdoor Athlete. Amerika: Champaign.

Sajoto. (2005). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Ikip Semarang. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Surakhmad, W (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Angkasa.

Tim penulis (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Bandung.

Tarigan, Beltasar. (2009) Optimalisasi Pendidikan Jasmanidan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal (Sebuah Analisis Kritis), Bandung: FPOK UPI Wanadri (1993). Diktat Wanadri, Bandung.

[Online]. Tersedia

http://kampus.okezone.com/read/2011/05/21/373/459416/harkitnas-tim-7-summits-unpar-capai-puncak-everest [17-09-2014] [22;35]

[Online]. Tersedia http://www.ngarai.com/lima-pendaki-cacat-berupaya-gapai-puncak-denali-2/ [17-09-2014] [22;35]

[Online]. Tersedia http://www.mensfitness.com/training/build-muscle/mental-toughness-training.[

[Online].Tersediahttp://nblindonesia.com/v1/index15.php?page=newsdetail&id=3940 [02-09-2014] [22:14]

[Online]. Tersedia http://upload.wikimedia.org [02-09-2014] [23:15] [Online]. Tersedia http://www.claire-cameron.com [02-09-2014] [23:21] [Online]. Tersedia http://www.rei.com [02-09-2014] [23:34]

[Online]. Tersedia http://kepikromantis.blogspot.com/2014/02/ketangguhan-mental.html [02-09-2014] [22:30]


(44)

103

[Online]. Tersedia https://donibrahimovic.wordpress.com [27-03-2015] [21:25] [Online]. Tersedia http://www.griyawisata.com [27-03-2015] [21:27]

[Online]. Tersedia http://tersapa.com [27-03-2015] [21:31]

[Online]. Tersedia https://komunitascoemie.files.wordpress.com [27-03-2015] [21:34] [Online]. Tersedia http://fotowisata.com [27-03-2015] [21:38]

[Online]. Tersedia http://wisatadanbudaya.blogspot.com [27-03-2015] [21:47] [Online]. Tersedia https://tresnabuana.wordpress.com [27-03-2015] [21:50]

[Online]. Tersedia http://bondowosokab.go.id/pariwisata/gunung-raung [27-03-2015] [21:56]

[Online]. Tersedia http://www.fabulousubud.com [27-03-2015] [22:13] [Online]. Tersedia http://www.ponty.dk/rinjani.htm [27-03-2015] [22:20]


(1)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah di bahas pada bab IV sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Profil VO2Max pendaki PAMOR ada ada tiga sampel yang memiliki VO2Max yang Baik, yaitu sampel A basiknya sebagai atlet trail running, sampel B basiknya juga sebagai atlet hocky yang berprestasi dan sampel E karena bakan bawaan kondisi fisiknya yang terlatih secara alami. Sedangkan VO2Max pendaki yang termasuk dalam kategori cukup ada 2 sampel pendaki yaitu pendaki C dan D basiknya yang bukan berasal dari atlet dan belum berpengalaman dalam hal mendaki gunung secara cepat. 2. Sedangkan profil Mental Toughness pendaki yang memiliki kategori

Mental Toughness yang tertinggi adalah pendaki C dengan kategori Baik, pendaki ini bermotivasi yang tinggi untuk melakuakan segala tindakan secara tangguh. Sedangkan sampel yang masuk kedalam kategori Cukup adalah sampel A, B dan E, ketiga penadaki ini cukup berpengalaman dalam menghadapi situasi sulit untuk sebuah keberhasilan secara tangguh, berkaca sebelumnya telah berhasil melakukan ekspedisi sebelumnya sehingga terdapat mental yang cukup tangguh yang dimilikinya. Dan sampel terakhir yaitu sampel D masuk kedalam kategori Buruk, pendaki ini terpengaruhi oleh rasa cemas dan pesimis yang mempengaruhi dirinya untuk melakukan sesuatu.

B. Saran

Berkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas, serta untuk penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:


(2)

89

1. Bagi para penggiat alam terbuka diharapkan melakukan sebagian program latihan kondisi fisik karena program latihan tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas karena pada dasarnya tubuh merupakan bagian dari jiwa yang harus selalu diolah agar tidak tejadinya kerusakan dalam tubuh itu sendiri. Tetapi selain kondisi fisik yang diolah untuk tubuh kita, aspek mental memiliki peranan penting dalam keberhasilan sebuah kegiatan.

2. Kepada para mahasiswa diharapkan selalu berolahraga secara teratur dan selalu melatih dirinya sendiri terutama aspek ketengguhan mental.

3. Bagi Organisasi PAMOR sebagai fasilitator, untuk selalu menyiapkan diri sebagai kelompok mahasiswa yang memahami tentang olahraga alam terbuka.

4. Bagi lembaga diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang makin baik dari sebelumnya.

5. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan waktu, tenaga serta biaya.


(3)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Arsip Pamor. (2015). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAMOR FPOK

UPI 2013/2014, Bandung.

Aprianto. (2011). Profil kondisi fisik dan psikologi (motif sosial) tim expedisi Pamor pendakian puncak gunung pada tahun 2011, Skripsi sarjana pada FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan.

Anggraeni, L. (2009). "Profil Manajemen Ekspedisi Panjat" . Bandung: Skripsi sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan

Catros. (2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [17-09- 2014] [22:42] Dikdik Z.S. (2010). Modul Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia

Dikdik dan Paulus. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Koni Pusat

Edgar K. Tam dan Daniel A. Weigand. (2011). Strategi Ketangguhan Mental Para Atlet Terbesar di Dunia (Mental Training For Peak Perfomance.) Jakarta : Satlak Prima Utama Muda.

Fadlily, Fahmi. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Kemampuan aklimatisasi Pendaki Gunung di atas Ketinggian 3000 Meter Dari Permukaan Laut. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam coaching, Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik, Bandung

Komarudin. makalah gabungan psikologi olaharaga FIK, UNY [Online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20M.A./Ma kalah%20Gabungan%20Psikologi%20Olahraga.pdf [08-04-2015] [21:38]


(4)

101

Mahitala UNPAR (2010). Lansekap Misterius Sudirman Range Trails, Bandung: Mahitala UNPAR

Novri (2014). Laporan Kegiatan Pamor 14 Peaks Ekspedition 2014, Bandung: Pamor FPOK UPI.

Nirwansyah, D. (2011). ”Laporan Ekspedisi 14 Puncak 10 Hari Jabalo 2011". PAMOR FPOK UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Nurhasan, & Cholil, D.H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nurhasan. (2008). Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang-cabang Olahraga, Bandung: FPOK UPI.

Nugraha. R (2013). Skripsi pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan

Ramdhan, A. (2011). Analisis Kebutuhan Yang Mandukung Keberhasilan Pendakian

Gunung. Skripsi pada IKOR FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Rustandi (2009). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung

PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi sarjana pada FPOK UPI ,

Bandung : Tidak diterbitkan

Ratih (2009), Proses Pembelajaran Olaraga Panjat Dinding di PAMOR FPOK UPI, Bandung : Tidak diterbitkan

Raka E. G, (2007). Peningkatan Kadar Vo2max Melalui Latihan Cross Country. Skripsi S1 FPOK-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Santosa dkk. (2007) Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung. FPOK UPI.

Solehudin A (2006: 5) Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Hasil Panjatan Pada Atlet Panjat Tebing. Skripsi S-I FPOK UPI, Bandung.

Solehudin A. (2006). Diktat Panjat Tebing PAMORFPOK UPI Bandung, Bandung: Pamor FPOK UPI.

Sumitro. (1997). Pedoman Berolahraga Panjat Tebing, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(5)

Rifqi Abdurrahman S, 2015

PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV Schurman, C. (2009). The Outdoor Athlete. Amerika: Champaign.

Sajoto. (2005). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Ikip Semarang. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Surakhmad, W (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Angkasa.

Tim penulis (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Bandung.

Tarigan, Beltasar. (2009) Optimalisasi Pendidikan Jasmanidan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal (Sebuah Analisis Kritis), Bandung: FPOK UPI Wanadri (1993). Diktat Wanadri, Bandung.

[Online]. Tersedia

http://kampus.okezone.com/read/2011/05/21/373/459416/harkitnas-tim-7-summits-unpar-capai-puncak-everest [17-09-2014] [22;35]

[Online]. Tersedia http://www.ngarai.com/lima-pendaki-cacat-berupaya-gapai-puncak-denali-2/ [17-09-2014] [22;35]

[Online]. Tersedia http://www.mensfitness.com/training/build-muscle/mental-toughness-training.[

[Online].Tersediahttp://nblindonesia.com/v1/index15.php?page=newsdetail&id=3940 [02-09-2014] [22:14]

[Online]. Tersedia http://upload.wikimedia.org [02-09-2014] [23:15] [Online]. Tersedia http://www.claire-cameron.com [02-09-2014] [23:21] [Online]. Tersedia http://www.rei.com [02-09-2014] [23:34]

[Online]. Tersedia http://kepikromantis.blogspot.com/2014/02/ketangguhan-mental.html [02-09-2014] [22:30]


(6)

103

[Online]. Tersedia https://donibrahimovic.wordpress.com [27-03-2015] [21:25] [Online]. Tersedia http://www.griyawisata.com [27-03-2015] [21:27]

[Online]. Tersedia http://tersapa.com [27-03-2015] [21:31]

[Online]. Tersedia https://komunitascoemie.files.wordpress.com [27-03-2015] [21:34] [Online]. Tersedia http://fotowisata.com [27-03-2015] [21:38]

[Online]. Tersedia http://wisatadanbudaya.blogspot.com [27-03-2015] [21:47] [Online]. Tersedia https://tresnabuana.wordpress.com [27-03-2015] [21:50]

[Online]. Tersedia http://bondowosokab.go.id/pariwisata/gunung-raung [27-03-2015] [21:56]

[Online]. Tersedia http://www.fabulousubud.com [27-03-2015] [22:13] [Online]. Tersedia http://www.ponty.dk/rinjani.htm [27-03-2015] [22:20]