MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN LOTTO BENTUK DAN WARNA : Penelitian tindakan kelas pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Satu Atap Sukakarya 2 Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2013-2014.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN LOTTO BENTUK DAN WARNA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A Taman Kanak-Kanak Satu Atap Sukakarya 2 Kec.Warudoyong Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Nurtri Kencana Dewi 0904090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN LOTTO BENTUK DAN WARNA

(Penelitian Tindakan Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak Satu Atap Sukakarya 2 Kota Sukabumi Pelajaran 2013-2014)

Oleh

Nurtri Kencana Dewi

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

©Nurtri Kencana Dewi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN LOTTO BENTUK DAN WARNA

Penelitian tindakan kelas pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Satu Atap Sukakarya 2 Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2013-2014

Nurtri Kencana Dewi (0904090)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak-anak Kelompok A TK satu Atap Sukakarya 2, yaitu rendahnya kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri, anak belum bisa menyebutkan bentuk persegi, segitiga, persegi panjang dan lingkaran. Dari permasalahan tersebut perlunya adanya suatu pendekatan metode pembelajaran untuk menangani masalah tersebut dengan pembelajaran melalui alat permaian edukatif berupa lotto bentuk dan warna. Peneliti melakukan penelitian pada kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 sebanyak 15 orang anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengentahui kondisi awal kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri sebelum penerapan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2. (2) Untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan Lotto Bentuk dan Warna dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2. (3) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri anak usia dini setelah diterapkan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus, pada setiap siklusnya diberikan 2 tindakan. Setiap siklusnya menunjukan hasil peningkatan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara. Kondisi akhir kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 setelah diberikan tindakan melalui penggunaan lotto bentuk dan warna terbukti meningkat pada kondisi awal 0% untuk anak yang berada di kategori BB, 20% atau 2 anak berada pada kategori DP dan 80% (13 anak) berada pada kategori PS, meningkat pada akhir siklus II 86% atau (12 anak) berada di kategori BB, 13.3% atau (2 anak) berada di kategori DP dan 6% atau (1 anak) berada di kategori PS. Peningkatan tersebut dirasa cukup jika dibandingkan dengan sebelum diberikanya alat permainan lotto bentuk dan warna dalam mengenal bentuk geometri. Saran bagi guru diharapkan dapat mencoba alat permainan ini dengan rancangan media yang lebig bagus lagi. Bagi anak usia dini dapat memfasilitasi kebutuhan perkembangan kognitif. Bagi peneliti, diharapkan selalu mencari alternatif lain dengan permasalahan yang ada dengan menggunakan metode dan alat pemainan yang lebih inovatif lagi agar dapat meberikan masukan yang baru dan berguna untuk masyarakat khususnya Pendidikan Anak Usia Dini


(6)

Kata kunci : Mengenal bentuk-bentuk geometri, alat permaianan lotto bentuk dan warna

IMPROVE THE ABILITY TO KNOW THE GEOMETRIC FORMS THROUGH THE USE OF LOTTO SHAPE AND COLOR

Classroom Action Research to A group of kindergarten Satu Atap Sukakarya 2 Sukabumi, Academic Year 2013-2014

Nurtri Kencana Dewi (0904090)

Abstraction

The research was conducted on the basis of the problems that arise in a children of group A kindergarten Satu Atap Sukakarya 2, that is lack of ability of children to recognize geometric shapes, children can not mention the square, triangle, rectangle and circle. Of this problem, we need a method of learning to deal with these problems is by using plaything educative such as lotto shapes and colors. Researchers conducted the study in group A in kindergarten Satu Atap Sukakarya 2 many as 15 children. The purpose of this study as follows: (1) To investagate child's ability to know the initial conditions of geometrical forms before the application of Lotto Shape and Color . (2) To know the steps Lotto shape and color in recognition of geometric shapes. (3) To find out how to increase in children's ability to recognize geometric shapes after applied Lotto Shape and Color. The method used is the method of Classroom Action Research. (CAR). In the implementation, this method consists of two cycles, each cycle is given in two acts. Each cycle results showed an increased ability to recognize geometric shapes. The data collection method in this study is the observation and interviews. The ability to recognize geometric shapes in group A of kindergarten of Satu Atap Sukakarya 2 proven to increase after using the lotto game shape and colour. On the initial condition 0% for children who are in category BB, 20% or 2 children are in the category of DP 80% (13 children) were in the category of PS, increased at the end of the second cycle by 86% or (12 children) were in category BB, 13.3% or (2 children) are in the DP category and 6% (1 children) are in the category of PS. The increase was considered sufficient when compared between pre-rendered after the lotto game tool shapes and colors in order to introduce geometric shapes. Advice for teacher expected to try the game with better media design. For early childhood can facilitate cognitive development. For researchers, it is hoped can always look for other alternatives to the existing problems, and can use the methods and tools the game due to a more innovative, so can not give a new and useful input for people, especially for Early Childhood Education.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNGESAHAN...

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK....………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GRAFIK……….... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Perkembangan kognitif ... 9

B. Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini ... 13

1. Pengertian Matematika Anak Usia Dini ... 13

2. Prinsip Pembelajaran Matematika Anak Usia dini ... 14

3. Standar Proses Pembelajaran Matematika di Taman Kanak-kanak ……… ... 15

C. Pembelajaran Geometri Anak Usia Dini ……….. ... 16

1. Pengertian Geometri ... 16

2. Pengenalan konsep bentuk geometri ... 19

3. Pentingnya Pembelajaran Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini ... 22

4. Jenis-jenis Bentuk Geometri yang dipelajari di Taman Kanak-kanak... 23


(8)

1. Pengertian Alat Permainan Edukatif ... 27

2. Lotto Bentuk dan Warna ... 30

E. Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

B. Desain Penelitian ... 34

C.Metode Penelitian ... 35

D.Penjelasan Istilah ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 38

F.Tekhnik Pegumpulan Data ... 43

1. Observasi ……….. ... 43

2.Wawancara ……… ... 46

3.Catatan Lapangan……… ... 49

4.Dokumentasi……… ... 49

G. Analisis Data……… ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Profil Sekolah ... 53

1. Lokasi TK Satu Atap Sukakarya 2 ... 53

2. Misi TK Satu Atap Sukakarya 2 ... 53

3.Profil Guru, Siswa dan Fasilitas TK Satu Atap Sukakarya 2 ………… 53

B. Hasil Penelitian ... 56

1. Kondisi Awal Kemampuan mengenal bentuk Geometri Sebelum Penggunaan Lotto Bentuk dan warna Pada TK Satu Atap Sukakarya 2 ... 56

2. Pelaksanaan Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna dalam Mengenal Bentuk Geometri Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 ... 58

3. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Setelah Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 ………… ... 83


(9)

1. Kondisi Awal Kemampuan mengenal bentuk Geometri ... 89

2.Pelaksanaan Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna dalam Meningkatkan Mengenal Bentuk Geometri ... 92

3 Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Setelah Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna. ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran……… .. 98


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap perkembangan Kognitif Piaget ……….. 10

Tabel 2.2 Menu Pembelajaran GeometriAnak Dini Usia (lahir 2-6 tahun) ………..24

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri…….... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penelitian Penggunaan Lotto Bentuk Dan Warna ………...… 41

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri... 44

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara kepala sekolah ……….. 46

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru Kelas……… 47

Tabel 3.6 Format Catatan Lapangan ……….… 49

Tabel 4.1 Data Struktur Organisasi TK Satu Atap Sukakarya 2 ……….….. 53

Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik Di TK Satu Atap Sukakarya 2 ……….……. 54

Tabel 4.3 Data Siswa Kelompok A Satu Atap Sukakarya 2 ……….……… 54

Tabel 4.4 Data Sarana Yang Dimiliki Sekolah TK Satu Atap Sukakarya 2 ………. 55

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2……… 57

Tabel 4.6 Hasil Skor Kondisi Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 ……….. 58

Tabel 4.7 RKH Siklus I Tindakan I ……….. 67

Tabel 4.8 RKH Siklus I Tindakan II ………... 66

Tabel 4.9 RKH Siklus II Tindakan I ……… 73

Tabel 4.10 RKH Siklus II tindaakn II ………... 79

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 Siklus I ……… 84


(11)

Tabel 4.12 Data Skor Akir Siklus I Mengenal bentuk Bentuk Geometri Anak

Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 ……… 85

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak

Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2 Siklus II ………... 86

Tabel 4.14 Data Skor Akir Siklus II Mengenal bentuk Bentuk Geometri Anak


(12)

DAFTAR GRAFIK

Diagram I Kondisi Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok

A TK Satu Atap Sukakarya ……….. 57

Diagram 4.2 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok A TK Satu

Atap Sukakarya Siklus I ……… 84

Diagram 4.3 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok A TK Satu

Atap Sukakarya Siklus II ……….. 86

Diagram 4.4 Perbandingan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Kelompok A TK Satu Atap Sukakarya panda kondisi awal, akhir siklus I dan akhir


(13)

LAMPIRAN I

A.Kisi-kisi Intrumen Penelitian Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri B. Kisi-Kisi Penelitian Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna

C.Lembar Observasi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri D.Skor Penilaian Setiap Anak

E. Pedoman Observasi Dalam Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna F. Catatan Lapangan

LAMPIRAN II

A. Hasil Observasi dan Studi Dokumentasi B. Hasil Wawancara Kepala Sekolah C. Hasil Wawancara Guru

D. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Tindakan I E. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Tindakan II F. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Tindakan I G. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Tindakan II H. Dokumentasi/Foto-foto Setiap Tindakan

I. Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri J. Grafik Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

LAMPIRAN III

A. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing

B. Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian C. Surat Validasi Intrumen


(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa sehingga setiap orang yang dikaruniai seorang anak wajib untuk mengasihi, membimbing, memberikan pendidikan yang terbaik serta mengupayakan kesejahteraannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki orangtuanya, karena anak juga adalah masa depan keluarga. Pendidikan anak usia dini sangatlah penting dilakukan sebagai upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang yang lebih lanjut. Usia dini merupakan usia Golden Age (keemasan) yang terjadi sekali selama kehidupan seorang manusia. Froebel (Solehuddin, 2000:33) bahwa “Masa anak-anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang”. Mengingat hal tersebut maka sangat pentinglah diselenggarakan pendidikan bagi anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini (PAUD), pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan kepribadian anak, oleh karena itu lembaga pendidikan anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegaiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Biechler dan Snowman (Soemiarti 2003:19) menekankan anak usia dini ini kepada anak usia 2,5 tahun sampai usia 6 tahun. Sementara istilah anak usia dini di Indonesia ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun.


(16)

2

Lebih lanjut pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003:1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memeliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sementara pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa “(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur forman seperti, TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal seperti, kelompok bermain dan TPA, (5) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal, pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselanggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana yang di maksud dalam ayat (1). Ayat (2), ayat (3), ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peratutan pemerintah. Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) ditegaskan bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan mengahsilkan kemampuan keterampilan pada anak.

Ada beberapa aspek dalam pengembangan di TK yaitu bidang pengembangan pembiasaan, bidang pengembangan dasar yang meliputi : berbahasa, kognitif, fisik motorik, seni. Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika. Hal ini dijelaskan oleh Muslihudin 2007 (Apriliana 2011:1) bahwa salah satu aspek perkembangan yang perlu mendapatkan stimulus dengan baik adalah perkembangan kognitif anak. Aspek kognitif dapat distimulasi dengan cara belajar sambil bermain salah satunya dengan pembelajaran matematika. Selain itu matematika sangat berperan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan sistematis dan matematikapun berperan penting untuk mengembangkan potensi intelektual seseorang. Hal ini diperjelas lagi oleh Reys, et.al. yang menjelaskan bahwa “Matematics is a study of patterns and relationships,


(17)

3

matematics is a way of thinking, matematics in an art, matematics is a language, amtematics is tool” (Sriningsih 2008). Berdasarkan pemaparan tersebut bahwa kegiatan matematika untuk anak usia dini merupakan aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbukhan berbagai sikap dan perilaku positif dalam rangka meletakan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin serta sikap kritis, ulet, mandiri, ilmiah, dan rasional. Matematika bagi anak usia dini merupakan salah satu cara bagi anak untuk memahami dunia dan pengalaman-pengalaman yang dilakukan serta upaya memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui setiap

Pembelajaran matematika adalah salah satu pembelajaran yang penting dikenalkan pada anak dalam kehidupan, maka sebaiknya pembelajaran matematika dikenalakan pada anak sedini mungkin. Seperti yang dikemukakan oleh Lorton (2000) dalam Wargo (2004:19) bahwa pemahaman konsep matematika pada anak sangat penting dilakukan sedini mungkin karena sebagai bekal bagi anak dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Adapun menurut Roshita (2006:1) pengenalan konsep matematika sejak batita diyakini akan membatu memperkuat intelektualitas anak di bangku sekolah.

Pada pembelajaran matematika terdapat materi tentang pengenalan bentuk-bentuk geometri, yang merupakan salah satu standar isi pembelajaran matematika yang direkomendasikan oleh National Council Of The Teacher Of Matematics (NCTM). Pembelajaran geometri merupakan hal yang penting bagi anak karena anak dapat menganalisa karakteristik dan sifat-sifat bentuk geometri dua atau tiga dimensi dalam mengembangkan argumentasi matematika mengenai hubungan-hubungan geometri (Sriningsih, 2008:56). Adapun manfaat lain dalam pembelajaran geometri adalah anak memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik (Bobango, 1992) dalam Widiryanto (2012:1).


(18)

4

Menurut NCTM (2000) membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti : lingkaran, persegi, segitiga, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan jajar genjang. Seperti yang di paparkan dalam Permen 58 tahun 2009 dalam aspek kognitif yang menyebutkan anak dapat mengenal bentuk geometri yang masuk dalam indikator yaitu “anak mampu menyebutkan bentuk -bentuk geometri dan anak mampu mengelompokan -bentuk--bentuk geometri dan di sesuaikan dengan usia anak”. Dipaparkan kembali oleh Depdiknas (2002:28) menyebutkan bahwa indikator kemampuan anak usia 2-3 tahun harus menguasai 2 buah bentuk geometri yaitu lingkaran dan bujur sangkar, untuk anak usia 3-4 tahun harus menguasai 4 buah bentuk geometri yaitu lingkaran, pesegi panjang, bujur sangkar, dan lingkaran, sementara anak usia 5-6 tahun anak harus menguasai 7 buah bentuk geometri yaitu , persegi, segitiga, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan jajar genjang.

Permasalahan tentang pengenalan bentuk geometri juga ditemukan di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kota Sukabumi. Berdasarkan pengamatan awal pada kelompok A (usia 3-4 tahun) tahun ajaran 2013-2014, ditemukan bahwa dalam kemampuan pengenalan bentuk geometri masih dikategorikan sangat rendah, hal ini telihat kebanyakan anak belum bisa menyebutkan bentuk-bentuk geometri, dari jumlah keseluruhan murid yang berjumlah 15 anak, hanya ada dua anak yang sudah menyebutkan bentuk-bentuk geometri dan itupun hanya mengetahui bentuk persegi dan lingkaran, selain itu anak masih merasa bingung ketika diminta oleh gurunya untuk menunjukan bentuk geometri yang sudah diperintahkan oleh gurunya, dan ketika anak diperintahkan untuk mengelompokkan beberapa bentuk geometri yang sama anak masih merasa kesulitan dalam memilih bentuk geometri yang sama.

Dalam usaha untuk mencapai suatu pemahaman yang benar, maka guru membutuhkan media dalam pembelajaran matematika khususnya pembelajaran geometri tentang pengenalan bentuk geometri, seperti yang dikatakan (Sabrinah 2006:127) dalam Mukhlis (2011:64) pada dasarnya konsep geometri bersifat abstrak akan tetapi konsep-konsep geometri dapat diwujudkan dengan cara benda


(19)

5

kongkrit. Bentuk-bentuk geometri dapat diamati secara langsung oleh anak saat pembelajaran berlangsung sehingga menjadikan kegiatan pembalajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan berdampak pada peningkatan pengenalan terhadap konsep-konsep bentuk geometri.

Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan konsep “belajar sambil bermain” atau “bermain sambil belajar”. Dalam konsep tersebut guru dapat melakukannya dengan cara penggunaan alat peraga atau disebut juga alat permaianan edukatif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak dalam melaksanakan fungsi perkembanganya. Permainan edukatif ini bertujuan untuk memudahkan anak dalam mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak belajar secara mandiri (Adityasari 2013:9).

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengatakan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau prasarana untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Sementara Mayke Sugianto, T (1995) dalam (Eliyawati 2005:62), mengatakan bahwa alat permaianan edukatif sengaja di rancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Selain itu alat permainan edukatif ini dirancang bertujuan unutk meningkatkan perkembangan fisik (motorik halus dan motorik kasar), emosi, sosial, bahasa, moral dan kognitif.

Lotto Bentuk dan Warna adalah alat permainan edukatif yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar, papan lotto ini dapat dibuat dari bahan triplek aupun duplek yang berukuran -/+ 25cm X 28cm, yang memiliki beberapa jenis kepingan-kepingan yang berbentuk geometri seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga dan persegi dengan warna yang berbeda, selain itu pada papan lottonya terdapat beberapa barisan bentuk geometri secara acak. Papan lotto ini dirancang untuk melatih motorik halus dan dapat mengembangkan aspek kognitif anak, karena alat ni dapat digunakan anak untuk melatih daya nalarnya. Lotto bentuk dan warna adalah alat permaianan yang dirancang untuk mengenalkan bentuk-bentuk geometri dan mengenalkan warna pada ana yang dapat mengembangkan


(20)

6

daya konsentrasi dan daya pengamatan anak (Eliyawati, 2005:76). Selain lotto bentuk dan warna, papan lotto ini sangat bervareatif dan memiliki beberapa jenis lotto diantaranya lotto angka, lotto huruf, lotto buah dan lotto warna, seperti yang dilakukan oleh Susanti (2012) dalam penelitianya bahwa papan lotto dapat berpengaruh terhadap pembelajaran matematika salah satunya mengenalkan angka pada anak dengan penggunaan lotto angka, dimana susanti melakukan pengenalan angka pada anak dengan cara membuat sebuah titik pada setiap kepingan-kepingan dengan dengan jumlah titik yang berbeda-beda, selanjutnya anak diminta untuk menghitung jumlah titik pada ketingan tersebut lalu anak diminta untuk mengurutkan kepingan tersebut sesuai jumlah titik dari yang sedikit sampai jumlah titik yang terbanyak. Dari hasil penelitian tersebut susanti mengatakan bahwa ketika anak-anak mengenal angka melalui papan angka, anak mengalami perubahan, dimana anak lebih mudah untuk mengingatnya. Dalam hal ini juga peneliti ingin mencoba mengenalkan bentuk-bentuk geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna, dan peneliti berharap dengan penggunaaan alat permaianan lotto bentuk dan warna dapat meningkatkan pengenalan bentuk-bentuk geometri pada anak-anak di TK Satu Atap Sukakarya 2

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian tindak kelas dengan judul :

Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Bentuk-Bentuk Geometri Melalui Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna

B. Rumusan Masalah

Secara umum masalah dalam penelitian ini di tuangkan dalam pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak TK Satu Atap Sukakarya 2 melalui penggunaan Lotto Bentuk dan Warna?.

Adapun secara khusus masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri sebelum penerapan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok


(21)

7

A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014?

2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan Lotto Bentuk dan Warna dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014?

3. Bagaimana Peningkatan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri setelah penerapan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi awal anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri anak usia dini sebelum penerapan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014.

2. Untuk mengetahui langkah penggunaan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014.

3. Untuk mengetahui Peningkatan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri setelah penerapan Lotto Bentuk dan Warna pada kelompok A di TK Satu Atap Sukakarya 2 Kec. Warudoyong Kota Sukabumi Tahun 2013-2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan teori model pembelajaran untuk menambah informasi dan memberikan sumabangan keilmuan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri melalui Alat Permaianan Lotto Bentuk dan Warna.


(22)

8

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

1. Memudahkan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri 2. Memberikan motivasi pada anak agar mau mengikuti pembelajaran 3. Melatih anak agar lebih berfikir kreatif

4. Mengembangkan daya konsentrasi anak b. Bagi Guru

1. Menambah pengetahuan tentang berbagai cara atau media dalam mengajarkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini

2. Dapat memberi ide untuk meningkatkan pembelajaran matematika khususnya dalam bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru dimasa yang akan datang.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Satu Atap Sukakarya 2, yang beralamat di Jl.Palasari No.45 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu anak-anak kelompok A, yang berusia 3 sampai 4 tahun, pada tahun ajaran 2013/2014, yang berjumlah 15 orang anak, terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan pada TK tersebut.

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti menggunakan sistem siklus yang didalamnya terdapat komponen perencanaan, tindakan dan refleksi. Kemmis dan Taggart (Aqib 2009:22) menjelaskan bahwa prosedur penelitian tindakan kelas dipandang sebagai suatu siklus yang terdiri dari ata komponen perencanaan (plan), Pelaksanaandan tindakan (act), dan refleksi (reflect), yang selanjutnya akan diikuti dengan siklus berikutnya.

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Siklus Selanjutnya Pelaksanaan dan

Tindakan Refleksi

Perencanaa n

Pelaksanaan dan

Tindakan Refleksi

Perbaikan Perencanaa n Pelaksanaan dan Tindakan Refleksi Perbaikan Perencanaa n Perbaikan Perencanaa n Pelaksanaan dan Tindakan Refleksi


(24)

35

Skematik siklus penelitian tindakan kelas modifikasi dari Kemmis & Mc. Taggart ( Aqib, 2009: 108)

Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema diatas, dapat dijelaskanan sebagai berikut :

1. Perencanaan (Plan) disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan.

2. Pelaksanaan tindakan (Act) dilakukan setelah persiapan perencanaan selesai, pada tahap ini tiba saatnya guru melakukan tindakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ni juga disertai dengan malkukan pengamatan secara sistematis, kritis, dan objektif dalam memantau pelaksanaan tindakan yang dilakukan, interpretasi serta diikuti dengan refleksi.

3. Refleksi (Reflektive) pada tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum maka peneliti harus menyusun rencana selanjutnya. 4. Perbaikan perencanaan

Disisi lain penelitian tindakan yang dilakukan juga merupakan penelitian kolaboratif artinya guru dengan peneliti bekerjasama untuk memperbaiki pembelajaran.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat di sebut juga Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas sendiri (Aqib, 2009:14) . PTK dilakukan dengan jalan merancang, malaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru serta mengatasi permasalahan pengenalan bentuk-bentuk geometri pada anak yang terjadi dilapangan (TK). Dengan cara penggunaan alat permainan edukatif lotto bentuk dan warna, selain itu untuk memperbaiki kinerja guru yang bersangkutan supaya dapat


(25)

36

meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana John Elliot (1991) dalam Hopkins (2011:88) mengatakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan praktis tentang situasi-situasi kongkrit, dan validatas teori-teori atau hipotesis-hipotesis yang dihasikan tidak terlalu bergantung pada uji kebenaran saintis, karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat agar dapat bertindak lebih cerdas dan mahir. Dalam penelitian tindakan teori-teori tidak validasi secara bebas dan kemudian diaplikasikan kedalam praktik. Lebih dari itu, penelitian tindakan divalidasi melalui praktik itu sendiri.

Mills (2003) dalam Hopkins (2011:89) mengatakan :

Penelitian tindakan merupakan penyelidikkan sistematis yang dilaksanakan oleh guru–peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik refleksif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa.

Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas ataupun pada proses belajar mengajar yang terjadi dalam kelas . Menurut Aqib (2006:12) penelitian tindakan kelas ini melalui paparan gabung dari beberapa definisi yakni, penelitian, tindakan dan kelas sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini bebentuk rangakian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.


(26)

37

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas yang utama adalah memperbaiki proses pembelajaran, baik kinerja guru maupun aktivitas siswa yang berdampak pada hasil pembelajaran. Manfaat dari penelitian tindakan kelas yaitu untuk membantu guru dalam memecahkan masalah serta mencari solusi seputar pembelajaran, sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu bahwa masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di dalam kelas, dilakukan dengan cara kolaboratif, serta adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

D. Penjelasan Istilah

1. Kemampuan mengenal bentuk geometri

Beaty (1990) dalam (Apriliana 2010:24) mengungkapkan bahwa konsep bentuk geometri merupakan modal awal yang paling penting dipelajari oleh anak karena salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti: lingkaran, persegi, bujur sangkar dan segitiga,

Geometri dalam kamus besar Indonesia (1990:271) adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat grafis sudut,bidang dan ruang dan geometri adalah ilmu alat ukur bumi.

Bentuk geometri yang akan digunakan oleh peneliti disesuaikan dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2002:28) menyebutkan bahwa indikator kemampuan anak usia 2-3 tahun harus menguasai 2 buah bentuk geometri yaitu lingkaran dan bujur sangkar, untuk anak usia 3-4 tahun harus menguasai 4 buah bentuk geometri yaitu lingkaran, pesegi panjang, bujur sangkar, dan lingkaran, sementara anak usia 5-6 tahun anak harus menguasai 7 buah bentuk geometri yaitu , persegi, segitiga, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan jajar genjang.

Dalam pembelajaran pengenalan bentuk geometri ini peneliti akan mencoba menggunakan papan lotto bentuk dan warna dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak.


(27)

38

Lotto Bentuk dan warna adalah Alat permainan edukatif yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat pendidikan TK. Alat Permaianan Lotto Bentuk dan warna ini terbuat dari papan triplek yang berukuran -/+ 25cm x 28cm, yang memiliki beberapa jenis kepingan-kepingan yang berbentuk geometri seperti lingkaran, persegi, segitiga, dan persegi panjang, alat permainan ini dirancang untuk melatih motorik halus dan mengembangkan aspek kognitif anak, karena alat ini dapat digunakan anak untuk melatih daya nalarnya. Dengan penggunaan lotto bentuk dan warna ini peneliti berharap anak dapat melihat, mengamati, membandingkan, memasangkan dan mengenali berbagai bentuk geometri.

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Dalam melaksanakan pengukuran peneliti harus memiliki alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Adapun menurut Arikunto, S (2010:203) menyatakan bahwa :

“Instrumen penelitian adalah suatu fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam bentuk mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen peneliti adalah : angket, ceklis (chek-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklist sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam”

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian instrument dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrument penelitian. Instrument yang telah disusun kemudian dikaji oleh dua oranng ahli untuk di Judge atau diberikan penilaian atau butir-butir pernyataan yang dibuat. Setelah dilakukan perbaikan atas butir pernyataan sehingga layak untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrument yang di susun oleh peneliti mengacu pada tahapan-tahapan pembelajaran geometri menurut The National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM) dan dikembangkan lagi oleh penulis sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan yang ada di dalam permen 58 tahun 2009.


(28)

39

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI

Variabel Indikator Pernyataan Teknik

Pengumpulan Data Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

1. Menujukan dan menyebutkan Bentuk-bentuk Geometri

1. Menunjukan dan menyebutkanbentuk persegi

2. Menunjukan dan menyebutkan bentuk segitiga

3. Menunjukan dan menyebutkan bentuk persegi panjang 4. Menunjukan dan

menyebutkan bentuk lingkaran Observasi 2. Memasangkan bentuk geometri dengan penggunaan lotto bentuk dan warna

5. Memasangkan bentuk geometri yang mirip dengan persegi

6. Memasangkan bentuk geometri yang mirip dengan segitiga 7. Memasangkan bentuk

geometri yang mirip dengan persegi panjang 8. Memasangkan bentuk

geometri yang mirip dengan lingkaran

Observasi

3. Menyusun pola dengan bentuk geometri

9. Menyusun pola gambar bentuk pesegi dan segitiga

10.Menyusun pola gambar persegi panjang dan lingkaran

Observasi

4. Mengelompokan bentuk geometri dengan benda dua atau tiga dimensi

11.Mengelompokkan bentuk persegi 12.Mengelompokkan

bentuk persegi panjang 13.Mengelompokkan

bentuk segitiga


(29)

40

14.Mengelompokkan bentuk lingkaran 5. Menggambar

bentuk-bentuk geometri

15. Menggambar bentuk persegi

16.Menggambar bentuk persegi panjang 17.Menggambar bentuk

segitiga

18.Menggambar bentuk lingkaran


(30)

41

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penelitian

Penggunaan Lotto Bentuk Dan Warna

Variabel Sub Variabel Penggunaan Teknik Pengumpulan

Data Penggunaan Lotto Bentuk dan Warna 1. Persiapan 2. Pelaksanaan

 Guru memberitahukan pada anak tema yang akan digunakan .

 Guru menjelaskan bentuk-bentuk geometri pada anak  Guru mengelompokan anak

satu kelompok terdapat 3 anak

 Guru meminta anak agar pada saat bermain, semua anak harus bekerjasama dengan baik

 Guru memberitahukan alat permainan yang akan di gunakan

 Guru menjelaskan cara bermain papan lotto bentuk dan warna

 Guru menjelaskan kepingan-kepingan yang ada pada papan lotto

 Guru mencampuradukan kepingan-kepingan geometri terlebih dahulu sebelum dimainkan anak Observasi Obervasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi


(31)

42

3. Penilaian

 Guru meminta anak agar memasangkan kembali papan lotto tersebut

 Menilai proses pembelajaran yang berlangsung

 Menilai pemahaman anak berkaitan dengan mengenal bentuk geometri

 Pemberian tugas sebagai pelaksanaan kegiatan

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi


(32)

43

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi

Data yang dikumpulkan oleh peneliti menggunakan teknik tes dan observasi yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi antara peneliti , guru kelas, kepala sekolah dan pesertadidik. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan :

1. Observasi

Observasi adalah sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lainya, yaitu wawancara dan kuesioner. Sutrisno Hadi (Sugiyono 2009:145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan phiskologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Semetara Muslihuddin (2009:60) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Dalam melakukan observasi ini peneliti menggunakan alat bantu seperti kamera dan alat tulis. Untuk melihat peningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak, peneliti merancang instrument penelitian yang akan di gunakan pada saat melaksanakan penelitian. Instrumen tersebut dapat dilihat pada table berikut :


(33)

44

Tabel 3.3

Lembar Observasi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri

Nama :

Kelas :

No Pernyataan Penilaian Keterangan

BB DP PS 1

2

3

4

Menunjukan dan menyebutan bentuk persegi

Menunjukan dan menyebutan bentuk segitiga

Menunjukan dan menyebutan bentuk lingkaran

Menunjukan dan menyebutan bentuk persegi panjang

5

6

7

8

Memasangkan bentuk persegi dengan lotto bentuk dan warna

Memasangkan bentuk segitiga dengan lotto bentuk dan warna

Memasangkan bentuk lingkaran dengan lotto bentuk dan warna

Memasangkan bentuk persegi panjang dengan lotto bentuk dan warna

9

10

Menyusun pola bentuk persegi dan segitiga

Menyusun pola bentuk lingkaran dan persegi panjang


(34)

45

11

12

13

14

Mengelompokan bentuk persegi dengan benda dua dimensi atau tiga dimensi Mengelompokan bentuk segitiga dengan benda dua dimensi atau tiga dimensi

Mengelompokan bentuk lingkaran dengan benda dua dimensi atau tiga dimensi

Mengelompokan bentuk persegi

panjang dengan benda dua dimensi atau tiga dimensi

15 16 17 18

Menggambar bentuk persegi Menggambar bentuk segitiga Menggambar bentuk lingkaran Menggambar bentuk persegi panjang

Keterangan :

BB : Berkembang Baik (Anak mampu melakukan kegiatan mandiri tanpa bantuan guru)

DP : Dalam Proses (Anak mampu melakukan kegiatan dengan bantuan guru) PS : Perlu Stimulus (Anak belum mampu melakukan kegiatan sendiri dan

masih perlu bantuan atau stimulasi) Catatan Penting


(35)

46

Sukabumi, ………

Guru,

Nurtri Kencana Dewi

2. Wawancara

Arikunto, S. (2010:198) mengatakan bahwa interviu yang sering di sebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variable latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikat perhadap sesuatu. wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal yang di anggap dapat memberikan penjelasan. Dalam PTK wawancara dapat dilakukan terhadap kepala sekolah dan guru untuk mengetahui sejauh mana pengenalan bentuk geometri yang dilakukan di TK Satu Atap Sukakarya 2.

Berikut dibawah ini instrumen pedoman wawancara kepala sekolah

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara kepala sekolah

No Aspek yang ditanyakan Hasil Wawancara

1 Bagaimana program pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak di TK Satu Atap Sukakarya 2?

2 Dalam pembelajaran di TK Satu Atap Sukakarya 2 kegiatan apa yang telah dilakukan terutama dalam mengenal bentuk geometri?


(36)

47

di TK Satu Atap Sukakarya 2 dalam peningkatan pengenalan bentuk geometri?

4 Selama ini pernahkah guru-guru TK Satu Atap Sukakarya 2 mengenalkan bentuk geometri pada anak TK Satu Atap Sukakarya 2 menggunakan Alat Permainanan Lotto Warna dan Bentuk? 5 Selama ini adakah hambatan yang dialami oleh

guru-guru TK Satu Atap Sukakarya 2 dalam kegiatan pembelajaran pengenalan bentuk geometri di TK Satu Atap Sukakarya 2 khususnya melalui penggunaan APE lotto warna dan bentuk

6 Bagaimana cara guru mengevaluasi hasil pembelajaran anak di TK Satu Atap Sukakarya 2?

Mengetahui,

Kepala Sekolah Peneliti

Entin Heryati, S.Pd Nurtri Kencana Dewi

NIP.195906261979122008

Tabel 3.5

Pedoman Wawancara Guru Kelas

No Aspek yang ditanyakan Hasil Wawancara

1 Menurut ibu apakah penting menentukan tujuan pembelajaran sebelum melaksanakan KBM? Jika


(37)

48

penting apa alasanya?

2 Materi apa yang pernah ibu sampaikan pada anak dalam kegiatan pembelajaran disekolah TK, khususnya dalam aspek perkembangan kognitif anak?

3 Media apa yang pernah ibu buat dalam pembelajaran pengenalan bentuk geometri, apakah disesuaikan dengan karakterisik perkembangan anak?

4 Adakah hambatan atau kendala dalam pembuatan media untuk mengenalkan bentuk geometri tersebut? 5 Bagaiamana cara ibu mengalokasikan waktu agar

sesuai dengan tujuan pembelajaran “mengenalkan bentuk geometri” yang di terapkan?

6 Dengan program yang dilaksanakan, sejauh mana pengenalan bentuk geometri pada anak didik ibu selama ini?

7 Selama ini dalam kegiatan pembelajaran mengenalkan bentuk geometri, media apa saja yang di manfaatkan ataupun media yang digunakan? Contohnya seperti apa?

9 Pentingkah evaluasi pembelajaran dalam pengenalan bentuk geometri dilakukan?

Mengetahui,

Guru Kelas Peneliti

Purwati Nurtri Kencana Dewi


(38)

49

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran geometri berlangsung dengan penggunaan alat permainan edukatif berupa lotto bentuk dan warna. Dalam catatan lapangan mencatat seluruh aktifitas yang ditampilkan anak ketika melakukan pengenalan geometri dengan penggunaan .lat permainan edukatif berupa lotto warna dan bentuk. Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang lengkap delam memotret penggunaan alat permainan edukatif berupa lotto warna dan bentuk.

Tabel 3.6

Format Catatan Lapangan

Tempat Penelitian : Tanggal Penelitian : Kegiatan yang di observasi : Siklus : Hasil catatan lapangan

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan karena dapat meberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang di capai dari penggunaan alat permainan edukatif berupa lotto warna dan bentuk dalam meningkatkan pengenalan bentuk-bentuk geometri pada anak. Dokumentasi inin dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengecek kesesuaian data.Dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dimiliki oleh TK Satu Atap Sukakarya 2 dan dokumen-dokumen lain yang


(39)

50

G. Anlisis Data

Menurut Patton, 1980 (dalam Aries. S) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Nasution, 1996 dalam mengemukakan bahwa analisis data dan penafsiran data dapat diuraikan sebagai berikut :

“Analisis adalah proses menyusun dan menggabungkan data ke dalam pola, tema, kategori, sedangkan penafsiran adalah memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, dan mencari hubungan antara beberapa konsep. Penafsiran menggambarkan perspektif peneliti bukan kebenaran.Analisis dan penafsiran data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya bukan merupakan hal yang berjalan bersama, keduanya dilakukan sejak awal penelitian.”(Nasution, 1996:126).

Analisis data dilakukan agar data yang telah diperoleh akan lebih bermakna. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Bagdan dan Biklen (1992:145) menjelaskan analisis data adalah proses mencari secara sistematis dan mengatur catatan wawancara, catatan lapangan, dan rider lain yang dihimpun untuk mengiring pengertian. Analisis tersebut melibatkan kerja dengan data, mengaturnya, memisahkan kedalam unit-unit yang dapat dikelola, memadukannya, mencari-cari pola memenuhi hal-hal penting dan apa yang diketahui dan memutuskan apa yang akan disampaikan kepada orang lain. Untuk menyajikan data agar lebih bermakna dan mudah difahami, maka langkah analisis data pada penelitian ini digunakan analisis model interaktif (Interactive Model Analysis) dari Miles dan Huberman (1984:21–23).


(40)

51

Ada beberapa model interaktif analisis data sebagaimana menurut Miles dan Huberman (1994) dalam Hopkisn (2010:237) sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam hasil penelitian. Dalam penelitian ini proses di rangkum dengan 3 kategori dan 3 skala penilaian yaitu:

Skor 1 = PS (Perlu Stimulus) Skor 2 = DP (Dalam Proses) Skor 3 = BB (Berkembang Baik) 2. Paparan Data

Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata dan rapi dengan narasi, grafik atau tabel, sehingga lebih bermakna. Dan paparan tersebut dapat disebut juga dengan deskripsi dan deskripsi tersebut meliputi :

a. Siklus-siklus penelitian. Data dalam deskripsi ini disajikan secara kontekstual siklus-siklus yang dilakukan. Dengan demikian dalam penelitian ini juga rincian data keseluruhan, setiap siklus dan tahap disajikan dalam tabel dan grafik, guna memudahkan dalam mengevaluasi setiap tahap-tahap.

b. Tabel, diagram dan grafik sangat baik digunakan untuk penyajian data hasil observasi sehingga refleksi dapat dilakukan dengan mudah. Dalam penelitian ini disajikan tabel dan diagram.

c. Hasil-hasil otentik. Hasil otentik ini dapat digunakan untuk memperoleh hasil otentik maka hasil penelitian ini disertai foto-foto. 3. Penarikan Kesimpulan

Tahap ketiga dalam analisis data adalah menarik kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan data sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan akhir pada siklus ke dua. Untuk memperjelas tentang


(41)

52

peningkatan pengenalan bentuk-bentuk geometri yang dikuasai anak TK sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam menarik kesimpulan peneliti menghitung dengan melakuakn perhitungan Distribusi Frekuensi dengan mencari interval dan Persentase untuk mengetahui peningkatan kemampuan setiap anaknya sebagi berikut : a. Mencari Interval

Interval = (Jumlah Indikator/Item x Nilai tertinggi) - Jum Jumlah Indikator/Item Jumlah Kategori

b. F

P = X 100% N

P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Anak


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan tentang meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna di TK Satu Atap Sukakarya 2 kota sukabumi dapat disimpulkan sebagai berikut ;

1. Kondisi awal kemampuan anak TK A dalam mengenal bentuk geometri di TK Satu Atap Sukakarya 2 sebelum menggunakan alat permaianan lotto bentuk dan warna dapat di kategorikan masih rendah. Hal ini terlihat dari data yang di dapatkan peneliti pada observasi awal 0% pada kategori berkembang baik (BB) dimana tidak ada anak yang berada pada kategori ini, 20% termasuk kedalam kategori kategori DP (Dalam Proses) dimana terdapat 2 anak yang termasuk dalam kategori ini, 86,6% termasuk kategori PS (Perlus Stimulus) dimana terdapat 13 anak yang termasuk kategori PS ini. Hal ini terjadi karena kurangnya pengenalan bentuk geometri pada anak dan tidak adanya alat permainan edukatif yang menunjang untuk mengenalkan bentuk geometri ini

2. Penggunaan lotto bentuk dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri di kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2. dilaksanakan dengan 2 siklus, dan setiap siklus terdapat 2 tindakan. Pada siklus I tindakan I penggunaan lotto bentuk dan warna belum maksimal, dan guru harus lebih jelas lagi dalam menjelaskan aturan permainanya, pada tindakan II masih terdapat anak yang belum bisa dalam menggunakan lotto bentuk dan warna, dan guru harus lebih cekatan dalam mengamati anak ketika bermain lotto bentuk dan warna, sementara pada siklus II tindakan I anak yang belum lancar menggunakan lotto bentuk dan warna pada siklus II tidakan I ini sudah mulai terlihat bisa menggunakan lotto bentuk dan warna, tetapi guru harus tetap mengamati anak, dan pada siklus II tindakan II ini sebagian besar anak sudah bisa menggunakan lotto bentuk dan warna ini dengan benar dan sesuai dengan aturan yang di tentukan.


(43)

98

3. Peningkatan Kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri anak kelompok A TK Satu Atap Sukakara 2 setelah diterapkanya alat permaianan lotto bentuk dan warna. Hal ini terbukti pada hasil anak setiap siklusnya. Pada kondisi awal anak yang sudah melakukan kegiatan secara mandiri ini belum terlihat dengan persentase 0% meningkat menjadi 33,3% pada siklus I, kemudian meningkat kembali menjadi 86,6% di siklus II. Hal ini terjadi karena anak yang mulanya berda pada kategori Dalam Proses (DP) dan Perlu Stimulus (PS) kemampuannya meningkat pada setiap siklusnya. Pada kategori dalam proses (PS) yang pada mulanya 20% pada kondisi awal dapat berubah menjadi 53,3% di siklus I, dan menjadi13,3% pada siklus II. Sedangkan pada kategori perlu stimulu (PS) kemampuannya telah meningkat yang mulanya 80% pada kondisi awal sebelum diberikanya tindakan dapat berkurang menjadi 13,30% pada siklus I, dan berkurang menjadi 6% pada silus II. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan ini dikarenakan adanya alat permaianan lotto dan warna yang menambah antusiasnya anak-anak mengikuti proses pembelajaran pengenalan bentuk-bentuk geometri dan memudahkan anak mengingat bentuk-bentuk geometri dengan berbagai macam warna.

B. Saran

Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain ditunjukan bagi :

a. Bagi Anak

1. Anak dapat meningkat kemampuan bentuk-bentuk geometri sejak dini, melalui penggunaan lotto bentuk dan warna.

2. Lotto bentuk dan warna dapat meningkatkan daya ingat anak. 3. Dapat melatih daya kosentrasi anak

4. Anak dapat bersosialisasi dengan yang lain, karena lotto bentuk dan warna ini dimainkan secara berkelompok


(44)

99

b. Bagi Guru

1. Menambah pengetahuan tentang berbagai cara atau media dalam mengajarkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini.

2. Dapat memberi ide untuk meningkatkan pembelajaran matematika khususnya dalam mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini 3. Memberikan pembelajaran yang menarik kepada anak dengan

memberikan alat permainan lotto bentuk dan warna yang kreatif dan menyenangkan bagi anak.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan suatu cara metode pembelajaran yang baru bagi pendidikan anak usia dini

2. Mengaplikasikan ilmu untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri.

d. Bagi Para peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan peneliti selanjutnya baik berhubungan dengan pengembangan matematika khususnya pengenalan bentuk-bentuk geometri maupun alat permainan lotto bentuk dan warna

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa penggunaan lotto bentuk dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri di TK menunjukan hasil dan perubahan yang baik dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengenal bentuk-bentuk geometri (persegi, segitiga, persegi panjang dan lingkaran). Dengan keberhasilan tersebut alat permaianan ini diharapkan dapat diterapkan di taman kanak-kanak yang lainnya.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung : UPI Sriningsih, N. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu Anak Usia Dini,

Bandung : Pustaka Sebelas.

Eliyawati. C., Zaman, B. dan Hernawan, A. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direkorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Rositha, I. (2008). Tips mengenalkan Matematika Pada Anak-Anak. [Onine]. Tersedia : http//www.mail-archive.comsarikata/@yahoo.groups.com. [8 Juni 2013].

Russeffendi (1998). Pengantar Kepada Guru untuk Mengembangkan Kompetensi dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Bariyah, N. 2010.[Online]. Tersedia :

http://nusrotulbariyah.wordpress.com/2010/01/16/geometri/.[16 Mei 2013] Apriliana, V. (2006). Peningkatan Pengenalan Konsep Bentuk Geometri Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Mencari Pasangan. Skripsi PG.-PAUD UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Direktorat PAUD. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DitjenDiklusepaDepdiknas

Kemendiknas, (2010). Pedoman pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak

Yeni, E, M. (2011). Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Dan Kemampuan Tilik Ruang Siswa Sekolah Dasar. [Online], Vol 1, 12 halaman. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/733/author/ety-mukhlesi-yeni [4 Juli 2013]


(46)

Wargo. (2004). Efektifitas Penggunaan Media Manipulatif dalam Stimulus Matematika Permulaan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok A. Jakarta Skrisi Program PAUD UNJ. Jakarta: tidak di terbitkan

Coopley, J, V. (2001). The Young Child And Mathematics. National Association For The Education Of Young Children.

Soemiarti, P. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Widiyanto, R. (2012). Pentingnya Kecerdasan Spasial dalam Pembelajaran

Geometri. [online]. Tersedia:

http://rendikwidiyanto.wordpress.com/2012/11/07/pentingnya-kecerdasan-spasial-dalam-pembelajaran-geometri/ [4 Juli 2013].

Sudono, A. (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak usia Dini. Jakarta : PT.Grasindo.

Zaman, B., Eliyawati C. (2010). Hand Out Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Media Pembelajaran Anak Usia Dini. UPI Bandung. Tidak

diterbitkan

Tim Penyusun Naskah Guru TK PG.TK UPI. (2008). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PLPG). Bandung : Universitas Pendidikan Anak Usia Dini.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Puri, I., Joeda, S, A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bermedia realita Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Pada Anak Kelompok B. [Online], Vol.3, No.2, (2013) halaman tersedia :

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/2446/baca-artikel

Wiratama H. (2009). Geometri Aturan-Aturan yang Mengikat Bentuk Arsitektur. [Online]. Tersedia: http://aa-arsitektur.blogspot.com/2009/09/geometri-aturan-aturan-yang-mengikat.html. [22 Juli 2013].


(47)

Susanti, A. (2012). Peningkatkan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Angka Melalui Papan Lotto Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak

Kartika Pekanbaru. [Online]. Tersedia:

//lib.unri.ac.id/skripsi/index.php?p=show_detail&id=27342 [28 Oktober 2013].

Handoko, Y (2010). Pembelajaran Matematika Untuk Anak Usia dini Melalui Pengenalan Konsep Geometri. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.

CRI (Children’s Resources International). (2000). Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak, CRI Indonesia. Jakarta: Kelapa Gading Permai. Lestari, K, W. (2011). Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini, Direktorat

Jendral Pendidikan AUD Nonformal dan Informal. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Purwoko. (2011). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD, Universitas Yogyakarta. Tidak diterbitkan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.

Budiningsih, C, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Adityasari, A. (2013). Main Matematika Yuk!. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Wikipedia. Jenis-Jenis Bentuk Geometri. [Online]. Tersedia : (http://id.wikipedia.org/wiki/). [24 Juli 2013].


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan tentang meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna di TK Satu Atap Sukakarya 2 kota sukabumi dapat disimpulkan sebagai berikut ;

1. Kondisi awal kemampuan anak TK A dalam mengenal bentuk geometri di TK Satu Atap Sukakarya 2 sebelum menggunakan alat permaianan lotto bentuk dan warna dapat di kategorikan masih rendah. Hal ini terlihat dari data yang di dapatkan peneliti pada observasi awal 0% pada kategori berkembang baik (BB) dimana tidak ada anak yang berada pada kategori ini, 20% termasuk kedalam kategori kategori DP (Dalam Proses) dimana terdapat 2 anak yang termasuk dalam kategori ini, 86,6% termasuk kategori PS (Perlus Stimulus) dimana terdapat 13 anak yang termasuk kategori PS ini. Hal ini terjadi karena kurangnya pengenalan bentuk geometri pada anak dan tidak adanya alat permainan edukatif yang menunjang untuk mengenalkan bentuk geometri ini

2. Penggunaan lotto bentuk dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri di kelompok A TK Satu Atap Sukakarya 2. dilaksanakan dengan 2 siklus, dan setiap siklus terdapat 2 tindakan. Pada siklus I tindakan I penggunaan lotto bentuk dan warna belum maksimal, dan guru harus lebih jelas lagi dalam menjelaskan aturan permainanya, pada tindakan II masih terdapat anak yang belum bisa dalam menggunakan lotto bentuk dan warna, dan guru harus lebih cekatan dalam mengamati anak ketika bermain lotto bentuk dan warna, sementara pada siklus II tindakan I anak yang belum lancar menggunakan lotto bentuk dan warna pada siklus II tidakan I ini sudah mulai terlihat bisa menggunakan lotto bentuk dan warna, tetapi guru harus tetap mengamati anak, dan pada siklus II tindakan II ini sebagian besar anak sudah bisa menggunakan lotto bentuk dan warna ini


(2)

98

3. Peningkatan Kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri anak kelompok A TK Satu Atap Sukakara 2 setelah diterapkanya alat permaianan lotto bentuk dan warna. Hal ini terbukti pada hasil anak setiap siklusnya. Pada kondisi awal anak yang sudah melakukan kegiatan secara mandiri ini belum terlihat dengan persentase 0% meningkat menjadi 33,3% pada siklus I, kemudian meningkat kembali menjadi 86,6% di siklus II. Hal ini terjadi karena anak yang mulanya berda pada kategori Dalam Proses (DP) dan Perlu Stimulus (PS) kemampuannya meningkat pada setiap siklusnya. Pada kategori dalam proses (PS) yang pada mulanya 20% pada kondisi awal dapat berubah menjadi 53,3% di siklus I, dan menjadi13,3% pada siklus II. Sedangkan pada kategori perlu stimulu (PS) kemampuannya telah meningkat yang mulanya 80% pada kondisi awal sebelum diberikanya tindakan dapat berkurang menjadi 13,30% pada siklus I, dan berkurang menjadi 6% pada silus II. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan ini dikarenakan adanya alat permaianan lotto dan warna yang menambah antusiasnya anak-anak mengikuti proses pembelajaran pengenalan bentuk-bentuk geometri dan memudahkan anak mengingat bentuk-bentuk geometri dengan berbagai macam warna.

B. Saran

Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain ditunjukan bagi :

a. Bagi Anak

1. Anak dapat meningkat kemampuan bentuk-bentuk geometri sejak dini, melalui penggunaan lotto bentuk dan warna.

2. Lotto bentuk dan warna dapat meningkatkan daya ingat anak. 3. Dapat melatih daya kosentrasi anak

4. Anak dapat bersosialisasi dengan yang lain, karena lotto bentuk dan warna ini dimainkan secara berkelompok


(3)

99

b. Bagi Guru

1. Menambah pengetahuan tentang berbagai cara atau media dalam mengajarkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini.

2. Dapat memberi ide untuk meningkatkan pembelajaran matematika khususnya dalam mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini 3. Memberikan pembelajaran yang menarik kepada anak dengan

memberikan alat permainan lotto bentuk dan warna yang kreatif dan menyenangkan bagi anak.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan suatu cara metode pembelajaran yang baru bagi pendidikan anak usia dini

2. Mengaplikasikan ilmu untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri.

d. Bagi Para peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan peneliti selanjutnya baik berhubungan dengan pengembangan matematika khususnya pengenalan bentuk-bentuk geometri maupun alat permainan lotto bentuk dan warna

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa penggunaan lotto bentuk dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri di TK menunjukan hasil dan perubahan yang baik dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengenal bentuk-bentuk geometri (persegi, segitiga, persegi panjang dan lingkaran). Dengan keberhasilan tersebut alat permaianan ini diharapkan dapat diterapkan di taman kanak-kanak yang lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung : UPI Sriningsih, N. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu Anak Usia Dini,

Bandung : Pustaka Sebelas.

Eliyawati. C., Zaman, B. dan Hernawan, A. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direkorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Rositha, I. (2008). Tips mengenalkan Matematika Pada Anak-Anak. [Onine]. Tersedia : http//www.mail-archive.comsarikata/@yahoo.groups.com. [8 Juni 2013].

Russeffendi (1998). Pengantar Kepada Guru untuk Mengembangkan Kompetensi dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Bariyah, N. 2010.[Online]. Tersedia :

http://nusrotulbariyah.wordpress.com/2010/01/16/geometri/.[16 Mei 2013] Apriliana, V. (2006). Peningkatan Pengenalan Konsep Bentuk Geometri Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Mencari Pasangan.

Skripsi PG.-PAUD UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Direktorat PAUD. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DitjenDiklusepaDepdiknas

Kemendiknas, (2010). Pedoman pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak

Yeni, E, M. (2011). Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Dan Kemampuan Tilik Ruang Siswa Sekolah Dasar. [Online], Vol 1, 12 halaman. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/733/author/ety-mukhlesi-yeni [4 Juli 2013]


(5)

Wargo. (2004). Efektifitas Penggunaan Media Manipulatif dalam Stimulus Matematika Permulaan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok A. Jakarta Skrisi Program PAUD UNJ. Jakarta: tidak di terbitkan

Coopley, J, V. (2001). The Young Child And Mathematics. National Association For The Education Of Young Children.

Soemiarti, P. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Widiyanto, R. (2012). Pentingnya Kecerdasan Spasial dalam Pembelajaran

Geometri. [online]. Tersedia:

http://rendikwidiyanto.wordpress.com/2012/11/07/pentingnya-kecerdasan-spasial-dalam-pembelajaran-geometri/ [4 Juli 2013].

Sudono, A. (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak usia Dini. Jakarta : PT.Grasindo.

Zaman, B., Eliyawati C. (2010). Hand Out Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Media Pembelajaran Anak Usia Dini. UPI Bandung. Tidak

diterbitkan

Tim Penyusun Naskah Guru TK PG.TK UPI. (2008). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PLPG). Bandung : Universitas Pendidikan Anak Usia Dini.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Puri, I., Joeda, S, A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bermedia realita Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Pada Anak Kelompok B. [Online], Vol.3, No.2, (2013) halaman tersedia :

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/2446/baca-artikel

Wiratama H. (2009). Geometri Aturan-Aturan yang Mengikat Bentuk Arsitektur. [Online]. Tersedia: http://aa-arsitektur.blogspot.com/2009/09/geometri-aturan-aturan-yang-mengikat.html. [22 Juli 2013].


(6)

Susanti, A. (2012). Peningkatkan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Angka Melalui Papan Lotto Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak

Kartika Pekanbaru. [Online]. Tersedia:

//lib.unri.ac.id/skripsi/index.php?p=show_detail&id=27342 [28 Oktober 2013].

Handoko, Y (2010). Pembelajaran Matematika Untuk Anak Usia dini Melalui Pengenalan Konsep Geometri. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.

CRI (Children’s Resources International). (2000). Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak, CRI Indonesia. Jakarta: Kelapa Gading Permai. Lestari, K, W. (2011). Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini, Direktorat

Jendral Pendidikan AUD Nonformal dan Informal. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Purwoko. (2011). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD, Universitas Yogyakarta. Tidak diterbitkan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.

Budiningsih, C, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Adityasari, A. (2013). Main Matematika Yuk!. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Wikipedia. Jenis-Jenis Bentuk Geometri. [Online]. Tersedia : (http://id.wikipedia.org/wiki/). [24 Juli 2013].


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Bentuk-Bentuk Geometri Pada Kelompok A TK Melati Bawang, Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Bentuk-Bentuk Geometri Pada Kelompok A TK Melati Bawang, Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 9

PENGEMBANGANKEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN PUZZLE BOLAPADA Pengembangankemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Dengan Menggunakan Puzzle Bolapada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanakaba Sabranglor Kecamatantrucuk Kabupaten

0 1 16

PENDAHULUAN Pengembangankemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Dengan Menggunakan Puzzle Bolapada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanakaba Sabranglor Kecamatantrucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 1 8

PENGEMBANGANKEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN PUZZLE BOLAPADA Pengembangankemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Dengan Menggunakan Puzzle Bolapada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanakaba Sabranglor Kecamatantrucuk Kabupaten

0 0 14

PENGEMBANGAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA MELALUI KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B TAMAN Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika Melalui Kartu Angka Pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak ABA 1 Gaden Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KELENTURAN OTOT DAN KOORDINASI MATA MELALUI PERMAINAN BOLA KERANJANG PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kelenturan Otot Dan Koordinasi Mata Melalui Permainan Bola Keranjang Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak ABA Planggu Kecamatan Trucuk

0 2 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BIDANG : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A Taman Kanak-Kanak Islam Yahya Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

3 15 37

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

2 4 27

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KREATIVITAS MELALUI MENEMPEL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK BINA INSAN

0 1 15