PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

(1)

(Sebuah Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X-OC dan Kelas X-OD Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 SMK Triguna Utama)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

KHORI YATUN NISAH 109013000066

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah serta karunia-Nya dan shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Tak-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Menganalisis Cerpen Pada Siswa”.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan yang di ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran serta dari pihak lain yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan, bimbingan dan petunjuk. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah. ZA, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Hindun, M. Pd, Dosen Pembimbing yang telah menyempatkan

waktunya dalam membimbing memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Koko, S.Pd, Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Triguna Utama, yang telah banyak membantu dan memberikan saran selama penelitian. 6. Siswa-siswi kelas X di SMK Triguna Utama, atas kerjasamanya yang telah


(6)

ii

7. Bapak Sukhadi dan Ibu Siti Jumiah, selaku kedua orang tua penulis yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih sayang tiada tara tanpa pamrih yang senantiasa mendoakan keberhasilan penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar tercinta yang tidak berhenti memberikan kasih sayang, nasehat, dukungan, serta doa demi keberhasilan dan kesuksesan penulis. 9. Rekan-rekan satu perjuangan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, sahabat-sahabat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam peyusunan skripsi yang saling mendukung dan membantu satu sama lain. 10. Danna Suryaman yang selalu membantu saat sulit dan memberikan

dukungannya terhadap penulis.

11. Sahabat-sahabat, penghuni kost, dan semua pihak penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selalu menghibur dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta banyak memberikan dukungan, saran, nasehat serta perhatian kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak, Ibu dan Saudara/i sekalian.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi, sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Harapan terbesar penulis karya sederhana ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan tentunya tidak hanya berhenti pada penelitian ini saja.

Aamiin Ya Rabbal’Alamin.

Jakarta, Juli 2013


(7)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah Penelitian ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 8

1. Strategi Pembelajaran ... 8

2. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write ... 10

3. Hakikat Cerpen ... 20

a. Kriteria atau Ciri-ciri Cerpen ... 23

b. Manfaat Membaca Cerpen ... 24

c. Jenis-Jenis dan Contoh Cerpen ... 25

4. Kemampuan Menganalisis ... 26

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

B. Kerangka Berpikir ... 29


(8)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode dan Desain Penelitian ... 33

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Uji Instrumen Penelitian ... 37

H. Kontrol Validasi Internal ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 40

J. Hipotesis Statistik ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah ... 44

B. Hasil Penelitian ... 45

1. Data Hasil Tes ... 45

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 48

a. Uji Normalitas ... 48

b. Uji Homogenitas ... 50

c. Pengujian Hipotesis ... 52

C. Kelemahan ... 55

D. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 61


(9)

vii

: Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ...55

Lampiran 3 : Uji Normalitas Kelas Kontrol ...57

Lampiran 4 : Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...60

Lampiran 5 : Data dan Perhitungan Uji Homogenitas ...63

Lampiran 6 : Data dan Perhitungan Uji Hipotesis (t) ...64

Lampiran 7 : RPP Kelas Eksperimen ...65

Lampiran 8 : RPP Kelas Kontrol ...68


(10)

viii

Tabel 3 : Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran ...38

Tabel 4 : Interpretasi Daya Pembeda ...39

Tabel 5 : Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...47

Tabel 6 : Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...48

Tabel 7 : Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ...48

Tabel 8 : Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen ...49

Tabel 9 : Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ...49

Tabel 10 : Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol ...50

Tabel 11 : Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ...51

Tabel 12 : Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ...52

Tabel 13 : Hasil Uji-t Pretest ...54


(11)

(12)

1

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Salah satu komponen yang terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru memiliki peranan yang sangat berat dan penting karena guru harus bertanggung jawab atas terbentuknya moral siswa yang telah diamanahkan para orang tua atau wali untuk menciptakan anak didiknya menjadi terdidik, terbimbing, dan terlatih jasmani dan rohaninya. Maka guru adalah seorang figur yang terhormat, dia menjadi ukuran dan pedoman bagi anak didiknya, di tengah masyarakat sebagai suri tauladan.2

Guru yang berkualitas adalah guru yang profesional dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbgai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembeajaran. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan

1

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Visimedia, 2008), h.2.

2

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009), h. 9


(13)

guru. “A teacher is person charged with the responbility of helping others to learn and to behave in new different ways” (James M. Cooper, 1990). Itulah sebabnya guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan. Hal ini seperti diungkapkan Greta G. Morine-Dershimer: “A professional is a person who possesses some specialized knowledge and skills, can weigh alternatives and select from among a number of potentially productive actions one that is particularly appropriate in a given situation”.3

Guru yang profesional mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran, serta menilai hasil pembelajaran. Untuk itu seorang guru yang profesional harus menguasai bahan ajar, memahami karakteristik peserta didik, dan terampil dalam memilih metode pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran. Namun terkadang, guru masih kesulitan dalam menentukan strategi apa yang harus digunakan agar siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka dengan baik.

Sebaiknya, guru hendak memperhatikan upaya dalam memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan kemandirian siswa. Khususnya, yang berkaitan dengan proses menganalisis suatu bahan bacaan khususnya cerpen. Terkadang siswa sering kesulitan dalam menganalisis sebuah cerpen.

Menurut Edgar Allan Poe, cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam..4

Dengan cerpen seorang penyair dapat mengungkapkan ekspresi perasaannya. Keindahan alur serta konflik yang dimiliki cerpen terkadang membuat pembaca atau penikmat cerpen mengalami kesulitan dalam mengkategorikan atau menentukan unsur-unsur yang membangun cerpen tersebut. Untuk dapat memahami dan menangkap makna yang terdapat di

3

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 15

4

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Medan: Gadjah Mada University Press, 2005), h. 10.


(14)

dalam cerpen, pembaca harus memiliki kepekaan batin dan daya kritis terhadap cerpen tersebut. Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap maksud dari cerpen, pembaca perlu melakukan kajian atau analisis terhadap cerpen tersebut. Analisis yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga kedudukan atau hubungan antarunsur atau bagian yang diungkapkan menjadi jelas. 5

Secara rinci, bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan menganalisis, yaitu;

1) Menganalisis Unsur

a) Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan.

b) Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa

c) Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif

d) Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dengan kelompok

e) Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya

Dalam konsep ini, siswa dituntut untuk bisa menganalisis sebuah cerpen berupa analisis unsur-unsur intrinsik atau unsur-unsur yang membangun karya tersebut dari dalam karya itu sendiri. Sedangkan pengetahuan tentang materi menganalisis cerpen tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa.

Oleh karena itu, sebaiknya guru memiliki strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi adalah dengan melaksanakan model atau strategi pembelajaran yang relevan untuk diterapkan oleh guru. Model atau strategi yang sebaiknya diterapkan adalah model atau strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Sehingga siswa dapat lebih

5

Utami Munandar, Mengembangkan Bkat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Grafindo, 1999), h. 120


(15)

mudah memahami dan menemukan konsep-konsep serta mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan untuk memperbaiki pengetahuan dan pemahaman siswa serta dapat mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan adalah strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Strategi Think-Talk-Write (TTW) merupakan segala bentuk belajar yang langsung mengahadapkan siswa dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan itu. Jadi bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, kebun, dan guru bukan merupakan sember belajar satu-satunya.

Peneliti memilih SMK Triguna Utama sebagai tempat dilakukannya penelitian dikarenakan karakteristik dari siswa-siswa di sana kurang begitu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dengan alasan jenuh dan membosankan. Itu semua disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran di sana kurang tepat sehingga tidak dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Pada sisi lain, pelajaran Bahasa Indonesia sangat memiliki ke khasan di SMK, seperti yang kita ketahui SMK lebih membutuhkan keterampilan berbahasa yang sangat baik, karena SMK akan masuk oada dunia pekerjaan lebih awal yaitu PKL. Demikianlah alasan peneliti memilih SMK Triguna Utama sebagai lokasi penelitian.

Pada penelitian kali ini, peneliti membahas tentang strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis cerpen dengan menganalisis unsur-unsur intrinsik yang ada pada cerpen tersebut. Oleh karena itu, judul pada penelitian kali ini adalah Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap Kemampuan Menganalisis Cerpen (Sebuah Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X-OC dan Kelas X-OD Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 SMK Triguna Utama).


(16)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik pada siswa.

b. Guru sulit dalam memilih strategi pembelajaran yang dapat membantu kesulitan siswa.

c. Guru masih bingung menentukan strategi apa yang harus digunakan agar siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka dengan baik.

d. Pemahaman konsep siswa terhadap materi menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berhubung aspek yang berkaitan dengan penelitian ini cukup komplek, dan untuk lebih memfokuskan pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Penerapan strategi pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan strategi Think-Talk-Write.

b. Menganalisis cerpen yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan analisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

c. Cerpen yang ada dalam dunia sastra cukup banyak, maka penulis akan membahas satu cerpen saja yaitu cerpen yang berjudul “kisah sebuah celana pendek” karya Idrus.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa kelas X-OC dan kelas X-OD SMK Triguna Utama?


(17)

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat kita ketahui tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa kelas X-OC dan kelas X-OD SMK Triguna Utama.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Menarik minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena penyajian materi disertai dengan contoh cerpen yang menarik yang mudah diingat dan dijumpai nyata dalam kehidupan sehari-hari. b. Terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan

permasalahan atau mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

c. Menumbuhkan kepedulian dan tanggungjawab sosial siswa terhadap fenomena disekitarnya sebagai dampak dari bahan bacaan yang telah dibacanya.

d. Penggunaan THINK-TALK-WRITE (TTW) dapat membantu mengembangkan keterampilan berfikir kreatif siswa dan memotivasi agar dapat meningkatkan proses pembelajaran secara aktif.

e. Mampu menerapkan cara berpikir yang baik dalam mengambil keputusan untuk memecahkan suatu masalah terkait dengan proses menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan bagi para guru Bahasa Indonesia dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

b. Meningkatkan kekritisan dan kekreatifan guru dalam memilih masalah-masalah riil yang dijumpai dan berkembang di lingkungan dan kehidupan masyarakat sehari-hari terkait dengan materi yang akan diajarkan.


(18)

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, sebagai bahan masukan serta informasi mengenai pengaruh penerapan strategi Think-Talk-Write terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa.

4. Bagi Sekolah

Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan kemampuan menganalisis cerpen pada siswa.


(19)

8 A. Deskripsi Teoretis

1. Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunkan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termask diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran. Menurut J. R David (1976) strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tetang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5

Dalam pemahaman konsep dari strategi itulah yang dimaksudkan sebagai usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan adalah di mana suatu usaha dalam mensiasati suatu cara demi tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu tindak pembelajaran.

Terdapat berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran ini, sebagian besar yang telah dikemukakan oleh para ahli pembelajaran. Agar dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang makna dan hakikat strategi pembelajaran, maka cermatilah konsep strategi pembelajaran sebagai berikut:

Menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Menurut Gertach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan

5

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, cet 1, 2009), h. 37.


(20)

metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sikap lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.

Sedangkan Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengauran materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Kemudian Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.6

Reigeluth dalam Seels dan Richey menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk seleksi dan mengatur kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran. Lebih lanjut Reigeluth dalam Seels dan Richey membedakan antara strategi makro dan mikro; variabel-variabel strategi mikro adalah metode-metode untuk mengorganisasikan instruksi pada ide tinggal (contoh; konsep tinggal, prinsip, dan lain-lain). Mereka juga memasukkan komponen-komponen seperti; devinisi, contoh, praktik, alternatif referesentasi. Sedangkan variabel-variabel strategi makro adalah elemen atau metode untuk mengorganisasikan semua aspek-aspek instruksi yang berhubungan terhadap lebih dari satu ide; kerangka sintesa dan kesimpulan ide-ide yang diajarkan.7

6

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 1

7

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Referensi, 2012), h. 67.


(21)

Penjabaran makna dari beberapa pemahaman para ahli pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan rancangan kegiatan-kegiatan, tahapan-tahapan, dan cara-cara seseorang dalam pembelajaran untuk dapat mempermudah dalam mencapai suatu tujuan tertentu dalam pembelajaran itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.8

Kemudian sebagai pembeda antara metode dan strategi, dapat dilihat pada kata-kata ini. When we use the term method, it implies some orderly way of doing something. The term strategy implies thoughtful planning to do something. Each of these aspects emanate from a broader and more encompassing model.9

Upaya untuk mengimplementasikan tahapan rencana tersebut yang telah disusun dalam bentuk kegiatan agar dapat mencapai suatu tujuan, ini yang dinamakan dengan metode. Dengan demikian, metode itu digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah di tetapkan. Oleh karena itu,

penulis dalam penelitian ini menggunakan kata “strategi” pada judul, karena Think-Talk-Write merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan dan di dalamnya berkemungkinan terdapat beberapa metode untuk merealisasikannya.

2. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write

Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya

8

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 126

9

Donald C. Orlich, dkk, Teaching Strategies; A Guide to Effective Intruction, Ninth Edition, (Boston: Wadsworth, 2010), h. 7.


(22)

dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.10

Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996 : 82), ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.11

Dari alur kemajuan Think-Talk-Write tersebut, terlihat bahwa strategi Think-Talk-Write sangatlah cocok untuk menunjang proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Telah kita ketahui bersama, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang terlihat mudah namun kenyataannya tingkat kesulitannya sangat tinggi. Mengapa demikian? Karena pada pelajaran Bahasa Indonesia ini, yang benar-benar dibutuhkan, diasah, dan digunakan adalah penalaran siswa. Setiap kandungan soal dalam pelajaran Bahasa Indonesia membutuhkan penalaran dan ketelitian dalam membacanya, jika salah penalaran dan tidak teliti maka akan kesulitan dalam menjawabnya dan tingkat kesalahan menjawab akan semakin besar. Tingginya tingkat kesulitan pada pelajaran Bahasa Indonesia ini, terlihat dari hasil ujian akhir para siswa yang cenderung mendapatkan nilai rendah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write, para siswa dapat berpikir dan mengolah pendapatnya sendiri, kemudian mengemukakan pendapatnya kepada teman-temannya, bertukar pikiran. Kemudian setelah mendapat masukan dari hasil diskusi tersebut, siswa dapat dengan mudah menjabarkan idenya dan menjawab soal-soal dengan baik.

10

Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2012), h. 170

11

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009), h. 84


(23)

Pengertian lainnya yang memaparkan strategi Think-Talk-Write adalah

TTW is a strategy that the facilitates the oral rehearsal of language and writing. It is based on the understanding that learning is a social behavior. It encourages students to think, talk, and then write regarding a topic. TTW is used to develop writing fluency and to rehearse language before writing. It allows students to interact and manipulate ideas before writing. In addition, it assist students in gathering and expanding ideas through structured conversation.” 12

Makna dari pemahaman tersebut yaitu TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan lisan bahasa dan penulisan. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah suatu prilaku sosial. Hal ini mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menulis tentang topi. TTW digunakan untuk mengambangkan kelancaran menulis dan untuk berlatih bahasa sebelum menulis. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan memanipulasi ide-ide sebelum menulis. Selain itu, membantu siswa dalam mengumpulkan dan memperluas ide-ide melalui percakapan terstruktur.

Pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomuikasikan dengan presentasi.

a. Think (Berpikir)

Think menurut kamus Inggris-Indonesia merupakan pikir, kira, berpikir, merenung, menganggap, menduga, menyangka.13 Proses berpikir merupakan proses yang dimulai dari penemuan informasi (dari luar atau diri sendiri), pengolahan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa (Marpaung, dalam Budiarto dan Hartono, 2002 : 481). Dengan demikian dapat dikatakan, pada prinsipnya proses berpikir meliputi tiga langkah pokok yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan.

12

Ela, Strategi Think-Talk-Write, 2012, ( http://wwww.mtsd.k12.wi.us/MTSD/District/ela-curiculum03/writing/think_talk_write.html), 23/12/12, 14:54.

13

Tim Gemagung Ikhtiari, Kamus Saku Praktis (Inggris-Indonesia), (Jakarta: Gemagung Ikhtiari, 2007), h. 182.


(24)

Aktivitas berpikir (Think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks. Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif (reading comprehension) secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris-demi baris (reading the lines) atau membaca yang penting saja (reading between the lines) (Wiederhold, 1997).14

Makna dan proses berpikir dapat ditinjau dari dua sisi pandangan yang berbeda yakni pandangan filsafat dan psikologi. Para ahli filsafat memandang bahwa otak manusia (mind) sebagai tempat muncul serta tumbuh alasan-alasan dan nalar. Bidang filsafat memberikan penekanan lebih besar pada studi tentang berpikir kritis (critical thinking) melalui analisis terhadap argumen serta aplikasi logik. Sementara ahli psikologi lebih memfokuskan pengajiannya mengenai berpikir pada aspek mekanismenya (mechanism of mind). Lebih khusus lagi, ahli psikologi kognitif cenderung memberi penekanan pada berpikir kreatif yaitu bagaimana ide-ide yang merupakan proses berpikir dihasilkan oleh otak manusia.

Menurut Marzano, dkk, menyebutkan bahwa berpikir yang dilakukan manusia meliputi lima dimensi yaitu:

1) Metakognisi, merupakan kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya pada saat melakukan tugas tertentu dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.

2) Berpikir kritis dan kreatif, merupakan dua komponen yang sangat mendasar. Edward Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai:

a) Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;

b) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan

14

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009), h. 85


(25)

c) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang profesional. Berpikir kritis adaah berpikir dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan (Ayaro-Lefevie, 1995).15

Sedangkan berpikir kreatif (Creative thingking) yaitu merupakan keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.16

3) Proses berpikir, memiliki delapan komponen utama yaitu pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan dan berwacana secara oral.

4) Kemampuan berpikir utama, juga memiliki delapan komponen yaitu: memfokuskan, kemampuan mendapatkan informasi, kemampuan mengingat, kemampuan menganalisis, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan menghasilkan, kemampuan mengintegrasi, serta kemampuan mengevaluasi.

5) Berpikir matematik tingkat tinggi, pada hakekatnya merupakan non-prosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan menggunakan fakta-fakta, kemampuan berpikir dan bernalar secara fleksibel, serta menetapkan suatu pemecahan masalah bersifat logis. Pada tahap Think siswa membaca teks berupa permasalahan-permasalahan. Dalam tahap ini secara individual memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sendiri.

15

Donna L Wong, dkk, Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, cet 1, 2009), h. 20.

16


(26)

Menurut Wiederhold membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu belajar rutin membuat catatan setelah membaca, akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan sesudah membaca sehingga dapat mempertinggi pengetahuan dan dapat kemampuan berfikir dan menulis.

b. Talk (Berbicara)

Talk dalam kamus Inggris-Indonesia berarti percakapan, pembicaraan, perbincangan, ceramah, omongan, kabar angin, desas-desus (v), berbicara, berbicara dengan-.17 Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap

berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami.

Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa itulah keterampilan berbicara dan berujar dipelajari.18 Jadi, keterampilan berbicara itu diawali oleh kegiatan menyimak, apabila daya simak pada anak itu bagus maka keterampilan berbicara dan berujar pun akan mudah dipelajari.

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Dengan adanya sharing ide-ide dalam diskusi kelompok diharapkan muncul koneksi-koneksi antar topik dalam penganalisisan puisi.

Dengan demikian fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Pada umumnya menurut Huinker dan Laughlin, berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui

17

Tim Gemagung Ikhtiari, Kamus Saku Praktis (Inggris-Indonesia), (Jakarta: Gemagung Ikhtiari, 2007), h.178.

18

Hendry Guntur Tarigan, Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(27)

kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun dikelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas.

Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan berkomunikasi, sekaligus mereka berpikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antarsiswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini dapat terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.

c. Write (Menulis)

Write dalam kamus Inggris-Indonesia berarti bermakna menulis, mengarang, mengubah, menulis (sajak).19 Menurut Tarigan, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang ain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil dalam memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, kosa kata.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu menulis. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis

– tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Baca saja buku-buku yang Anda miliki, bukankah tidak semua merupakan buku terbaru? Bahkan mungkin ada

19

Tim Gemagung Ikhtiari, Kamus Saku Praktis (Inggris-Indonesia), (Jakarta: Gemagung Ikhtiari, 2007), h.208.


(28)

buku-buku yang usianya lebih tua dari Anda. Mengapa Anda masih menyimannya? Tentu saja karena nilai-kandungan isi-pesan yang terkandung pada buku itu masih relevan dan bermanfaat.

Tentang keterampilan menulis ini ada nasihat sehat-hebat dari Hernowo (2004:89) untuk kita renungi bersama. Nasihat yang dimaksud yakni bahwa meracik teks tidak semudah meracik ucapan. Meracik teks perlu keterampilan yang luar biasa dalam mengolah dan menyusun kalimat. Teks tidak dapat menampung seluruh gagasan yang ingin dikeluarkan seseorang. Teks itu punya keterbatasan. Jika kamu mengeluarkan gagasan kamu lewat ucapan atau lisan, ada kemungkinan kamu dibantu dengan dialog atau interaksi positif (dengan pendengar kamu) yang akhirnya bisa memperjelas gagasan yang ingin kamu komunikasikan. Namun jika lewat tulisan?

Jika seseorang ingin menyampaikan gagasan secara tertulis, dia tidak akan dibantu secara efektif oleh dialog eksternal, melainkan dia harus meminta tolong kepada dirinya sendiri dalam menjalani secara sangat intens dan intim apa yang saya sebut sebagai dialog internal. Dialog internal adalah dialog batin, dialog dengan diri sendiri sehingga teks yang dikeluarkan itu benar-benar dapat dipahami oleh dirinya terlebih dahulu.20

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa

“menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya

20

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 201.


(29)

dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.” (Morsey, 1976: 122).21

Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi/berdialog pada lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti mengkontruksi ide, setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam pembelajaran membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Pada fase ini kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuliskan hasil diskusinya. Selain itu Masingila & Wismowska (1996), mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau:

1) Kesalahan siswa dalam miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

2) Keterangan dalam mencari prestasi siswa.

Aktivitas siswa selama fase ini adalah:

1) Menulis solusi terhadap masalah/bacaan yang diberikan.

2) Mengorganisasikan semua langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan grafik, diagram, atau tabel agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti

3) Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan

4) Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.

21

Hendry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa bandung, 1994), h. 4.


(30)

Kelebihan dari metode TTW adalah:

1) Siswa terlibat aktif dalam melakukan eksplorasi

2) Strategi ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi siswa untuk lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber.

3) Pengelompokan secara heterogen menimbulkan dampak sosial positif terhadap peserta didik.

4) Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil kolaborasi.

Adapun peranan dan tugas guru dalam mengefektifkan strategi Think-Talk-Write ini sebagaimana dikemukakan Silver & Smith (1996:21) adalah22:

1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa untuk berpikir.

2) Mendengarkan secara hati-hati setiap ide siswa.

3) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan. 4) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.

5) Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi, persoalan-persoalan, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.

6) Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

Selain guru memiliki peran dalam mengefektifkan strategi Think-Talk-Write, dalam strategi ini pun memiliki beberapa langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah pembelajaran dalam strategi Think-Talk-Write adalah sebagai berikut :

22

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009), h. 90


(31)

1) Guru membagikan teks bacaan berupa Lembar Aktivitas Siswa yang memuat permasalahan dan petunjuk pelaksanaan.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan secara individual (think).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar

4) Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan yang didapat dari hasil diskusi (write)

5) Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang diberikan.

3. Hakikat Cerpen

Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Prosa dalam bahasa inggris disebut prose: language not in verse form (poetry) prosa adalah bahasa bukan dalam bentuk baris-baris puisi (hornby, 1972:412) prosa mempunyai ciri ditulis dalam bentuk cerita atau narasi yang bebas bentuknya.

Prosa merupakan suatu karya sastra yang bersifat bebas, sehingga penggarang dapat leluasa mengemukakan ide, pendapat, serta gagasanya. Prosa tidak terlalu terkait oleh irama, rima, dan kemerduan bunyi (Panuti Sudjiman, 1986:60).

Dengan demikian prosa adalah karangan bebas yang mengeskspresikan pengalaman batin pengarang mengenai masalah kehidupan dalm bentuk

dan isi yang harmonis yang menimbulkan kesan estetik. Yang dimaksud dengan betuk disini adalah alat yang dipakai pengarang untuk mengekspresikan pikiran dan perasaanya seperti bahasa dan gaya bahasa yang menimbulkan kesan estetik. Bentuk disebut juga teknik sastra. Isi


(32)

adalah segala yang hendak di ungkapkan pengarang berupa pemikiran, ide-ide, cita-cita, tafsiran persitiwa kehidupan, dll.

Ragam prosa dapat disistematikan sebagai berikut:23

a. Dongeng b. Mite c. Legenda Prosa Lama d. Sage

e. Fabel/Parabel

f. Dongeng Kejadian Alam g. Dongeng Peri

h. Dongeng Jenaka Prosa Fiksi a. Cerita Pendek

Prosa Baru b. Roman c. Novel

Ragam Prosa a. Biografi dan Otobiografi b. Kisah dan Lukisan

Prosa Non Fiksi c. Sejarah, Tambo, Babat d. Esei

e. Kritik Sastra

Cerita pendek adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Sebuah cerita pendek (short story) tidak dilihat panjang pendeknya halaman atau pun kata-kata yang dikandungnya. Cerita pendek merupakan

23

Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: Upi Press, 2006), h. 33.


(33)

suatu cerita tentang kejadian kecil dalam penghidupan. Dengan demikian cerita pendek adalah suatu cerita yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian apa saja yang menyangkut persoaan jiwa atau kehidupan manusia. Misalnya sebuah karangan pendek tentang keadaan di warung bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan warung akan menjadi cerpen jika dalamnya dijalankan suatu peristiwa, suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa sala seorang atau beberapa orang di warung itu.

Kemudian cara dari menganalisis cerpen itu sendiri yakni dengan cara menganalisis unsur-unsur yang membangun karya tersebut dari dalam karya itu sendiri yang biasa disebut dengan unsur intrinsik.24

Unsur intrinsik tersebut meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.

- Tema merupakan suatu permasalahan inti yang terdapat dalam suatu karya sastra. Contohnya yaitu tema dari novel Siti Nurbaya adalah kasih tak sampai.

- Alur merupakan urutan kejadian di dalam sebuah cerita yang membentuk suatu hubungan sebab-akibat. Alur terbagi menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Pada alur terdpat beberapa tahapan yaitu tahap situasi, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, tahap penyelesaian.

- Latar merupakan penggambaran tempat, waktu dan suasana dimana sebuah peritiwa dalam cerita itu terjadi. Dalam latar, terdapat tiga pengkajian yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar situasi.

- Tokoh dan Penokohan, tokoh merupakan orang-orang atau pelaku yang ada di dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau pengkarakteran tokoh-tokoh yang ada di dalam sebuah cerita.

- Gaya bahasa merupakan sebuah teknik atau cara penulis dalam menggunakan bahasanya untuk menceritakan suatu cerita dalam karya sastranya.

24

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Medan: Gadjah Mada University Press, 2005), h.10-11.


(34)

- Sudut pandang merupakan cara atau pandangan penulis dalam menyajikan tokoh-tokohnya dalam sebuah cerita.

- Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam sebuah cerita yang ingin disampaikan penulis kepada pembacanya.

a. Ciri-ciri Cerpen

Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Untuk menentukan panjang cerpen memang sulit untuk ukuran yang umum, cerpen selesai dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Jika cerpennya lebih panjang mungkin sampai 1½ atau 2 jam. Yang jelas tidak ada cerpen yang panjang 100 halaman (Surana, 1987:58).

Ciri-ciri cerpen secara lebih luas yaitu:25

1) Penyampaian ceritanya secara singkat dan padat

2) Jalinan jiwa dan kejadian bulat dan padu, dan juga di dalamnya mengandung unsur pertikaian yang akhirnya mencapai klimaks dan diakhiri dengan penyelesaian masalah

3) Tema cerita tentang nilai kemanusian, moral, etika

4) Membicarakan masalah tunggal dan dapat dibaca dalam waktu singkat 5) Memusatkan perhatian pada tokoh protagonist

6) Unsur utama yang terdapat dalam cerpen adalah adegan, tokoh, dan gerakan

7) Adanya kebulatan kisah (cerita)

8) Bahasa yang dipergunakan dalam cerpen tajam, sugestif dan menarik perhatian

9) Sebuah cerita pendek mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung

25

Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: Upi Press, 2006), h. 37.


(35)

10) Sebuah cerita pendek harus menimbulkan efek dalam pikiran pembaca 11) Dalam cerita pendek terdapat satu kejadian atau persoalan yang

menguasai jalannya cerita

12) Cerita pendek bergantung pada suatu situasi

13) Pelaku utama mengalami perubahan nasib dalam cerita berkembang secara memusat. Alur cerita berpusat pada peristiwa yang memberi rangasangan pada pembaca.

Pada cerita pendek yang diambil untuk penelitian ini mengandung ciri-ciri yang ada pada nomer 3 dan 9 yakni tema dari cerpen kisah sebuah celana pendek adalah nilai kemanusiaan, moral, etika. Serta cerpen tersebut mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Manfaat Membaca Cerpen

Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara lebih banyak. Jadi, secara implisit dari sekedar apa yang diceritakan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari membaca atau mendengarkan pembacaan sebuah karya sastra. Dengan membaca karya sastra, kita akan memperoleh tambahan kosa kata baru. Dengan menikmati subuah karya sastra, kita akan mengetahui latar belakang budaya masyarakat tertentu. Selain itu, kita juga akan dikenalkan pada keunikan kehidupan-kehidupan yang mungkin saja belum pernah dialami. Keunikan tersebut, salah satunya dapat ditemukan pada tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut. Hal ini sejalan dengan konsep psikologi bahwa lingkungan sekitar berpengaruh terhadap diri seseorang. Sebaliknya, lingkungan tempat seseorang tinggal itu sebenarnya merupakan cermin dari watak orang tersebut.26

Membaca cerpen berarti mendengarkan cerita orang lain, mengambil pelajaran hidup dari cerita itu. Sungguh bermakna dan dapat memperkaya jiwa. Membaca cerpen bermanfaat dalam memperkaya pengalaman hidup

26

Agus Supriatna, Bahasa Indonesia (untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama),


(36)

manusia. Pengalaman hidup yang penuh warna dan pengalaman apa saja, baik nyata maupun rekaan.

c. Jenis-jenis dan Contoh Cerpen

Panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short story), bahkan mungkin pendek sekali berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjangnya cukupan (middle short story), serta ada cerpen yang panjang (long shory story), yang terdiri dari puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata.

Jenis-jenis cerpen, yaitu: 1) Cerpen Kedaerahan

Cerpen kedaerahan yaitu cerita pendek yang isi ceritanya mengisahkan tentang suatu adat-istiadat dari suatu kedaerahan, atau sebuah cerita pendek yang mengangkat suatu ke khasan dari suatu daerah tertentu.

Contoh:

- Rumah Untuk Kemenakan

- Gampong

- Orang Kaya Baru, dll 2) Cerpen Nasional

Cerpen nasional adalah cerita pendek yang ceritanya menceritakan tentang kisah-kisah jiwa kenasionalan atau mengenai sosok kepahlawanan.

Contoh:

- Jalan Soeprapto

- Jiwa Yang Terguncang - Senyuman Terakhir, dll

3) Cerita pendek sastra (cerita serius) yaitu cerpen yang mengandung nilai sastra (moral, etika, dan estetika)


(37)

4) Cerita Pendek Hiburan (cerpen pop)

Cerpen pop yaitu cerita pendek yang umumnya untuk menghibur yang mengutamakan selera pembaca dan kurang memperhtikan unsur didaktis,moral,etika.27

Contoh:

- Perempuan Disimpang Tiga - Roda Kehidupan

- Pelabuhan Makin Jauh - Anggap Aku Bulan - Kisah Dikantor Pos, dll

Cerpen yang dipakai untuk penelitian ini “Kisah Sebuah Celana Pendek” lebih mengarah pada jenis cerpen cerita pendek sastra karena di dalam cerpen tersebut menceritakan tentang kehidupan seseorang akan sebuah kemiskinan.

4. Kemampuan Menganalisis

Analisis yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga kedudukan atau hubungan antarunsur atau bagian yang diungkapkan menjadi jelas. 28

Secara rinci, bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan menganalisis, yaitu;

1) Menganalisis Unsur

a) Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan.

b) Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa

c) Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif

27

Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori Sejarah dan Sastra Indonesia, (Bandung: Upi Press, 2006), h. 37

28

Utami Munandar, Mengembangkan Bkat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Grafindo, 1999), h. 120


(38)

d) Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dengan kelompok

e) Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya

5. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai strategi Think-Talk-Write yang pernah dilakukan oleh Riesky Murniyati seorang alumnus dari Universitas Islam Negeri Jakarta jurusan matematika 2010, dalam Skripsinya yang berjudul Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, strategi Think-Talk-Write tersebut dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa, khususnya dalam penjabaran rumus di dalam suatu pertanyaan.

- Persamaan

Sama-sama menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) - Perbedaan

yang membedakan penelitian dari Riesky dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini diharapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dapat berpengaruh baik dalam kemampuan siswa menganalisis cerpen, sedangkan pada penelitian Riesky kemampuan komunikasi matematika siswalah yang dipengaruhi oleh strategi pembelajaran Think-Talk-Write.

Penelitian mengenai strategi Think-Talk-Write juga dilakukan oleh Mesaroh seorang alumnus dari Universitas Islam Negeri Jakarta 2010 program studi fisika, dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, dipergunakannya strategi pembelajaran Think-Talk-Write dalam mata pelajaran fisika ternyata dapat mengurangi pandangan siswa terhadap sulitnya mempelajari fisika. Kesulitan-kesulitan dalam memahami fisika telah teratasi dengan penggunaan strategi pembelajaran Think-Talk-Write.


(39)

- Persamaan

Sama-sama menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) - Perbedaan

Apabila dibandingkan dengan penelitian ini maka yang membedakan penelitian dari Mesaroh dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini diharapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dapat berpengaruh baik dalam kemampuan siswa menganalisis cerpen, sedangkan pada penelitian Mesaroh hasil belajar fisika siswalah yang dipengaruhi oleh strategi pembelajaran Think-Talk-Write.

Penelitian mengenai strategi Think-Talk-Write dilakukan pula oleh Moh. Wildan Rahmat. B. Y, yang merupakan seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati program studi kimia, dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Metode Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Konsep Zat Aditif Makanan. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, penggunaan metode Think-Talk-Write sangat berpengaruh terhadap pola berpikir kreatif siswa dalam meneliti zat-zat aditif yang ada dalam makanan.

- Persamaan

Sama-sama menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) - Perbedaan

Apabila dibandingkan dengan penelitian ini maka yang membedakan penelitian dari Moh. Wildan Rahmat. B. Y dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini diharapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dapat berpengaruh baik dalam kemampuan siswa menganalisis cerpen, sedangkan pada penelitian Moh. Wildan Rahmat. B. Y strategi pembelajaran Think-Talk-Write diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada konsep zat aditif makanan.


(40)

B. Kerangka Berpikir

Dari kajian teori di atas, dapat disusun kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Kelemahan siswa dalam menganaisis suatu bahan bacaan khususnya pada cerpen membuat penurusan hasil belajar bahkan tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri pun tidak tercapai.

Kemampuan menganalisis dan sintesis, yaitu kemampuan individu untuk mengolah atau mengurai sekaligus menarik kesimpulan tentang permaalahan yang dihadapi. Dalam praktiknya, individu mampu mengenal suatu masalah, serta mencari dan menghubungkan data-data dari berbagai sumber dan menggunakannya untuk memecahkan suatu masalah..29

Dalam hal ini guru hendaknya menyadari peranannya dalam interaksi belajar yaitu sebagai orang yang dianggap memberikan bantuan pada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru kreatif dituntut mencari cara atau suatu strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Strategi pembelajaran merupakan rancangan kegiatan-kegiatan, tahapan-tahapan, dan cara-cara seseorang dalam pembelajaran untuk dapat mempermudah dalam mencapai suatu tujuan tertentu dalam pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, pemilihan strategi pembelajaran haruslah tepat, karena disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Guru yang profesional harus menguasai bahan ajar, memahami karakteristik peserta didik, dan terampil dalam memilih strategi pembelajaran. Namun pada kenyataannya guru tidak memiliki strategi yang tepat untuk menangani kesulitan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik ada cerpen. Padahal, untuk menganalisis cerpen itu, sangatlah rumit karena untuk dapat memahami dan mengetahui unsur-unsur yang membangun di dalam cerpen, pembaca harus memiliki kepekaan batin dan daya kritis terhadap cerpen tersebut.

Maka dari itu penulis membuat penelitian dengan cara menerapkan strategi yang dirasa cocok dengan permasalahan tersebut yaitu strategi Think-Talk-Write (TTW).

29

Saeful Zaman dan Dyan R Helmi, Memahami dan Mengerjakan Psikotes dengan Benar dan Tepat Waktu, (Jakarta: Visimedia, 2008), h. 23


(41)

Secara garis besar, Think-Talk-Write (TTW) merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar-mengajar melalui tiga tahapan yaitu:

a. Think, merupakan proses berfikir yang dimulai dari penemuan informasi baik dari luar maupun dari diri siswa sendiri, pengolahan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa.

b. Talk, yaitu berkomunikasi dengan kata-kata yang mereka pahami.

c. Write, menuliskan dan mengintruksi ide setelah berdiskusi dan berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.


(42)

Diagram 2: Desain Pembeajaran dengan Strategi TTW


(43)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan dan sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut.

Ho : Penerapan strategi Think-Talk-Write (TTW) tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa kelas OC dan kelas X-OD.

Ha : Penerapan strategi Think-Talk-Write (TTW) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa kelas OC dan kelas X-OD.


(44)

33 A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Triguna Utama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan unsur intrinsik pada cerpen. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas X.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada penyerahan permohonan bimbingan skripsi, tepatnya pada bulan Januari 2013 hingga penelitian ini selesai dibuat yaitu pada tanggal 14 Agustus 2013. Pengambilan data dilakukan pada 3 Juni sampai dengan 14 Juni.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian a. Metode Penelitian

Kata ‘metode’ dengan ‘metodologi’ sering dicampur adukkan dan

disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata

‘metodologi’ berasal dari Yunani ‘methodologia’ yang berarti teknik

atau prosedur. Sedangkan kata ‘metode’menunjuk pada teknik yang

digunakan dalam penelitian seperti survei, wawancara, dan observasi.30

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Penelitian Eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Mengapa dikatakan paing murni? Karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuatitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip

30


(45)

penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen.31

Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan menganalisis cerpen pada siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write. Langkah awal kerja pada strategi ini adalah menentukan sempel, yang kemudian nantinya akan dijadikan sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang akan diberikan pada kelompok, yakni berupa; prates, penggunaan strategi Think-Talk-Write, dan pasca tes.

b. Desain Penelitian.

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah porposive sample, dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap seluruh populasi kemudian dari hasil pengamatan dan nilai harian ditentukanlah sample dua kelas yang memiliki kemampuan yang sama.

Tabel 1 Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

A O1 X1 O2

B O1 X2 O2

Keterangan:

A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol O1 : Kemampuan awal O2 : Kemampuan akhir

X1 : Perlakuan dikelas eksperimen (Think-Talk-Write) X2 : Perlakuan dikelas kontrol (tanpa Think-Talk-Write)

31

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 57


(46)

C. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran papulasi akan sama dengan banyaknya manusia. Pengertian lain menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983, 141).32 Kali ini, populasi dari penelitian ini adalah murid SMA kelas X, yakni pada kelas X-OC dan kelas X-OD yang memiliki tingkat kecerdasan dan pengetahuan yang sama. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan yang sama dapat dibuktikan dalam kegiatan observasi yakni berdasarkan nilai harian pada siswa. (Lampiran 10)

Tabel 2;

Rincian jumlah siswa SMK Triguna Utama kelas X

No. Urut Kelas Jumlah Siswa

1 X-OA 44

2 X-OB 42

3 X-OC 30

4 X-OD 30

5 X-AK 38

6 X-AP 40

Jumlah Populasi: 224

32


(47)

b. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.33 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-OC sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X-OD sebagai kelas kontrol. Pemilihan dua kelas tersebut karena memiliki tingkat kecerdasan dan pengetahuan yang sama. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan yang sama dapat dibuktikan berdasarkan nilai harian pada siswa. (Lampiran 10)

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah atau jumlah yang mungkin memiliki nilai yang bermacam-macam. (Webster’s New Word Dictionary, 2 nd ed, p 1570 dalam Craig, 1986). Variabel adalah symbol/lambang yang padanya kita lekatkan nilai. Misalnya, X adalah sebuah variabel: ia adalah suatu symbol/lambang yang padanya kita lekatkan nilai yang berupa angka (Kerlinger, 1986).34

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Pengaruh penerapan strategi Think-Talk-Write (TTW) sebagai variabel bebas (variabel X).

2. Kemampuan menganalisis cerpen pada siswa sebagai variabel terikat (variabel Y).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes yang berbentuk tes uraian sebanyak 10 butir soal esay.

Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap:

33

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,,,, h. 121.

34

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidika, (Tanggerang: Islamic Research Publishing, 2009), h. 75.


(48)

1. Tahap persiapan

Tahap ini yakni meliputi analisis buku Bahasa Indonesia SMK kelas X,

2. Tahap pelaksanaan

Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dua kali pertemuan. Pada saat pertemuan sebelumnya siswa diberitahukan bahwa akan diadakan pretest mengenai analisis cerpen. Kemudian pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest mengenai analisis cerpen, setelah itu pada pertemuan kedua siswa diberikan pengajaran tentang materi cerpen, kemudian diberikan penugasan kembali/posttest mengenai analisis menggunakan strategi TTW.

3. Tahap akhir

Merupakan tahap pengumpulan data, data tersebut dianalisis, mengelompokan data kedalam kategori-kategori yang akan diteliti selanjutnya diolah secara statistik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk soal kisi-kisi.

G. Uji Instrumen Penelitian

Membuat dan memvalidasi instrumen penelitian, menyesuaikan jadwal dengan guru mata pelajaran dan melaksanakan uji coba soal. Maksud dari uji coba tersebut untuk menguji indek kesukaran, dan daya pembeda dari tes yang digunakan. Langakah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(49)

1. Indeks kesukaran

Indeks kesukaran suatu butir soal menyatakan derajat kesukaran butir soal, sehingga kemungkinan soal itu tergolong sangat mudah, mudah, sedang, sukar dan yang tidak terlalu sukar, untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

(Suherman, 2001 ; 190 )

Keterangan : IK = Indeks kesukaran

X = rata-rata skor jawaban tiap butir SMI = skor maksimum ideal

Tolak ukur kesukaran tiap butir soal digunakan klasifikasi seperti pada tabel berikut :

Tabel 3;

Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

IK ≤ 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal sangat mudah

Selanjutnya soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang dan sukar akan diambil sebagai instrumen penelitian.

2. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan sisiwa yang mempunyai kemampuan tinggi

IK = X


(50)

dengan siswa yang kemampuannya rendah. Untuk mengukur daya beda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

DP = XA - XB (Suherman, 2001;190) SMI

keterangan : DP : daya pembeda

XA : rata-rata skor siswa kelompok atas XB : rata-rata skor siswa kelompok bawah SMI : skor maksimal ideal

Tolak ukur daya pembeda ditentukan klarifikasi seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 4;

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20< DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali

Soal yang memiliki daya pembeda cukup, baik dan baik sekali akan diambil sebagai instrumen penelitian.

H. Kontrol Validitas Internal

Kontrol validitas internal yaitu usaha mengendalikan proses eksperimen agar efek menimbulkan benar-benar terjadi oleh karena perlakuan yang dikondisikan. Pengontrolan dilakukan agar hasil pembelajaran menganalisis cerpen yang diamati benar-benar merupakan


(51)

akibat dari perlakuan yaitu menggunaan strategi pembelajaran Think-Talk-Write.

Variable yang dikontrol adalah:

1. Berkaitan dengan ada atau tidaknya keterlibatan tambahan atau peristiwa lain anggota sampel pada saat eksperimen. Upaya yang dilakukan adalah agar proses belajar mengajar pada kelas yang diteliti dalam situasi dan kondisi yang relative sama, mengatur rencana eksperimen secara jelas, teratur, dan terjadwal dengan baik serta menyarankan agar selama mengikuti aktivitas belajar anggota sampel tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan menganalisis cerpen diluar jadwal eksperimen.

2. Berkaitan dengan komposisi kelas sampel penelitian yang akan diberi perlakuan, maka diperlukan upaya agar hasil eksperimen terkontaminasi oleh faktor perbedaan subyek penelitian.

3. Berkaitan dengan proses pengukuran yang dilakukan saat pengumpulan data, maka tes yang digunakan pada saat pelaksanaan adalah tes yang sama pada pretest dan posttest.

4. Berkurangnya peserta eksperimen, hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi dalam kelas eksperimen. Upaya pengendalian yaitu dikontrol dengan terus menerus member motivasi dan memonitor kehadiran sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak awal hingga akhir eksperimen.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data uji statistik dengan uji-t, sebelumnya dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan dan dilaksanakan analisis data.

1. Uji Prasyarat Analisis Data a) Uji Normalitas

Berdistribusi normal atau tidak dengan uji Liliefors. Hipotesis uji normalitas:


(52)

H0 = sampel berdistribusi normal Ha = sampel berdistribusi tidak normal

Adapun langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut: 1) Hitung rata-rata nilai skor sampel

2) Hitung standar deviasi nilai skor sampel

3) Urutkan data sampel dari terkecil ke terbesar (X1, X2,...,Xn). Nilai Xi dijadikan bilangan baku Z1, Z2,...,Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan dengan rumus:

4) Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel z (luas lengkungan di bawah kurva normal standar dari 0 ke z, dan disebut dengan F(zi)

5) Hitung frekuensi kumulatif atas dari masing-masing nilai z, dan disebut dengan S(zi) kemudian dibagi dengan jumlah number of cases (N) sampel

6) Tentukan nilai L0(hitung) = |F(zi) – S(zi)| dan bandingkan dengan nilai Ltabel (tabel nilai kritis untuk uji liliefors) 7) Apabila L0(hitung) < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Kriteria uji normalitas:

Jika L0(hitung) < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0,05.

b) Uji Homogenitas

Bertujuan untuk menguji mengenai sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih dengan uji Fisher, dengan rumus:35

35

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 135 – 136.

s

X

X

Z

i

i


(53)

dengan:

( – )

Langkah-langkah perhitungannya: 1) Menentukan hipotesis

H0 = data memiliki varians homogen Ha = data tidak memiliki varians homogen 2) Menentukan kriteria pengujian

Jika -Ftabel kiri < Fhitung < +Ftabel kanan maka terima H0 Jika -Ftabel kiri > Fhitung > +Ftabel kanan maka terima Ha

3) Menentukan nilai Fhitung dengan menggunakan rumus:

4) Menentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil).

dk1= (penyebut) = n-1 dk2= (pembilang) = n-1

5) Menentukan nilai Ftabel kanan dengan menggunakan rumus: Ftabel kanan = F1/2α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1) nilai ini selanjutnya sebagai nilai maksimal.

Untuk taraf signifikan α = 0,10 dan derajat kebebasan

penyebut dk1 = n1 – 1, dan derajat kebebasan pembilang dk2 = n2– 1.

6) Ftabel kiri dengan menggunakan rumus: Ftabel kiri =

7) Menentukan kesimpulan berdasarkan kriteria pengujian. 2. Uji Hipotesis

Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji parametrik dengan menguji hipotesis statistik menggunakan rumus uji-t dengan taraf signifikansi (α) = 0,05.


(54)

Rumus uji-t sebagai berikut:36 t = ̄ ̄

dengan =

keterangan:

X = Nilai rata-rata kelompok eksperimen Y = Nilai rata-rata kelompok kontrol

nx = Jumlah sampel pada kelompok eksperimen ny = Jumlah sampel pada kelompok kontrol

=

Varians kelompok eksperimen

=

Varians kelompok kontrol

= Nilai standar deviasi gabungan Pengujian hipotesis:

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak.

J. Hipotesis Statistik

Ho, µ A= µ B HA, µ A> µB Keterangan

µA = nilai rata-rata kemampuan menganalisis dengan penggunaan strategi Think-Talk-Write.

µB = nilai rata-rata kemampuan menganalisis dengan tidak menggunakan strategi Think-Talk-Write.

36


(55)

44 A. Deskripsi Sekolah

Pada tahun 1957 berdiri Yayasan Pembangunan Madrasah Islam dan Ikhsan, menyelenggarakan sekolah Madrasah tingkat SD, SMP, STM dan SMA. Dengan luas lahan mencapai 40 Ha di Ciputat. Seiring dengan berjalannya waktu, masing-masing sekolah tersebut kemudian berkembang dengan spesialisasi sendiri-sendiri menjadi Institut Agama Islam Negeri (sekarang menjadi UIN), Madrasah Pembangunan SD dan SMP, dan Sekolah SMK-SMA Triguna utama.

Pada tahun 1986 SMK-SMA dan SMP berubah nama menjadi Triguna Jaya karena berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Triguna Jaya.

Pada tahun 2000 Yayasan Perguruan Triguna Jaya memutuskan untuk tidak lagi menyelenggarakan pendidikan untuk tingkat SMP.

Pada Tahun 2002 SMK-SMA berubah nama menjadi Triguna Jaya berubah nama menjadi Triguna Utama sesuai dengan nama Yayasan yang berubah nama menjadi Yayasan Perguruan Triguna Utama.

Jumlah siswa yang ada disekolah tersebut saat ini yakni yang tertera pada data di bawah ini:

No Kelas Kompetensi Keahlian L P Jumlah

1 X Ak Akuntansi 8 21 29

2 X Ap Adm. Perkantoran 15 55 70

3 X E Instalasi Listrik 70 - 70 4 X M Mekanik Industri 41 - 41 5 X O Mekanik Otomotif 227 - 227

No Kelas Kompetensi Keahlian L P Jumlah

1 XI Ak Akuntansi 11 24 35


(56)

3 XI E Instalasi Listrik 60 - 60

4 XI M Mekanik Industri 40 - 40

5 XI O Mekanik Otomotif 192 - 192

No Kelas Kompetensi Keahlian L P Jumlah

1 XII Ak Akuntansi 8 21 30

2 XII Ap Adm. Perkantoran 10 55 35

3 XII E Instalasi Listrik 43 - 43

4 XII M Mekanik Industri 31 - 31

5 XII O Mekanik Otomotif 146 - 146

B. Deskripsi Data 1. Data hasil tes

Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif berupa data diambil dengan menggunakan instrumen tes berupa tes uraian yang diberikan sebelum (pretest) dan sesudah pembelajaran (postest). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Triguna Utama diperoleh nilai kelompok siswa yang diberikan metode TTW dan nilai kelompok siswa yang tidak diberikan metode TTW, sebelumnya kedua kelompok telah diberikan pretest.

Instrumen tes adalah berupa tes dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal. Dari data hasil pretest (lampiran 1 dan 2) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh sebagai berikut:

Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Siswa Kelas Kontrol

Pretest Posttest

1 20 75

2 20 60


(1)

91

Lampiran 10

NIS

NAMA SISWA

(X-AP)

FEBRUARI

APRIL

MEI

ABSENSI

NILAI

ABSENSI NILAI

ABSENSI

NILAI

16 23 6 6 13 20

1.12.347 Alip Prio Utomo S . 80 60 . 80 S . . 85 1.12.348 Ananda Rheina putri

Ayodya

. . 100 80 . 85 . . . 80

1.12.349 Annisa Ayu Marhamah . . 80 80 . 85 . . . 85 1.12.350 Atikka Agustina . . 80 60 . 85 . . . 80

1.12.351 Avrianie . . 80 40 . 85 . . . 85

1.12.311 Bobby Januardi . . 90 50 . 80 . . . 85 1.12.352 Citra Mahdiyana Putri A . 70 . . i . 85 1.12.353 Destia Dwi Anggreani . i 90 . 80 . . . 85 1.12.354 Devi Novitasari . . 80 60 . 85 . . . 85 1.12.355 Dwi Isti'anah Purwandi . . 80 60 . 85 . . . 80 1.12.392 Febrilia Sekar Sari . . 90 70 . 85 A . . 65 1.12.358 Harry Pinandita Zumara . . 100 70 . 85 . . . 90 1.12.359 Iffat Fajarwati . . 80 80 . 85 . . . 90 1.12.360 Liskha Mulyaningsih . . 80 50 . 85 . . . 60 1.12.361 Lorensa Citra Ramadina i . 50 A 85 . . . 70 1.12.363 Mega Putri Anggraini . . 80 70 . 85 S . . 80 1.12.364 Muhammad Hardianto . . 100 . 70 . . . 70

1.12.366 Nadia Liany . . 80 50 . 85 . . . 65

1.12.367 Nisma Rahmadanti . . 90 60 . . . A 60 1.12.368 Novi Indriyati Lestari . . 90 80 . 80 . . . 50

1.12.369 Novia Zulainis A . 60 . 85 . . . 80

1.12.370 Nur Rahma

1.12.371 Nurahma Lusiana . . 80 70 . . S . 85 1.12.372 Nurmitha Fauziah . . 80 50 . 80 . . . 90


(2)

92

Lampiran 10

1.12.374 Putri Rahayu . . 70 70 . 80 . . . 85 1.12.375 Reni Anggraeni . A 90 50 . A . A

1.12.376 Reni Muliyana . . 80 . 85 . . . 75

1.12.379 Risa Sisilia . . 80 60 . 85 . . . 65 1.12.380 Risma Apriliani . . 80 60 . 85 . . . 85 1.12.381 Roby Setiawan . . 100 30 . 70 . . . 85

1.12.382 Ruri Modiska . A . 85 A . . 70

1.12.383 Shaskiya Dwi Yuniar . . 80 40 . 85 . . . 85

1.12.384 Sinta Arisma S . 50 . A A . 85

1.12.385 Sintia Juniar . . 80 70 . 85 . . . 70

1.12.386 Sofyan Arifin . . 90 50 . . A S

1.12.387 Syasa Nuryahya . . 80 60 A . S i 1.12.388 Syifa Nur Halimah . . 80 70 . . . i 70 1.12.389 Tutia Puja Sari . . 80 50 . A A .

1.12.390 zahra Saskya . A . 85 . . . 70

Keterangan:

Maret = libur

Tanggal 13 april

Tanggal 20 april libur

Tanggal 27 april


(3)

93

Lampiran 11

Z

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 2580 2881 3159 3413 3643 3849 4032 4192 4332 4452 4554 4641 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2619 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955 4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0120 0517 0910 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4582 4664 4732 4788 4834 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 4983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 5491 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4878 4906 4929 4946 4960 4970 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4616 4693 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0319 0714 1103 1480 1844 2190 2518 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 4980 4986 4990 4993 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0359 0754 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 4899 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000


(4)

(5)

(6)

94

RIWAYAT PENULIS

Khori Yatun Nisah, lahir di Jakarta pada tanggal 29 Juni

tahun 1991. Anak ke dua dari pasangan Bapak Sukhadi

dengan Ibu Jumiah ini memiliki satu kakak perempuan dan

dua orang adik laki-laki. Pada umurnya yang ke lima tahun,

gadis yang biasa dipanggil

“oi” ini

disekolahkan di TK

Fastabiqul Qairat di Bekasi. Umur enam tahun bersekolah di

SDN Marga Mulya 1 Bekasi Utara. Saat masa Sekolah dasar

gadis ini adalah seorang yang pandai bergaul, dan sering kali mengikuti lomba

cerdas cermat antarsekolahnya. Sewaktu ia naik ke kelas lima SD, ia

memenangkan lomba juara pertama membaca Al-

Qur’an,

acara tersebut dihadiri

oleh Ustad Jefri Al-Bukhori. Kemudian tamat dari SD masuk ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Tunas Harapan Bekasi. Prestasi yang pernah diraihnya

sewaktu SMP adalah memenangkan juara pertama lomba koloni tongkat pada

masa kepramukaan, dan menjadi peleton inti untuk pengibaran bendera sang

merah putih pada hari kemerdekaan. Usai mengenyam pendidikan di SMP,

kemudian melanjutkan sekolahnya di SMAN 2 Tambun Utara. Prestasi yang

pernah diukirnya semasa SMA adalah memenangkan juara pertama lomba paduan

suara antarsekolah sekota Bekasi. Lulus dari SMA, kemudian dilanjutkanlah

perjalanan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah

Jakarta. Beliau memasuki fakultas keguruan dengan jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia demi ingin menggapai gelar sarjana lebih awal, mahasiswi

ini gigih dalam melakukan segala penelitian dan tak kenal lelah dalam

menyelesaikan penelitiannya (skripsinya) yang berjudul

Pengaruh Penerapan

Strategi

Pembelajaran

Think-Talk-Write

(TTW)

terhadap

Kemampuan

Menganalisis Cerpen (Sebuah Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X-OC

dan Kelas X-OD Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 SMK Triguna

Utama).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

0 11 158

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENGARUH PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP MATEMATIKA.

0 1 38

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Ttw) Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kreativitas Menulis Narasi

0 0 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 17