PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL BERBASIS CONCEPT ATTAINMENT GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA.

(1)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

i

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I: PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian ... 10

D. Definisi ………... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II: BERPIKIR KRITIS, PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT, DAN BIOLOGI SEL... 14 A. Ketrampilan Berpikir Kritis ... 14

B. Model-Model Pembelajaran ... 22

C. Strategi Pembelajaran Konsep ... 23

D. Analisis Konsep Biologi Sel ... 25

E. Pembelajaran Pencapaian Konsep [Concept Attainment] ... 25

F. Konsep-Konsep Dasar Biologi Sel ... 35

G. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 70

H. Kerangka Pemikiran ... 72

BAB III: METODE PENELITIAN ... 75

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 75

B. Paradigma Penelitian ... 75

C. Desain Penelitian ... 82 D. Prosedur Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) menggunakan

Concept Attainment” guna Meningkatkan Berpikir Kritis ...

84

E. Perangkat Pembelajaran 89


(2)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ii

BAB IV: ANALISIS DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 107 A. Analisis Data ... 107 B. Temuan dan Pembahasan ... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 146

A. Kesimpulan ………. 146

B. Saran ………. 148 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN


(3)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa calon guru biologi kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Proses pembelajaran di bangku kuliah pada umumnya diarahkan pada kemampuan mahasiswa calon guru biologi untuk menghapal informasi; mahasiswa calon guru biologi dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya dalam membantu dosen memecahkan persoalan pembelajaran di bangku kuliah adalah bahwa dosen harus mampu memahami bagaimana informasi-informasi pengetahuan itu dapat dipahami mahasiswa calon guru biologi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Kuningan, ditemukan bahwa mahasiswa calon guru biologi banyak menemui kesulitan-kesulitan dalam mempelajari dan mengkaji konsep-konsep Biologi Sel, karena konsep-konsep Biologi Sel bagi mahasiswa calon guru biologi pada umumnya merupakan konsep abstrak.


(4)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2 Konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada suatu situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain. Lebih lanjut, Dahar (1996) menyatakan bahwa, “belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir dan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi.”

Berdasarkan pendapat di atas, disebutkan bahwa belajar Biologi Sel sangat sulit, karena konsep-konsep Biologi Sel banyak yang abstrak. Oleh karena itu, dalam mempelajari dan mengkaji konsep-konsep Biologi Sel perlu digunakan berpikir kritis agar konsep-konsep Biologi Sel yang abstrak tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh mahasiswa calon guru biologi. Lebih lanjut, Karp (2008) menyatakan bahwa, “... the study of cell function requires the use of considerable instrumentation, such as the electron microscope...” Kalimat tersebut menunjukkan bahwa mempelajari Biologi Sel dibutuhkan bantuan media lain.

Pembelajaran yang bagaimana agar konsep-konsep Biologi Sel yang abstrak tersebut dapat dengan mudah dipahami mahasiswa calon guru biologi. Salah satu bentuk pembelajaran Biologi Sel yang diduga dapat mengungkap konsep-konsep abstrak adalah pembelajaran pencapaian konsep (Concept Attainment) yang mengacu kepada keterampilan berpikir kritis. Rober (Cole &


(5)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3 Chan, 1994) memberikan pengertian model sebagai sekumpulan pernyataan yang memberikan ciri lengkap dan konsisten tentang suatu bidang yang dapat diartikulasikan dengan baik. pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept Attainment) dibangun berkaitan dengan studi berpikir peserta didik yang dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin, (Dahar, 1996). Pembelajaran pencapaian konsep ini relatif berkaitan erat dengan pembelajaran deduktif. Baik pembelajaran pencapaian konsep maupun pembelajaran deduktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep, dan untuk mendorong peserta didik menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep. Pembelajaran pencapaian konsep merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan informasi yang lebih terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi suatu topik yang lebih mudah dipahami. Pembelajaran pencapaian konsep ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih peserta didik menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.

Joyce, at al (2009: 108) menyatakan bahwa, “pembelajaran pencapaian konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori”. Di samping itu, pembelajaran pencapaian konsep dapat mempertajam dasar keterampilan berpikir. Pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran pencapaian konsep terkandung pengajaran berpikir peserta didik, karena dalam pembelajaran pencapaian konsep


(6)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4 ada beberapa tahapan yang musti dilalui oleh peserta didik, seperti menganalisis ciri kategori yang sudah dibentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan mengontraskan ciri kelompok contoh dengan ciri kelompok non-contoh, pembentukan konsep dengan memperhatikan macam atributnya (seperti atribut esensil, atribut nilai, atribut kritis, dan atribut variabel).

Pembelajaran pencapaian konsep yang dikembangkan oleh Bruner ,(Dahar, 1996), menyatakan bahwa: pembelajaran pencapaian konsep menekankan pada studi proses berpikir. Setiap benda dan kejadian-kejadian (events) memiliki atribut-atribut. Dalam proses belajar, atribut-atribut tersebut dicocokkan kedalam kategori-kategori yang berhubungan dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki mahasiswa calon guru biologi. Selanjutnya, atribut-atribut yang sudah cocok dengan kategori-katagori disimpan dalam model yang mereka miliki. Proses ini adalah proses aktif dan bukan proses pasif. Dalam hal ini setiap pengetahuan memiliki struktur tertentu dan semua pengetahuan ini dipetakan ke dalam suatu struktur besar yang membentuk model dunia mental dari masing-masing individu sesuai dengan tahap-tahap perkembangan intelektual (inactive- berpikir dengan cara memanipulasi secara konkrit; iconic- dapat membayangkan dari suatu gambar; symbolic – berpikir secara abstrak, mengerti konsep-konsep abstrak melalui simbol-simbol).

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), dijelaskan bahwa konsep diartikan sebagai sesuatu yang dapat diterima dalam pikiran, atau sesuatu gagasan yang umum dan abstrak. Adapun Rosser (Dahar, 1996) menyatakan bahwa:


(7)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

5 Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Oleh karena itu, orang mengalami stimulus-stimulus yang berbeda-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus-stimulus dengan cara tertentu. Oleh karena itu, konsep-konsep adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman, dimana pengalaman dua orang tidak sama, maka konsep yang dibentuk juga mungkin berbeda pula. Walaupun konsep berbeda-beda, konsep itu cukup serupa bagi kita untuk berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan nama, atau label konsep. Nama atau label konsep itu adalah simbol yang digunakan untuk menyatakan konsep, yang merupakan abstraksi internal. Nama atau label konsep itu sendiri bukanlah konsep. Dengan kata lain konsep merupakan abstraksi mental yang mewakili sekelompok stimulus”.

Flavell (Dahar, 1996) membedakan konsep-konsep ke dalam tujuh dimensi, yaitu: Atribut, Struktur, Keabstrakan, keinklusifan, keumuman, ketepatan, dan kekuatan. Penjelasan ke tujuh dimensi Flavel sebagai berikut: (1) Atribut; setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda, contoh-contoh konsep harus mempunyai atribut-atribut yang relevan termasuk juga atribut-atribut yang tidak relevan; (2) Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut itu. Terdapat tiga macam struktur yang dikenal, yaitu:(a) Konsep-konsep konjuktif, yaitu: konsep-konsep dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep; (b) Konsep-konsep disjunktif, yaitu: dimana satu dari dua atau lebih sifat-sifat


(8)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

6 harus ada; (c) Konsep-konsep relational, yaitu: menyatakan hubungan tertentu antara atribut-atribut konsep; (3) Keabstrakan, konsep-konsep dapat dilihat dan konkrit, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain; (4) Keinklusifan (inclusiveness) ditujukan pada jumlah contoh yang terlihat dalam konsep itu; (5) Keumuman (Generalitas) adalah diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya; (6) Ketepatan, ketepatan suatu konsep menyangkut apakah dari sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh suatu konsep; dan (7) Kekuatan, kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauhmana orang setuju, bahwa konsep itu penting.

Pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) banyak melibatkan operasi mental peserta didik. Dalam hal ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi operasi mental peserta didik, terutama untuk pencapaian konsep dalam waktu singkat, meliputi analisis tingkah laku, observasi dan bertanya harus dilakukan sebagai tugas dalam pembelajaran. Analisis tingkah laku didasarkan pada uji operasi mental peserta didik. Untuk mencapai tingkat pencapaian konsep dalam pembelajaran ada empat tingkatan pencapaian konsep. Tingkat-tingkat ini muncul dalam urutan yang berbeda-beda. Seseorang sampai pada pencapaian konsep tingkatan tertinggi dengan kecepatan tertentu, dan ada pula konsep-konsep yang tidak pernah tercapai pada tingkat yang tertinggi. Konsep-konsep yang berbeda dipelajari pada usia yang bebeda pula.


(9)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

7 Berdasarkan teori perkembangan Piaget, dipahami bahwa anak-anak pada usia dini baru dapat belajar konsep-konsep yang bersifat konkret, sedangkan konsep-konsep yang lebih abstrak dapat dipelajari setelah usia dewasa atau setelah mencapai tingkat operasional formal. Tingkatan-tingkatan pencapaian konsep yang dikemukakan oleh Klausmeier dan Sipple (1980) memiliki kekhasan tersendiri.

Masing-masing tingkatan pencapaian konsep tersebut disebarkan sebagai berikut, tingkat konkrit, seseorang setelah mencapai konsep pada tingkatan ini dinyatakan apabila orang itu mengenal suatu konsep benda yang telah dikenali sebelumnya. Pada tingkatan identitas seseorang akan mengenal suatu objek; (a) sesudah selang suatu waktu, (b) apabila orang itu mempunyai orientasi ruang (spatial orientasi)yang berbeda terhadap objek, atau, (c) apabila objek itu ditentukan melalui indera (sense modality) yang berbeda, misalnya mengenal suatu bola dengan cara menyentuh bola itu bukan dengan cara melihatnya. Ada seorang akhli psikologi yang menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkan dua tingkat pencapaian konsep, yaitu Gagne (Dahar, 1996) menggunakan istilah diskriminasi untuk tingkat konkret, dan generalisasi dari diskriminasi untuk tingkat identitas;.Pada tingkatan klassifikasi peserta didik mengenal persamaan (equivalence) dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Walaupun peserta didik itu tidak dapat menentukan kriteria atribut maupun menentukan kata yang mewakili konsep itu, ia dapat mengklassifikasikan contoh-contoh dan noncontoh-contoh-noncontoh-contoh dari konsep, sekalipun mempunyai


(10)

atribut-Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

8 atribut yang mirip. Dalam pencapaian konsep pada tingkat formal ini, peserta didik harus dapat menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep, dapat memberi nama konsep itu, mendefinisikannya dalam atribut-atribut yang membatasi dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh dan noncontoh dari konsep.

Dalam konteks pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran pencapaian konsep, seorang guru juga harus memperhatikan, apa yang akan dipikirkan peserta didik ketika mereka sedang membandingkan dan membedakan contoh-contoh. Hipotesis macam apa yang dipikirkan oleh mereka dalam tingkat permulaan dan bagaimana mereka memodifikasi dan mengujinya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Joyce, et al (2000) menyatakan bahwa: ada tiga faktor penting yang perlu diketahui seorang guru, yaitu: (1) mengkonstruk latihan-latihan pencapaian konsep, bagaimana peserta didik berpikir; (2) peserta didik tidak hanya dapat menggambarkan bagaimana mereka memperoleh konsep, tetapi mereka juga dapat lebih efisien untuk mengubah strategi dan pembelajaran mereka dengan menggunakan sesuatu yang baru; (3) mengubah cara memberikan informasi dan memodifikasi model, mempengaruhi bagaimana peserrta didik akan memproses informasi.

Lebih lanjut dijelaskan ada dua cara memperoleh informasi mengenai cara peserta didik mencapai konsep (attainment concept), yaitu: (1) sesudah konsep diperoleh, guru dapat menyatakan kepada peserta didik untuk menceriterakan


(11)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

9 pemikiran mereka sebagai proses latihan; dan (2). dapat dengan mendiskusikan strategi apa yang ditemukan peserta didik dan bagaimana mereka memperolehnya.

Biologi Sel merupakan biologi dasar untuk memahami konsep-konsep biologi yang lebih kompleks. Di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan, mata kuliah Biologi Sel pada jenjang Strata-1 diberikan pada semester awal perkuliahan, yaitu pada semester kedua. Dalam perkuliahan tersebut, mahasiswa calon guru biologi mendapat materi Biologi Sel. Biologi Sel sendiri merupakan dasar untuk memahami materi Biologi Sel yang sangat mendasar. Biologi Sel merupakan konsep yang sangat abstrak dan sukar dipelajari oleh mahasiswa calon guru biologi. Tentunya disiplin ilmu ini akan sangat memerlukan kreativitas dan imaginasi dalam mempelajarinya sehingga pengkajiannya perlu dibantu dengan pendekatan konsep melalui pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment).

Bruner (Dahar, 1996) menyatakan bahwa, “Pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) dapat menggali dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis”. Oleh karena itu, pembelajaran konsep-konsep dasar Biologi Sel akan sesuai dengan pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) dalam mengembangkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi, mengingat konsep-konsep dasar Biologi Sel bersifat abstrak dan banyak menggunakan simbol-simbol.


(12)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

10

B. Rumusan Mdaasalah

Rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, adalah: ”Bagaimanakah pembelajaran Biologi Sel berbasis concept attainment guna meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep mahasiswa?”.

C. Pertanyaan – Pertanyaan Penelitian

Untuk memperjelas, rumusan masalah di atas dijabarkan lagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa?.

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep (concept attainment)?.

3. Bagaimana peningkatan tiap indikator keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada Biologi Sel berbasis pencapaian konsep?.

4. Faktor-faktor apakah yang mendukung atau menghambat keberhasilan implementasi pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa?.

5. Bagaimana tanggapan mahasiswa dan dosen tehadap implementasi pengembangan pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep


(13)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

11 (concept attainment) guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa?.

6. Apakah keunggulan dan kelemahan pengembangan pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa?.

D. Definisi

Definisi digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan adalah keterampilan

berpikir kritis yang diadopsi dari Ennis (Costa, 1995), yakni: (a) Menjawab pertanyaan “apa yang dimaksud dengan…?”; (b) Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban

yang mungkin; (c) Mencari persamaan dan perbedaan; (d) Mengaplikasikan prinsip yang dapat diterima; (e) Kemampuan

memberikan alasan; dan (f) Menggeneralisasikan table dan grafik.

2. Perkuliahan Biologi Sel yang dikembangkan adalah materi perkuliahan Biologi Sel (organel sel, membrane sel, dan pembelahan sel) untuk mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Biologi jenjang Strata-1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan. Mahasiswa tingkat satu semester kedua Tahun Perkuliahan 2010.


(14)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

12 3. Pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) yang dikembangkan diadaptasi dari Joyce and Weil (2000) sesuai kondisi mahasiswa subyek penelitian.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menawarkan altermatif pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep bagi mahasiswa calon guru tingkat dasar yang sudah diuji coba beserta faktor pendukung dan penghambatnya.

F. Manfaat Penelitia Manfaat Praktis:

1. Hasil penelitian menghasilkan desain pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep dalam bentuk silabus, satuan acara perkuliahan, dan asesmennya,

2. Hasil penelitian menyediakan pembelajaran Biologi Sel bagi dosen dalam memberikan perkuliahan mata kuliah Biologi Sel berbasis pencapaian konsep (concept attainment),

3. Hasil penelitian memberikan kehandalan pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa,


(15)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

13 4. Hasil penelitian masukan bagi Program Studi Pendidikan Biologi pada jenjang Strata-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan.

Manfaat Teoritis:

1. Hasil penelitian ini menambah wawasan pengembangan dalam bidang pembelajaran khususnya berkaitan dengan metode pengajaran.

2. Hasil penelitian ini menambahkan model pembelajaran pengolahan informasi


(16)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

75

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Biologi jenjang strata-1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan, jalan Pramuka Nomor 67 Kuningan. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP-Universitas Kuningan merupakan sebuah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Swasta terakreditasi ”B”. Penelitian dilakukan selama satu semester, yaitu semester kedua tahun 2010. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi tingkat pertama semester kedua. Subjek populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa calon guru biologi jenjang Strata-1 yang masih aktif. Sedangkan subjek sampel penelitian adalah mahasiswa calon guru biologi yang sedang mengikuti perkuliahan mata kuliah Biologi Sel di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP-Universitas Kuningan. Mahasiswa calon guru biologi yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 74 orang mahasiswa.

B. PARADIGMA PENELITIAN

Penelitian ini difokuskan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran mahasiswa calon guru Biologi di LPTK-Universitas Kuningan terutama untuk memaknai mata kuliah Biologi Sel sehingga mahas iswa memiliki kemampua menggali, membangun pencapaian konsep (concept attainment) dengan meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis. Ada beberapa


(17)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

76 komponen yang terkait dengan proses pendidikan di LPTK yang menjadi paradigma penelitian ini. Adapun paradigma ini digambarkan seperti Gambar 3.1.

Gb.3.1: Bagan Paradigma Penelitian

(Diadaptasi dari Keler (1985) dalam NSTA AETS, 1988)

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian (Diadaptasi dari Keler (1985) dalam NSTA AETS, 1988)

Keenam komponen pada gambar paradigma penelitian di atas, diuraikan berikut. Di dalam kurikulum terkandung empat unsur yang tidak dapat dipisahkan, yakni: tujuan, isi atau materi ajar, proses, dan evaluasi. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kompetensi di LPTK perlu dirumuskan suatu kegiatan belajar yang memungkinkan mahasiswa calon guru biologi memiliki pengalaman belajar yang berkaitan dengan pencapaian kompetensinya. Dalam proses implementasi, kurikulum menempati suatu ruang yang akan

KURIKULUM LPTK

DOSEN MAHASISWA

*Kemampuan awal Biologi Sel *Konflik Kognitif

*Berpikir Kritis

LEARNING OUTCOME

SARANA & PRASARANA

PENGETAHUAN BARU

MAHASISWA

*Multiple solution *Content&Process *Kemampuan

Concept Attainment

Proses Pembelajaran

Program Pembelajaran


(18)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

77 menggabungkan sistem kurikulum ke dalam proses pembelajaran. Beauchamp (1975) menyatakan, bahwa kurikulum dapat dijadikan landasan dalam pengintegrasian materi ajar dan proses pembelajaran. Oleh karena itu, landasan yang perlu kita perhatikan adalah saat implementasi kurikulum sedapat mungkin mengintegrasikan materi ajar dengan proses pembelajaran secara sesuai. Struktur kurikulum di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan terdiri dari: (I) Mata Kuliah Pengembangan (MKP) sebanyak 10 SKS; (II) Mata Kuliah Keilmuan (MKK) sebanyak 100 SKS; (III) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB) sebanyak 18 SKS; (IV) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKPB) sebanyak 21 SKS; dan (V) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MKBB) sebanyak 5 SKS. Jadi, jumlah total SKS yang harus lulus berjumlah 152 SKS, ditempuh selama delapan semester.

Mata kuliah Biologi Sel termasuk kelompok Mata Kuliah Keilmuan (MKK) dengan bobot 2 (dua) Satuan Kredit Semester (SKS). Mata Kuliah Biologi Sel diajarkan pada semester dua (genap) di tingkat satu. Sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti mata kuliah Biologi Sel, mahasiswa diwajibkan lulus mata kuliah Biologi Umum dengan bobot 3 (tiga) SKS pada semester satu (ganjil) sebelumnya.

Struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan dapat dilihat pada lampiran 2, dan sebaran mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan

Peran dosen dalam proses pembelajaran sangat menentukan dinamika pembelajaran itu sendiri, mengingat dosen merupakan “agen tunggal informasi belajar” di dalam kelas, walaupun peran ini, sekarang, sudah dianggap kurang representatif. Bahkan peran dosen dalam paham konstruktivisme dapat dikatakan


(19)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

78 sebagai agen innovator, eksperimenter, peneliti, model, mentor, kolaborator, pendiagnostik, dan juga sekaligus sebagai agen pembelajar (Crawford, 2000). Dosen dapat mengoptimalkan perkembangan dinamika mahasiswa.

Sukmadinata (2001) menyatakan, bahwa dosen dapat berperan dalam mengoptimalkan perkembangan mahasiswa dengan tiga cara, yakni: (1) mendiagnosis kemampuan dan perkembangan mahasiswa; (2) memilih cara pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mahasiswa dengan pendekatan “multi metode dan multi media”, dan (3) kegiatan bimbingan di luar kegiatan perkuliahan.

Syarat dosen pengampu mata kuliah Biologi Sel, adalah seorang dosen yang memiliki minimal Jabatan Akademik 200 Kredit poin (Lektor), menguasai konten Biologi Sel dan Pedagoginya. Berlatar belakang pendidikan minimal Strata-2 di Bidangnya dan se-alur dengan latar belakang pendidikan Strata-1 nya.

Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP-Universitas Kuningan merupakan mahasiswa calon guru biologi yang memiliki nilai strategis dalam memperbaiki mutu guru dan mutu pendidikan biologi. Dihasilkannya guru professional yang berkualitas dari suatu LPTK tidak bisa lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: motivasi dari mahasiswa itu sendiri, proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, dan kemampuan awal mengajar dari mahasiswa calon guru itu sendiri. Karakteristik mahasiswa perlu dijadikan perhatian utama bagi para dosen, karena pada diri mahasiswa terkandung potensi dan kompetensi yang perlu digali dan ditumbuhkembangkan. Di samping itu, juga


(20)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

79 nalar para mahasiswa calon guru biologi perlu diubah, terutama “mind set”-nya agar diarahkan ke permasalahan pendidikan.

Mahasiswa yang menempuh perkuliahan di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan berlatar belakang pendidikan sekolahnya berasal dari lulusan jurusan program fisika, program biologi, jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA), dan juga lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan program studi pertanian dan perikanan. Sebelum menjadi mahasiswa biologi di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan, mereka memperoleh materi yang terkait dengan sel diperoleh di kelas satu SMA.

Proses pembelajaran Biologi Sel dapat berlangsung dengan baik dan kondusif apabila disertai dengan adanya ketersediaan sarana dan prasarana dalam belajar yang mencukupi. Sarana pembelajaran biologi meliputi program pembelajaran yang didukung oleh keberadaan media pembelajaran, seperti: Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), OHP, Slide Projector, DVD, dan Multimedia lainnya. Sedangkan prasarana pembelajaran Biologi Sel, meliputi ruang kelas.

Association for Education and Communication Technology (AECT) menyatakan arti media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Sukmadinata (2001:108) menyatakan bahwa media memiliki peran sebagai segala sesuatu yang disediakan dosen untuk mendorong mahasiswa dalam belajar. National Education Association (NEA) menyatakan arti media sebagai segala yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau


(21)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

80 dibicarakan beserta instrument yang dapat digunakan untuk kegiatan tersebut. Media pembelajaran merupakan perantara informasi atau komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Rustaman, N. (2000:145) menyatakan bahwa media memiliki beberapa fungsi dalam pembelajaran, yakni: (1) dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa; (2) memiliki fungí pengulangan; (3) memberikan stimulus belajar; (4) mengaktifkan respon mahasiswa; (5) memberikan feedback secara cepat dari mahasiswa. Di samping itu, media pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis, yakni: (1) meletakkan dasar-dasar yang konkrit dari konsep-konsep yang abstrak sehingga mengurangi pemahaman yang bersifat Verbalisme; (2) dapat membangkitkan motivasi belajar; (3) dapat menyediakan informasi secara akurat, dan lengkap; dan (4) dapat mengatasi penampilan obyek yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Pembelajaran Biologi Sel yang berlangsung saat ini di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan umumnya masih berorientasi pada “teacher centered” yang didominasi strategi ekspositori. Strategi ini masih bertahan dan masih disenangi dosen pengampu disebabkan oleh anggapan bahwa strategi ini lebih cepat dan mudah dilaksanakan oleh para dosen. Di sisi lain, pembelajaran menggunakan strategi ekspositori tidak berkesan membekali para mahasiswa calon guru biologi pada keterampilan berpikir dan memberikan pengetahuan yang diperoleh. Pembelajaran Biologi Sel dalam penelitian ini, lebih menekankan pada penggalian, dan membangun konsep-konsep menggunakan pembelajaran pencapaian konsep (Concept Attainment) dengan mengembangkan penguasaan konsep dan


(22)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

81 keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi. Pembelajaran Biologi Sel banyak mengandung konsep-konsep abstrak dan sulit dipelajari mahasiswa calon guru biologi.

Biologi Sel merupakan suatu kajian bidang sains yang pembelajarannya semestinya berorientasi kepada hakekat sains sebagai proses dan produk. Artinya bahwa pembelajaran Biologi Sel tidak cukup dilaksanakan dengan penyampaian informasi mengenai konsep dan prinsip-prinsip saja yang bersifat Verbalisme. Mahasiswa calon guru biologi harus secara aktif mengamati, mengaplikasikan, berdiskusi dengan sesama mahasiswa dan dosen. Aktivitas mahasiswa ini dikenal dengan konsep pembelajaran ”hands-on and minds-on activity”

Diharapkan, hasil akhir dari perkuliahan Biologi Sel berbasis pembelajaran ”Concept Attainment” dalam penelitian ini adalah para mahasiswa calon guru biologi mampu melakukan pencapaian konsep dan memahami konsep-konsep Biologi Sel sehingga dapat masuk dan mengisi untuk berproses ke dalam

”working memory” dan selanjutnya akan masuk ke dalam ”long-term memory”

-nya dan tersimpan lama.

Mahasiswa calon guru biologi sebelum mengikuti proses belajar melalui pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep (Concept Attainment) memiliki pengetahuan awal Biologi Sel. Setelah selesai mengikuti pengembangan pembelajaran Biologi Sel (P2BS) yang berbasis pencapaian konsep (Concept Attainment) diharapkan mampu memiliki pengetahuan baru (”Multiple solution, content knowledge, proses sains) yang berkaitan dengan konsep-konsep biologi sel.


(23)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

82

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan “Research and Development” untuk pendidikan dengan sistem pendekatan yang diadaptasi dari”Dick and Carey

(2001)”, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. Desain penelitian ini dibagi

menjadi 3 (tiga) tahapan, yakni: Tahap Pertama: Pendahuluan terdiri dari perancangan dan pembelajaran; Tahap Kedua: Pengembangan terdiri dari persiapan perkuliahan Biologi Sel berbasis Concept Attainment yang diadopsi dari Joyce and Weil (2000) dan disesuaikan, Uji coba skala kecil, Uji coba skala luas dan Perbaikan; dan (3) Tahap Ketiga: Implementasi Pembelajaran dan Pengujian Desain Penelitian. Pada tahap ketiga ini, untuk melihat efektivitas produk penelitian, berupa Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) berbasis pencapaian konsep (concept attainment) guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi. Implementasi dilakukan dengan melibatkan dua kelompok percobaan, kelompok pertama memperoleh perlakuan khusus yaitu pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep (concept Attainment) yang diadopsi dari Joyce and Weil (2000), sedangkan kelompok kedua sebagai pembanding dengan memperoleh pembelajaran konvensional (teori), dinamakan Pembelajaran Biologi Sel Non-Concept Attainment (PBSNCA). Kedua kelas tersebut diajar oleh dua dosen yang berbeda agar hasilnya lebih murni.

Adapun desain penelitian yang diadopsi dan dikembangkan dari ”Dick and


(24)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

83 p E N D A H U L U A N --- P E N G E M B A N G A N ---

I Pretes Pretes M P L E M E N

A Posttes Posttes T

S

I

Gambar.3.2.: Bagan Desain Penelitian

{Diadaptasi dari Dick and Carey, 2001 (Gall, et al.,2003)} Kajian Pustaka

Concept Attainment

Berpikir Kritis Biologi Sel

Survai dan Studi Lapangan  Analisis Perkuliahan Biologi Sel  Pendapat Mahasiswa

 Penguasaan Konsep Sel Mahasiswa

 Hasil penelitian yang relevan  Penelitian Kelas

Membuat Rancangan Pembelajaran Biologi Sel

Persiapan Desain Pembelajaran Biologi Sel dengan Concept

Attainment

Uji coba skala kecil

Uji coba skala luas

Implementasi

Program Pembelajaran Biologi Sel dengan Concepts

Attainment

Program Pembelajaran Biologi Sel Konvensional

Pengumpulan Data Hasil & Proses

Belajar

Analisis Data


(25)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

84

D. Prosedur Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) berbasis Concept Attainmentl” guna Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis

Prosedur Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) berbasis Pencapaian Konsep (Concept Attainment ) guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis ini sesuai dengan rencana desain penelitian di atas, yakni melalui tiga tahapan sebagai berikut :

I. Tahap Pendahuluan: Perancangan dan Pembelajaran Biologi Sel

Pada tahapan ini dilakukan studi analisis kebutuhan guna mendapatkan sejumlah informasi melalui kajian pustaka dan survai serta studi lapangan yang berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang relevan dan literatur yang mendukung. Kajian pustaka dilakukan untuk menelusuri tentang pembelajaran konsep-konsep Biologi Sel dan pembelajaran pencapaian konsep.

Berdasarkan hasil kajian pustaka, survai, studi lapangan, dan analisis materi Biologi Sel, maka ditetapkan kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru biologi berupa kemampuan dalam penguasaan konsep dan pencapaian konsep (concept attainment) Biologi Sel dan keterampilan berpikir kritis. Berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru biologi tersebut, maka ditetapkan tujuan penelitian seperti yang tertuang dalam rumusan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setelah tujuan penelitian ditentukan, langkah berikutnya ádalah merancang konteks dan analisis pembelajaran serta strategi perkuliahan, melakukan seleksi materi kuliah Biologi Sel meliputi: organel sel, membran sel, dan pembelahan sel. Dipilihnya materi tersebut karena merupakan materi dasar dari mata kuliah biologi sel di jenjang strata-1 pada


(26)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

85 semester kedua. Di samping itu, pemilihan konsep-konsep materi Biologi Sel yang essensil dilakukan dengan menganalisis kemampuan yang diinginkan mahasiswa calon guru biologi dan silabi Biologi Sel LPTK, buku-buku sumber utama yang berkaitan dengan materi Biologi Sel.

Rancangan struktur dan strategi perkuliahan dalam studi pendahuluan dengan mempertimbangkan kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa calon guru biologi, hasil penelitian terdahulu yang relevan dan hasil penggalian informasi. Pada tahap ini yang pertama sekali dilakukan ádalah menetapkan tujuan umum perkuliahan, yang kemudian dilakukan penjabarannya dengan melakukan pengidentifikasian kemampuan mahasiswa calon guru biologi serta identifikasi indikator keberhasilan yang diharapkan muncul dari mahasiswa calon guru biologi. Kegiatan yang akan dilakukan untuk menjaring kemampuan pencapaian konsep Biologi Sel, ádalah: (1) mengeksplorasi konsep-konsep atau pengetahuan awal mahasiswa calon guru biologi yang berkaitan dengan Biologi Sel, (2) merekonstruksi kembali konsep-konsep yang sudah dimiliki mahasiswa atau membangun berdasarkan konsep pengetahuan awal mahasiswa untuk membentuk konsep-konsep baru sehingga tercapai pencapaian konsep, (3) melakukan pengembangan konsep, dan (4) membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang sudah dimiliki mahasiswa. Kemampuan pencapaian konsep mahasiswa yang diharapkan mencakup aspek-aspek kognitif yang meliputi kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis.


(27)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

86 Respon dari para mahasiswa calon guru biologi, yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap para mahasiswa setelah implementasi perkuliahan Biologi Sel berbasis pembelajaran pencapaian konsep. Sikap mahasiswa tersebut dapat dilihat berdasarkan katagori sikap, yaitu kepeduliannya terhadap innovási pembelajaran dan pembelajaran, kesadaran memperbaiki pembelajaran, pengembangan konsep, percaya diri dalam mengajarnya nanti, dan sikap terhadap pengembangan pembelajaran Biologi Sel berbasis pembelajaran pencapaian konsep. Pembentukan sikap ini penting bagi mahasiswa calon guru biologi yang merupakan bekal dalam menjalankan profesinya sebagai guru biologi kelak. Pengalaman-pengalaman belajar selama perkuliahan diharapkan dapat dijadikan contoh dan diterapkan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru biologi kelak.

Adapun Analisis Pembelajaran Biologi Sel (APBS) dan Strategi Perkuliahan Biologi Sel (SPBS) yang berbasis pembelajaran concept attainment guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi dapat diuraikan sebagai berikut: (a) Analisis Pembelajaran Biologi Sel (APBS) dijabarkan dalam bentuk peta konsep. Hasil Analisis Pembelajaran Biologi Sel diperoleh dengan urutan pembelajaran sebagai berikut: (1) materi organel sel; (2) membran plasma sel; dan (3) pembelahan Sel dan (b) Strategi Perkuliahan Biologi Sel (SPBS), dilakukan selama dua bulan dengan pertemuan tatap muka sebanyak 8 kali pertemuan, dengan rincian sebaran pertemuan tatap muka tertera dalam Tabel 3.1


(28)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

87

Tabel 3.1

Pembelajaran Biologi Sel Mahasiswa LPTK Materi

Biologi Sel

Strategi Pembelaja

ran

Asesmen Jumlah

Perte muan

Metode Mengajar Organel Sel (Materi 1) Concept

Attainment

Test awal  Peta

konsep

 LKM

3 x  Tugas membaca wacana  Ceramah

 Diskusi kelompok kecil  Tanya jawab

Membran Plasma Sel (Materi 2)

Concept

Attainment

Learning log  T-Chart  Diagram alur  LKM

3 x  Tugas membaca wacana  Ceramah

 Diskusi Kelompok kecil  Tanya jawab

Pembelahan Sel (Materi 3) Concept

Attainment

Learning log  Peta konsep  LKM  Kuis

2 x  Tugas membaca  Ceramah  Diskusi  Tanya jawab

2. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan ini dilakukan guna menguji keterpakaian rancangan dan desain pengembangan pembelajaran Biologi Sel berbasis concept attainment guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi. Uji coba ini dilakukan pada para mahasiswa calon guru biologi di Program Studi Pendidikan Biologi jenjang strata-1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan Angkatan Tahun 2009/2010. Uji coba ini juga dilakukan terhadap semua Instrumen yang telah dikembangkan, seperti: instrumen test dan instrumen non-test. Setelah dilakukan uji coba, hasilnya dievaluasi dan dilakukan analisis ulang terhadap semua aspek Rancangan Desain Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS). Analisis


(29)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

88 dilakukan terhadap struktur dan strategi perkuliahan, semua instrumen, materi perkuliahan, dan kemampuan atau keterampilan yang dicapai mahasiswa calon guru biologi.

Berdasarkan hasil analisis ulang, maka dilakukan revisi yang diperlukan. Berdasarkan hasil revisi, diperoleh suatu produk berupa Desain Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS). Pada kegiatan uji coba dan perbaikan dilibatkan dua dosen pendidikan biologi Program Studi Pendidikan Biologi jenjang strata-1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan sebagai pengamat (Observer).

3. Tahap Implementasi Pembelajaran Biologi Sel

Untuk melihat keefektifan desain penelitian tentang Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) dilakukan implementasi dengan cara melakukan eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok kontrol uji awal dan uji akhir atau “Pretest-Posttest Control Group Design”. Dengan desain eksperimen yang diadaptasi dari “Dick and Carey, 2001” (Gall, et al.,2003) berikut ini:

Tabel 3.2

PENGUJIAN KEEFEKTIFAN P3BS (“Pretest-Posttest Control Group Design)

Sampel Kelompok Pretest Treatment Posttest

Purposive A (Eksperimen) O X-1 O

Purposive B (Kontrol) O X-2 O

Sumber: Dick and Carey, 2001 (Gall, et al.,2003)

Keterangan: X-1 : Pembelajaran Biologi Sel berbasis ”Concept Attainment” X-2 : Pembelajaran Biologi Sel secara konvensional


(30)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

89 Implementasi desain P2BS dilakukan para mahasiswa calon guru biologi angkatan 2009/2010 yang wajib mengikuti perkuliahan Biologi Sel pada tahun 2010 (semester dua). Jumlah anggota populasi mahasiswa Angkatan Tahun 2009/2010 sebanyak 74 orang mahasiswa. Dari populasi ini, diambil 40 orang mahasiswa secara ”purposive” sebagai sampel. Pemilihan sampel ini didasarkan atas kedinamisan kelas dan mahasiswa terpilih dijadikan sebagai kelompok eksperimen (perkuliahan dengan menggunakan P2BS) dan sisanya 34 orang mahasiswa sebagai kelompok kontrol (perkuliahan secara konvensional).

Implementasi desain P2BS dilakukan dengan melibatkan dua orang dosen sebagai pengamat (observer). Keberadaan observer bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran dilakukan refleksi oleh dosen dan observer untuk membahas apa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, patokan kerja observer merujuk kepada instrumen, observer memberikan masukan-masukan tentang keterlaksanaan, kemajuan, dan kendala selama pembelajaran berlangsung. Dalam proses implementasi ini dilakukan pengumpulan data, analisis, dan interpretasi data serta penarikan kesimpulan.

E. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan pembelajaran Biologi Sel berbasis concepts attainment guna meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kritis calon guru biologi adalah (1) Silabi Perkuliahan (SP); (2) Satuan Acara Perkuliahan (SAP); (3) Analisis Konsep (AK); (4) Rancangan


(31)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

90 Pembelajaran (RP); (5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (6) Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM); dan (7) Panduan Wawancara (PW).

1) Silabi Perkuliahan (SP)

Silabi perkuliahan Biologi Sel dikembangkan dengan tujuan sebagai pedoman perkuliahan selama satu semester. Silabus berisikan (1) Identitas Mata Kuliah (IMK): nama mata kuliah, sifat mata kuliah, kode mata kuliah, tingkat/semester, mata kuliah prasyarat, dan nama dosen; (2) Standar Kompetensi (SK); (3) Kompetensi Dasar (KD); Deskripsi; Referensi Wajib (RW), Referensi Anjuran (RA).

2) Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dikembangkan dengan tujuan sebagai pedoman atau pegangan dosen dalam menjalankan aktivitasnya selama satu semester. Satuan Acara Perkuliahan berisikan sebagai berikut: (a) Identitas SAP, (b) Tujuan Mata Kuliah, (c) Referensi, (d) pendekatan pembelajaran, (e) Evaluasi, (f) topik dan waktu pertemuan.

3). Analisis Konsep (AK),

Analisis Konsep (AK) merupakan instrumen yang digunakan untuk menganalisis karakteristik konsep yang menjadi materi pembelajaran dari program pembelajaran yang dikembangkan, yakni Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) berbasis pencapaian konsep. Berdasarkan analisis konsep


(32)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

91 tersebut akan diperoleh karakteristik konsep-konsep materi Biologi Sel yang mengungkapkan label konsep, definisi konsep, atribut kritis, atribut essensil, dan hirarki konsep.

4). Rancangan Pembelajaran (RP),

Rancangan Pembelajaran (RP) berisikan: Identitas Mata Kuliah (IMK), Kompetensi Dasar (KD), Deskripsi, Tahapan pembelajaran, serta Rancangan evaluasi yang digunakan.

5). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisikan: Identitas Mata Kuliah (IMK); Standar Kompetensi (SK); Kompetensi Dasar (KD); Indikator; Metode Pembelajaran; Alokasi Waktu; Langkah-Langkah Pembelajaran; Alat/Bahan dan Buku Sumber; dan Penilaian.

6). Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM),

Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) digunakan dan dikerjakan di rumah sebagai tugas terstruktur. Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) ini digunakan sebagai media untuk membimbing aktivitas mahasiswa kepada upaya penguasaan konsep dan pencapaian konsep yang disesuaikan dengan materi perkuliahan Biologi Sel. Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) terdiri dari LKM-1: Organel Sel ; LKM-2: Membran Plasma Sel ; dan LKM-3: Pembelahan Sel.


(33)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

92

7). Panduan Wawancara (PW)

Panduan wawancara (PW) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif dan afektif. Indikator yang dapat diungkap meliputi: (a) pernyataan mahasiswa tentang faktor instrinsik yang menyebabkan mahasiswa tersebut berperilaku atau memberikan respon tertentu, (b) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajarnya, dan (c) pemahaman mahasiswa tentang materi Biologi Sel.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data di lapangan, digunakan beberapa instrumen yang dikembangkan di dalam penelitian ini. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrument tes terdiri atas uji berpikir kritis yang terkait dengan konsep Biologi Sel dalam bentuk tes objektif dengan lima option. Sedangkan untuk instrument non-tes terdiri atas: (1) Skala Likert Pendapat Mahasiswa (SLPM), (2) Kuesioner, dan (3) Lembar Observasi (LO),

1. Instrumen Tes

Instrumen ini terdiri dari tes pencapaian konsep (concept attainment test) dalam bentuk tes objektif dengan lima option dan peta konsep, untuk melihat kemampuan penguasaan konsep mahasiswa.


(34)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

93

a. Tes Pencapaian Konsep (concept attainment test)

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes materi Biologi Sel yang berkaitan dengan tes keterampilan berpikir kritis mahasiswa yang dikonstruksi dalam bentuk uji pilihan ganda (objective test) dengan 5 (lima) alternatif pilihan (option). Pemberian tes berbentuk uji pilihan ganda dengan maksud agar semua konsep yang terkandung dalam materi perkuliahan serta semua kemampuan mahasiswa dapat diungkap. Tes yang dikembangkan bertujuan untuk menjaring data kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep Biologi Sel, yaitu : organel sel, membran plasma, dan pembelahan sel. Untuk keterampilan berpikir kritis mahasiswa disusun berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis (Costa, 1985). Indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan adalah: (1) menjawab pertanyaan ”apa yang dimaksud dengan...? (3.c. Asking and answering questios

of clarification and challenge, ”What do you mean by...?”); (2) mengidentifikasi

atau merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban yang mungkin (1.b. Identifying or formulating criteria for judging possible answers); (3) mencari

persamaan dan perbedaan (2.d. Seeing similirities and differences); (4) menerapkan prinsip yang dapat diterima (8.c.primafacie application of

acceptable principle); (5) kemampuan memberikan alasan (4.g. A bility to give reason ); dan (6) menggeneralisasikan tabel dan grafik (7.a.3. Generalizing Table and Graphs).

Selama masa perkuliahan tes dilakukan dua kali, yaitu pretest dan posttest. Pretest bertujuan untuk menjaring data pengetahuan awal para mahasiswa calon


(35)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

94 guru biologi, sedangkan posttest digunakan untuk menjaring data pengetahuan para mahasiswa calon guru biologi setelah implementasi P2BS dilaksanakan.

Penyusunan perangkat tes diawali dengan kegiatan penyusunan kisi-kisi tes yang mencakup aspek materi perkuliahan Biologi Sel, selanjutnya disusun butir-butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Jumlah item tes Tahap I yang dikembangkan untuk tes pencapaian konsep tentang organel sel, membran plasma, dan pembelahan sel. Perangkat tes diujicobakan kepada para mahasiswa yang telah lulus ujian mata kuliah Biologi Sel.

b. Penilaian Peta Konsep

Novak (1990) menyatakan bahwa lembar penilaian peta konsep yang dikembangkan bertujuan untuk keperluan penskoran peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa, meliputi: (a) jumlah proposisi, (b) jumlah hirarki, (c) jumlah hubungan silang, (d) jumlah contoh, dan (e) jumlah skor total yang diperoleh mahasiswa. Untuk keperluan penilaian peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa, maka dibuat sebanyak 3 (tiga) peta konsep yang dijadikan sebagai peta konsep standar, untuk digunakan sebagai rujukan atau pembanding terhadap peta konsep yang dikembangkan oleh mahasiswa.

Tabel 3.3.

RINCIAN PENSKORAN PETA KONSEP STANDAR

No Peta Konsep J u m l a h

Proposisi Hirarki Hubungan silang

Contoh Total 1 Organel Sel

2 Membran Plasma 3 Pembelahan Sel


(36)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

95

Catatan:

Untuk Nilai Proposisi: Betul = 1; dan Salah = -1 Untuk Nilai Hirarki: Betul = 1; dan Salah =-1

Untuk Nilai Hubungan Silang: Betul = 10; dan Salah = -2

c. Pengujian Instrumen Tes

1) Uji Indeks Kesukaran (difficulty index)

Arikunto, S. (2006) menyatakan bahwa uji indeks kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Uji indeks kesukaran atau tingkat kesukaran dilakukan guna mengetahui apakah item tes tergolong Sangat Mudah (SMd), Mudah (Md), Sedang (Sd), Sukar (Sk), dan Sangat Sukar (SSk). Untuk mengetahui Indeks Kesukaran dari item tes digunakan rumusan formula berikut ini:

B P = ---

JS

Keterangan: (Sumber: Arikunto, 2006)

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya mahasiswa yang menjawab item tes dengan benar JS = Jumlah seluruh mahasiswa peserta tes

Ditinjau dari rumusan formula didapat bahwa semakin banyak subyek peserta yang dapat mengerjakan sesuatu item tes, maka P-nya semakin tinggi. Item tes itu dinyatakan mudah. Sebaliknya jika subyek peserta tes yang mengerjakan benar hanya sedikit (item tes sukar), maka P-nya rendah. Dalam hal ini tampak adanya kebalikan, yakni semakin mudah item tersebut maka indeks kesukarannya semakin tinggi. Jadi sebenarnya, lebih cocok bahwa P disebut


(37)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

96 indeks kemudahan. Untuk melihat kriteria Indeks Kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4

KRITERIA INDEKS KESUKARAN Indeks Kesukaran (P) Klassifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 - 0,80 0,81 – 1,00

Sangat Sukar (SSk) Sukar (Sk) Sedang (Sd) Mudah (Md) Sangat Mudah (SMd) Sumber: Adaptasi dari Arikunto, S. (2006)

2) Uji Daya Pembeda (discriminating power of test)

Arikunto,S. (2006) menyatakan bahwa uji daya pembeda adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara subyek yang pandai dengan subyek yang kurang pandai. Angka yang menunjukkan nilai besarnya daya pembeda, disebut indeks diskriminasi atau discriminating power (disingkat DP). Untuk keperluan uji daya pembeda item tes digunakan rumusan formula sebagai berikut:

BA BB

DP = --- - --- =

P

A –

P

B

JA JB

(Sumber : Arikunto, 2006)

Keterangan:

DP = Discriminating power atau Indeks Daya Pembeda J = Jumlah peserta tes

BA = Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab Item tes dengan benar

BB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab Item tes dengan

benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


(38)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

97 Untuk melihat bagaimana kriteria”discriminating power” atau indeks daya pembeda item tes, dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

KRITERIA INDEKS DAYA PEMBEDA (DP) DP Kualifikasi 0,71 – 1,00

0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20 Negatif

Baik Sekali (BS) Baik (B) Cukup C) Jelek (J)

Tidak Baik (TB), harus dibuang Sumber: Adaptasi dari Arikunto (2006)

3) Uji Validitas dan Reliabilitas Item Tes (a) Uji Validitas Item Tes

Agar perangkat tes dapat dipertanggung jawabkan, maka ítem tes harus valid dan reliabel. Untuk menguji apakah ítem tes valid atau tidak, maka dilakukan “uji validitas ítems.” Arikunto, S. (2006) menyatakan bahwa, uji validitas items adalah tingkat sesuatu tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menentukan uji validitas items ditempuh dengan dua cara, yaitu pengujian validitas dengan meminta pertimbangan tiga orang ahli, dan uji validitas ítems dilakukan dengan cara uji coba. Hasil uji coba selanjutnya dihitung dengan menggunakan “koefisien korelasi” antara skor setiap ítem tes dengan jumlah skor seluruh ítem tes. Perhitungan “koefisien korelasi” digunakan rumus

korelasi product moment pearson” (2006) dengan rumusan formulasi sebagai


(39)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

98

 

2 2

2

 

2

) )( ( ) ( y y n x x n y x xy n rxy           

(Sumber: Soendjojo dkk, 2009 : 35)

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas.

n : Banyaknya subyek. x : Skor item

y : Skor total

Interpretasi mengenai nilai koefisien validitas items tes sesuai dengan pendapat J.P Guilford (Erman Suherman, 2003 : 113) dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

KOEFISIEN KORELASI VALIDITAS ITEMS TES Koefisien Validitas Interpretasi

rxy = 0 Tidak Valid

0,00 < rxy < 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 < rxy < 0,40 Validitas rendah

0,40 < rxy < 0,60 Validitas sedang

0,60 < rxy < 0,80 Validitas tinggi

0,80 < rxy < 1 Validitas sangat tinggi

Pengujian validitas tiap item tes digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item. Dalam Tabel 3.5 telah ditunjukkan skor totalnya, yang merupakan jumlah tiap skor item. Dalam hal analisis item ini Masrun, 1979 (Sugiyono, 2008:188) menyatakan ”Teknik Korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Lebih lanjut, Masrun dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, menyatakan


(40)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

99 ”item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat atau valid adalah r = 0,3”. Jika korelasi antara item tes dengan skor total kurang dari 0,3 maka item tes dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

(b) Uji Reliabilitas Items Tes (Instrument)

Suatu tes dikatakan reliabel, apabila tes tersebut mampu diuji dengan hasil yang ajeg/tetap. Hal ini berarti bahwa uji yang reliabel jika item tes ini digunakan untuk menguji berkali-kali terhadap subyek yang sama, sehingga menunjukkan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan metoda belah dua (Split half method) yang dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen di belah menjadi dua kelompok, yakni kelompok butir instrumen ganjil dan kelompok butir instrumen genap, selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun sendiri. Contoh Tabel untuk kelompok butir instrumen ganjil ditunjukan pada Tabel 3.5 dan skor butirnya dijumlahkan sehingga didapat skor total. Kemudian skor total antara kelompok butir intrumen ganjil dengan genap dicari korelasinya. Setelah dihitung didapat koefisien korelasinya. Koefisien korelasi ini, selanjutnya dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown sebagai berikut:


(41)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

100

r½½ r11 = --- (1 + r½½ )

(Sumber: Arikunto, 2006) Keterangan:

r11 = Koefisienreliabilitas yang sudah disesuaikan

r½½ = korelasi product moment antara skor skor setiap belahan tes.

Tabel 3.7.

KOEFISIEN KORELASI RELIABILITAS ITEMS TES Koefisien Reliabilitas Keterangan

r11 < 0,20 0,20 ≤ r11 < 0,40 0,40 ≤ r11 < 0,70 0,70 ≤ r11< 0,90 0,90 ≤ r11< 1,00

r11 = 1,00

Tidak ada korelasi Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi tinggi Korelasi tinggi sekali Korelasi sempurna

2. Instrumen Non-Tes

Instrumen dalam bentuk non-tes yang dipergunakan berupa: a. Skala Likert Pendapat Mahasiswa (SLPM); b. Kuesioner; dan c. Lembar Observasi (LO)

a. Skala Likert Pendapat Mahasiswa (SLPM),

Skala sikap pendapat para mahasiswa calon guru biologi yang dikembangkan bertujuan untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Tujuan pemberian skala sikap pendapat mahasiswa ini adalah untuk mengungkap apakah karakteristik pembelajaran Biologi Sel berbasis pembelajaran pencapaian konsep yang dieksperimenkan terimplementasikan secara nyata dalam pembelajaran. Skala pendapat mahasiswa merupakan skala sikap Likert dengan menggunakan empat katagori jawaban,


(42)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

101 yakni: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan masing-masing diberi bobot 4, 3, 2, dan 1. Skala Likert Pendapat Mahasiswa (SLPM) berisikan 30 buah pertanyaan dengan rincian tertulis pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8.

DAFTAR RINCIAN SKALA LIKERT PENDAPAT MAHASISWA

No SIKAP Pernyataan Bersifat Jumlah

Pernyataan 1 Kesadaran memperbaiki

pembelajaran

Positif / Negatif 2/2

2 Kepedulian terhadap innovasi pembelajaran

Positif / Negatif 2/2

3 Pengembangan konsep Positif / Negatif 2/2

4 Pencapaian konsep Positif / Negatif 3/2

5 Bahan perkuliahan Positif / Negatif 2/2

6 Strategi perkuliahan P3BS Positif / Negatif 2/3

7 Manfaat pembelajaran pencapaian konsep

Positif / Negatif 2/2

Jumlah pernyataan Positif 15

Jumlah pernyataan Negatif 15

Total Pernyataan 30

b. Kuesiner (Ks)

Penggunaan kuesioner sebagai instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui respon serta komentar (kritik, saran, pendapat, atau gagasan) dari pengguna pembelajaran Biologi Sel berbasis Pencapaian Konsep (Concept Atainment ). Kuesioner yang dikembangkan dalam penelitian ini berisi aspek-aspek yang meliputi respon dosen pengamat (Observer) tentang: (a) tujuan pengembangan pembelajaran, (b) bahan perkuliahan, (c) strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Kuesioner yang dikembangkan berupa pertanyaan terbuka agar dosen Biologi Sel lebih bebas memberikan pendapatnya. Kuesioner ini dimaksudkan untuk menjaring informasi atau tanggapan dosen


(43)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

102 Biologi Sel tentang pelaksanaan Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel (P2BS) berbasis pencapaian konsep (concept attainment).

c. Lembar Observasi (LO)

Lembar observasi digunakan untuk mengamati selama kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas yang dilaksanakan oleh peneliti. Pedoman observasi dibuat dalam bentuk Lembar observasi (LO) yang diberikan kepada dosen pengamat (observer). Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana proses pembelajaran yang dilakukan peneliti selama Kegiatan Belajar Mengajar Biologi Sel berbasis pencapaian konsep di dalam kelas. Lembar observasi ini berisikan aspek-aspek pembelajaran meliputi: (a) tingkat kesiapan fisik (administrasi dosen), (b) tingkat kesiapan non-fisik yang dimiliki dosen, (c) motivasi dosen dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, (d) respon mahasiswa terhadap kegiatan Belajar bengajar, dan partisipasi mahasiswa selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Tiap aspek penilaian diberi skor satu sampai dengan tiga untuk mewakili tiga katagori, yakni: baik, sedang, dan kurang. Sebelum instrumen-instrumen di atas digunakan, dilakukan validasi yang bertujuan untuk mengukur apakah instrumen yang akan dikembangkan sudah sesuai dengan tujuan pengumpulan data penelitian. Instrumen non-test divalidasi engan cara dikonsultasikan kepada empat orang pakar di bidangnya


(44)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

103 . .2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan melalui tes pencapaian konsep, penilaian peta konsep, Skala Likert Pendapat Mahasiswa (SLPM), Kuesioner (Ks), dan Lembar observasi (LO).

3. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dikelompokkan ke dalam bentuk data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif terdiri dari hasil tes sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran Biologi Sel berbasis pencapaian konsep (concept attainment), data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metoda statistik berupa uji perbedaan dua rata-rata hitung (uji-t) dengan menggunakan fasilitas program SPSS-versi 17.0.

Dalam analisis data terdapat 40 orang mahasiswa yang dijadikan subyek yang dikelompokkan dalam tiga kategori. Pengelompokkan mahasiswa dalam suatu kelas merupakan suatu hal yang sangat penting untuk keperluan statistik, yaitu untuk mengetahui kedudukan mahasiswa tersebut pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Arikunto, S (2006) untuk mengetahui kedudukan mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang atau rendah dapat dilakukan dengan menggunakan standar deviasi. Data yang digunakan untuk keperluan pengelompokkan mahasiswa ini adalah data rata-rata nilai hasil tes. Kelompok tinggi terdiri dari


(1)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penelitian ini adalah: Menjawab pertanyaan apa yang dimaksud dengan…?;

Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban yang mungkin; Mencari persamaan atau perbedaan; Menerapkan prinsip yang dapat diterima; Kemampuan memberikan alasan, serta mengeneralisasikan table dan grafik. Faktor penunjang dalam mengimplementasikan pembelajaran Biologi Sel

berbasis concept attainment ini adalah respon positif dari para mahasiswa dan dosen. Pembelajaran concept attainment dapat meningkatkan penguasaan konsep materi Biologi Sel dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

Adapun kendala yang ditemui dalam mengimplementasikan pengembangan pembelajaran biologi sel berbasis concept attainment adalah kemampuan mahasiswa dalam menggali dan mengembangkan konsep dan keterbatasan waktu, sehingga peta konsep yang dihasilkan mahasiswa nasih mungkin dioptimalkan hasilnya.

Keuntungan dan kelemahan pengembangan pembelajaran Biologi Sel berbasis pembelajaran concept attainment, keuntungannya adalah sebagai berikut: (a) Membantu mahasiswa dalam membuat hubungan antara konsep yang telah diketahui mahasiswa sebelumnya dengan konsep yang akan dipelajarinya, (b) Membantu belajar mahasiswa, bagaimana menguji suatu konsep dari sejumlah konsep yang diberikan dosen, (c) Membantu belajar mahasiswa, bagaimana untuk menyeleksi informasi yang relevan atau konsep-konsep yang relevan, (d) Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa tentang suatu konsep dengan cara menggolongkan contoh-contoh konsep lebih dari satu contoh dari konsep itu,


(2)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

(e) Membantu mahasiswa dalam menghubungkan istilah kunci dengan definisi konsep yang dipelajari dan dapat meningkatkan daya ingat mahasiswa.

Sedangkan kelemahan dalam mengimplementasikan pengembangan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (a) dosen harus banyak bersabar dalam membimbing mahasiswa pada saat berdiskusi dan berdebat; (b) dosen bekerja ekstra dalam memfasilitasi diskusi; dan butuh waktu yang cukup banyak.

B.

SARAN

Saran-saran untuk meningkatkan kualitas pengembangan pembelajaran biologi sel berbasis pembelajaran concept attainment guna meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai materi-materi biologi sel yang dianggap sulit oleh para mahasiswa calon guru biologi yang meliputi karakter materi dan juga penguasaan konsep abstrak guru terhadap materi-materi tersebut

2. Dalam kegiatan penelitian terkait dengan pengembangan pembelajaran ini masih belum dapat menjamin atau mengontrol apakah jawaban yang diberikan oleh mahasiswa pada setiap pertanyaan yang diberikan merupakan murni keluar dari hasil pemikiran mahasiswa atau hanya berupa tebak menebak dan atau hasil kerjasama antar mahasiswa saja. Oleh karena itu, dalam implementasi pengembangan pembelajaran concept


(3)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

lebih baik lagi agar hasilnya mendekati valid. Salah satu sistim kontrol yang dapat digunakan adalah guru memberikan penilaian saat proses kegiatan pembelajaran (guru/dosen). Penilaian jangan hanya diberikan pada saat kegiatan pembelajaran berakhir.

3. Tidak semua indikator keterampilan berpikir kritis dapat meningkat secara merata dalam mengimplementasikan pembelajaran ini, oleh karena itu sebaiknya perlu dilakukan upaya secara optimal untuk mengembangkan lebih lanjut pembelajaan ini agar konsep-konsep yang dipelajari mudah dicapai.


(4)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B. et al. (1994)., Molecular Biology of The Cell. (Third Edition). New York: Garland

Arikunto, S.,(2005)., Manajemen Penelitian., [Edisi Revisi]., Yakarta: PT.Rineka Cipta. Baez, A.V. (1976). Innovation in Science Education-World Wide. Paris: The UNESCO

Press.

Bogdan, R.C. et al. (1982). Qualitative Research for Education (An introduction to Theory and Methods).Alihbasa: Munandir.

Borg, W.R.and Gall, M.D. (1983). Educational Research (An Introduction). (Fourth Edition). New York: Longman, Inc.

Brojonegoro, S. (2000). Kebijakan Pengembangan MIPA di Indonesia. Makalah tidak dipublikasikan.

Boersma, K. et al. (2005). Research and The Quality of Science Education. Springer. Brookfild, S.D. (1987). Developing Critical Thinker. Jossey-Bass, Inc.,

Cheong, A.C.S. and Goh, C.C.M. (2002)., On Teaching Generic Thinking Skills. National Institute of Education Nanyang Technological University Prentice-Hall,

Cole, P.G. & Chan, K.S., (1994).,Teaching Principles and Practice., (Second Edition)., New York: Prentice Hall.

Costa, A.L. (1985). Developing Minds (A Resource Book for Teaching Thinking). Washington DC : ASCD.

Creswell, J.W. (1994). Research Design (Qualitative and Quantitative Approaches). New Delhi.

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design (Choosing among five tradition). New Delhi.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research:Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Depdikbud.,(1989).,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor2 Tahun1989., Semarang: Aneka Ilmu.

DepDikNas, (2006). PerMenDikNas No:16/2006 tentang Standar Kompetensi Guru/Dosen. Jakarta: Depdiknas.


(5)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DepDikNas. (2003). Kurikulum 2004 SMA: Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah., Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dimyati dan Mudjiono.,(2006).,Belajar dan Pembelajaran.,[Cetakan Ketiga]., Jakarta: PT Rineka Cipta.

Doxas, K.G. and Klymkowsky, M.W. (2008). Understanding Randominess and its Impact on Student Learning:Lesson Learned from Building Concept Inventory (BCI). [Online]. Tersedia:http://www.CBE-Life Science Education, Vol.7, 227-233, Summer, 2008. [4 Juli 2008]

Ennis, (1996). Critical Thinking. New Jersey: Viacom Company.

Enger, E.D., & Ross, F.C., (2000).,Concept in Biology., (International Edition)., Mc Graw-Hill Higher Education., North America: Boston.

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking (In the decision and management sciences). Ohio: College Division.

Ferguson, G.A. (1976). Statistical Analysis in Psychology and Education. (Fourth Edition). International student edition. Sydney: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Fraenkel, J.R. and Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. (Second Edition). Toronto: McGraw-Hill, Inc.

Gabel, D.L. (1994). Handbook of Research on Science Teaching and Learning. A Project

of The National Science Teacher Association. N.Y.: McMillan.

Goodman, S.R. (1994). Medical Cell Biology. Philadelpia: J.B.Lippincort

Hergenhahn, B.R. and Olson, M.H. (2008). Theories of Learning (Teori Belajar). (Edisi Ketujuh). Jakarta: Kencana.

Joyce, B., and Weil (2000). Models of Teaching. (Fourth Edition). Sydney: Pearson.

Joyce, B., Weil, M. and Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. (Eighth Edition). Sydney:Pearson

Karp, G. (2008). Cell and Molecular Biology (Concepts and Experiments). (Fith Edition). Hoboken: John Wiley&Son, Inc (Asia) Pte.Ltd.

Klausmeier, H.J. and Sipple, T.S. (1980). Learning and Teaching Concepts: A Strategy for Testing Applications of Theory. New York: Academic Press, Inc.

Lang, H.R & Evans, D.N. (2006). Models, Strategies, and Methods: For Effective Teaching. Sydney: Pearson..

Loughran, J., Berry, A., and Mulhall, P. (2006). Understanding and Developing Science Teachers’ Pedagogical Content Knowledge.


(6)

Russamsi Martomidjojo, 2012

Pengembangan Pembelajaran Biologi Sel Berbasis Concept Attainment Guna Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

McDermott, D. (1983). A Perpective on Teacher Preparation in Physics and other Science: The Need for Special Science Courses for Teacher. Am.J.Phys. 58(8) 734-742 McInerney.D.M. (1984). Educational Psychology Constructing Learning. Sydney: Prentice

Hall.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. Am J.Physics. (7092). 1259-1267.

Minium, E.W. et al. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. (Third Edition). John Wiley and Sons, Inc.

Moore, D.R. (2006). Selecting Evaluation Items for Judging Concept Attainment in Instructional Design. [Online]. Tersedia:http://www.ncorl.org/jiol. Volume 5, Number 1, Spring 2006. [27 Januari 2009]

Moore, D. and Jutras, F. (2008). Implementing Concept-Based Learning in a Large Undergraduate Classroom. [Online]. Tersedia:http://www.CBE-Life Sciences Education. Vol.7, 243-253, Summer. [2 September 2008]

National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington DC: National Academic Press.

Rustaman, N.Y. dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagal, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salpeter. (2001). 21St Century Skills: Have Student Ready.

Sharma, S. (1996). Applied Multivariate Techniques. John Wiley and Sons, Inc.

Steven, D.S., (1991)., An Introduction to Critical Thinking., Tersedia di :

http://www.Freeinquiry.Com/naturalism.html.

Sukmadinata, N.S.,(2001)., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek., Bandung: Rosda.

Trowbridge, L.W., Bybee, R.W.and Sund, R.B. (1973). Becoming a Secondary School Science Teacher. [Third Edition]. Ohio: A Bell & Howell Company Colombus. Wilson, C.D. et al. (2006). Assessing Students’ Ability to Trace Matter in Dynamic System

in Cell Biology. [Online]. Tersedia http://www.CBE-Life Sciences Education. Vol.5, 323-331, Winter 2008. [12 Oktober 2008]

Wanderse, James, H., (1994).,Making High-Tech Micrograph Meaningful in the Biology Student.”, dalam The Content of Science (A Constructivist Approach to its Teaching


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN “CONCEPT ATTAINMENT MODEL

0 6 7

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 6 30

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 5 29

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU BIOLOGI.

0 6 43

PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU.

0 2 40

PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS, DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 28

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL MENGGUNAKAN TEKNIK VEE DIAGRAM DAN CONCEPT MAP DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN ILMIAH.

0 0 24

PENGEMBANGAN INTERACTIVE PROBLEM BASED MODULE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA

0 0 12

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU

0 1 6

Pengaruh Concept Attainment Model Terhadap Disposisi Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa

0 1 12