PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI : Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi

Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh: LIA MALYANI

0907123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI

(Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh: LIA MALYANI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Lia Malyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LIA MALYANI

PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi

Universitas Pendidikan Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd NIP. 19511216 197803 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi Mahasiswa terhadap Perilaku

Berkoperasi (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia)”

di bawah bimbingan Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd Oleh:

Lia Malyani 0907123

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu masih rendahnya perilaku berkoperasi anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia. Perilaku berkoperasi yang dimaksud adalah perilaku anggota dalam mengikuti kegiatan yang diadakan koperasi, membayar kewajiban-kewajiban administratif, memanfaatkan pelayanan koperasi, mengambil keputusan pada saat rapat anggota, serta melakukan pengawasan terhadap koperasi. Rendahnya perilaku berkoperasi anggota dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa terhadap perilaku berkoperasi. Dengan objek penelitian adalah mahasiswa/i anggota KOPMA Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan yaitu survey eksplanatory. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan jumlah sampel 215 mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI yang diambil secara proportional

stratified random sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda dengan alat bantu SPSS 21.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan penelitian bahwa pengetahuan perkoperasian, motivasi mahasiswa, dan perilaku berkoperasi termasuk dalam kategori baik. Kemudian pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi, baik secara parsial maupun secara simultan.

Kata Kunci : Pengetahuan perkoperasian, Motivasi Mahasiswa, Perilaku


(5)

ABSTRACT

“The Effect of Cooperative Knowledge and Motivation Students to Cooperative

Behavior (Study to the Member of Students’ Cooperation Bumi Siliwangi

Indonesia University of Education)”

Under the Guidance of Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd By:

Lia Malyani 0907123

The problem of this research was the lack of conciouness of students as the

students’ cooperation members in participating on cooperative activity in

Students’ Cooperation Bumi Siliwangi Indonesia University of Education (KOPMA BS UPI). The cooperative activities included paying administrative duty, utilizing cooperative service, taking decision in member meeting, and supervising cooperation. The lack of cooperative activities was affected by various factor, such as cooperative knowledge and student motivation. This research aimed to investigate the effect of cooperative knowlegde and motivation

to students’ cooperative behavior. The object of this research are the member of

Students’ Cooperation Bumi Siliwangi Indonesia University of Education.

This research employed survey explanatory method. Meanwhile, the questionnaire instrument was used for the data collecting technique. The questionnaires were collected from 215 students who were the member of KOPMA BS UPI as the sample of this research. The sample was chosen by the proportional stratified random sampling method. The data of this research was analyzed statistically by using multiple linier regression analyses from SPSS 21.0

for Windows. Based on the data analysis, it was found that students cooperative

knowledge, motivation, and cooperative behavior were counted as the good category. Furthermore, students cooperative knowledge and motivation affected students cooperative behavior both partially and simultaneously.

Key Words : Cooperative Knowledge, Motivation Students, Cooperative


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark ABSTRAK ... Error! Bookmark DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark

1.1 Latar Belakang Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Teoritis ... Error! Bookmark 1.4.2 Praktis ... Error! Bookmark BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark 2.1 Tinjauan Pustaka ...

... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Koperasi ... Error! Bookmark 2.1.2 Koperasi Mahasiswa ... Error! Bookmark 2.1.3 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 2.1.3.1 Pengetahuan ... Error! Bookmark 2.1.3.2 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 2.1.4 Motivasi ... Error! Bookmark 2.1.5 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 2.1.5.1 Perilaku ... Error! Bookmark 2.1.5.2 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 2.2 Penelitian Terdahulu ...

... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... ... Error! Bookmark not defined.


(7)

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ...

... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark 3.4 Operasional Variabel ...

... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark 3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...

... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark 3.7.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark

4.1 Hasil Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark 4.1.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark

4.1.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ... Error! Bookmark 4.1.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan

Fakultas ... Error! Bookmark 4.1.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan

Angkatan dan Tahun Masuk Menjadi Anggota

KOPMA ... Error! Bookmark 4.2.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Asal

Daerah ... Error! Bookmark 4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark 4.1.3.1 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 4.1.3.2 Motivasi Mahasiswa ... Error! Bookmark 4.1.3.3 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark 4.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark


(8)

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Analisis Data ... Error! Bookmark 4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark 4.3.2.1 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark 4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark 4.3.2.3 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark 4.3.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark 4.3.3.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark 4.3.3.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark 4.3.3.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark 4.4 Pembahasan ...

... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian terhadap Perilaku

Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.4.2 Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.4.3 Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi

terhadap Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.5 Implikasi Pendidikan ...

... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark 5.1 Kesimpulan ...

... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Situasi perekonomian nasional saat ini telah meresahkan keberadaan masyarakat kecil selaku pelaku kegiatan ekonomi yang memegang peranan penting dalam sektor riil usaha kecil dan menengah. Namun, koperasi hadir sebagai salah satu bentuk badan usaha yang diharapkan keberadaannya dapat berperan serta dalam memperbaiki situasi perekonomian nasional. Hal ini terbukti pada saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997, perusahaan-perusahaan besar banyak yang mengalami gulung tikar, tetapi koperasi dan usaha kecil dapat tetap bertahan.

Sangat kuat alasan mengapa pemerintah selalu mengupayakan, membangun, menumbuhkembangkan dan membina koperasi karena sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 31 UUD 1945 bahwa koperasi harus menjadi soko guru perekonomian nasional yang artinya harus lebih depan, lebih maju dan menguasai perekonomian Indonesia. Melalui Undang-undang perkoperasian yang baru disahkan dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 2012 membawa angin segar bagi koperasi ke arah perubahan yang lebih baik. Koperasi diharapkan semakin tumbuh menjadi kekuatan ekonomi nasional yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi serta menekan tingkat pengangguran.

Koperasi di Indonesia memang sudah berkembang sejak lama. Tugas utama dari koperasi adalah memberdayakan perekonomian rakyat pada umumnya dan anggota pada khususnya. Di Jawa Barat terdapat 23.848 unit koperasi dan 8,7 juta unit UMKM atau mencapai 99% dari jumlah pelaku ekonomi di Jawa Barat dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat mencapai 54,20%. Sedangkan usaha besar jumlahnya sekitar 1.728 unit dengan kontribusi terhadap PDRB mencapai 45,80%. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadikan kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM sebagai prioritas utama.


(10)

Perkembangan jaman yang begitu pesat menuntut setiap individu untuk meningkatkan kualitas dirinya. Hanya orang yang mempunyai skill yang dapat

survive pada era penuh persaingan seperti dewasa ini. Pertumbuhan jumlah

penduduk dan pengangguran yang meningkat setiap tahun membuat orang semakin panik. Membangun jiwa kewirausahaan sejak dini merupakan salah satu solusinya. Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan tersebut dapat melalui menjadi anggota koperasi.

Ragam koperasi yang muncul hingga saat ini telah mengalami perkembangan dan cenderung bervariasi. Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi yang bersangkutan (Revrisond Baswir, 2000: 75). Koperasi Mahasiswa (KOPMA) merupakan salah satu bentuk koperasi berdasarkan jenis anggotanya. Mahasiswa sebagai golongan masyarakat yang dianggap terpelajar juga mengembangkan diri dalam hal kegiatan ekonomi melalui koperasi mahasiswa.

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara riil, tidak hanya membaca dan mempelajari koperasi dalam bahan kuliah saja. Dengan adanya Koperasi Mahasiswa (KOPMA) diharapkan mahasiswa memiliki perilaku berwirausaha, bekerja sama dan mampu menjadi seorang entrepreneur muda. Dengan demikian diharapkan KOPMA dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa.

Universitas Pendidikan Indonesia memiliki Koperasi Mahasiswa yang bernama Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia atau lebih dikenal KOPMA BS UPI. KOPMA BS UPI merupakan sebuah lembaga ekonomi (badan usaha) yang juga lembaga kemahasiswaan bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa UPI yang tergabung menjadi anggotanya maupun tidak. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Bumi Siliwangi UPI yang berdiri sejak tahun 1986 telah memperlihatkan eksistensinya di bidang perkoperasian khususnya di kalangan mahasiswa UPI maupun secara nasional.


(11)

3

Dalam perkembangannya, KOPMA BS UPI sebagai organisasi mahasiswa yang anggotanya terdiri dari seluruh mahasiswa yang masih aktif dari tujuh Fakultas yang terdapat di UPI yaitu Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA (FPMIPA), Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) serta Sekolah Pasca Sarjana (S2) belum menunjukkan jumlah anggota yang besar.

Berikut ini tabel yang menunjukkan jumlah mahasiswa UPI semester genap Tahun 2011/ 2012 dan jumlah anggota KOPMA BS UPI periode 2012 sebagai perbandingan.

Tabel 1.1

Jumlah Anggota KOPMA BS UPI

Jumlah Anggota Kopma 2.129 5,49%

Jumlah Non Anggota Kopma 36.643 94,51%

Jumlah Mahasiswa UPI 38.772 100%

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013, data diolah Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah anggota KOPMA BS UPI sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh mahasiswa UPI. Berdasarkan rekapitulasi semester genap 2011/ 2012, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia berjumlah 38.772 orang. Dari jumlah tersebut, yang terdaftar sebagai anggota KOPMA BS UPI sampai dengan periode 2012 hanya berjumlah 2.129 mahasiswa atau sekitar 5,49%.

Sistem keanggotaan KOPMA Bumi Siliwangi UPI bersifat sukarela yang sebelumnya bersifat otomatis. KOPMA BS UPI menargetkan jumlah anggota sukarela baru pada tahun 2012 berjumlah 600 orang, namun target itu tidak tercapai. Jumlah anggota tahun buku 2012 berjumlah 376 atau 62,6% dari target yang ditentukan. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa minat mahasiswa untuk menjadi anggota KOPMA BS UPI masih rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Prof. Dr. Jochen Ropke (Sri Djatnika S, SE, M.Si, 2012: 30) bahwa:


(12)

Individu itu akan menjadi anggota koperasi atau akan mempertahankan keanggotaannya (tetap menjalin usaha dengan koperasinya), jika mereka

mengharapkan bahwa “kegunaan” (utility) yang dapat mereka peroleh dari

koperasi lebih besar daripada manfaat tidak menjadi anggota koperasi. Hipotesis dasar yang membahas tentang keanggotaan koperasi dapat diformulasikan sebagai berikut:

Manfaat koperasi > manfaat non-koperasi Manfaat koperasi > manfaat pesaing, atau

Keunggulan/ keuntungan berkoperasi > keunggulan pesaing

Dalam proposisi ini diasumsikan bahwa individu-individu itu memiliki motivasi utama dalam upaya mencari penemuan bagi kepentingannya sendiri. Mereka bertindak sebagai orang-orang yang dengan sendirinya tertarik untuk melakukan pekerjaan itu. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan dasar keputusan seseorang memasuki koperasi.

>

<

=

=

Gambar 1.1

Dasar Keputusan Memasuki Koperasi

Sumber: Prof. Dr. Jochen Ropke (Sri Djatnika S, SE, M. Si, 2012: 33) Keanggotaan dalam koperasi suatu

perusahaan melahirkan Keanggotaan dalam suatu

koperasi perusahaan melahirkan

Kerugian (disadvantages) Manfaat, keunggulan (advantages)

Dis-insentif untuk masuk Insentif untuk masuk


(13)

5

Jika manfaat, keunggulan (advantages) > kerugian (disadvantages) maka orang akan masuk/ tetap menjadi anggota koperasi/ meningkatkan kegiatannya dalam koperasi.

Jika manfaat, keunggulan (advantages) < kerugian (disadvantages) maka orang akan meninggalkan koperasi/ menurunkan tingkat kegiatannya dalam koperasi.

Anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Kedudukan anggota sangat penting bagi keberlangsungan hidup koperasi, karena koperasi merupakan perkumpulan orang perseorangan/ badan hukum koperasi. Kemajuan suatu koperasi tidak hanya dilihat dari jumlah anggotanya, tetapi yang lebih penting adalah perilaku aktif anggota terhadap koperasi tersebut. Perilaku aktif anggota selalu tampak dalam beberapa hal yang sekaligus digunakan sebagai indikator untuk mengukur kualitas partisipasi dari seorang anggota terhadap koperasi.

Perilaku aktif anggota terhadap koperasi diantaranya aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan koperasi, aktif membayar kewajiban-kewajiban administratif, aktif dalam memanfaatkan pelayanan koperasi, aktif dalam mengambil keputusan pada saat Rapat Anggota, serta aktif dalam melakukan pengawasan terhadap koperasi. Secara umum, perilaku mahasiswa sebagai anggota KOPMA BS UPI dinilai masih rendah. Berdasarkan jumlah anggota KOPMA BS UPI yang ada belum menunjukkan keaktifan yang signifikan.

Menurut laporan tahunan KOPMA BS UPI kepengurusan 2012-2013 menyebutkan bahwa masih kurangnya kesadaran anggota akan pentingnya membayar modal penyertaan bagi keberlangsungan usaha KOPMA BS UPI. Modal penyertaan dibayarkan secara berkala setiap bulannya sebesar Rp. 3.000,-. Walaupun jumlah modal penyertaan yang harus dibayarkan sedikit setiap bulannya tetapi keasadaran anggota untuk membayar masih rendah. Modal penyertaan berguna untuk menambah dan memperkuat permodalan koperasi.

Setoran pokok juga merupakan salah satu sumber permodalan bagi koperasi. Setoran pokok dibayar oleh mahasiswa pada saat mengajukan


(14)

permohonan keanggotaan terhadap KOPMA. Setoran pokok dibayarkan oleh anggota satu kali selama menjadi anggota yang besarnya Rp. 10.000,-. Sedangkan hibah merupakan pemberian uang dan/ atau barang kepada koperasi dengan sukarela tanpa imbalan jasa sebagai modal usaha.

Berikut ini tabel yang menunjukkan partisipasi anggota dalam penyertaan modal pada KOPMA BS UPI periode 2012.

Tabel 1.2

Partisipasi Anggota dalam Penyertaan Modal Bulan Setoran

Pokok

Modal

Penyertaan Hibah Total

Januari 298.500 660.500 4.219.000 5.178.000

Februari 290.000 2.639.900 793.700 3.723.600

Maret 150.000 551.900 426.000 1.127.900

April 120.000 1.149.600 3.835.300 5.104.900

Mei - 459.000 5.000.000 5.459.000

Juni 64.000 675.000 3.712.000 4.451.000

Juli 60.000 210.000 3.100.000 3.370.000

Agustus 50.000 156.000 700.000 906.000

September 2.380.000 4.735.000 3.645.000 10.760.000

Oktober 230.000 595.600 5.696.000 6.521.600

November 220.000 537.000 8.108.000 8.865.000

Desember 60.000 204.000 15.995.000 16.259.000 Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013

Dari tabel diatas, dapat diketahui partisipasi anggota dalam penyertaan modal pada KOPMA BS UPI baik setoran pokok, modal penyertaan, maupun hibah pada periode 2012 mengalami fluktuatif. Jumlah penyertaan modal dari bulan Januari hingga Desember 2012 cenderung mengalami penurunan. Jumlah penyertaan modal terbesar diperoleh pada bulan Desember 2012 yaitu sebesar Rp. 16.259.000 dan jumlah penyertaan modal terendah diperoleh pada bulan Agustus sebesar Rp. 906.000.


(15)

7

Partisipasi anggota KOPMA BS UPI dalam penyertaan modal dikatakan masih rendah, karena tidak semua anggota selalu membayar modal penyertaan setiap bulannya. Padahal modal penyertaan sangat penting bagi permodalan KOPMA BS UPI. Dalam hal ini, KOPMA BS UPI berupaya agar anggotanya sadar dalam membayar modal penyertaan dengan cara memberikan reward kepada anggota yang rutin membayar modal penyertaan. Berikut ini tabel yang menunjukkan kesadaran anggota dalam membayar penyertaan modal tahun 2012.

Tabel 1.3

Kesadaran Anggota Membayar Penyertaan Modal Anggota

Tahun Jumlah Anggota

Anggota yang Membayar Penyertaan

Modal

Kecenderungan Anggota untuk Membayar Penyertaan Modal

2009 316 19 6,01 %

2010 398 64 16,08 %

2011 458 402 87,77 %

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013

Dari tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa kesadaran anggota dalam membayar penyertaan modal pada tahun 2012 masih rendah. Kecenderungan anggota tahun 2009 untuk membayar penyertaan modal hanya 6,01%. Anggota tahun 2010 sebesar 16,08%, dan yang tertinggi anggota tahun 2011 yaitu sebesar 87,77%. Target dari meningkatkan kesadaran anggota membayar modal penyertaan tidak berjalan dengan baik karena upaya yang dilakukan bidang organisasi hanya menitikberatkan pada kekuatan media publikasi.

Sedangkan selisih hasil usaha (SHU) yang diperoleh KOPMA BS UPI pada periode 2012, sebagai berikut:

Tabel 1.4

Selisih Hasil Usaha periode 2012

Bulan SHU (Rp.) Perkembangan (%)

Januari 3.212.544 -

Februari 12.026.775 2,74


(16)

April 12.964.786 - 0,03

Mei 13.154.822 0,01

Juni 9.373.892 - 0,28

Juli (1.532.014) - 1,16

Agustus (13.508.237) 9,82

September 34.688.355 - 3,57

Oktober 21.873.662 - 0,37

November 21.499.235 - 0,02

Desember (13.248.068) - 1,62

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013

Dari tabel diatas, selisih hasil usaha pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, September, Oktober, dan November 2012 mengalami surplus hasil usaha. Sedangkan pada bulan Juli, Agustus, dan Desember 2012 mengalami defisit hasil usaha. Adapun selisih hasil usaha terbesar diperoleh pada bulan September 2012 yaitu sebesar Rp. 34.688.355,- dan selisih hasil usaha terendah diperoleh pada bulan Juli 2012 yaitu sebesar (Rp. 1.532.014).

Selain dalam hal penyertaan modal, partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan KOPMA BS UPI juga dinilai masih rendah, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.5

Partisipasi Anggota dalam Memanfaatkan Pelayanan

Divisi Kontribusi Anggota Per Divisi

Divisi warnet/ copy centre 8%

Divisi wartel 6%

Divisi toko buku 6%

Divisi JNE 2%

Divisi kantin 11%

Divisi perdagangan umum 2%


(17)

9

Unit divisi kantin

Unit juice 3%

Unit cilok 3%

Unit makan & warung 8%

KCB 0%

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013 Dari tabel analisis partisipasi anggota terhadap penjualan diperoleh keterangan bahwa total partisipasi anggota hanya 38%. Dari keseluruhan partisipasi tersebut, partisipasi terbesar yaitu pada divisi kantin sebesar 11%, kemudian disusul oleh divisi warnet/ copy centre sebesar 8%. Pada dasarnya usaha koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota, sebagaimana salah satu fungsi dan peran KOPMA BS UPI yaitu menyediakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pokok mahasiswa (student basic need’s). Oleh karena itu, anggota sebagai pengguna harus memanfaatkan pelayanan barang dan jasa sesuai dengan komitmen dan kemampuannya.

Partisipasi anggota yang rendah juga ditunjukkan oleh masih minimnya partisipasi dalam mengikuti RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi). Hal ini ditunjukkan dengan masih sedikitnya anggota yang menghadiri RAT, padahal Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Walaupun ada komisariat KOPMA di setiap Fakultas yang merupakan kepanjangan tangan dari KOPMA BS UPI sehingga informasi apapun dapat dengan cepat tersebar, namun komisariat belum bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.

Kepengurusan komisariat yang merupakan bagian integral dari komisariat mengalami pasang surut dalam semangat kepengurusannya, sehingga menghambat kinerja dan kerjasamanya dengan KOPMA BS UPI. Berikut ini jumlah komisariat KOPMA BS UPI:


(18)

Tabel 1.6

Komisariat KOPMA BS UPI

No. Komisariat Jumlah

1. FPBS 19

2. FPEB 122

3. FIP 74

4. FPMIPA 50

5. FPTK 22

6. FPOK 45

7. FPIPS 44

Jumlah 376

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa dalam kenyataannya di lapangan, Koperasi Mahasiswa belum begitu membudaya di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa yang menjadi anggota koperasi tetapi umumnya belum memenuhi hak dan kewajiban sebagai anggota KOPMA BS UPI. Mereka belum mengetahui tentang arti pentingnya berkoperasi, padahal koperasi mahasiswa banyak memberi manfaat bagi anggota sebagai pemilik dan pengguna. Dengan demikian jelas bahwa salah satu masalah yang timbul dalam KOPMA BS UPI adalah masih rendahnya perilaku berkoperasi anggota.

Perilaku seseorang terhadap suatu objek dalam hal ini koperasi mahasiswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor intern maupun faktor ekstern. Begitu pula dengan perilaku berkoperasi mahasiswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang diungkapkan oleh Baron dalam Badeni (Etri Rismawati, 2010: 9) bahwa „proses perilaku individu

dipengaruhi oleh hasil belajar, persepsi, motivasi, dan sikap‟. Menurut Ropke (Sri Djatnika S, SE, M. Si, 2012: 12) “Jika membahas perilaku anggota koperasi, harus disetujui bahwa dalam konteks teoritis dan empiris yang khusus ini,


(19)

11

atau hampir sama (serupa)”. Anggota koperasi sebagai individu mempunyai aspek kepribadian yang dapat mempengaruhi perilaku berkoperasi.

Rendahnya perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan anggota mengenai koperasi. Pengetahuan perkoperasian ini meliputi segala hal yang menyangkut koperasi, diantaranya pengertian koperasi, fungsi dan peran koperasi, manfaat yang diperoleh anggota koperasi, usaha yang dijalankan koperasi, dan sebagainya. Kurangnya pengetahuan anggota mengenai kehidupan koperasi menyebabkan ketidaktertarikan anggota terhadap KOPMA karena mereka tidak mengetahui akan arti pentingnya berkoperasi.

Selain itu motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan atau organisasi KOPMA juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku berkoperasi. Motivasi yang dimiliki oleh anggota akan menentukan kontribusinya terhadap koperasi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai perilaku berkoperasi mahasiswa dengan judul “PENGARUH PENGETAHUAN

PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP

PERILAKU BERKOPERASI” (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi


(20)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan perkoperasian berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?

2. Apakah motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?

3. Apakah pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian terhadap perilaku

berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi mahasiswa terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi koperasi, khususnya terkait dengan perilaku berkoperasi mahasiswa.

1.4.2 Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi penulis pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya mengenai pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengurus KOPMA BS UPI untuk meningkatkan perilaku berkoperasi para anggota.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah perilaku berkoperasi sebagai variabel terikat. Pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa sebagai variabel bebas. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa/i yang menjadi anggota KOPMA BS UPI sampai dengan periode 2012.

3.2 Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah membutuhkan metode penelitian yang tepat untuk memperoleh hasil yang baik. Metode penelitian yang dipilih hendaknya harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori (explanatory methode). Menurut Nurul Zuriah (2009: 47), “penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview agar nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi”.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi menurut Nurul Zuriah (2009: 116) adalah “seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”. Selanjutnya Sugiyono (2009: 61) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjadi anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia


(22)

(KOPMA BS UPI) sampai dengan periode 2012 yang berjumlah 2.129 anggota. Berikut ini jumlah anggota KOPMA BS UPI periode 2012:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

FAKULTAS JUMLAH

ANGGOTA

FIP 301

FPTK 170

FPIPS 416

FPMIPA 289

FPOK 111

FPBS 190

FPEB 650

S2 2

TOTAL 2129

Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013 3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 174). Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Proportional Stratified Random Sampling. Menurut Nurul Zuriah (2009: 136),

“dengan cara ini akan ditemukan karakteristik masing-masing strata secara proporsional”.

Dalam menentukan jumlah sampel dilakukan melalui perhitungan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008: 44) sebagai berikut:

1

2

Nd

N

n


(23)

39

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel anggota KOPMA BS UPI sebagai berikut:

Dari perhitungan diatas, anggota KOPMA BS UPI yang dijadikan sampel sebanyak 337 anggota. Namun, terdapat keterbatasan penelitian dalam penelitian ini sehingga anggota yang dijadikan sampel sebanyak 215 anggota. Keterbatasan penelitian yang dimaksud adalah adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Selain itu, peneliti sulit untuk menemui anggota KOPMA BS UPI untuk diminta informasinya dikarenakan jumlahnya yang sedikit dibandingkan jumlah seluruh mahasiswa UPI.

Selanjutnya, untuk menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing fakultas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

ni = ukuran sampel yang harus diambil dari stratum Ni = ukuran stratum

N = ukuran populasi no = sampel keseluruhan


(24)

Dalam penarikan sampel anggota dilakukan secara proporsional yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Fakultas Perhitungan Jumlah Sampel

FIP 44/430 x 215 = 22,00 22

FPTK 30/430 x 215 = 14,99 15

FPIPS 82/430 x 215 = 41,00 41

FPMIPA 48/430 x 215 = 23,99 24

FPOK 14/430 x 215 = 6,99 7

FPBS 8/430 x 215 = 4,00 4

FPEB 204/430 x 215 = 102 102

Jumlah 215

3.4 Operasional Variabel

Operasional variabel disusun agar setiap variabel, sub variabel dan indikator dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasional variabel dalam penelitian ini secara rinci diuraikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Perilaku berkoperasi adalah interaksi antara individu (anggota) dengan organisasi koperasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Perilaku Berkoperasi

(Y)

Perilaku berkoperasi dapat diukur dengan partisipasi anggota terhadap koperasi, diantaranya:

1. Partisipasi pengambilan keputusan dalam rapat anggota:

- Kehadiran - Keaktifan - Mengemukakan


(25)

41

pendapat/ saran/ ide 2. Partisipasi dalam

kontribusi modal: - Membayar penyertaan

modal (setoran pokok, modal penyertaan, hibah).

- Jumlah dan frekuensi menyimpan penyertaan modal.

3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan: - Pendidikan - Bisnis

4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi: - Menyampaikan kritik - Ikut serta melakukan

pengawasan jalannya organisasi dan usaha koperasi.

Pengetahuan perkoperasian merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang menyangkut kehidupan koperasi yang diperoleh melalui belajar, pengamatan, pengalaman, informasi, dan sebagainya.

Pengetahuan Perkoperasian

(X1)

Berbagai hal yang diketahui oleh mahasiswa mengenai Koperasi khususnya Koperasi Mahasiswa (KOPMA), meliputi:

1. Pengertian koperasi 2. Fungsi dan peran

koperasi

3. Keanggotaan koperasi 4. Usaha Koperasi 5. Prestasi Koperasi

Ordinal

Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,

Motivasi Mahasiswa

(X2)

1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for

achievment):


(26)

tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

(Sudarwan Danim, 2004: 2)

- Dorongan untuk lebih unggul.

- Dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

2. Kebutuhan untuk berhubungan (need for

affiliation):

- Dorongan berinteraksi dengan orang lain. - Berada bersama orang

lain.

3. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power):

- Dorongan mencapai autoritas.

- Memiliki dampak terhadap orang lain.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

2. Observasi, yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan mengunakan seluruh alat indra.

3. Dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan.


(27)

43

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2010: 213) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi butir (item) ΣX = Jumlah skor tiap item

ΣY = Jumlah skor total item ΣX2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ΣY2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (rxy), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:

Keterangan: t = uji signifikansi korelasi r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

Dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan. Sebaliknya jika thitung < ttabel, maka butir item tidak valid dan tidak signifikan.

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

√ √


(28)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan rumus alpha dari Cronbach sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2010: 239)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ = jumlah varians butir

= varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tidak reliabel. 3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.7.1 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh variabel bebas yaitu pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa terhadap variabel terikat yaitu perilaku berkoperasi. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat ordinal yaitu variabel perilaku berkoperasi, pengetahuan perkoperasian, dan motivasi mahasiswa.


(29)

45

Dengan adanya data yang bersifat ordinal maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data yang bersifat interval dengan menggunakan Methods

of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perhatikan tiap butir pertanyaan dalam angket.

b. Untuk butir tersebut berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

d. Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal.

g. Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut: SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)

h. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = SV + (1+ |SV min|) dimana nilai k = 1 + |SV min|

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval, selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS version 21. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:


(30)

Keterangan:

Y = Perilaku berkoperasi = Konstanta

= Koefisien regresi

X1 = Pengetahuan perkoperasian X2 = Motivasi

= Faktor pengganggu 3.7.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari output SPSS yaitu dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Ketentuannya adalah jika VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas dan menunjukkan kolinieritas tinggi, dan sebaliknya jika VIF < 10 maka data terbebas dari multikolinieritas. (Yana Rohmana, 2010: 149).

Apabila terjadi multikolinieritas dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: 1) Tanpa ada perbaikan

2) Dengan perbaikan:

- Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori) - Menghilangkan salah satu variabel independen

- Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series - Transformasi variabel

- Penambahan Data 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut


(31)

47

heteroskedastisitas. Cara menentukan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: Residual Plot, Metode Grafik, Metode Park, Metode Glejser, Metode Korelasi Spearman dan sebagainya.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara satu residual dengan residual yang lain dalam sebuah model regresi. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi, baik positif maupun negatif. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Uji Statistik Durbin-Watson

Nilai Statistik d Hasil

0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif dL ≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

du ≤ d ≤ 4-du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/ negatif

4-du ≤ d ≤ 4-dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4-dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Sumber: Yana Rohmana (2010: 195)

3.7.2 Pengujian Hipotesis

3.7.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2.

Ha : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2.


(32)

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:

; i = X1, X2 (Yana Rohmana, 2010: 74)

Kaidah keputusan :

Jika nilai maka Ho ditolak atau menerima Ha, artinya variabel itu signifikan. Sebaliknya jika nilai maka Ho diterima atau menolak Ha, artinya variabel itu tidak signifikan.

3.7.2.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y,

dimana i = X1, X2.

Ha : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y,

dimana i = X1, X2.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :

(Yana Rohmana, 2010: 78)

Kriteria uji F adalah:

 Jika maka diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa keseluruhan variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

 Jika maka ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa keseluruhan variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).


(33)

49

3.7.2.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari model tersebut. Untuk menghitung nilai koefisien determinasi dapat menggunakan rumus:

(Yana Rohmana, 2010: 76)

Nilai berkisar antara 0 dan 1 (0< <1) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/ dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak erat/ jauh, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

∑ ̂ ∑


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi terhadap perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan perkoperasian berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan perkoperasian maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila pengetahuan perkoperasian rendah maka perilaku berkoperasi anggota akan menurun.

2. Motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi motivasi mahasiswa maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila motivasi mahasiswa rendah maka perilaku berkoperasi anggota akan menurun.

3. Pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh secara bersama-sama terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI baik dalam

berbagai kegiatan maupun dalam pemanfaatan pelayanan. KOPMA harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi mahasiswa yang menjadi anggotanya maupun tidak. Hal ini dapat menarik minat mahasiswa yang belum menjadi anggota dan mahasiswa yang telah menjadi anggota akan tetap loyal terhadap KOPMA.


(35)

78

2. Melakukan sistem pembinaan terhadap anggota maupun pengurus untuk meningkatkan pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa dalam berkoperasi, sehingga diharapkan perilaku berkoperasi anggota akan lebih positif.

3. Pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia ikut mendukung berbagai kegiatan yang diadakan KOPMA BS UPI dalam hal pengembangan ekonomi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa.

4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian ini dan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku berkoperasi. Selain itu, dapat juga menggunakan sampel yang berbeda misalnya pada anggota KOPMA dari universitas lain ataupun masyarakat.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Kepengurusan 2012-2013.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakhtiar, Amsal. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Baswir, Revrisond. (2000). Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia, Partisipasi Anggota

Koperasi, Tahun 2010.

Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat Jenderal Koperasi, (1972).

Pengetahuan Perkoperasian. Jakarta.

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hendrojogi. (2004). Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ihsan, Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Indrawijaya, Adam Ibrahim. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Joesron, Tati Suhartati. (2005). Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Linggasari. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. FKMUI. Mutis, Thoby. (1992). Pengembangan Koperasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Nurminyadin, Asep. (2007). Pengaruh Partisipasi Anggota, Struktur Modal Dan

Perilaku Kewirausahaan Pengurus Terhadap Efektivitas Organisasi Koperasi (Studi Kasus Pada Kopma Se-Kota Bandung Tahun 2007).


(37)

80

Rismawati, Etri. (2010). Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian, Persepsi, dan

Motivasi Terhadap Perilaku Berkoperasi Siswa (Suatu Kasus Pada Siswa SMA Negeri di Kota Cirebon).

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPBE UPI. Ropke, Jochen. (Eds) (2012). Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta. Sudiarditha, I Ketut R dkk. (2012). Pengaruh Pengetahuan Anggota Tentang

Koperasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Warga Sejahtera Kelurahan Cipinang Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Vol 1 No 1.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, Suparlan. (2008). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi

Dan Hakikat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar-ruzz media.

Thoha, Miftah. (2009). PERILAKU ORGANISASI Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan

Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta:

Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Winardi. (2007). Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


(38)

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

http://berita.upi.edu/2012/03/17/jumlah-mahasiswa-upi-38-772-orang/ http://www.upi.edu/

(http://dekopinbdg.blogspot.com/2012/01/peran-aktif-anggota-koperasi-terhadap.html)

(http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-partisipasi-menurut-para.html) (http://ineumaelani.blogspot.com/2011/11/peran-aktif-anggota-koperasi.html)


(1)

49

3.7.2.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari model tersebut. Untuk menghitung nilai koefisien determinasi dapat menggunakan rumus:

(Yana Rohmana, 2010: 76)

Nilai berkisar antara 0 dan 1 (0< <1) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/ dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak erat/ jauh, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

∑ ̂ ∑


(2)

Lia Malyani, 2014

Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi Mahasiswa terhadap Perilaku Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi terhadap perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan perkoperasian berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan perkoperasian maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila pengetahuan perkoperasian rendah maka perilaku berkoperasi anggota akan menurun.

2. Motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi motivasi mahasiswa maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila motivasi mahasiswa rendah maka perilaku berkoperasi anggota akan menurun.

3. Pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh secara bersama-sama terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI baik dalam

berbagai kegiatan maupun dalam pemanfaatan pelayanan. KOPMA harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi mahasiswa yang menjadi anggotanya maupun tidak. Hal ini dapat menarik minat mahasiswa yang belum menjadi anggota dan mahasiswa yang telah menjadi anggota akan tetap loyal terhadap KOPMA.


(3)

78

2. Melakukan sistem pembinaan terhadap anggota maupun pengurus untuk meningkatkan pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa dalam berkoperasi, sehingga diharapkan perilaku berkoperasi anggota akan lebih positif.

3. Pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia ikut mendukung berbagai kegiatan yang diadakan KOPMA BS UPI dalam hal pengembangan ekonomi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa.

4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian ini dan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku berkoperasi. Selain itu, dapat juga menggunakan sampel yang berbeda misalnya pada anggota KOPMA dari universitas lain ataupun masyarakat.


(4)

Lia Malyani, 2014

Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi Mahasiswa terhadap Perilaku Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Kepengurusan 2012-2013.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakhtiar, Amsal. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Baswir, Revrisond. (2000). Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia, Partisipasi Anggota Koperasi, Tahun 2010.

Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat Jenderal Koperasi, (1972). Pengetahuan Perkoperasian. Jakarta.

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hendrojogi. (2004). Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ihsan, Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Indrawijaya, Adam Ibrahim. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Joesron, Tati Suhartati. (2005). Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Linggasari. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. FKMUI. Mutis, Thoby. (1992). Pengembangan Koperasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Nurminyadin, Asep. (2007). Pengaruh Partisipasi Anggota, Struktur Modal Dan Perilaku Kewirausahaan Pengurus Terhadap Efektivitas Organisasi Koperasi (Studi Kasus Pada Kopma Se-Kota Bandung Tahun 2007).


(5)

80

Rismawati, Etri. (2010). Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian, Persepsi, dan Motivasi Terhadap Perilaku Berkoperasi Siswa (Suatu Kasus Pada Siswa SMA Negeri di Kota Cirebon).

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPBE UPI. Ropke, Jochen. (Eds) (2012). Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta. Sudiarditha, I Ketut R dkk. (2012). Pengaruh Pengetahuan Anggota Tentang

Koperasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Warga Sejahtera Kelurahan Cipinang Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Vol 1 No 1.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, Suparlan. (2008). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar-ruzz media.

Thoha, Miftah. (2009). PERILAKU ORGANISASI Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Winardi. (2007). Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


(6)

Lia Malyani, 2014

Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi Mahasiswa terhadap Perilaku Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

http://berita.upi.edu/2012/03/17/jumlah-mahasiswa-upi-38-772-orang/ http://www.upi.edu/

(http://dekopinbdg.blogspot.com/2012/01/peran-aktif-anggota-koperasi-terhadap.html)

(http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-partisipasi-menurut-para.html) (http://ineumaelani.blogspot.com/2011/11/peran-aktif-anggota-koperasi.html)


Dokumen yang terkait

MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TWITTER DI KALANGAN KOMUNITAS Studi pada Mahasiswa Anggota Komunitas Stand Up Malang

1 12 63

PENGARUH TERPAAN FILM "AMERICAN PIE" TERHADAP PERGAULAN BEBAS MAHASISWA Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Angkatan Tahun 2003 Universitas Muhammadiyah Malang

0 27 2

PERBANDINGAN MOTIVASI PENGGUNA HANDPHONE BERBASIS BLACKBERRY DAN ANDROID Studi pada Anggota Komunitas Android Malang

0 23 51

OPINI MAHASISWA TENTANG PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM KENTUT Studi pada Anggota Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang

0 4 48

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ANAS URBANINGRUM DITELEVISI TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PARTAI DEMOKRAT (Study Pada Mahasiswa Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kordinator Komisariat Universitas Muhammadiyah Malang)

2 25 22

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA ( Studi pada mahasiswa Universitas lampung)

1 8 108

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA ( Studi pada mahasiswa Universitas lampung)

0 10 16

ANALISIS SOSIOLOGIS PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP Universitas Lampung)

3 24 98

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR MATRIKS Nita Hidayati Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Email: nita.hidayatifkip.unsika.ac.id Abstract - PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PREST

0 0 5

PENGARUH PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA BEKERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 0 11