PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : Studi Pada Bank Umum Syariah Pada Tahun 2010 - 2012.
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : ISNA MACHMUDIN
NIM. 0906767
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
Oleh Isna Machmudin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Isna Machmudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
IsnI Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
(4)
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
Pembimbing I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak Pembimbing II : Elis Mediawati, S.Pd.,SE.,M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi risiko pembiayaan dan kinerja perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) pada periode 2010-2012 selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012. Indikator yang dipakai untuk menjelaskan risiko pembiayaan adalah Non Performing
Financing (NPF) sedangkan untuk indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan adalah Return on Asset (ROA).
Yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah selama tiga tahun yaitu tahun 2010-2012. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi Bank Umum Syariah untuk periode 2010-2012 maka, Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi deskriptif dan analisis regresi data panel.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko pembiayaan di Bank Umum Syariah pada 2010-2012 relatif stabil dan dibawah batas maksimum 5% BI. Sedangkan ROA Bank Umum Syariah masih relatif kecil yaitu dibawah 2%. Risiko pembiayaan dengan proksi NPF memiliki pengaruh negatif dan memilki kriteria pengaruh yang sangat rendah terhadap kinerja perusahaan dengan proksi ROA. Sesuai dengan hasil penelitian ini maka hipotesis yang diajukan diterima. Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Kumala Ratih (2012) dan Anisa Nursetyani (2009) yaitu menunjukan NPF berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
(5)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Supervisor I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak Supervisor II : Elis Mediawati, S.Pd.,SE.,M.Si
ABSTRACT
The aims of this research are to determine the condition of financial risk and the performance of General Islamic Banks in the period of 2010 – 2012. The purpose of this study is also to find out how the financial risk influences its performance at those periods. The indicator which is used to explain the financial risk is NPF (Non Performing Financing). While to measure the company’s performance, ROA (Return on Asset) is used.
General Islamic Banks which are listed in Indonesian Bank (BI) become the target research. Data is collected from the documentation of financial reports in three years from 2010 until 2012. Determining the condition of General Islamic Banks is the purpose of this research. So that, Analysis techniques used for the study are descriptive analysis and pool data regression analysis.
The result of the study showed that the financial risk in General Islamic Banks at 2010 until 2012 is relatively stable. It is under 5%, the maximum limit of BI. While ROA is relatively small, that is under 2%. The financial risk with NPF proxy has negative influence and low impact criterion for the company’s performance with ROA proxy. The hypothesis of the research is accepted. The result of this study has same suggestion with the research done by Dwi Kumala Ratih (2012) and Anisa Nursetyani (2009). They show that NPF influence the ROA negatively.
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 12
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 12
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Risiko Pembiayaan ... 13
2.1.2 Kinerja Perusahaan... 20
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.1.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.1.5 Rasio Profitabilitas / Rentabilitas ... 22
2.1.5.1 Return on Assets (ROA) ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 24
(7)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2.4 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian ... 31
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 32
3.2.2.1 Variabel Independen ... 32
3.2.2.2 Variabel Dependen ... 32
3.2.3 Populasi dan Sampel ... 34
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.2.5 Teknik Analisis Data ... 35
3.2.5.1 Analisis Deskriptif ... 35
3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.2.5.2.1 Uji Normalitas ... 36
3.2.5.2.2 Uji Autokorelasi ... 37
3.2.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.2.5.3 Regresi Data Panel ... 38
3.2.5.4 Metode Pemilihan Data ... 42
3.2.5.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 44
3.2.5.6 Menghitung Koefisien Determinasi dan Pengujian Kriteria ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46
(8)
vii
4.1.2 Dekripsi Hasil Penelitian... 49
4.1.2.1 Deskripsi Risiko Pembiayaan pada Bank Umum Syariah ... 51
4.1.2.2 Deskripsi Kinerja Bank Umum Syariah ... 56
4.1.3 Analisis Data Statistik dan Pengujian Hipotesis ... 60
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 60
4.1.3.1.1 Uji Normalitas ... 60
4.1.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 62
4.1.3.1.3 Uji Autokorelasi ... 63
4.1.3.1.4 Uji Linieritas ... 64
4.1.3.2 Pemilihan Model ... 65
4.1.3.2.1 Uji Chow ... 65
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ... 66
4.1.3.4 Pengujian Kriteria Koefisien ... 68
4.1.3.5 Koefisien Determinasi ... 69
4.2 Pembahasan ... 70
4.2.1 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012 ... 70
4.2.2 Kinerja Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012 ... 72
4.2.3 Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap Kinerja Perusahaan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 77
5.2 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31
Tabel 3.2 Bank Umum Syariah di Indonesia ... 34
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45
Tabel 4.1 Bank Umum Syariah di Indonesia ... 47
Tabel 4.2 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2010 ... 52
Tabel 4.3 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2011 ... 53
Tabel 4.4 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2012 ... 54
Tabel 4.5 Tingkat Pengembalian Asset (ROA) Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012 ... 57
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data ... 61
Tabel 4.7 Uji Glejser ... 62
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 64
Tabel 4.9 Uji Linieritas ... 65
Tabel 4.10 Uji Chow ... 66
Tabel 4.11 Analisis Regresi Data Panel ... 67
Tabel 4.12 Koefisien Korelasi... 68
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah 2010-2012 ... 2
Gambar 1.2 Proyeksi Growth Asset, DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2012 ... 3
Gambar 1.3 Perbandingan Return on Asset Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional 2010-2012 ... 6
Gambar 1.4 Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah dan Bank Umum 2010-2012 ... 6
Gambar 1.5 Non Performing Finance 2010-2012 ... 7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 30
Gambar 2.2 Skema Hubungan Variabel ... 30
Gambar 4.1 Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah 2010-2012 ... 59
Gambar 4.2 Kurva Normalitas ... 61
Gambar 4.3 Scatterplot... 63
Gambar 4.4 Perbandingan Risiko Pembiayaan BUS dan Bank Konvensional ... 70
(11)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan SPSS 19 dan EViews 7
Lampiran 3 : SK Pembimbing, Formulir Bimbingan dan Formulir Revisi Lampiran 4 : Riwayat Hidup
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan semakin banyak bermunculannya Perbankan syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini, yaitu seiring dengan diberlakukannya undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu dalam undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan dalam menjalankan aktivitasnya, Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut : Prinsip Keadilan, Prinsip Kesederajatan, Prinsip Ketentraman. Maka seharusnya setiap Perbankan Syariah maupun Lembaga Keuangan Syariah sangat memperhatikan bisnis mereka dimana Prinsip Syariahlah yang harus mereka perhatikan karena hal tersebut yang merupakan perbedaan ataupun merupakan keunggulan Bank Syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah dibandingkan dengan Bank Konvensional maupun Lembaga Keuangan Lainnya.
Berdasarkan data dari Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia., Bank Umum Syariah pada akhir Desember 2012 berjumlah 11 Bank dan memiliki 1.745 kantor di Indonesia dalam data tersebut menunjukan ada penambahan bank umum syariah dan juga jaringan kantornya, pada tahun 2009 bank syariah hanya berjumlah 6 bank umum dan hanya memiliki 711 jaringan
(13)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
kantor. Hal tersebut menunjukan bahwa bank syariah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat karena dalam 3 tahun ada penambahan jaringan kantor yang sangat signifikan lebih dari 1000 jaringan kantor bertambah dan tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, cepatnya pertumbuhan bank syariah pun ditunjukan dengan semakin meningkatnya aset bank syariah. Total Aset yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah dari tahun 2010-2012 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari tahun 2010 ke 2012 pertumbuhan aset Bank Umum Syariah mencapai angka 100%.
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.1
Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan Bank Umum Syariah 2010-2012 Dalam proyeksi pertumbuhan bank syariah, pada tahun 2012 pertumbuhan aktual aset Bank Umum Syariah berada dikisaran proyeksi pertumbuhan moderat yaitu sekitar 34%, Menurut Bank Indonesia Pertumbuhan moderat adalah ketika akselerasi perbankan syariah saat ini terus berlanjut dan tidak banyak mengalami tekanan atau tetap didukung oleh faktor-faktor organik. Ekspansi pembiayaan
Rp20.000 Rp40.000 Rp60.000 Rp80.000 Rp100.000 Rp120.000 Rp140.000 Rp160.000 Rp180.000 Rp200.000
2010 2011 2012
Aset Rp97.519 Rp145.467 Rp195.018
DPK Rp76.036 Rp115.415 Rp147.512
Pembiayaan Rp68.181 Rp102.655 Rp147.505
d a la m m il ia ra n r u p ia h
(14)
3
terus berlanjut dan peningkatan DPK terus meningkat untuk mengimbangi sisi aset. Tahun 2013 Kementerian Agama disinyalir akan kembali menempatkan dana haji di perbankan syariah sebesar 30% bahkan berpotensi lebih besar dari persentase tersebut. Selain itu, penerapan ketentuan multiple license industri perbankan nasional dapat membawa konsekuensi peningkatan kewajiban modal pemilik di bank-bank umum termasuk di bank syariah. Hal ini tentunya mendukung ekspansi perbankan syariah ke depan. Hal tersebut bisa dilihat dalam tabel proyeksi growth asset, DPK dan pembiayaan perbankan syariah.
Sumber : Outlook perbankan syariah 2012 (Bank Indonesia)
Gambar 1.2
Perbandingan Proyeksi Pertumbuhan dan Realisasi Aset, DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2012
Terjadinya penurunan pertumbuhan bank syariah pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan bank syariah pada periode Januari – Juli, karena Dialihkannya dana haji ke Surat
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Asset
34%
29%
36%
50%
Aktual Growth Pesimis
(15)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau biasa disebut Sukuk. Data di Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan industri perbankan syariah pada semester I-2012 cenderung melambat dibandingkan pertumbuhan pada akhir Desember 2011. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah BI, Edy Setiadi, perlambatan pertumbuhan perbankan syariah, salah satunya bisa dilihat dari pertumbuhan aset yang hanya sebesar 7,04 persen pada periode Januari-Juli 2012 (year to date/ytd). Hal itu berarti selama paruh pertama 2012, pertumbuhannya belum mencapai setengah dari total pertumbuhan aset tahun lalu, sebesar 48,6 persen (ytd) selama setahunan. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah hingga Juni 2012 (ytd) tercatat meningkat sebesar 3,62 persen, atau masih belum mencapai setengahnya dari total pertumbuhan tahun lalu sebesar 51,4 persen (ytd) selama setahunan. Dari sisi pembiayaan, pertumbuhannya baru mencapai 14,7 persen (ytd) selama semester I-2012. Sedangkan, pada akhir Desember 2011, pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai
50 persen.“Jadi kalau kita lihat pertumbuhan enam bulanan terakhir itu masih jauh
dibandingkan gambaran pertumbuhan tahun lalu, jelas Edy. (kabarbisnis.com) Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, akan tetapi pertumbuhan tersebut melebihi pertumbuhan keuangan syariah global yang hanya 15% - 20% per tahun. Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, mengatakan melejitnya perbankan syariah kita disebabkan dorongan dari akar rumput seperti bank dan asosiasi masyarakat terkait, bukan dari atas atau regulator. "Yang kedua, promosi perbankan syariah juga tidak hanya dilakukan
(16)
5
banknya sendiri tapi pihak otoritas dan asosiasi terkait," kata Halim. Lama-lama, produk yang dikembangkan lebih inovatif yang mendekati kebutuhan masyarakat. "Ini makin mengakselerasi pertumbuhan bank syariah," ungkapnya.. Dan untuk tahun ini kinerja perbankan syariah Indonesia kini berada di posisi kelima perbankan syariah global. Pada tahun lalu, perbankan syariah nasional menempati posisi ketujuh. (metrotvnews.com)
Bank syariah sendiri dalam kinerjanya menunjukan peningkatan atau pun perbaikan dari tahun – tahun sebelumnya dengan ditunjukan oleh tingkat pengembalian aset (Return on Asset) yang terus meningkat. Atau dengan kata lain kinerja bank syariah dalam menghasilkan laba melalui asset dari masyarakat dan modal sendiri cukuplah baik karena terus mengalami peningkatan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2005:118).
Kinerja Bank umum syariah dibandingkan dengan bank konvensional tidak terlalu berbeda hal tersebut bisa dilihat dari peningkatan ROA dari masing-masing perbankan, tetapi dari segi pertumbuhan kinerja bank syariah lebih unggul karena mengalami peningkatan yang lebih baik dari tahun ke tahun dan juga keberadaan bank syariah yang masih baru, selain itu market share perbankan syariah yang hanya berkisar diangka kurang dari 5%. Bank Indonesia juga mencatat laba bersih perbankan syariah tahun 2012 melonjak 71% menjadi Rp 2,4 triliun dari setahun sebelumnya yang sekitar Rp 1,4 triliun. Dalam tiga tahun terakhir kinerja perbankan syariah terus mengalami peningkatan yang sangat
(17)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2010 2011 2012
Bank Umum Syariah 34% 40% 71%
Bank Konvensional 27% 31% 24%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Pertumbuhan Laba Bersih
signifikan, hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan laba bersih dari tahun 2010 – 2012 yang mencapai 140% dibandingkan dengan bank konvensional yang masih relatif stabil dan mengalami penurunan di tahun 2012 yaitu sebesar 24% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan laba sekitar 31%.
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.3
Perbandingan Return on Asset Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional 2010-2012
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.4
Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah dan Bank Umum 2010-2012
2010 2011 2012
ROA 1,06% 1,95% 1,81%
ROA
Konvensional 2,86% 3,03% 3,11%
0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2,50% 3,00% 3,50% R a si o
(18)
7
Dan berdasarkan tingkat resiko pembiayaan dengan alat ukur Non
Performing Finance (NPF), dari tahun 2010 ke 2012 kredit bermasalah pada bank
umum syariah cenderung stabil dan tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan yang cukup signifikan. Walaupun pada tahun 2012 terjadi kenaikan pembiayaan bermasalah pada Bank Umum Syariah, akan tetapi kenaikan tersebut tidak terlalu berarti karena pertumbuhan pembiayaan pada BUS juga meningkat dan bahkan peningkatannya cukup besar.
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.5
Non Performing Finance Bank Umum Syariah 2010-2012
Ketika sebuah perusahaan dikelola dengan baik, maka perusahaan tersebut cenderung memiliki kinerja yang baik dan pengelolaan resiko yang baik pula. Sebaliknya ketika perusahaan tidak dikelola dengan baik maka resiko yang timbul akan semakin besar dan bisa mengakibatkan penurunan kinerja ataupun lebih parah lagi perusahaan tersebut bisa bankrut dan ditutup. Pada bulan April 2009, BI menutup salah satu bank, yakni Bank IFI (Indonesia Finance of Investment Company). Bank tersebut ditutup karena tidak memiliki kecukupan modal dalam
2010 2011 2012
NPF 1,73% 1,44% 2,06%
0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2,50%
P
e
rs
e
n
ta
se
(19)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
usahanya. Sebelum ditutup bank tersebut memiliki rasio kecukupan modal di bawah 8%, yang berarti angka tersebut di bawah angka kecukupan modal yang ditentukan oleh BI yaitu 8%, selain karena kekurangan modal PT. Bank IFI pun menunjukan besarnya kredit bermasalah ditunjukan dengan besarnya NPL (Non Performing Loan) yaitu sebesar 24%. (suaramerdeka.com) Hal tersebut menunjukan bahwa perbankan memiliki risiko yang sangat tinggi karena modal yang digunakan selain dari modal inti perusahaan merupakan dana dari masyarakat karena sesuai dengan fungsi bank yaitu sebagai intermediasi dan dana yang diapakai untuk menyalurkan kredit/pembiayaan pada masyarakat adalah dana dari simpanan masyarakat itu sendiri. Sehingga ketika terjadi kredit macet, maka bank pun akan mengalami risiko yang sangat tinggi pula ketika para nasabah yang menyimpan dananya secara tiba-tiba menarik dana tersebut. Walaupun setiap bank diwajibkan memiliki pencadangan penghapusan aktiva produktif tetapi ketika ada penarikan besar-besaran oleh nasabah, maka pihak bank akan mengalami kesulitan karena dana dari nasabah disalurkan ke nasabah lainnya, sehingga pihak bank akan menggunakan modalnya sebagai alat likuiditas.
Risiko sendiri menurut Jorion dan Khoury (Tariqullah dan Habib, 2008) adalah perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan. Menurut Tariqullah dan Habib (2008) dalam Bank Syariah risiko yang dapat timbul diantaranya adalah 1. Risiko Kredit/Pembiayaan 2. Risiko Benchmark 3. Risiko Likuiditas 4. Risiko Operasional 5. Risiko Hukum 6. Risiko Penarikan Dana 7. Risiko Fidusia dan 8. Displace Commercial Risk. Dari risiko yang disebutkan, risiko pembiayaan merupakan risiko yang sering dihadapi oleh perbankan syariah,
(20)
9
karena risiko tersebut timbul karena fungsi dari perbankan syariah itu sendiri yaitu menyalurkan dana. Menurut Karim (2003) Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan pihak lawan transaksi dalam memenuhi kewajibannya. Untuk bank syariah sendiri memiliki resiko yang cukup besar dalam risiko kredit atau dalam bank syariah disebut risiko pembiayaan, karena di dalam bank syariah terdapat akad musyarakah dan juga mudharabah yaitu akad pembiayaan dengan prinsip profit and loss sharing atau disebut dengan istilah bagi hasil. Prinsip tersebut merupakan prinsip yang memiliki risiko tinggi karena pihak bank berbagi risiko dengan nasabah ketika nasabah tidak mendapatkan keuntungan dan mendapatkan kerugian. Ketika nasabah mengalami kerugian maka pihak bank tidak akan mendapatkan keuntungan apapun, dan hal tersebut bisa menurunkan laba perusahaan karena pos pendapatan bank berkurang. Menurut Masyhud Ali (2006) risiko kredit/pembiayaan merupakan risiko yang menyumbang porsi kerugian terbesar karena margin yang diterima dari kegiatan
lending relatif kecil. Dengan demikian, risiko kredit/pembiayaan merupakan unsur
yang paling memiliki potensi tercepat dalam mengurangi modal bank. Selain itu penambahan jaringan kantor yang cukup banyak dan juga cepat akan menimbulkan risiko yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Dalam Pedoman good corporate governance yang di terbitkan oleh KNKG (2004) dalam tindakan pelaksanaan good corporate governance, perbankan salah satunya harus membentuk corporate structure yang didalamnya tercermin risk management, internal control dan compliance. Struktur – struktur tersebut merupakan struktur dari sebuah perusahaan yang dibuat agar bisa
(21)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
meminimalkan risiko kerugian yang timbul dari kegiatan operasional dan juga non operasional. Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Herman Darmawi (2005) manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan juga efisiensi usaha. Herman Darmawi (2005:11) menyebutkan manfaat manajemen risiko bagi perusahaan yaitu dapat mengurangi risiko kerugian dan artinya dapat mengurangi pengeluaran dan juga akan menunjang peningkatan laba.
Selain teori-teori yang menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang diukur dengan laba perusahaan dipengaruhi risiko kredit/pembiayaan, adapun hasil penelitian-penelitian tentang pengaruh risiko kredit/pembiayaan terhadap kinerja perusahaan diantaranya : penelitian yang dilakukan oleh Anisa Nursetyani (2009) yang dilakukan terhadap Bank Domestik dan menunjukan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja perusahaan (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma Dewi (2010) menunjukan bahwa Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta pratiwi pada tahun 2012 yang dilakukan terhadap tiga Bank Umum Syariah yaitu Muamalat, Mandiri dan Bank Mega syariah menunjukan bahwa NPF memiliki pengaruh negatif terhadap ROA Dengan demikian kenaikan NPL/NPF mengakibatkan laba menurun sehingga ROE/ROA menjadi semakin kecil. Dengan kata lain semakin tinggi NPL/NPF maka kinerja bank menurun dan sebaliknya.
Akan tetapi terdapat juga penelitian yang menunjukan hasil yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh Ponttie Prasnanugraha P (2007) menunjukan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA
(22)
11
adalah positif, hasil tersebut sejalan dengan penelitian Anisa Nursetyani (2009) yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan pada Bank Asing. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai NPL perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi ROA perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ponttie terdapat perbedaan arah hasil dimana jika semakin tinggi NPL maka ROA semaki tinggi pula.
Berdasarkan dari latar belakang yang penulis paparkan yaitu tingkat risiko kredit/pembiayaan yang dimilki oleh perbankan syariah yang lebih tinggi dan dengan adanya fenomena yang terjadi pada saat ini yaitu pertumbuhan kinerja perbankan syariah yang sangat cepat dibandingkan bank konvensional, selain itu terdapat perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap Kinerja Perusahaan (studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2010-2012)”
1.2. Rumusan Masalah
Dengan cukup tingginya risiko pembiayaan yang dimiliki oleh bank umum syariah dibandingkan dengan bank konvensional, akan tetapi bank umum syariah memiliki kinerja yang sangat baik. Ada pun rumusan masalah yang akan di gali oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Kondisi risiko pembiayaan pada Bank Umum Syariah pada periode 2010-2012
(23)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3. Pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah
1.3. Tujuan dan kegunaan penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Dengan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Umum Syariah pada periode 2010-2012.
2. Mengetahui kinerja Bank Umum Syariah pada periode 2010-2012. 3. Mengetahui pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja
perusahaan pada bank umum syariah. 1.3.2. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Menambah kajian-kajian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan pada bank umum syariah di Indonesia.
2. Kegunaan Praktis
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh resiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada bank umum syariah. Selain itu peneliti berharap hasil penelitian dapat bermanfaat bagi bank umum syariah agar dapat mengkaji tentang risiko pembiayaan yang dihadapi oleh bank umum syariah dan juga tentang kinerja bank umum syariah.
(24)
BAB III
OBYEK & METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38) bahwa “ Obyek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya ”. Obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu Risiko Pembiayaan yang diproksi dengan Non Performing
Financing (NPF) dan Kinerja Perusahaan yang diproksi dengan Return On Asset
(ROA).
3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai “pengaruh risiko pembiayaan dengan implikasinya terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah” adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, (2010:56). Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan teknik pengambilan data melalui dokumentasi dari masing-masing website perusahaan, yang kemudian diolah dengan uji analisis data dan uji hipotesis.
(25)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian beserta definisi operasionalnya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu dua variabel dependen, dan satu variabel independen.
3.2.2.1 Variabel Independen
Variabel Independen dalam bahasa Indonesia sering disebut variable bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (terikat). (Sugiyono:2012:59) Yang dijadikan sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah Risiko Pembiayaan (Non Performing Financing).
NPF merupakan persentase jumlah pembiayaan bermasalah (kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total pembiayaan yang disalurkan bank. Pengukuran NPF pada tahun 2010-2012 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3.2.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variable output, kriteria, konsukuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variable terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
(26)
33
menjadi akibat, karena adanya variable bebas atau disebut variabel independen. (Sugiyono, 2012:59). Yang dijadikan sebagai variable dependen dalam penelitian ini Kinerja Perusahaan dengan alat ukur profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA).
Pengukuran ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROA maka semakin baik pula optimalisasi aktiva. Pengukuran ROA pada tahun 2010-2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator yang Dianalisis Skala
Variabel Independen (X) Risiko Pembiayaan (Bank Indonesia)
jumlah pembiayaan bermasalah, Total pembiayaan, dengan rumus
Rasio
Variabel Y (Dependen) Kinerja Perusahaan (Bank Indonesia)
laba bersih setelah pajak, total aktiva dengan rumus:
(27)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2010-2012 yaitu berjumlah 11 BUS. Dan dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah semua populasi yaitu 11 BUS atau biasa disebut dengan sampel jenuh.
Tabel 3.2
Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2012 No Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Syariah Mandiri
3 PT. Bank Mega Syariah Indonesia 4 PT. BRI Syariah
5 PT. Bank Syariah Bukopin 6 PT. Bank Victoria Syariah 7 PT. Bank Panin Syariah 8 PT. BCA Syariah 9 PT. BNI Syariah
10 PT. Bank Jabar Banten Syariah 11 PT. Maybank Indonesia Syariah Sumber : Bank Indonesia (diolah) 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan 2010-2012 dari Bank Umum Syariah.
(28)
35
Sumber data diambil dari website resmi masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:206) Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan data panel (pooled data) sehingga regresi dengan menggunakan data panel disebut model regresi data panel (Yana Rohmana, 2010:229). Sedangkan pengertian data panel, yaitu gabungan dari data time
series (antar waktu) dan data cross section (antar individu atau ruang)
(Gujarati, 2003:637). Dan alat pengolah data dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel, SPSS 19 dan Eviews 7.
3.2.5.1Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2009). Standar deviasi kecil menunjukan nilai sampel atau populasi yang mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. Hal ini
(29)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
disebabkan nilainya hampir sama dengan nilai rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka penyebaran dari rata-rata juga besar.
3.2.5.2Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebagai syarat sebelum melakukan regresi agar menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik. Adapun tahapan dalam pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.2.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid (Ghozali, 2009). Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data bersifat distribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal berarti teknik analisis yang digunakan adalah statistika parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistika nonparametrik.
Hal ini dapat diketahui model regresi yang baik jika distribusi datanya normal dan mendekati normal. Distribusi normal ini terlihat dengan penyebaran data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Uji normalitas dapat dilihat dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada P-P Plot of Regression Standardized
(30)
37
Residual dan juga melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 19 dengan pedoman sebagai berikut :
Kriteria Uji dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test : a. Jika angka signifikansi (SIG) > 0.05, maka Ho diterima b. Jika angka signifikansi (SIG) < 0.05, maka Ho ditolak
3.2.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini, untuk menguji autokorelasi dilakukan dengan melakukan Uji Durbin Watson. (Ghozali, 2009). Menurut Makridakis dalam Wahid Sulaiman (2004:89), kriteria pengujian terhadap nilai D-W sebagai berikut :
1. 1,65 < DW <2,35 maka tidak terjadi autokorelasi
2. 1,21<DW<1,65 atau 2,35<DW<2,79 maka tidakdapat disimpulkan
3. DW<1,21 atau DW>2,79 maka terjadi autokorelasi 3.2.5.2.3 Uji Heteroskedisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
(31)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
homoskedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap (Ghozali, 2009). Uji Heteroskedastisitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan grafik Scatterplot dan uji Glejser . Uji grafik dan uji glejser dilakukan dengan membaca pola Scatterplot dengan menggunakan SPSS 19. Apabila titik-titik membentuk pola tertentu pada Scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas dan model regresi harus diperbaiki. Sedangkan pedoman untuk uji glejser adalah :
a. sig > 0,05 (α) maka tidak terjadi heteroskedastisitas b. sig < 0,05 (α) maka terjadi heteroskedastisitas 3.2.5.3Analisis Regresi Data Panel
Metode Analisis Data penelitian ini menggunakan analisis panel data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan software Eviews 7. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari data
time series dan cross section. Dengan mengakomodasi Dalam model
informasi baik yang terkait variabel-variabel cross section maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted
variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono
dalam Ajija et.,al, 2011). persamaan model dengan menggunakan data cross-section dapat ditulis sebagai berikut :
(32)
39
dimana N adalah banyaknya data cross-section. Sedangkan persamaan model dengan time-series adalah :
Yt = β0 + β1 Xt + εt ; t = 1, 2, ..., T dimana T adalah banyaknya data time-series
Mengingat data panel merupakan gabungan dari time-series dan
cross-section, maka model dapat ditulis dengan :
Yit = β0 + β1 Xit + εit i = 1, 2, ..., N ; t = 1, 2, ..., T dimana :
N = banyaknya observasi T = banyaknya waktu
N × T = banyaknya data panel
Menurut Gujarati (2003), keunggulan penggunaan data panel memberikan banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap. Sehingga diperoleh degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang dihasilkan lebih baik.
2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross
section dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah
penghilangan variabel (omitted variable).
(33)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni dan cross section murni.
5. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks. Sebagai contoh, fenomena seperti skala ekonomi dan perubahan teknologi.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.
Dalam Rohmana (2010:241), bahwa dalam pembahasan teknik estimasi model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu:
1) Model dengan metode OLS (common) 2) Model Fixed effect.
3) Model Random Effect
1. Common Effect Model
Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan OLS (Ordinary Least
Square). Model ini menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap
variabel sama untuk setiap obyek observasi. Dengan kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua kabupaten/kota pada semua waktu. Kelemahan model ini adalah ketidakseuaian model dengan keadaan sebenarnya. Kondisi tiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu obyek
(34)
41
satu waktu dengan waktu yang lain dapat berbeda. Model Common Effect dapat diformulasikan sebagai berikut :
Dimana :
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
= intersep
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
= urutan perusahaan yang di observasi = Time series (urutan waktu)
= urutan variabel
2. Fixed Effect Model
Pendekatan efek tetap (Fixed effect). Salah satu kesulitan prosedur panel data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section) maupun antar waktu (time-series). Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variable (LSDV).
∑
Dimana :
(35)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
= intersep yang berubah-ubah antar cross section = parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i = komponen error di waktu t untuk unit cross section i
= Dummy Variable
3. Random Effect Model (REM)
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi
kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dummy variable akan mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. REM menggunakan
residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarindividu.
Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random. Model REM secara umum dituliskan sebagai berikut:
̂
Dimana :
= merupakan komponen cross-section error
= merupakan komponen time series error
(36)
43
3.2.5.4Metode Pemilihan Data
Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji F untuk memilih model mana yang terbaik diantara ketiga model tersebut dilakukan uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan untuk menguji antara model commont effect dan fixed effect. sedangkan uji Hausman dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan
fixed effect atau random effect, pengujian tersebut dilakukan dengan Eviews 7. Dalam melakukan uji Chow, data diregresikan dengan
menggunakan model common effect dan fixed effect terlebih dahulu kemudian dibuat hipotesis untuk diuji. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : maka digunakan model common effect (model pool)
Ha : maka digunakan model fixed effects dan lanjut uji Hausman Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji
Chow adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probability F ≥ 0,05 artinya Ho diterima ; maka model
common effect.
2. Jika nilai probability F< 0,05 artinya Ho ditolak; maka model fixed
effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah
menggunakan model fixed effect atau metode random effect.
Selanjutnya untuk menguji Hausman Test data juga diregresikan dengan model random effect, kemudian dibandingkan antara fixed effect dan random effect dengan membuat hipotesis:
(37)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Ho : maka, Model Random effect Ha : maka, Model fixed effect,
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji
Hausman adalah sebagai berikut:
1. Jika Nilai probability Chi-Square ≥ 0,05, maka Ho diterima, yang artinya model random effect.
2. Jika Nilai probability Chi-Square < 0,05, maka Ho diterima, yang artinya model fixed effect.
3.2.5.5Rancangan Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan kedua variabel, dimana hipotesis nol (Ho) umumnya diformulasikan untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh negatif antara risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan
Ha : Terdapat pengaruh yang negatif antara risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan
3.2.5.6Menghitung Koefisien Determinasi dan Pengujian Kriteria Setelah menghitung koefisien korelasi maka selanjutnya dilakukan pengujian kriteria. Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini berpedoman pada ketentuan pemberian interpretasi terhadap koefisien
(38)
45
korelasi menurut Sugiyono. Adapun pedoman tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:250)
Setelah diketahui nilai koefisien korelasi (r) yang memperlihatkan derajat atau kekuatan korelasi antara variabel maka akan dihitung koefisien determinasi (kd) yang dapat memperlihatkan berapa persen
variasi variabel X akan mempengaruhi variabel Y dengan rumus: Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd =Koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi (Sudjana, 2004: 246)
nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 <= Kd <=1)
jika nilai Kd = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel X terhadap
(39)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
jika nilai Kd = 1 berarti variasi (naik turunnya) variabel dependen
(40)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di Bab sebelumnya, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan tentang pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah dalam kurun waktu 2010-2012, diantaranya sebagai berikut :
1. Kondisi risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2010-2012 cenderung stabil pada angka sekitar 1-2%. Risiko pembiayaan yang rendah pada BUS dapat menggambarkan bahwa penanganan risiko pembiayaan yang dilakukan oleh BUS di Indonesia cukup baik.
2. Kondisi kinerja perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang diproksi dengan Return On Asset (ROA) cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2010-2012 akan tetapi masih dibawah bank konvensional. Kecilnya Rasio ROA pada BUS dikarenakan pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank kurang optimal.
3. Berdasarkan hasil analisis statistik risiko pembiayaan yang diproksi oleh
Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif
terhadap Kinerja Perusahaan yang diproksi dengan Return On Asset. (ROA). Dengan demikian ketika risiko pembiayaan tinggi maka kinerja perusahaan pun akan menurun, sedangkan ketika risiko pembiayaan rendah maka kinerja perusahaan pun akan naik.
(41)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran diantaranya :
1. Bank Umum Syariah (BUS) sudah memiliki sistem yang baik dalam penangan risiko pembiayaan sehingga masih berada cukup jauh di batas maksimal risiko pembiayaan yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 5%, dan hal tersebut juga dapat mengurangi kerugian yang diterima oleh BUS sehingga dapat meningkatkan laba BUS. Akan tetapi bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya terutama dalam pengelolaan aset sehingga aset yang dimiliki oleh BUS dapat menghasilkan laba yang besar dan rasio ROA pun meningkat. Besarnya rasio ROA dapat menjadi alat ukur dalam penilaian kinerja perusahaan dan juga dapat mengundang investor dan nasabah untuk berinvestasi pada BUS tersebut sehingga nilai dari BUS tersebut akan meningkat.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian yang hampir serupa, sebaiknya menambahkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan juga dapat menjelaskan kinerja perusahaan, karena faktor risiko pembiayaan memiliki pengaruh yang kecil dan kurang dapat menjelaskan kinerja perusahaan. Selain itu peneliti menyarankan untuk membandingkan Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional dan juga menambahkan rentang waktu penelitian.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Salim (2007). Asuransi & Manajemen Risiko. Jakarta : Rajawali Pers Ajija et al. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, (2009). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, D. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta
Halsey., et. Al. (2005). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Harmono (2009) Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara
Herman Darmawi. (2005). Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara.
Imam Ghozali, (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Karim, A. (2003). Analisis Fiqih dan Keuangan Bank Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Lukman Dendawijaya, (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia, Lukman Dendawijaya, (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia, Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Masyhud Ali. (2006). Manajemen Risiko : Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Muhammad Syakir Sula, (2004), Asuransi syariah: life and general : konsep dan
sistem operasional. Jakarta : Gema Insani Press.
Slamet Riyadi, (2004). Banking Asset & Liabillity Management. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
(43)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sudjana (2004). Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tariqullah Khan & Habib Ahmed (2008). Manejemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta : Bumi Aksara
Wahid Sulaiman (2004). Analisis regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Yana Rohmana, (2010). Ekonometrika : Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung. Z. Dunil. (2005). Bank Auditing Risk-Based Audit Dalam Pemeriksaan Perkreditan
Bank Umum. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Karya Ilmiah
Anisa Nursatyani. (2009). “Analisis pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit,
Risiko Pasar, dan Modal Terhadap Kinerja” ._____._____
Dhian Dayinta Pratiwi. (2012). “Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap
Return On Asset Bank Umum Syariah (2012)”. Semarang : Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Dhika Rahma Dewi (2010). “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
syariah di Indonesia”. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Muh. Sabir et al. (2012). “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional”. Jurnal Analisis. Vol.1 No.1
Ni Made Dwi Kumala Ratih, (2012). “Pengaruh Risiko Kredit pada Kinerja
Perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi”. Bali : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ponttie Prasnanugraha P. (2007). “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Wisnu Mawardi. (2005). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan
(44)
81
Sumber Lain
______, (2012). Kinerja perbankan syariah tergencet dana haji [online]. Tersedia : http://www.kabarbisnis.com/read/2832511 [10 juni 2013]
Budi Nugraha. (2009). Siapa Menyusul setelah Bank IFI dan Bank Century?. [online], Tersedia:
http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2009/04/23/60649/Siap
a-Menyusul-setelah-Bank-IFI-dan-Bank-Century- [10 juni 2013].
Sharia Economic Forum. (2013). Kinerja Perbankan Syariah: Laba Bersih Melonjak
70,14% Jadi Rp 2,57 Triliun [online] Tersedia :
http://shariaeconomicforum.wordpress.com/2013/02/07/kinerja-perbankan-syariah-laba-bersih-melonjak-7014-jadi-rp257-triliun/ [10 juni 2013]
Edwin Tirani. (2013). Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional Lampaui Global [online] Tersedia :
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/30/2/157839/-Pertumbuhan-Perbankan-Syariah-Nasional-Lampaui-Global [10 Juni 2013] Sri Wiyanti. (2012). Kinerja Bank Syariah Terkendala SDM [online] Tersedia :
http://www.merdeka.com/uang/kinerja-bank-syariah-terkendala-sdm.html [21 Oktober 2013]
Inka Neysa. (2012). Dicari! Tenaga Kerja Khusus Perbankan Syariah [online] Tersedia :
http://finance.detik.com/read/2012/08/13/152749/1989972/5/dicari-tenaga-kerja-khusus-perbankan-syariah [21 oktober 2013]
Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
(1)
46
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
jika nilai Kd = 1 berarti variasi (naik turunnya) variabel dependen Y adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (variabel X).
(2)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di Bab sebelumnya, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan tentang pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah dalam kurun waktu 2010-2012, diantaranya sebagai berikut :
1. Kondisi risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2010-2012 cenderung stabil pada angka sekitar 1-2%. Risiko pembiayaan yang rendah pada BUS dapat menggambarkan bahwa penanganan risiko pembiayaan yang dilakukan oleh BUS di Indonesia cukup baik.
2. Kondisi kinerja perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang diproksi dengan Return On Asset (ROA) cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2010-2012 akan tetapi masih dibawah bank konvensional. Kecilnya Rasio ROA pada BUS dikarenakan pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank kurang optimal.
3. Berdasarkan hasil analisis statistik risiko pembiayaan yang diproksi oleh Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif terhadap Kinerja Perusahaan yang diproksi dengan Return On Asset. (ROA). Dengan demikian ketika risiko pembiayaan tinggi maka kinerja perusahaan pun akan menurun, sedangkan ketika risiko pembiayaan rendah maka kinerja perusahaan pun akan naik.
(3)
78
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran diantaranya :
1. Bank Umum Syariah (BUS) sudah memiliki sistem yang baik dalam penangan risiko pembiayaan sehingga masih berada cukup jauh di batas maksimal risiko pembiayaan yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 5%, dan hal tersebut juga dapat mengurangi kerugian yang diterima oleh BUS sehingga dapat meningkatkan laba BUS. Akan tetapi bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya terutama dalam pengelolaan aset sehingga aset yang dimiliki oleh BUS dapat menghasilkan laba yang besar dan rasio ROA pun meningkat. Besarnya rasio ROA dapat menjadi alat ukur dalam penilaian kinerja perusahaan dan juga dapat mengundang investor dan nasabah untuk berinvestasi pada BUS tersebut sehingga nilai dari BUS tersebut akan meningkat.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian yang hampir serupa, sebaiknya menambahkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan juga dapat menjelaskan kinerja perusahaan, karena faktor risiko pembiayaan memiliki pengaruh yang kecil dan kurang dapat menjelaskan kinerja perusahaan. Selain itu peneliti menyarankan
untuk membandingkan Bank Umum Syariah dengan Bank
(4)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Salim (2007). Asuransi & Manajemen Risiko. Jakarta : Rajawali Pers Ajija et al. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, D. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta
Halsey., et. Al. (2005). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Harmono (2009) Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara
Herman Darmawi. (2005). Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara.
Imam Ghozali, (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Karim, A. (2003). Analisis Fiqih dan Keuangan Bank Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Lukman Dendawijaya, (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia, Lukman Dendawijaya, (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia, Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Masyhud Ali. (2006). Manajemen Risiko : Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Muhammad Syakir Sula, (2004), Asuransi syariah: life and general : konsep dan sistem operasional. Jakarta : Gema Insani Press.
Slamet Riyadi, (2004). Banking Asset & Liabillity Management. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
(5)
80
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sudjana (2004). Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tariqullah Khan & Habib Ahmed (2008). Manejemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Bumi Aksara
Wahid Sulaiman (2004). Analisis regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Yana Rohmana, (2010). Ekonometrika : Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung. Z. Dunil. (2005). Bank Auditing Risk-Based Audit Dalam Pemeriksaan Perkreditan
Bank Umum. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Karya Ilmiah
Anisa Nursatyani. (2009). “Analisis pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit,
Risiko Pasar, dan Modal Terhadap Kinerja” ._____._____
Dhian Dayinta Pratiwi. (2012). “Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap
Return On Asset Bank Umum Syariah (2012)”. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Dhika Rahma Dewi (2010). “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
syariah di Indonesia”. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Muh. Sabir et al. (2012). “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional”. Jurnal Analisis. Vol.1 No.1
Ni Made Dwi Kumala Ratih, (2012). “Pengaruh Risiko Kredit pada Kinerja
Perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi”. Bali : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ponttie Prasnanugraha P. (2007). “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Wisnu Mawardi. (2005). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan
(6)
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sumber Lain
______, (2012). Kinerja perbankan syariah tergencet dana haji [online]. Tersedia : http://www.kabarbisnis.com/read/2832511 [10 juni 2013]
Budi Nugraha. (2009). Siapa Menyusul setelah Bank IFI dan Bank Century?. [online], Tersedia:
http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2009/04/23/60649/Siap a-Menyusul-setelah-Bank-IFI-dan-Bank-Century- [10 juni 2013].
Sharia Economic Forum. (2013). Kinerja Perbankan Syariah: Laba Bersih Melonjak 70,14% Jadi Rp 2,57 Triliun [online] Tersedia :
http://shariaeconomicforum.wordpress.com/2013/02/07/kinerja-perbankan-syariah-laba-bersih-melonjak-7014-jadi-rp257-triliun/ [10 juni 2013]
Edwin Tirani. (2013). Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional Lampaui Global [online] Tersedia :
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/30/2/157839/-Pertumbuhan-Perbankan-Syariah-Nasional-Lampaui-Global [10 Juni 2013] Sri Wiyanti. (2012). Kinerja Bank Syariah Terkendala SDM [online] Tersedia :
http://www.merdeka.com/uang/kinerja-bank-syariah-terkendala-sdm.html [21 Oktober 2013]
Inka Neysa. (2012). Dicari! Tenaga Kerja Khusus Perbankan Syariah [online] Tersedia :
http://finance.detik.com/read/2012/08/13/152749/1989972/5/dicari-tenaga-kerja-khusus-perbankan-syariah [21 oktober 2013]
Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan