PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI.

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

Oleh: DEWI JENOVA

1005118

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA PADA

MATERI USAHA DAN ENERGI

Oleh: Dewi Jenova

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dewi Jenova 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

(4)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

Dewi Jenova NIM: 1005118

Pembimbing I: Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si Pembimbing II: Achmad Samsudin, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian pemahaman konsep siswa SMA pada materi usaha dan energi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya perangkat soal yang mengukur aspek pemahaman konsep fisika siswa, sehingga penilaian pemahaman konsep yang dilakukan belum menggambarkan kemampuan memahami siswa yang sesungguhnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode research

and development. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa pada salah satu

SMA Negeri Kota Bandung sebanyak 170 orang. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan Anates V4, hasil penelitian menunjukkan reabilitas instrumen penilaian sebesar 0.85 dengan interpretasi sangat tinggi dan validitas soal sebesar 0.74 dengan interpretasi tinggi. Profil kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diukur adalah 59.26 % dengan kriteria sedang. Hampir seluruh siswa memberikan respon yang positif terhadap instrumen penilaian yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian yang disusun sudah dapat digunakan sebagai alat ukur pemahaman konsep siswa.

Kata kunci : Pengembangan instrumen penilaian, pemahaman konsep, soal pilihan ganda

ABSTRACT

Development of assessment instruments understanding of the concept of high school students on work and energy

This research aims to develop assessment instrument understanding of the concept of high school students on work and energy topic. This research is motivated by the lack of instrument that measure students ' understanding of physics concepts, so the assessment do not describe the level of students’ understanding. Research methods used are research and development. Subjects in this study were students of Senior High School in Bandung as many as 170 people. Based on the data processing by using Anates V4, the results showed reabilitas assessment instruments achieves 0.85 with very high interpretation and the validity is 0.74 wtih high interpretation. The profile of understanding the concept of students is 59.26% with medium criteria. Almost all of students give a positive response to assessment instrument. Thus, it can be concluded that the assessment instruments that can already be used as a tool to measure the students'


(5)

(6)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Pengembangan Tes... 7

B. Kualitas Tes ... 11

C. Pemahaman Konsep ... 13

D. Instrumen Penilaian Pemahamn Konsep ... 17

E. Tinjauan Materi Usaha dan energi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34


(7)

D. Instrumen Penelitian... 35

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Prosedur Penelitian... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Data Hasil Penelitian ... 47

B. Temuan dan Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(8)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran fisika adalah aspek pemahaman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Gardner (1999) bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah memfasilitasi peserta didik to achieve understanding yang dapat diungkapkan secara verbal, numerikal, kerangka pikir positivistik, kerangka pikir kehidupan berkelompok, dan kerangka kontemplasi spiritual. Aspek pemahamn konsep fisika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan harus dimiliki oleh siswa. Konsep – konsep yang ada dalam materi fisika bukan hanya untuk diingat tapi perlu bagi siswa untuk memahaminya. Dengan memahami konsep, siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran fisika serta dapat menerapkan konsep yang telah dipahaminya kedalam permasalahan yang sederhana sampai dengan kompleks.

Pemahaman konsep tidak hanya dikembangkan dalam pembelajaran saja, tetapi juga harus didukung dengan alat tes yang mencerminkan kemampuan pemahaman konsep, karena tes atau penilaian merupakan bagian yang menyatu dengan pembelajaran di kelas. Penilaian berfungsi sebagai alat ukur kompetensi yang dicapai dari suatu pembelajaran yang dapat digunakan sebagai perbaikan proses pembelajaran dan juga untuk menentukan prestasi yang dicapai siswa.

Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 penilaian pendidikan dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu bentuk pengukuran yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tes tertulis. Tes yang diberikan kepada siswa perlu dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.


(9)

Untuk melakukan suatu penilaian maka seorang guru perlu melakukan penyusunan suatu instrumen untuk megukur kemampuan siswa. Purwanto (2011, hlm. 82) menyatakan bahwa suatu alat ukur yang hendak digunakan untuk mengukur, harus diperhatikan kemampuannya secara baik. Alat ukur yang disusun dengan baik akan mengukur kemampuan apa yang hendak diukur dari siswa sehingga tujuan dari seorang guru dalam melakukan penilaian dapat tercapai. Oleh karena itu, suatu tes harus dibuat dengan prosedur pengembangan yang menjamin diperolehnya hasil yang berkualitas. Salah satu prosedur yang dapat diikuti untuk mengembangkan perangkat tes standar sebagaimana yang dikemukakan oleh Mardapi (2008, hlm. 88) yaitu menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, melakukan uji coba, menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes dan menafsirkan tes.

Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2009 dan 2010 (dalam Sutiadi, 2013, hlm. 2) bahwa masih banyak ditemukan penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru ternyata belum sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi siswa yang sesungguhnya karena guru masih belum memiliki perencanaan yang baik untuk melakukan penilaian. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, ketika seorang guru melakukan penilaian pada pemahaman konsep, guru belum memiliki perencanaan yang baik untuk melakukan penilaian seperti tidak membuat kisi – kisi soal, belum mengikuti kaidah penulisan soal yang baik, dan belum membuat soal secara mandiri. Guru menganggap siswa sudah memahami konsep jika siswa sudah mampu menjelaskan dan memberi contoh, sehingga tipe soal yang ditulis kebanyakan berupa aspek menjelaskan dan mencontohkan sedangkan aspek yang lain kurang diterapkan dalam soal. Padahal sebenarnya kemampuan pemahaman konsep siswa, tidak hanya terbatas pada aspek menjelaskan dan mencontohkan saja. Berdasarkan


(10)

3

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taksonomi Bloom Revisi kemampuan pemahaman konsep ini meliputi aspek menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkumkan, mearik inferensi, membandingkan, dan menjelaskan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa, siswa mengungkapakan bahwa tes yang mereka alami berbentuk itu–itu saja. Soal fisika yang diberikan guru selalu meminta mereka melakukan perhitungan, sehingga mereka beranggapan bahwa fisika itu sulit. Siswa juga mengungkapkan karena tipe soal yang diberikan guru adalah jenis perhitungan sehingga membuat siswa malas untuk memahami konsep – konsep fisika. Mereka lebih memilih menghafalkan rumus – rumus daripada memahami konsep fisika. Padahal untuk menyelesaikan persoalan fisika yang lebih tinggi seperti menganalisis, siswa akan lebih mudah melakukannya jika memahami konsep tersebut terlebih dahulu. Selain itu siswa juga merasa senang jika dalam pembelajaran maupun tes disertai dengan konsep – konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan itu mereka bisa lebih memahami konsep – konsep fisika yang ada disekitar mereka.

Salah satu penyebab kurang diberdayakannya pengembangan proses memahami dalam mata pelajaran fisika adalah minimnya perangkat soal yang mengukur pencapaian hasil belajar fisika dalam kemampuan memahami. Oleh karena itu, sudah waktunya proses memahami siswa dilatihkan dan dinilai dengan cara lain. Pengukuran hasil belajar fisika yang berupa kemampuan memahami siswa dapat dilatihkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda dipilih karena dianggap cocok diaplikasikan dalam menilai aspek pemahaman konsep siswa. Linn dan Gronlund (1985, hlm. 179) menyatakan meskipun banyak guru yang membatasi penggunaan tes berbentuk pilihan ganda dalam menilai ranah pengetahuan dengan alasan bahwa penggunaan pilihan ganda dibatasi untuk pengukuran hasil belajar yang relatif sederhana, akan tetapi bentuk pilihan ganda dianggap sesuai penggunaanya dalam mengukur berbagai aspek pemahaman dan penerapan.


(11)

Surapranata (2004, hlm. 178) menyatakan bahwa tes bentuk pilihan ganda memiliki kelebihan tersendiri, seperti: jumlah materi yang ditanyakan dapat mencakup bahan yang luas, dapat mengukur berbagai tingkatan kognitif, reliabilitasnya tinggi, penskorannya lebih mudah, objektif, dan cepat serta tepat digunakan untuk ujian yang pesetanya sangat banyak. Selain itu Simkin dan Kuechler (2005, hlm. 75) juga menyatakan bahwa tes bentuk pilihan ganda dapat memberikan keuntungan kepada siswa seperti mengurangi kecemasan siswa dan membantu siswa menghindari kehilangan poin karena disebabkan oleh ejaan yang buruk, tata bahasa dan kemampuan menulis yang buruk.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa SMA pada Materi Usaha dan Energi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengembangan instrumen penilaian pemahaman konsep siswa SMA pada materi usaha dan energi?”

Untuk lebih jelas pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penilaian pemahaman konsep yang dikembangkan?

2. Bagaimana profil kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diukur dengan menggunakan instrumen penilaian yang dikembangkan?

3. Bagaimana respon siswa terhadap instrumen penilaian pemahaman konsep yang diberikan?

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan kajian dalam penelitian ini, maka permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi sehingga masalah yang dijadikan objek akan


(12)

5

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih terarah dan mendalam pengkajiannya. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Kemampuan pemahaman konsep siswa yang akan diukur dengan tes tertulis berupa pilihan ganda dibatasi pada lima aspek saja yaitu menafsirkan, mencontohkan, menduga, membandingkan dan menjelaskan. 2. Kompetensi dasar yang diambil untuk penelitian ini adalah kompetensi dasar 3.3 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyelesaikan permasalahan gerak dalam kejadian sehari-hari pada kelas XI SMA

3. Indikator dikembangkan berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi memahami (C2).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian pemahaman konsep siswa SMA pada materi usaha dan energi. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari instrumen penilaian yang dikembangkan.

2. Mengetahui profil kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diukur dengan menggunakan instrumen penilaian yang dikembangkan.

3. Menggambarkan respon siswa terhadap insrumen penilaian pemahaman konsep yang diberikan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adalah sebagai berikut

1. Tes yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif evaluasi untuk dapat mengukur pemahaman konsep siswa

2. Memberikan informasi dan gambaran mengenai profil pemahaman konsep yang dimiliki siswa untuk membantu guru mengetahui ketercapaian


(13)

pemahaman konsep siswa, sehingga guru lebih mudah mengembangkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran berikutnya.

3. Memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep khususnya pada materi usaha dan energi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari skripsi ini terdiri atas lima bab yang akan dirinci sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang, rumusan masalah sebagai kerangka penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi yang berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi

BAB II Kajian Pustaka, berisikan tentang kerangka konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang menjelaskan tentang pengembangan tes, kualitas tes, pemahaman konsep, instrumen penilaian pemahaman konsep, dan tinjauan materi usaha dan energi.

BAB III Metode Penelitian, berisikan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, defenisi operasional, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penlitian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan, berisi data hasil penelitian serta temuan dan pembahasan tentang pengembangan instrumen penilaian pemahaman konsep.

BAB V Penutup, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang diperoleh.


(14)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan karena dianggap cocok dengan tujuan dilakukannya penelitian pada skripsi ini yaitu untuk mengembangkan produk berupa instrumen penilaian pemahaman konsep siswa pada materi pelajaran fisika SMA. Sukmadinata (2013, hlm. 164) menyatakan bahwa “penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan”. Sedangkan Borg & Gall (Setyosari, 2012, hlm. 215) mengungkapakan penelitian pengembangan adalah “suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan”. Penelitian ini mengikuti langkah – langkah secara siklus dimana langkah – langkah tersebut terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk, melakukan ujicoba lapangan dan merevisi hasil uji coba lapangan. Setiap langkah yang akan dilakukan mengacu pada hasil sebelumnya yang sudah diperbaiki dan dikembangkan, sehingga akhirnya diperoleh suatu produk penelitian.

Prosedur penelitian menggunakan research and development dapat merujuk pada teori Borg and Gall (Sukmadinata, 2013, hlm. 169) yang mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data ( research and information) 2. Perencanaan (planning )

3. Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product) 4. Uji coba lapangan awal ( preliminary field testing)


(15)

5. Revisi hasil uji coba (main product revision) 6. Uji coba lapangan (main field testing)

7. Penyempurnaan produksi hasil uji lapangan (operasional product revision ) 8. Uji pelaksanaan lapangan ( operasional field testing)

9. Penyempurnaan produk ( final product revision)

10. Desiminasi dan Implementasi ( Dissemination and implementation)

Kesepuluh langkah tersebut dapat dimodifikasi menjadi tiga tahapan oleh Sukmadinata (2013, hlm. 185) yaitu:

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan yang terdiri dari tiga langkah yaitu studi kepustakaan, survai lapangan, penyusunan produk awal

2. Pengembangan instrumen

Ada dua langkah dalam tahap pengembangan instrumen yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan berdasarkan revisi hasil dari uji coba terbatas.

3. Uji produk.

Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan.

Sebelum penelitian dilaksanakan dibuatlah desain penelitian sebagai perencanaan dari langkah – langkah penelitian yang akan dilaksanakan agar terarah.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kota Bandung. Peserta penelitian adalah siswa kelas XII IPA dan XI MIA di SMA tersebut. Peserta penelitian pada uji coba terbatas adalah 34 siswa, peserta penelitian pada uji coba lebih luas adalah 102 siswa, dan peserta pada uji produk adalah 34 siswa. C. Definisi Operasional


(16)

35

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan instrumen penilaian yang dimaksud adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka untuk menjadikan suatu instrumen penilaian bertambah baik. Dalam penelitian ini pengembangan instrumen penilaian yang dilakukan adalah pengembangan instrumen penilaian berupa tes pilihan ganda. Soal tes pilihan ganda yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua bentuk yaitu pilihan ganda biasa dan asosiasi. Kedua jenis bentuk pilihan ganda ini dapat dikembangkan kedalam aspek – aspek pemahaman konsep yang akan diuji.

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan kemampuan memahami suatu ide yang terkandung dalam informasi berupa lisan, tulisan maupun grafis dan mampu menyampaikannya ke dalam bahasa sendiri. Pemahaman konsep yang di ukur dalam penelitian ini yaitu pada aspek menafsirkan, mencontohkan, menarik inferensi, membandingkan dan menjelaskan. Menafisrkan yaitu mengubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Mencontohkan yaitu menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau prinsip. Menarik inferensi yaitu menggambarkan kesimpulan ogis dari informasi yang disajikan. Membandingkan yaitu mencari hubungan antara dua ide, objek atau hal hal serupa. Menjelaskan yaitu mengkontruksi model sebab akibat dari suatu sistem.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes pilihan ganda

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes piliha ganda karena tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan seperti penskorannya mudah, cepat, objektif dan dapat mencakup bahan materi yang luas dalam satu tes, serta reabilitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan tes uraian. Soal pilihan ganda yang dibuat berjumlah total 20 soal dengan rincian 10 soal pilihan ganda biasa dan 10


(17)

soal pilihan ganda asosiasi. Setiap empat butir soal menilai pada aspek menafsirkan, memberi contoh, membandingkan, menarik inferensi dan menjelaskan.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan keterbacaan instrumen penilaian pemahaman konsep yang dikerjakan oleh siswa.

3. Angket

Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap instrumen pilihan ganda yang diberikan seperti pengetahuan siswa tentang penilaian pemahaman konsep, jenis intrumen yang digunakan, kejelasan stem dan option soal dan laian – lain.

Penyusunan angket didasarkan pada skala likert, format jawaban dari setiap pernyataan terdiri dari lima pilihan jawaban yang terentang dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju disertai alasan untuk menjelaskan alasan siswa memilih salah satu jawaban tersebut.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Penyusunan Instrumen

Instrumen disusun dengan menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari kelas XI yang digunakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Selanjutnya peneliti memilih materi yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah peneliti memilih materi, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah membuat indikator, memetakan indikator agar soal yang dibuat dapat mewakili seluruh bahan pelajaran


(18)

37

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diajarkan kedalam bentuk kisi – kisi soal. Kemudian kisi – kisi soal dijabarkan kedalam bentuk butir soal.

Tes pilihan ganda dibuat dengan memperhatikan kaidah penulisan soal pilihan ganda (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang – Depdiknas, 2007, hlm.13). Dimana soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah sebagai berikut:

a. Materi

1) Soal harus sesuai indikator

2) Pilihan jawaban harus logis dan homogeny dan logis ditinjau dari materi

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar b. Konstruksi

1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas

2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja

3) Pokok soal jangan memeberi petunjuk ke arah jawaban yang benar

4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang negative 5) Panjang pilihan jawaban harus relatif sama

6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan semua benar atau semua salah

7) Pilihan jawaban berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka

8) Gambar. grafik, diagram dan tabel yang digunakan pada soal harus jelas dan berfungsi

9) Butir soal jangan bergantung kepada jawaban soal sebelumnya c. Bahasa

1) Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia


(19)

2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk tingkat nasional atau daerah lain

3) Menggunakan bahasa yang komunikatif

4) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian

Selain memperhatikan kaidah penulisan soal seperti yang telah dijelaskan di atas, untuk membuat soal pilihan ganda yang baik perlu dilakukannya judgement atau penelaahan seorang ahli dibidangnya. Judgement soal tes pilihan ganda ini dilakukan oleh dua orang dosen dan satu orang guru. Pada judgement instrumen tes pilihan ganda dilakuakan penelaahan terhadap kesesuaian soal dengan indikator soal, kesesuaian soal dengan aspek pemahaman konsep dan penelaahan secara materi, konstruksi dan bahasa.

2. Pengembangan Instrumen

Pengembangan yang dimaksud disini adalah proses untuk menjadikan instrumen yang telah dibuat agar menjadi bertambah baik, caranya adalah dengan melakuakan uji coba terhadap instrumen tersebut. Uji coba yang dilakukan sebanyak dua kali. Uji coba pertama yaitu uji coba terbatas kepada 34 orang siswa. Hasil uji coba terbatas tersebut dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukarannya. Selain itu juga dilakuakn wawancara keterbacaan soal kepada siswa. Hasil dari revisi uji coba terbatas ini diuji cobakan lagi kepada 102 siswa, uji ini disebut uji coba lebih luas. Hasil uji coba lebih luas ini juga dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Kemudian berdasarkan hasil analisis tersebut dilakukan lagi revisi terhadap butir soal. Kemudian hasil uji coba lebih luas inilah yag dipakai dalam uji produk. Terakhir produk yang sudah diperoleh yaitu instrumen penilaian pemahaman konsep di judgement kembali kepada dosen ahli.


(20)

39

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tes Pilihan Ganda

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. 2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa setelah mengerjakan instrumen penelitian keterampilan pemahaman konsep, wawancara hanya dilakukan pada beberapa siswa yang dipilih secara acak. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kejelasan informasi dalam soal serta kejelasan pertanyaan instrumen tes yang dikembangkan. Hasil wawancara ini digunakan sebagai pertimbangan revisi butir soal. 3. Angket

Angket ini diberikan kepada siswa setelah melakukan penilaian pemahaman konsep menggunakan instrumen pilihan ganda. Hal ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penilaian pemahaman konsep.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen menurut Arikunto(2012, hal.81) yaitu:


(21)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y X : skor tiap butir soal.

Y : skor total tiap butir soal. N : jumlah siswa.

Besar validitas dapat dinterpretasikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Instrumen Nilai r Kriteria validitas 0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat Rendah

(Surapranata, 2006: 59) 2. Analisis Reliabilitas

Pengujian reliabilitas untuk tes pemahaman konsep ini digunakan pendekatan Test – Retest atau (Single Test – Double Trial), yang sering dikenal dengan istilah pendekatan bentuk ulangan, maka penentuan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik ulangan, dimana tester hanya menggunakan satu seri tes, tetapi percobaannya dilakukan sebanyak dua kali. Tes diberikan kepada satu kelompok subjek dalam dua kesempatan yang berbeda (dengan jarak tes seminggu atau lebih).

Menurut Sudijono (2008, hlm. 268) syarat dilakukannya tes retest yaitu dalam jangka waktu pertama dan kedua guru tidak boleh memberikan semacam petunjuk mengenai tes yang pertama. Testing dilakukan dalam kondisi dan situasi yang sama. Artinya harus diusahakan agar situasi tes kedua itu tidak berbeda dengan tes pertama yang berlangsung.


(22)

41

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product moment seperti pada rumus 3.1 dengan X skor total tes pertama dan Y skor total tes kedua.

Besar realibilitas yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas Instrumen Koefisien korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Arifin, 2013: 257) 3. Analisis Daya Pembeda

Untuk menentukan daya pembeda D tes pemahamn konsep dihitung dengan menggunakan rumus 3.2 (Arifin, 2013, hlm. 233)

Dengan,

WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n : 27% x N

Indeks koefisien daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan benar butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan salah butir soal itu. Sebaliknya daya pembeda -1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan salah butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan benar butir soal itu. Berikut ini adalah tabel 3.3 yang mencantumkan interpretasi daya pembeda:

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda


(23)

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat Baik (Arikunto, 2012 : 232) 4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Cara menghitung tingkat kesukaran adalah dengan rumus dibawah ini. (Arifin, 2013, hlm. 266).

Keterangan:

WL: Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH: Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL : Jumlah dari kelompok bawah

nH : Jumlah dari kelompok atas

Sebelum menggunakan rumus diatas, siswa dibagi terlebih dahulu 27 % kelompok atas dan 27 % kelompok bawah. Berikut ini adalah tabel 3.4 yang mencantumkan interpretasi tingkat kesukaran:

Tabel 3.4 Tabel Tingkat Kesukaran Butir Soal

P Kriteria

0,00 – 0,30 Soal sukar 0,31 – 0, 70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah

(Arifin, 2013 : 272) 5. Analisis Pemahaman konsep siswa

a. Memberi skor jawaban siswa. skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

b. Menghitung rata – rata tiap aspek untuk tiap aspek menurut (Muhibin Syah (dalam Anggraeni, 2013, hlm 47) dengan rumus


(24)

43

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut tabel 3.5 yang mencantumkan tafsiran aspek pemahamn konsep.

Tabel 3.5 Tafsiran Aspek Pemahahaman Konsep

Persentas Kriteria

81 % - 100 % Sangat Tinggi

61 % - 80 % Tingggi

41 % - 60 % Sedang

21 % - 40 % Rendah

0 % - 20 % Sangat

Rendah

Muhibin Syah (dalam Anggraeni, 2013, hlm 47) 6. Analisis Angket

a. Memberi nilai jawaban siswa sesuai dengan aturan skal likert. Lima untuk Sangat Setuju, empat untuk Setuju, tiga untuk Rata – rata, dua untuk Tidak Setuju dan satu untuk Sangat Tidak Setuju.

b. Menghitung persentase untuk setiap jawaban siswa. Pengubahan skor mentah ke dalam nilai persentase dengan menggunakan rumus untuk masing-masing kategori jawaban.

Dengan NP: nilai peresen yang di cari f :banyaknya siswa

N : total siswa

c. Hasil perhitugan persentase jumlah siswa ditafsirkan berdasarkan harga persentase menurut Koentjoroningrat (dalam Handayani, 2013, hlm. 50) seperti yang di klasifikasikan berdasarkan tabel 3.6


(25)

Harga (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir sebagian

50 Sebagian

51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini menjadi dua tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan yang meliputi serangkaian uji coba instrumen.

1. Tahap Studi Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi kepustakaan tentang instrumen pemahaman konsep b. Menganalisis kurikulum fisika SMA sesuai dengan kurikulum 2013 dan

menganalisis Kompetensi Dasar (KD) serta materi yang dapat dijadikan topik untuk penyusunan instrumen penilaian pemahaman konsep.

c. Melakukan survey lapangan dengan melakukan wawancara guru dan siswa mengenai penggunaan instrumen pemahaman konsep.

d. Menyusun kisi-kisi soal pemahaman konsep sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

e. Merancang soal pemahaman konsep dengan mengacu kisi-kisi yang telah disusun.

f. Melakukan validitas isi oleh dosen sebelum dilakukan uji coba instrumen.


(26)

45

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses revisi I dilakukan setelah medapatkan hasil uji validitas isi dari dosen. Hasil validitas isi dari para ahli dianalisis kemudian diperbaiki. proses revisi berdasarkan penilaian yang diberikan dosen. Butir soal yang telah direvisi siap untuk diujikan pada uji coba terbatas.

2. Tahap Pengembangan (Uji Coba Instrumen)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada satu kelas XII IPA di salah satu SMAN Kota Bandung yang telah mendapatkan materi usaha energi. Uji coba terbatas dilakukan untuk mendapatkan validitas empiris, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

b. Melakukan wawancara keterbacaan soal.

c. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas butir soal meliputi validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

d. Menganalisis data hasil uji coba terbatas e. Melakukan revisi II

Setelah dilakukan uji coba terbatas, dilakukan revisi kedua berdasarkan analisis butir soal dan keterbacaan soal. Butir tes yang telah direvisi diujikan kembali pada uji coba lebih luas.

f. Melakukan uji coba lebih luas

Butir soal yang telah direvisi kemudian digunakan untuk uji coba lebih luas, uji coba diberikan kepada siswa tiga kelas XI program MIA yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba terbatas.

g. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas hasil butir soal yang meliputi validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

h. Melakukan revisi III 3. Uji Produk


(27)

j. Menyebar angket tanggapan siswa terhadap instrumen penilaian pemahaman konsep yang dilakukan

k. Mengolah angket

l. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas butir soal meliputi validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

m.Melakukan analisis dan membahas data secara keseluruhan

n. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data.

Adapun alur prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

TAHAP STUDI PENDAHULUAN

Kajian Literatur Instrumen Pemahaman

Konsep

Survey Lapangan tentang Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep

Analisis Materi Fisika SMA kelas XI


(28)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengembangan instrumen penilaian pemahaman konsep dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa langkah yaitu menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, uji coba, menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes dan melaksanakan tes. Langkah – langkah tersebut diterapkan kedalam metode pengembangan yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu studi pendahuluan, tahap pengembangan dan uji produk. Berdasarkan hasil penelitian, temuan dan pembahasan yang didapatkan dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji produk tentang pengembangan instrumen penilaian pemahaman konsep pada mata pelajaran fisika SMA dapat disimpulkan secara khusus sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian pemahaman konsep yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kualitas tes yang baik dengan validitas dan reabilitas tes masing-masing 0,74 dengan interpretasi tinggi dan 0,85 dengan interpretasi sangat tinggi. Berdasarkan analisi butir soal untuk validitas diperoleh hasil empat butir soal memiliki validitas tinggi, 13 butir soal memiliki validitas cukup dan tiga butir soal memiliki validitas rendah. Untuk daya pembeda diperoleh hasil 4 butir soal memiliki daya pembeda baik. 14 butir soal memiliki daya pembeda yang baik, 2 butir soal memiliki daya pembeda cukup.. Sedangkan untuk tingkat kesukaran diperoleh hasil 15 soal sedang, 4 soal mudah dan 1 soal sukar.

2. Instrument Instrumen penilaian pemahaman yang dikembangkan sudah dapat mengukur 59.26 % aspek pemahaman konsep siswa. Angka 59.26%


(29)

menunjukkan tinngkat pemhaman konsep siswa dalam materi usaha dan energi adalah sedang.


(30)

77

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Respon siswa terhadap penilaian pemahaman adalah hampir seluruh siswa memberikan respon yang positif.

B. Saran

1. Analisis reliabilitas yang digunakan pada tahapan pengembangan berbeda yaitu saat uji coba terbatas menggunakan metode test-retest sedangkan saat uji coba lebih luas menggunakan Anatess V4. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya analisis reliabilitas ini menggunakan metode yang konsisten.

2. Pada saat melakukan validasi instrumen kepada ahli, sebaiknya diberikan kolom penjelasan mengenai aspek – aspek pemahaman konsep yang dimaksud. Sehingga antara pembuat instrumen dan penjudgement instrumen memiliki pemahaman yang sama tentang aspek pemahaman konsep yang diterapkan kedalam soal.

3. Aspek pemahaman konsep yang dikembangkan dalam instrumen ini hanya mencakup lima aspek pemahamn konsep taksonomi Bloom revisi. Dengan demikian maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan instrumen penilaian pemahamahaman konsep pada aspek yang lain berdasarkan taksonomi Bloom revisi.

4. Pengembangan instrumen penilaian dalam penelitian ini hanya dilakukan pada satu materi saja, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan instrumen pemahaman konsep pada materi fisika yang lain.

5. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu sekolah. Untuk sekolah tersebut instrumen penilaian yang dikembangkan sudah mempunyai kualitas yang baik meskipun dengan demikian jika uji coba instrumen dilakukan lebih dari satu sekolah dalam strata yang sama kemungkinan akan menghasilkan hasil yang berbeda. Dengan demikian perlu melakukan penelitian dengan subjek penelitian yang lebih luas.


(31)

(32)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York. Longman Publishing.

Anggraeni, L.S. (2013). Profil Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman Konsep Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Arikunto, S (2008).Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2012). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Brookhart & Nikto. (2007). Educational Assesment of Student. United States of America: Pearson Education.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all students should understand. New York: Simon & Schuster Inc.

Giancoli, D. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Handayani, D.Y. (2013). Penerapan Penilaian Kinerja Berbasis Praktikum Untuk Mengidentifikasi Kinerja Siswa pada Pembelajaran IPA di SMP. Skripsi UPI Bandun. Tidak diterbitkan.

Handayani, S & Damari, A. (2009). Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional

Linn, R.L & Gronlun, N.E. (1985). Measurement and Assessment in Teaching 7TH Edition. United States of America: Prentice-Hall


(33)

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta: Mitra Cendikia

Mc Millan, J.H. (2007). Clasroom Assessment. United States of America: Pearson Education.

Nurachmadini, S. (2009). Fisika 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 64. (2013).Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 104. (2014).Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemerintah Republik Indonesia.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang – Depdiknas. (2007). Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. [Online]. Tersedia:

https://disnawati.files.wordpress.com/2012/04/panduan_penulisan_2.pdf. [ 15 Mei 2014]

Putra, N. (2012). Research And Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kencana

Simkin, M.G.&Kuecler, W.L. (2005). Multiple choice test and Student Understanding: what is the connection? Decision Science Journal of Innovative Education.3, (1), 73 – 97.

Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(34)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiarti, T. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Fisika SMA. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Sugiyono .(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda

Surapranata, S.(2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung:Rosdakarya

Surapranata, S. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Rosdakarya

Sutiadi, A. (2013). Analisis Kemampuan Calon Guru Fisika Dalam Membuat Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Esai. Dalam: Harto Nuroso (Editor) Prosiding Seminar Nasional 2 nd Lontar Physics Forum 2013. Peranan Fisika dalam Membentuk Insan Berkarakter ISBN 978-602-8047-80-7. Semarang: FPMIPA IKIK PGRI


(1)

77

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan tinngkat pemhaman konsep siswa dalam materi usaha dan energi adalah sedang.


(2)

77

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Respon siswa terhadap penilaian pemahaman adalah hampir seluruh siswa memberikan respon yang positif.

B. Saran

1. Analisis reliabilitas yang digunakan pada tahapan pengembangan berbeda yaitu saat uji coba terbatas menggunakan metode test-retest sedangkan saat uji coba lebih luas menggunakan Anatess V4. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya analisis reliabilitas ini menggunakan metode yang konsisten.

2. Pada saat melakukan validasi instrumen kepada ahli, sebaiknya diberikan kolom penjelasan mengenai aspek – aspek pemahaman konsep yang dimaksud. Sehingga antara pembuat instrumen dan penjudgement instrumen memiliki pemahaman yang sama tentang aspek pemahaman konsep yang diterapkan kedalam soal.

3. Aspek pemahaman konsep yang dikembangkan dalam instrumen ini hanya mencakup lima aspek pemahamn konsep taksonomi Bloom revisi. Dengan demikian maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan instrumen penilaian pemahamahaman konsep pada aspek yang lain berdasarkan taksonomi Bloom revisi.

4. Pengembangan instrumen penilaian dalam penelitian ini hanya dilakukan pada satu materi saja, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan instrumen pemahaman konsep pada materi fisika yang lain.

5. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu sekolah. Untuk sekolah tersebut instrumen penilaian yang dikembangkan sudah mempunyai kualitas yang baik meskipun dengan demikian jika uji coba instrumen dilakukan lebih dari satu sekolah dalam strata yang sama kemungkinan akan menghasilkan hasil yang berbeda. Dengan demikian perlu melakukan penelitian dengan subjek penelitian yang lebih luas.


(3)

77

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi


(4)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York. Longman Publishing.

Anggraeni, L.S. (2013). Profil Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman Konsep Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Arikunto, S (2008).Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2012). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Brookhart & Nikto. (2007). Educational Assesment of Student. United States of

America: Pearson Education.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all students should understand. New York: Simon & Schuster Inc.

Giancoli, D. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Handayani, D.Y. (2013). Penerapan Penilaian Kinerja Berbasis Praktikum Untuk Mengidentifikasi Kinerja Siswa pada Pembelajaran IPA di SMP. Skripsi UPI Bandun. Tidak diterbitkan.

Handayani, S & Damari, A. (2009). Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional

Linn, R.L & Gronlun, N.E. (1985). Measurement and Assessment in Teaching 7TH Edition. United States of America: Prentice-Hall


(5)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta: Mitra Cendikia

Mc Millan, J.H. (2007). Clasroom Assessment. United States of America: Pearson Education.

Nurachmadini, S. (2009). Fisika 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 64. (2013).Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 104. (2014).Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemerintah Republik Indonesia.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang – Depdiknas. (2007). Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. [Online]. Tersedia:

https://disnawati.files.wordpress.com/2012/04/panduan_penulisan_2.pdf. [ 15 Mei 2014]

Putra, N. (2012). Research And Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Kencana

Simkin, M.G.&Kuecler, W.L. (2005). Multiple choice test and Student Understanding: what is the connection? Decision Science Journal of

Innovative Education.3, (1), 73 – 97.

Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

Dewi Jenova, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Pemahaman Konsep Siswa Sma Pada Materi Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiarti, T. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Fisika SMA. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Sugiyono .(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Surapranata, S.(2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes.

Bandung:Rosdakarya

Surapranata, S. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Rosdakarya Sutiadi, A. (2013). Analisis Kemampuan Calon Guru Fisika Dalam Membuat

Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Esai. Dalam: Harto Nuroso (Editor) Prosiding Seminar Nasional 2 nd Lontar Physics Forum 2013. Peranan Fisika dalam Membentuk Insan Berkarakter ISBN 978-602-8047-80-7. Semarang: FPMIPA IKIK PGRI