PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013.
PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Pahala Munggaran
(2)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2013
PENERAPAN METODE SHARED READING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
TEKS CERITA ANAK
(Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Lembang
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Pahala Munggaran
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Pahala Munggaran 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
PAHALA MUNGGARAN
PENERAPAN METODE SHARED READING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK (Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001
Pembimbing II,
Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001
(4)
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 19720403 199903 1 002
(5)
ABSTRAK
PENERAPAN METODE SHARED READING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
Pahala Munggaran 0902372
Membaca teks cerita anak merupakan salah satu kompetensi berbahasa dan bersastra kurikulum KTSP yang diajarkan kepada siswa SMP kelas VII. Siswa diharapkan dapat menemukan realitas kehidupan anak yang tercermin pada sebuah teks cerita. Membaca teks cerita anak termasuk ke dalam membaca cerita yang merupakan salah satu bentuk membaca indah. Sebelum seseorang dapat membaca cerita dengan baik terlebih dahulu ia harus memahami teks yang akan dibaca. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Lembang dengan objek penelitian siswa kelas VII A dan kelas VII B di SMP Negeri 3 Lembang. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Design. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca teks cerita anak menggunakan metode shared
reading di kelas eksperimen dan kemampuan membaca siswa yang tidak
menggunakan metode shared reading di kelas kontrol serta perbedaan yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak tergolong rendah karena kedua kelas mendapatkan nilai rata-rata masing-masing 53,97 untuk kelas eksperimen dan 59,36 untuk kelas kontrol yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Setelah menerapakan metode shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak di kelas eksperimen, nilai rata-rata menjadi 77,56 dan di kelas kontrol yang menggunakan metode berbeda menjadi 76,12. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode shared reading efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca teks cerita anak pada siswa SMP kelas VII.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitan ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Batasan masalah ... 4
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
1.7 Anggapan Dasar ... 6
1.8 Hipotesis Penelitian ... 6
1.9 Metode Penelitian ... 7
1.10Definisi Operasional ... 7
BAB 2 IHWAL METODE SHARED READING, MEMBACA CERITA DAN TEKS CERITA ANAK 2.1 Metode Shared Reading 2.1.1 Hakikat Shared Reading ... 8
2.1.2 Prinsip Dasar Metode Shared Reading ... 8
2.1.3 Langkah-Langkah Metode Shared Reading ... 9
2.2 Keterampilan Membaca Cerita 2.2.1 Pengertian Membaca Cerita ... 10
(7)
2.3.1 Pengertian Cerita Anak ... 11
2.3.2 Unsur Intrinsik Cerita Anak ... 11
2.3.3 Realitas dan Nilai Kehidupan Cerita Anak ... 14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 15
3.1.1 Desain Penelitian ... 15
3.1.2 Prosedur Penelitian ... 16
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 17
3.2.1 Teknik Tes ... 17
3.3 Instrumen Penelitian... 18
3.3.1 Instrumen Perlakuan ... 18
3.3.1.1 Rambu-rambu Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak dengan Menggunakan Metode Shared Reading ... 18
3.3.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 21
3.3.2 Instrumen Tes ... 28
3.3.2.1 Kisi Kisi Soal Pretest dan Postest Membaca Teks Cerita Anak ... 28
3.3.2.2 Soal Pretes dan Postes Membaca Teks Cerita Anak ... 29
3.3.2.3 Validitas Instrumen... 33
3.4 Teknik Pengolahan Data ... 38
3.5 Populasi dan Sampel ... 40
3.5.1 Populasi ... 40
3.5.2 Sampel ... 41
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 42
4.1.1 Kemampuan Awal Membaca di Kelas Eksperimen ... 42
4.1.2 Kemampuan Akhir Membaca di Kelas Eksperimen ... 44
4.1.3 Kemampuan Awal Membaca di Kelas Kontrol ... 46
(8)
4.2.1 Uji Normalitas Data
4.2.1.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen ... 50
4.2.1.2 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen ... 53
4.2.1.3 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol ... 55
4.2.1.4 Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol ... 58
4.2.2 Uji Homogenitas Data 4.2.2.1 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen . 60 4.2.2.2 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 60
4.3 Pembuktian Hipotesis ... 61
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70 DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
(9)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat gemar membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru yang akan meningkatkan kecerdasannya. Namun, saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih rendah (Supadilah, 2012). Sejauh ini rendahnya minat baca anak Indonesia terjadi karena tidak ada integrasi yang nyata, jelas, dan tegas antara mata pelajaran yang diberikan dan kewajiban siswa untuk membaca. Satu contoh sederhana, sekolah tidak memiliki standar minimal tentang bacaan wajib buku yang harus dibaca siswa di tiap jenjang pendidikan. Selain itu, siswa juga cenderung lebih menyukai hal-hal di luar membaca seperti menonton televisi, bermain game online, dan membuka sosial media facebook
atau pun twitter.
Dalam konteks ini, Noer (2010: 39-40) mengatakan sebagai berikut.
Banyak orang membaca tapi tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan yang dibaca. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat Anda membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang Anda baca. Salah satu penyebab rendahnya motivasi karena tidak tau apa yang ingin diperoleh dari bahan bacaan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah seperti seorang pengendara yang terus berjalan tapi tidak tau hendak kemana tujuan yang mau dicapai.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, salah satu jembatan yang dapat dibangun oleh guru ialah menanamkan minat baca sedini mungkin. Tujuan pembinaan minat baca sejak dini adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan dimulai dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Salah satu upaya
(10)
meningkatkan minat baca adalah dengan cara pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib ada di setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang sekolah dasar, sekolah menengah, bahkan hingga perguruan tinggi. Ada empat aspek keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008: 1). Semua aspek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan siswa baik secara lisan maupun tulisan.
Masyarakat Indonesia tentunya tidak ingin melihat generasi muda bangsa menjadi orang-orang yang bodoh ataupun miskin. Oleh karena itu, kegiatan membaca harus sudah menjadi kebiasaan setiap orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa termasuk para siswa.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah pertama khususnya di kelas VII, terdapat standar kompetensi mengenai wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Untuk memahami isi dari buku cerita anak diperlukan telaah isi secara mendalam. Menelaah isi suatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan (Tarigan, 2008: 40). Salah satu yang termasuk ke dalam membaca telaah isi ialah membaca pemahaman.
Dalam membaca cerita anak, pembaca akan memeroleh informasi mengenai alur cerita, waktu dan tempat kejadian serta tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, dalam pembelajaran memahami sebuah cerita anak diperlukan adanya membaca pemahaman.
Agar membaca menjadi kegiatan yang menarik di sekolah, guru harus memiliki model, media, metode, atau teknik supaya siswa dapat termotivasi dan terarahkan minat serta kemampuannya dalam proses pembelajaran khususnya untuk keterampilan membaca. Metode pembelajaran membaca yang dapat dipilih
(11)
3
seorang guru sangatlah banyak, seperti PQRST, SQ3R, PORPE, Shared Reading,
dan sebagainya.
Pada pembelajaran membaca kali ini penulis akan menggunakan metode
shared reading. Metode shared reading dibentuk dengan berbasiskan
pembelajaran kooperatif. Dalam konteks ini siswa memiliki hubungan ketergantungan yang positif antara pemahaman siswa dan keterlibatan siswa dalam memahami bacaan. Dengan demikian, pemahaman menyeluruh isi bacaan akan bergantung pada peran aktif siswa.
Metode shared reading dalam pembelajaran membaca dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam memahami sebuah bacaan serta meningkatkan minat baca siswa. Melalui metode ini pembelajaran membaca diharapkan dapat lebih menyenangkan dan jauh dari rasa membosankan.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang pernah melakukan kajian tentang pembelajaran membaca. Kusumaningtyas (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pembacaan Bersama (Shared Reading) Terhadap Domain Inside-Out dalam Literasi Emergen. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
shared reading merupakan kegiatan membaca bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak di bidang literasi. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa pembacaan bersama (shared reading) yang dilaksanakan selama dua minggu tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan domain inside-out literasi emergen pada anak usia prasekolah.
Namun, berbeda dengan penelitian selanjutnya yaitu oleh Safitri (2012) yang berjudul Shared Reading Strategy Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Reading Compherension di Sekolah Dasar. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa penggunaan shared reading strategy berbasis multimedia telah berhasil meningkatkan proses pembelajaran reading compherension siswa di kelas V SDN Ujung Berung 1. Selain itu, shared reading strategy juga berhasil menciptakan
(12)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri dikatakan bahwa metode Shared Reading berhasil digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Membaca pemahaman termasuk ke dalam kompetensi dasar mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia SMP/MTs kelas VII semester 2, yaitu memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Pembelajaran membaca buku cerita merupakan salah satu keterampilan membaca siswa yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan menerapkan metode shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak di tingkat sekolah menengah pertama.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah, penulis melakukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1) Rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perpustakaan yang tidak menyediakan buku-buku menarik. Selain itu, Siswa menganggap pembelajaran membaca itu suatu hal yang membosankan.
2) Siswa lebih menyukai hal-hal atau kegiatan di luar membaca seperti menonton televisi, bermain game online, dan membuka sosial media facebook atau pun
twitter.
3) Metode pembelajaran membaca kurang menarik. Oleh karena itu, diperlukan model, strategi, metode, teknik, atau media yang baik agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
1.3 Batasan masalah
Penulis hanya memfokuskan masalah pada pembelajaran membaca pemahaman buku cerita dengan menggunakan metode shared reading di SMP Negeri 3 Lembang kelas VII tahun ajaran 2012/2013.
(13)
5
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading?
2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol?
1.5 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif metode pembelajaran membaca yang sesuai dengan tuntutan materi standar dalam kurikulum.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1) proses pelaksanaan pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading;
2) perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi (a) penulis, (b) guru, (c) siswa, dan (d) pembaca.
1) Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik karena memberikan pengetahuan serta pengalaman ketika penulis melakukan pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk melatih penulis menemukan terobosan baru yang inovatif dan kreatif dalam menentukan metode pembelajaran di kelas.
(14)
2) Bagi guru
Penelitian ini diharapakan dapat menambah referensi bagi guru dalam penggunaan metode untuk pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman buku cerita. Salah satunya dengan menggunakan metode shared reading dalam pembelajaran yang menarik dan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
3) Bagi siswa
Siswa memeroleh pengalaman belajar yang baru sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca.
4) Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai salah satu metode dalam keterampilan membaca, yaitu metode shared reading.
1.7 Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Membaca merupakan proses pemerolehan pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
2) Sesuai dengan kurikulum dan silabus yang berlaku bahwa membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VII.
3) Metode shared reading merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca teks cerita anak.
1.8 Hipotesis Penelitian
(15)
7
1) H1 : terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam membaca buku cerita pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) H0 : tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam membaca buku cerita
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.9 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen kuasi atau eksperimen semu termasuk ke dalam pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menemukan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja peneliti timbulkan. Kedua faktor tersebut adalah penerapan metode shared reading (sebagai faktor penyebab) dan membaca teks cerita anak (sebagai faktor akibat). Menurut Sukardi (2003) dalam Syamsudin dan Damayanti (2011) jenis penelitian ini dapat digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Desain penelitian pada kuasi eksperimen ini, menggunakan desain pretest-postest kontrol group design.
1.10 Definisi Operasional
Pada penelitian ini diuraikan definisi operasional sebagai berikut. 1) Metode Shared Reading dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
Pembelajaran membaca teks cerita anak merupakan salah satu Standar
Kompetensi yaitu ‘memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak’ untuk siswa kelas VII pada semester 1. Dalam pembelajaran membaca teks cerita anak memerlukan metode pembelajaran yang kreatif sehingga metode shared reading cocok digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerita anak. Metode shared reading merupakan metode membaca pemahaman buku cerita anak yang berdasarkan
(16)
pembelajaran kooperatif sehingga setiap siswa memiliki peran yang sangat penting bagi terwujudnya pemahaman wacana secara utuh bagi temannya. 2) Kemampuan Membaca Teks Cerita Anak
Kemampuan membaca teks cerita anak adalah suatu kemampuan membaca yang bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur cerita anak dan realitas kehidupan yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
(17)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen kuasi atau eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Menurut Sukardi (2003) dalam Syamsudin dan Damaianti (2011) jenis penelitian ini dapat digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif.
3.1.1 Desain Penelitian
Desain penelitian pada kuasi eksperimen ini, menggunakan desain pretest-postest control group design. Dalam desain ini dipilih dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Persiapan Penelitian
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Y O4
Keterangan:
O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen (pretes)
O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen (postes)
X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading
Y : Perlakuan pada kelompok kontrol berupa pembelajaran membaca teks cerita anak dengan tidak menggunakan metode shared reading
(18)
O3 : Uji awal pada kelompok kontrol
O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol
(Sugiyono, 2011: 112)
Kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian hasil pretes tersebut akan dijadikan bandingan utuk hasil postes setelah kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment). Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak. Hal tersebut dapat dijadikan data tentang perubahan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah mendapat perlakuan .
3.1.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian akan dilakukan dalam empat tahap adalah sebagai berikut ini.
a. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian dilakukan dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini.
1) Penyusunan rancangan penelitian. 2) Pembuatan instrumen penelitian. 3) Pembuatan bahan ajar.
4) Mengurus perizinan.
5) Uji coba instrumen penelitian.
6) Revisi instrumen penelitian (jika diperlukan).
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.
1) Pelaksanaan tes awal (pretes) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan membaca teks cerita anak siswa
(19)
17
2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode shared reading.
3) Pelaksanaan tes akhir (postes) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan membaca teks cerita anak setelah mendapat perlakuan.
c. Tahap Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini. 1) Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif.
2) Membandingkan hasil tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3) Melakukan analisis data kuantitatif terhadap pretes dan postes.
4) Melakukan analisis data kualitatif lembar observasi.
d. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan dilakukan berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh, yaitu mengenai kemampuan membaca teks cerita anak.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan teknik tes. Di bawah ini akan dibahas mengenai teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian.
3.2.1 Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Dengan mengadakan tes dapat diketahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai pembelajaran tersebut. Pelaksanaan tes yang akan dilakukan penulis meliputi:
1) pretes, pretes dilakukan untuk melihat seberapa jauh siswa tersebut mahir dan terampil membaca pemahaman teks cerita anak sebelum diberikan perlakuan
(20)
2) postes, postes dilakukan untuk melihat perkembangan siswa dalam membaca pemahaman teks cerita anak setelah diberikan perlakuan metode shared reading. Selain itu, setelah mendapatkan hasil dari perlakuan tersebut, dapat diidentifikasi bahwa kemampuan membaca siswa meningkat atau tidak.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut.
3.3.1 Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan berupa rambu-rambu pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok pembelajaran membaca cerita anak
3.3.1.1Rambu-Rambu Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak dengan Menggunakan Metode Shared Reading
Rambu-rambu ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading di kelas eksperimen.
1) Rasional
Bahan bacaan yang disajikan oleh guru biasanya merupakan bahan bacaan yang panjang. Bahan bacaan tersebut biasanya tidak dapat dipenggal karena keseluruhan isinya mengandung unsur-unsur yang penting. Begitu pun dengan teks cerita anak. Teks cerita anak yang disajikan oleh guru di dalam pembelajaran biasanya terdiri dari beberapa halaman. Dalam memahami isi cerita anak siswa harus membaca teks cerita tersebut secara utuh mulai dari awal hingga akhir cerita. Sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk membaca teks tersebut. Namun, dalam pembelajaran di kelas siswa dan guru dibatasi oleh
(21)
19
waktu. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kerja sama di dalam membaca agar seluruh siswa dapat memahami keseluruhan isi teks cerita.
2) Tujuan
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memahami isi cerita dari teks cerita anak. Selain itu siswa juga dituntut untuk dapat memberikan apresiasinya setelah membaca teks cerita tersebut.
3) Prinsip Dasar
Pada dasarnya Shared Reading adalah kegiatan membaca berbasis pembelajaran kooperatif. Hal tersebut bertujuan agar setiap siswa memiliki peran yang sangat penting bagi terwujudnya pemahaman wacana secara utuh. Shared Reading juga dilakukan dalam kelompok yang jumlahnya besar yang memiliki tingkat kemampuan membaca yang berbeda-beda. Tujuannya yaitu untuk berinteraksi dalam menemukan ide pada teks bacaan atau cerita. Dengan kemampuan yang berbeda-beda siswa dapat berinteraksi untuk menemukan konsep baru, kosakata baru dan berfikir tingkat tinggi dalam berbagai aktivitas yang kreatif.
4) Sintak Pembelajaran
Bahan bacaan yang disajikan oleh guru biasanya tidak dapat dipenggal karena keseluruhan isinya mengandung unsur-unsur yang esensial sehingga tidak dapat dilakukan pemenggalan karena dapat merubah makna isi bacaan. Langkah-langkah penggunaan metode Shared Reading adalah sebagai berikut:
(22)
Tabel 3.2
Sintak Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
No Tahapan Kegiatan Siswa Kegiatan Guru
1. Prabaca Siswa melakukan sebuah permainan.
Siswa membaca puisi
Siswa membaca pantun
Siswa berbagi cerita tentang pengalaman menariknya
Guru mengarahkan siswa agar
termotivasi
mengikuti permainan bahasa, membaca puisi, membaca pantun dan berbagi cerita
2. Membaca Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
Siswa membaca dalam hati sebuah penggalan cerita
Siswa bersama kelompoknya
mendiskusikan kata-kata sulit yang di temukan dalam teks cerita
Siswa saling berbagi hasil baca mereka kepada teman kelompoknya
Guru menjelaskan mengenai prosedur baca menggunakan metode shared reading.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
Guru mengamati proses membaca yang dilakukan siswa
3. Pascabaca Perwakilan siswa
membacakan sinopsis cerita
Guru mengatur siswa yang akan
(23)
21
Kelompok lain menanggapi kelompok lain yang tampil
Siswa diberi tugas membaca teks lain yang dilakukan bersama kelompoknya diluar jam pelajaran.
Guru memberikan tindak lanjut dengan menugaskan siswa membaca teks lain yang dilakukan secara berkelompok.
5) Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa tes tulis. Evaluasi dilaksanakan pada saat tes awal (pretes), proses perlakuan, dan tes akhir (postes). Evaluasi pada saat pretes dan postes menggunakan tes yang sama agar terlihat perbedaan yang signifikan pada hasil membaca siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan pada proses perlakuan, evaluasi menggunakan tes dengan mengerjakan lembar kerja dan LP yang terdapat pada RPP.
3.3.1.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Instrument perlakuan berupa RPP dijadikan sebagai pedoman dalam berlangsungnya proses pembelajaran. RPP tersebut dibuat berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam standar isi KTSP. SK yang dipilih oleh penulis adalah memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak dan KD yang dipilih berdasarkan SK tersebut adalah menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.
Berikut merupakan RPP yang telah disusun untuk pelaksanaan pembelajaran.
INSTRUMEN PERLAKUAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK
(24)
Sekolah : SMP Negeri 3 Lembang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII / 2
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit ( 3 Pertemuan )
A. Standar Kompetensi
15 Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak.
B. Komptensi Dasar
15.2 Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca sebuah cerita anak, siswa dapat memahami isi cerita berdasarkan unsur-unsur dalam cerita anak.
2. Siswa dapat menuliskan perilaku, dan kebiasaan anak yang ada dalam teks cerita anak
3. Setelah menemukan perilaku dan kebiasaan yang ada dalam teks cerita anak, siswa dapat menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam teks cerita anak.
D. Materi Pembelajaran
1. Unsur-unsur cerita anak
Cerita anak termasuk ke dalam salah satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi sendiri ialah cerita yang berisi kisah rekaan atau tidak sungguh-sungguh terjadi di kehidupan nyata. Meskipun bersifat rekaan, unsur-unsur seperti penokohan, latar, alur, konflik dan klimaks tetap perlu diperhatikan.
(25)
23
Tujuannya untuk memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan kepada anak.
Dapat disimpulkan bahwa cerita anak merupakan kisah rekaan yang fokus perhatian ceritanya adalah anak-anak. Cerita anak yang baik ialah cerita yang sederhana, kata-katanya menarik, dan jalan cerita yang mudah dimengerti. Sebuah cerita akan menjadi menarik jika semua elemen kisah dibina secara seimbang. Dengan demikian tidak ada bagian yang kurang atau berlebihan.
Unsur-unsur cerita anak
1) Tema
2) Tokoh dan Penokohan 3) Alur atau Plot
4) Latar
5) Sudut Pandang 6) Amanat
7) Gaya Bahasa
2. Unsur ekstrinsik cerita anak : Nilai yang terkandung dalam karya sastra 1) Nilai moral
2) Nilai estetika atau keindahan 3) Nilai sosial budaya
4) Nilai religi 5) Nilai politik
3. Realitas kebiasaan dalam cerita dengan kehidupan
E. Metode Pembelajaran
(26)
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kegiatan Waktu
Ke - 1 Pendahuluan
1) Mengecek kesiapan siswa
2) Bertanya jawab tentang materi sebelumnya 3) Bertanya jawab tentang cerita anak (rasa ingin tahu)
4) Menggali pengetahuan awal tentang implementasi kebiasaan dalam cerita dengan realita kehidupan. (peduli sosial)
5) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Kegiatan Inti
1)Siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur intrinsik dan realitas kehidupan anak dalam sebuah cerita.
2)Perwakilan siswa menceritakan tentang pengalaman menariknya di depan kelas 3)Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari lima orang siswa. (komunikatif, bersahabat)
4)Siswa membaca teks cerita anak yang dibagikan guru (gemar membaca) 5)Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi
perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak.(komunikasi, bersahabat,
demokrasi)
10 menit
(27)
25
kebiasaan dalam cerita pendek dalam realita kehidupan. (cinta sosial)
7)Tiap kelompok melaporkan pekerjaannya di depan kelas. (bertanggung jawab)
8)Siswa yang lain menaggapi/mengomentari hasil pekerjaan kelompok lain.(toleransi) 9)Siswa diberi penguatan hasil kerja kelompok
oleh guru.
Penutup
1) Siswa bersama guru merefleksi tentang apa yang sudah dan yang belum dikuasai tentang kompetensi menemukan realita perilaku dan kebiasaan dalam cerita anak dengan
kehidupan anak.
1) Pemberian tugas kepada siswa untuk membaca buku cerita dan mengidentifikasi perilaku dan kebiasaan yang ada dalam cerita yang
berbeda. (gemar membaca)
Ke – 2
Pendahuluan
Bertanya jawab tentang kompetensi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari lima orang siswa.
(komunikatif, bersahabat)
2) Siswa membaca teks cerita anak yang
10 mneit
(28)
3) Siswa menuliskan perilaku-perilaku, dan kebiasaan dalam cerita anak yang telah dibacanya. (peduli sosial, gemar membaca) 4) Siswa menuliskan contoh perilaku dan
kebiasaan dalam cerita anak dalam realita kehidupan. (peduli sosial, gemar membaca, kreatif)
5) Siswa diberi penguatan oleh guru berdasarkan uji kompetensi menemukan realita kehidupan dengan perilaku dan kebiasaan dalam cerita anak. (peduli lingkungan)
Penutup
1) Guru berefleksi dengan anak tentang kesulitan dalam kompetensi yang baru dicapai.
2) Guru dan siswa bertanya jawab tentang maanfaat mempelajari kompetensi yang baru dicapai dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
Ke – 3 Pendahuluan
1) Mengecek kesiapan siswa
2) Bertanya jawab tentang materi sebelumnya 3) Bertanya jawab tentang cerita anak (rasa ingin tahu)
4) Menggali pengetahuan awal tentang implementasi kebiasaan dalam cerita dengan realita kehidupan. (peduli sosial)
5) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
(29)
27
1) Siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur intrinsik dan realitas kehidupan anak dalam sebuah cerita.
2)Perwakilan siswa menceritakan tentang pengalaman menariknya di depan kelas 3)Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari lima orang siswa. (komunikatif, bersahabat)
4)Siswa membaca teks cerita anak yang dibagikan guru (gemar membaca) 5)Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi
perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak.(komunikasi, bersahabat,
demokrasi)
6)Siswa memberikan contoh perilaku dan kebiasaan dalam cerita pendek dalam realita kehidupan. (cinta sosial)
7)Tiap kelompok melaporkan pekerjaannya di depan kelas.(bertanggung jawab)
8)Siswa yang lain menaggapi/mengomentari hasil pekerjaan kelompok lain.(toleransi) 9)Siswa diberi penguatan mengenai hasil kerja
kelompok oleh guru.
Penutup
1) Siswa bersama guru merefleksi tentang apa yang sudah dan yang belum dikuasai tentang kompetensi menemukan realita perilaku dan
60 menit
(30)
kehidupan anak.
2) Pemberian tugas kepada siswa untuk membaca buku cerita dan mengidentifikasi perilaku dan kebiasaan yang ada dalam cerita yang
berbeda. ( gemar membaca )
G. Sumber Belajar
1. Buku cerita anak
2. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
H. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Mengidentifikasi unsur-unsur cerita anak Tes
Tes Tertulis
Sebutkan tema, tokoh, latar, alur, dan amanat, yang terdapat dalam
(31)
29
tersebut?
Mengidentifikasi perilaku, kebiasaan dalam ceria anak
Identifikasi perilaku atau kebiasaan yang terdapat di dalam buku cerita anak yang kamu baca!
Menentukan realita kehidupan anak yang terefleksi dalam cerita anak yang dibaca
Tuliskan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam cerita anak yang kamu baca!
3.3.2 Instrumen Tes
Tes yag digunakan merupakan tes tertulis. Siswa diberi pertanyaan tentang unsur-unsur intrinsik cerita anak dan realitas kehidupan anak yang dapat diambil dari teks cerita anak. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai unsur-unsur intrinsik cerita anak dan realitas kehidupan anak yang terefleksi dari teks cerita anak. Kemudian postes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi perlakuan.
3.3.2.1Kisi Kisi Soal Pretes dan Postes Membaca Teks Cerita Anak
Berikut adalah kisi-kisi soal/instrumen yang akan diberikan kepada siswa.
Tabel 3.3
Kisi Kisi Soal Pretes dan Postes Membaca Teks Cerita Anak Teks Cerita dan Aspek Tes Tingkat Apresiatif Bentuk Soal No Soal
(32)
b. Alur cerita c. Amanat d. Gaya bahasa
Tingkat konsep Tingkat perspektif Tingkat apresiasi 3 4 5 Teks 2 a. Latar b. Alur cerita
c. Realitas kehidupan sosial d. Amanat
e. Gaya bahasa
Tingkat informasi Tingkat konsep Tingkat perspektif Tingkat perpsektif Tingkat apresiasi
Essay 6 7 8
9 10 Teks 3
a. Alur
b. Unsur intrinsik
c. Realitas kehidupan sosial d. Amanat
e. Gaya bahasa
Tingkat informasi Tingkat konsep Tingkat perspektif Tingkat perpsektif Tingkat apresiasi
Essay 11 12 13 14 15 Teks 4 a. Tokoh b. Latar
c. Realitas kehidupan sosial d. Amanat
e. Gaya bahasa
Tingkat informasi Tingkat perspektif Tingkat perspektif Tingkat perpsektif Tingkat apresiasi
Essay 16 17 18 19 20
3.3.2.2Soal Pretes dan Postes Membaca Teks Cerita Anak A. PENGANTAR
Para siswa yang budiman, tes ini merupakan tes untuk melihat sejauh mana kemampuan kalian dalam membaca teks cerita anak. Hasil penilaian dari tes ini tidak akan dimasukkan ke dalam data nilai kalian. Kerjakanlah tes ini dengan kemampuan maksimal kalian.
B. PETUNJUK
1. Isi lembar jawaban dengan nama dan kelas kalian! 2. Bacalah setiap teks di bawah ini dengan saksama!
(33)
31
4. Jawab setiap pertanyaan dengan cermat! 5. Waktu yang disediakan 30 menit. 6. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret. 7. Selamat mengerjakan!
Teks 1
Bacalah teks cerita di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1-5!
Saat usai pelajaran Ayu langsung mendekati Nanda. Rasanya tidak enak jika Ia juga menuduhku. “Nda, aku ikut menyesal uangmu hilang. Maaf, tetapi aku memang tidak mengambil uangmu itu. Aku dulu memang pernah mencuri uang Fara, tetapi itu dulu. Jujur, sekarang aku tidak berpikir untuk melakukan itu lagi.
Waktu itu aku khilaf” ujar Ayu kepada Nanda. Tiba-tiba Dafa ketua kelas datang menghampiri kami dan menyarankan untuk mencari tahu dulu siapa yang telah mencuri uang Nanda. Ayu, Nanda dan Dafa pun pergi ke pasar tempat Nanda terakhir kali mengeluarkan uang. Sesampainya di pasar, seorang pedagang kerupuk yang mengenali Nanda langsung menghentikan langkah kami. Benar saja, pedagang kerupuk yang tadi pagi dititipi kerupuk oleh Nanda langsung mengeluarkan uang seratus ribuan milik Nanda. Ternyata tadi pagi Nanda salah memberikan uang kepada tukang kerupuk itu.
Kerjakan soal berikut dengan cermat dan benar di lembar jawaban yang disediakan!
1. Siapa saja tokoh yang terdapat pada cerita di atas? 2. Bagaimana karakter tokoh Ayu berdasarkan sifatnya? 3. Konflik apa sajakah yang ditimbulkan cerita di atas?
4. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah membaca cerita di atas? 5. Bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan cerita tersebut?
(34)
Teks 2
Bacalah teks cerita di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 6-10!
Di tengah terik matahari Anjing itu berjalan melalui jembatan kecil di atas sungai. Air sungai itu sangat jernih. Anjing itu melihat ke bawah dan bayangannya tampak jelas. Dia mengira ada anjing lain yang menggigit daging juga, dengan cepat ia melompat ke dalam air. Ia ingin merebut daging itu tetapi daging yang dimulutnya terlepas, dan hanyut terbawa air. Ternyata tidak ada anjing lain. Yang diserangnya itu hanya bayangannya sendiri. Anjing itu pun basah kuyup. Dengan susah payah ia naik ke darat. Ia pun pulang dengan lesu dan perutnya semakin lapar.
Kerjakan soal berikut dengan cermat dan benar di lembar jawaban yang disediakan!
6. Latar apa saja yang terdapat pada cerita tersebut?
7. Faktor apa saja yang memperngaruhi terjadinya konflik pada cerita tersebut? 8. Apakah sifat anjing yang rakus sama dengan keadaan manusia yang tidak bersyukur?
9. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah membaca cerita di atas? 10. Bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan cerita tersebut?
Teks 3
Bacalah teks cerita di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 11-15!
Proses seleksi pelajar teladan telah dimulai. Pada seleksi pertama aku mendapat posisi terbaik. Hal itu membuatku lolos ke tahap berikutnya di tingkat kecamatan. Senang sekali rasanya, walaupun berdebar-debar tapi aku harus lebih serius lagi untuk belajar.
Jerih payahku pun tidak sia-sia. Pada tingkat kecamatan aku menjadi juara pertama dan berhak menjadi wakil di tingkat kota madya. Persaingan pasti akan
(35)
33
Bunda membantuku mengecek hafalan setiap malam, sedangkan Ayah membantuku mencari cara cepat dalam menjawab soal-soal. Kak Naufal pun ikut mendukung dengan mengambil alih tugas menyapuku. Tugasku sekarang hanya belajar, belajar, dan belajar.
Kerjakan soal berikut dengan cermat dan benar di lembar jawaban yang disediakan!
11. Bagaimana alur cerita tersebut?
12. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat pada cerita di atas! 13. Sebutkan realitas kehidupan anak berdasarkan cerita di atas! 14. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah membaca cerita di atas? 15. Bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan cerita tersebut?
Teks 4
Bacalah teks cerita di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 16-20!
Pagi ini Vinna rusuh karena bangun kesiangan. Kepada ibu dia mengaku telah mengerjakan tugas hingga larut malam, padahal semalaman Vinna hanya bermain game online. Setiba di sekolah, teman-teman Vinna memandanginya dengan geli. Mereka tertawa sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Vinna tak mengerti apa yang ditertawakan oleh teman temannya. Vinna cuek saja dan terus berjalan menuju kelasnya. Namun, teman-teman nya tetap mentertawakan Vinna. Vinna menundukkan kepala, mencari apa yang salah pada dirinya. Dengan terkejut ia melihat sepasang kepala anjing yang menghiasi kakinya. Gara-gara bangun kesiangan dan terburu-buru Ia lupa mengganti sendalnya dengan sepatu. Vinna jadi malu di sekolah. Tak mungkin ia mengikuti upacara bendera.
Kerjakan soal berikut dengan cermat dan benar di lembar jawaban yang disediakan!
(36)
17. Sebutkan hal-hal menarik dari cerita tersebut!
18. Sebutkan realitas kehidupan anak yang terdapat pada cerita di atas! 19. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah membaca cerita di atas? 20. Bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan cerita tersebut?
3.3.2.3Validitas Instrumen
Untuk menentukan validitas instrumen penulis menggunakan uji data secara empiris. Uji data empiris ini dilakukan kepada kelas yang memiliki tingkat kemampuan yang sama dengan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk mendapatkan validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment Pearson yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
= skor siswa pada tiap butir soal = skor total tiap siswa
= jumlah siswa
Setelah diketahui nilai rxy. Maka dimasukkan ke dalam tabel interpretasi nilai rxy
untuk diketahui nilai validitasnya.
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai rxy
Besarnya rxy Kriteria
Antara Sangat tinggi Antara Tinggi
(37)
35
0 Sangat rendah
(Arikunto,2010 : 245)
Berdasarkan perhitungan menggunakan anates V4 diperoleh koefisien korelasi keseluruhan soal adalah rxy = 0,87, hal tersebut menunjukkan bahwa butir
soal secara keseluruhan memiliki validitas sangat tinggi, sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Adapun validitas untuk setiap butir soal disajikan sebagai berikut.
Tabel 3.5
Validitas Setiap Butir Soal
No Soal Koefisien Validitas Kriteria Validitas 1 0.478 Sedang 2 0.419 Sedang 3 0.598 Sedang 4 0.395 Rendah 5 0.736 Tinggi 6 0.543 Sedang 7 0.434 Sedang 8 0.676 Tinggi 9 0.748 Tinggi 10 0.695 Tinggi 11 0.642 Tinggi 12 0.484 Sedang 13 0.730 Tinggi 14 0.669 Tinggi 15 0.649 Tinggi 16 0.657 Tinggi 17 0.740 Tinggi 18 0.757 Tinggi 19 0.763 Tinggi 20 0.721 Tinggi
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus
(38)
meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah, 1990: 167).
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah, 1990: 194), yaitu:
∑
Keterangan:
r11 = korfisien reliabilitas
n = banyak butir soal (item)
∑ = jumlah varians skor tiap item = varians skor total
Adapun klasifikasi derajat reliabilitas menurut Guilford (Suherman, 1990 : 177) berikut dalam tabel:
Tabel 3.6
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang
Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan perhitungan menggunakan anates V4 diperoleh derajat realibilitas r11 = 0,93 ini berarti bahwa butir soal secara keseluruhan memiliki
derajat realibilitas tinggi.
a. Daya Pembeda
(39)
37
mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda tipe uraian dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
A B
X X
DP
SMI
Keterangan
DP = Daya Pembeda
A
X = Rata-rata siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar atau rata-rata kelompok atas
B
X = Rata-rata siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar atau rata-rata kelompok bawah
SMI = Skor Maksimal Ideal
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman, 1990 : 202) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Kriteria DP 0,00 Sangat jelek 0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP 1,00 Sangat baik
(40)
Tabel 3.8
Nilai Daya Pembeda tiap butir soal No
Soal
Nilai DP Kriteria 1 0,255 Cukup
2 0,309 Cukup
3 0,418 Baik
4 0,273 Cukup
5 0,346 Cukup
6 0,327 Cukup
7 0,236 Cukup
8 0,255 Cukup
9 0,291 Cukup
10 0,255 Cukup
11 0,455 Baik
12 0,236 Cukup
13 0,346 Cukup
14 0,291 Cukup
15 0,346 Cukup
16 0,382 Cukup
17 0,473 Baik
18 0,436 Baik
19 0,455 Baik
20 0,291 Cukup
(41)
39
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan derajat kesukaran suatu butir soal diantara bilangan real pada interval 0,00 sampai 1,00.
Indeks kesukaran soal tipe uraian dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan: IK = Indeks Kesukaran
X = Rata-rata
SMI= Skor Maksimal Ideal
Adapun klasifikasi indeks kesukaran (Suherman, 1990 : 213) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.9
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 Soal sedang 0,70 < IK 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan anates V4, indeks kesukaran setiap butir soal digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal No
Soal
Nilai IK Interpretasi 1 0,800 Mudah
2 0,573 Sedang
3 0,700 Mudah
4 0,864 Mudah
5 0,827 Mudah
6 0,527 Sedang
X IK
SMI
(42)
8 0,746 Mudah
9 0,836 Mudah
10 0,855 Mudah
11 0,664 Sedang
12 0,755 Mudah
13 0,555 Sedang
14 0,855 Mudah
15 0,718 Mudah
16 0,591 Sedang
17 0,709 Mudah
18 0,600 Sedang
19 0,773 Mudah
20 0,836 Mudah
3.4 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Data yang dihasilkan masih berupa data mentah yang belum memiliki makna berarti. Agar data tersebut bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, maka perlu adanya proses pengolahan data untuk memberikan arahan agar dapat menganalisis lebih lanjut.
Untuk hasil tes, pengolahan data dilakukan terhadap skor tes awal dan skor tes akhir kemampuan menulis naskah drama. Pengukuran tes awal adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan awal siswa dalam menulis naskah drama. Sedangkan pengukuran teks akhir adalah untuk mengukur sejauh mana keefektifan teknik transformasi cerpen dalam pembelajaran menulis naskah drama.
Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut. a. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa
b. Uji Normalitas
(43)
41
kemampuan dua rata-rata. Untuk menentukan bahwa data mempunyai sifat yang normal atau tidak, bisa menggunakan rumus chi kuadrat (X2).
X
2=
∑
Keterangan
X2 = nilai chi-kuadrat
fo = frekuensi yang di observasi (frekuensi empiris) fh = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria: X2hitung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal
X2hitung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal
c. Uji Homogenitas
Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:
F itung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:
d. Uji Gain
Uji gain dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai pretest dan post test, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t-test.
(44)
√ (
√ ) ( √ )
Dari hasil uji gain terdapat gambaran yang berbeda antara kemampuan membaca teks cerita anak pada pretest dan posttest dengan menggunakan metode
shared reading.
Uji signifikan koefisien t dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Jika t hitung< t tabel, hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja ditolak.
2) Jika t hitung> t tabel, hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja diterima.
3.5 Populasi dan Sampel
Dalam bagian ini akan diuraikan hal-hal yang menjadi populasi dan sampel penelitian. Uraian tersebut akan dijelaskan dalam penjelasan di bawah ini.
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang yang terdiri dari 9 kelas.
3.5.2 Sampel
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu (purposive sampling). Dengan demikian, sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah populasi yang dianggap mewakili populasi (homogen) secara keseluruhan dan ditentukan berdassarkan kebutuhan data penelitian.
Pada penelitian ini penulis mengambil sampel satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol.
(45)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengamatan, dan pembahasan pada seluruh tahapan penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 3 Lembang, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1) Setelah melakukan penilaian sesuai rancangan pada bab 4, nilai rata-rata pretes kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak mengalami perbedaan setelah menerapkan metode shared reading dalam pembelajaran. Perbedaan itu dapat dilihat dari nilai tes awal dengan rata-rata 53,97 dan setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode shared reading, nilai rata-rata tes akhir meningkat menjadi 77,56. Hal itu dapat membuktikan bahwa metode shared reading efektif digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerita anak. Begitu pun dengan proses pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode pemodelan juga mengalami perbedaan antara nilai pretes dan nilai postesnya. Perbedaan hasil pembelajaran di kelas kontrol lebih kecil dibandingkan kelas eksperimen yang memakai metode shared reading. Hasil nilai rata-rata hasil pretes pada kelas kontrol sebesar 59,36 dan hasil postes sebesar 76,12.
2) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak di kelas eksperimen dengan menggunakan metode shared reading
dengan kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak di kelas kontrol tanpa menggunakan metode shared reading. Hal ini terlihat dari perhitungan statistik, thitung (1,36) ≥ t(0,925)(1/65) (1,30) artinya � ditolak dan � diterima.
Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki nilai rata-rata postes yang sama. Berdasarkan refleksi penulis, hasil penilaian, hasil observasi, dan hasil perhitungan statistik, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading efektif jika diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang.
(46)
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peningkatan nilai dengan menggunakan metode shared reading dapat dikatakan efektif. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan penulis memberikan saran kepada beberapa pihak.
Guru dapat memilih alternatif pembelajaran dengan menerapkan metode
shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak atau membaca teks yang lainnya. Namun, karena adanya kelemahan metode ini yakni dalam pemenggalan teks cerita menjadi beberapa bagian yang masih berkesinambungan sehingga masih menjadi satu kesatuan yang utuh saat dibaca .
Peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian mengenai metode
shared reading dengan memilih objek penelitian dari jenjang lain, misalnya untuk jenjang SMA hingga perguruan tinggi dengan menggunakan teks bacaan yang berbeda. Selain itu, peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai membaca teks cerita anak dapat menggunakan metode yang berbeda, sehingga dapat dijadikan pembanding dan memiliki referensi yang kuat.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
Tanpa Nama. 2011. “Membangun Budaya Membaca (Literacy Culture) di Sekolah”. [online]. Tersedia : http://hafismuaddab.wordpress.com/tag/rendahnya-minat-baca-siswa/ [4 Desember 2012]
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Kusumaningtyas, A. 2007. Pengaruh Pembacaan Bersama (Shared Reading) terhadap Domain Inside-Out dalam Literasi Emergen. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Maria, Anly. 2011. Penerapan Strategi Mastery Learning dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Novel Remaja. Skripsi FPBS UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Nirwasita F. A. 2012. Realitas Kehidupan dalam Cerita Anak. Yogyakarta: Citra Aji Parama
Noer. M. 2010. Speed Reading for Beginner. [online]. Tersedia : http://www.MembacaCepat.com / [4 Desember 2012]
Prastowo, A. 2011. Memahami Metode-metode Penelitian. Jogjakarta: Ar - ruza Media
Safitri. 2012. Shared Reading Strategy Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Reading Compherension di Sekolah Dasar. Skripsi UPI Cibiru: Tidak diterbitkan.
Slavin, R. E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta
Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
(48)
Supadilah. 2012. ”Rendahnya Minat Baca Bangsa”. [online]. Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/16/rendahnya-minat-baca-bangsa-442837.html [5 Desember 2012]
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
(1)
Pahala Munggaran, 2013
Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
normal atau tidak, bisa menggunakan rumus chi kuadrat (X2).
X
2=
∑
Keterangan
X2 = nilai chi-kuadrat
fo = frekuensi yang di observasi (frekuensi empiris) fh = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria: X2hitung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal
X2hitung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal
c. Uji Homogenitas
Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:
F itung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:
d. Uji Gain
Uji gain dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai pretest dan post test, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t-test.
(2)
42
√ (
√ ) ( √ )
Dari hasil uji gain terdapat gambaran yang berbeda antara kemampuan membaca teks cerita anak pada pretest dan posttest dengan menggunakan metode shared reading.
Uji signifikan koefisien t dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Jika t hitung< t tabel, hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja ditolak. 2) Jika t hitung> t tabel, hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja diterima.
3.5 Populasi dan Sampel
Dalam bagian ini akan diuraikan hal-hal yang menjadi populasi dan sampel penelitian. Uraian tersebut akan dijelaskan dalam penjelasan di bawah ini.
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang yang terdiri dari 9 kelas.
3.5.2 Sampel
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu (purposive sampling). Dengan demikian, sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah populasi yang dianggap mewakili populasi (homogen) secara keseluruhan dan ditentukan berdassarkan kebutuhan data penelitian.
Pada penelitian ini penulis mengambil sampel satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol.
(3)
68 Pahala Munggaran, 2013
Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengamatan, dan pembahasan pada seluruh tahapan penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 3 Lembang, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1) Setelah melakukan penilaian sesuai rancangan pada bab 4, nilai rata-rata pretes kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak mengalami perbedaan setelah menerapkan metode shared reading dalam pembelajaran. Perbedaan itu dapat dilihat dari nilai tes awal dengan rata-rata 53,97 dan setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode shared reading, nilai rata-rata tes akhir meningkat menjadi 77,56. Hal itu dapat membuktikan bahwa metode shared reading efektif digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerita anak. Begitu pun dengan proses pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode pemodelan juga mengalami perbedaan antara nilai pretes dan nilai postesnya. Perbedaan hasil pembelajaran di kelas kontrol lebih kecil dibandingkan kelas eksperimen yang memakai metode shared reading. Hasil nilai rata-rata hasil pretes pada kelas kontrol sebesar 59,36 dan hasil postes sebesar 76,12.
2) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak di kelas eksperimen dengan menggunakan metode shared reading dengan kemampuan siswa dalam membaca teks cerita anak di kelas kontrol tanpa menggunakan metode shared reading. Hal ini terlihat dari perhitungan statistik, thitung (1,36) ≥ t(0,925)(1/65) (1,30) artinya � ditolak dan � diterima. Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki nilai rata-rata postes yang sama. Berdasarkan refleksi penulis, hasil penilaian, hasil observasi, dan hasil perhitungan statistik, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks cerita anak dengan menggunakan metode shared reading efektif jika diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang.
(4)
69
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peningkatan nilai dengan menggunakan metode shared reading dapat dikatakan efektif. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan penulis memberikan saran kepada beberapa pihak.
Guru dapat memilih alternatif pembelajaran dengan menerapkan metode shared reading dalam pembelajaran membaca teks cerita anak atau membaca teks yang lainnya. Namun, karena adanya kelemahan metode ini yakni dalam pemenggalan teks cerita menjadi beberapa bagian yang masih berkesinambungan sehingga masih menjadi satu kesatuan yang utuh saat dibaca .
Peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian mengenai metode shared reading dengan memilih objek penelitian dari jenjang lain, misalnya untuk jenjang SMA hingga perguruan tinggi dengan menggunakan teks bacaan yang berbeda. Selain itu, peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai membaca teks cerita anak dapat menggunakan metode yang berbeda, sehingga dapat dijadikan pembanding dan memiliki referensi yang kuat.
(5)
70 Pahala Munggaran, 2013
Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Tanpa Nama. 2011. “Membangun Budaya Membaca (Literacy Culture) di
Sekolah”. [online]. Tersedia :
http://hafismuaddab.wordpress.com/tag/rendahnya-minat-baca-siswa/ [4 Desember 2012]
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Kusumaningtyas, A. 2007. Pengaruh Pembacaan Bersama (Shared Reading) terhadap Domain Inside-Out dalam Literasi Emergen. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Maria, Anly. 2011. Penerapan Strategi Mastery Learning dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Novel Remaja. Skripsi FPBS UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Nirwasita F. A. 2012. Realitas Kehidupan dalam Cerita Anak. Yogyakarta: Citra Aji Parama
Noer. M. 2010. Speed Reading for Beginner. [online]. Tersedia : http://www.MembacaCepat.com / [4 Desember 2012]
Prastowo, A. 2011. Memahami Metode-metode Penelitian. Jogjakarta: Ar - ruza Media
Safitri. 2012. Shared Reading Strategy Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Reading Compherension di Sekolah Dasar. Skripsi UPI Cibiru: Tidak diterbitkan.
Slavin, R. E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta
Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
(6)
71
Supadilah. 2012. ”Rendahnya Minat Baca Bangsa”. [online]. Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/16/rendahnya-minat-baca-bangsa-442837.html [5 Desember 2012]
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.