PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
Kamal Kamaludin, 2013
No. Daftar FPEB: 256/UN40.FPEB.I.PL/2013
PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
KAMAL KAMALUDIN 0907385
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Kamal Kamaludin, 2013
Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Pada Sub Sektor
Semen Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Oleh Kamal Kamaludin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Kamal Kamaludin 2013
Universitas Pendidikan Indonesia September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
(4)
Kamal Kamaludin, 2013
ABSTRAK
Kamal Kamaludin. 0907385. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Denny Andriana SE,. MBA,. Ak,.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran modal kerja yang diukur dengan perputaran kas, profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta pengaruh variabel modal kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder perputaran kas dan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yang bersumber dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan laporan keuangan per triwulan 2007 sampai dengan 2011 perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, analisis uji asumsi klasik, analisis koefisien korelasi product moment, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hasil uji t statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perputaran kas dan Return
On Equity (ROE) atau dengan kata lain perputaran kas memiliki pengaruh signifikan
terhadap Return On Equity (ROE) yaitu sebesar 11,42 % sedangkan sisanya 88,58% dipengaruhi oleh faktor lain yang yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(5)
Kamal Kamaludin, 2013
ABSTRACT
Kamal Kamaludin. 0907385. The Influence of Working Capital to Profitability On the Sub Sectors of Cement listed on the Indonesia Stock Exchange. Under the guidance of Denny Andriana SE., MBA., Ak.
The study aims to find out the image of working capital as measured by the cash turnover, profitability measured by Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange, as well as the influence of variable working capital to Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange.
The methods used in this research are descriptive and verification methods. The data used in this study is secondary data on cash turnover and Return On Equity (ROE) on the sub sectors of cement listed on the Indonesian Stock Exchange. Sourced from ICMD (Indonesian Capital Market Directory) and quarterly reports 2007 up to 2011 cement company sub sectors listed on the Indonesian Stock Exchange. In analyzing the data, the study uses regression analyses to simple, classic assumption test analysis, correlation coefficient analysis product, analysis of the coefficient of determination of moment, and test hypotheses using t-test.
This research result indicates that in partial, result test (t) statistics said that a significant relation between the cash turnover and Return On Equity (ROE) or in other words the cash turnover have influence significantly to Return On Equity (ROE) as that of 11,42% the remaining 88,58% influenced by other factor that not subjects in this study.
(6)
Kamal Kamaludin, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
ABSTRACT……….. ii
KATA PENGANTAR………... iii
DAFTAR ISI………. vii
DAFTAR TABEL………. xi
DAFTAR GAMBAR………. xii
DAFTAR GRAFIK……….. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ………... 11
1.2.1 Identifikasi Masalah………. 11
1.2.2 Rumusan Masalah……… 13
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….. 13
1.3.1 Tujuan Penelitian……….. 13
1.3.1 Kegunaan Penelitian………. 14
BAB II TUJUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….. 15
2.1 Kajian Pustaka……….. 15
2.1.1 Modal Kerja……….. 15
(7)
Kamal Kamaludin, 2013
2.1.2.1 Sumber Modal Kerja……… 18
2.1.2.2 Penggunaan Modal Kerja………. 19
2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja………. 20
2.1.2.4 Manfaat Ketersediaan Modal Kerja yang Cukup………. 22
2.1.2.5 Manajemen Modal Kerja…………..……… 24
2.1.2.6 Perputaran Kas ……… 26
2.1.2.7 Perputaran Piutang.……….. 27
2.1.2.8 Perputaran Persediaan……….. 28
2.1.3 Profitabilitas………. 29
2.1.3.1 Rasio Pengukuran Profitabilitas ……….. 30
2.1.3.2 Return On Equity (ROE)………...……... 34
2.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas……… 35
2.3 Penelitian Terdahulu……… 37
2.4 Kerangka Pemikiran………. 41
2.5 Paradigma Penelitian……… 42
2.6 Hipotesis………... 42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….. 43
3.1 Objek Penelitian………... 43
3.2 Metode dan Desain Penelitian……….. 43
3.2.1 Metode Penelitian………. 43
(8)
Kamal Kamaludin, 2013
3.3 Operasionalisasi Variabel………. 46
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………. 48
3.4.1 Jenis dan Sumber Data………. 48
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data………... 48
3.5 Populasi dan Sampel……… 49
3.5.1 Populasi……… 49
3.5.2 Sampel……….. 3.5.2.1 Teknik Penarikan Sampel……… 50 50 3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis……… 50
3.6.1 Rancangan Analisis Data………. 50
3.6.2 Analisis Deskriptif……… 51
3.6.3 Analisis Statistik………... 52
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik……… 52
3.6.3.2 Analisis Regresi……… 54
3.6.3.3 Analisis Korelasi Product Moment……….. 55
3.6.3.4 Koefisien Determinasi ……… 58
3.6.4 Uji Hipotesis………. 58
3.6.4.1 Uji t Statistik………. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 60
4.1 Hasil Penelitian……… 60
(9)
Kamal Kamaludin, 2013
4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti……….. 67
4.1.2.1 Perkembangan Modal Kerja Perusahaan Sub Sektor Semen... 67
4.1.2.2 Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor Semen... 71
4.1.3 Analisis Deskriptif……… 74
4.1.4 Analisis Statistik………... 75
4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik……… 75
4.1.4.2 Analisis Regresi Sederhana……….. 81
4.1.4.3 Analisis Koefisien Korelasi Product Moment……….. 82
4.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi……… 83
4.1.4.5 Uji Hipotesis………. 84
4.1.4.5.1 Uji t Statistik………. 84
4.2 Pembahasan……….. 85
4.2.1 Gambaran Modal Kerja / Perputaran Kas……… 85
4.2.2 Gambaran Profitabilitas / Return On Equity (ROE)……… 87
4.2.3 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas……… 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 92
5.1 Kesimpulan……….. 92
5.2 Saran………. 93
DAFTAR PUSTAKA……… Xiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(10)
Kamal Kamaludin, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia 2007-
2011…... 2
Tabel 1.2 Perkembangan Return on Equity pada sektor Industri Dasar dan Kimia……… 5
Tabel 1.3 Rata-rata Return On Equity Sub Sektor Semen………... 6
Tabel 1.4 Perputaran Kas Sub Sektor Semen……….. 9
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian………... 47
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi……… 57
Tabel 4.1 Perkembangan Perputaran Kas Sub Sektor Semen Tahun 2007-2011… 68 Tabel 4.2 Perkembangan Return On Equity (ROE) Sub Sekto Semen Tahun 2007-2011……… 72
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif………... 75
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi………... 78
Tabel 4.5 Uji Multikorelasi……….. 79
Tabel 4.6 Model Regresi……….. 81
Tabel 4.7 Uji Korelasi……….. 82
(11)
Kamal Kamaludin, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………. 41
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian……… 42
Gambar 4.1 Uji Normalitas……….. 76
(12)
Kamal Kamaludin, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Return On Equity Sub Sektor Semen………. 7 Grafik 1.2 Perputaran Kas sub sektor semen………... 10 Grafik 4.1 Perkembangan Perputaran Kas Sub Sektor Semen Tahun 2007-2011... 70 Grafik 4.2 Perkembangan ROE Perusahaan Sub Sektor Semen 2007-2011……... 74
(13)
Kamal Kamaludin, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhnya perekonomian di Indonesia dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun berada ditengah arus krisis ekonomi global yang disebabkan oleh krisis Eropa dan resesi ekonomi di Amerika Serikat, Indonesia masih mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya diatas 6%. Pencapaian ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa aspek yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Ini merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan
(14)
2
Kamal Kamaludin, 2013
lain-lain. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi, yaitu pertama Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua Menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (http://pasarmodal.blog.gunadarma.ac.id/?p=4112). [24 Maret 2013].
Berdasarkan data dari Bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) perkembangan indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang teratas yaitu sub sektor barang dan konsumsi. Dengan data sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011
Sektor 2007 2008 2009 2010 2011
Barang Konsumsi 436,04 326,84 671,31 1094,65 1315,96
Aneka Industri 477,35 214,94 601,47 967,42 1311,15
Keuangan 260,57 176,33 301,42 466,67 491,78
Industri Dasar dan Kimia 238,05 134,99 273,93 387,25 408,27
Perdagangan, Jasa dan Investasi 392,24 148,33 275,76 474,08 582,19
Pertanian 2754,76 918,77 1753,09 2284,32 2146,04
Property dan Real Estate 251,82 103,49 146,80 203,10 229,25
Pertambangan 3270,09 877,68 2203,48 3274,16 2532,38
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 874,07 490,35 728,53 819,21 699,45 Sumber: BAPEPAM LK
(15)
3
Kamal Kamaludin, 2013
Pada tabel 1.1 diatas sektor industri dasar dan kimia berada pada urutan ke empat dengan masing-masing berurutan sektor barang konsumsi, sektor aneka industri, sektor keuangan dan sektor dasar dan industri kimia. Sektor industri dasar dan kimia ini terdiri dari 8 sub sektor, yaitu sub sektor semen, sub sektor keramik, porselen dan kaca, sub sektor logam dan sejenisnya, sub sektor kimia, sub sektor plastik dan kemasan, sub sektor pakan ternak, sub sektor kayu dan pengolahannya dan sub sektor pulp & kertas.
Perkembangan subsektor semen sangat berkaitan dengan perkembangan industri real estate dan properti, karena sebagian besar penggunaan semen digunakan untuk mendirikan bangunan dan sebagainya. Subsektor semen dihadapkan pada masalah, antara lain kurangnya sarana dan prasarana, bahan baku, dan kontinuitas pasokan batubara. Oleh karena itu, subsektor semen harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan produktivitasnya untuk memenuhi penggunaan dan kebutuhan semen sehingga menambah profitabilitas dan kelangsungan hidup bagi perusahaan-perusahaan yang ada di subsektor semen.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:34) “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.” Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio
(16)
4
Kamal Kamaludin, 2013
profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Rasio yang paling sering digunakan untuk melihat tingkat pengembalian atau keuntungan dari sisi investor adalah Return On
Equity (ROE).
Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang, kemudian diberikan kepada pemegang saham .
Berikut merupakan perbandingan Return On Equity sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia:
(17)
5
Kamal Kamaludin, 2013
Tabel 1.2
Perkembangan Return On Equity pada sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2007-2011
Sub Sektor 2007 2008 2009 2010 2011
Pakan Ternak -4,89 -6,49 14,22 -103,83 32,33
Keramik, Porselen & Kaca -5,64 0,27 -2,91 15,38 71,39
Kayu dan Pengolahannya -1,31 0,37 8,80 -3,96 2,68
Kimia 7,39 10,19 34,49 16,22 16,09
Plastik & Kemasan -5,22 63,16 -2,52 2,26 1,94
Semen 13,92 16,17 20,62 28,45 22,35
Sumber: ICMD
Berdasarkan tabel 1.2 diatas perkembangan rata-rata Return On Equity pada sektor Industri Dasar dan Kimia yang tertinggi adalah sub sektor pakan ternak dengan kenaikan sebesar 136,16% dari tahun 2010 ke tahun 2011. Sedangkan sub sektor semen berada pada posisi ke enam dengan nilai penurunan 6,1% dari tahun 2010 ke tahun 2011. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di sub sektor semen, salah satu penyebab turunnya ROE pada sub sektor semen yaitu kurangnya sarana dan prasarana, bahan baku dan kontinuitas pasokan batubara.
Menurut Martono dan Agus Harjitno (2007:52) “ROE merupakan rasio untuk mengatur tingkat pengembalian investasi pemegang saham.” Tingkat pengembalian yang tinggi akan memungkinkan pendapatan yang diharapkan oleh investor akan naik pula dan hal ini akan berdampak pada lingkungan harga saham.
(18)
6
Kamal Kamaludin, 2013
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa ROE perusahaan-perusahaan di sub sektor semen diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan-perusahaan. Seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3
Rata-rata Return On Equity Sub Sektor Semen Periode 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
SMCB 8,38 7,50 10,06 27,02 12,14
INTP 9,83 14,22 20,53 25,72 24,66
SMGR 23,56 26,79 31,27 32,62 30,26
Rata-rata 13,92 16,17 20,62 28,45 22,35
Sumber: ICMD (data diolah)
Tabel 1.3 diatas menyajikan rata-rata Return On Equity dari 3 perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor semen pada periode 2007-2011 mengalami fluktuatif. Dari tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mengelola asset-asset perusahaan. Perkembangan rata-rata Return On Equity sub sektor semen dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
(19)
7
Kamal Kamaludin, 2013
Grafik 1.1
Return On Equity Sub Sektor Semen Periode 2007-2011
Grafik 1.1 menunjukkan rata-rata Return On Equity pada sub sektor semen periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata Return On Equity tertinggi yang diperoleh perusahaan pada sub sektor semen yaitu pada tahun 2010, akan tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2011. Hal ini cukup berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Selain faktor ROE yang mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan sub sektor semen, di duga ada faktor lainnya yaitu dari modal kerja pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di sub sektor semen. Modal kerja sering dihubungkan dengan kelancaran operasional suatu perusahaan. Modal kerja merupakan faktor yang sangat penting dan sangat diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas usahanya seperti untuk membiayai pembelian bahan baku, pembiayaan gaji
2007 2008 2009 2010 2011
ROE 13,92 16,17 20,62 28,45 22,35
0 5 10 15 20 25 30
(20)
8
Kamal Kamaludin, 2013
karyawan, pembelian alat-alat dan mesin dan sebagainya. Penggunaan modal kerja harus dilakukan secara efisien sehingga dapat membantu perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan menghindarkan perusahaan dari kesulitan finansial.
Menurut Lukman Syamsuddin (2002:236) : “Semakin besar cash turnover,
semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.”
Dengan adanya perputaran kas yang maksimal, kebutuhan akan kas dalam operasi perusahaan menjadi lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan ke dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat menghasilkan profit sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga modal kerja yang telah dikeluarkan dapat kembali lagi dalam waktu yang ditentukan. Informasi ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansialnya. Informasi profitabilitas dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan datang. Kas merupakan aktiva yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah kas yang sangat besar karena semakin besar kas yang melebihi utang lancarnya mencerminkan adanya over
(21)
9
Kamal Kamaludin, 2013
investment dalam kas atau banyak uang yang menganggur sehingga dimungkinkan
akan memperkecil profitabilitas. Besarnya perputaran kas sub sektor semen periode 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.4
Perputaran Kas Sub Sektor Semen Periode 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
SMCB 10,42 5,51 5,97 15,63 5,57
INTP 145,79 23,79 12,38 4,03 2,37
SMGR 5,01 3,40 3,26 4,22 3,91
Rata-rata 53,74 10,9 7,20 7,96 3,95 Sumber: ICMD (data diolah)
Tabel 1.4 menunjukkan rata-rata perputaran kas pada sub sektor semen periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata perputaran kas tertinggi yang diperoleh sub sektor semen yaitu pada tahun 2007 sebesar 53,74%, namun pada tahun 2008 dan 2009 berturut-turut mengalami penurunan yaitu 10,9% dan 7,20%. Kemudian pada tahun 2010 mengalami kenaikan kembali yaitu 7,96%, akan tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2011 menjadi 3,95%. Hal ini cukup berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perkembangan perputaran kas pada sub sektor semen dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
(22)
10
Kamal Kamaludin, 2013
Grafik 1.2
Perputaran Kas Sub Sektor Semen Periode 2007-2011
Menurut Bambang Riyanto (2010 : 95) ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata- rata”.
Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan. Kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian
2007 2008 2009 2010 2011
Perputaran Kas 53,74 10,9 7,2 7,96 3,95
0 10 20 30 40 50 60
(23)
11
Kamal Kamaludin, 2013
akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam.
Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Bambang Riyanto, 2010:94).
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Sub Sektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari ICMD 2011, keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini berpengaruh terhadap financial perusahaan yang akan berdampak pula pada tingkat profitabilitas perusahaan. Terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah keuntungan dari tahun ke tahun akan berpengaruh terhadap perusahaan dalam memperoleh
(24)
12
Kamal Kamaludin, 2013
profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Equity (ROE) karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba bersih.
Laba yang diperoleh perusahaan dapat diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat pula diperoleh dari pinjaman pihak lain. Aliran kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam. Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Bambang Riyanto, 2010:95).
Dari identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi ruang lingkupnya dengan berfokus pada pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di BEI.
(25)
13
Kamal Kamaludin, 2013
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka penulis mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana gambaran modal kerja pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI?
2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI?
3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran modal kerja pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI.
(26)
14
Kamal Kamaludin, 2013
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis atau praktis, adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu ekonomi, terutama yang berkaitan dengan manajemen keuangan.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, diantaranya :
a. Bagi penulis
Dapat menambah ilmu dan mengetahui aplikasi yang sebenarnya dari pelaksanaan manajemen keuangan.
b. Bagi investor
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pembelian saham.
c. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.
(27)
Kamal Kamaludin, 2013
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini meneliti dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) yaitu modal kerja (X) yang diukur dengan menggunakan indikator perpuaran kas. sedangkan untuk variabel terikatnya
(dependent variable) yaitu Profitabilitas (Y) yang di ukur dengan Return On equity
(ROE). Penelitian ini mengambil data dari laporan keuangan tahun 2007-2011 yang dikeluarkan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan di dalam suatu penelitian, untuk memperoleh gambaran permasalahan dan untuk menetukan langkah-langkah dalam suatu penelitian, sehingga permasalahan dapat dipecahkan.
Menurut Sugiyono (2008:1) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan
(28)
44
Kamal Kamaludin, 2013
Dengan kata lain, metode penelitian digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode serta alat-alat tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.
Menurut Mohammad Nazir (2005:54) “Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.” Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan
tentang gambaran modal kerja dan tentang gambaran profitabilitas dengan indikator
Return On Equity pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan menurut Marzuki (2002:7), “Metode Verifikatif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.” Metode
verifikatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dengan indikator Return On Equity pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Iqbal Hasan (2002:31), “Desain penelitian merupakan kerangka kerja
(29)
45
Kamal Kamaludin, 2013
data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.” Menurut Iqbal Hasan (2002:32-33), desain penelitian dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Desain eksplanatori
Desain eksplanatori berusaha mencari ide-ide atau hubungan hubunganbaru sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak dari variabel bukan dari fakta.
2. Desain deskriptif
Desain deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu.
3. Desain kausal
Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel lainnya.
Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu desain kausal yaitu desain yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang dipengaruhi untuk kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya dilakukan analisis sehingga akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(30)
46
Kamal Kamaludin, 2013
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2008:58) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel
dependent yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Independent Variable (variabel Bebas)
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain tapi mempunyai peranan terhadap variabel lain. Untuk memudahkan dalam analisis, variabel independen disimbolkan dengan X, dan yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah modal kerja (X) dengan indikator perputaran kas. 2. Dependent Variable (Variabel Terikat)
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel yang keberadaannya dijelaskan oleh variabel independent. Untuk memudahkan dalam analisis, variabel dependen disimbolkan dengan Y, dan yang menjadi variabel dependent dalam penelitian ini adalah profitabilitas (Y) dengan indikator Return On Equity.
(31)
47
Kamal Kamaludin, 2013
Untuk memudahkan penentuan data yang dibutuhkan dan memudahkan pengukuran dari variabel-variabel yang sudah ditentukan, maka variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam operasional variabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Alat Ukur Rasio
Modal Kerja (X)
“modal kerja
didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka
waktu pendek.”
(Kasmir,2010:210)
”Perputaran kas adalah
perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata- rata”. (Bambang Riyanto 2001 : 95)
Rasio Profitabilitas (Y) Kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Sofyan Syafri Harahap, 2008:304)
“ROE yaitu suatu
pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun
pemegang saham
preferen) atas modal
yang mereka
investasikan didalam
perusahaan.” (Lukman
Syamsuddin,2007:64)
(32)
48
Kamal Kamaludin, 2013
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Iqbal Hasan (2002:82), “Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.”
Dalam penelitian ini penulis memperoleh informasi sekunder berupa data laporan keuangan dari tahun 2007-2011 yang diterbitkan perusahaan, data-data statistik yang dikumpulkan mengenai sub sektor semen yang terdaftar di BEI dan data-data sekunder lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau proses untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian yang bertujuan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian namun dengan cara memperoleh data melalui
(33)
49
Kamal Kamaludin, 2013
dokumen-dokumen yang berkaitan denngan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data-data sekunder didapatkan melalui laporan keuangan, situs internet serta dokumen lain yang relevan dengan penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data dan informasi tambahan yang bersifat teoritis dari berbagai literatur.Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi dari buku-buku manajemen, jurnal, penelitian terdahulu, literatur dan lain-lain.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) “Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Kemudian secara singkat, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2006:130) mengungkapkan
bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”
Berdasarkan pengertian populasi diatas, yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdapat pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.
(34)
50
Kamal Kamaludin, 2013
3.5.2 Sampel
Menurut Suharsismi Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.” Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah
perusahaan yang terdapat pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.5.2.1 Teknik Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:85) teknik sampling purposive yaitu “teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai
suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Teknik penarikan sampling yang digunakan dalam peneliyian ini yaitu teknik sampling purposive.
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.6.1 Rancangan Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Tujuan dilakukannya teknik analisis data ini adalah agar data yang telah terkumpul dapat memberikan gambaran tentang apa yang dimaksudkan penelitian ini.
(35)
51
Kamal Kamaludin, 2013
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam tabel dan menyajikan dalam bentuk grafik.
2. Menganalisis perkembangan modal kerja pada perusahaan yang diteliti. 3. Analisis deskripsi terhadap Return On Equity pada perusahaan yang diteliti. 4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap Return On
Equity.
3.6.2 Analisis Deskriptif
Menurut Iqbal Hasan (2002:105) “Analisis Deskriptif merupakan bentuk analisa data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan
atas satu sampel.” Analisis data deskriptif yang dilakukan adalah dengan memberikan
gambaran tentang kondisi kedua variabel penelitian baik dalam grafik, tabel maupun deskripsi. Untuk itu, dilakukan perhitungan agar diperoleh nilai modal kerja dan
Return On Equity dengan menggunakan rumus. Dibawah ini merupakan analisis
deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti:
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal kerja dengan indikator perputaran kas. ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata- rata”. (Bambang Riyanto, 2010 : 95). Dengan rumus sebagai berikut:
(36)
52
Kamal Kamaludin, 2013
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas dengan indikator
Return On Equity (ROE). “ROE yaitu suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan didalam perusahaan.” (Lukman Syamsuddin,2007:64). Dengan
rumus sebagai berikut:
3.6.3 Analisis Statistik
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik
Proses pengujian asumsi klasik menggunakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi
(37)
53
Kamal Kamaludin, 2013
ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada. Salah satu cara yang digunakan untuk menguji normalitas model regresi adalah dengan analisis grafik (normal P-P plot). Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal appabila sebaran datanya terletak disekitar garis diagonal pada normal probability plot yaitu dari kiri bawah ke kanan atas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam persamaan regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Autokorelasi dapat terjadi dikarenakan beberapa hal, yaitu:
a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam variabel-variabel bebasnya secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai variabel bebasnya.
b. Terjadi penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.
c. Bentuk fungsi yang salah. d. Adanya tenggang waktu. 3. Uji Multikolinearitas
Perhitungan multikolinearitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui atau mendeteksi ada atau tidaknya hubungan linear yang erat diantara variabel-variabel X di dalam perhitungan ini. Apabila terdapat multikolinear yang tinggi maka akan menyebabkan kesulitan untuk
(38)
54
Kamal Kamaludin, 2013
membedakan dan memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Salah satu cara untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan melihat matriks koefisien kovarian dari hasil pengolahan data. Semakin besar koefisien varian semakin tinggi multikoliniear maka semakin erat hubungan antar kedua variabel tersebut.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisidas untuk menentukan ada tidaknya indikasi varians antara residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Heterokedastisidas terjadi apabila ada koefisien korelasi dari masing-masing variable bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, salah satunya adalah dengan melihat scatter plot. Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila pada diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu dan apabila datanya berpencar di sekitar nol (pada sumbu Y). Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.
3.6.3.2 Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut Independent Variable (variabel bebas) dan
(39)
55
Kamal Kamaludin, 2013
variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda
Dalam penelitian ini melibatkan 1 variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat (Y). Oleh karena itu dilakukan penelitian regresi linear sederhana. Berikut merupakan persamaan regresi linear sederhana:
Keterangan:
Y = Profitabilitas
X = modal kerja
a = intersep
b = koefisien arah regresi
3.6.3.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment yaitu untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan timbal balik antara dua variabel.
(40)
56
Kamal Kamaludin, 2013
Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.
Untuk mengetahui koefisien korelasi parsial antara X dan Y maka digunakan rumus:
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = jumlah periode
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan.
Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan
(41)
57
Kamal Kamaludin, 2013
Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat
Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah
Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif.
Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.
Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):
Tabel 3.2
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 Tidak Ada Korelasi
0,00 – 0,25 Sangat lemah
0,25 – 0,5 Lemah
0,5 – 0,75 Kuat
0,75 – 0,99 Sangat Kuat
(42)
58
Kamal Kamaludin, 2013
3.6.3.4 Koefisien Determinasi
Koefesien determinasi dengan simbol R2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa R2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum R2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Koefisien determinasi di hitung dengan rumus:
Kd = R
2x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
R
2 = Koefisien Korelasi3.6.4 Uji Hipotesis
Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independent dengan variabel
dependent. Melalui langkah ini dapat diambil suatu kesimpulan, menerima atau
(43)
59
Kamal Kamaludin, 2013
3.6.4.1 Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Rumus uji t statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Selanjutnya, hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan ketentuan taraf signifikan 5% uji 2 pihak. Pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak (diterima) Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Adapun hipotesisnya adalah:
Ho : tidak ada pengaruh dari variabel independent secara parsial terhadap variabel
dependent.
Ha : ada pengaruh dari variabel independent secara parsial terhadap variabel
(44)
Kamal Kamaludin, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran modal kerja yang diukur dengan perputaran kas pada sub sektor semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang dilihat per triwulan mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai rata-rata ROE tertinggi pada sub sektor semen diperoleh PT. Holcim Indonesia, Tbk yaitu sebesar 7,37 kali, sedangkan nilai tertinggi untuk per triwulan diperoleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk pada triwulan III 2008 sebesar 27,7 kali. Hal ini menandakan kinerja perusahaan pada sub sektor semen cukup bagus dalam mengalami krisis yang terjadi baik internal maupun eksternal.
2. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktuatif. Nilai ROE yang kenaikannya konstan per triwulan diperoleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, dimana nilai ROE tiap triwulannya naik secara signifikan bahkan nilai rata-rata ROE nya lebih besar dibadingkan perusahaan lainnya yaitu sebesar 19,05%. Hal ini merupakan dampak dari
(45)
93
Kamal Kamaludin, 2013
mampunya PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dalam mengelola laba yang dihasilkan dengan baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian selama periode 2007 sampai dengan 2011 terdapat pengaruh positif antara modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa peningkatan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas akan meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hubungan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan
Return On Equity (ROE) hubungannya adalah lemah, sedangkan koefisien
determinasi menunjukkan pengaruh modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) adalah sebesar 11,42%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan pada sub sektor semen hendaknya memperbaiki tingkat penjualan yang fluktuatif dengan meminimalkan kas menganggur karena semakin besar kas yang menganggur maka keuntungan yang di peroleh akan menurun.
(46)
94
Kamal Kamaludin, 2013
2. Perusahaan pada sub sektor semen dapat meningkatkan kinerja ROE dengan cara mengefektifkan seluruh asset yang ada dan memperbesar laba bersih yang diperoleh. Selain itu rasio profitabilitas lainnya harus ditingkatkan lagi agar asset dan laba yang diperoleh dapat optimal.
3. Perusahaan pada sub sektor semen harus lebih meningkatkan profitabilitasnya terutama Return On Equity (ROE) agar para investor yang akan berinvestasi pada masing-masing perusahaan dapat tertarik untuk melakukan investasi, dimana ROE merupakan rasio profitabilitas yang apabila angka ROE nya semakin tinggi dapat memberikan indikasi bagi para investor bahwa tingkat pengembalian investasi semakin tinggi pula. Dengan demikian, investor akan mempertimbangkan rasio ROE sebagai alat untuk melihat kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
(47)
Kamal Kamaludin, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Harjitno, Agus dan Martono. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Indra, Zubaidi. 2005. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi
Resiko Saham. Bandar Lampung.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keungan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
(48)
Kamal Kamaludin, 2013
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo.
Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Internet:
www.semengresik.co.id [18 Mei 2013] www.indocement.co.id [18 Mei 2013] www.holcim.co.id [18 Mei 2013]
(49)
Kamal Kamaludin, 2013
Skripsi:
Ahmad Afandi. 2010. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Universitas Komputer Indonesia.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran modal kerja yang diukur dengan perputaran kas pada sub sektor semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang dilihat per triwulan mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai rata-rata ROE tertinggi pada sub sektor semen diperoleh PT. Holcim Indonesia, Tbk yaitu sebesar 7,37 kali, sedangkan nilai tertinggi untuk per triwulan diperoleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk pada triwulan III 2008 sebesar 27,7 kali. Hal ini menandakan kinerja perusahaan pada sub sektor semen cukup bagus dalam mengalami krisis yang terjadi baik internal maupun eksternal.
2. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktuatif. Nilai ROE yang kenaikannya konstan per triwulan diperoleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, dimana nilai ROE tiap triwulannya naik secara signifikan bahkan nilai rata-rata ROE nya lebih besar dibadingkan perusahaan lainnya yaitu sebesar 19,05%. Hal ini merupakan dampak dari
(2)
93
mampunya PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dalam mengelola laba yang dihasilkan dengan baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian selama periode 2007 sampai dengan 2011 terdapat pengaruh positif antara modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa peningkatan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas akan meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hubungan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan
Return On Equity (ROE) hubungannya adalah lemah, sedangkan koefisien
determinasi menunjukkan pengaruh modal kerja yang diukur dengan perputaran kas terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) adalah sebesar 11,42%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan pada sub sektor semen hendaknya memperbaiki tingkat penjualan yang fluktuatif dengan meminimalkan kas menganggur karena semakin besar kas yang menganggur maka keuntungan yang di peroleh akan menurun.
(3)
94
2. Perusahaan pada sub sektor semen dapat meningkatkan kinerja ROE dengan cara mengefektifkan seluruh asset yang ada dan memperbesar laba bersih yang diperoleh. Selain itu rasio profitabilitas lainnya harus ditingkatkan lagi agar asset dan laba yang diperoleh dapat optimal.
3. Perusahaan pada sub sektor semen harus lebih meningkatkan profitabilitasnya terutama Return On Equity (ROE) agar para investor yang akan berinvestasi pada masing-masing perusahaan dapat tertarik untuk melakukan investasi, dimana ROE merupakan rasio profitabilitas yang apabila angka ROE nya semakin tinggi dapat memberikan indikasi bagi para investor bahwa tingkat pengembalian investasi semakin tinggi pula. Dengan demikian, investor akan mempertimbangkan rasio ROE sebagai alat untuk melihat kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Harjitno, Agus dan Martono. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Indra, Zubaidi. 2005. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi
Resiko Saham. Bandar Lampung.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keungan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
(5)
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo.
Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Internet:
www.semengresik.co.id [18 Mei 2013]
www.indocement.co.id [18 Mei 2013]
www.holcim.co.id [18 Mei 2013]
(6)
Skripsi:
Ahmad Afandi. 2010. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Universitas Komputer Indonesia.