PENERAPAN PENDEKATAN INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP USAHA DAN ENERGI SISWA SMA.
PENERAPAN PENDEKATAN INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
USAHA DAN ENERGI SISWA SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Fisika
oleh:
Asri Rahmaniar 0900211
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Oleh Asri Rahmaniar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Asri Rahmaniar 2015 Universitas Pendidikan indonesia
Maret 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INTERACTIVE CONCEPTUAL
INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP USAHA DAN ENERGI SISWA SMA
Oleh:
Asri Rahmaniar
NIM. 0900211
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Dr. Andi Suhandi, M.Si.
NIP. 196908171994031003 Pembimbing II,
Ika Mustika Sari, S.Pd, M.Pfis
NIP 198308242009122004 Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Fisika
Dr. Ida Kaniawati, M.Si.
(4)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN INTERACTIVE CONCEPTUAL
INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP USAHA DAN ENERGI SISWA SMA
Asri Rahmaniar, NIM. 0900211. Pembimbing Pertama: Dr. Andi Suhandi, M.Si., Pembimbing Kedua: Ika Mustika Sari,M.PFis., Departemen Pendidikan Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 2015 ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat pemahaman konsep Fisika siswa yang masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu sekolah di Kota Sukabumi menunjukkan skor rata-rata kelas pada tes Fisika yang hanya mencapai 54 dari skala 100. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi usaha dan energi sebagai efek diterapkannya pendekatan interactive conceptual instruction. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI MIA di salah satu sekolah menengah atas di Kota Sukabumi semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 38 siswa. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pemahaman konsep diukur dengan menggunakan tes pemahaman konsep, sedangkan peningkatan pemahaman konsep antara sebelum dan setelah pembelajaran dihitung dengan konsep gain yang dinormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> pemahaman konsep sebesar 0.47, berarti peningkatan pemahaman konsep usaha dan energi pada kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan interactive conceptual instruction dapat meningkatkan pemahaman konsep.
(5)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTATION OF INTERACTIVE CONCEPTUAL
INSTRUCTION IN PHYSICS LESSON TO INCREASE HIGH SCHOOL STUDENT UNDERSTANDING IN WORK AND ENERGY CONCEPT
Asri Rahmaniar, NIM. 0900211. Pembimbing Pertama: Dr. Andi Suhandi, M.Si., Pembimbing Kedua: Ika Mustika Sari, M.PFis., Physics Education Department,
Indonesia University of Education Bandung 2015 ABSTRACT
The background of this study is low level of Physics concept understandings. Based on results of preliminary studies in one of school in Sukabumi City with the acquisition of the average score of the class in Physics test only reach 54 from scale 100. The aimed of this study was to investigate effect of implementation of interactive conceptual instruction in work and energy concept to increase the student understanding. The method used is a pre-experimental with one group pretest-posttest design. The subject of study was 38 students in class XI in one of the Senior High school in Sukabumi. The concept understanding is measured by concept understanding test, while an improved understanding of concepts between before and after the learning calculated by the concept of N-gain. The student’s concept of understanding was increased by a score of n-gain <g> 0.47 and mean the category is medium. It can be concluded that implementation of interactive conceptual instruction increase the student understanding in work and energy concept.
(6)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ………. iii
SURAT PERNYATAAN .………... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. v
DAFTAR ISI ……….... vi
DAFTAR TABEL ……….... viii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………... 1
B. Rumusan Masalah……….. 5
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Manfaat Penelitian ………. 5
E. Sturktur Organisasi Penelitian ……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR PENELITIAN A. Pendekatan Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction……… 7
B. Komik Pembelajaran ………... 11
C. Pemahaman Konsep ……… 19
D. Kerangka Pikir Penelitian ………... 21
E. Hubungan Pendekatan Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbantuan Komik Pembelajaran dengan Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ……… 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ………25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….26
C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ………26
D. Instrumen Penelitian ………..27
(7)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Penelitian ………32
G. Analisis Data ……….37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan penelitian ……….39
B. Pemaparan Data ………44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………56
B. Saran ………..56
DAFTAR PUSTAKA ………. 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran B. Instrumen Penelitian C. Analisis Data
D. Surat dan Dokumen Penelitian
(8)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Langkah Pembelajaran ………... 11
Tabel 2.2 Hubungan Komponen Pembelajaran Konseptual Interaktif……. 24
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y ... 29
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda ... 30
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kemudahan Butir Soal ... 31
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Instrumen ... 31
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32
Tabel 3.6 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 37
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi ... 38
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran 43 Tabel 4.2 Rekapitulasi Presentase Peningkatan Skor Pemahaman Konsep Siswa………...……… 45
Tabel 4.3 Daftar Pertanyaan Diskusi pada Pertemuan 2 dan 3 ……… 50
(9)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Tampilan Komik ……… 12
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 25
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ……… 35
Gambar 4.1 Diagram skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Pemahaman Konsep tiap Indikator ... 47
(10)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.11 RPP Pertemuan 1, 2, dan 3 ……….. 62
A.2 Komik Pembelajaran ………... 72
A.2.1 Komik Pembelajaran Pertemuan 1 ………. 74
A.2.2 Komik Pembelajaran Pertemuan 2 ……… 81
A.2.3 Komik Pembelajaran Pertemuan 3 ……… 94
A.3 Hasil Judgement Komik Pembelajaran ………. 107
A.4 Kuesioner Respon Siswa ……….. 112
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ……….. 113
B.2 Lembar Judgement Instrumen ……….. 126
B.3 Hasil Judgment Instrumen ……… 129
B.4 Soal Pretest dan Posttest ……….. 139
B.5 Lembar Jawaban Pretest dan Posttest ……….. 143
B.6 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa ……… 144
B.6.1 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pert-1 ………….. 144
B.6.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pert-2 ………….. 147
B.6.3 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pert-3 ………149
LAMPIRAN C ANALISIS DATA C.1 Analisis Uji Coba Instrumen ……….176
(11)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.1.2 Rekapitulasi Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 180 C.1.3 Perhitungan Reliabilitas test-retest ……… 181 C.2 Perhitungan Peningkatan Pemahaman Konsep
C.2.1 Rekapitulasi Skor Pretest dan posttest ……… 182 C.2.2 Perhitungan Gain yang dinormalisasi ………. 184 C.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran … 186
LAMPIRAN D SURAT DAN DOKUMENTASI PENELITIAN
D.1 Surat Pengantar Penelitian ………. 187
D.2 Surat Pernyataan menjadi Penilai Instrumen ………. 188
D.3 Dokumentasi Penelitian ……… 191
(12)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara demikian dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai, hasil belajar siswa tinggi, dan siswa memliki pemahaman konsep yang komprehensif. Pencapaian pemahaman konsep siswa yang komprehensif dilakukan agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran Fisika di sekolah, yaitu untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pada kenyataannya tingkat pemahaman konsep siswa masih rendah. Hal ini berdasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMA di Kota Sukabumi, skor rata-rata kelas yang didapatkan adalah sebesar 54 dari skala 100. Perolehan pemahaman siswa dengan kategori ini belum mencapai tujuan pembelajaran fisika di Sekolah yang ditunjukkan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 70. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Dick dan Reiser dalam Sumarno (2011) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi merupakan cermin keberhasilan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan diperolehnya hasil belajar yang rendah merupakan cermin kurang berhasilnya proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
(13)
2
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pada hasil observasi kelas yang dilakukan beberapa kali di sekolah tersebut, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terdiri dari menyampaikan materi, memberikan contoh soal, dan memberikan latihan-latihan soal. Pada saat guru menyampaikan materi kepada siswa, guru melakukannya dengan menggunakan metode ceramah informatif. Pada saat guru menjelaskan pengertian dan konsep-konsep, aktivitas siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak mengajukan pertanyaan bahkan saat guru memberikan kesempatan kepada siswa. Dalam pembelajaran pun guru tidak menyediakan waktu untuk siswa melakukan diskusi dengan sesama siswa sehingga guru tidak mengetahui pemahaman konsep siswa setelah diberikan penjelasan konsep. Setelah guru menyampaikan materi, guru memberikan contoh penerapan rumusan matematis konsep dan memberikan latihan soal. Dengan metode pembelajaran seperti ini siswa sulit untuk memahami konsep. Kesulitan siswa dalam memahami konsep ini ditunjukkan oleh kesulitan siswa dalam menjelaskan kembali konsep yang telah dijelaskan oleh guru. Misalnya saja saat salah satu siswa diminta menjelaskan kembali definisi dari satu istilah yang dijelaskan oleh guru, siswa menjawab sambil melihat catatan atau menyebutkan sambil mengingat-ingat. Selain indikator menjelaskan siswa juga kesulitan memaparkan konsep dengan menggunakan indikator menginterpretasikan, mencontohkan, menginferensikan, dan membandingkan.
Menurut Arikunto (2009), dengan pemahaman, siswa dapat membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Agar dapat membuat siswa memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep maka dalam pembelajaran siswa harus dapat mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya setelah mengetahui benar dari setiap konsep tersebut. Dengan demikian pembelajaran Fisika harus menjadi pembelajaran yang bermakna. Belajar bermakna menurut Ausubel dalam Dahar (1996), belajar dikatakan bermakna bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Sehingga peserta didik memiliki pemahaman konsep yang komprehensif.
(14)
3
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu desain pembelajaran yang secara khusus didesain untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah pendekatan pembelajaran yang diberi nama dengan Interactive Conceptual Instruction atau disingkat menjadi ICI (Savinainen, 2001). Pendekatan pembelajaran ICI ini dirancang dan disusun oleh Savinainen (2001) merupakan pendekatan yang memiliki empat ciri, yaitu (1) pendekatan ICI memiliki fokus terhadap konseptual, (2) mengutamakan interaksi kelas, (3) menggunakan bahan-bahan berbasis penelitian, dan (4) menggunakan teks. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Savinainen (2001) terkait dengan penerapan pendekatan ini menunjukkan hasil peningkatan pemahaman yang signifikan setelah diterapkannya pendekatan ini dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
Komponen pertama dalam pendekatan pembelajaran ini adalah conceptual focus. Pada komponen ini langkah pembelajaran pertama yang dilakukan oleh guru adalah menanamkan konsep pada benak siswa tanpa menanamkan persamaan matematis dari konsep tersebut. Untuk dapat membuat siswa memahami sebuah konsep dan dapat menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lainnya maka konsep-konsep tersebut harus ditanamkan dengan baik dalam benak siswa. Komponen kedua adalah interaksi kelas. Interaksi ini terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Guru dapat merancang sebuah diskusi yang menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa atau guru dengan siswa sehingga siswa bisa berbagi pengetahun dan belajar menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lainnya dari guru atau siswa lainnya. Komponen ketiga dalam pendekatan ICI adalah research based materials atau berbasis bahan-bahan penelitian yang berfungsi untuk mengecek pemahaman konsep siswa sehingga guru dapat membantu siswa dalam memahami konsep.
Pada pendekatan pembelajaran ICI ini, penggunaan teks yang dilakukan oleh Savinainen (2001), adalah dengan menggunakan concepts map. Penggunaan teks ini dapat digunakan dengan berbagai cara. Pada proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran ICI ini siswa tidak diperbolehkan untuk
(15)
4
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat catatan termasuk menambahkan catatan di buku teks, menandai dan memberi garis bawah pada buku teks. Savinainen (2001), dkk. mengganti teks tradisional dengan menggunakan concepts map yang disusun sendiri. Penggunaan concepts map ini dikarenakan, concepts map memungkinkan siswa untuk melihat gambaran besar dan hubungan kunci dalam bentuk yang tepat. Penggunaan concepts map pada proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan ICI ini berhasil meningkatkan pemahaman konsep siswa. Karena penggunaan teks ini bisa menggunakan berbagai cara maka, banyak alternatif jenis teks yang bisa digunakan dalam pembelajaran selain dengan menggunakan concepts map agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan komik pembelajaran.
Komik adalah bentuk media yang berisi gambar dengan teks yang disusun sehingga membentuk sebuah jalinan cerita untuk menyampaikan pesan tertentu. Komik merupakan media yang banyak disukai oleh semua kalangan mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Kesukaan komik ini ditunjukan oleh siswa yang dilakukan pada studi pendahuluan, siswa yang mengatakan menyukai komik adalah sebesar 63,16% dan yang tidak menyukai komik sebesar 36,84%. Dari jumlah siswa yang menyukai komik yang menghabiskan waktu 0-1 jam tiap pekan untuk membaca komik adalah sebesar 29,16%, siswa yang menghabiskan waktu 1-3 jam tiap pekan sebesar 16,67%, siswa yang menghabiskan waktu 3-10 jam tiap pekan adalah sebesar 12,5%, siswa yang menghabiskan waktu lebih dari 10 jam tiap pekan adalah sebesar 16,67% dan yang menghabiskan waktu tidak tentu dalam tiap pekan adalah sebesar 25%. Dari hasil studi pendahuluan ini ditunjukkan bahwa siswa banyak menghabiskan waktunya untuk membaca komik. Dengan tingginya tingkat kesukaan siswa pada komik dapat membantu meningkatkan pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Siswa akan termotivasi dan mudah memahami konsep fisika yang dijelaskan melalui komik pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Jay Hosler dan K.B. Boomer (2011), buku komik menggunakan interaksi yang kompleks dari teks dan gambar yang memberikan mereka potensi untuk secara efektif menyampaikan konsep dan memotivasi keterlibatan siswa.
(16)
5
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan komik pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran telah dilakukan dalam berbagai penelitian komik sebelumnya, salah satu penelitiannya dilakukan oleh Amalia (2012) dalam penelitiannya Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbentuk Komik untuk Menunjang Kegiatan Pembelajaran TIK, mengungkapkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran berbentuk komik ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian komik juga telah dilakukan oleh Jay Hosler (2011) yang berjudul Are Comic Books An Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?, sebuah penelitian yang diberikan kepada siswa yang tidak mengambil sains sebagai mata kuliah utama mengungkapkan bahwa secara statistik terdapat peningkatan secara signifikan setelah menggunakan buku komik dalam pembelajaran terutama untuk siswa yang di awal semester memiliki tingkat pengetahuan yang lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul penelitian,
“Penerapan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha dan Energi Siswa SMA.”
B. Rumusan Masalah Penelitan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan pemahaman konsep
siswa pada materi usaha dan energi sebagai efek penerapan pendekatan interactive conceptual instruction dalam pembelajaran Fisika?”
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi usaha dan energi sebagai efek diterapkannya pendekatan pembelajaran interactive conceptual instruction dalam pembelajaran Fisika.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil dan temuan dari penelitian ini dapat dijadikan bukti empiris tentang potensi penerapan pendekatan interactive conceptual instruction dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dan sebagai bahan
(17)
6
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertimbangan bagi yang berkepentingan dalam memutuskan untuk menerapkan pendekatan pebelajaran ini dalam pembelajaran fisika 2. Hasil dan temuan serta prasarana pendukung yang dikembangkan dalam
penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan referensi atau pembanding bagi semua pihak yang bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang beririsan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Pada Materi Usaha dan Energi untuk Meningkatkan Pemahamn Konsep Siswa SMA” disusun menjadi lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari pemaparan latar belakang dilakukan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi kajian pustaka yang memaparkan tentang pengertian pendekatan interactive conceptual instruction, komponen-komponen yang terdapat pada pendekatan konseptual interaktif, contoh skenario pembelajaran pendekatan konseptual interaktif, pengertian komik, kelebihan dan kekurangan komik, contoh-contoh komik pembelajaran, struktur komik, membuat komik pembelajaran, dan pemahaman konsep. Pada Bab II ini juga dijelaskan kerangka pikir dari peneliti mengenai penelitian yang dilakukan.
Bab III adalah metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen data yang digunakan, teknik pengambilan data, prosedur penelitian, dan penjelasan mengenai teknik analisis data. Bab IV adalah yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis dari temuan tersebut. Bab V berisi kesimpulan dan saran dari temuan penelitian yang telah dilakukan.
(18)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design (eksperimen awal), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol). Penggunaan metode ini berdasarkan pada tujuan penelitian, yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep pada suatu kelas akibat dari treatment yang diberikan sehingga tidak diperlukan kelas kontrol atau kelas pembanding.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi usaha dan energi sebagai efek diterapkannya pendekatan pembelajaran interactive conceptual instruction dalam pembelajaran Fisika, maka tes dilakukan dua kali yaitu sebelum dan setelah treatment sehingga desain penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design yaitu memberikan pretest kemudian memberikan perlakuan secara sengaja dan sistematis terhadap satu kelompok kelas yaitu berupa perlakuan penerapan pendekatan pembelajaran konseptual yang interaktif dan pada akhir pembelajaran diberi evaluasi berupa posttest. Desain ini dapat digambarkan pada Gambar 3.1 (Arikunto, 2010).
Pretest Treatment Posttest
O X O
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
Keterangan :
O = Tes Pemahaman Konsep
X = Perlakuan (treatment), yaitu penerapan pendekatan pembelajaran konseptual yang interaktid berbantuan komik pembelajaran.
(19)
26
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diberikannya pretest pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada materi usaha dan energi, kemudian dalam pembelajaran siswa diberikan treatment, yaitu pendekatan pembelajaran konseptual yang interaktif berbantuan komik pembelajaran selama tiga pertemuan. Setelah medapatkan treatment siswa diberikan posttest dengan instrumen yang sama seperti pretest.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA negeri di Kota Sukabumi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMA negeri di Kota Sukabumi. Sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pada teknik pengambilan sampel dengan cara ini, sampel diambil berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004). Teknik pengambilan sampel ini digunakan dengan pertimbangan bahwa pemilihan kelas penelitian berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran fisika. .
C.Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi usaha dan energi sebagai efek diterapkannya pendekatan pembelajaran interactive conceptual instruction dalam pembelajaran Fisika. Berikut penjabaran dari variabel penelitian serta definisi operasionalnya.
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Interactive Conceptual Instruction.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep.
2. Definisi Operasional
(20)
27
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif adalah pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Savinainen (2002) untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya dan didasarkan pada premis bahwa mengembangkan pemahaman tentang mekanika membutuhkan proses interaktif antara guru dan murid dalam memikirkan dan membicarakan ide-ide mengenai konsep. Pendekatan ini memiliki empat komponen dalam pelaksanaannya, yaitu Conceptual Focus, Classroom Interaction, quiz, Use of comic.
b. Pemahaman konsep didefinisikan sebagai salah satu aspek ranah kognitif pada taksonomi Anderson yang merupakan aspek kognitif memahami (C2). Pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti/makna dari konsep serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidak mengahafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari konsep atau masalah. Proses kognitif pemahaman konsep yang diukur antara lain menjelaskan, dan menginferensikan. Peningkatan pemahaman konsep yang dimaksud adalah perubahan pemahaman konsep ke arah yang lebih tinggi dari sebelum pembelajaran ke setelah pembelajaran. Peningkatan pemahaman konsep dihitung dengan menggunakan rumus N-Gain (Normalized Gain) yang dikembangkan oleh Hake.
D.Instrumen Penelitian
Berdasarkan kebutuhan penelitian maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan saat melakukan observasi pada implementasi pendekatan pembelajaran konseptual interaktif berbantuan komik pembelajaran berlangsung, baik terhadap aktivitas siswa ataupun aktivitas guru. Tujuan dari observasi ini adalah untuk menilai besar presentase aktivitas guru dan aktivitas siswa yang sudah terlaksana sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun berdasarkan dengan kententuan-ketentuan dari pendekatan pembelajaran
(21)
28
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konseptual interaktif. Format lembar observasi ini diisi dengan membubuhkan tanda centang pada kolom yang sudah disediakan jika terlaksana atau tidak. Format ini diisi oleh observer yang sudah terlatih. Format dilampirkan pada Lampiran B.6.
2. Tes Pemahaman Konsep
Tes pemahamn konsep yang dibuat berdasarkan dengan teori Anderson ini digunakan sebagai instrumen tes awal (pretest) dan instrumen tes akhir (posttest). Instrumen tes pemahaman konsep ini digunakan untuk menilai apakah pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan setelah siswa diberikan perlakuan. Tes ini terdiri dari 17 soal yang disusun dengan empat pilihan jawaban (A,B,C, dan D) dengan materi yang diujikan adalah materi usaha dan energi. Pilihan jawaban yang terdiri dari empat pilihan jawaban ini dianggap sudah dapat mengeksplor pemahaman konsep siswa. Kisi-kisi soal dan butir soal pemahaman konsep usaha dan energi ditunjukkan pada lampiran B.1.
3. Proses Pengembangan Instrumen
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka perlu menggunakan instrumen yang berkualitas. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas maka dilakukan judgement dan uji coba pada instrumen yang sudah dibuat. Pada pelaksanaan judgement terdapat aspek yang akan diukur yaitu:
a. Validitas Soal
Validitas soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat validitas atau ketepatan suatu instrumen (Arikunto, 2009). Selain itu soal yang valid (absah = sah) adalah soal yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur dan menunjukan tingkat ketepatan soal dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. Validitas suatu soal dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan jugdement/pakar yang ahli dibidangnya. Pada penelitian ini, validitas soal dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan judgement/pakar yang ahli dibidangnya. Hasil judgement terdapat pada Lampiran B.3.
Sedangkan pada uji coba tes pemahaman konsep terdapat beberapa aspek yang akan diukur antara lain:
(22)
29
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen tes ialah metode test retest. Untuk menentukan reliabilitas digunakan teknik korelasi product momen yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2009).
… (1)
Dengan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
X = skor total tiap butir soal X Y = skor total tiap butir soal Y N = jumlah siswa.
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yang dipaparkan pada Tabel 3.1 (Arikunto, 2009).
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y
Nilai rxy Kriteria
0,80< rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,60< rxy 0,80 Tinggi
0,40< rxy 0,60 Cukup
0,20< rxy 0,40 Rendah
0,00< rxy 0,20 Sangat Rendah
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi/daya pembeda.
(23)
30
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminatif (Arikunto, 2009):
… (2)
Dengan:
D = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan
benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Daya pembeda diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yang dipaparkan pada Tabel 3.2 (Arikunto, 2009).
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 < D 0,20 jelek (poor)
0,20 < D 0,40 cukup (satisfactory)
0,40 < D 0,70 baik (good)
0,70 < D 1,00 baik sekali (excellent) D = 0 berarti butir soal tidak mempunyai daya pembeda
D = 1 berarti bahwa butir soal hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi
D = - … (negatif) berarti bahwa kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi.
d. Taraf Kemudahan Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kemudahan antara 0,00 sampai 1,00.
(24)
31
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks ini menunjukkan taraf kemudahan soal. Soal dengan indeks kemudahan 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P (Arikunto, 2009) adalah :
… (3)
Keterangan :
P = indeks kemudahan
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat kemudahan diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan seperti yang dipaparkan pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2009).
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kemudahan Butir Soal Nilai tingkat kemudahan Klasifikasi
0,00 < P 0,25 Sukar
0,26 < P 0,75 Sedang
0,76 < P 1,00 Mudah
e. Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep
Data hasil uji coba tes pemahaman konsep yang dilakukan pada siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri Kota Bandung dipaparkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep No
Soal
Indikator Pemahaman
Daya Pembeda Taraf Kemudahan
Keterangan Reliabilitas Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi 18
Menginterpretasikan 0,38 Cukup 0,63 Sedang Dibuang
0,95 Sangat Tinggi
21 0,13 Jelek 0,63 Sedang Dibuang
2
Mencontohkan 0,38 Cukup 0,81 Mudah Dibuang
11 0,69 Baik 0,66 Sedang Dibuang
3
Menginferensikan
0,13 Jelek 0,81 Mudah Dibuang
8 0,38 Cukup 0,81 Mudah Dipakai
10 0,44 Baik 0,47 Sedang Dipakai
13 0,69 Baik 0,47 Sedang Dipakai
14 0,69 Baik 0,59 Sedang Dipakai
(25)
32
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No
Soal
Indikator Pemahaman
Daya Pembeda Taraf Kemudahan
Keterangan Reliabilitas Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi
19 0,69 Baik 0,47 Sedang Dipakai
20 0,50 Baik 0,69 Sedang Dipakai
23 0,38 Cukup 0,63 Sedang Dipakai
7 Membandingkan 0,25 Cukup 0,88 Mudah Dibuang
1
Menjelaskan
0,13 Jelek 0,88 Mudah Dibuang
4 0,38 Cukup 0,63 Sedang Dipakai
5 0,31 Cukup 0,84 Mudah Dipakai
6 0,19 Jelek 0,91 Mudah Dibuang
9 0,50 Baik 0,75 Sedang Dipakai
12 0,38 Cukup 0,56 Sedang Dipakai
16 0,44 Baik 0,41 Sedang Dipakai
17 0,19 Jelek 0,16 Sukar Dibuang
22 0,13 Jelek 0,88 Mudah Dibuang
E.Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh melalui tes pemahaman konsep dan hasil observasi. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data Instrumen Teknik
pengumpulan data
Keterlaksanaan model pembelajaran
Lembar observasi Observasi
Pemahaman konsep Soal pilihan ganda
Pemahaman Konsep
Tes tertulis Pretest dan postest
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan.
1. Tahap Persiapan
Secara garis besar tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan studi literatur, mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen
(26)
33
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data, menyusun komik pembelajaran, melakukan judgement ahli pada instrumen serta komik pembelajaran, dan melakukan uji coba instrumen.
a. Studi Pendahuluan
Pada studi pendahuluan dilakukan pengumpulan data mengenai kondisi pembelajaran fisika di sekolah. Pada studi pendahuluan dilakukan: 1) observasi kelas untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang terjadi di lapangan, 2) wawancara untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembelajaran yang dilakukan, dan 4) pemberian tes pemahaman konsep yang digunakan sebagai indiktor pemahaman konsep siswa. Data-data yang diperoleh dari studi pendahuluan ini menunjukkan rendahnya pemahaman konsep siswa dan pembelajaran yang dilakukan belum melibatkan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
b. Studi Literatur dan Kurikulum
Studi literatur dan kurikulum dilakukan untuk mencari solusi alternatif dari permasalahan yang ditemukan. Studi literature dilakukan untuk memperoleh teori yang tepat dan dapat dijadikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Hasil kajian literatur ini kemudian diperoleh pendekatan pembelajaran konseptual interaktif yang cocok untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dari hasil studi literatur juga diperoleh bahwa dapat menggunakan komik pembelajaran sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Di sisi lain studi kurikulum bertujuan untuk mengetahui pokok bahasan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan sebagai bahan ajar. Selanjutnya hasil kajian studi literatur dan kurikulum dijadikan rujukan sebagai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan.
c. Persiapan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Data
Perangkat pembelajaran yang disiapkan untuk penelitian ini meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan skenario
(27)
34
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. Skenario pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif yang telah dilakukan studi literature sebelumnya. Instrumen data dibuat berdasarkan pada teori pemahaman Anderson.
d. Menyusun Komik Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan komik pembelajaran sebagai media pembelajaran. Komik pembelajaran ini disusun dengan isi materi usaha dan energi. Penyusunan komik pembelajaran dilakukan dengan membuat naskah komik terlebih dahulu kemudian naskah tersebut dibuat menjadi storyboard. Dari storyboard yang suda dibuat kemudian dibuat menjadi komik secara utuh.
e. Penilaian (Judgement) Instrumen Data
Setelah menyusun dan membuat perangkat pembelajaran serta instrumen data maka dilakukan penilain pada perangkat pembelajaran dan instrumen data. Penilaian pada perangkat pembelajaran dilakukan oleh dosen pembimbing sedangkan penilaian instrumen data dilakukan oleh dosen ahli sebanyak tiga orang.
f. Penilaian (Judgement) Komik Pembelajaran
Setelah komik pembelajaran selesai disusun dan digambar dilakukan penilaian kelayakan oleh dosen ahli. Dosen ahli yang menilai adalah dosen fisika yang menilai kelayakan komik dari segi materi yang disajikan. Selain itu juga komik dinilai kelayakannya berdasarkan dengan kriteria-kriteria komik pembelajaran yang standar oleh dosen seni rupa yang ahli di bidang komik.
g. Revisi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Data
Setelah dilakukan penilaian oleh dosen ahli maka dilakukan revisi pada perangkat pembelajaran dan instrumen sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen yang menilai.
h. Uji Coba Instrumen Data
Setelah dilakukan revisi terhadap instrumen data maka dilakukan uji coba untuk melihat kualitas instrumen yang akan digunakan dalam pelaksanaan
(28)
35
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Uji coba instrumen ini untuk melihat nilai realibilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Tes Awal (Pre-test)
Sebelum diberi perlakuan pada siswa kelas penelitian diberikan tes awal terlebih dahulu untuk menilai pemahaman konsep awal siswa. Tes awal ini menggunakan instrumen yang sama dengan tes akhir yang dilakukan setelah siswa kelas penelitian diberi perlakuan.
b. Pemberian Perlakuan (Treatment)
Setelah diberi tes awal siswa kemudian diberi perlakuan. Perlakuan yang dimaksud adalah perlakuan penerapan pendekatan pembelajaran konseptual insteraktif berbantuan komik pada materi usaha dan energi. Pada saat perlakuan dilakukan terdapat observer yang mengobservasi terlaksananya perlakuan.
c. Pemberian Tes Akhir (Post-test)
Setelah pemberian perlakuan berakhir maka siswa kelas penelitian diberikan tes akhir. Tes akhir adalah tes pemahaman konsep. Diberikannya tes akhir kepada siswa kelas penelitian ini untuk menilai peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diberi perlakuan dan untuk penilai keberhasilan perlakuan yang diberikan pada siswa.
3. Tahap Akhir
Pada tahap penutup akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan dan menganalisis terhadap keterlaksanaan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif yang digunakan
b. Melakukan pengolahan data yang meliputi: penentuan besarnya nilai gain yang dinormlisasi terhadap hasil pre-test dan post-test untuk tes pemahaman konsep siswa, effect size tes pemahaman konsep siswa.
(29)
36
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan analisis data untuk menjawab permasalahan penelitian.
e. Memberikan saran terhadap aspek-aspek penelitian yang menyebabkan kekurang-optimalan dalam penelitian.
Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan digambarkan seperti gambar 3.2 berikut ini:
Studi Literatur dan
Studi Kurikulum
Membuat Instrumen soal pretest dan posttest
Membuat Skenario Pembelajaran
Membuat komik
Judgement Pakar Fisika dan Seni Rupa
Judgement Pakar
Tes Awal (pre-test)
Pemberian Perlakuan (Treatment)
Tes Akhir (post-test)
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir
Pengolahan dan Analisis Data
Menarik Kesimpulan
Tahap Persiapan
Uji coba instrument data
Studi Pendahuluan Rumusan
Masalah Tawaran Solusi
(30)
37
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Prosedur penelitian
G.Analisis Data
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran adalah data hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Pengolahan lembar observasi ini adalah dengan memberikan skor satu jika indikator pada fase pembelajaran terlaksana dan memberikan skor nol jika fase pembelajaran tidak terlaksana, kemudian dipersentasekan. Adapun persentase data hasil observasi ini dihitung dengan menggunakan rumus:
Setelah data hasil observasi diolah, kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.6 (Budiarto, dalam Koswara 2010).
Tabel 3.6 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran
KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana Keterangan : KM = persentase keterlaksanaan model.
(31)
38
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemberian nilai tes awal dan tes akhir
Pemberian skor pemahaman konsep siswa sama-sama mengacu pada metode rights only. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1 sedangkan untuk jawaban salah adalah 0.
Untuk mengetahui pencapaian skor tes awal dan tes akhir, dilakukan perbandingan skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal idealnya. Perhitungan skor tersebut dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan :
: besar presentase skor : besar skor yang diperoleh
: skor maksimal ideal
3. Perhitungan Nilai Gain yang dinormalisasi
Pengolahan data Gain yang dinormalisasi dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Gain yang dinormalisasi perorangan dengan menggunakan persamaan yang
dikembangkan oleh Hake (2002), yaitu
2) Rata-rata gain yang dinormalisasi yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa melalui persamaan:
Keterangan:
: nilai tes akhir : nilai tes awal
Adapun pengkategorian peningkatan pemahaman konsep siswa melalui rata-rata N-gain, dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kriteria Rata-rata N-gain Nilai <g> Interpretasi
(32)
39
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedang
(33)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu SMA negeri di Kota Sukabumi mengenai penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif meningkatkan pemahaman konsep dengan kategori sedang. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan pemahaman konsep yang dihitung menggunakan rumusan gain yang dinormalisasi memperoleh hasil peningkatan dengan kategori sedang. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
B. Saran dan Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran dan rekomendasi yang diajukan oleh peneliti, antara lain:
1. Pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi sebaiknya dirancang dan dibuat dengan komposisi yang sama untuk setiap indikator pemahaman konsep yang diukur.
2. Pertanyaan dalam quiz disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan informasi yang rinci tentang pemahaman konsep siswa sehingga guru dapat benar-benar menilai pemahaman konsep siswa dan membantu siswa meningkatkan pemahaman konsepnya.
3. Komik pembelajaran sebagai bagian dari penggunaan teks harus disusun dengan baik dan lengkap untuk meningkatkan setiap indikator pemahaman konsep yang diukur.
(34)
57
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amalia, S. (2012). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbentuk Komik Untuk Menunjang Kegiatan Pembelajaran Tik. Skripsi Pendidikan Ilmu Komputer UPI: Tidak diterbitkan.
Anderson, L. W. Krathwohl, D. R. Airsian, P. W. Cruikshank, K. A. Mayer, R. E. Pintrich, P. R. Raths, J. Wittrock, M. C. (Eds). (2001). A taxonomy for
learning, teaching, and assessing: a revision of Blooms’ Taxonomy of
educational objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Dalam Taksonomi Kognitif Oleh: Agung Prihantoro
Arikunto, S. (2009). Teori-Teori Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Arjuna. (2011). Komik Sebagai Media Pembelajaran.(online),
(http://arjunabelajar.blogspot.com/2011/03/komik-sebagai-media pembelajaran.html, diakses tanggal 4 September 2013)
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas. (2003). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Felder, R. Brent, R. (2003). Learning by Doing. (online) Tersedia:
(http://scholar.google.com.pk/scholar_url?url=http://ininfo.mggush.ru/data/re sources/collaborative-learning/libr/learning_by_doing.doc) diakses tanggal 28 Januari 2015
Fitria, R. (2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. (online).
(35)
58
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hake, R, R.(2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. [online]. Tersedia : physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf. (1 Oktober 2014).
Hosler, J. Boomer, K.B. (2011). “Are Comic Books an Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?”. CBE Life Science Education. 2011 Fall; 10(3): 309–317.
McCloud, S. (2006). Making Comic Storytelling Secrets of Comics, Manga, and Graphic Novels. USA: Harper.
McCloud, S. (1993) Understanding Comics: The Invisible Art.USA: Harper Collins Publishing Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.
Savinainen, A. (2001). An Evaluation of Interactive Teaching Methods in Mechanics: Using the FCI to Monitor Student Learning. Report Series of Research in Mathematics and Science Educationed M Ahtee and V Vatanen (Finnish Graduate School of Mathematics, Physics and Chemistry Education) diterbitkan.
Savinainen, A. Scott, P. (2002). Using the Force Concept Inventory to Monitor Student Learning and to Plan Teaching. IOP Publishing Ltd.
Saepuzaman, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Pada materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjanan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Shadily, T. H. (2013). Comic Learning. (online). (http://manusiapurbaa
(36)
59
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono,. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumarno, A., (2011). Pengertian Hasil Belajar. (online).
(http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar, diakses tanggal 6 Februari 2015)
Tatalovic, M. (2009). Science Comic As Tools For Science Education And Communication: A Brief, Exploratory Study. Jcom 08(04) (2009) A02.
Vassilikopoulou, M. Boloudakis Retalis, S. (2007). "From Digitised Comics To Digital Hypermedia Comics: Their Use In Education", International Council of Educational Media Annual Conference, 21-22 September 2007, Nicosia, Cyprus.
Yang, G. (2003). Comic In Education. (online),
(http://www.humblecomics.com/comicsedu/strengths.html, diakses tanggal 14 September 2013)
(1)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemberian nilai tes awal dan tes akhir
Pemberian skor pemahaman konsep siswa sama-sama mengacu pada metode rights only. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1 sedangkan untuk jawaban salah adalah 0.
Untuk mengetahui pencapaian skor tes awal dan tes akhir, dilakukan perbandingan skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal idealnya. Perhitungan skor tersebut dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan :
: besar presentase skor : besar skor yang diperoleh
: skor maksimal ideal
3. Perhitungan Nilai Gain yang dinormalisasi
Pengolahan data Gain yang dinormalisasi dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Gain yang dinormalisasi perorangan dengan menggunakan persamaan yang
dikembangkan oleh Hake (2002), yaitu
2) Rata-rata gain yang dinormalisasi yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa melalui persamaan:
Keterangan:
: nilai tes akhir : nilai tes awal
Adapun pengkategorian peningkatan pemahaman konsep siswa melalui rata-rata N-gain, dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kriteria Rata-rata N-gain
Nilai <g> Interpretasi
(2)
39
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedang
(3)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu SMA negeri di Kota Sukabumi mengenai penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif meningkatkan pemahaman konsep dengan kategori sedang. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan pemahaman konsep yang dihitung menggunakan rumusan gain yang dinormalisasi memperoleh hasil peningkatan dengan kategori sedang. Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. B. Saran dan Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran dan rekomendasi yang diajukan oleh peneliti, antara lain:
1. Pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi sebaiknya dirancang dan dibuat dengan komposisi yang sama untuk setiap indikator pemahaman konsep yang diukur.
2. Pertanyaan dalam quiz disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan informasi yang rinci tentang pemahaman konsep siswa sehingga guru dapat benar-benar menilai pemahaman konsep siswa dan membantu siswa meningkatkan pemahaman konsepnya.
3. Komik pembelajaran sebagai bagian dari penggunaan teks harus disusun dengan baik dan lengkap untuk meningkatkan setiap indikator pemahaman konsep yang diukur.
(4)
57
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amalia, S. (2012). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbentuk Komik
Untuk Menunjang Kegiatan Pembelajaran Tik. Skripsi Pendidikan Ilmu
Komputer UPI: Tidak diterbitkan.
Anderson, L. W. Krathwohl, D. R. Airsian, P. W. Cruikshank, K. A. Mayer, R. E. Pintrich, P. R. Raths, J. Wittrock, M. C. (Eds). (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: a revision of Blooms’ Taxonomy of
educational objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Dalam
Taksonomi Kognitif Oleh: Agung Prihantoro
Arikunto, S. (2009). Teori-Teori Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arjuna. (2011). Komik Sebagai Media Pembelajaran.(online),
(http://arjunabelajar.blogspot.com/2011/03/komik-sebagai-media pembelajaran.html, diakses tanggal 4 September 2013)
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas. (2003). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Felder, R. Brent, R. (2003). Learning by Doing. (online) Tersedia: (http://scholar.google.com.pk/scholar_url?url=http://ininfo.mggush.ru/data/re sources/collaborative-learning/libr/learning_by_doing.doc) diakses tanggal 28 Januari 2015
Fitria, R. (2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. (online).
(5)
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hake, R, R.(2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. [online]. Tersedia :
physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf. (1 Oktober 2014).
Hosler, J. Boomer, K.B. (2011). “Are Comic Books an Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?”. CBE Life Science Education. 2011 Fall; 10(3): 309–317.
McCloud, S. (2006). Making Comic Storytelling Secrets of Comics, Manga, and
Graphic Novels. USA: Harper.
McCloud, S. (1993) Understanding Comics: The Invisible Art.USA: Harper Collins Publishing Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.
Savinainen, A. (2001). An Evaluation of Interactive Teaching Methods in Mechanics:
Using the FCI to Monitor Student Learning. Report Series of Research in Mathematics and Science Educationed M Ahtee and V Vatanen (Finnish Graduate School of Mathematics, Physics and Chemistry Education)
diterbitkan.
Savinainen, A. Scott, P. (2002). Using the Force Concept Inventory to Monitor
Student Learning and to Plan Teaching. IOP Publishing Ltd.
Saepuzaman, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kombinasi
Eksperimen Nyata-Virtual Pada materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa.
(Tesis). Sekolah Pascasarjanan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Shadily, T. H. (2013). Comic Learning. (online). (http://manusiapurbaa .wordpress.com/tag/komik-pembelajaran/, diakses tanggal 28 Agustus 2013)
(6)
59
Asri Rahmaniar,2014
Penerapan Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Usaha Dan Energi Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono,. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumarno, A., (2011). Pengertian Hasil Belajar. (online). (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar, diakses tanggal 6 Februari 2015)
Tatalovic, M. (2009). Science Comic As Tools For Science Education And
Communication: A Brief, Exploratory Study. Jcom 08(04) (2009) A02. Vassilikopoulou, M. Boloudakis Retalis, S. (2007). "From Digitised Comics To
Digital Hypermedia Comics: Their Use In Education", International Council
of Educational Media Annual Conference, 21-22 September 2007, Nicosia, Cyprus.
Yang, G. (2003). Comic In Education. (online), (http://www.humblecomics.com/comicsedu/strengths.html, diakses tanggal 14 September 2013)