MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN

STRATEGI THINK-TALK-WRITE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

TAUFIQ

1201580

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN

STRATEGI THINK-TALK-WRITE

Oleh Taufiq

S.Pd Universitas Jabal Ghafur, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Keguruan dan Iimu Pendidikan Matematika

© Taufiq 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Tesis dengan Judul

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN

STRATEGI THINK-TALK-WRITE Oleh:

TAUFIQ

1201580

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,

Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes NIP. 19680511 199101 1 001

Pembimbing II,

Prof. Dr. Hj. Utari Sumarmo NIP. 19420325 196510 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

Turmudi, M.Sc., M.Ed., Ph.D NIP. 19610112 198703 1 003


(4)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi Matematik ... 13

B. Pemecahan Masalah Matematik ... 16

1. Pengertian Pemecahan Masalah ... 16

2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematik ... 18

C. Disposisi Matematik ... 20

D. Kaitan antara Komunikasi dan Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematik ... 23

E. Pendekatan Kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write ... 23

1. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 23

2. Strategi Think-Talk-Write ... 24 halaman


(5)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Karakteristik Strategi Think-Talk-Write ... 27

F. Teori-Teori Belajar yang Mendukung ... 29

G. Penelitian yang Relevan ... 31

H. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Variabel Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 35

1. Pedoman Pemberian Skor ... 35

2. Tes Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik ... 37

3. Skala Disposisi Matematik ... 44

E. Analisis Data ... 45

1. Analisis Data Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik ... 45

2. Analisis Data Skala Disposisi Matematik ... 50

3. Korelasi antara Kemampuan Komunikasi dengan Pemecahan Masalah Matematik ... 51

4. Korelasi antara Kemampuan Komunikasi dan Disposis Matematik ... 52

5. Korelasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Kemampuan Komunikasi Matematik ... 55


(6)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Disposisi Matematik ... 71

4. Korelasi antara Kemampuan Komunikasi dengan Pemecahan Masalah Matematik Kelas Eksperimen ... 73

5. Korelasi antara Kemampuan Komunikasi dengan Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ... 75

6. Korelasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ... 76

B. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Implikasi ... 86

C. Rekomendasi ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN... LAMPIRAN B: ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN ... LAMPIRAN C: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ... LAMPIRAN D: UNSUR-UNSUR PENUNJANG PENELITIAN ...


(7)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write


(8)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemberian Skor Komunikasi Matematik ... 35 Tabel 3.2 Skor Alternatif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik .... 36 Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validasi ... 38 Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan

Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik ... 39 Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 41 Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan

Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik ... 41 Tabel 3.7 Koefisien Derajat Kesukaran ... 42 Tabel 3.8 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Indeks Kesukaran Butir Soal Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik .... 42 Tabel 3.9 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 43 Tabel 3.10 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik .... 43 Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Kemampuan Skala Disposisi Matematik ... 45 Tabel 3.12 Skor Gain Ternormalisasi ... 46 Tabel 3.13 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Kemampuan Komunikasi Matematik dan Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematik ... 54 Tabel 4.2 Data Statistik Deskriptif Pre-Test, Post-test, dan Gain

Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik ...55 Tabel 4.3 Data Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 56 Tabel 4.4 Data Uji Homogenitas Varians Skor Pre-test dan Post-test

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 57 Tabel 4.5 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Pre-test


(9)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 58 Tabel 4.6 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Post-test

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 59 Tabel 4.7 Data Rataan dan Klasifikasi Gain ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 59 Tabel 4.8 Data Uji Normalitas Skor Gain ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 60 Tabel 4.9 Data Uji Homogenitas Varians Skor Gain ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 61 Tabel 4.10 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Gain Ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematik ... 62 Tabel 4.11 Data Statistik Deskriptif Skor Pemecahan Masalah ... 63 Tabel 4.12 Data Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 64 Tabel 4.13 Data Uji Homogenitas Varians Skor Pre-test

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 65 Tabel 4.14 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Pre-test

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 66 Tabel 4.15 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Post-test

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 67 Tabel 4.16 Data Rataan dan Klasifikasi Gain ternormalisasi

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 68 Tabel 4.17 Data Uji Normalitas Skor Gain ternormalisasi

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 68 Tabel 4.18 Data Uji Homogenitas Varians Skor Gain ternormalisasi

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... 69 Tabel 4.19 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Gain Ternormalisasi ... 70 Tabel 4.20 Hasil Skala Disposisi Matematik ... 71


(10)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.21 Data Uji Normalitas Disposisi Matematik ... 71 Tabel 4.22 Data Uji Homogenitas Varians Skor Disposisi Matematik ... 72 Tabel 4.23 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Disposisi Matematik ... 73 Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan

Masalah Matematik ... 74 Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Komunikasi dan Disposisi

Matematik ... 75 Tabel 4.26 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Disposisi Matematik ... 76


(11)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Diagram 2.1 Desain Pembelajaran Kontekstual dan Strategi Think-Talk-


(12)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN... A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... A.2 Lembar Kerja Siswa ... A.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ... A.4 Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ... A.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... A.6 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ... A.7 Kunci Jawaban Soal Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik ...

A.8 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematik ... A.9 Skala Disposisi Matematik ... LAMPIRAN B: ANALISIS HASIL UJI COBA ...

B.1 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematik dengan Program Anates 4.0 dan excel 2007 ...

B.2 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan pemecahan masalah Matematik dengan Program Anates 4.0 dan excel 2007 ...

B.3 Hasil Uji Coba Skala Disposisi Matematik ... LAMPIRAN C: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ... C.1 Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol...

C.2 Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol ... C.3 Skor Disposisi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol ... C.4 Data Pre-test, Post-test, dan Gain Kemampuan Komunikasi Matematik ...


(13)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.5 Data Pre-test, Post-test, dan Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ...

C.6 Pengolahan Data dan Uji Statistik Pre-test, Post-test, dan Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kontrol ...

C.7 Pengolahan Data dan Uji Statistik Pre-test, Post-test , dan Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ..

C.8 Hasil Data Disposisi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... C.9 Pengolahan Data dan Uji Statistik Disposisi Matematik ... C.10 Hasil Data Kemampuan Komunikasi Matematik dan

Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ...

C.11 Uji Korelasi Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik Kelas Eksperimen ...

C.12 Uji Korelasi Komunikasi dan Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ...

C.13 Uji Korelasi Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Kelas Eksperimen ... LAMPIRAN D: DATA-DATA PENUNJANG PENELITIAN ... D.1 Foto Aktivitas Siswa ... D.2 Surat keterangan Penelitian dari Kepala Dinas Pendidikan Aceh ...

D.3 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah... D.4 Surat Keterangan Izin penelitian dari UPI ... D.5 Surat Keterangan Pembimbing ...


(14)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Taufiq (2014). ”Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Pendekatan Kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write“, SPs UPI, Bandung.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menelaah pengaruh pencapaian dan peningkatan melalui pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write terhadap peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah dan

disposisi matematik siswa. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik serta angket skala disposisi matematik siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sigli Provinsi Aceh dengan sampel penelitian siswa kelas VIII sebanyak dua kelas yang dipilih secara purposif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data postes dan gain ternormalisasi kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik dan data disposisi matematik antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan uji perbedaan rerata dua populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil skala disposisi matematik menunjukkan bahwa disposisi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada disposisi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan komunikasi, pemecahan masalah dan disposisi matematik yang mendapat pembelajaran kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write, korelasi termasuk dalam katagori tinggi.

Kata kunci: Pembelajaran Pendekatan Kontekstual, Strategi

Think-Talk-Write Kemampuan Komunikasi, Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik


(15)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write


(16)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAC

Taufiq (2014). "Improving Communication and Problem Solving Ability and Disposition Math Junior High School Students through

Contextual Approaches and Strategies Think-Talk-Write", SPs UPI, Bandung.

The main objective of this study was to examine the influence of achievement and improvement through contextual learning and strategy think-talk-write to increase communication skills, problem solving and mathematical dispositions students. The design of this study is the experimental group with the control group pretest and posttest. The experimental group gained contextual learning and strategy think-talk-write and gain control group of conventional learning. To obtain research data is test instrument used communication skills and mathematical problem solving and mathematical disposition scale questionnaire students. The study population was all students of SMP Negeri 1 Sigli Province Aceh with sample eighth grade students as much as two classes selected purposively. Quantitative analysis was conducted on the posttest and normalized gain communication skills and mathematical problem solving and mathematical disposition of data between the two groups of samples using two population mean difference test. The results showed that the communication skills and mathematical problem solving of students who obtain contextual learning and strategy think-talk-write better than students who received conventional learning. Achievement and improvement of communication skills and mathematical

problem solving of students who obtain contextual learning and strategy think-talk-write better than students who received conventional learning. The

results showed that the mathematical disposition scale mathematical dispositions of students who received contextual learning and strategy think-talk-write mathematical disposition better than students who received conventional learning. The results also show that there is a correlation between communication skills, problem solving and mathematical dispositions received contextual learning and Strategy Think-Talk-Write, correlations are included in the high category.

Keywords: Contextual Learning Approach, Strategy Think-Talk-Write Capability Communication, Problem Solving and Mathematical Disposition


(17)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika di sekolah harus dapat menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan global dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Kemampuan komunikasi sangat perlu dihadirkan secara intensif agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan hilangnya kesan bahwa matematika merupakan pelajaran yang menakutkan. Kemampuan komunikasi matematik sangat penting karena matematika pada dasarnya adalah bahasa dengan notasi dan istilah sehingga konsep yang terbentuk dapat dipahami oleh siswa. Menurut Baroody (Yonandi, 2011) matematika bukan hanya sekedar alat bantu berpikir, menemukan pola, menyelesaikan masalah, atau menggambarkan kesimpulan, tetapi juga sebagai suatu bahasa atau alat yang tak terhingga nilainya untuk mengkomunikasikan berbagai macam ide secara jelas, tepat, dan ringkas. Dengan demikian, mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan salah satu esensi dari pengajaran, pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen matematika.

Pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas hendaknya siswa melakukan kegiatan berkomunikasi ketika belajar matematika dan siswa belajar berkomunikasi secara matematis. Tanpa komunikasi dalam matematika siswa akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika serta pemecahan masalah matematik. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematik ini merupakan kemampuan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh siswa.

Kemampuan komunikasi memuat keahlian untuk menelaah dan mengevaluasi ide-ide, simbol-simbol, istilah serta informasi matematika; merefleksikan benda-benda nyata, gambar atau ide-ide matematika; membuat


(18)

2

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model situasi persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik dan aljabar sehingga seseorang akan memahami permasalahan yang diajukan dalam proses pemecahan masalah, serta mengkomunikasi ide atau gagasan dalam memecahkan masalah kepada siswa yang lain.

Komunikasi baik lisan maupun tulisan membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika dan dapat memecahkan masalah dengan baik. Kemampuan pemecahan masalah matematik merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika karena dapat membangkitkan siswa untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, siswa menjadi terampil dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

Pemecahan masalah bukan sekedar keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang akan dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa atau situasi-situasi pembuatan keputusan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang secara baik dalam hidupnya. Proses berpikir dalam pemecahan masalah memerlukan kemampuan mengorganisasikan strategi, pemecahan masalah sebagai fokus dari matematika sekolah bertujuan untuk membantu dalam mengembangkan berpikir secara matematik (NCTM, 2000).

Menurut Sumarmo (2004) bahwa pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dan tujuan yang harus dicapai. Sebagai pendekatan pemecahan masalah digunakan untuk menemukan dan memahami materi atau konsep matematika. Sedangkan sebagai tujuan, diharapkan agar siswa dapat mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan serta kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah dari situasi sehari-hari dalam matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika, menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, menyusul model matematika dan menyelesaikannya


(19)

3

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk masalah nyata dan menggunakan matematika secara bermakna (meaningful). Sebagai implikasinya maka kemampuan pemecahan masalah hendaknya dimiliki oleh semua anak yang belajar matematika.

Pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif matematik, melainkan juga aspek afektif, seperti disposisi matematik. Dapat dipahami bahwa disposisi matematik sangat menunjang keberhasilan belajar matematika. Siswa memerlukan disposisi matematik untuk bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik dalam matematika. siswa belum tentu akan menggunakan semua materi yang mereka pelajari, tetapi dapat dipastikan siswa memerlukan disposisi positif untuk menghadapi situasi problematik dalam kehidupan mereka.

Menurut Katz (2009), disposisi adalah kecenderungan untuk secara sadar, teratur, dan sukarela untuk berperilaku tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam konteks matematika, disposisi matematik (mathematical

disposition) berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan

masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah. Disposisi juga berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri.

NCTM (Sumarmo, 2010) mendefinikan disposisi matematik sebagai ketertarikan dan apresiasi seseorang terhadap matematika, dalam arti yang lebih luas disposisi matematik bukan hanya sebagai sikap saja tetapi juga sebagai kecenderungan untuk berpikir dan bertindak positif. Disposisi matematik adalah keinginan, kesadaran dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Disposisi matematik siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan dirinya secara langsung dalam menemukan dan menyelesaikan masalah matematika.


(20)

4

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik mempunyai kaitan. Berdasarkan hal ini, kualitas siswa dalam kemampuan komunikasi matematik setara dengan kualitas siswa dalam kemampuan pemecahan masalah. Senada dengan hal tersebut Riedesel (Sofyan, 2008:6) menjelaskan, komunikasi matematik berkaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah, sebab dalam mengungkapkan suatu masalah dapat dinyatakan dengan cara lisan, masalah tulisan, menggunakan diagram, grafik dan gambar, menggunakan analogi dan menggunakan perumusan masalah siswa.

Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah juga berkaitan erat dengan disposisi matematik dan dalam hal ini kedua kemampuan matematik tersebut mempunyai hubungan yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki disposisi matematik yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan siswa lain dan cenderung memandang matematika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan sehingga siswa tidak menyukai pelajaran matematik dan mengakibatkan kemampuan matematika siswa rendah.

Penyebab rendahnya kualitas pembelajaran matematika pada siswa dalam matematika menurut Survey IMSTEP-JICA (2000), menjelaskan guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik seperti pembelajaran berpusat pada guru, konsep matematika disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam. Begitu pula hasil laporan survey Internasional berkaitan dengan kemampuan siswa SMP di Indonesia yaitu Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA) dikatakan bahwa Indonesia mengikuti TIMMS pada tahun 1999, 2003, 2007, dan 2011 dan PISA tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 dengan hasil tidak menunjukkan banyak perubahan pada setiap keikutsertaan. PISA tahun 2009 Indonesia menduduki


(21)

5

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rangking ke-61 dari 65 peserta dengan rata-rata skor 371 dari rata-rata skor internasional 496. Sedangkan hasil survey TIMMS tahun 2007 lebih memperhatinkan lagi, karena rata-rata skor siswa kelas 8 Indonesia menurun menjadi 405, dibanding pada tahun 2003 yaitu 411. Rangking Indonesia pada TIMMS tahun 2007 menjadi ke-36 dari 49 negara (Wardhani & Rumiati, 2011). Ini menunjukkan kemampuan matematis siswa kita masih jauh di bawah negara-negara lain. oleh karena itu perlu ditingkatkan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah agar siswa dapat mencapai target yang memuaskan.

Selain itu, Penelitian Wahyudin (1999: 251-252) menemukan lima kelemahan yang ada pada siswa antara lain: kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik, kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep dasar matematika (aksioma, definisi, kaidah, teorema). Hasil penelitian Sumarmo, dkk (Hulukati, 2005) diperoleh bahwa pembelajaran matematika dewasa ini masih berlangsung secara tradisional yang antara lain memiliki karakteristik sebagai berikut: Pembelajaran berpusat pada guru, pendekatan yang digunakan lebih bersifat ekspositori, guru lebih mendominasi proses aktivitas kelas, latihan-latihan yang diberikan lebih banyak yang bersifat rutin.

Kedua pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Turmudi (2010:7) yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika selama ini disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja

sehingga derajat “kemelekatannya” juga sangat rendah, akibatnya siswa cepat lupa dan akibat lanjutannya adalah rendahnya hasil pencapaian siswa.

Kualitas hasil pencapaian siswa di sekolah perlu ditingkatkan karena suatu realita ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung kerap nampak dengan jelas bahwa beberapa atau sebagian besar siswa belum bisa belajar dengan efektif. Hal ini mungkin disebabkan oleh strategi, metode maupun cara yang digunakan oleh guru kurang disenangi oleh siswa. maka perlu dirancang suatu pembelajaran yang menekankan kepada kreativitas siswa dalam meningkatkan komunikasi dan


(22)

6

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah matematik yaitu pembelajaran kontekstual dengan strategi

think-talk-write. Menurut Nurhadi (2004:12) pembelajaran kontekstual merupakan

suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

Selanjutnya Washington (Nurhadi, 2004:12) mengemukakan bahwa: pendekatan kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata. Sedangkan Sanjaya (2008:255) memberikan pengertian pendekatan kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Sebagai alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan strategi think-talk-write (TTW). Strategi ini sangat tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di atas dan dipertegas dengan argumentasi sebagai berikut:

1) Strategi TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.

2) Strategi TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya dalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.


(23)

7

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan media belajar sangat membantu kegiatan pembelajaran terutama dalam mata pelajaran matematika. Ada beberapa media belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika, salah satunya lembar kerja. Di dalam lembar kerja atau yang biasa disebut dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) biasanya terdapat ringkasan materi dan soal-soal yang berhubungan dengan materi yang disampaikan guru. Melalui pemanfaatan lembar kerja diharapkan siswa mampu berpikir, mencoba menyelesaikan soal, dan ketika menghadapi kesulitan dalam memecahkan soal siswa dapat mengungkapkan dengan berdiskusi dengan teman.

Hasil peneltiian tentang strategi think-talk-write (TTW) berdasarkan studi Ansari (2004) menghasilkan bahwa strategi think-talk-write dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa SMA di kota Bandung pada level sekolah tingkat rendah, sedang dan tinggi. Penelitian lain dilakukan oleh Helmaheri (2004) yang menunjukkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam komunikasi matematik, pemecahan masalah matematik, dan gabungan keduanya pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dalam kelompok kecil dengan strategi TTW lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan cara biasa. Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa yang belajar dengan strategi TTW dalam kelompok kecil berada pada kriteria sedang mendekati cukup sedangkan siswa yang belajar dengan cara biasa masih pada kategori cukup.

Analisis terhadap kemampuan serta disposisi matematik serta temuan beberapa studi yang telah dikemukakan, mendorong peneliti melakukan studi dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual dan strategi

think-talk-write untuk menelaah kemampuan komunikasi, pemecahan masalah dan disposisi

matematik siswa SMP.


(24)

8

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pemasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional?

2. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional?

3. Apakah disposisi matematik antara siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada disposisi siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

4. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write?

5. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan komunikasi dan disposisi matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write?

6. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan dari pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write terhadap peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan


(25)

9

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

2. Menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

3. Menelaah disposisi matematik antara siswa, yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

4. Menelaah korelasi antara kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write.

5. Menelaah korelasi antara komunikasi dan disposisi matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write.

6. Menelaah korelasi antara kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Secara umum, penelitian ini memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dan strategi

think-talk-write terhadap kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah serta disposisi matematik.


(26)

10

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi siswa: Siswa memperoleh pengalaman langsung berkaitan dengan kebebasan dalam belajar matematika secara aktif dan konstruktif melalui aktivitas pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah serta disposisi matematik.

3. Bagi guru: dapat meningkatkan keterampilan dalam memilih alternatif model pembelajaran bervariasi yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa sehingga dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal, sebagai bagian dari upaya pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran matematika di sekolah. 4. Bagi peneliti: sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan meneliti

dalam hal menerapkan kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah serta disposisi matematik pada pembelajaran matematika. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional

Beberapa konsep dan istilah dirumuskan sebagai berikut. 1. Kemampuan komunikasi matematik meliputi:

a) Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika;

b) Menyatakan suatu persoalan atau situasi dalam bentuk model matematis. c) Menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dengan

kata-kata sendiri.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematik kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu:


(27)

11

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Memahami masalah.

b. Merencanakan penyelesaian/memilih strategi penyelesaian yang sesuai.

c. Melaksanakan penyelesaian menggunakan strategi yang direncanakan.

d. Memeriksa kembali kebenaran jawaban yang diperoleh. 3. Disposisi matematik meliputi:

a. Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika untuk menyelesaikan berbagai masalah, untuk mengkomunikasikan ide-ide dan membuat masalah;

b. Menunjukkan minat;

c. Memiliki kegigihan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika; d. Memiliki keinginan untuk memonitor dan melakukan refleksi terhadap

hasil kerja dan pikirannya sendiri;

e. Fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematika dan mencoba berbagai alternatif metode dalam menyelesaikan berbagai masalah f. Berusaha mengaplikasikan matematika pada situasi lain; dan g. Menghargai matematika.

4. Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dalam mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.

Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat dilakukan dengan mengembangkan ke tujuh komponen utamanya sebagai langkah penerapan dalam pembelajaran, meliputi:


(28)

12

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menentukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (contrutivism).

b. Melaksanakan sebisa mungkin kegiatan penemuan dalam proses pembelajarannya (inquiry).

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pertanyaan (questioning).

d. Ciptakan suasana „masyarakat belajar‟dengan melakukan belajar

kelompok (learning community).

e. Hadirkan „model‟ sebagai alat bantu dan contoh dalam pembelajaran (modelling).

f. Lakukan reflesi di akhir pertemuan (reflection).

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Penilaian yang sebenarnya dilakukan dengan mempertimbangkan setiap aspek kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (authentic

assesment).

5. Strategi think-talk-write diterapkan pada siswa dengan menempuh tiga tahap pembelajaran yaitu:

a) Think: siswa secara individu membaca teks bacaan pada lembaran

kegiatan siswa (LKS). Siswa memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), menandai konsep yang dianggap penting, atau yang tidak dipahami, dan hasilnya ditulis dalam catatan kecil.

b) Talk: siswa mengkomunikasikan hasil kegiatan membacanya pada tahap think melalui diskusi (brainstorming, sharing, membuat kesepakatan,

atau negosiasi ide) dalam kelompoknya yang terdiri dari 4-6 siswa) sampai mendapatkan solusi.

c) Write: Siswa menulis kembali hasil diskusi pada lembaran kegiatan siswa


(29)

13

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write


(30)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi “Kuasi-Eksperimen”, sehingga subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi keadaan subjek diterima sebagaimana adanya. Pemilihan studi ini didasarkan pertimbangan bahwa, kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya dan tidak mungkin dilakukan pengelompokan siswa secara acak.

Desain dalam penelitian ini menggunakan kelompok kontrol pretes dan postes yang dinyatakan sebagai berikut:

Kelompok eksperimen O X O

Kelompok kontrol O O

Dengan: O : Pretes dan Postes (komunikasi dan pemecahan masalah) X : Pembelajaran kontekstual dengan Strategi think-talk-write

(Ruseffendi, 2010:53)

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 di Sigli provinsi Aceh semester II (genap) tahun pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 di Sigli tahun pelajaran 2013/2014. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok siswa kelas VIII yang berasal dari dua kelas yang dipilih secara purposive. Sampelnya siswa dari dua kelas VIII yang dipilih dari 10 kelas VIII. yaitu kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan VIII-2 sebagai kelas kontrol. Dari beberapa kelas yang ada tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok pembelajaran, yaitu kelompok yang menggunakan pendekatan


(31)

35

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontektual dan strategi think-talk-write sebagai kelas eksperimen, dan kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan strategi think-talk-write. Sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi, pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (pretes dan postes) dan angket untuk mengetahui disposisi matematika siswa.

1. Pedoman Pemberian Skor

Instrumen dalam bentuk tes digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah. Tes yang diberikan berupa tes essay yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Langkah-langkah penyusunan tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik adalah sebagai berikut:

1. Diawali dengan membuat kisi-kisi soal.

2. Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawabannya. 3. Mengkonsultasikan isi soal dengan dosen pembimbing.

4. Melakukan ujicoba instrumen tes dan dilanjutkan dengan menghitung validitas instrumen, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

Pemberian skor komunikasi matematik berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini:

Tabel 3.1

Pemberian Skor Komunikasi Matematik

Skr Menulis

(Written texts)

Menggambar (Drawing)

Ekpresi Matematis (Mathematical Expression)


(32)

36

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar

Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau tabel yang benar.

Hanya sedikit dari model matematika yang benar. 2 Penjelasan secara

matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar

Melukiskan, diagram, gambar, atau tabel namun kurang lengkap dan benar

Membuat model matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi. 3 Penjelasan secara

ma-tematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa.

Melukiskan, diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar

Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap

4 Penjelasan secara ma-tematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis

Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3 Diadaptasi dari Cai, Lane, dan Jakabcsin (1996b) dan Ansari (2004).

Langkah-langkah pemecahan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah yang dikemukakan oleh Polya, karena Penulis berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut secara teknis paling lengkap dibandingkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah lainnya. Kemudian, untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan masalah, salah satu alternatif pemberian skor, disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Skor Alternatif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Skor Memahami

Masalah Melaksanakan Strategi

Memeriksa Hasil dan Proses

0

Salah

menginterpretasi/ salah sama sekali

Menggunakan strategi yang tidaksesuai dan berhenti; tidak dapat menggunakan strategi atau algoritma dengan benar, misalnya tabel/gambar/diagram salah Tidak ada pemeriksaan/tidak ada keterangan apapun 1 Salah menginterpretasi sebagian soal/

Menggunakan prosedur yang benar tetapi mengarah ke jawaban yang salah secara prosedur dan

Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas (tidak lengkap)


(33)

37

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengabaikan

kondisi soal

perhitungan, misalnya siswa mencoba-coba dan waktu mencoba pertama kali ternyata salah, atau menyusun suatu persamaan yang tidak dapat diselesaikan karena salah struktur, kesulitan struktur, atau salah perhitungan

2

Memahami masalah soal selengkapnya

Melaksanakan prosedur yang benar yang mungkin memberikan

jawaban yang benar tetapi salah struktur atau perhitungan

Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran hasil dan proses 3 Idem Menggunakan strategi yang benar,

tetapi ada sedikit salah perhitungan Idem

4 Idem

Melaksanakan proses yang benar dan mendapat solusi atau hasil yang benar

Idem

Nilai maksimal 2 Nilai maksimal 4 Nilai maksimal 2 Sumber: dimodifikasi dari Sumarmo (2005).

Angket digunakan untuk mengukur skala disposisi matematik. Aspek yang diukur pada skala ini adalah (1) rasa percaya diri dalam menggunakan matematika untuk menyelesaikan berbagai masalah, untuk mengkomunikasikan ide-ide dan membuat masalah; (2) menunjukkan minat; (3) memiliki kegigihan untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika; (4) memiliki keinginan untuk memonitor dan melakukan refleksi terhadap hasil kerja dan pikirannya sendiri; (5) fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematika dan mencoba berbagai alternatif metode dalam menyelesaikan berbagai masalah (6) berusaha mengaplikasikan matematika pada situasi lain; dan (7) menghargai matematika.

Skala disposisi matematika terdiri dari beberapa pertanyaan, untuk setiap pertanyaan akan disediakan empat kategori respon. Skala ini dibuat dengan berpedoman pada bentuk skala likert dengan empat opsi, yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan tidak ada pilihan netral. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari sikar ragu-ragu siswa untuk tidak memihak pada pernyataan yang diajukan.


(34)

38

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Sebelum soal tes diujicobakan, peneliti mendiskusikan terlebih dahulu dengan rekan-rekan di tempat perkuliahan dan guru di tempat penelitian, kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Setelah soal diujicobakan kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

a) Validitas

Untuk menguji kesahihan (valid) instrumen di lapangan/kelas, terlebih dahulu dikonsultasikan ke dosen pembimbing dan pengajar matematika di tempat penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui validitas dari instrumen yang akan digunakan Arikunto (2010:212).

Untuk menguji validitas tes komunikasi dan pemecahan masalah digunakan uji validitas isi (content validity). Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2006). Instrumen dinyatakan valid apabila isinya sesuai dengan apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini, pengujian validitas skala disposisi matematik dilakukan oleh dosen pembimbing sebagai pakar disposisi matematik. Berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa dimensi dan indikator yang hendak diukur, redaksi setiap butir pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan koreksi terhadap bentuk format yang digunakan.

Kemudian dilanjutkan pada pengujian validitas empirik. Suatu instrumen lolos dari pengujian validitas empirik setelah dilakukan uji coba di lapangan. Untuk memperoleh soal yang handal (valid).

Tes yang digunakan untuk mengetahui validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment memakai angka kasar sebagai berikut (Suherman, 2003:120):

XY

r =

  

 

 

 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

Keterangan : n = banyak teste


(35)

39

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

XY

r = koefisien korelasi

x= jumlah skor satu butir

Y = jumlah skor total

Sebagai patokan menginterprestasikan derajat validitas digunakan kriteria menurut Guilford yang dimodifikasi (Suherman, 2003:113). Dalam hal ini rxy diartikan sebagai koefisien validitas.

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Validasi

Koefisien Validasi Keterangan

0,90 < rxy≤ 1,00 Validasi Sangat Tinggi (sangat baik) 0,70 < rxy≤ 0,90 Validasi Tinggi (baik)

0,40 < rxy ≤ 0,70 Validasi Sedang (cukup) 0,20 < rxy≤ 0,40 Validasi Rendah (kurang) 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validasi Sangat Rendah

rxy ≤ 0,00 Tidak Valid

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi diuji dengan uji-t dengan rumus berikut:

2 1

2

xy xy

r N r t



, (Sudjana, 1992: 380) Keterangan:

t = daya pembeda dari uji-t N = jumlah subjek

rxy = koefisien korelasi

Selanjutnya uji validitas tiap item instrumen dilakukan dengan membandingkan rxy dengan nilai kritis rtabel (nilai tabel). Untuk mengetahui validitas suatu butir soal maka dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS 16 dan Microsoft Ecxel 2007.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan maka dilakukan uji validitas butir soal dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan Anates 4.0.7 diperoleh hasil validitas soal seperti pada tabel di bawah ini.


(36)

40

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Validitas Hasil Ujicoba Soal Tes

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Jenis tes No. Soal

rxy Intepretasi Koefisien

Korelasi

thitung ttabel Kesimpulan

Kemampuan komunikasi matematik

1 0,694 Sedang 6,43 2,034 Valid

2 0,813 Tinggi 6,43 2,034 Valid

3 0,878 Tinggi 1,00 2,034 Valid

4 0,626 Sedang 2,95 2,034 Valid

5 0,808 Sedang 7,09 2,034 Valid

Kemampuan pemecahan masalah

1 0,702 Tinggi 6,59 2,032 Valid

2 0,654 Sedang 3,96 2,032 Valid

3 0,733 Tinggi 6,01 2,032 Valid

4 0,832 Tinggi 5,00 2,032 Valid

5 0,584 Sedang 4,86 2,032 Valid

Dari kelima butir soal yang diujicobakan tersebut berdasarkan kriteria validitas tes, diperoleh bahwa soal-soal tersebut mempunyai validitas sedang dan tinggi atau baik. Untuk kriterian signifikansi dari korelasi pada tabel di atas, terlihat bahwa semua butir soal signifikan.

b) Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen sama dengan konsistensi atau keajegan dari instrumen yang akan digunakan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali, yaitu jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, tempat yang beda pula, alat ukur tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas perangkat tes berupa bentuk uraian dipergunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut (Suherman, 2003:153-154):


(37)

41

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11 r =               

2

2 1 1 t i s s n n Keterangan : 11

r = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyak butir soal (item)

2

i

s = Jumlah varians skor tiap item

s2t = Varians skor total Dengan varian 2

i

s dirumuskan (Suherman, 2003:144):

 

n n x x s

  2 2 2

Sebagai patokan menginterprestasikan derajat reliabilitas digunakan kriteria menurut Guilford`s (Suherman, 2003:139). Dalam hal ini r11 diartikan sebagai koefisien reliabilitas.

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan rxy≤ 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤r11< 0,40 Rendah 0,40 ≤r11< 0,70 Sedang 0,70 ≤r11< 0,90 Tinggi 0,90 ≤r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Sedangkan untuk mengetahui signifikansi koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel, dengan kaidah keputusan jika r11 > rtabel, disimpulkan


(38)

42

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal instrumen adalah reliabel dan sebaliknya. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan Anates 4.0.7

Tabel 3.6

Interpretasi Reliabilitas Hasil Ujicoba Soal Tes

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Jenis tes rxy Intepretasi

Koefisien Reliabilitas Kemampuan komunikasi matematik 0,80 Tinggi

Kemampuan pemecahan masalah 0,69 Tinggi

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas tes 0,80 dan 0,69 yang berarti bahwa soal-soal tes komunikasi dan pemecahan masalah matematik yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.

c) Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks tingkat kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 – 1,00. Soal dengan indeks mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti soal tersebut telalu mudah.

Untuk mengetahui derajat tingkat kesukaran masing-masing butir soal digunakan rumus sebagai berikut

N B

TK  , (Arikunto, 2001:208) Keterangan:

TK = tingkat kesukaran.

B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. N = jumlah seluruh siswa peserta tes.


(39)

43

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria penafsiran harga derajat kesukaran suatu butir soal menurut Suherman (2003:170) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Koefisien Derajat Kesukaran

Koefisien Derajat Kesukaran Keterangan

IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK <0,30 Soal sukar 0,30 ≤ IK < 0,70 Soal sedang 0,70 ≤ IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan dan Interpretasi Indeks Kesukaran Butir Soal Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Jenis tes No.

soal Taraf kesukaran Intepretasi Koefisien Korelasi Kemampuan komunikasi matematik

1 0,65 Sedang

2 0,34 Sedang

3 0,52 Sedang

4 0,22 Sukar

5 0,43 Sedang

Kemampuan pemecahan masalah

1 0,47 Sedang

2 0,23 Sukar

3 0,48 Sedang

4 0,38 Sedang

5 0,55 Sedang

Dalam menentukan daya pembeda tiap butir soal menggunakan rumus (Arikunto, 2001:213)

N B B

DP A B

2 1   , Keterangan :

DP = daya pembeda,


(40)

44

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BB = jumlah skor kelompok bawah suatu butir

N = skor ideal suatu butir

Klasifikasi interpretasi perhitungan daya pembeda dilakukan dengan katagori koefisien daya pembeda dari Suherman (2003:161) seperti tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Besarnya Dp Interpretasi

DP≤ 0,20 Sangat Jelek

0 < DP≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP≤ 1 Sangat Baik

Tabel 3.10

Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Jenis tes No.

Soal Daya Pembeda Intepretasi Kemampuan

komunikasi matematik

1 0,47 Baik

2 0,47 Baik

3 0,83 Baik

4 0,27 Cukup

5 0,80 Baik

Kemampuan pemecahan masalah

1 0,66 Baik

2 0,36 Cukup

3 0,52 Baik

4 0,55 Baik

5 0,61 Baik

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan pada hasil ujicoba soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematik pada kelas IX-A dan IX-B semester genap SMP Alosius Bandung yang dilihat dari Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Indeks Kesukaran dapat disimpulkan bahwa soal tes tersebut layak digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan


(41)

45

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi dan pemecahan masalah matematik siswa SMP kelas VIII yang merupakan responden dalam penelitian ini.

3. Skala Disposisi Matematik

Pengukuran skala disposisi terhadap matematika menggunakan skala sikap model skala Likert. Disposisi matematika siswa adalah (productive disposition) kecenderungan siswa memandang matematika sebagai sesuatu yang dapat dikuasai, dan bermanfaat serta meyakini bila ditekuni secara sungguh-sungguh akan menguntungkan dirinya. Disposisi matematika memiliki indikator, pandangan siswa tentang matematika, manfaat matematika yang dirasakan siswa, perilaku atau tindakan yang dilakukan siswa terhadap matematika, dan kepercayaan diri siswa dalam mempelajari matematika.

Untuk menguji validitas skala disposisi matematik digunakan uji validitas isi (content validity). Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2006). Instrumen dinyatakan valid apabila isinya sesuai dengan apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini, pengujian validitas skala disposisi matematik hanya dilakukan dosen pembimbing. Berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa dimensi dan indikator yang hendak diukur, redaksi setiap butir pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan koreksi terhadap bentuk format yang digunakan.

Uji coba angket diujikan kepada 34 siswa pada SMP Alosius bandung yang telah mendapatkan materi yang diajarkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas diperoleh hasil bahwa dari 25 item valid, Uji validitas angket sikap siswa terhadap matematika tersaji dalam Tabel berikut:

Tabel 3.11


(42)

46

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.

Pernyataan rxy

Intepretasi Koefisien

Korelasi

thitung ttabel Kesimpulan

1 0,763 Tinggi 5.84 2,039 Valid

2 0,784 Tinggi 5.84 2,039 Valid

3 0,579 Sedang 3.43 2,039 Valid

4 0,558 Sedang 3.05 2,039 Valid

5 0,693 Sedang 2.85 2,039 Valid

6 0,539 Sedang 4.31 2,039 Valid

7 0,638 Sedang 3.38 2,039 Valid

8 0,723 Tinggi 2.68 2,039 Valid

9 0,628 Sedang 2.77 2,039 Valid

10 0,761 Tinggi 4.52 2,039 Valid

11 0,561 Sedang 3.35 2,039 Valid

12 0,575 Sedang 2.55 2,039 Valid

13 0,513 Sedang 4.00 2,039 Valid

14 0,558 Sedang 2.14 2,039 Valid

15 0,778 Tinggi 5.18 2,039 Valid

16 0,596 Sedang 2.59 2,039 Valid

17 0,496 Sedang 3.24 2,039 Valid

18 0,509 Sedang 2.61 2,039 Valid

19 0,532 Sedang 3.58 2,039 Valid

20 0,564 Sedang 3.59 2,039 Valid

21 0,413 Sedang 1.26 2,039 Valid

22 0,696 Sedang 4.60 2,039 Valid

23 0,585 Sedang 4.57 2,039 Valid

24 0,471 Sedang 4.31 2,039 Valid

25 0,658 Sedang 3.68 2,039 Valid

E. Analisis Data

1. Analisis Data Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik

Setelah diperoleh data pretes dan postes, dibuat tabel pretes dan postes. Kemudian dihitung rerata dan standar deviasi skor pretes dan postes. Lalu dihitung gain ternormalisasi dilakukan berdasarkan kriteria indeks gain (Hake,1999). Dengan rumus :


(43)

47

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gain ternormalisasi (g) = − ( )

� − ( )

Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.12

Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g 0,3 Rendah

Adapun tahapan uji perbedaan rerata yang mungkin dilalui adalah :

a. Uji Normalitas

Kriteria pengujian:

H0 : sampel berasal dari data berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari data tidak berdistribusi normal

Menguji normalitas skor pretes dan skor postes, dengan menggunakan rumus uji Kolmogorov-smirnov yaitu:

Rumus uji One Sample Kolmogorov Smirnov adalah deviasi dari distribusi normal menurut Mangkuatmojo (1999:363) adalah:

D = maximum F0(X)Sn(X)

Dimana :

D = Simpangan maksimum (maksimum deviation) x = Nilai data

k = Jumlah pengamatan yang sama dengan atau lebih kecil daripada X F(x) = Perimbangan skor-skor yang sama dengan atau lebih kecil dari X F0(x) = Fungsi distribusi kumulatif untuk setiap nilai x

S(X) = Disiribusi frekuensi pengamatan kumulatif dari n pengamatan n

k x Sn( )


(1)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. I. (2004). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik melalui Strategi Think-Talk-Write (Eksperimen di SMUN Kelas I Bandung). Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ansari, B. I. (2007). Efektivitas Pembelajaran Matematik dengan Strategi Think-Talk-Write Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Kreatif Siswa SMP. Disampaikan dalam Prosiding Seminar Nasional Universitas Parahyangan Bandung.

Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg, W. R., & Gall, M. D. (1989).Educational Research.New York. Longman. Cai, J., Lane, S., dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and

Holistic Scoring Rubrics: Assessing Student’s Mathematical Reasoning

and Communication. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas.

Franks, D dan Jarvis, D. (2009). Communication in the Secondary Mathematics Classroom: Exploring New Ideas. [online]. Tersedia:http://www.learner.org [4 November 2013].

Helmaheri (2004) Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SLTP melalui Strategi Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil. Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.


(2)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, W. (2011). Meningkatkan Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW). Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.

Hodiyah, D (2009). Implementasi Think-Talk-Write dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematik siswa SMA. Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.

Hudojo. 2001. Common Textbook : Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang : JICA Universitas Negeri Malang.

Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Generatif. Disertasi PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Huinker, D. & Laughlin. 1996. ”Talk Your Way Into Writing”. In P.C Elliot, and M.J. Kenney (Eds.) 1996 Yearbook. Communication in Mathematics, K-12 and beyond. USA: NCTM.

IMSTEP-JICA. (2000). Monitoring Report on Current Practice on Mathematics and Science Teaching and Learning. Bandung: IMSTEP-JICA.

Karlimah. (2010). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Disertasi SPS UPI tidak diterbitkan. Katz, L. G. (2009). Dispositions as Educational Goals. [Online]. Tersedia:

http://www.edpsycinteractive.org/files/edoutcomes.html. [4 November 2013].

Khairunnisa (2012). Pengaruh Strategi Think-Talk-Write Terhadap Peningkatan Kemampuan Analogi Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.

Kilpatrick, J. et al. 2001. The Standars of Mathematical Proficiency. Adding it up: Helping Children Learn Mathematics. Washington DC: National Academy Press.

Lim, C. S. dan Chew, C. M. (2007). Mathematical Communication in Malaysian Bilingual Classrooms. Japan: Disajikan pada Konfrensi Internasional Tsukuba ke-3.

Lindquist, M.M. dan Elliot, P.C. (1996). Communication – an Imperative for Change: A Conversation with Mary Lindquist. Dalam P.C Elliot dan M.J


(3)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics.

Mahmudi, A. (2010) Pengaruh Pembelajaran Dengan Strategi MHM Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis, serta Persepsi terhadap Kreativitas. Disertasi SPS UPI tidak diterbitkan.

Mahmudi, A. (2010). Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis. Makalah Disajikan Pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta.

Malone, J.A. dan Krismanto, A. (1997). “Indonesian Students’ Attitudes and

Perceptions Towards Small-Group Work in Mathematics”. Journal of Science and Mathematics Educations in Southeast Asia. XVI (2). 97-103. Mangkuatmojo, Soegyarto. (1999). Statistik Lanjutan. Jakarta: Rineka Cipta. Maxwell, K. (2001). Positive learning dispositions in mathematics. [on line].

http://www.education.auckland.ac.nz/uoa/fms/default/education/docs/

word/research/foed_paper/issue11/ACE_Paper_3_Issue_11.doc [4 November 2013].

Mudzakkir, H S (2006). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.

National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

National Council of Teacher of Mathematics. (1991). Professional Standards for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM.

National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standarts for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Nurhadi dan Senduk, A.G. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.


(4)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permana, Y. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Model-Eliciting Activities. Disertasi SPS UPI tidak diterbitkan.

Philipou, G. & Nicolaidou, M. (2004) “Attitudes Toward Mathematics, Self

Efficacy and Achievment in Problem Solving’. Jurnal: ERME, CERME-3, TG-2.

Polking, j (1998) Response to NCTM’S Round 4 Question. [online] tersedia http://www.ams.org/government/argrpt4.html. diunduh [4 November 2013].

Polya (1985) How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Princenton University Press.

Pugalee, D.A. (2001). Using Communication to Develop Student’s Mathematical

Literacy. Dalam Journal Research of Mathematics Education 6 (5). 296-299. [Online]. Tersedia: http// www.my.nctm.org/ercsources/article-summary.asp?URI-MTMS 2001-01-296a&from[5/11/02].

Rubenstein, R.N. dan Thompson, D.R. (2001). Learning Mathematical Symbolism: Challenge and Instructional Strategies. Tersedia: http://my.nctm.org/eresources/view_media/article_id.113. [4 November 2013].

Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung.

Ruseffendi, E. T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Santoso, S. (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik . Disertasi. UPI: Tidak diterbitkan.


(5)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiono, K. (1993). Teori Perkembangan Kognitif. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Shadiq, F. 2004. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika. Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar. PPPG Matematika.Yogyakarta.

Shield. M. & Swinson.K. 1996. “The link Sheet:A Communication Aid for Clarifying and Developing Mathematical Ideas and Processes”. In P.C. Elliot, dan M.J Kenney. (Eds.). 1996 Yearbook Communication in Mathematics, K-12 and beyond. Reston, VA: NCTM.

Slavin, R. E. (1994). Educational Psychologi: Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.

Silver, E.A. dan Smith, M.S. (1996). “Building Discourse Communities in Mathematics Classrooms: A Worthwhile but Challenging Journey”. dalam

Communication in Mathematicss K-12 and Beyond. 1996 year book. National Council of Teachers of Mathematics.

Subagiyana (2005). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi matematis Siswa SMP Menggunakan Model PembelajaranTipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Kontekstual. Tesis SPS UPI tidak diterbitkan.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Suherman, E. dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Tim MKBPM JICA UPI Bandung.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: JICA-UPI.

Sumarmo, U. (2003). Pembelajaran Ketrampilan Membaca pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA UPI Bandung.


(6)

Taufiq, 2014

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Think-Talk-Write

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Pertemuan MGMP Matematika SMPN I Tasikmalaya.

Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. LPPM UPI : Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana.

Sumarmo, U. (2010). Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dalam Teori Paradigma, Prinsip, Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisus.

Tim Instruktur PKG. (1989). Pengaruh Permainan dalam Metode Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa. Makalah. Tidak Dipublikasikan.

Turmudi. (2010). Matematika Eksploratif dan Investigatif; Referensi Metodologi Pembelajaran untuk Guru Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka. Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan

Siswa dalam Pelajaran Matematika (Disertasi). Bandung: IKIP Bandung. Wardhani, S,.dan Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika

SMP: Belajar dari PISA dan TIMMS. Yogyakarta: Kementerian Nasional: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Yeager, A dan Yeager, R. (2008). Teaching through the Mathematical Processes. [online]. Tersedia: gains-camppp.wikispaces.com [4 November 2013]. Yonandi. (2011). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan

Masalah Matematik melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Komputer pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL.

0 6 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Strategi Think Talk Write (PTK pada Siswa Kelas VIII G Semester Ganjil SMP Neger

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DENGAN BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH.

0 2 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI STRATEGI THINK-TALK-WRITE Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Melalui Strategi Think-Talk-Write (PTK Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 1 Nogosari 2013/2014).

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI STRATEGI THINK-TALK-WRITE Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Melalui Strategi Think-Talk-Write (PTK Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 1 Nogosari 2013/2014).

1 10 14

Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Strategi MEAs.

1 14 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE - repository UPI T MTK 1201580 Title

0 0 3

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13