PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya).

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus:Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Deby Warda Ningtyas
0713010011/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia serta bimbingannya, sehingga penulisan skripsi yang saya buat sebagai
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi, jurusan

Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur dengan judul: “Pengar uh Perilaku Belajar dan Kecer dasan
Emosional ter hadap Str es Kuliah Mahasiswa Akuntansi (Studi Kasus
Mahasiswa Akuntansi Univer sitas Kr isten Petra Surabaya)”.
Tentunya dalam proses penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam hal ini secara
khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
tinggi kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.


Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrulloh Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan 1
Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

i

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah sabar memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis demi sempurnanya penyusunan penelitian ini.


6.

Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya
segenap

Dosen Jurusan Akuntansi

yang telah membekali peneliti

pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7.

Terima kasih kepada Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Kristen
Petra Surabaya beserta seluruh staf yang telah membantu saya selama
penelitian berlangsung.

8.

Secara khusus terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak, Ibu, adek

tercinta dan keluarga besar Almarhum Muntari yang telah memberikan
banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun
materiil.

9.

Buat maz Luqman Ali, terima kasih atas doa, kasih sayang, bantuan serta
semangatnya kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.
Makasih banyak ya maz.

10. Teman – teman seperjuangan riza “cilik“, maz rohmad, suryo, arvil, mbak
cecilia. Alhamdulillah kita bisa lulus bareng.

ii

11. Buat Eva dan Titis, terima kasih selama masa perkuliahan sampai selesai
selalu menjadi teman berkeluh kesah, selalu memberikan saran dan kritik,
dorongan semangat serta doa kepada penulis.
12. Teman – teman HMAK yang sudah banyak memberikan wawasan dalam
organisasi, membantu dalam bidang akademik, banyak memberikan rasa

kekeluargaan yang begitu besar. MAKASIH DOLOR. HMAK SOLID !!!!
13. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
guna kesempurnaan usulan penelitian ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi
kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, April 2012

Peneliti

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


i

DAFTAR ISI ............................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

x

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

xii

ABSTRAKSI..............................................................................................


xiii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah.........................................................

1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................

9

1.3. Tujuan Penelitian....................................................................

9

1.4. Manfaat Penelitian..................................................................


10

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA............................................................... 11
2.1. Penelitian Terdahulu..............................................................

11

2.2. Landasan Teori......................................................................

15

2.2.1. Akuntansi Keperilakuan.............................................. 15
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan..............

16

2.2.1.2. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan
Dan Akuntansi Keperilakuan…………………. . 19
2.2.1.3. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Keperilakuan… 20

2.2.1.4. Dimensi Akuntansi Keperilakuan..................
2.2.1.5. Hubungan Akuntansi Keperilakuan dengan
iv

21

Stres Kuliah..................................................

22

2.2.2. Perilaku Belajar...........................................................

23

2.2.2.1. Pengertian Perilaku Belajar............................

23

2.2.2.2. Kebiasaan Belajar..........................................


26

2.2.2.3. Teori Belajar.................................................

28

2.2.2.4. Aspek Belajar.................................................

32

2.2.3. Kecerdasan Emosional.................................................

34

2.2.3.1. Pengertian Kecerdasan Emosional.................

34

2.2.3.2. Komponen Kecerdasan Emosional................


36

2.2.4. Stres Kuliah.................................................................

39

2.2.4.1. Pengertian Stres..............................................

39

2.2.4.2. Penyebab Stres...............................................

40

2.2.4.3. Dampak Stres.................................................

42

2.2.4.4. Mengelola Stres.............................................

43

2.2.5. Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Stres Kuliah
Mahasiswa Akuntansi.................................................

49

2.2.6. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Stres Kuliah
Mahasiswa Akuntansi................................................

51

2.3. Kerangka Pemikiran.............................................................

53

2.4. Hipotesis..............................................................................

53

BAB III : METODE PENELITIAN............................................................. 54
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...................
3.1.1. Definisi Operasional…………………………………
v

54
54

3.1.2. Pengukuran Variabel………………………………...

55

3.2. Teknik Penentuan Sampel....................................................

57

3.2.1. Populasi......................................................................

57

3.2.2. Sampel........................................................................

58

3.3. Teknik Pengumpulan Data....................................................

59

3.3.1. Jenis Data...................................................................

59

3.3.2. Sumber Data................................................................

59

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data.........................................

59

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis........................................

60

3.4.1. Uji Validitas...............................................................

60

3.4.2. Uji Reliabilitas...........................................................

61

3.4.3. Uji Normalitas............................................................

61

3.4.4. Uji Asumsi Klasik……………………………...........

61

3.4.4.1. Autokorelasi…. ..........................................

62

3.4.4.2. Multikolinieritas……………………………

62

3.4.4.3. Heteroskedastisitas.........................................

63

3.4.5. Teknis Analisis… ....................................................

63

3.4.6. Uji Hipotesis……………………………………........

64

3.4.6.1. Uji Spesifikasi Model F……………………

64

3.4.6.2. Uji t………………………….......................

65

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian.................................................

vi

66
66

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Kristen
Petra Surabaya ……………….................................

63

4.1.2. Visi dan Misi Universitas Kristen Petra ..................... 68
4.1.2.1. Visi ……........................................................ 69
4.1.2.2. Misi ………...................................................

69

4.1.3. Profil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra Surabaya ……………......... 69
4.1.3.1. Mahasiswa S1 Program Studi Akuntansi
Universitas Kristen Petra Surabaya.................71
4.1.3.2. Para Dosen dan Staf Program Studi Akuntansi
Bisnis ……………………………................. 71
4.1.3.3. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi
Bisnis ……………………………….............. 72
4.1.3.4. Para Dosen dan Staf Program Studi Akuntansi
Pajak ……………………………................... 73
4.1.3.3. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi
Pajak …………..…………………............... 74
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian...................................................

75

4.2.1. Rekapitulasi Jawaban Variabel Perilaku Belajar (X1)… 75
4.2.2. Rekapitulasi Jawaban Variabel Kecerdasan Emosional
(X2)............................................................................

77

4.3.3. Rekapitulasi Jawaban Variabel Stres Kuliah (Y)......

80

vii

4.3. Uji Kualitas Data..................................................................

81

4.3.1 Uji Validitas..............................................................

81

4.3.1.1 Perilaku Belajar (X1)........................................ 82
4.3.1.2 Kecerdasan Emosional (X2)............................. 83
4.3.1.3 Stres Kuliah (Y)............................................

87

4.3.2. Uji Reliabilitas..........................................................

88

4.3.3. Uji Normalitas...........................................................

89

4.4. Uji Asumsi Klasik...............................................................

90

4.4.1. Multikolinieritas.........................................................

90

4.4.2. Heterokedastisitas......................................................

91

4.5. Analisis Regresi Linier Berganda........................................

93

4.5.1.Persamaan Regresi......................................................

93

4.5.2.Koefisien Determinasi.................................................

94

4.5.3.Uji Hipotesis................................................................

95

4.5.3.1.Uji Kesesuaian Model F.................................... 95
4.5.3.2.Uji t ...............................................................
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian..............................................

96
97

4.7. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan
Manfaat Penelitian................................................................
4.8. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu...............

99
100

4.9. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 103
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN..................................................

104

5.1. Kesimpulan...........................................................................

104

viii

5.2. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

105

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. : Kerangka Pikir .......................................................................

25

Gambar 4.1. : Grafik Jumlah Mahasiswa dan Lulusan Universitas Kristen
Petra Surabaya............................................................................. 71

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. : Kerangka Kerja Kecakapan Emosi…………............................

38

Tabel 4.1. : Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata - Rata Jawaban Responden
Variabel Perilaku Belajar……………………...........................

76

Tabel 4.2. : Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata - Rata Jawaban Responden
Variabel Kecerdasan Emosional…………………….................

78

Tabel 4.3. : Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata - Rata Jawaban Responden
Variabel Stres Kuliah.................................................................

80

Tabel 4.4. : Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Belajar (X1)…………......... 82
Tabel 4.5. : Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional (X2).............. 84
Tabel 4.6. : Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kuliah (Y)................................ 87
Tabel 4.7. : Hasil Uji Reliabilitas...................................................................... 89
Tabel 4.8. : Hasil Uji Normalitas...................................................................... 90
Tabel 4.9. : Hasil Uji Multikolinieritas............................................................. 91
Tabel 4.10.: Hasil Uji Heterokedastisitas........................................................... 92
Tabel 4.11.: Hasil Estimasi Koefisien Regresi................................................... 93
Tabel 4.12.: Pengaruh Variabel.......................................................................... 94
Tabel 4.13.: Hasil Uji F Variabl Bebas dengan Variabel Terikat...................... 95
Tabel 4.14.: Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat...................... 96
Tabel 4.15.: Rangkuman Penelitian Terdahulu...............................................101

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Belajar (X1)
Lampiran 3 : Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional
(X2)
Lampiran 4 : Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Stres Kuliah (Y).
Lampiran 5 : Uji Normalitas
Lampiran 6 : Uji Multikolinieritas dan Uji Heterokedastisitas
Lampiran 7 : Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Lampiran 8 : Tabulasi Data Variabel Perilaku Belajar (X1)
Lampiran 9 : Tabulasi Data Variabel Kecerdasan Emosional (X2).
Lampiran 10 : Tabulasi Data Variabel Stres Kuliah (Y).

xii

PENGARUH PERILAKU BELAJ AR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kr isten Petr a Surabaya)
Oleh
Deby War da Ningtyas

Abstr aksi
Perilaku belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar
yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna
belajar di perguruan tinggi, sehingga mahasiswa tersebut merasa frustasi dalam
menjalankan proses belajar. Proses belajar mengajar berkaitan dengan kecerdasan
emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan
mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, memotivasi
dirinya, tegar dalam menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan dan menunda
kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan
bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan emosi berkembang sejalan dengan
usia dan pengalaman.
Penelitian ini dilakukan pada 75 mahasiswa akuntansi Universitas Kristen
Petra Surabaya angkatan tahun 2008 dan 2009 dengan data primer berupa
kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah regresi. Hasil analisis kemudian di
analisis dengan uji asumsi klasik serta uji F dan uji t statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku belajar dan kecerdasan
emosional tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres kuliah
responden. Variabel perilaku belajar mempunyai pengaruh negatif terhadap stres
kuliah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,038. Pengaruh
negatif ini menunjukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika perilaku belajar
meningkat mengakibatkan stres kuliah menurun, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan variabel kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positif terhadap
stres kuliah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,023.
Pengaruh positif ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dari variabel
kecerdasan emosional terhadap variabel stres kuliah. Pernyataan ini tidak
memiliki makna karena nilai signifikansi > 0,05, yang berarti pengaruh
kecerdasan emosional terhadap stres kuliah tidak terbukti kebenarannya.
Kata Kunci : perilaku belajar, kecerdasan emosional, stres kuliah.

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Pendidikan yang memadai akan dapat membuat
manusia mempunyai kesempatan memperbaiki kehidupannya dan lebih
terbuka

menerima

berbagai

inovasi,

memperluas

cakrawala

dan

mempertajam berbagai fenomena.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang
lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, mental, etika dan
seluruh aspek kehidupan manusia (Sriatun, 2010 : 1).
Suwardjono (1991) dalam Marita dkk. (2008) menyatakan bahwa
mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya
mempunyai keterampilan teknis juga memiliki daya dan kerangka pikir
serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mempunyai wawasan
luas dalam menghadapi masalah – masalah dalam dunia nyata
(masyarakat).

1

2

Survey Lembaga Independen tentang peringkat kualitas perguruan
tinggi di dunia menunjukkan bahwa hanya terdapat lima universitas di
Indonesia yang berada di peringkat 500 dunia yaitu UI, UGM, ITB, ITS,
dan UNDIP. Hal ini sangat memprihatinkan karena dibanding Malaysia
misalnya, di mana jumlah universitas Malaysia yang masuk 500 top
university jauh lebih banyak dibanding Indonesia. Fenomena di atas
menunjukkan bahwa kinerja universitas di Indonesia yang merupakan
salah satu lembaga yang berperan penting dalam mencetak sumber daya
manusia sangat tertinggal jauh dibanding negara Malaysia misalnya (Ilyas,
2007 : 2).
Perguruan tinggi merupakan jenjang terakhir pengelolaan manusia
dalam pendidikan formal. Dalam proses, terutama setelah pengolahan ini,
individu diharapkan harus sudah memiliki keterampilan dan pengetahuan
memadai sebagai bekal hidup dalam masyarakat, memiliki sikap positif
bagi pengembangan diri lebih lanjut dan sikap menghargai kepentingan
masyarakat dan negaranya. Tujuan perguruan tinggi yang mengandung
unsur – unsur tersebuit di atas, merupakan tugas yang cukup berat bagi
individu yang belajar di dalamnya. Hal lain yang kompleks adalah struktur
dan sistem perguruan tinggi serta pendekatan dan metode belajar
mengajar yang kompleks dan berbeda dibanding pendidikan sebelumnya
(Mudjijanti, 2006 : 80).

3

Ada dua tujuan yang terlibat dan saling menunjang dalam proses
belajar mengajar di perguruan tinggi (El – Qusdy, 2008 : 1):
1. Tujuan lembaga pendidikan dalam menyediakan sumber pengetahuan
dan pengalaman belajar (knowledge and learning experiences).
2. Tujuan individual mereka yang belajar (mahasiswa)
Belajar merupakan hak setiap orang, akan tetapi kegiatan belajar di
suatu perguruan tinggi merupakan suatu hak istimewa karena hanya orang
yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di perguruan tinggi
tersebut. Dengan pengakuan tersebut, harapan adalah bahwa seseorang
yang mengalami proses belajar secara formal akan mempunyai wawasan,
pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan perilaku tertentu sesuai
dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan (El – Qusdy, 2008:
1).
Akuntansi keperilakuan dalam hal ini sangat berperan penting
dalam hal dorongan untuk membiasakan belajar dengan baik khususnya
bagi mahasiswa akuntansi. Selain itu, akuntansi keperilakuan juga dapat
merancang sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, moral, dan
produktivitas mahasiswa akuntansi. Perilaku belajar mahasiswa akuntansi
dapat dilihat dari kebiasaan mahasiswa akuntansi dalam mengikuti dan
memantapkan pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke
perpustakaan, serta kebiasaan menghadapi ujian (Afifah, 2004 : 3).

4

Kualitas manusia berkaitan erat dengan kualitas pendidikan, yang
merupakan rangkaian dari pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi.
Pendidikan tinggi sebagai lembaga yang membekali peserta didik dengan
penekanan pada nalar dan pemahaman pengetahuan berdasarkan
keterkaitan antara teori dengan pengaplikasiaanya dalam dunia praktik,
berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam
proses pembelajaran yang diikutinya. Seperangkat kecakapan khusus di
atas dikenal sebagai kecerdasan emosional menentukan seberapa baik
seseorang menggunakan keterampilan – keterampilan yang dimilikinya,
termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama mengganggap yang
ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma baru
menganggap adanya kesesuaian antara kepala dengan hati (Suryaningsum,
dkk. : 2004).
Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa orang yang
memiliki kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yang tinggi
belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang
berpendidikan formal lebih rendan ternyata banyak yang lebih berhasil.
Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal
(IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana
mengembangkan

kecerdasan

hati,

seperti

ketangguhan,

inisiatif,

optimisme, kemampuan beradaptasi, yang kini telah menjadi dasar
penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak

5

begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi,
tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka (Melandy dan
Azizah, 2006 : 2).
Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik
bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tingkat tinggi tidak
memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa
tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan
bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan
inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi
biasa – biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi
keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak memepertentangkan
kecerdasan

intelektual

dan

kecerdasan

emosional,

melainkan

memperlihatkan adanya kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha
menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan akal. Kecerdasan
emosional

menentukan

seberapa

baik

seseorang

menggunakan

keterampilan – keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan
intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adanya nalar yang
bebas dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara
kepala dan hati (Melandy dan Azizah, 2006 : 2 – 3).
Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan
dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini
mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk

6

mengelola

perasaannya,

kemampuan

untuk

memotivasi

dirinya,

kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan
mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana
hati yang reaktif, serta mampu berempati serta bekerja sama dengan orang
lain. Kemampuan – kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam
mencapai tujuan dan cita – citanya.
Sebagai mahasiswa, individu diharapkan mempunyai semangat
hidup tinggi, rasa optimis yang besar, dan motif berprestasi yang tinggi.
Dengan adanya motif berprestasi yang tinggi yang mempunyai sifat –
sifat, seperti selalu berusaha mencapai prestasi optimal, selalu memandang
masa depannya yang optimis, diharapkan mahasiswa dapat sukses dalam
menjalani kehidupan di perguruan tinggi, dan mempunyai prestasi yang
optimal. Namun demikian, kenyataan yang dihadapi mahasiswa tidak
seperti yang diharapkan. Berbagai masalah dialami mahasiswa dan tidak
sedikit mahasiswa yang mengalami gangguan mental. Cobaan yang
bertubi – tubi seperti ada satu mata kulian yang diulang beberapa kali
tetapi masih juga belum lulus dapat menyebabkan mahasiswa pesimis
terhadap masa depannya, keinginan untuk semakin surut, yang akhirnya
dapat memepengaruhi motif berprestasi, sehingga dapat menyebabkan
stres kuliah (Prabandari, 1989 : 19).
Selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, mahasiswa terkadang
merasa bosan dan tertekan dengan kuliahnya. Hal ini disebabkan karena

7

kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan
tinggi yang akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di
perguruan tinggi. Keadaan mahasiswa yang merasa bosan dan tertekan ini
dapat menyebabkan mahasiswa mengalami stress (Marita, dkk., 2008: 1).
Belum lama ini terdengar berita mengenai kasus bunuh diri yang
dilakukan mahasiswa Indonesia. Penyebab dari kasus bunuh diri tersebut
adalah bahwa mahasiswa tersebut mengalami stres kuliah.
Kasus ini dialami oleh David Hartanto Wijaya, mahasiswa tingkat
akhir asal Indonesia yang kuliah di Fakultas Teknik Elektro dan
Elektronika, Nanyang Technological University (NTU) Singapura. David
bunuh diri setelah menikam dosen pembimbingnya, Profesor Chan Kap
Lup (45), pada tanggal 2 Maret 2009. David mengalami stres karena
beasiswa yang diterimanya telah dicabut akhir bulan lalu. Padahal skripsi
yang dikerjakannya cukup sulit dan butuh waktu yang lama untuk
menyelesaikannya (http://www.detiknews.com).
Fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tingkat
akhir cenderung mengalami stres kuliah, bahkan sampai bunuh diri.
Mahasiswa tingkat lanjut yang diharapkan sudah beradaptasi dengan
kehidupan di perguruan tinggi, pada kenyataannya tidak demikian. Banyak
mahasiswa yang lari ke biro – biro konsultasi dengan berbagai masalah
(Prabandari, 1989: 19).

8

Stres merupakan respon terhadap tekanan yang dirasakan
seseorang dalam berbagai situasi sehingga dapat menyebabkan gangguan
psikologis pada diri seseorang. Gangguan psikologis dapat disebabkan
oleh tekanan – tekanan atau beban yang berlebihan dapat pula terjadi
dalam lingkungan perkuliahan di suatu perguruan tinggi (Marita, dkk.,
2008).
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
PERILAKU

BELAJ AR

DAN

KECERDASAN

EMOSIONAL

TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (STUDI
KASUS

PADA

MAHASISWA

AKUNTANSI

UNIVERSITAS

KRISTEN PETRA SURABAYA)“ .

1.2

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap stres kuliah mahasiswa
akuntansi UK PETRA?
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap stres kuliah
mahasiswa akuntansi UK PETRA?

9

1.3

TUJ UAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik adanya
pengaruh perilaku belajar dan kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi
terhadap stres kuliah dan untuk mengetahui apakah kedua variabel
berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah.

1.4

MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan, antara lain:
a. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang
bermanfaat dalam mengenali mahasiswanya sesuai kematangan
mereka untuk menciptakan suasana kelas yang tidak menimbulkan
stres kuliah.
b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari manfaat
kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa sehingga secara
tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk mengelola kecerdasan
emosional dengan baik dan menggunakan perilaku belajar yang baik
dalam menghadapi stres kuliah.

10

c. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan yang lebih.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Ter dahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan
dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut:
1. Arbadiati dan Kurniati (2007)
a. Judul
“Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecenderungan
Problem Focused Coping Pada Sales”
b. Rumusan Masalah
Apakah

ada

hubungan

antara

kecerdasan

emosi

dengan

kecenderungan problem focused coping pada sales?
c. Hipotesis
Ada

hubungan

positif

antara

kecerdasan

emosi

dengan

kecenderungan problem focused coping pada sales.
d. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan kecenderungan problem focused coping pada sales.
Semakin

tinggi

kecerdasan

emosi,

semakin

kecenderungan problem focused coping pada sales.

11

tinggi

pula

12

2. Marita, Sri Suryaningsum, dan Hening Naafi Shaalih (2008)
a. Judul
“Kajian Empiris atas Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional
Dalam Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi”.
b. Rumusan Masalah
i. Apakah kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa
akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stress kuliah?
ii. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan
terhadap stress kuliah?
iii. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh
secara signifikan terhadap stress kuliah?
c. Hipotesis
i. Kecerdasan emosional dan perilaku belajar berpengaruh
terhadap stres kuliah.
ii. Kecerdasan

emosional

(kemampuan

pengenalan

diri,

pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial)
berpengaruh terhadap stres kuliah.
iii. Perilaku belajar mahasiswa akuntansi (kebiasaan mengikuti
pelajaran,

kebiasaan

membaca

buku,

kunjungan

ke

perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian) berpengaruh
terhadap stres kuliah.

13

d. Kesimpulan
Persamaan regresi linear berganda menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa jurusan
akuntansi,

keduanya

memeberikan

pengaruh

negative

dan

signifikan terhadap stres kuliah responden. Hasil uji F variabel
kecerdasan emosional dan perilaku belajar, meninjukkan variabel
kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara bersama – sama
berpengaruh positif terhadap stres kuliah. Hasil uji t variabel
kecerdasan

emosional

dan

perilaku

belajar,

menunjukkan

kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa jurusan
akuntansi secara parsial berpengaruh negatif terhadap stres kuliah.
3. Widi Indra Setiaji ( 2011 )
a. Judul
“Pengaruh Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi (Studi Kasus: Mahasiswa
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur)”
b. Rumusan Masalah
i. Apakah perilaku belajar dan kecerdasan emosional mahasiswa
akuntansi berpengaruh terhadap stres kuliah?
ii. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh
terhadap stres kuliah?

14

iii. Apakah

kecerdasan

emosional

mahasiswa

akuntansi

berpengaruh terhadap stres kuliah?
c. Hipotesis
i. H1 : Diduga bahwa perilaku belajar mahasiswa akuntansi
berpengaruh terhadap stres kuliah.
ii. H2 : Diduga bahwa kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi
berpengaruh terhadap stres kuliah
d. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian uji F pada analisis regresi linear
berganda, disimpulkan bahwa variabel perilaku belajar dan
kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap stres kuliah mahasiswa. Sedangkan berdasarkan uji t pada
analisis regresi linear berganda, disimpulkan bahwa perilaku
belajar dan kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap stress kuliah mahasiswa S1 Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Nasional Jawa
Timur.
Adapun persamaan pada penelitian yang dilakukan sekarang ini
dengan penelitian terdahulu adalah dari segi variabel yaitu perilaku
belajar, kecerdasan emosional dan stres kuliah, sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subyek dan obyeknya,
pada penelitian yang dilakukan sekarang subyek dan obyeknya adalah

15

mahasiswa Stata satu (S1) progdi akuntansi Universitas Kristen Petra
Surabaya Angkatan tahun 2008 dan 2009 yang menempuh studi dan tidak
sedang cuti kuliah.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Keper ilakuan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Hal
ini ditandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan
dengan keperilakuan ( behavioral ), dan semakin menjamurnya buku –
buku

teks

berbahasa

asing

yang

membahas

tentang

akuntansi

keperilakuan. Sal;ah satu jurnal paling populer yang mengangkat
permasalahan akuntansi keperilakuan adalah Behaviour Research in
Accounting yang diterbitkan oleh American Accounting Association. Di
Amerika Serikat sendiri, mata kuliah mengenai akuntansi keperilakuan
semakin banyak ditawarkan. Perkembangan ini juga didukung oleh
semakin bertumbuhnya riset – riset para mahasiswa akuntansi dan
pengajar mereka yang berfokus pada dimensi akuntansi keperilakuan.
Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen, khususnya penganggaran ( budgeting ), namun
dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Dalam audit, riset

16

akuntansi keperilakuan telah berkembang, tinjauan literatur telah menjadi
spesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan
spesifik seperti proses kognitif atau riset keperilakuan pada satu topik
khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review). ( Iksan
dan Ishak, 2005: 3 )
Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmuilmu sosial secara menyeluruh. Mengenai bagaimana perilaku manusia
memengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta bagaimana
akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia selalu
dicari jawabannya. Pada gilirannya, akuntansi keperilakuan diyakini dapat
menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan
informasi, yang memungkinkan para direktur eksekutif ( CEO ), direktur
keuangan ( CFO ), dan pembuat rencana strategis lainnya untuk
mengoptimalkan keputusan yang diambil, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. ( Iksan dan Ishak, 2005: 4 )
2.2.1.1 Penger tian Akuntansi Keper ilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut memberikan
petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan
sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun

17

pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek –
aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian,
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Akhirnya menurut Khomsiyah dan Indriantoro ( 2000 ), akuntansi
bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang
waktu seiring dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. ( Iksan dan
Ishak, 2005: 1 )
Menurut Iksan dan Ishak ( 2005: 10 ) riset akuntansi keperilakuan
merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan
perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap
perilaku akuntan dan perilaku dari nonakuntan telah banyak dipengaruhi
oleh fungsi akuntansi dan laporan. Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan:
a. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
b. Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunan
anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap
perilaku, baik karyawan, manajer, investor, maupun wajib pajak.
c. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

18

Menurut Siegel dan Marconi ( 1989 ), istilah ilmu keperilakuan
adalah penemuan yang relatif baru. Konsep tersebut begitu luasnya
sehingga lebih baik lingkup dam isinya digambarkan dari awal. Ilmu
keperilakuan mencakup bidang riset manapun yang mempelajari, baik
melalui metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku dari manusia
dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan dari ilmu keperilakuan
adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksikan, perilaku
manusia sampai pada generalisasi yang ditetepkan mengenai perilaku
manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara
impersonal melalui produser yang terbuka untuk peninjauan maupun
replikasi dan dapat diversifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik.
Dengan demikian, ilmu keperilakuan mencerminkan observasi sistematis
atas perilaku manusia dengan tujuan untuk menginformasikan hipotesis
tertentu secara eksperimental melalui referensi terhadap perubahan
perilaku yang dapat diobservasi. ( Iksan dan Ishak, 2005: 25 )
Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan
akuntansi adalah untuk memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi
tindakan yang diinginkan. Pengenalan hubungan timbal balik antara alat
akuntansi dan perilaku telah memunculkan modifikasi atas definisi
akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran
professional akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data

19

ekonomi untuk berbagai pengambilan keputusan serta hasil keprilakuan
lainnya. ( Iksan dan Ishak, 2005: 27 )
2.2.1.2 Persamaan dan Per bedaan Ilmu Kepr ilakuan dan Akuntansi
Keper ilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan
prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan
antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan keperilakuan
juga merasa tertarik untuk melihat bagaimana keprilakuan dapat
memengaruhi perubahan perubahan atas cara akuntansi dilakasanakan dan
bagaimana prosedur laporan akuntansi dapat difunakan lebih efektif untuk
memebantu individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya. ( Iksan
dan Ishak, 2005: 27 )
Sementara ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,
akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengetahuan keperilakuan. Oleh karena itu, ilmuawan keperilakuan terlibat
dalam riset terhadap aspek – aspek teori motivasi, kepuasan sosial,
maupun bentuk sikap. Sementara para akuntan keperilakuan menerapkan
unsur – unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk menghasilkan
hubungan dengan situasi akuntansi yang ada. ( Iksan dan Ishak, 2005:28 )
Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan
riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku
manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan

20

dari disiplin ilmu lainnya untuk meningkatkan kegunaannya. Suatu
pertanyaan yang beralasan adalah apakah seorang akunatan keperilakuan
dalam kenyataannya merupakan seorang ilmuwan keperilakuan terapan?
Adalah benar bahwa pekerjaan para akuntan keperilakuan dan ilmuwan
keperilakuan terapan saling tumpang – tindih dalam beberapa bidang.
Kedua kelompok tersebut menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi
untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. Namun, terdapat
perbedaan penting antara kedua golongan tersebut dalam hubungannya
dengan sasaran hasil, fokus, pendidikan, keahlian, dan fungsi masing –
masing. Akuntansi adalah suatu profesi, dan adalah sangat diinginkan agar
para akuntan menjadi terlatih untuk memikirkan tindakan secara
professional. Pelatihan ini berbeda dari pengalaman yang dilihat oleh para
ilmuwan (Iksan dan Ishak, 2005: 28).
2.2.1.3 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Keper ilakuan
Akuntansi keperilakuan tidak sama dengan akuntansi tradisional
yang

hanya

melaporkan data

keuangan.

Akuntansi keperilakuan

menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi
gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia
yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Manfaat utama
dari akuntansi keperilakuan ini adalah menyediakan informasi bisnis yang
memungkinkan para direktur eksekutif, direktur keuangan, dan perencana
strategis lainnya untuk mengukur dan memengaruhi variabel – variabel

21

secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat menentukan bisnis
mereka, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan mereka (Iksan
dan Ishak, 2005: 4).
2.2.1.4 Dimensi Akuntansi Kepr ilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional
yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat, dan melaporkan
informasi. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku
manusia dan jika dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu sistem
informasi

yang

efisien.

Akuntansi

keperilakuan,

dengan

mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu
organisasi (Iksan dan Ishak, 2005: 23).
Secara umum, akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga
bidang besar (Iksan dan Ishak, 2005: 24):
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi. Bidang ini berkaitan dengan sikap dan
filosofi manajemen yang mempengaruhi sifat dasar pengendalian
akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang ini
berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi
motivasi, produktifitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta
kerja sama.

22

3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ini berhubungan dengan cara sistem akuntansi
digunakan sehingga mempengaruhi perilaku.
2.2.1.5 Hubungan Akuntansi Keper ilakuan Dengan Stres Kuliah
Ilmu pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitan dengan
penjelasan dan prediksi mengenai keperilakuan manusia. Akuntansi
keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dan akuntansi.
Ilmu pengetahuan keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,
sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi
dan pengetahuan keperilakuan (Iksan dan Ishak, 2005: 40).
Psikologi, sosiologi dan psikologi sosial menjadi kontributor
pertama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk
menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara
keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi
manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara
seorang individu bertindak. Di pihak lain, sosiologi dan psikologi sosial,
memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial. Penekanan
keduanya adalah pada interaksi antara orang – orang dan bukan pada
rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu
sosial, pengaruh sosial, dan ilmu dinamika kelompok (Iksan dan Ishak,
2005: 29).

23

Ada banyak faktor kompleks yang terkait dengan perilaku manusia.
Faktor – faktor ini dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu (Iksan
dan Ishak, 2005: 29):
1. Struktur Karakter
Mengacu pada ciri kepribadian, kebiasaan, dan perilaku individu.
Psikolog biasanya menghubungkan dengan studi karakter khusus
struktur.
2. Struktur Sosial
Menunjukkan beberapa huungan diantara orang – orang yang
mencakup ekonomi, politik, militer, dan kerangka kerja religious yang
menggambarkan perilaku yang bisa diterima.
3. Dinamika Kelompok
Dapat dipandang sebagai suatu sintesa atau kombinasi struktur
karakter dan struktur sosial, yang mengacu pada pengembangan
interaksi pola manusia, proses dari interaksi sosial, dan hasil yang
berhubungan dengan interaksi tersebut. Keterlibatan psikologi sosial
dalam studi ilmu dinamika kelompok sangatlah dirasakan.
2.2.2 Perilaku Belajar
2.2.2.1 Penger tian Perilaku Belajar
Konsep atau penegrtian belajar sangat beragam dan tergantung dari
sisi pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar adalah perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil

24

dari

pengalaman

tau

latihan

yang

diperkuat.

(http://id.wikipedia.org/wiki/belajar)
Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori – teori
psikologi dan pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam – macam
pengertian mengenai belajar. Belajar merupakan kegiatan individual,
kegiatan yang dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan
individual tertentu (Suwardjono, 1991). Belajar adalah proses perubahan
perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 1992 dalam
Hanifah dan Syukriy) dan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slamet, 1991 dalam Hanifah dan Syukriy, 2001).
Ahmadi (1993) dalam Hanifah dan Syukriy (2001) lebih jauh menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri manusia, sehingga
apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka
tidaklah dapat dikatakan padanya telah berlangsung proses belajar (Marita,
dkk., 2008: 4). Sedangkan pengertian perilaku adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai,
etika,

kekuasaan,

persuasi,

dan/atau

genetika.

(http://id.wikipedia.org/wiki/perilakumanusia).
Menurut Purwanto (2006: 84-85), beberapa elemen yang penting
yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:

25

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman; dalam arti perubahan – perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;
seperti perubahan – perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup
panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan
dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari
suatu periode yang mungkin berlangsung berhari – hari, berbulan –
bulan,

ataupun

bertahun



tahun.

Ini

berarti

kita

harus

mengesampingkan perubahan – perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian
atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kpribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

26

2.2.2.2 Kebiasaan Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah
laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai
atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung
kepada bermacam – macam faktor. Adapun faktor – faktor itu dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu (Purwanto, 2006: 102):


Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain:
faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.



Faktor yang ada di luar individu yang disebut dengan faktor sosial.
Yang

termasuk

ke

dalam

faktor

sosial

antara

lain

faktor

keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat – alat
yang digunakan dalam belajar – mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang tersedia, dan motivasi sosial.
Menurut Giyono (1993) dalam Hanifah dan Syukriy (2001)
kebiasaan belajar dapat berlangsung melalui tiga cara yaitu memperoleh
reinforcement, Classical conditioning, belajar modern, apabila model ini
mendapat reinforcement terhadap tindakannya, maka akan menjadi
kebiasaan. Surachmad dalam Hanifah dan Syukriy (2001) mengemukakan
lima hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik, yaitu

27

kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke
perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian (Marita, dkk, 2008: 4).
Dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika
kebiasaan itu membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal (Calhoun
dan Acocella, 1995). Gagne (1998) dalam Usman (2000) menjelaskan
bahwa hasil belajar dapat dihubungkan dengan terjadinya suatu perubahan,
kecakapan atau kejadian atau kepandaian seseorang dalam proses
pertumbuhan tahap demi tahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima
kemampuan yakni keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam hal ini terdapat tiga
dimensi belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan dimensi
psikomotorik (Benyamin S. Bloom, 1956) dalam Usman (2000). Dimensi
kognitif

adalah

kemampuan

yang

berhubungan

dengan

berfikir

mengetahui dan memecahkan masalah. Selanjutnya dimensi ini dibagi
menjadi pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintetis, analisis, dan
pengetahuan evaluatif. Dimensi afekstif adalah kemampuan yang
berhubungan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi. Dimensi psikomotorik
adalah kemampuan yang berhubungan dengan motorik. Atas dasar itu
hakik

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 3 123

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 8 110

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur).

0 1 125

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus : Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur).

0 2 117

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus : Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 23

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Petra Surabaya)

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur)

0 0 27

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRES KULIAH

0 0 131