PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU BIOLOGI.

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME

KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

CALON GURU BIOLOGI

Disertasi

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Kependidikan

dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

Hafnati Rahmatan

NIM 0908776

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI

Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. Liliasari, M.Pd.

Ko-Promotor

Prof. Dr. Sri Redjeki, M.Pd.

Anggota


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “Pengembangan

Model Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif

Calon Guru Biologi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataaan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(4)

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

CALON GURU BIOLOGI Abstrak

Penelitian pengembangan model perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif (MPK2BMI) telah dilakukan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif (KBK) mahasiswa calon guru Biologi. Karakteristik MPK2BMI berpusat pada mahasiswa dan perkuliahan menggunakan perangkat lunak interaktif yang berisi pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk latihan-dan-praktik terkait katabolisme karbohidrat dan indikator KBK. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) perancangan dan pengembangan model menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif; 2) uji coba dan perbaikan model menggunakan tes awal-tes penutup pada satu kelompok; 3) implementasi model menggunakan disain kelompok kontrol tes awal-tes penutup. Data penguasaan konsep katabolisme karbohidrat dan KBK dikumpulkan melalui tes pilihan ganda KBK terkait konsep katabolisme karbohidrat dan angket digunakan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap model perkuliahan yang dikembangkan. Subjek penelitian adalah 74 mahasiswa Pendidikan Biologi semester kedua tahun akademik 2011/2012, masing-masing terdiri dari 37 mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, di sebuah LPTK negeri di Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40 soal uji yang representatif untuk mengukur penguasaan konsep dan KBK terkait model. Penguasaan konsep dan KBK mahasiswa kelas eksperimen meningkat dengan nilai N-Gain berkategori tinggi (72%). N-Gain tertinggi pada penguasaan konsep yaitu pada subtopik fosforilasi oksidatif dengan kategori tinggi (83%) sedangkan terendah pada subtopik glikolisis dengan kategori sedang (62%). Penguasaan KBK menghasilkan N-Gain tertinggi pada indikator KBK yaitu kelancaran dengan kategori tinggi (80%) sedangkan terendah adalah kejelasan dengan kategori sedang (60%). Mahasiswa dan dosen memberikan tanggapan positif terhadap model yang dikembangkan. Disimpulkan, MPK2BMI secara signifikan efektif dan memiliki kekuatan dampak penerapan model yang sangat meyakinkan untuk meningkatkan penguasaan konsep katabolisme karbohidrat dan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa calon guru biologi.


(5)

DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MULTIMEDIA-BASED CARBOHYDRATE CATABOLISM LEARNING MODEL TO IMPROVE

CONCEPT MASTERY AND CREATIVE THINKING SKILL OF PROSPECTIVE BIOLOGY TEACHER

Abstract

A study on development of interactive multimedia-based carbohydrate catabolism learning model was carried out to improve concept mastery and creative thinking skill (CTS) for the prospective biology teachers. The characteristic of the interactive multimedia-based carbohydrate catabolism learning model was student centered and learning using interactive software containing questions related to concepts and indicators of CTS. This research using research and development method that consist of three phases: 1) designing and development model using qualitative descriptive approach; 2) the limited testing and refining model using one group pretest-posttest design; 3) the implementation of model using pretest-posttest control group design. Data of the concept mastery of catabolism carbohydrate and CTS was collected through a multiple-choice test of CTS related to concept and students’ and lecturers’ questionnaire was used to know responses of the developed learning model. Research subjects were 74 persons of the second semester students of Biology Education 2011/2012 academic year, each class consisted of 37 students in experimental class and in control class, at a public university in Banda Aceh. The results showed that forty representative items get to measure student’s understanding and CTS related to model. The students’ concept mastery and CTS in the experimental class increasing with N-Gain in high category (72%). The highest N-Gain of the students’ concept mastery was oxidative phosphorylation in high category (83%) while the lowest was glycolysis in medium category (62%). The CTS mastery gave the highest N-Gain of CTS indicator was fluency in high category (80%) while the lowest was elaboration in medium category (60%). Students and lecturers gave positive responses to the learning. It has been concluded that, the interactive multimedia-based carbohydrate catabolism learning model significantly effective and had effect size of implementation model surely in improving both concept mastery of carbohydrate catabolism and CTS for the prospective biology teachers.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………

HALAMAN PENGESAHAN …..………

i ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iii

PERNYATAAN ………..……….. iv

ABSTRAK ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. viii

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ………. 10

C. Tujuan Penelitian ……….. 11

D. Manfaat Penelitian ……… 12

E. Penjelasan Istilah ………... 12

F. Sistematika Penulisan ……….. 13

BAB II MUTLTIMEDIA INTERAKTIF, PENGUASAAN KONSEP KATABOLISME KARBOHIDRAT DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF A. Pembelajaran Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif ……… 15

B. Teori Belajar dalam Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif ……… 22

C. Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran …………. 29

D. Studi Pendahuluan yang Relevan ………. 41

E. Deskripsi Konsep Biokimia ……….. 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian ……… 49

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 50

C. Disain Penelitian ……….. 50

D. Instrumen Penelitian ………. 56

E. Proses Pengumpulan Data ……… 58


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……… 62

1. Perancangan dan Pengembangan Model ………. 62

a. Materi yang Sulit pada Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat ………. 62

b. Multimedia Interaktif untuk Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat ……….. 66

2. Uji Coba dan Perbaikan Model ……… 73

a. Validasi dan Tanggapan Mahasiswa terhadap Model dan Soal yang Dikembangkan ……… 73

b. Evaluasi Soal yang Representatif ……… 78

3. Uji Implementasi Model ………... 81

a. Pengelompokan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …. 81 b. Keefektifan Model Pembelajaran yang Dikembangkan Berdasarkan Skor Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) Secara Keseluruhan …………... 81

c. Keefektifan Model Pembelajaran yang Dikembangkan Berdasarkan Skor Penguasaan Konsep ……… 84

d. Keefektifan Model Pembelajaran yang Dikembangkan Berdasarkan Skor Indiktor Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) ………. 90

e. Kemunculan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) pada Topik Katabolisme Karbohidrat pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 96

f. Tanggapan Mahasiswa terhadap MPK2BMI …………... 104

g. Tanggapan Dosen terhadap MPK2BMI ……….. 107

B. Pembahasan ……….. 108

1. Karakteristik MPK2BMI ………... 108

2. Pengaruh MPK2BMI terhadap Penguasaan Konsep Katabolisme Karbohidrat ………. 110

3. Pengaruh MPK2BMI terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif pada Konsep Katabolisme Karbohidrat …………... 114

4. Tanggapan Mahasiswa terhadap Impelementasi MPK2BMI 117 5. Tanggapan Dosen terhadap Implementasi MPK2BMI …… 119

6. Keunggulan dan Kendala terhadap Implementasi MPK2BMI ……… 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 123

B. Saran ……….. 124

DAFTAR PUSTAKA ……….. 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 132


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat menuntut perubahan cara dan strategi guru dalam mengajar. Guru dituntut membimbing siswa dalam hal mencari, mengolah dan mengembangkan data dan informasi secara mandiri. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, peran guru yang semula sebagai pusat informasi (teacher centered) perlu diubah menjadi pemfasilitas, penengah, dan pembimbing yang memberikan kondisi yang kondusif untuk kontruksi pengetahuan (Carin, 1997; Usman, 2011).

Guru profesional dituntut merancang dan mengelola proses pembelajaran sebagai kunci utama suksesnya pembelajaran sains untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Guru menyediakan lingkungan belajar, memberikan kebebasan agar siswa belajar dan berkembang sendiri, dan mewujudkan rasa ingin tahunya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuwan dan teknologi yang inovatif sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global (Kunandar, 2007; Sukmadinata, 2010).

Persaingan yang terjadi pada era globalisasi menuntut pengembangan kualitas sumber daya manusia yang demikian mendesak. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah dan unsur-unsur terkait dalam bidang pendidikan. LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) merupakan lembaga yang


(9)

berperan dalam menghasilkan tenaga kependidikan/calon guru. LPTK turut bertanggung jawab dan harus terpanggil dalam menghadapi kenyataan, harapan, dan tantangan yang ada. Dosen bertugas sebagai staf pengajar LPTK dan berperan sebagai pendidik calon guru. Dosen mengajarkan materi perkuliahan pun harus berkualitas tinggi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Berkaitan dengan fungsi sebagai pendidik calon guru, LPTK bertugas membekali pengetahuan dan membekali kemampuan pedagogik yang berkaitan dengan pembelajaran biologi sebagai salah satu bagian dari sains. Selain itu, calon guru biologi juga harus dibekali berbagai keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai bekal dalam mengembangkan profesinya. Hal ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pada Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) tertera bahwa kelulusan Sekolah Menengah Atas dan sederajat adalah lulusannya antara lain mampu berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam mengambil keputusan (Depdiknas, 2006). Berarti pembelajaran yang dilaksanakan di jenjang Sekolah Menengah Atas harus dapat membekali keterampilan berpikir.

Biokimia merupakan salah satu aspek kajian dalam bidang Biologi yang dapat dijadikan wahana untuk membekali pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah peserta didik/calon guru dalam pembentukan pengetahuannya. Hasil analisis silabus Biokimia pada beberapa LPTK menunjukkan tujuan perkuliahan biokimia hanya menekankan pada aspek pemahaman konsep sedangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan aspek yang kurang


(10)

diperhatikan. Begitu juga dengan pengalaman penulis dalam mengajar mata kuliah Biokimia selama ± 11 tahun, strategi pembelajaran melalui penjelasan atribut konsep dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar belum memberi hasil yang memuaskan. Hasil belajar yang dicapai hanya pada penguasaan konsep-konsep terdefinisi, sedangkan kemampuan memahami konsep abstrak dan hubungan antar konsep sulit dicapai.

Salah satu topik kajian dalam biokimia adalah Katabolisme Karbohidrat, meliputi subtopik struktur karbohidrat, glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif. Topik Katabolisme Karbohidrat penting diajarkan karena topik ini merupakan topik yang mendasari untuk mempelajari materi lanjutan yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia pada makhluk hidup. Hasil análisis silabus Biokimia pada jurusan/program studi pendidikan Biologi pada delapan perguruan tinggi/universitas di dalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa delapan perguruan tinggi atau universitas tersebut mengajarkan topik Katabolisme Karbohidrat. Topik katabolisme karbohidrat diajarkan pada semua jurusan/program studi pendidikan Biologi di universitas yang terdapat di Indonesia dan di luar negeri (Tabel 1.1). Hal ini mengindikasikan bahwa topik katabolisme karbohidrat penting untuk diajarkan agar mahasiswa mudah memahami materi lanjutan terkait topik katabolisme karbohidrat. Lebih lanjut, hasil penelitian mengenai tingkat kesulitan materi terhadap mahasiswa Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Banda Aceh menunjukkan bahwa materi ajar katabolisme karbohidrat lebih sulit dipahami (Rahmatan, 2011). Oleh karena itu, penelitian lanjut untuk pengajaran materi katabolisme karbohidrat


(11)

perlu dilakukan agar diperoleh cara yang tepat untuk materi tersebut agar mudah dipahami.

Tabel 1.1. Topik Katabolisme Karbohidrat yang Diajarkan pada Delapan Perguruan Tinggi

No. Perguruan Tinggi

Subtopik Katabolisme Karbohidrat

Struktur

Karbohidrat Glikolisis

Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat Siklus Krebs Fosforilasi Oksidatif

1. Andhra University (Visakhapatnam, India)

√ √ √ √ √

2. Bard College (Annandale-on-Hudson, New York)

− √ √ √ √

3. Tamil Nadu Education (Tamil, India)

√ √ √ √ √

4. UPI

(Bandung) √ √ √ √ √

5. UM

(Malang) √ √ √ √ √

6. UNSYIAH

(Aceh) √ √ √ √ √

7. UNESA

(Surabaya) √ √ √ √ √

8. UNY

(Yogyakarta) √ √ √ √ √

Materi ajar katabolisme karbohidrat sulit dipahami karena pada topik ini banyak dipaparkan jalur reaksi kimia yang sangat kompleks. Disamping itu, tahapan-tahapan dalam setiap jalur reaksi sulit untuk dimengerti karena melibatkan banyak struktur molekul metabolit, enzim, koenzim dan kofaktor. Pada topik ini kaitan antara satu tahapan dan tahapan reaksi lain diajarkan secara terpisah dalam waktu pembelajarannya, dan setiap tahapan reaksi kimia baik pada anabolisme maupun pada katabolisme seolah-olah terpisah satu sama lain, sehingga secara keseluruhan reaksi tersebut sulit diintegrasikan sebagai satu


(12)

kesatuan yang saling berhubungan. Sebagai contoh adalah reaksi respirasi (katabolisme) dan fotosintesis (anabolisme). Keduanya merupakan reaksi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling berhubungan. Materi respirasi dan fotosintesis merupakan materi yang mendasari untuk mempelajari materi ajar lain seperti Fisiologi Tumbuhan, Fisiologi Hewan, Genetika, Mikrobiologi, Bioteknologi, Ilmu Gizi dan Kesehatan, Pertanian, dan Kehutanan. Agar materi ajar katabolisme karbohidrat dapat lebih mudah dipahami, model pembelajaran untuk pengajaran katabolisme karbohidrat perlu dibuat.

Pada penelitian ini, model pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam bentuk model latihan-dan-praktik untuk materi ajar katabolisme karbohidrat dibuat, untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui penyediaan latihan-latihan soal dan pengujian penampilan mahasiswa dalam menyelesaikan latihan soal. Tahapan model pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan model latihan-dan-praktik meliputi (1), penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal; (2), pengerjaan latihan soal; (3), pengeevaluasian kinerja mahasiswa (jika mahasiswa menjawab dengan benar maka mereka akan lanjut pada soal berikutnya; sebaliknya jika mahasiswa salah menjawab, maka tersedia fasilitas penjelasan dengan bantuan tautan “materi” yang terkait sehingga mahasiwa dapat memperbaiki jawaban; dan (4), perekam data kinerja mahasiswa (Nandi, 2006).

Pemanfaatan multimedia interaktif sebagai upaya pengembangan alternatif dalam proses pembelajaran biokimia perlu dipersiapkan dengan baik. Hal ini sangat membantu dosen dalam meningkatkan mutu perkuliahan biokimia.


(13)

Mengenai manfaat multimedia interaktif dalam pembelajaran, Waryanto (2008) menjelaskan bahwa (1) multimedia interaktif dapat digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas; (2) multimedia interaktif dapat digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri; (3) multimedia interaktif digunakan sebagai media di dalam pembelajaran. Terkait dengan peningkatan mutu perkuliahan, Sarwiko (2011) mengemukakan bahwa multimedia interaktif menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Penelitian mengenai pemanfaatan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep bagi mahasiswa telah dilakukan oleh beberapa peneliti (Meir et al., 2005; Roberts et al., 2005; Ouyang et al., 2007). Penelitian terhadap miskonsepsi mahasiswa yang dilakukan oleh Meir et al. (2005) bahwa, diduga miskonsepsi yang terjadi pada mahasiswa disebabkan karena ketidakmampuannya secara langsung untuk mengamati proses difusi dan osmosis pada tingkat molekuler. Keterbatasan media dalam penyajian konsep abstrak telah memotivasi beberapa peneliti untuk menyajikan materi Biokimia dengan memanfaatkan multimedia interaktif dalam bentuk animasi atau visualisasi seperti yang dilakukan oleh Roberts et al. (2005) tentang model-model fisik dari molekuler tiga-dimensi dan program visualisasi komputer, untuk membantu siswa lebih memahami konsep bersifat abstrak. Ouyang et al. (2007) juga menyajikan materi perkuliahan biokimia dengan bantuan perangkat multimedia. Secara garis besar peneliti-peneliti ini menyimpulkan bahwa ada peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dalam materi biokimia yang ditandai dengan adanya


(14)

peningkatan hasil rata-rata tes penutup dan tanggapan yang positif terhadap visualisasi komputer pada tingkat molekuler.

Lebih lanjut, penelitian mengenai peranan komputer dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Griffin (2003) menunjukkan bahwa berbagai pembelajaran dengan menggunakan komputer yang diterapkan dapat meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran, kreativitas, keahlian dan berpikir kritis peserta didik. Zacharias dan Anderson (2003) menambahkan bahwa penggunaan simulasi interaktif membantu mahasiswa memvisualisasikan masalah dan pemecahannya. Rusman (2009) mengemukakan bahwa secara garis besar, komputer dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran berbasis komputer. Penggunaan komputer sebagai mutimedia interaktif dalam menyampaikan bahan pengajaran memungkinkan untuk melibatkan mahasiswa secara aktif serta memperoleh umpan balik secara cepat dan akurat. Komputer menjadi populer sebagai media pengajaran karena komputer memiliki keistimewaan yang tidak dimilki oleh media pengajaran lain sebelum adanya komputer (Munir, 2005).

Pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia interaktif mempunyai beberapa keistimewaan seperti yang dikemukakan oleh Waryanto (2008), yaitu (1) terdapat hubungan interaktif: komputer menyebabkan adanya hubungan antara rangsangan dan tanggapan, menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat; (2) dapat dilakukan pengulangan: komputer memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, memiliki kebebasan dalam memilih materi atau bahan pelajaran; (3) terdapat umpan balik dan


(15)

peneguhan: media komputer membantu mahasiswa memperoleh umpan balik

terhadap pelajaran secara leluasa dan dapat memacu motivasi pelajar dengan peneguhan positif yang diberikan apabila mahasiswa memberi jawaban; (4) dapat

dilakukan simulasi dan uji coba: media komputer dapat mensimulasikan atau

menguji coba penyajian bahan pelajaran yang rumit dan teliti.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara tuntas melalui sistem komputer. Dosen dapat melatih mahasiswa secara terus menerus sampai mencapai ketuntasan dalam perkuliahan. Kegiatan perkuliahan dapat diberikan melalui pemberian latihan untuk melatih keterampilan berpikir mahasiswa dalam berinteraksi dengan materi perkuliahan. Melalui latihan yang terus-menerus dan dengan cara mengulangi, maka akan tertanam keterampilan berpikir dan kemudian akan menjadi kebiasaan.

Munandar (2009) menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia jarang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi terutama keterampilan berpikir kreatif. Penekanan pembelajaran lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Salah satu alternatif untuk melatih keterampilan berpikir kreatif yaitu menyediakan suatu model pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan model latihan-dan-praktik.

Reformasi pendidikan perlu dilakukan terutama dalam perubahan pedagogi, yaitu pergeseran dari pengajaran tradisional (keterampilan berpikir tingkat rendah) ke pembelajaran yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya keterampilan berpikir kreatif (Tsapartis dan Zoller, 2003; Lubezki et al., 2004). Keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya


(16)

keterampilan berpikir kreatif dalam bidang pendidikan hendaknya perlu dipandu (dibina), dipupuk (dikembangkan dan ditingkatkan) dan dilatih agar siswa mampu mencari pemecahan yang imajinatif dalam menghadapi kemajuan teknologi (Munandar, 2009). Menurut Filsaime (2008) ada empat langkah untuk mengajarkan berpikir kreatif dan meningkatkan daya berpikir kreatif pada siswa yaitu: 1) menghilangkan penghalang-penghalang dari daya berpikir kreatif pada siswa; 2) membuat mereka sadar akan asal-usul berpikir kreatif; 3) mengenalkan dan mempraktikkan strategi-strategi berpikir kreatif; dan 4) menciptakan sebuah lingkungan kreatif.

Studi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti yang dilakukan oleh De Haan (2009) bahwa melalui latihan pemecahan masalah dalam pendidikan IPA dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, dan Newman (2004) melakukan penelitian dengan mengaplikasikan konsep dan teori yang telah dipelajari ke dalam latihan pemecahan masalah juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. Hamza & Griffith (2006) juga melakukan penelitian dengan menjelajahi, menyelidiki dan mengidentifikasi metode pengajaran yang dilakukan oleh beberapa guru teladan di dalam ruang kelas dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir kreatif dan pemecahan masalah.

Beranjak dari kenyataan tersebut, perbaikan perkuliahan biokimia, khususnya topik Katabolisme Karbohidrat perlu dilakukan melalui penerapan lingkungan belajar yang membiasakan mahasiswa mengkonstruksi


(17)

pengetahuannya sendiri, dan melatih keterampilan berpikir kreatif melalui pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Upaya perbaikan tersebut tidak terlepas dari persiapan dosen mengajar, materi yang diajarkan, strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan cara mahasiswa belajar. Peran dosen lebih diposisikan untuk membantu, membimbing, dan mengarahkan mahasiswa dalam membangun keterampilan dan pengetahuannya. Untuk dapat membekali dan mengembangkan berbagai keterampilan tersebut diperlukan suatu metode yang tepat dan handal, sehingga proses pembelajaran calon guru/mahasiswa dapat lebih bermakna (meaningfull learning).

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengembangan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa calon guru pada mata kuliah Biokimia, khususnya topik Katabolisme Karbohidrat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang perlu dipecahkan melalui penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengembangan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada mata kuliah Biokimia, khususnya topik Katabolisme Karbohidrat dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa calon guru Biologi?”


(18)

Dari rumusan masalah di atas, disusun beberapa pertanyaan penelitian untuk menentukan langkah-langkah penelitian agar lebih operasional sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat?

2. Bagaimana penerapan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa pada topik Katabolisme Karbohidrat?

3. Bagaimana penerapan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa?

4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat?

5. Bagaimanakah tanggapan dosen terhadap penerapan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat? 6. Bagaimana keunggulan dan keterbatasan penerapan model perkuliahan

berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mengembangkan model perkuliahan berbasis multimedia interaktif pada topik Katabolisme Karbohidrat yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan


(19)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah (a) meningkatkan penguasaan konsep, teori, dan prinsip-prinsip pembekalan calon guru biologi; (b) meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah (a) menyumbangkan satu perangkat model perkuliahan berbasis multimedia interaktif untuk lembaga pendidikan dan prinsip-prinsip pengembangan model dapat diadaptasi oleh bidang ilmu lain yang serumpun; (b) memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam pembelajaran Katabolisme Karbohidrat berbasis multimedia interaktif sehingga pembelajaran lebih bermakna.

E. Penjelasan Istilah

Untuk mempermudah dalam memahami desain penelitian ini, maka dirumuskan beberapa penjelasan istilah sebagai berikut:

1) Model perkuliahan berbasis multimedia interaktif didefinisikan sebagai pembelajaran yang menggunakan model latihan-dan praktik bersifat interaktif dengan mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui bantuan materi yang disediakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif (Holmes dan Gardner, 2006; Arends, 2007; Worst, S.J. 2007). 2) Keterampilan berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir seseorang

yang menjadi sensitif terhadap masalah, kekurangan-kekurangan, kesenjangan informasi, adanya unsur yang hilang, ketidakharmonisan, mengidentifikasi masalah secara jelas, membuat hipotesis, menguji hipotesis tersebut dan kemungkinan perbaikannya, pengujian kembali atau


(20)

bahkan mendefinisikan ulang masalah dan akhirnya menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasilnya (Torrance, 1976).

3) Materi perkuliahan biokimia yang dikembangkan dalam penelitian ini terbatas pada topik Katabolisme Karbohidrat. Pemilihan materi ini berdasarkan pada studi pendahuluan mengenai tingkat kesulitan materi terhadap mahasiswa Pendidikan Biologi, di suatu LPTK negeri, di Banda Aceh menunjukkan bahwa materi ajar katabolisme karbohidrat lebih sulit dipahami karena keabstrakan konsepnya disertai banyak proses reaksi sehingga perlu divisualisasikan (Rahmatan, 2011b).

F. Sistematika Penulisan

Penulisan disertasi ini dibagi menjadi lima pokok bahasan, dengan rincian sebagai berikut: Bab I memuat latar belakang, rumusan masalah beserta pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah dalam peneltian. Pada bagian ini juga ditawarkan alternatif penyelesaian masalah yang ditemukan. Bab II memuat penjelasan teoritis tentang variabel-variabel dalam penelitian seperti pembelajaran katabolisme karbohidrat berbasis mutltimedia interaktif, teori belajar dalam pembelajaran berbasis mutltimedia interaktif, keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran, studi pendahuluan yang relevan, dan deskripsi konsep Katabolisme Karbohidrat. Bab III menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan, termasuk instrumen yang digunakan dan proses pengolahan datanya. Bab IV menjelaskan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan disertai pembahasan pada


(21)

kecenderungan dan temuan-temuan menarik dalam penelitian. Bab V sebagai penutup, digunakan untuk memaparkan kesimpulan dari temuan yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian pada Bab I. Selain itu, rekomendasi diberikan sebagai tindak lanjut dan masukan pada penelitian-penelitian lanjutan.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian Materi Biokimia

Model Perkuliahan Katabolisme

Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif yang dapat

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Keterampilan Berpikir Kreatif

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif yang

akan dikembangkan

Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

Karakteristik:

-Model latihan-dan-praktik -Multimedia interaktif -Berpusat pada mahasiswa -Dosen sebagai fasilitator Katabolisme

Karbohidrat

Pembelajaran Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif Analisis

Konsep

-Kelancaran (fluency)

-Keluwesan (flexibility)

-Kejelasan (elaboration)


(23)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Tahap uji coba model dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Bandung dan tahap implementasi model dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Banda Aceh. Subjek penelitian adalah mahasiswa calon guru Biologi semester dua program S1 Pendidikan Biologi yang mengikuti mata kuliah Biokimia. Mahasiswa calon guru Biologi yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 31 orang pada saat uji coba terbatas dan 74 orang pada saat implementasi, terbagi dalam dua kelas yaitu 37 orang pada kelas eksperimen dan 37 orang pada kelas kontrol.

C. Disain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Educational Research and Development) yang disingkat R & D (Borg and Gall, 1983). Disain penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) tahap perancangan dan pengembangan, 2) tahap ujicoba dan perbaikan, 3) tahap implementasi/pengujian model, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

1. Tahap Perancangan dan Pengembangan Model

Tahap awal atau persiapan untuk perancangan dan pengembangan model terdiri atas tiga langkah, yaitu: studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan draf awal atau draf program. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang dikembangkan. Studi kepustakaan dilakukan terhadap pembelajaran berbasis multimedia interaktif, analisis konsep Katabolisme


(24)

Karbohidrat, dan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif yang disesuaikan dengan karakteristik materi katabolisme karbohidrat. Analisis dilakukan juga pada beberapa penelitian yang relevan dengan topik atau model yang dikembangkan.

Analisis Kebutuhan

 Deskripsi hasil,

 Memetakan hasil temuan,  Analisis Kelemahan Studi Kepustakaan:

 Analisis konsep katabolisme karbohidrat  Analisis indikator keterampilan berpikir kreatif  Pembelajaran berbasis multimedia interaktif  Penelitian yang relevan

Tahap Perancangan dan

Pengembangan Model

 Penyusunan draf awal model perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif yang dapat memfasilitasi berpikir kreatif meliputi: deskripsi perkuliahan, perangkat lunak dan alat evaluasi (instrumen tes dan non tes)

 Implementasi Model

Disain kelompok kontrol tes awal-tes penutup

 Pengolahan data

Produk Penelitian :

Model Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif

(MPK2BMI)

Revisi Draf

Tahap Implementasi

Model

Penilaian Draf Model oleh Ahli Biokimia

Ujicoba terbatas

Disain tes awal-tes penutup pada satu kelompok

Survey Lapangan:  Observasi pembelajaran

biokimia

 Angket kepada mahasiswa  Analisis pencapaian hasil

belajar biokimia

Tahap Uji Coba dan Perbaikan


(25)

Untuk mengumpulkan data berkenaan dengan keterampilan berpikir kreatif dan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dilakukan survei lapangan, wawancara, studi dokumenter, dan pengamatan terhadap waktu pembelajaran pada mahasiswa di Program Studi Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Bandung dan Banda Aceh. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dan survei lapangan, draf awal model disusun.

Pada tahap perancangan dan pengembangan model, tujuan umum perkuliahan ditetapkan dan dilakukan penjabaran ke dalam keberhasilan mahasiswa calon guru Biologi dalam peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif (KBK) melalui perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif. Indikator keterampilan berpikir kreatif (KBK) terkait topik katabolisme karbohidrat meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), kejelasan (elaboration), dan keaslian (originality). Lebih lanjut, model latihan-dan-praktik yang dikemas dalam perangkat lunak dan instrumen asesmen meliputi tes pilihan ganda, kuesioner tanggapan dosen dan mahasiswa dikembangkan.

2. Ujicoba Terbatas dan Perbaikan Model

Model latihan-dan-praktik dan instrumen tes mendapat penimbangan oleh tiga orang ahli dalam bidang biokimia. Untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan penggunaan perangkat lunak dilakukan uji coba awal terhadap 20 mahasiswa di Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Bandung. Selain itu, untuk mengetahui keterbacaan instrumen tes dilakukan uji coba terhadap 33 mahasiswa di lembaga yang sama. Setelah ujicoba terhadap tingkat keterbacaan dan


(26)

penggunaan perangkat lunak serta perangkat instrumen tes dilakukan, dievaluasi dan direvisi untuk kesempurnaan model dan instrumen tes. Selanjutnya, model dan instrumen tes tersebut digunakan pada kelas ujicoba terbatas.

Ujicoba terbatas dilakukan terhadap 31 mahasiswa Pendidikan Biologi, di salah satu LPTK negeri, di Bandung. Disain penelitian pada tahap ujicoba terbatas adalah disain eksperimen awal (Pre-Experimental Design) menggunakan tes awal-tes penutup pada satu kelompok (One-Group Pretest-Posttest Design). Disain ini terdiri dari satu kelompok perlakuan. Pada kelompok tersebut, tes awal diberikan sebelum perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif dan tes penutup diberikan setelah perkuliahan selesai.

Detail kegiatan yang dilakukan pada ujicoba terbatas ini dapat diuraikan sebagai berikut. Kegiatan pertama, pemberian arahan mengenai pemanfaatan multimedia interaktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba terbatas. Kegiatan kedua, pemberian tes awal. Tes awal berupa tes keterampilan berpikir kreatif terkait topik katabolisme karbohidrat. Kegiatan ketiga, pelaksanaan perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif (MPK2BMI) melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah dosen memberikan pengarahan mengenai petunjuk penggunaan model latihan-dan-praktik dan teknik implementasinya serta penjelasan mengenai fungsi dari setiap simbol-simbol yang terdapat pada halaman awal slide pembelajaran. Tahap kedua adalah mahasiswa menyelesaikan pertanyaan pada setiap slide pembelajaran. Pertanyaan pengarah pada slide tersebut berguna untuk melatih keterampilan berpikir kreatif (KBK) mahasiswa terkait topik katabolisme


(27)

karbohidrat. Disamping itu juga, mahasiswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui multimedia interaktif. Tahap ketiga adalah dosen memberikan penguatan terkait konten pembelajaran. Kegiatan keempat, untuk mengetahui keterlaksanaan dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPK2BMI, observer melakukan observasi terhadap proses perkuliahan. Kegiatan kelima, pelaksanaan tes penutup. Tes yang digunakan pada tes penutup ini sama dengan tes yang digunakan pada tes awal. Kegiatan keenam, pengedaran angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan yang diikuti.

3. Implementasi Model

Untuk melihat efektifitas Model Perkuliahan Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif (MPK2BMI), model diimplementasikan. Disain penelitian pada tahap implementasi model adalah disain eksperimen semu

(Quasi-eksperiment), yaitu disain kelompok kontrol tes awal-tes penutup (Pretest-posttest Control Group Design). Disain ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Mahasiswa pada kedua kelompok tersebut dipilih secara acak bertujuan (purposive sampling).

Implementasi model dilakukan terhadap 74 mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2011/2012, yang wajib mengikuti perkuliahan biokimia (semester dua), di salah satu LPTK negeri, di Banda Aceh. Mahasiswa tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (perkuliahan berbasis multimedia interaktif) sebanyak 37 mahasiswa dan kelompok kontrol (perkuliahan konvensional) sebanyak 37 mahasiswa.


(28)

Untuk mengelompokkan mahasiswa pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol, mahasiswa tersebut diberikan tes awal terlebih dahulu. Perolehan hasil tes awal diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah. Nomor urut ganjil berada pada satu kelas dan nomor urut genap pada kelas yang lain. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak. Mahasiswa pada kedua kelas tersebut diharapkan mempunyai tingkat kemampuan awal yang sama sebelum perlakuan. Mahasiswa diberikan tes penutup setelah proses pembelajaran berakhir (Borg & Gall, 1983; Creswell, 1994; Gay, 1996; Sugiyono, 2006). Disain penelitian yang digunakan pada implementasi model tertera pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Disain Kelompok Kontrol Tes Awal-Tes Penutup dalam Pengujian Efektifitas Model

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Penutup

Eksperimen Kontrol

O O

X1 X2

O O

Ket: X1 = Pembelajaran Katabolisme Karbohidrat Berbasis Multimedia Interaktif X2 = Pembelajaran Katabolisme Karbohidrat Melalui Ceramah

O = Tes Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif

Pada tahap implementasi model dilakukan tahapan kegiatan sama seperti pada tahap uji coba terbatas, akan tetapi terdapat perbedaan pada tujuan pemberian tes awal. Perolehan nilai tes awal digunakan sebagai nilai mahasiswa dan sekaligus digunakan untuk pengelompokan mereka pada kelas eksperimen atau pada kelas kontrol.

Tahap implementasi model dilakukan selama lima kali pertemuan dan tiga orang dosen Pendidikan Biologi di salah satu LPTK negeri, di Banda Aceh dilibatkan sebagai observer. Keberadaan observer bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran. Untuk membahas permasalahan yang terjadi selama proses


(29)

perkuliahan, setiap akhir perkuliahan dilakukan refleksi. Data pada tahap implementasi dikumpulkan, dianalisis, diinterpretasi dan ditarik kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam rangka memperoleh data yang lengkap dan demi ketajaman analisis data, digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu:

1. Tes penguasaan konsep Katabolisme Karbohidrat dan keterampilan berpikir kreatif

Tes penguasaan konsep katabolisme karbohidrat terkait tes keterampilan berpikir kreatif. Perangkat tes yang dikembangkan adalah tes objektif berupa pilihan ganda majemuk dengan lima altenatif jawaban. Tes objektif tersebut diberikan agar semua konsep yang terkandung dalam materi perkuliahan dan KBK dapat diungkap atau diwakili. Tes ini digunakan untuk mengevaluasi peningkatan KBK dan penguasaan konsep katabolisme karbohidrat melalui perkuliahan berbasis multimedia interaktif. Tes awal digunakan untuk melihat kondisi awal subjek penelitian, homogenitas dan normalitas sampel penelitian.

Penyusunan perangkat tes diawali dengan penyusunan kisi-kisi tes terkait materi perkuliahan dan indikator KBK. Lebih lanjut, butir-butir tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Jumlah soal yang dikembangkan adalah 42 soal. Untuk menganalisis dan menyisihkan soal yang tidak memenuhi syarat, instrumen tes diuji coba awal pada mahasiswa di salah satu LPTK negeri, di Bandung. Hasil tes pada uji coba awal dianalisis menggunakan program

Anates versi 4.00, meliputi indeks kesukaran, daya pembeda, validitas, dan


(30)

dipakai jika tidak memenuhi kriteria (kualitasnya rendah). Jumlah soal yang diperoleh setelah dianalisis adalah 40 soal. Selanjutnya, soal tersebut digunakan pada uji coba terbatas untuk memperoleh soal yang representatif terkait model pembelajaran. Soal yang representatif pada uji coba terbatas digunakan pada tahap implementasi model.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk menjaring tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pelaksanaan MPK2BMI. Kuesioner ini digunakan untuk mengakses pendapat mahasiswa tentang perkuliahan yang dialaminya. Kuesioner ini dimaksudkan untuk menjaring informasi dari mahasiswa dan dosen tentang strategi pembelajaran di dalam perkuliahan yang lebih mendetail.

3. Lembar Validasi Ahli

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh penilaian dan saran/masukan ahli tentang MPK2BMI yang dibuat.

4. Catatan Lapangan

Instrumen ini merupakan catatan lapangan tentang keterlaksanaan, faktor-faktor pendukung dan kendala-kendala serta keunggulan dan keterbatasan model selama implementasi model. Catatan lapangan adalah data yang direkam peneliti atau observer dalam perkuliahan sehari-hari, atau data yang tidak terekam pada kuesioner dan tes. Catatan ini digunakan untuk perbaikan atau menjadi informasi tambahan dalam penelitian.


(31)

E. Proses Pengumpulan Data

Data penelitian merupakan kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan katabolisme karbohidrat pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kemampuan tersebut adalah penguasaan konsep katabolisme karbohidrat dan KBK, tanggapan mahasiswa, dan tanggapan dosen terhadap MPK2BMI. Sejumlah kemampuan yang dijadikan sebagai data penelitian dan teknik pengambilan beserta instrumennya disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Data dan Teknik Pengumpulan Data Hasil Penelitian

No Jenis data Tujuan pengumpulan

data

Teknik Pengumpulan

data

Instrumen

1. Kemampuan penguasaan konsep katabolisme karbohidrat secara umum Menjaring kemampuan penguasaan konsep katabolisme karbohidrat (karbohidrat, glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus Krebs, dan fosforilasi oksidatif)

Paper & pencil test (tes awal dan tes penutup)

Soal pilihan ganda

2. Keterampilan berpikir kreatif

Menjaring keterampilan berpikir kreatif (fluency, flexibel, originality dan elaboration)

Paper & pencil test (tes awal dan tes penutup)

Soal pilihan ganda

3. Tanggapan mahasiswa terhadap MPK2BMI Menjaring tanggapan mahasiswa terhadap MPK2BMI

Kuesioner Skala

Likert

4. Tanggapan dosen terhadap

MPK2BMI

Menjaring tanggapan dosen terhadap MPK2BMI

Kuesioner Skala

Likert

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Untuk keperluan pengujian efektivitas MPK2BMI dan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, data dianalisis dan dibandingkan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Data kemampuan


(32)

penguasaan konsep dan KBK adalah skor tes awal (kemampuan awal) dan skor tes penutup (kemampuan akhir). Data skor tes awal dan tes penutup tersebut dihitung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mahasiswa terkait konsep dan KBK. Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan peningkatan kemampuan masing-masing mahasiswa, uji Normalized-Gain

(N-Gain) atau normalisasi gain dilakukan. Skor gain ternormalisasi dijadikan sebagai

data untuk mengukur pengaruh implementasi model perkuliahan yang dikembangkan.

Untuk perhitungan gain ternormalisasi (N-Gain) dan tingkat kategorinya digunakan rumus dari Hake (1999), yang ditulis sebagai berikut.

Skor tes penutup – Skor tes awal N-Gain =

Skor maksimal – Skor tes awal

Dengan tingkat pencapaian skor gain berdasarkan tiga kategori, yaitu:

Pengujian perbedaan data tes awal dan tes penutup pada tahap uji coba terbatas dilakukan statistik nonparametrik menggunakan uji Wilcoxon. Perbedaan data kelompok kontrol dan eksperimen pada tahap implementasi model dilakukan statistik parametrik menggunakan uji t sampel bebas dan statistik nonparametrik menggunakan uji dua sampel bebas yaitu uji Mann-Whitney. Kedua uji tersebut digunakan terkait pada data berdistribusi normal atau tidak berdistribus normal

skor tinggi : g > 0,7 skor sedang : 0,3 < g < 0,7 skor rendah : g < 0,3.


(33)

ditemukan pada data penentuan pengelompokan kelas eksperimen dan kelas kontrol dan pada data tes penguasaan subtopik glikolisis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang tidak berdistribusi normal ditemukan pada data uji coba terbatas, data tes penguasaan konsep dan KBK keseluruhan, semua data tes tiap indikator KBK dan data tes penguasaan tiap subtopik katabolisme karbohidrat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kecuali pada subtopik glikolisis.

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan uji Lavene. Keseluruhan uji (uji normalitas, uji homogenitas, uji t, uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney) menggunakan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16,0. Pengambilan keputusan uji t, uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney didasarkan pada perbandingan nilai probabilitas/siginifkansi (sig) dengan taraf keyakinan 95% (p < 0,05).

Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahap implementasi, analisis lebih lanjut dilakukan melalui kekuatan dampak/d (effect size) untuk melihat kekuatan dampak penerapan model terkait penguasaan konsep dan KBK. Untuk perhitungan kekuatan dampak (effect size) dan tingkat kategorinya digunakan rumus dari Morgan et al. (2004), yang ditulis sebagai berikut:

Meksperimen– Mkontrol

d =

½ (SDeksperimen– SDkontrol)

Dengan tingkat pencapaian skor kekuatan dampak (d) berdasarkan empat kategori, yaitu:


(34)

Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dalam bentuk skala kualitatif dan dikonversi menjadi skala kuantitatif. Adapun urutan pengolahan datanya adalah 1) melakukan tabulasi dan pengelompokan data, 2) memberikan kode pada tanggapan responden dengan mengacu pada skala Likert (Arikunto, 2006) dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria Skala Likert

Kategori Skor setiap pernyataan Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang setuju 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

dan 3) mengolah data menggunakan statistik deskriptif dan menghitung rata-rata tanggapan untuk setiap pertanyaan yang dinyatakan dalam persentase untuk setiap tanggapan.

skor sangat tinggi : d ≥ 0,90 skor tinggi : 0,70 ≤ d < 0,90 skor sedang : 0,40 ≤ d < 0,70 skor rendah : d < 0,40


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan model perkuliahan katabolisme karbohidrat berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dan keterampilan berpikir kreatif (KBK) calon guru biologi, dapat disimpulkan bahwa:

1. MPK2BMI memiliki karakteristik berpusat pada mahasiswa dan perkuliahan menggunakan perangkat lunak interaktif yang berisi pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk latihan-dan-praktik terkait katabolisme karbohidrat dan indikator KBK.

2. MPK2BMI efektif meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dengan kekuatan dampak yang sangat tinggi dan dengan N-Gain dalam kategori tinggi (72%). N-Gain tertinggi pada sub topik fosforilasi oksidatif dengan kategori tinggi (83%) dan terendah pada sub topik glikolisis dengan kategori sedang (62%).

3. MPK2BMI efektif meningkatkan KBK dengan kekuatan dampak yang sangat tinggi dan dengan N-Gain dalam kategori tinggi (72%). N-Gain tertinggi pada indikator KBK kelancaran dengan kategori tinggi (80%) dan terendah pada indikator KBK kejelasan dengan kategori sedang (60%).

4. Menurut mahasiswa, MPK2BMI membantu memahami konsep-konsep biokimia, menghadirkan suasana baru dalam belajar, merangsang berpikir kreatif, dan memotivasi mahasiswa mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan.


(36)

5. Menurut dosen, isi, penyajian dan cara menggunakan perangkat lunak sudah sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran biokimia.

6. a. Keunggulan MPK2BMI adalah ‘memaksa’ mahasiswa menyiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan, belajar secara aktif selama pembelajaran, dan dapat mengulang kembali setelah perkuliahan.

b. Terdapat dua kelamahan utama pada perangkat lunak. (1) Penekanan tak sengaja pada tombol pengaturan ulang memaksa mahasiswa mengulangi kegiatan belajar dari awal. (2) Jawaban mahasiswa dianggap benar oleh program hanya jika sama persis secara kata perkata

dengan kunci yang sudah diprogramkan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan MPK2BMI untuk meningkatkan KBK calon guru biologi, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk menghindari mahasiswa mengulang program karena salah mengatur ulang, program perlu diperbaiki dengan menampilkan peringatan tentang akibat jika tombol pengaturan ulang tertekan.

2. Program perlu disempurnakan dengan memberikan kata kunci untuk mengenali jawaban mahasiswa.

3. MPK2BMI dapat diperluas pada matakuliah lain yang mempunyai karaktristik konsep abstrak ataupun konsep yang menyatakan proses.

4. Perlu dipertimbangkan untuk kemungkinan akses model latihan-dan-praktik secara online sebagai alternatif penelitian lanjut.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Suleiman, N. (2009). “Cross Cultural Studies and Creative Thinking

Abilities”. Journal of Educational and Psycologic Science. 1, (1), 42-92.

Arends, R.I. (2007). Learning to Teach (Seventh ed.). New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ausubel, D.P. (1960). “The Use of Advance Organizers in The Learning And Retention of Meaningful Verbal Material”. Journal of Educational

Psychology. 51, 267-272.

---. (1968). Educational Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Rinehart, and Winston.

Awang, H. and Ramly, I. (2008). “Creative Thinking Skill Approach Through

Problem-Based Learning: Pedagogy”. InternationalJournal of Human and Social Sciences. 3, (1), 18-23.

Baer, J. (1993). Craetivity and Divergent Thinking: A Task Spesific Approach. London: Lawrence Elbaum Associates Publisher.

Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction (Fourth ed.). New York: Longman, Inc.

Brunner, J.S. 1960. The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.

Burke, K.A., Greenbowe, T.J., and Windschitl, M.A. (1998). “Developing and Using Conceptual Computer Animations for chemistry Instruction”. J. Chem. Educ. 75, (12), 1658-1661.

Carin, A. A. (1997). Teaching Modern Science. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Costa, A. (1988). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking.

Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Creswell, J.W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative

Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Sekolah

Menengah Atas dan Madrasah Aliah. Jakarta : Direktorat Jenderal


(38)

De Haan, R. L. (2009). “Teaching Cretivity and Inventive Problem Solving in Science”. CBE-Life Sccience Education. 8, 172-181.

Falvo, D.A. (2008). “Animation and Simulations for Teaching and Learning

Molecular Chemistry”. International Journal of Technology in Teaching and Learning. 4, (1), 68-71.

Fensham, P.J., Gunstone, R.F., and White, R.T. (1994). The Content Of Science:

A Constructivist Approach to its Teaching And Learning.Washington DC.:

The Falmer Press.

Filsaime. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakakarya

Fisher. (1990). Thinking Skills. [Online]. Tersedia: http://www.brokes.ac.uk/schools/education/rescon.htm [26 Februari 2010]

Foulds, B. (1997). “The Effect of Intervention Strategies on The Creative Thinking Skills of Pre-Service Teachers”. Australian Journal of

Teacher Education. 22, (1), 24-33.

Friedel, C. R. and Rudd, R. D. (2006). “Creative Thinking and Learning Styles in

Undergraduate Agriculture Students”. Journal of Agricultural Education.

47, (4), 102-111.

Gay, L.R. (1996). Educational Research: Competencies for Analysis and

Application. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Griffin, J.D. (2003). “Technology in the Teaching of Neuroscience: Enhanced Student Learning”. Journal Advances in Physiology Education. 27,

146-155.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/gain Scores. AERA-D-American

Educational Research Associations’s Division D, Measurement and

Research Methodology. [Online]. Tersedia:

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903danL=aera-ddanP=R6855. [10 Oktober 2010].

Haladyna. (1997). Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Arizona: Ally Bacon A Viacom Company.

Hamza, M.K. and Griffith, K.G. (2006). “Fostering Problem Solving and Creative Thinking in The Classroom: Cultivating a Creative Mind”. National


(39)

Jacobsen, D.A., Eggen, P. and Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching:

Promoting Student Learning in K-12 Classrooms. New Jersey: Pearson

Education.

Johnson, E.B. (2002). Contextual Teaching And Learning: what it is and why it’s

here to stay. California: Corwin Press, Inc.

Jollie, D. (2003). Biochemistry Syllabus. Master of Chemical and Life Sciences,

University of Maryland. [Online]. Tersedia: http//www.clfs.umd.edu/grad/mlfsc/Biochemistry.pdf.[10November2010]. Joyce, B., Weil, M. and Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Canada: Pearson

Education, Inc.

Kiswandono, I. (2000). “Berpikir Kreatif Suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural”. Dimensi Teknik Arsitektur. 28, (1), 8-16.

Kozma, R.B. (1991). “Learning with Media”. Review of Education Research. 61,

(2), 179-212.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Rajawali Press.

Lawson, A.E. (1980). The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio:The Ohio State University.

Liliasari. (1997). Pengembangan Model Pembelajaran Materi Subjek untuk Meningkatkan ketrampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru IPA. Laporan Penelitian. Bandung: FMIPA IKIP Bandung.

Lubezki, A., Dori, Y. J. and Zoler, U. (2004). “HOCS-Promoting Assessment of

Students’ Performance on Enviroment-Related Undergraduate Chemistry”.

Chemistry Education Research and Practice. 5, (2), 175-184.

Marzano, R.J. (1993). Dimention of Thinking: A Frame Work for Curriculum and

Instruction. Virginia: Assosiation for Supervision and Curriculum

Development.

Meir, E. et al. (2005). “How Effective are Stimulated Molecular-Level

Eksperiments for Teaching Diffusion and Osmosis?”. Cell Biology Education. 4, 235-248.


(40)

Morgan, G.A. et al. (2004). SPSS for Introductory Statistics: Use and

Interpertation (Second ed.). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates

Inc.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munir. (2005). Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Interaction). Bandung: P3MP UPI.

Nandi. (2006). “Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi. 6, (1), 1-9.

Nelson, D.L. and Cox, M.M. (2008). Lehninger Principles of Biochemistry (Fifth ed.). New York: WH Freeman dan Company.

Newman, C.M. (2004). “Enhancing Creative Thinking In A Case-Based MBA Course”. Journal of College Teaching dan Learning. 1, (3), 27-30.

Norton, M.B. (2006). Effects Of Divergent Teaching Techniques Upon Creative

Thinking Abilities Of Collegiate Students In Agricultural Systems Management Courses. Thesis in Agricultural Education the Graduate Faculty of Texas Tech. University. [Online]. Tersedia:http://dspace.lib.ttu.edu/bitstream/handle/2346/1328/MATTHEW NORTONED. pdf.[1 Maret 2010]

Odom, A.L. and Kelly, P.V. (2001). “Integrating Concept Maping and the Learning Cycle to Teach Diffusion and Osmosis Concepts to High School Biology Students”. Science Education. 85, 615-635.

Ouyang, L., Ou, L., and Zhang, Y. (2007). “An Integrated Strategy for Teaching Biochemistry to Biotechnology Specialty Student”. Biochemistry and Molecular Biology Education. 3, (4), 267-271.

Paul, R and Elder, L. (2004). The Thinker’s Guiden to Critical and Creative

Thinking. [Online]. Tersedia: http://www.criticalthinking.org. [28

Februari 2010]

Piaget, J. (1964). “Development and Learning”. Journal of Research in Science Teaching. 2, 176-186.


(41)

Rahmatan, H. (2011). “Biochemistry Concept Level Of Difficulty Profile On Prospective Biology Teachers Perception”. Makalah. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Roberts, J.R. et al. (2005). “Physical Models Enhance Molecular Three

-Dimensional Literacy in an Introductory Biochemistry Course”.

Biochemistry and Molecular Biology Education. 33, (2), 105-109.

Roblyer, M.D. and Doering, A.H. (2010). Integrating Educational Technology

into Teaching. Boston: Pearson Education, Inc.

Rofi’uddin, A. (2000). “Model Pendidikan berpikir kritis-keratif untuk Siswa Sekolah Dasar”. Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rosser, R.A. and Nicholson, G.L. (1984). Educational Psychology, Principles in

Practice. Boston: Little Brown.

Ruseffendi, H.E.T. (2001). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rusman. (2006). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk

Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Rusman. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Press.

Salisbury, D. (1990). “Cognitive Psychology and Its Implications for Designing Drill and Practice Programs for Computers”. Journal of Computer-Based

Instruction. 17, (1), 23-30.

Santrock, J.W. (2008). Educational Psychology (Third ed.). New York: McGraw Hill Companies.

Saroso, S. (2011). Upaya Pengembangan Pendidikan Melalui Pembelajaran

BerbasisMultimedia.[Online].Tersedia:http/etraining.tkplb.org/file.php/1/


(42)

Sarwiko, D. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif Menggunakan Macromediadirector Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi).

[Online].Tersedia:http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/computer/articl e/view/575/537. pdf. [2 Desember 2011].

Slavin, R.E. (2009). Educational Psychology: Theory and Practice (Ninth ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Smaldino, S.E., Lowther, D.L. and Russell, J.D. (2008). Instructional Technology

and Media for Learning (Ninth ed.). Boston: Pearson Education, Inc

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Prakteknya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Suprapto. (2008). Menggunakan Ketrampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran.[Online].Tersedia: http://supraptojielwongsolo.wordpress. com [13 Juni 2008].

Supriadi, D. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tsapartis, G. and Zoller, U. (2003). “Evaluation of Higher vs. Lower-order cognitive Skills-Type Examination in Chemistry. Implication for University in-class Assessment and Examination”. University Chemistry Education. 7, 50-57.

Usman, M.U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Waryanto, (2008). “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalah.

Klaten: SMK Muhammadiah 3.

West, L.H.T. and Pines, A.L. (1985). Cognitive Structure and Conceptual

Change. London: Academic Press Inc.

Widyastuti. (2010). Metode Pembelajaran Ekspositori, Latihan Praktik (Drill and

Practice), Penemuan dan Inkuiri. [Online]. Tersedia: http: //www.pdfpaper.com/dl/pengertian+metode+drill+latihan.html. [15 Desember 2011].


(43)

Woofolk, A. (2008). Educational Psychology Active Learning Edition (Tenth ed.). Boston: Pearson Education, Inc.

Zacharias, Z. and Anderson, O.R. (2003). “The effect of an interactive computer-based simulation prior to performing a laboratory inquiry-computer-based

experiment on students’ conceptual understanding of physics”. American


(1)

De Haan, R. L. (2009). “Teaching Cretivity and Inventive Problem Solving in Science”. CBE-Life Sccience Education. 8, 172-181.

Falvo, D.A. (2008). “Animation and Simulations for Teaching and Learning

Molecular Chemistry”. International Journal of Technology in Teaching and Learning. 4, (1), 68-71.

Fensham, P.J., Gunstone, R.F., and White, R.T. (1994). The Content Of Science: A Constructivist Approach to its Teaching And Learning.Washington DC.: The Falmer Press.

Filsaime. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakakarya

Fisher. (1990). Thinking Skills. [Online]. Tersedia: http://www.brokes.ac.uk/schools/education/rescon.htm [26 Februari 2010]

Foulds, B. (1997). “The Effect of Intervention Strategies on The Creative Thinking Skills of Pre-Service Teachers”. Australian Journal of Teacher Education. 22, (1), 24-33.

Friedel, C. R. and Rudd, R. D. (2006). “Creative Thinking and Learning Styles in

Undergraduate Agriculture Students”. Journal of Agricultural Education. 47, (4), 102-111.

Gay, L.R. (1996). Educational Research: Competencies for Analysis and Application. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Griffin, J.D. (2003). “Technology in the Teaching of Neuroscience: Enhanced Student Learning”. Journal Advances in Physiology Education. 27, 146-155.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/gain Scores. AERA-D-American Educational Research Associations’s Division D, Measurement and Research Methodology. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903danL=aera-ddanP=R6855. [10 Oktober 2010].

Haladyna. (1997). Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Arizona: Ally Bacon A Viacom Company.

Hamza, M.K. and Griffith, K.G. (2006). “Fostering Problem Solving and Creative Thinking in The Classroom: Cultivating a Creative Mind”. National Forum of Applied Educational Research Journal-Electronic. 19, (3), 1-30.


(2)

Jacobsen, D.A., Eggen, P. and Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K-12 Classrooms. New Jersey: Pearson Education.

Johnson, E.B. (2002). Contextual Teaching And Learning: what it is and why it’s here to stay. California: Corwin Press, Inc.

Jollie, D. (2003). Biochemistry Syllabus. Master of Chemical and Life Sciences, University of Maryland. [Online]. Tersedia: http//www.clfs.umd.edu/grad/mlfsc/Biochemistry.pdf.[10November2010]. Joyce, B., Weil, M. and Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Canada: Pearson

Education, Inc.

Kiswandono, I. (2000). “Berpikir Kreatif Suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural”. Dimensi Teknik Arsitektur. 28, (1), 8-16.

Kozma, R.B. (1991). “Learning with Media”. Review of Education Research. 61, (2), 179-212.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Rajawali Press.

Lawson, A.E. (1980). The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity. Ohio:The Ohio State University.

Liliasari. (1997). Pengembangan Model Pembelajaran Materi Subjek untuk Meningkatkan ketrampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru IPA. Laporan Penelitian. Bandung: FMIPA IKIP Bandung.

Lubezki, A., Dori, Y. J. and Zoler, U. (2004). “HOCS-Promoting Assessment of

Students’ Performance on Enviroment-Related Undergraduate Chemistry”. Chemistry Education Research and Practice. 5, (2), 175-184.

Marzano, R.J. (1993). Dimention of Thinking: A Frame Work for Curriculum and Instruction. Virginia: Assosiation for Supervision and Curriculum Development.

Meir, E. et al. (2005). “How Effective are Stimulated Molecular-Level

Eksperiments for Teaching Diffusion and Osmosis?”. Cell Biology Education. 4, 235-248.


(3)

Morgan, G.A. et al. (2004). SPSS for Introductory Statistics: Use and Interpertation (Second ed.). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munir. (2005). Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Interaction). Bandung: P3MP UPI.

Nandi. (2006). “Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi. 6, (1), 1-9.

Nelson, D.L. and Cox, M.M. (2008). Lehninger Principles of Biochemistry (Fifth ed.). New York: WH Freeman dan Company.

Newman, C.M. (2004). “Enhancing Creative Thinking In A Case-Based MBA Course”. Journal of College Teaching dan Learning. 1, (3), 27-30.

Norton, M.B. (2006). Effects Of Divergent Teaching Techniques Upon Creative Thinking Abilities Of Collegiate Students In Agricultural Systems Management Courses. Thesis in Agricultural Education the Graduate Faculty of Texas Tech. University. [Online]. Tersedia:http://dspace.lib.ttu.edu/bitstream/handle/2346/1328/MATTHEW NORTONED. pdf. [1 Maret 2010]

Odom, A.L. and Kelly, P.V. (2001). “Integrating Concept Maping and the Learning Cycle to Teach Diffusion and Osmosis Concepts to High School Biology Students”. Science Education. 85, 615-635.

Ouyang, L., Ou, L., and Zhang, Y. (2007). “An Integrated Strategy for Teaching Biochemistry to Biotechnology Specialty Student”. Biochemistry and Molecular Biology Education. 3, (4), 267-271.

Paul, R and Elder, L. (2004). The Thinker’s Guiden to Critical and Creative Thinking. [Online]. Tersedia: http://www.criticalthinking.org. [28 Februari 2010]

Piaget, J. (1964). “Development and Learning”. Journal of Research in Science Teaching. 2, 176-186.


(4)

Rahmatan, H. (2011). “Biochemistry Concept Level Of Difficulty Profile On Prospective Biology Teachers Perception”. Makalah. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Roberts, J.R. et al. (2005). “Physical Models Enhance Molecular Three

-Dimensional Literacy in an Introductory Biochemistry Course”.

Biochemistry and Molecular Biology Education. 33, (2), 105-109.

Roblyer, M.D. and Doering, A.H. (2010). Integrating Educational Technology into Teaching. Boston: Pearson Education, Inc.

Rofi’uddin, A. (2000). “Model Pendidikan berpikir kritis-keratif untuk Siswa Sekolah Dasar”. Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rosser, R.A. and Nicholson, G.L. (1984). Educational Psychology, Principles in Practice. Boston: Little Brown.

Ruseffendi, H.E.T. (2001). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rusman. (2006). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rusman. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Salisbury, D. (1990). “Cognitive Psychology and Its Implications for Designing Drill and Practice Programs for Computers”. Journal of Computer-Based Instruction. 17, (1), 23-30.

Santrock, J.W. (2008). Educational Psychology (Third ed.). New York: McGraw Hill Companies.

Saroso, S. (2011). Upaya Pengembangan Pendidikan Melalui Pembelajaran BerbasisMultimedia.[Online].Tersedia:http/etraining.tkplb.org/file.php/1/ moddata/data/3/9/10/5650.pdf. [15 Desember 2011].


(5)

Sarwiko, D. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromediadirector Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi). [Online].Tersedia:http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/computer/articl e/view/575/537. pdf. [2 Desember 2011].

Slavin, R.E. (2009). Educational Psychology: Theory and Practice (Ninth ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Smaldino, S.E., Lowther, D.L. and Russell, J.D. (2008). Instructional Technology and Media for Learning (Ninth ed.). Boston: Pearson Education, Inc

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Prakteknya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Suprapto. (2008). Menggunakan Ketrampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran.[Online].Tersedia: http://supraptojielwongsolo.wordpress. com [13 Juni 2008].

Supriadi, D. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tsapartis, G. and Zoller, U. (2003). “Evaluation of Higher vs. Lower-order cognitive Skills-Type Examination in Chemistry. Implication for University in-class Assessment and Examination”. University Chemistry Education. 7, 50-57.

Usman, M.U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Waryanto, (2008). “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalah. Klaten: SMK Muhammadiah 3.

West, L.H.T. and Pines, A.L. (1985). Cognitive Structure and Conceptual Change. London: Academic Press Inc.

Widyastuti. (2010). Metode Pembelajaran Ekspositori, Latihan Praktik (Drill and Practice), Penemuan dan Inkuiri. [Online]. Tersedia: http: //www.pdfpaper.com/dl/pengertian+metode+drill+latihan.html. [15 Desember 2011].


(6)

Woofolk, A. (2008). Educational Psychology Active Learning Edition (Tenth ed.). Boston: Pearson Education, Inc.

Zacharias, Z. and Anderson, O.R. (2003). “The effect of an interactive computer-based simulation prior to performing a laboratory inquiry-computer-based

experiment on students’ conceptual understanding of physics”. American Journal of Physics. 71, (6), 618-629.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

2 16 65

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN RISET KEPENDIDIKAN SAINS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

0 0 42

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL BERBASIS CONCEPT ATTAINMENT GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA.

1 2 54

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS VISUOSPASIAL MELALUI REPRESENTASI MIKROSKOPIS SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN DAN PENGUASAAN KONSEP CALON GURU BIOLOGI.

0 0 61

PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU.

0 2 40

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI KOMPUTER PADA PERKULIAHAN GELOMBANG DAN OPTIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU.

0 3 56

RELEVANSI KETERAMPILAN MENGAJAR CALON GURU BIOLOGI DENGAN PENGUASAAN KONSEP GIZI.

0 0 6

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOKIMIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MEMBEKALI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

0 0 5

95120731 PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS M

0 0 65

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU

0 1 6