PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN SIDOARJO.
PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY
PLANNING (RCCP)
DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN
SIDOARJ O
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
RIA AMALIA
0832010085
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
penelitian
dengan
judul
“PERENCANAAN
KAPASITAS
WAKTU
PRODUKSI DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING
( RCCP ) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN
SIDOARJ O”.
Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2.
Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
3.
Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM . Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri
4.
Bapak Drs. Pailan, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5.
Bapak Ir. Sumiati, MT selaku dosen pembimbing I
6.
Ibu Ir. Budi Santoso, MMT selaku dosen pembimbing II
7.
Bapak Drs. Gatot Prayogo selaku pembimbing lapangan
8.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9.
Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu tercinta, adik2Q yang memberi doa dan
dorongan
baik
secara
material
maupun
spiritual
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10.
TieQ yang menemani disaat senang maupun sedih.
11.
Seluruh angkatan 2008 TI paralel C khususnya (Dwi, Leefah, Nia, Jaja)
Loph You...
12.
Seluruh angkatan 2008 TI dari paralel A sampai D, Asslab Sistem Informasi
dan Manajemen
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.
Surabaya, 9 Februari 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….......
viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………......
ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………...
xi
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………...............................
1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………………
2
1.3. Batasan Masalah …………………………………………………….....
2
1.4. Asumsi-Asumsi ………………………………………………………..
3
1.5. Tujuan Penelitian ………………………………………………………
3
1.6. Manfaat Penelitian …………………………………………………….
4
1.7. Sistematika Penulisan ………………………………………………….
4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Produksi ……………………………………………........
6
2.1.1. Sifat-sifat Perencanaan Produksi.....................…………………...
7
2.1.2. Jenis-jenis Perencanaan Produksi...... .................………………...
7
2.1.3. Perencanaan Produksi Agregat.......................................... ……...
8
2.2. Perencanaan Kapasitas Produksi …………………………………........
11
2.2.1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek …………………….…....
12
2.2.2. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah ……………………....
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang...………………………..
12
2.3. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas ………………………………….....
14
2.4. Perencaan Kapasitas Kasar (RCCP)...………………………………….
16
2.4.1 Teknik-teknik RCCP ………………………….............................
18
2.5. Jadwal Induk Produksi (MPS, Master Production Schedule) ………....
22
2.6 Pengukuran Kerja................................................... ………………........
24
2.6.1 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti …………………...
25
2.6.2 Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ……………….....
27
2.6.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Waktu Kerja …………….............
29
2.6.4 Melakukan Pengukuran Waktu ………………………….............
30
2.6.5 Perhitungan Waktu Baku …………………………......................
35
2.6.6 Faktor Penyesuaian.... …………………………...........................
36
2.6.7 Faktor Kelonggaran.... …………………………...........................
38
2.6.7.1 Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi …………………....
40
2.6.7.2 Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Fatique …...........
41
2.6.7.3 Kelonggaran untuk Hambatan-hambatan Tak Terhindari.....
42
2.7. Peramalan............................................................................... …………
43
2.7.1 Jenis-jenis Peramalan.......................... ………..…......…………...
43
2.7.2. Karakteristik Peramalan yang Baik....... …………………………
43
2.7.3. Langkah-langkah Peramalan................. …………………………
46
2.7.4. Beberapa Sifat Hasil Peramlan.............. …………………………
46
2.7.5. Metode Peramalan................................. …………………………
47
2.7.6. Kegunaaan Metode Peramalan.............. …………………………
46
2.7.7. Kriteria Pemilihan Metode.................... …………………………
48
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.7.8. Analisis Deret Waktu............................ …………………………
50
2.7.9. Metode yang Digunakan dalam Time Series....... ………………
52
2.7.10. Pola Permintaan....................................... ………………………
54
2.7.11.Verifikasi dan Pengendalian Peramalan (Moving Range
56
Chart=MRC)
2.8.Waktu Produksi Tersedia ………………………………………….......
58
2.9 Peneliti Terdahulu........................................... …………………………
59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………
3.2. Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ……………………….
63
3.2.1. Identifikasi Variabel ……………………………………………..
63
3.2.2. Definisi Operasional Variabel …………………………………...
63
3.3. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………
65
3.4. Metode Pengolahan Data ……………………………………………...
66
3.5. Langkah-Langkah Dan Pemecahan Masalah ………………………….
67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data …………………………………………………….
77
4.1.1. Data Jam Kerja Dan Hari Kerja Karyawan ……….......................
77
4.1.2. Data Jumlah Tenaga Kerja dan Mesin
Produksi............................................……………….....................
78
4.1.3. Data Permintaan dan Data Produksi Produk Shaft Spindle
Routher (Januari 2011 – Desember
2011)………………..........................................…………………...........
78
4.1.4 Pengukuran Waktu Kerja...…............………………....
79
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.5 Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Pekerja Tiap
Kegiatan......................................................................................…………...
81
4.1.6 Data Biaya Produksi...........................………………….................
82
4.1.6.1 Data Biaya Bahan Baku…………....................................
82
4.1.6.2 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung..................................
84
4.1.6.3 Data Biaya Overhead Pabrik.............................................
84
Pengolahan Data ................................................................................
85
4.2.1 Data Perhitungan Biaya Produksi Perusahaan (TCA).................
85
4.2.
4.2.2 Perhitungan Biaya Produksi Metode Rought Cut Capacity
Planning (TCB)......................................................................................
86
4.2.2.1 Uji Keseragaman Data.....................................................
86
4.2.2.2 Waktu Baku.....................................................................
88
4.2.2.3 Persediaan Waktu Produksi (Rated Production
Time).......................................................................................................
88
4.2.2.4 Jadwal Induk Produksi......................................................
89
4.2.2.5 Perhitungan RCCP pada Proses Turning..........................
90
4.2.2.6 Perencanaan Produksi Menggunakan Metode Rought Cut
Capacity Planning (RCCP)............................................................
92
4.2.3 Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Rought Cut
92
Capacity Planning
(TCB)..................................................................
94
4.2.3.1 Biaya Bahan Baku.............................................................
94
4.3.1 Uji Kecukupan Data......................................................................
101
4.3.1.1 Matrik Produksi Tahun 2011............................................
102
4.3.1.2 Matrik Waktu Baku.......................................................
102
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.3 Perencanaan Kapasitas Waktu Produksi Tahun 2012
4.5.
Waktu Tersedia.............................................................................
103
4.3.1.4 Peramalan Permintaan Tahun 2012...................................
104
4.3.1.5 Menghitung Masing – masing Kesalahan Peramalan......
105
4.3.2.4 Pengaturan Schedule Kerja..............................................
113
4.3.2.5
Penambahan Jam Lembur Pada Setiap Stasiun Kerja....
115
Hasil dan Pembahasan......................................................................
121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………....
124
5.2. Saran ……………………………………………………………….......
125
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Gambaran Umum Perusahaan dan Sejarah Perusahaan
Lampiran II
Pengukuran Kerja
Lampiran III Perhitungan Waktu Kerja, Perhitungan Faktor Penyesuaian dan
Faktor Kelonggaran
Lampiran IV Perhitungan WINQSB
Lampiran V
Perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Lampiran VI Perhitungan Waktu Tersedia
Lampiran VII Tabel Allowance
Lampiran VIII Tabel Apendix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Proses Perencanaan dan Penjadwalan Produksi ……………………
9
Gambar 2.2.
Prosedur Perencanaan Produksi Agregat …………………………..
10
Gambar 2.3.
Hubungan Perencanaan Kapasitas dengan Pengendalian Produksi...
13
Gambar 2.4.
Peranan RCCP dalam Perencanaan dan Pengendalian Produksi …..
17
Gambar 2.5.
Peta Kontrol Untuk Keseragaman Data …………………………… 34
Gambar 2.6.
Trend Component (Pola Trend)…………………………………….. 54
Gambar 2.7.
Seasonal Component (Pola Musiman) ……………………………..
54
Gambar 2.8.
Cylikal Component (Pola Siklis) …………………………………..
55
Gambar 2.9.
Random Component (Pola Acak) ………………………………….
55
Gambar 2.10. Peta Kontrol Peramalan Moving Range Chart (MRC) …………….
58
Gambar 3.1.
Flow Chart Pemecahan Masalah …………………………………...
69
Gambar 4.1.
Plot Diagram Permintaan Shaft Spindle Routher
87
Gambar 4.2.
Peta Kendali Moving Range
90
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
RCCP dengan BOL …………………………………………………
19
Tabel 2.2.
RCCP Dengan Profil Sumber Daya ………………………………….
21
Tabel 2.3.
Tabel Pengukuran Waktu Kerja ……………………………………...
31
Tabel 2.4.
Tabel Performance Rating dengan Sistem Westing House …………..
36
Tabel 2.5.
Tabel besarnya kelonggaran (allowance) ……...........................……..
39
Tabel 4.1.
Jam Kerja dan Hari Kerja Karyawan....................................................
77
Tabel 4.2
Jumlah Tenaga kerja dan Jumlah Mesin...............................................
78
Tabel 4.3
Data Pemintaan Shaft Spindle Routher.................................................
79
Tabel 4.4.
Pengamatan waktu proses Turning......................................................
80
Tabel 4.5.
Pengamatan waktu proses Fitting.........................................................
80
Tabel 4.6.
Pengamatan waktu proses Milling.........................................................
80
Tabel 4.7.
Pengamatan waktu proses HTM............................................................
80
Tabel 4.8.
Pengamatan waktu proses Grinding.....................................................
81
Tabel 4.9.
Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Tiap Kegiatan Kerja................
81
Tabel 4.10
Tabel Pengolahan Data Proses Turning...............................................
82
Tabel 4.11. Hasil Uji Keseragaman Data.............................................................
85
Tabel 4.12. Hasil Uji Kecukupan Data.................................................................
85
Tabel 4.13. Perhitungan Waktu Normal, Waktu Siklus dan Waktu Baku.............
86
Tabel 4.14. Nilai Kesalahan Peramalan Dari Berbagai Metode Peramalan...........
88
Tabel 4.15. Perhitungan Moving Range................................. ................................
89
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.16. Data Hasil Peramalan Permintaan Produk Bulan Januari 2012Desember 2012.....................................................................................
91
Tabel 4.17. Jadwal Induk Produksi Produk..............................................................
92
Tabel 4.18. Matrik Produksi Tahun 2012................................................................
93
Tabel 4.19. Matrik Waktu Baku...............................................................................
93
Tabel 4.20. Hasil RCCP Dalam Satuan Jam...........................................................
95
Tabel 4.21. Perbandingan Kapasitas Waktu Produksi RCCP Dengan Kapasitas
Waktu Produksi Tersedia......................................................................
97
Tabel 4.22. Jumlah Tenaga Kerja di Perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
metode RCCP.............................................................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
99
ABSTRAKSI
PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI
DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP )
Dalam memasuki Era pasar bebas dimasa ini semua perusahaan yang
bergerak di bidang industri diharapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat
persaingan yang kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk
merencanakan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan
tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai, sehingga diharapkan keuntungan
perusahaan akan meningkat.. Dalam pemenuhan kebutuhan akan produk oleh
konsumen, perusahaan perlu memperhatikan Perencanaan kapasitas dan
pengendalian aktivitas produksi yang harus dilakukan dalam pemenuhan order di
pasar.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo adalah perusahaan yang
bergerak dalam industri pembentuk logam., pembentuk logam yang dihasilkan
oleh UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo adalah Spare part,
Moulding matras, Shaft Spindle Routher. UPT Industri Logam dan Perekayasaan
Sidoarjo sendiri khususnya dalam bagian Shaft Spindle Routher, terkadang
mengalami perbedaan hasil produksi dengan peramalan data sebelumnya, yang
mengakibatkan proses produksinya terhenti yang berakibat penambahan jam
lembur atau tenaga sub kontrak, dan juga berpengaruh pada banyaknya
permintaan konsumen. Maka kendala yang di hadapi adalah apakah kapasitas
waktu produksi sudah dapat memenuhi permintaan konsumen.
Rought Cut Capacity Planning merupakan “analisis untuk menguji
ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia didalam memenuhi jadwal
induk produksi (Master Production Schedule) yang telah ditetapkan” dengan
Teknik Bill Of Labor (BOL).
Dari hasil penelitian, Dari lima stasiun kerja di UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo terdapat 4 stasiun kerja masih mengalami kekurangan
kapasitas produksi yaitu pada stasiun kerja Turning dengan rincian bulan Januari
sebesar 212.27 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan Desember 2012
berturut-turut sebesar 851.48 Jam/Bulan untuk Proses Fitting dengan rincian
bulan Januari sebesar 5.05 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan Desember
2012 berturut-turut sebesar 261,163 Jam/Bulan untuk Proses HTM dengan rincian
bulan Januari sebesar 75.67 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan
Desember 2012 berturut-turut sebesar 629.08 Jam/Bulan untuk Proses Grinding
dengan rincian bulan Januari sebesar 85.2 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai
dengan Desember 2012 berturut-turut sebesar 543.72 Jam/Bulan Sehingga perlu
adanya penambahan mesin dan tenaga kerja di stasiun kerja proses Turning,
Fitting dan HTM, dan Grinding
Kata Kunci : Kapasitas, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut
Capacity Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).
xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRACT
PRODUCTION CAPACITY PLANNING TIME
ROUGHT USING CUT PLANNING CAPACITY (RCCP)
In entering the free market during this era of all companies engaged in the
industry are expected on an issue that is the level of competitive rivalry. This
requires the company to plan its production capacity to meet market demand in a
timely manner and with the appropriate amount, so expect company profits will
increase. In fulfillment of demand for goods by consumers, companies need to
consider the capacity planning and controlling production activities to do in
fulfillment of orders in the market.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo a company engaged in the
industry metal., metal produced by UPT Industri Logam dan Perekayasaan
Sidoarjo is Spare part, Moulding matras, Shaft Spindle Routher. UPT Industri
Logam dan Perekayasaan Sidoarjo itself especially in the Shaft Spindle Routher,
sometimes have differences with the forecasting production results earlier data,
which resulted in the production process stalled overtime hours resulting in the
addition or sub-contract workers, and also affect consumer demand and. So the
constraints in face is whether the capacity of the production time was able to meet
consumer dema.
Rought Cut Capacity Planning is "analysis to test the availability of capacity of
production facilities that are available in the meeting master production
scheduling (Master Production Schedule) which has been established" with
Engineering Bill Of Labor (BOL).
From the result, of the four work stations at UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo there are 4 stations are still experiencing shortage of
production capacity that is at work stations and Turning with details in January of
751,09 Hours / Month, Feb to December 2012 up to a row of 901,52 Hours /
Month for Fitting in January of 202,657 Hours / Month, Feb to December 2012 up
to a row of 261,163 Hours / Month, HTM in January of 502.66 Hours / Month,
Feb to December 2012 up to a row of 9738,7 Hours / Month, Grinding in January
of 85.2 Hours / Month, Feb to December 2012 up to a row of 543.72 Hours /
Month Thus the need for additional machinery and labor in the work station and
Turning, Fitting, HTM Grinding.
Keywords: Capacity, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut Capacity
Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).
xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri
dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin
kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk merencanakan kapasitas
produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan dengan
jumlah yang sesuai, sehingga diharapkan keuntungan perusahaan akan meningkat.
Perencanaan produksi merupakan kegiatan yang bertujuan arah awal dari
tindakan – tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Oleh karena
itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan
dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi
secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo merupakan suatu industri
bersifat job order berdasarkan permintaan yang bergerak di bidang perencanaan
dan pembuatan perkakas pembentuk logam. UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian untuk
memenuhi permintaan konsumen dan telah melakukan perencanaan produksi,
tetapi pelaksanaanya tersebut hanya berdasarkan hasil
penjualan periode
sebelumnya, sehingga memungkinkan terjadinya waktu produksi yang tidak
optimal dan mengharuskan adanya penambahan waktu produksi (jam lembur).
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Untuk menyelesaikan permasalahan di perusahaan tersebut digunakan
metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP) dengan membutuhkan data-data
waktu produksi yang tersedia, untuk memenuhi permintaan konsumen. Waktu
produksi secara umum diukur dalam bentuk waktu (jam/bulan) yang ditunjukkan
berdasarkan kemampuan manusia dengan bantuan mesin yang tersedia pada setiap
periode operasi.
Dengan menggunakan metode Rought Cut Capaciy Planning tersebut
diharapkan perusahaan mampu membuat perencanaan produksi yang tepat
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen.
1.2.
Perumusan Masalah
Perumusan pokok masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini
berdasar latar belakang diatas. Permasalahan yang timbul adalah “Bagaimana
merencanakan kapasitas waktu produksi dengan RCCP?”
1.3.
Batasan Masalah
Dalam penulis tugas akhir ini perlu dilakukan pembatasan masalah, agar
dalam pelaksanaan penelitian tertuju pada tujuan penelitian ini.
Adapun batasan – batasan tersebut adalah :
1. Data permintaan Shaft Spindle Routher pada UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo yang diambil adalah periode bulan Januari 2011
sampai dengan Desember 2011.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
2. Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi yang dibahas hanya
perencanaan waktu produksi menggunakan Rought Cut Capacity Planning
( RCCP ) berdasarkan Bill Of Labor ( BOL )
3. Jenis produk yang akan dibahas adalah produk Shaft Spindle Routher dan
pada perusahaan ini tidak memperhitungkan biaya ( financial yang terkait )
1.4.
Asumsi
Asumi penelitian dalam masalah perencanaan produksi untuk produk Shaft
Spindle Routher adalah sebagai berikut:
1.
Proses
produksi
tidak
mengalami
perubahan
selama
penelitian
dilaksanakan.
2.
Tidak ada perubahan spesifikasi produk selama penelitian dilakukan.
3.
Fasilitas produksi berjalan pada kondisi normal dan lancar.
4.
Material dan bahan-bahan penunjang lainnya selalu tersedia.
5.
Tidak menghitung persediaan produk.
1.5.
Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas maksud dari perumusan masalah diatas maka penulis
membuat tujuan penelitian, yaitu :
1.
Menentukan kapasitas waktu produksi di tiap – tiap stasiun kerja di UPT
Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo dilihat dari waktu produksi
tersedia.
2.
Merencanakan kapasitas waktu produksi yang optimal untuk memenuhi
permintaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.6.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitihan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi perusahaan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
2.
Bagi Peneliti
Adalah sebagai bahan komperatif bagi peneliti sehingga dapat mengadakan
perbandingan antara teori yang diajarkan di bangku kuliah dengan praktek
nyata yang ada di perusahaan.
3.
Bagi Universitas
Menambah referensi karya penelitian tentang perencanaan kapasitas
produksi di perpustakaan dan diharapkan bisa bermanfaat bagi mahasiswa
yang melakukan tugas akhir.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, saya selaku penulis membuat suatu
susunanpenulisan secara sistematik.
Tugas akhir ini akan dibahas dalam bab-bab sebagai berikut ;
BAB I
:
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan
penelitian,
batasan
masalah,
asumsi-asumsi,
penelitian, serta sitematika penulisan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
manfaat
5
BAB II :
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi pembahasan
permasalahan dan tinjauan kepustakaan lainnya
yang turut
mendukung permasalahan.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas langkah-langkah yang digunakan didalam
melakukan pemecahan masalah sehingga penyusunan tugas akhir ini
dapat lebih terarah maksud dan tujuannya.
BAB IV :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi
tentang pengumpulan data-data yang diperlukan
didalam memecahkan masalah tersebut sehingga permasalahan dapat
diolah dan dipecahkan dengan baik, disamping itu juga menyajikan
penyelesaian masalah dan analisa-analisa yang didapat dari hasil
pengolahan data sebelumnya.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup penulisan yang menguraikan kesimpulan
akhir dari penulis dan saran-saran yang dapat diberikan penulis
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA,
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan kegiatan yang bertujuan arah awal dari
tindakan – tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Oleh karena
itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan
dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi
secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
Pekerjaan pengendalian produksi akan sangat bergantung pada ada
tidaknya penyimpangan dalam pelaksanan produksi terhadap rencana produksi
yang telah dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka
perlu diadakan tindakan – tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan
yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan ini akan menjadikan dasar dalam
menyusun rencana produksi selanjutnya.
Menurut Nasution Arman Hakim, (2005) dengan mempersiapkan rencana
produksi, kita harus memikirkan bahwa jika ada permintaan yang harus dipenuhi,
maka terdapat terdapat tiga macam sumber yang dapat digunakan dalam
mempersiakan rencana produksi yaitu :
1. Persediaan yang ada atau yang sedang dilakukan.
2. Persediaan yang ada atau yang masih digudang.
3. Produksi dan persediaan yang masih ada.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.1. Sifat – sifat Per encanaan Pr oduksi
Peranan perencanaan produksi adalah mengkoordinasikan kegiatan dari
bagian – bagian yang langsung dan tidak langsung menjadwalkan, dan
mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai
output yang dihasilkan sehingga perusahaan betul – bertul dapat menghasilkan
barang dan jasa dengan efektif dan efisien.
Dalam
menjadwalkan
kegiatan
produksi
tersebut
maka
tahap
perencanaanya harus mempunyai sifat berjangka waktu, berjenjang, terpadu,
terukur, berkelanjutan, realistis, akurat, dan menantang.
2.1.2. J enis – jenis Per encanaan Pr oduksi
Menurut Nasution Arman Hakim, (2005) Dalam perencanaan produksi
terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup
perencanaan produksi tersebut, yaitu :
1.
Perencanaan produksi jangka panjang
Perencanaan biasanya melihat 5 tahun atau lebih kedepan. Dalam artian
perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek apa yang
muncul dimasa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang
diperlukan dalam menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2.
Perencanaan produksi jangka menengah
Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon antara 1
sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah
ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan ini
didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
daya produktif yang ada
( jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya
produksi, jumlah supplier, dan subkontraktor ), dengan asumsi kapasitas
produksi relatif tetap.
3.
Perencanaan produksi jangka pendek
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan
kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaanya adalah berupa jadwal
produksi. Tujuan dari dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan
permintaan actual
( yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang
diterima ) dengan sumber daya yang tersedia ( jumlah departemen, waktu
shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki
dan peralatan yang ada ), sesuai batasan – batasan yang ditetapkan pada
perencanaan agregat.
2.1.3.
Perencanaan pr oduksi agr egat
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup
persediaan, penjadwalan kapasitas, dan sumber daya. Semakin besar fasilitas
industry, masalah perencanaan dan pengendalian menjadi semakin sukar. Bagian
perencanaan dan pengendalian produksi harus menjadwalkan produksi untuk
memenuhi permintaan berbagai produk yang berbeda, sehingga jadwal induk yang
memenuhi kebijaksanaan operasi dan pelayanan konsumen perusahaan harus
dicari. Kusuma Hendra, (2002)
Menurut Baroto Teguh, (2002) Perencanaan produksi agregat merupakan
produksi jangka menengah. Perencanaanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau
bisa bervariasi dari 1 sampai 3 tahun. Perencanaan tersebut tergantung pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Tujuan dari perencanaan agregat
ini adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada
waktu yang tepat dengan menggunakan sumber – sumber atau alternative –
alternative yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk.
Perencanaan agregat ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi
yang dipakai untuk penyusunan jadwal induk produksi ( JIP ).
Secara umum perencanaan produksi agregat dapat digambarkan sebagai berikut :
Peramalan
Kebutuhan Gudang
Penyesuian Persediaan
Kebutuhan Komponen
dan Pemeliharaan
Estimasi
Permintaan
Pesanan - pesanan
Perencanaan Produksi
Agregat
MPS
RCCP
Gambar . 2.1.
Proses Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Sedang yang dimaksud dengan perencanaan produksi yaitu bagaimana
mengolah data yang ada, mulai dari meramalkan permintaan konsumen,
menentukan kapasitas dan fasilitas produksi yang digunakan dan terakhir
mengalokasikan permintaan yang ada pada alternative produksi yang dapat
digunakan. Sehingga secara lebih sederhana pembuatan rencana produksi Agregat
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Nasution Arman Hakim, (2005)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERIODIK
PHASE 2
Smooth Utilisasi
Kapasitas
PHASE 3
Penentuan Alternatif
Produksi yang Layak
PHASE 1
Peramalan
Permintaaan Agregat
Time Series With
Seasionals
Moving Average
Exponential
Smoothing
PHASE 4
REGULER
Produk
Komplementer
Alokasi Pemintaan
PadaPeriode Produksi
Penetapan
Tenaga Kerja :
Over time
Undertime
Biaya Linier
Trial and
Error
Harga
Waktu Pengiriman
yang Fleksibel
Variabel Tenaga
Kerja :
Penyewaan
Pemberhen
tian
Inventory
Linear
Programming :
Transporta
tion
Simplex
Biaya Non Linear
Yang Lain
Promosi
Backorder
Linear
Decision Rute
Subkontrak
Yang Lain
Gambar 2.2.
Prosedur Perencanaan Produksi Agregat
Heuristik dan
Penentuan Model
(cocok untuk semua
tipe biaya)
Setelah perencanaan agregat dibuat, maka hasilnya akan di disagregatkan
kedalam kebutuhan – kebutuhan tahapan waktu untuk masing – masing jenis
produksi ( individual product ). Perencanaan disagregat ini disebut Jadwal Induk
Produksi ( master production schedule, MPS ). Jadwal induk produksi ini
biasanya menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selam periode waktu antara
6 sampai 12 bulan. Jadwal induk produksi ( MPS ) bukanlah merupakan
peramalan, tetapi lebih merupakan suatu jadwal yang berisi tentang “ kapan “
produksi harus diselesaikan MPS semakin berperan dalam sistem manufaktur
yang besar.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.
Perencanaan Kapasitas Pr oduksi
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah output ( produk ) maksimum yang
dapat menghasilkan suatu fasilitas produksi dalam selang waktu tertentu. Dari
definisi tersebut, kapasitas terbagi atas tiga perspektif yaitu :
a. Kapasitas Desain
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di mana
tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau
cacat, dan perawatan hanya yang rutin.
b. Kapasitas Efektif
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi
tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas
desain.
c. Kapasitas Aktual
Kapasitas ini menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh
fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan
sama dengan kapasitas efektif.
Perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor
produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain,
keputusa
–
keputusan
yang
menyangkut
kapasitas
produksi
harus
mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut,
termasuk di dalamnya efisiensi dan utilitasnya, adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas
bahan yang digunakan, sikap dan motifasi tenaga kerja, perawatan mesin /
fasilitas, serta rancangan pekerjaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1. Perencanaan Kapasitas J angka Pendek
Dalam
jangka
pendek
perencanaan
kapasitas
digunakan
untuk
pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah
sesuia dengan rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan kapasitas jangka
pendek inidilakukan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan
kedepan.
2.2.2. Perencanaan Kapasitas J angka Menengah
Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat
apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang
telah ditetapkan. Proses disagregasi telah mengahsilkan sutu jadwal induk
produksi yang “ kasar “. Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas,
maka jadwal tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang
lebih realistis.
Kurun waktu perencanaan kapasitas produksi yang dicakup ialah satu
bulan sampai dengan satu tahun kedepan. Perencanaan dalam tahap jangka
menengah ini diperlukan tambahan tools, waktu lembur, waktu shift kerja
tambahan, dilakukannya subkontrak, atau penjadwalan yang lebih ketat.
2.2.3. Perencanaan Kapasitas J angka Panjang
Dalam jangka panjang ( dengan kurun satu sampai dengan lima tahun ke
depan ) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomisasi
fasilitas produksi. Hal yang terpentik dalam perencanaan kapasitas jangka panjang
ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau produk –
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
produk baru yang akan dibuat. Adapun hubungan aktivitas Perencanaan Kapasitas
Produksi dengan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Kusuma Hendra, (2004)
Jangka Panjang
Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya
Perencanaan Produksi
Peramalan
Perencanaan Kapasitas
Rought - Cut
Jadwal Induk Produksi
Perencanaan
Disagregat
Perencanaan Produksi
Jangka Menengah
Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas
Perencanaan Kebutuhan Bahan
Jangka Pendek
Pengendalian
input / output
Pengendalian Aktivitas
Produksi
Penjadwalan Produksi
Gambar . 2.3.
Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan
Perencanaan / Pengendalian Produksi
( Sumber : Manajemen Produksi, Kusuma Hendra, 2004 )
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Perencanaan kebutuhan kapasitas dapat mengidentifikasi area yang
mengalami overload dan underload sehingga dapat diketahui tindakan apa yang
harus di ambil. Ada 4 level dalam hierarki perencanaan kapasitas yang di urutkan
dari level tertinggi sampai terendah yaitu :
a. Resource Requirements Planning ( RRP )
Merupakan urutan tertinggi (level pertama) dari hierarki perencanaan
kapasitas (capacity planning hierarchi) yang menjadi tanggung jawab dari
manajemen puncak (top menegement) secara keseluruhan berkaitan dengan
tenaga kerja, target inventory, serta keterbatasan fasilitas dan pabrik. Resource
Requirements Planning (RRP) melakukan validasi (pengujian) terhadap
Production Planning yang juga berada dalam urutan tertinggi (level pertama)
dari hierarki perencanaan prioritas.
b. Rough Cut Capacity Planning ( RCCP )
Merupakan urutan kedua dari hierarki perencanaan kapasitas yang berperan
dalam pengujian MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga
menempati urutan kedua dalam perencanaan hierarki perencanaan prioritas,
guna menetapkan sumber-sumber daya spesifik tertentu, khususnya yang
diperkirakan akan menjadi potensial bottlenecks.
c. Capacity Requirement Planning ( CRP )
Merupakan urutan ketiga dari hierarki perencanaan kapasitas
yang
memberikan penilaian secara terperinci dari sumber-sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pesanan-pesanan menufakturing yang
diciptakan melalui proses MRP.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keuntungan dari CRP:
•
Memberikan time-phase visibility dari ketidakseimbangan kapasitas dan
beban.
•
Mengkonfirmasi bahwa kapasitas cukup, ada pula basis kumulatif
sepanjang horizon perencanaan.
•
Mempertimbangkan ukuran lot spesifik dan routings
•
Menghilangkan erratic lead time dengan cara memberikan data untuk
memuluskan beban sepanjang pusat-pusat kerja.
Kelemahan dari CRP:
•
Hanya
dapat
diterapkan
terutama
perhitungan
yang
dalam
job
shop
sehingga
harus
lingkungan
manufacturing.
•
Membutuhkan
banyak
sekali,
menggunakan komputer.
•
Sering
menghasilkan
perhitungan
terperinci
yang
menyesatkan
(misleading), khususnya planned queue times.
•
Tidak mampu memberikan informasi terperinci yang tepat dalam periode
harian (day-to-day) sehingga keputusan jangka pendek menjadi sulit
diambil secara tepat.
d. Capacity Control
Merupakan urutan terakhir (keempat) dari hierarki perencanaan kapasitas yang
berfungsi mengendalikan kapasitas. Tindakan-tindakan pengendalian meliputi:
sekuens operasi (operasi sekuencing) dan pengendalian input-output (inputoutput control) yang memberikan daftar dari tugas-tugas yang telah
diselesaikan dan penilaian terperinci.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4. Perencanaan Kapasitas Kasar (RCCP)
Perencanaan kapasitas kasar (Rought-cut Capacity Planning, RCCP)
kemudian dibuat untuk menganalisa kemampuan dari kapasitas pabrik pada titiktitik kritis dari proses produksi berdasarkan MPS yang telah dibuat RCCP menitik
beratkan pada operasi-operasi khusus seperti assembling akhir, pengecatan
mungkin terjadi. Dengan kata lain, RCCP akan menentukan kelayakan dari MPS
yang dibuat, dimana RCCP akan mengkonvensi MPS menjadi kebutuhankebutuhan kapasitas untuk sumber daya-sumber daya utama dengan keterbatasanketerbatasan kapasitas yang ada. Jika MPS tidak layak, maka MPS harus direvisi,
sehingga MPS tersebut tetap sesuai dengan keterbatasan kapasitas yang ada.
( Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Nasution Arman Hakim, 2005 ).
RCCP merupakan urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas
kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS, RCCP melakukan validasi
terhadap MPS yang juga menempati urutan kedua dalam hirarki perencanaan
prioritas produksi. Guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya
yang diperkirakan menjadi hambatan potensial (potensial bottleneck) adalah
cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membantu
manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan memberikan informasi tentang
tingkat produksi di masa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Jadi penyesuaian MPS akan dilakukan berdasarkan hasil dari analisa
RCCP ini. Salah satu teknik pada proses RCCP adalah perencanaan kapasitas
dengan menggunakan faktor-faktor keseluruhan. Teknik ini mengalokasikan
kebutuhan-kebutuhan kapasitas untuk departemen-departemen, individu atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pusat-pusat kerja berdasarkan data beban kerja dimasa lalu RCCP pada umumnya
mencakup periode 3 bulanan. Gaspersz Vincent, (1998)
Suatu produk dibuat pada beberapa stasiun kerja. Teknik RCCP digunakan
untuk verikasi/menjelaskan kapasitas pada setiap stasiun kerja. Dalam teknik ini
dibandingkan antara beban mesin yang diperlukan dengan kapasitas yang
sesuai/diperlukan pada setiap stasiun kerja. (Fogarty Blackstone : Hoffmann,
1991)
Apabila permintaan konsumen melebihi kapasitas produksi yang ada maka
akan berdampak, seperti :
a. Material terlanjur dibeli dan dibawa ke Shop kemudian dikerjakan atau
diproses.
b. Terjadi antrean
c. Lead Time tinggi (waktu penyelesaian produksi)
Untuk itu dilakukan validasi MPS dengan penekanan pada kapasitas yaitu
RCCP.
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Manajemen
Demand
Jadwal Induk
Produksi
Perencanaan Kapasitas
Kasar (RCCP)
Perencanaan
Material
Perencanaan
Kapasitas
Pengendalian
Material
Pengendalian
Kapasitas
Pengendalian
Input/output
Siklus Operasi
Gambar 2.4
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi
(Fogarty : Blackstone : Hoffman : 1999)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jangka
Pendek
2.4.1
Teknik-teknik RCCP
Ada 3 teknik yang dipakai untuk mengembangkan laporan pembebanan
mesin dalam menentukan kapasitas yang diperlukan :
1.
Perencanaan Kapasitas menggunakan seluruh faktor (Capacity Planning
Using Overall Factor, CPOF)
Perencanaan kapasitas ini membutuhkan data input sebagai berikut :
a. MPS
b Waktu yang diperlukan bagi keseluruhan pabrik dalam memproduksi 1
typical part
b. Data historis tentang perbandingan antara waktu produksi total dengan
waktu produksi di masing-masing.
Total Waktu Produksi = typical time x jumlah produksi (MPS)
Waktu produksi pada tiap mesin atau sumber daya kunci :
Total waktu produksi x proporsi
2.
Waktu _ me sin
Waktu _ total
(2.17)
Pendekatan Bill of Labor
Yaitu daftar waktu penyelesaian suatu produk pada setiap work center yang
digunakan oleh operator. Data input yang diperlukan antara lain :
- MPS
- Matrik-matrik yaitu Matrik waktu baku dan matrik produksi
- RCCP =(Matrik waktu baku) x (Matrik Produksi)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
(2.18)
Tabel 2.1 RCCP dengan BOL
Matrik Waktu Baku
Produk
P
WC
1
a11
2
a12
3
a13
Matrik Produksi
Bulan
Pr oduk
P1
J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
b 11
b12
b13
b 14
b 15
b16
b17
b 18
b 19
b110 b 110
Contoh BOL : 2 Produk, 2 Bulan, 2 Work Center
Matrik Waktu Baku
Pr oduk
P1
P2
WC1
a11
a12
WC2
a21
a22
WC
Matrik Produksi
Bulan
M1
M2
P1
b11
b 12
P2
b21
b 22
M1
M2
c11
c12
Produk
RCCP
Bulan
WC
WC1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
N
D
b112
WC2
c21
c22
C11 = a11b 11 + a12b 21
C12 = a11b 12 + a12b 22
C21 = a21b 11 + a22b 21
C22 = a21b 12 + a22b 22
n
Cij =
∑
a
jk
.b kj
(2.19)
k =1
Dimana :
Cij = Waktu produksi yang direncanakan pada work center k periode j
Aik= Waktu baku k di work center i
Bkj= Produk k pada periode j
2. Profil Sumber Daya (Resources Profile)
Pada dua pendekatan sebelumnya diasumsikan semua komponen dibuat
pada periode yang sama dengan produk akhir, namun dalam kenyataan tidak
demikian karena setiap komponen dari produk akhir mempunyai waktu
penyelesaian yang berbeda sehingga lead timenya juga berbeda.
Pada pendekatan ini tetap menggunakan BOL, namun waktu bagi tiap
departemen (WC) disesuaikan dengan lead time dari setiap part.
(Donald, Fogarty dkk, 1991)
Contoh pendekatan profil sumber daya, 2 produk, 2 work center, 3 bulan
horizon, 3 bulan lead time.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2
RCCP dengan Profil Sumber Daya
Profil Sumber Daya
Wor k Center I
Duedate
2
Produk
1
0
Bulan
Produk
M1
M2
M3
P1
a112
a111
a110
P1
b 11
b12
b 13
P2
a212
a211
a210
P2
b 21
b22
b 23
Work center 2
RCCP
Wor k Center II
Bulan
Duedate
Produk
2
1
0
WC
M1
M2
M3
P1
a122
a121
a120
P1
b 11
b12
b 13
P2
a222
a221
a220
P2
b 21
b22
b 23
Jadwal Induk :
C11 = a110.b11+a111.b 12+a112.b13+a210.b21+a211.b22+a212.b 23
C12 = a110.b12+a111.b 13
+a210.b 22+a211.b23
C13 = a110.b13
+a210.b 23
C21 = a120.b11+a121.b 12+a122.b13+a220.b21+a211.b22+a222.b 23
C22 = a120.b12+a121.b 13
+a220.b 22+a221.b23
C23 = a120.b13
+a220.b23
(2.20)
Pada bahasan kali ini penulis memilih teknik RCCP dengan menggunakan
Bill of Labor. Teknik ini dikenal dengan teknik yang sederhana dan aplikatif.
Berikut ini dapat dilihat alasan kenapa pendekatan Bill of Labor ini yang
MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY
PLANNING (RCCP)
DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN
SIDOARJ O
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
RIA AMALIA
0832010085
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
penelitian
dengan
judul
“PERENCANAAN
KAPASITAS
WAKTU
PRODUKSI DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING
( RCCP ) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN
SIDOARJ O”.
Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2.
Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
3.
Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM . Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri
4.
Bapak Drs. Pailan, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5.
Bapak Ir. Sumiati, MT selaku dosen pembimbing I
6.
Ibu Ir. Budi Santoso, MMT selaku dosen pembimbing II
7.
Bapak Drs. Gatot Prayogo selaku pembimbing lapangan
8.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9.
Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu tercinta, adik2Q yang memberi doa dan
dorongan
baik
secara
material
maupun
spiritual
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10.
TieQ yang menemani disaat senang maupun sedih.
11.
Seluruh angkatan 2008 TI paralel C khususnya (Dwi, Leefah, Nia, Jaja)
Loph You...
12.
Seluruh angkatan 2008 TI dari paralel A sampai D, Asslab Sistem Informasi
dan Manajemen
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.
Surabaya, 9 Februari 2012
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….......
viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………......
ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………...
xi
ABSTRAKSI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………...............................
1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………………
2
1.3. Batasan Masalah …………………………………………………….....
2
1.4. Asumsi-Asumsi ………………………………………………………..
3
1.5. Tujuan Penelitian ………………………………………………………
3
1.6. Manfaat Penelitian …………………………………………………….
4
1.7. Sistematika Penulisan ………………………………………………….
4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Produksi ……………………………………………........
6
2.1.1. Sifat-sifat Perencanaan Produksi.....................…………………...
7
2.1.2. Jenis-jenis Perencanaan Produksi...... .................………………...
7
2.1.3. Perencanaan Produksi Agregat.......................................... ……...
8
2.2. Perencanaan Kapasitas Produksi …………………………………........
11
2.2.1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek …………………….…....
12
2.2.2. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah ……………………....
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang...………………………..
12
2.3. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas ………………………………….....
14
2.4. Perencaan Kapasitas Kasar (RCCP)...………………………………….
16
2.4.1 Teknik-teknik RCCP ………………………….............................
18
2.5. Jadwal Induk Produksi (MPS, Master Production Schedule) ………....
22
2.6 Pengukuran Kerja................................................... ………………........
24
2.6.1 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti …………………...
25
2.6.2 Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ……………….....
27
2.6.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Waktu Kerja …………….............
29
2.6.4 Melakukan Pengukuran Waktu ………………………….............
30
2.6.5 Perhitungan Waktu Baku …………………………......................
35
2.6.6 Faktor Penyesuaian.... …………………………...........................
36
2.6.7 Faktor Kelonggaran.... …………………………...........................
38
2.6.7.1 Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi …………………....
40
2.6.7.2 Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Fatique …...........
41
2.6.7.3 Kelonggaran untuk Hambatan-hambatan Tak Terhindari.....
42
2.7. Peramalan............................................................................... …………
43
2.7.1 Jenis-jenis Peramalan.......................... ………..…......…………...
43
2.7.2. Karakteristik Peramalan yang Baik....... …………………………
43
2.7.3. Langkah-langkah Peramalan................. …………………………
46
2.7.4. Beberapa Sifat Hasil Peramlan.............. …………………………
46
2.7.5. Metode Peramalan................................. …………………………
47
2.7.6. Kegunaaan Metode Peramalan.............. …………………………
46
2.7.7. Kriteria Pemilihan Metode.................... …………………………
48
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.7.8. Analisis Deret Waktu............................ …………………………
50
2.7.9. Metode yang Digunakan dalam Time Series....... ………………
52
2.7.10. Pola Permintaan....................................... ………………………
54
2.7.11.Verifikasi dan Pengendalian Peramalan (Moving Range
56
Chart=MRC)
2.8.Waktu Produksi Tersedia ………………………………………….......
58
2.9 Peneliti Terdahulu........................................... …………………………
59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………
3.2. Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ……………………….
63
3.2.1. Identifikasi Variabel ……………………………………………..
63
3.2.2. Definisi Operasional Variabel …………………………………...
63
3.3. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………
65
3.4. Metode Pengolahan Data ……………………………………………...
66
3.5. Langkah-Langkah Dan Pemecahan Masalah ………………………….
67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data …………………………………………………….
77
4.1.1. Data Jam Kerja Dan Hari Kerja Karyawan ……….......................
77
4.1.2. Data Jumlah Tenaga Kerja dan Mesin
Produksi............................................……………….....................
78
4.1.3. Data Permintaan dan Data Produksi Produk Shaft Spindle
Routher (Januari 2011 – Desember
2011)………………..........................................…………………...........
78
4.1.4 Pengukuran Waktu Kerja...…............………………....
79
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.5 Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Pekerja Tiap
Kegiatan......................................................................................…………...
81
4.1.6 Data Biaya Produksi...........................………………….................
82
4.1.6.1 Data Biaya Bahan Baku…………....................................
82
4.1.6.2 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung..................................
84
4.1.6.3 Data Biaya Overhead Pabrik.............................................
84
Pengolahan Data ................................................................................
85
4.2.1 Data Perhitungan Biaya Produksi Perusahaan (TCA).................
85
4.2.
4.2.2 Perhitungan Biaya Produksi Metode Rought Cut Capacity
Planning (TCB)......................................................................................
86
4.2.2.1 Uji Keseragaman Data.....................................................
86
4.2.2.2 Waktu Baku.....................................................................
88
4.2.2.3 Persediaan Waktu Produksi (Rated Production
Time).......................................................................................................
88
4.2.2.4 Jadwal Induk Produksi......................................................
89
4.2.2.5 Perhitungan RCCP pada Proses Turning..........................
90
4.2.2.6 Perencanaan Produksi Menggunakan Metode Rought Cut
Capacity Planning (RCCP)............................................................
92
4.2.3 Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Rought Cut
92
Capacity Planning
(TCB)..................................................................
94
4.2.3.1 Biaya Bahan Baku.............................................................
94
4.3.1 Uji Kecukupan Data......................................................................
101
4.3.1.1 Matrik Produksi Tahun 2011............................................
102
4.3.1.2 Matrik Waktu Baku.......................................................
102
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.3 Perencanaan Kapasitas Waktu Produksi Tahun 2012
4.5.
Waktu Tersedia.............................................................................
103
4.3.1.4 Peramalan Permintaan Tahun 2012...................................
104
4.3.1.5 Menghitung Masing – masing Kesalahan Peramalan......
105
4.3.2.4 Pengaturan Schedule Kerja..............................................
113
4.3.2.5
Penambahan Jam Lembur Pada Setiap Stasiun Kerja....
115
Hasil dan Pembahasan......................................................................
121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………....
124
5.2. Saran ……………………………………………………………….......
125
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Gambaran Umum Perusahaan dan Sejarah Perusahaan
Lampiran II
Pengukuran Kerja
Lampiran III Perhitungan Waktu Kerja, Perhitungan Faktor Penyesuaian dan
Faktor Kelonggaran
Lampiran IV Perhitungan WINQSB
Lampiran V
Perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Lampiran VI Perhitungan Waktu Tersedia
Lampiran VII Tabel Allowance
Lampiran VIII Tabel Apendix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Proses Perencanaan dan Penjadwalan Produksi ……………………
9
Gambar 2.2.
Prosedur Perencanaan Produksi Agregat …………………………..
10
Gambar 2.3.
Hubungan Perencanaan Kapasitas dengan Pengendalian Produksi...
13
Gambar 2.4.
Peranan RCCP dalam Perencanaan dan Pengendalian Produksi …..
17
Gambar 2.5.
Peta Kontrol Untuk Keseragaman Data …………………………… 34
Gambar 2.6.
Trend Component (Pola Trend)…………………………………….. 54
Gambar 2.7.
Seasonal Component (Pola Musiman) ……………………………..
54
Gambar 2.8.
Cylikal Component (Pola Siklis) …………………………………..
55
Gambar 2.9.
Random Component (Pola Acak) ………………………………….
55
Gambar 2.10. Peta Kontrol Peramalan Moving Range Chart (MRC) …………….
58
Gambar 3.1.
Flow Chart Pemecahan Masalah …………………………………...
69
Gambar 4.1.
Plot Diagram Permintaan Shaft Spindle Routher
87
Gambar 4.2.
Peta Kendali Moving Range
90
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
RCCP dengan BOL …………………………………………………
19
Tabel 2.2.
RCCP Dengan Profil Sumber Daya ………………………………….
21
Tabel 2.3.
Tabel Pengukuran Waktu Kerja ……………………………………...
31
Tabel 2.4.
Tabel Performance Rating dengan Sistem Westing House …………..
36
Tabel 2.5.
Tabel besarnya kelonggaran (allowance) ……...........................……..
39
Tabel 4.1.
Jam Kerja dan Hari Kerja Karyawan....................................................
77
Tabel 4.2
Jumlah Tenaga kerja dan Jumlah Mesin...............................................
78
Tabel 4.3
Data Pemintaan Shaft Spindle Routher.................................................
79
Tabel 4.4.
Pengamatan waktu proses Turning......................................................
80
Tabel 4.5.
Pengamatan waktu proses Fitting.........................................................
80
Tabel 4.6.
Pengamatan waktu proses Milling.........................................................
80
Tabel 4.7.
Pengamatan waktu proses HTM............................................................
80
Tabel 4.8.
Pengamatan waktu proses Grinding.....................................................
81
Tabel 4.9.
Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Tiap Kegiatan Kerja................
81
Tabel 4.10
Tabel Pengolahan Data Proses Turning...............................................
82
Tabel 4.11. Hasil Uji Keseragaman Data.............................................................
85
Tabel 4.12. Hasil Uji Kecukupan Data.................................................................
85
Tabel 4.13. Perhitungan Waktu Normal, Waktu Siklus dan Waktu Baku.............
86
Tabel 4.14. Nilai Kesalahan Peramalan Dari Berbagai Metode Peramalan...........
88
Tabel 4.15. Perhitungan Moving Range................................. ................................
89
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.16. Data Hasil Peramalan Permintaan Produk Bulan Januari 2012Desember 2012.....................................................................................
91
Tabel 4.17. Jadwal Induk Produksi Produk..............................................................
92
Tabel 4.18. Matrik Produksi Tahun 2012................................................................
93
Tabel 4.19. Matrik Waktu Baku...............................................................................
93
Tabel 4.20. Hasil RCCP Dalam Satuan Jam...........................................................
95
Tabel 4.21. Perbandingan Kapasitas Waktu Produksi RCCP Dengan Kapasitas
Waktu Produksi Tersedia......................................................................
97
Tabel 4.22. Jumlah Tenaga Kerja di Perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
metode RCCP.............................................................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
99
ABSTRAKSI
PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI
DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP )
Dalam memasuki Era pasar bebas dimasa ini semua perusahaan yang
bergerak di bidang industri diharapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat
persaingan yang kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk
merencanakan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan
tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai, sehingga diharapkan keuntungan
perusahaan akan meningkat.. Dalam pemenuhan kebutuhan akan produk oleh
konsumen, perusahaan perlu memperhatikan Perencanaan kapasitas dan
pengendalian aktivitas produksi yang harus dilakukan dalam pemenuhan order di
pasar.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo adalah perusahaan yang
bergerak dalam industri pembentuk logam., pembentuk logam yang dihasilkan
oleh UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo adalah Spare part,
Moulding matras, Shaft Spindle Routher. UPT Industri Logam dan Perekayasaan
Sidoarjo sendiri khususnya dalam bagian Shaft Spindle Routher, terkadang
mengalami perbedaan hasil produksi dengan peramalan data sebelumnya, yang
mengakibatkan proses produksinya terhenti yang berakibat penambahan jam
lembur atau tenaga sub kontrak, dan juga berpengaruh pada banyaknya
permintaan konsumen. Maka kendala yang di hadapi adalah apakah kapasitas
waktu produksi sudah dapat memenuhi permintaan konsumen.
Rought Cut Capacity Planning merupakan “analisis untuk menguji
ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia didalam memenuhi jadwal
induk produksi (Master Production Schedule) yang telah ditetapkan” dengan
Teknik Bill Of Labor (BOL).
Dari hasil penelitian, Dari lima stasiun kerja di UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo terdapat 4 stasiun kerja masih mengalami kekurangan
kapasitas produksi yaitu pada stasiun kerja Turning dengan rincian bulan Januari
sebesar 212.27 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan Desember 2012
berturut-turut sebesar 851.48 Jam/Bulan untuk Proses Fitting dengan rincian
bulan Januari sebesar 5.05 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan Desember
2012 berturut-turut sebesar 261,163 Jam/Bulan untuk Proses HTM dengan rincian
bulan Januari sebesar 75.67 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai dengan
Desember 2012 berturut-turut sebesar 629.08 Jam/Bulan untuk Proses Grinding
dengan rincian bulan Januari sebesar 85.2 Jam/Bulan, untuk bulan Feb sampai
dengan Desember 2012 berturut-turut sebesar 543.72 Jam/Bulan Sehingga perlu
adanya penambahan mesin dan tenaga kerja di stasiun kerja proses Turning,
Fitting dan HTM, dan Grinding
Kata Kunci : Kapasitas, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut
Capacity Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).
xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRACT
PRODUCTION CAPACITY PLANNING TIME
ROUGHT USING CUT PLANNING CAPACITY (RCCP)
In entering the free market during this era of all companies engaged in the
industry are expected on an issue that is the level of competitive rivalry. This
requires the company to plan its production capacity to meet market demand in a
timely manner and with the appropriate amount, so expect company profits will
increase. In fulfillment of demand for goods by consumers, companies need to
consider the capacity planning and controlling production activities to do in
fulfillment of orders in the market.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo a company engaged in the
industry metal., metal produced by UPT Industri Logam dan Perekayasaan
Sidoarjo is Spare part, Moulding matras, Shaft Spindle Routher. UPT Industri
Logam dan Perekayasaan Sidoarjo itself especially in the Shaft Spindle Routher,
sometimes have differences with the forecasting production results earlier data,
which resulted in the production process stalled overtime hours resulting in the
addition or sub-contract workers, and also affect consumer demand and. So the
constraints in face is whether the capacity of the production time was able to meet
consumer dema.
Rought Cut Capacity Planning is "analysis to test the availability of capacity of
production facilities that are available in the meeting master production
scheduling (Master Production Schedule) which has been established" with
Engineering Bill Of Labor (BOL).
From the result, of the four work stations at UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo there are 4 stations are still experiencing shortage of
production capacity that is at work stations and Turning with details in January of
751,09 Hours / Month, Feb to December 2012 up to a row of 901,52 Hours /
Month for Fitting in January of 202,657 Hours / Month, Feb to December 2012 up
to a row of 261,163 Hours / Month, HTM in January of 502.66 Hours / Month,
Feb to December 2012 up to a row of 9738,7 Hours / Month, Grinding in January
of 85.2 Hours / Month, Feb to December 2012 up to a row of 543.72 Hours /
Month Thus the need for additional machinery and labor in the work station and
Turning, Fitting, HTM Grinding.
Keywords: Capacity, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut Capacity
Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).
xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri
dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin
kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk merencanakan kapasitas
produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan dengan
jumlah yang sesuai, sehingga diharapkan keuntungan perusahaan akan meningkat.
Perencanaan produksi merupakan kegiatan yang bertujuan arah awal dari
tindakan – tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Oleh karena
itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan
dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi
secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo merupakan suatu industri
bersifat job order berdasarkan permintaan yang bergerak di bidang perencanaan
dan pembuatan perkakas pembentuk logam. UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian untuk
memenuhi permintaan konsumen dan telah melakukan perencanaan produksi,
tetapi pelaksanaanya tersebut hanya berdasarkan hasil
penjualan periode
sebelumnya, sehingga memungkinkan terjadinya waktu produksi yang tidak
optimal dan mengharuskan adanya penambahan waktu produksi (jam lembur).
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Untuk menyelesaikan permasalahan di perusahaan tersebut digunakan
metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP) dengan membutuhkan data-data
waktu produksi yang tersedia, untuk memenuhi permintaan konsumen. Waktu
produksi secara umum diukur dalam bentuk waktu (jam/bulan) yang ditunjukkan
berdasarkan kemampuan manusia dengan bantuan mesin yang tersedia pada setiap
periode operasi.
Dengan menggunakan metode Rought Cut Capaciy Planning tersebut
diharapkan perusahaan mampu membuat perencanaan produksi yang tepat
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen.
1.2.
Perumusan Masalah
Perumusan pokok masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini
berdasar latar belakang diatas. Permasalahan yang timbul adalah “Bagaimana
merencanakan kapasitas waktu produksi dengan RCCP?”
1.3.
Batasan Masalah
Dalam penulis tugas akhir ini perlu dilakukan pembatasan masalah, agar
dalam pelaksanaan penelitian tertuju pada tujuan penelitian ini.
Adapun batasan – batasan tersebut adalah :
1. Data permintaan Shaft Spindle Routher pada UPT Industri Logam dan
Perekayasaan Sidoarjo yang diambil adalah periode bulan Januari 2011
sampai dengan Desember 2011.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
2. Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi yang dibahas hanya
perencanaan waktu produksi menggunakan Rought Cut Capacity Planning
( RCCP ) berdasarkan Bill Of Labor ( BOL )
3. Jenis produk yang akan dibahas adalah produk Shaft Spindle Routher dan
pada perusahaan ini tidak memperhitungkan biaya ( financial yang terkait )
1.4.
Asumsi
Asumi penelitian dalam masalah perencanaan produksi untuk produk Shaft
Spindle Routher adalah sebagai berikut:
1.
Proses
produksi
tidak
mengalami
perubahan
selama
penelitian
dilaksanakan.
2.
Tidak ada perubahan spesifikasi produk selama penelitian dilakukan.
3.
Fasilitas produksi berjalan pada kondisi normal dan lancar.
4.
Material dan bahan-bahan penunjang lainnya selalu tersedia.
5.
Tidak menghitung persediaan produk.
1.5.
Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas maksud dari perumusan masalah diatas maka penulis
membuat tujuan penelitian, yaitu :
1.
Menentukan kapasitas waktu produksi di tiap – tiap stasiun kerja di UPT
Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo dilihat dari waktu produksi
tersedia.
2.
Merencanakan kapasitas waktu produksi yang optimal untuk memenuhi
permintaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.6.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitihan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi perusahaan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
2.
Bagi Peneliti
Adalah sebagai bahan komperatif bagi peneliti sehingga dapat mengadakan
perbandingan antara teori yang diajarkan di bangku kuliah dengan praktek
nyata yang ada di perusahaan.
3.
Bagi Universitas
Menambah referensi karya penelitian tentang perencanaan kapasitas
produksi di perpustakaan dan diharapkan bisa bermanfaat bagi mahasiswa
yang melakukan tugas akhir.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, saya selaku penulis membuat suatu
susunanpenulisan secara sistematik.
Tugas akhir ini akan dibahas dalam bab-bab sebagai berikut ;
BAB I
:
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan
penelitian,
batasan
masalah,
asumsi-asumsi,
penelitian, serta sitematika penulisan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
manfaat
5
BAB II :
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi pembahasan
permasalahan dan tinjauan kepustakaan lainnya
yang turut
mendukung permasalahan.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas langkah-langkah yang digunakan didalam
melakukan pemecahan masalah sehingga penyusunan tugas akhir ini
dapat lebih terarah maksud dan tujuannya.
BAB IV :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi
tentang pengumpulan data-data yang diperlukan
didalam memecahkan masalah tersebut sehingga permasalahan dapat
diolah dan dipecahkan dengan baik, disamping itu juga menyajikan
penyelesaian masalah dan analisa-analisa yang didapat dari hasil
pengolahan data sebelumnya.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup penulisan yang menguraikan kesimpulan
akhir dari penulis dan saran-saran yang dapat diberikan penulis
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA,
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan kegiatan yang bertujuan arah awal dari
tindakan – tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Oleh karena
itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan
dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi
secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
Pekerjaan pengendalian produksi akan sangat bergantung pada ada
tidaknya penyimpangan dalam pelaksanan produksi terhadap rencana produksi
yang telah dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka
perlu diadakan tindakan – tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan
yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan ini akan menjadikan dasar dalam
menyusun rencana produksi selanjutnya.
Menurut Nasution Arman Hakim, (2005) dengan mempersiapkan rencana
produksi, kita harus memikirkan bahwa jika ada permintaan yang harus dipenuhi,
maka terdapat terdapat tiga macam sumber yang dapat digunakan dalam
mempersiakan rencana produksi yaitu :
1. Persediaan yang ada atau yang sedang dilakukan.
2. Persediaan yang ada atau yang masih digudang.
3. Produksi dan persediaan yang masih ada.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.1. Sifat – sifat Per encanaan Pr oduksi
Peranan perencanaan produksi adalah mengkoordinasikan kegiatan dari
bagian – bagian yang langsung dan tidak langsung menjadwalkan, dan
mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai
output yang dihasilkan sehingga perusahaan betul – bertul dapat menghasilkan
barang dan jasa dengan efektif dan efisien.
Dalam
menjadwalkan
kegiatan
produksi
tersebut
maka
tahap
perencanaanya harus mempunyai sifat berjangka waktu, berjenjang, terpadu,
terukur, berkelanjutan, realistis, akurat, dan menantang.
2.1.2. J enis – jenis Per encanaan Pr oduksi
Menurut Nasution Arman Hakim, (2005) Dalam perencanaan produksi
terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup
perencanaan produksi tersebut, yaitu :
1.
Perencanaan produksi jangka panjang
Perencanaan biasanya melihat 5 tahun atau lebih kedepan. Dalam artian
perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek apa yang
muncul dimasa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang
diperlukan dalam menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2.
Perencanaan produksi jangka menengah
Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon antara 1
sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah
ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan ini
didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
daya produktif yang ada
( jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya
produksi, jumlah supplier, dan subkontraktor ), dengan asumsi kapasitas
produksi relatif tetap.
3.
Perencanaan produksi jangka pendek
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan
kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaanya adalah berupa jadwal
produksi. Tujuan dari dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan
permintaan actual
( yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang
diterima ) dengan sumber daya yang tersedia ( jumlah departemen, waktu
shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki
dan peralatan yang ada ), sesuai batasan – batasan yang ditetapkan pada
perencanaan agregat.
2.1.3.
Perencanaan pr oduksi agr egat
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup
persediaan, penjadwalan kapasitas, dan sumber daya. Semakin besar fasilitas
industry, masalah perencanaan dan pengendalian menjadi semakin sukar. Bagian
perencanaan dan pengendalian produksi harus menjadwalkan produksi untuk
memenuhi permintaan berbagai produk yang berbeda, sehingga jadwal induk yang
memenuhi kebijaksanaan operasi dan pelayanan konsumen perusahaan harus
dicari. Kusuma Hendra, (2002)
Menurut Baroto Teguh, (2002) Perencanaan produksi agregat merupakan
produksi jangka menengah. Perencanaanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau
bisa bervariasi dari 1 sampai 3 tahun. Perencanaan tersebut tergantung pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Tujuan dari perencanaan agregat
ini adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada
waktu yang tepat dengan menggunakan sumber – sumber atau alternative –
alternative yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk.
Perencanaan agregat ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi
yang dipakai untuk penyusunan jadwal induk produksi ( JIP ).
Secara umum perencanaan produksi agregat dapat digambarkan sebagai berikut :
Peramalan
Kebutuhan Gudang
Penyesuian Persediaan
Kebutuhan Komponen
dan Pemeliharaan
Estimasi
Permintaan
Pesanan - pesanan
Perencanaan Produksi
Agregat
MPS
RCCP
Gambar . 2.1.
Proses Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Sedang yang dimaksud dengan perencanaan produksi yaitu bagaimana
mengolah data yang ada, mulai dari meramalkan permintaan konsumen,
menentukan kapasitas dan fasilitas produksi yang digunakan dan terakhir
mengalokasikan permintaan yang ada pada alternative produksi yang dapat
digunakan. Sehingga secara lebih sederhana pembuatan rencana produksi Agregat
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Nasution Arman Hakim, (2005)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERIODIK
PHASE 2
Smooth Utilisasi
Kapasitas
PHASE 3
Penentuan Alternatif
Produksi yang Layak
PHASE 1
Peramalan
Permintaaan Agregat
Time Series With
Seasionals
Moving Average
Exponential
Smoothing
PHASE 4
REGULER
Produk
Komplementer
Alokasi Pemintaan
PadaPeriode Produksi
Penetapan
Tenaga Kerja :
Over time
Undertime
Biaya Linier
Trial and
Error
Harga
Waktu Pengiriman
yang Fleksibel
Variabel Tenaga
Kerja :
Penyewaan
Pemberhen
tian
Inventory
Linear
Programming :
Transporta
tion
Simplex
Biaya Non Linear
Yang Lain
Promosi
Backorder
Linear
Decision Rute
Subkontrak
Yang Lain
Gambar 2.2.
Prosedur Perencanaan Produksi Agregat
Heuristik dan
Penentuan Model
(cocok untuk semua
tipe biaya)
Setelah perencanaan agregat dibuat, maka hasilnya akan di disagregatkan
kedalam kebutuhan – kebutuhan tahapan waktu untuk masing – masing jenis
produksi ( individual product ). Perencanaan disagregat ini disebut Jadwal Induk
Produksi ( master production schedule, MPS ). Jadwal induk produksi ini
biasanya menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selam periode waktu antara
6 sampai 12 bulan. Jadwal induk produksi ( MPS ) bukanlah merupakan
peramalan, tetapi lebih merupakan suatu jadwal yang berisi tentang “ kapan “
produksi harus diselesaikan MPS semakin berperan dalam sistem manufaktur
yang besar.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.
Perencanaan Kapasitas Pr oduksi
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah output ( produk ) maksimum yang
dapat menghasilkan suatu fasilitas produksi dalam selang waktu tertentu. Dari
definisi tersebut, kapasitas terbagi atas tiga perspektif yaitu :
a. Kapasitas Desain
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di mana
tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau
cacat, dan perawatan hanya yang rutin.
b. Kapasitas Efektif
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi
tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas
desain.
c. Kapasitas Aktual
Kapasitas ini menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh
fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan
sama dengan kapasitas efektif.
Perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor
produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain,
keputusa
–
keputusan
yang
menyangkut
kapasitas
produksi
harus
mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut,
termasuk di dalamnya efisiensi dan utilitasnya, adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas
bahan yang digunakan, sikap dan motifasi tenaga kerja, perawatan mesin /
fasilitas, serta rancangan pekerjaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1. Perencanaan Kapasitas J angka Pendek
Dalam
jangka
pendek
perencanaan
kapasitas
digunakan
untuk
pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah
sesuia dengan rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan kapasitas jangka
pendek inidilakukan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan
kedepan.
2.2.2. Perencanaan Kapasitas J angka Menengah
Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat
apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang
telah ditetapkan. Proses disagregasi telah mengahsilkan sutu jadwal induk
produksi yang “ kasar “. Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas,
maka jadwal tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang
lebih realistis.
Kurun waktu perencanaan kapasitas produksi yang dicakup ialah satu
bulan sampai dengan satu tahun kedepan. Perencanaan dalam tahap jangka
menengah ini diperlukan tambahan tools, waktu lembur, waktu shift kerja
tambahan, dilakukannya subkontrak, atau penjadwalan yang lebih ketat.
2.2.3. Perencanaan Kapasitas J angka Panjang
Dalam jangka panjang ( dengan kurun satu sampai dengan lima tahun ke
depan ) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomisasi
fasilitas produksi. Hal yang terpentik dalam perencanaan kapasitas jangka panjang
ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau produk –
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
produk baru yang akan dibuat. Adapun hubungan aktivitas Perencanaan Kapasitas
Produksi dengan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Kusuma Hendra, (2004)
Jangka Panjang
Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya
Perencanaan Produksi
Peramalan
Perencanaan Kapasitas
Rought - Cut
Jadwal Induk Produksi
Perencanaan
Disagregat
Perencanaan Produksi
Jangka Menengah
Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas
Perencanaan Kebutuhan Bahan
Jangka Pendek
Pengendalian
input / output
Pengendalian Aktivitas
Produksi
Penjadwalan Produksi
Gambar . 2.3.
Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan
Perencanaan / Pengendalian Produksi
( Sumber : Manajemen Produksi, Kusuma Hendra, 2004 )
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Perencanaan kebutuhan kapasitas dapat mengidentifikasi area yang
mengalami overload dan underload sehingga dapat diketahui tindakan apa yang
harus di ambil. Ada 4 level dalam hierarki perencanaan kapasitas yang di urutkan
dari level tertinggi sampai terendah yaitu :
a. Resource Requirements Planning ( RRP )
Merupakan urutan tertinggi (level pertama) dari hierarki perencanaan
kapasitas (capacity planning hierarchi) yang menjadi tanggung jawab dari
manajemen puncak (top menegement) secara keseluruhan berkaitan dengan
tenaga kerja, target inventory, serta keterbatasan fasilitas dan pabrik. Resource
Requirements Planning (RRP) melakukan validasi (pengujian) terhadap
Production Planning yang juga berada dalam urutan tertinggi (level pertama)
dari hierarki perencanaan prioritas.
b. Rough Cut Capacity Planning ( RCCP )
Merupakan urutan kedua dari hierarki perencanaan kapasitas yang berperan
dalam pengujian MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga
menempati urutan kedua dalam perencanaan hierarki perencanaan prioritas,
guna menetapkan sumber-sumber daya spesifik tertentu, khususnya yang
diperkirakan akan menjadi potensial bottlenecks.
c. Capacity Requirement Planning ( CRP )
Merupakan urutan ketiga dari hierarki perencanaan kapasitas
yang
memberikan penilaian secara terperinci dari sumber-sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pesanan-pesanan menufakturing yang
diciptakan melalui proses MRP.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keuntungan dari CRP:
•
Memberikan time-phase visibility dari ketidakseimbangan kapasitas dan
beban.
•
Mengkonfirmasi bahwa kapasitas cukup, ada pula basis kumulatif
sepanjang horizon perencanaan.
•
Mempertimbangkan ukuran lot spesifik dan routings
•
Menghilangkan erratic lead time dengan cara memberikan data untuk
memuluskan beban sepanjang pusat-pusat kerja.
Kelemahan dari CRP:
•
Hanya
dapat
diterapkan
terutama
perhitungan
yang
dalam
job
shop
sehingga
harus
lingkungan
manufacturing.
•
Membutuhkan
banyak
sekali,
menggunakan komputer.
•
Sering
menghasilkan
perhitungan
terperinci
yang
menyesatkan
(misleading), khususnya planned queue times.
•
Tidak mampu memberikan informasi terperinci yang tepat dalam periode
harian (day-to-day) sehingga keputusan jangka pendek menjadi sulit
diambil secara tepat.
d. Capacity Control
Merupakan urutan terakhir (keempat) dari hierarki perencanaan kapasitas yang
berfungsi mengendalikan kapasitas. Tindakan-tindakan pengendalian meliputi:
sekuens operasi (operasi sekuencing) dan pengendalian input-output (inputoutput control) yang memberikan daftar dari tugas-tugas yang telah
diselesaikan dan penilaian terperinci.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4. Perencanaan Kapasitas Kasar (RCCP)
Perencanaan kapasitas kasar (Rought-cut Capacity Planning, RCCP)
kemudian dibuat untuk menganalisa kemampuan dari kapasitas pabrik pada titiktitik kritis dari proses produksi berdasarkan MPS yang telah dibuat RCCP menitik
beratkan pada operasi-operasi khusus seperti assembling akhir, pengecatan
mungkin terjadi. Dengan kata lain, RCCP akan menentukan kelayakan dari MPS
yang dibuat, dimana RCCP akan mengkonvensi MPS menjadi kebutuhankebutuhan kapasitas untuk sumber daya-sumber daya utama dengan keterbatasanketerbatasan kapasitas yang ada. Jika MPS tidak layak, maka MPS harus direvisi,
sehingga MPS tersebut tetap sesuai dengan keterbatasan kapasitas yang ada.
( Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Nasution Arman Hakim, 2005 ).
RCCP merupakan urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas
kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS, RCCP melakukan validasi
terhadap MPS yang juga menempati urutan kedua dalam hirarki perencanaan
prioritas produksi. Guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya
yang diperkirakan menjadi hambatan potensial (potensial bottleneck) adalah
cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membantu
manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan memberikan informasi tentang
tingkat produksi di masa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Jadi penyesuaian MPS akan dilakukan berdasarkan hasil dari analisa
RCCP ini. Salah satu teknik pada proses RCCP adalah perencanaan kapasitas
dengan menggunakan faktor-faktor keseluruhan. Teknik ini mengalokasikan
kebutuhan-kebutuhan kapasitas untuk departemen-departemen, individu atau
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pusat-pusat kerja berdasarkan data beban kerja dimasa lalu RCCP pada umumnya
mencakup periode 3 bulanan. Gaspersz Vincent, (1998)
Suatu produk dibuat pada beberapa stasiun kerja. Teknik RCCP digunakan
untuk verikasi/menjelaskan kapasitas pada setiap stasiun kerja. Dalam teknik ini
dibandingkan antara beban mesin yang diperlukan dengan kapasitas yang
sesuai/diperlukan pada setiap stasiun kerja. (Fogarty Blackstone : Hoffmann,
1991)
Apabila permintaan konsumen melebihi kapasitas produksi yang ada maka
akan berdampak, seperti :
a. Material terlanjur dibeli dan dibawa ke Shop kemudian dikerjakan atau
diproses.
b. Terjadi antrean
c. Lead Time tinggi (waktu penyelesaian produksi)
Untuk itu dilakukan validasi MPS dengan penekanan pada kapasitas yaitu
RCCP.
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Manajemen
Demand
Jadwal Induk
Produksi
Perencanaan Kapasitas
Kasar (RCCP)
Perencanaan
Material
Perencanaan
Kapasitas
Pengendalian
Material
Pengendalian
Kapasitas
Pengendalian
Input/output
Siklus Operasi
Gambar 2.4
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi
(Fogarty : Blackstone : Hoffman : 1999)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jangka
Pendek
2.4.1
Teknik-teknik RCCP
Ada 3 teknik yang dipakai untuk mengembangkan laporan pembebanan
mesin dalam menentukan kapasitas yang diperlukan :
1.
Perencanaan Kapasitas menggunakan seluruh faktor (Capacity Planning
Using Overall Factor, CPOF)
Perencanaan kapasitas ini membutuhkan data input sebagai berikut :
a. MPS
b Waktu yang diperlukan bagi keseluruhan pabrik dalam memproduksi 1
typical part
b. Data historis tentang perbandingan antara waktu produksi total dengan
waktu produksi di masing-masing.
Total Waktu Produksi = typical time x jumlah produksi (MPS)
Waktu produksi pada tiap mesin atau sumber daya kunci :
Total waktu produksi x proporsi
2.
Waktu _ me sin
Waktu _ total
(2.17)
Pendekatan Bill of Labor
Yaitu daftar waktu penyelesaian suatu produk pada setiap work center yang
digunakan oleh operator. Data input yang diperlukan antara lain :
- MPS
- Matrik-matrik yaitu Matrik waktu baku dan matrik produksi
- RCCP =(Matrik waktu baku) x (Matrik Produksi)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
(2.18)
Tabel 2.1 RCCP dengan BOL
Matrik Waktu Baku
Produk
P
WC
1
a11
2
a12
3
a13
Matrik Produksi
Bulan
Pr oduk
P1
J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
b 11
b12
b13
b 14
b 15
b16
b17
b 18
b 19
b110 b 110
Contoh BOL : 2 Produk, 2 Bulan, 2 Work Center
Matrik Waktu Baku
Pr oduk
P1
P2
WC1
a11
a12
WC2
a21
a22
WC
Matrik Produksi
Bulan
M1
M2
P1
b11
b 12
P2
b21
b 22
M1
M2
c11
c12
Produk
RCCP
Bulan
WC
WC1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
N
D
b112
WC2
c21
c22
C11 = a11b 11 + a12b 21
C12 = a11b 12 + a12b 22
C21 = a21b 11 + a22b 21
C22 = a21b 12 + a22b 22
n
Cij =
∑
a
jk
.b kj
(2.19)
k =1
Dimana :
Cij = Waktu produksi yang direncanakan pada work center k periode j
Aik= Waktu baku k di work center i
Bkj= Produk k pada periode j
2. Profil Sumber Daya (Resources Profile)
Pada dua pendekatan sebelumnya diasumsikan semua komponen dibuat
pada periode yang sama dengan produk akhir, namun dalam kenyataan tidak
demikian karena setiap komponen dari produk akhir mempunyai waktu
penyelesaian yang berbeda sehingga lead timenya juga berbeda.
Pada pendekatan ini tetap menggunakan BOL, namun waktu bagi tiap
departemen (WC) disesuaikan dengan lead time dari setiap part.
(Donald, Fogarty dkk, 1991)
Contoh pendekatan profil sumber daya, 2 produk, 2 work center, 3 bulan
horizon, 3 bulan lead time.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2
RCCP dengan Profil Sumber Daya
Profil Sumber Daya
Wor k Center I
Duedate
2
Produk
1
0
Bulan
Produk
M1
M2
M3
P1
a112
a111
a110
P1
b 11
b12
b 13
P2
a212
a211
a210
P2
b 21
b22
b 23
Work center 2
RCCP
Wor k Center II
Bulan
Duedate
Produk
2
1
0
WC
M1
M2
M3
P1
a122
a121
a120
P1
b 11
b12
b 13
P2
a222
a221
a220
P2
b 21
b22
b 23
Jadwal Induk :
C11 = a110.b11+a111.b 12+a112.b13+a210.b21+a211.b22+a212.b 23
C12 = a110.b12+a111.b 13
+a210.b 22+a211.b23
C13 = a110.b13
+a210.b 23
C21 = a120.b11+a121.b 12+a122.b13+a220.b21+a211.b22+a222.b 23
C22 = a120.b12+a121.b 13
+a220.b 22+a221.b23
C23 = a120.b13
+a220.b23
(2.20)
Pada bahasan kali ini penulis memilih teknik RCCP dengan menggunakan
Bill of Labor. Teknik ini dikenal dengan teknik yang sederhana dan aplikatif.
Berikut ini dapat dilihat alasan kenapa pendekatan Bill of Labor ini yang