Pengaruh Tripusat Pendidikan Terhadap Keberhasilan Peserta Didik

(1)

Makalah Pengaruh Tripusat Pendidikan

Terhadap Keberhasilan Peserta didik

(di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar Pendidikan )

DISUSUN OLEH :

Fetty Siti Barokah

NIM :13222023

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun


(2)

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan sosiologi.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Garut, januari 2014

penulis

DAFTAR ISI


(3)

KATA PENGANTAR... BAB I LATAR BELAKANG... 1.1.Latar Belakang... BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi lingkungan pendidikan... a.Pengertian lingkungan pendidikan... 1 b.Fungsi lingkungan pendidikan...2 2.2.Pengertian tripusat Pendidikan... a.Keluarga...2 b. Sekolah...3 c. Masyarakat...4 2.3. Pengaruh Tripusat Pendidikan terhadap Keberhasilan Peserta didik....7 BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan... 9 3.2 saran ... 9 Daftar Pustaka... 10


(4)

Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan lingkungan terhadap keberhasilan peserta didik.

Rumusan masalah

1. Pengertian dan Fungsi lingkungan pendidikan ? 2. Pengertian Tripusat Pendidikan ?

3. Pengaruh tripusat pendidikan terhadap keberhasilan peserta didik ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan. 2. Untuk mengetahui pengertian Tripusat pendidikan.

3. Untuk mengetahui pengaruh tripusat pendidikan terhadap keberhasilan peserta didik.


(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.I Pengertian dan fungsi Lingkungan Pendidikan

a.Pengertian lingkungan pendidikan

Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi menusia dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yng disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990: 39–40). Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Sedangkan pendidikan di lingkungan masyarakat (misalnya kursus dan kelompok belajar) tidak dipersyarakan berjenjang dan berkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal.

Sisdiknas itu membedakan dua jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang berjenjang dan berkesinambungan. Mulai dari pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak), pendidikan dasar (SD dan SLTP), pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang harus berjenjang dan berkesinambungan, baik yang dilembagakan maupun tidak, yang meliputi pendidikan keluarga, pendidikan prasekolah (seperti kelompok bermain dan penitipan anak), kursus, kelompok belajar, dan sebagainya.


(6)

b. Fungsi Lingkungan pendidikan

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif. Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian dan diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.

Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/ mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu.

Sehubungan dengan fungsi yang kedua ini pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian. Meskipun pendidikan informal juga berperan melaksanakan kedua fungsi tersebut, tetapi sangat terbatas, khususnya dilaksanakan oleh masyarakat yang masih primitif.

Pada masyarakat yang sudah maju, fungsi yang kedua dari pendidukan itu hampir sepenuhnya diambil alih oleh lembaga pendidikan formal. Pendidikan formal berfungsi untuk mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat khusus dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar, dan/atau melatih (ayat 1 pasal 1 dari UU RI No. 2/1989). Meskipun ketiga kegiatan itu pada hakikatnya tritunggal, namun dapat dibedakan aspek tujuan pokok dari ketiganya yakni:

1.Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayaan).

2.Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan,dan 3. Melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran (aspek


(7)

Dalam paparan di atas, terjadi variasi penekanan ketiga kegiatan itu di dalam berbagai lingkungan pendidikan dari masa ke masa. Perlu ditegaskan bahwa sekecil apa pun namun ketiga aspek tujuan pokok pendidikan itu tetap akan tergarap dalam setiap lingkungan pendidikan. Sebaliknya, adalah tidak mungkin terjadi adanya harapan yang itu hanya menjadi tugas dan tanggung jawab sekolah saja. Kualitas manusia, baik aspek kepribadian maupun penguasaan dasar-dasar ilmu pengetahuan, serta kemahiran dalam spesialisasi tertentu, merupakan hasil kerja ketiga lingkungan pendidikan itu.

Di masa depan, ketiga sisi tersebut semakin penting karena harus mampu menyesuaikan diri dengan era globalisasi dan kemajuan iptek dan dari segi lain, harus mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat dan tampil sebagai yang unggul dalam bidang spesialisasinya. Karena itu peningkatan fungsi ketiga lingkungan pendidikan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama–sama akan sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang bermutu.

2.2 Pengertian Tri Pusat Pendidikan

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.

1. keluarga

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama bagi anak dalam arti bahwa keluarga sangat menentukan masa depan seorang anak. Hal ini dapat dipahami, karena mengingat kondisi, suasana kejiwaan si Ibu dan Bapak, hubungan antara mereka (anggota keluarga) dan segala persoalan di dalamnya akan mempengaruhi kepribadian anak.

Di samping itu pula, pengalaman interaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan perkembagan pribadi anak seperti sikap ketaatan, ketertiban, kerajinan, ketekunan, keberanian, kesopanan dan lain sebagainya. Dengan demikian, diperlukan peningkatan peran edukatif rumah tangga, dan tanggung jawab kedua orang tua dalam mengurus, membimbing, dan mendidik anak-anaknya dengan baik.

Pendidikan keluarga berfungsi:

1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak 2. Menjamin kehidupan emosional anak


(8)

3. Menanamkan dasar pendidikan moral 4. Memberikan dasar pendidikan sosial

5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak-kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama. Jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini

ditunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang disukai.

Untuk mencapai target yang menjadi tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sangat diperlukan suatu dukungan orang tua berupa bimbingan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah. Bimbingan-bimbingan orang tua tersebut merupakan bentuk nyata dari tugas dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Dengan kata lain bahwa orang tua tidak lantas melepaskan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya kepada sekolah, akan tetapi jalinan antara sekolah dan orang tua harus dibangun dengan kokoh sebagai tanggung jawab bersama untuk mencapai keberhasilan pendidikan anak-anak mereka. Sehingga bimbingan, dorongan, dan perhatian orang tua terhadap perkembangan siswa tetap dibutuhkan.

2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, anak bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang tidak ada hubungan kodrati. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang bermacam-macam sifat dan perangainya. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang mempunyai hak-hak yang sama dengan dirinya. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti halnya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama. Semua anak mempunyai kewajiban yang sama. Semua anak diperlakukan yang


(9)

sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis. Anak-anak dilatih untuk belajar hidup secara demokratis.

Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.

2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

3. Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

A .Tanggung jawab sekolah

Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi

• Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku

• Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa • Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola

dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya

B. Sifat-sifat lembaga pendidikan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah

Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat dari pendidikan sekolah tersebut adalah:

• Tumbuh sesudah keluarga • Lembaga pendidikan formal


(10)

Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan

ditetapkan dengan resmi

• Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati

Lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan C .fungsi dan peranan sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain :

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan). b. Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

3.Masyarakat

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dati tiga segi, yakni: a. Masyarakat sebagai penyelengara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur

sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).

b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.

c. Dalam masyarakat tersedi berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa amanusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

Dari tiga hal tersebut di atas, yang kedua dan ketiga yang terutama menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. Namun perlu ditekankan bahwa tiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, sedangkan dalam kenyataan sering sukar dipisahkan. Fungsi masyarakat sebagai pusat


(11)

pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya.

Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai dalamperkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam lapangan kesenian-kebudayaan, olahraga, politik maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau fakultas. Misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan “legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan adanya banyak group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya sebagian besar lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri.Sedang yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri. Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.

2.3 Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Keberhasilan Peserta Didik

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya. 2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.


(12)

Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkanpula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan setiap pusat

pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi landasan

pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat. Di lingkungan sekolah diupayakan berbagi hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua siswa (organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personil sekolah, dan sebagainya). Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya

berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat,

narasumber dari masyarakat ke sekolah, dan sebagainya). Akhirnya lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang

menunjang/melengkapi program keluarga dan sekolah.

Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu. Titik kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya dituangkan dalam Kep. Men. Dikbud RI No. 0412/U/1987 tanggal 11Juli 1987 tentang penerapan muatan lokal kurikulum sekolah dasar. Kemudian

dikukuhkan oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (umpamanya pasal 37, 38 ayat 1 ) Jo. PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Dikdas (Pasal 14 ayat 3 dan 4). Muatan nasional kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, dan berlaku sama di seluruh Indonesia (UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 26 ayat 1), beberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapat dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut :

Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni: a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.

b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.

c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.

d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.

Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya yakni:

a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.


(13)

sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.


(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional.

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya peningkatan pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih) sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

http://patimahsiti.blogspot.com/2012/03/makalah-tugas-pengantar-pendidikan.html

Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional. Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.

Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta. Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya


(1)

Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan

ditetapkan dengan resmi

• Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati

Lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan C .fungsi dan peranan sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain :

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan). b. Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

3.

Masyarakat

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dati tiga segi, yakni:

a. Masyarakat sebagai penyelengara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur

sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar

sekolah).

b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat,

baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi

edukatif.

c. Dalam masyarakat tersedi berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by

design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa

amanusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya

memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan

dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan

memanfaatkan dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

Dari tiga hal tersebut di atas, yang kedua dan ketiga yang terutama

menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. Namun

perlu ditekankan bahwa tiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, sedangkan

dalam kenyataan sering sukar dipisahkan. Fungsi masyarakat sebagai pusat


(2)

pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu

beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya.

Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai

dalamperkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau

mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain. Baik perkumpulan atau

organisasi itu bergerak dalam lapangan kesenian-kebudayaan, olahraga, politik

maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan

menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau

mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau fakultas. Misalnya BEM (Badan

Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di sini, bahwa organisasi atau

perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi

atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan “legal”. Bukan

organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan penuh

disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan adanya banyak

group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya sebagian besar

lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri.Sedang yang dimaksud

dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang

menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan

merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri.

Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam

masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima

oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di

rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak

berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu

mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan

mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan

maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk

menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang

tidak menginginkan.

2.3 Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap

Keberhasilan Peserta Didik

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang

besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.

2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.


(3)

Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap

perkembangan peserta didik, diprasyaratkanpula keserasian kontribusi itu,

serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut berbagai

upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan setiap pusat

pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan

lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi,

permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi landasan

pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat. Di lingkungan sekolah

diupayakan berbagi hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua

siswa (organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personil sekolah, dan

sebagainya). Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya

berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat,

narasumber dari masyarakat ke sekolah, dan sebagainya). Akhirnya lingkungan

masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang

menunjang/melengkapi program keluarga dan sekolah.

Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling

melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia

terdidik yang bermutu. Titik kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya

dituangkan dalam Kep. Men. Dikbud RI No. 0412/U/1987 tanggal 11Juli 1987

tentang penerapan muatan lokal kurikulum sekolah dasar. Kemudian

dikukuhkan oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (umpamanya pasal

37, 38 ayat 1 ) Jo. PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Dikdas (Pasal 14 ayat 3 dan

4). Muatan nasional kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, dan

berlaku sama di seluruh Indonesia (UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20/2003 Pasal 26 ayat 1), beberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan

lokal tersebut yang dapat dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut :

Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni:

a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.

b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan

pendidikan.

c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang

ditemukan di sekitarnya.

d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan

budaya yang terdapat di daerahnya.

Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk

mencapainya yakni:

a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.


(4)

sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari

keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.


(5)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan

pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan

tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan

faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni membangun manusia

Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan

yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi dan peranan itu secara

optimal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan

nasional.

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya peningkatan

pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat

meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih)

sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih

baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. http://patimahsiti.blogspot.com/2012/03/makalah-tugas-pengantar-pendidikan.html Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional. Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.

Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta. Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya