Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2009-2014

Oleh :

Santiana Ulibasa Rajagukguk 120522070

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

NIM : 120522070


(3)

i ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2009-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen modal kerja yang diproksikan dengan Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), terhadap Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Investment pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014 sebanyak 48 sampel perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan Uji F untuk mengetahui pengaruh variabel secara simultan dan Uji-t unUji-tuk mengeUji-tahui pengaruh dari variabel independen Uji-terhadap variabel dependen secara parsial dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu, dalam penilitian ini juga dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Uji F, menunjukkan bahwa manajemen modal kerja (CR, RTO, ITO, WCTO, dan DER) secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment), hasil Uji-t menunjukkan bahwa CR secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, RTO secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, ITO secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, WCTO secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, DER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment pada perusahaan sub sektor famasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Kata kunci: Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Investment (ROI)


(4)

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OF WORKING CAPITAL MANAGEMENT TO PROFITABILITY IN MANUFACTURING COMPANY

PHARMACEUTICAL SECTOR SUB LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

YEAR 2009-2014

This study aimed to examine the effect of working capital management is proxied by the Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), to Profitability which is proxied by Return on Investment in the pharmaceutical sub-sector manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2009-2014.

This study uses data sub-sector pharmaceutical manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2014 a total of 48 sample companies. The sampling technique used was purposive sampling.

The analysis technique used is multiple regression and hypothesis testing using F test to determine the effect of variables simultaneously and t-test to determine the effect of independent variables on the dependent variable partially with a significance level of 5%. Moreover, in this research also performed classical assumption including normality test, multicoloniarity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test.

The results showed that based on the F test results, showing that working capital management (CR, RTO, ITO, WCTO, and DER) simultaneously influence and significant impact on profitability (Return on Investment), t-test results showed that the positive effect partially CR and significant impact on profitability as measured by return on investment, partially RTO and no significant negative effect on profitability, as measured by Return on Investment, ITO partially and not significant positive effect on profitability, as measured by Return on Investment, WCTO partially positive effect and significant impact on profitability as measured by return on investment, partially DER significant negative effect on profitability as measured by return on investment in the company famasi subsectors listed in the Indonesia Stock Exchange 2009-2014.

Keywords: Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), and Return on Investment (ROI)


(5)

iii

KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014” dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, K. Rajagukguk dan M. Pangaribuan atas doa, kasih sayang, motivasi dan ketulusan yang tak pernah habis dalam bentuk materi dan dukungan morilnya sehingga penulis menjadi kuat dalam menghadapi segala permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak dapat pengarahan, bimbingan, saran-saran, serta dorongan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun material. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

iv 4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CA selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M. Ec, Ac selaku Dosen Pembanding yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman angkatan 2012, teristimewa untuk Rini Lestari Daulay, Kakak Latifah Kifati, Friska Brahmana Sembiring, dan Kakak Sondang Sitohang. Terimakasih atas semangat yang kita munculkan bersama-sama. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari teknis maupun dari segi materi ilmiahnya yang semuanya disebabkan dari keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai membangun dari berbagai pihak, sehingga dapat dijadikan masukan yang bermanfaat untuk kemampuan untuk kemampuan penulis dalam membuat skripsi yang lebih baik.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi pijakan bagi penulis untuk berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2015

NIM : 120522070


(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ... 12

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 12

2.1.2 Teori Struktur Modal (Capital Sturcture) ... 13

2.1.3 Manajemen Modal Kerja ... 14

2.1.3.1 Rasio Kas ... 16

2.1.3.2 Perputaran Piutang ... 17

2.2.1.3 Perputaran Persediaan ... 18

2.2.1.4 Perputaran Modal Kerja ... 18

2.2.1.5 Debt to Equity Ratio ... 19

2.1.2 Profitabilitas ... 21

2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas ... 21

2.1.2.2 Rasio Profitabilitas ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 35

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.6 Jenis Data ... 40

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.8 Teknik Analisis ... 40


(8)

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian ... 51

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 54

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 56

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas ... 61

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 62

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.3.1 Koefisien Determinasi ... 65

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan ... 66

4.2.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual ... 67

4.2.4 Analisis Persamaan Regresi Berganda ... 70

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

4.3.1 Pengaruh Simultan (Uji F) ... 72

4.3.2 Pengaruh Parsial (Uji t) ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 77

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 78

5.3 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(9)

vii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 36

3.2 Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI ... 39

4.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI ... 51

4.2 Daftar Variabel Penelitian ... 52

4.3 Descriptive Statistics ... 54

4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 58

4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Ln) ... 60

4.6 Coefficientsa ... 62

4.7 Model Summaryb ... 63

4.8 Model Summary ... 65

4.9 ANOVAb (Hasil Uji F) ... 66


(10)

viii DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Normal P-P Plot ROI ... 57

4.2 Grafik Histogram ROI ... 57

4.3 Normal P-P Plot LnROI ... 59

4.4 Grafik Histogram LnROI ... 60


(11)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman 1. Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi ... 83 2. Daftar Variabel Penelitian ... 83 3. Hasil Output SPSS ... 85


(12)

i ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SUB SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2009-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen modal kerja yang diproksikan dengan Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), terhadap Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Investment pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014 sebanyak 48 sampel perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan Uji F untuk mengetahui pengaruh variabel secara simultan dan Uji-t unUji-tuk mengeUji-tahui pengaruh dari variabel independen Uji-terhadap variabel dependen secara parsial dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu, dalam penilitian ini juga dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Uji F, menunjukkan bahwa manajemen modal kerja (CR, RTO, ITO, WCTO, dan DER) secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment), hasil Uji-t menunjukkan bahwa CR secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, RTO secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, ITO secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, WCTO secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment, DER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment pada perusahaan sub sektor famasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Kata kunci: Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Investment (ROI)


(13)

ii

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OF WORKING CAPITAL MANAGEMENT TO PROFITABILITY IN MANUFACTURING COMPANY

PHARMACEUTICAL SECTOR SUB LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

YEAR 2009-2014

This study aimed to examine the effect of working capital management is proxied by the Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), to Profitability which is proxied by Return on Investment in the pharmaceutical sub-sector manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2009-2014.

This study uses data sub-sector pharmaceutical manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2014 a total of 48 sample companies. The sampling technique used was purposive sampling.

The analysis technique used is multiple regression and hypothesis testing using F test to determine the effect of variables simultaneously and t-test to determine the effect of independent variables on the dependent variable partially with a significance level of 5%. Moreover, in this research also performed classical assumption including normality test, multicoloniarity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test.

The results showed that based on the F test results, showing that working capital management (CR, RTO, ITO, WCTO, and DER) simultaneously influence and significant impact on profitability (Return on Investment), t-test results showed that the positive effect partially CR and significant impact on profitability as measured by return on investment, partially RTO and no significant negative effect on profitability, as measured by Return on Investment, ITO partially and not significant positive effect on profitability, as measured by Return on Investment, WCTO partially positive effect and significant impact on profitability as measured by return on investment, partially DER significant negative effect on profitability as measured by return on investment in the company famasi subsectors listed in the Indonesia Stock Exchange 2009-2014.

Keywords: Cash Ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER), and Return on Investment (ROI)


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Bagi pihak manajemen, keuntungan yang diperoleh merupakan pencapaian rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pencapaian target keuntungan sangat penting karena dengan mencapai target yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi target yang telah diinginkan, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi pihak manajemen, yang juga merupakan langkah manajemen dari perusahaan dalam memberikan petunjuk secara implisit kepada pihak luar atau investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk keperluan investasi membeli atau membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara berulang-ulang, seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Penggunaan modal kerja juga digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja


(15)

2 langsung, membayar utang lain-lain. Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Keberhasilan dalam pengelolaan akan modal kerja mencerminkan pengawasan yang maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam meningkatkan profitabilitas yang dihasilkan dari efektifitas manajemen modal kerja.

Manajemen modal kerja menurut Syahyunan (2013 : 46) adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen modal kerja dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio kas (Cash Ratio), perputaran piutang (Receivable Turn Over), perputaran persediaan (Inventory Turn Over), perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over), dan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel bebas atau variabel independen.

Kas menurut Syahyunan (2013 : 59) merupakan aset perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening koran. Menurut Kasmir (2012 : 138) mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dapat menggunakan rasio kas (Cash ratio).

Piutang menurut Kasmir (2012 : 41) merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada konsumennya


(16)

3 secara angsuran (kredit). Jenis piutang dibagi dua yaitu: piutang dagang dan wesel tagih. Piutang dagang adalah tagihan yang diakibatkan penjualan barang ke pelanggan, sedangkan piutang wesel tagih adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain karena adanya suatu perjanjian tertulis (wesel). Dalam mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode dapat digunakan rasio perputaran piutang atau Receivable Turn Over (RTO).

Menurut Syahyunan (2013 : 78) persediaan meliputi semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses lebih lanjut atau dijual. Persediaan mempunyai peran yang penting bagi setiap perusahaan karena erat hubungannya dengan produksi dan penjualan. Dan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam suatu periode dapat digunakan rasio perputaran persediaan atau Inventory Turn Over (ITO).

Kasmir (2012 : 182) perputaran modal kerja atau Working Capital Turn Over (WCTO), merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Utang (liability) menurut Wibowo dan Abubakar (2002 : 4) merupakan hak (klaim) terhadap harta dan pihak selain pemilik. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang


(17)

4 apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Dalam penelitian ini pengukuran rasio utang diproksikan dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2012 : 157) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Investor akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau profitabilitas. Salah satu kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat atau terhenti sama sekali. Sehingga, adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting untuk dilakukan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini.

Profitabilitas penting bagi setiap perusahaan karena dengan semakin tinggi profitabilitas menandakan semakin tingginya profit atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Sartono (2001 : 119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Mengukur keuntungan suatu perusahaan sebagai variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Investment (ROI) yang merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau ukuran mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.


(18)

5 Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan farmasi adalah perusahaan yang dalam kegiatan operasinya memproduksi produk-produk obat untuk kesehatan, tidak seperti perusahaan dagang yang hanya melakukan penjualan terhadap produk. Keadaaan ini akan membuat aktivitas manajer dalam mengambil keputusan yang lebih kompleks termasuk dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan manajemen modal kerja, sebab keputusan tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan data historis di BEI, saham emiten farmasi hanya bergerak aktif di saat tertentu saja. Misalnya saat merebaknya kekhwatiran penyebaran virus flu babi atau saat nilai tukar rupiah berfluktuasi tajam. Tetapi profitabilitas perusahaan farmasi memang mempunyai eksposur yang sangat tinggi terhadap nilai tukar rupiah. Lebih 90% bahan baku untuk obat-obatan berasal dari impor. 75% diantaranya berasal dari China, 20% dari India, dan sisanya dari Eropa. Hal tersebut mengakibatkan tingginya harga jual produk farmasi di dalam negeri. Sebenarnya, saham perusahaan farmasi sangat menarik untuk dikoleksi mengingat besarnya omset penjualan. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 0,5 miliar atau sekitar Rp 23 triliun. Peningkatan nilai rupiah diprediksi akan terus terjadi dalam meningkatkan laba bersih perusahaan farmasi (sumber:

Pertumbuhan Sub Sektor Industri Non Migas pada triwulan III 2012 mencapai sebesar 7,27%. Pertumbuhan pada triwulan III 2012 ini merupakan


(19)

6 pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai Industri Pengolahan Non Migas sejak tahun 2005, dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, yang mencapai 6,17% pada periode yang sama. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini jelas merupakan prestasi yang cukup menggembirakan, di tengah masih melambatnya perekonomian dunia. Selain didukung oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat, meningkatnya investasi di sektor industri secara sangat signifikan menyebabkan tetap terjaganya kinerja sektor industri manufaktur hingga saat ini. Pada Januari-September 2012, nilai investasi PMA pada Industri Non Migas mencapai sekitar US$ 8,59 milyar atau meningkat sebesar 65,9% terhadap nilai investasi pada periode yang sama tahun 2011. Nilai investasi terbesar dicapai oleh Industri Kimia dan Farmasi sebesar US$ 2,48 miliar. Sementara itu, nilai investasi PMDN pada Januari-September 2012 mencapai Rp 38,1 triliun, atau meningkat sebesar 40,19% dari periode yg sama tahun sebelumnya. Dimana nilai investasi Industri Kimia & Farmasi sebesar Rp 4,21 triliun (Sumber: Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian, 2012 : 15-16).

Lebih lanjut meski terjadi penurunan pada beberapa sektor namun tahun 2014, juga menunjukkan peningkatan jumlah proyek investasi pada beberapa sektor yaitu pada industri kimia dan farmasi sebesar 34,42%. Namun, yang menarik adalah walaupun jumlah proyek investasi PMA di Indonesia mengalami peningkatan, nilai investasi yang ditanamkan di Indonesia tersebut pada tahun 2014 justru mengalami penurunan. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan proyek namun penurunan nilai tersebut adalah industri kimia dan farmasi nilai


(20)

7 investasi USD. 2.323 juta menurun hingga 26,06%. Adanya penurunan investasi PMA di beberapa sektor disebabkan karena beberapa hal, yang pertama perlambatan ekonomi di Eropa pada awal tahun 2014, yang kedua adalah melemahnya harga komoditas dunia, yang mengakibatkan beberapa investor menahan diri untuk melakukan ekspansi (Sumber: Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian, 2014 : 41-42).

Penelitian The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from Pakistan, Iqbal et al (2014) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara working capital management dengan profitability di perusahaan Pakistan yang terdaftar di Karachi stock exchange. Penelitian Working Capital Management And Profitability-Case of Pakistani Firms, Raheman dan Nasr (2007) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara variabel working capital management and profitablity dalam perusahaan tersebut. Penelitian Relationship between Working Capital Management and Profitability of Listed Companies in The Athens Stok Exchange, Lazaridis dan Tryfonidis (2006) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana hasil penelitian ini menunjukkan net operating profit memiliki hubungan negatif dengan working capital management.

Santhi dan Sayu Ketut (2014 : 3530) melakukan penelitian Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan


(21)

8 Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Satriya dan Putu (2014) melakukan penelitian Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property and real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. Santoso (2013) melakukan penelitian Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (PERSERO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

Penelitian ini merupakan replikasi dan penelitian lanjutan dari Santhi dan Sayu Ketut yang melakukan penelitian Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013, dimana variabel independen yang digunakan dalam penilitian tersebut adalah perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, peputaran piutang dengan variabel dependen yang digunakan adalah ROA. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pengukuran perputaran dalam menganalisis pengaruh manajemen


(22)

9 modal kerja yang menurut Syahyunan (2013 : 46) adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan, yang diproksikan dengan menggunakan Cash ratio (CR), Receivable Turn Over (RTO), Inventory Turn Over (ITO), Working Capital Turn Over (WCTO) dan menambahkan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel independen yang juga merupakan replikasi dan penelitian lanjutan dari Iqbal et al dengan judul penelitian The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from Pakistan oleh karena Debt to Equity Ratio (DER) ini dapat digunakan untuk menilai utang termasuk utang lancar dengan ekuitas, variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan Return on Investment (ROI). Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan 9 sampel secara purposive sampling selama 6 tahun sebanyak 54 pengamatan pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian, fenomena yang dikemukakan dan adanya perbedaan dalam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014”.


(23)

10 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah manajemen modal kerja berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui manajemen modal kerja berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengembangan wawasan, dan pola pikir peneliti dalam penelitian mengenai analisis pengaruh manajemen modal kerja berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.


(24)

11 b. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang sebagai perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.

c. Bagi Perusahaan

Sebagai dasar pertimbangan, referensi, dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.


(25)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal atau signalling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diberikan berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Agar memberikan sinyal yang positif berupa laporan yang baik kepada pihak eksternal, maka perusahaan dapat memberikan informasi mengenai manajemen modal kerja dalam menilai kinerja perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal.

Steven dan Lina (2011 : 168) berpendapat bahwa signalling theory merupakan langkah manajemen dari perusahaan yang memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal menyatakan bahwa manajer atau perusahaan secara kualitatif memiliki kelebihan informasi dibandingkan dengan pihak luar dan mereka menggunakan ukuran-ukuran atau fasilitas tertentu menyiratkan kualitas perusahaannya. Sinyal tersebut dapat berwujud berbagai bentuk, baik yang secara langsung dapat diamati maupun yang harus dilakukan penelaahan lebih mendalam untuk dapat mengetahuinya. Apapun bentuk atau jenis dari sinyal


(26)

13 yang dikeluarkan, semuanya dimaksudkan untuk menyiratkan sesuatu dengan harapan pasar atau pihak eksternal akan melakukan perubahan penilaian atas perusahaan (Gumanti, 2009 : 4).

2.1.2 Teori Struktur Modal (Capital Structure)

Didalam melakukan kegiatan operasional terutama dimasa krisis, perusahaan dihadapkan adanya suatu variasi dalam pembelanjaan, dalam arti kadang-kadang perusahaan lebih baik menggunakan dana yang bersumber dari utang (debt), tetapi terkadang perusahaan lebih baik jika menggunakan dana yang berasal dari modal sendiri (equity). Oleh karena itu, manajer keuangan dalam menjalankan kegiatan bisnis perlu berusaha untuk memenuhi suatu sasaran tertentu mengenai perimbangan antara besarnya utang dan jumlah modal sendiri untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan perusahaan yang tercermin dalam struktur modal perusahaan.

Struktur modal suatu perusahaan merupakan gabungan modal sendiri (equity) dan hutang perusahaan (debt). Modal sendiri (equity) berasal dari common stock, paid in capital, retained earning, dan dikurangi treasury stock (internal equity). Modal sendiri juga dapat berupa external equity, yaitu apabila perusahaan menjual sebagian saham kepada investor. Hutang perusahaan (debt) berasal dari hutang kepada kreditur maupun penerbitan obligasi perusahaan. Bermacam ragam sumber pendanaan perusahaan menuntut manajer keuangan agar dapat memenuhi komposisi sumber pendanaan yang tepat bagi perusahaan. Masing-masing keputusan sumber pendanaan tersebut mempunyai konsekuensi dan karakter keuangan yang berbeda terhadap perusahaan (Margaretha dan Aditya, 2010 : 121).


(27)

14 2.1.3 Manajemen Modal Kerja

Pengertian manajemen dalam Kamus Bahasa Indonesia Online adalah “(1) penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran, (2) pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi (sumber: www.google.co.id)”. Menurut Robbins dan Mary (2010 : 7) manajemen “melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif”.

Modal kerja (working capital) menurut Subramanyam dan Jhon (2011 : 241) adalah “selisih aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar”. Menurut Kasmir (2012 : 250) modal kerja merupakan “modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya”.

Kasmir (2012 : 254) faktor yang mempengaruhi modal kerja, yaitu: 1. Jenis perusahaan,

jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan sediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.

2. Syarat kredit,

penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja. Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan dan syarat penjualan.

3. Waktu produksi,

artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan demikian pula sebaliknya.


(28)

15 4. Tingkat perputaran sediaan,

pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.

Menurut Kasmir (2012 : 256) sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:

1. Hasil operasi perusahaan,

2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga, 3. Penjualan saham,

4. Penjualan aktiva tetap, 5. Penjualan obligasi, 6. Memperoleh pinjaman, 7. Dana hibah,

8. Sumber lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan:

1. adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba), 2. adanya pengurangan aktiva tetap (penjualan aktiva tetap), 3. adanya penambahan utang (Kasmir, 2012 : 257).

Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk:

1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya, 2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, 3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga,

4. Pembentukan dana,

5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain), 6. Pembayaran utang jangka panjang,

7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar, 8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi, 9. Penggunaan lainnya (Kasmir, 2012 : 258).


(29)

16 Manajemen modal kerja menurut Syahyunan (2013 : 46) adalah

kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah: 1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar sehingga

tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset tersebut.

2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset lancar. 3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana

dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Kasmir (2012 : 253) tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah:

1. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan,

2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya,

3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya,

4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat,

5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya,

6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba,

7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

2.1.3.1 Rasio Kas

Rasio kas atau cash ratio menurut Kasmir (2012 : 138) merupakan alat yang digunakan untuk


(30)

17 Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekebing giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus yang digunakan untuk mencari rasio kas atau Cash Ratio adalah sebagai berikut:

���ℎ����� (��) =���ℎ������������ℎ��������������������� 2.1.3.2 Perputaran Piutang

Kasmir (2012 : 41) piutang merupakan “tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada konsumennya secara angsuran (kredit)”.

Manajer keuangan dalam melakukan manajemen piutang harus dapat menentukan jumlah piutang yang seimbang antara perolehan laba dan risiko. Perolehan laba memang dapat meningkat apabila manajer keuangan memperlunak persyaratan penjualan secara kredit. Namun hal itu juga akan menimbulkan berbagai biaya seperti perlunya menambah pegawai di unit yang mengurus dan mengawasi administrasi kredit, meningkatnya biaya bunga pinjaman terkait dengan piutang, serta akan meningkatkan risiko berupa tidak dapat ditagihnya piutang. Oleh karena itu, manajer keuangan harus mengupayakan agar perolehan laba meningkat karena penjualan kredit dapat menutup kenaikan berbagai biaya tersebut.

Kasmir (2012 : 176) perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa lama penagihan selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin


(31)

18 tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.

Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:

������������������ (���) =���������������

�������

2.1.3.3 Perputaran Persediaan

Menurut Syahyunan (2013 : 78) persediaan meliputi “semua barang atau bahan yang diperlukan dalam proses lebih lanjut atau dijual. Persediaan mempunyai peran yang penting bagi setiap perusahaan karena erat hubungannya dengan produksi dan penjualan”.

Kasmir (2012 : 180) perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama Inventory Turn Over. Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik.

Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:

����������������� (���) =���������

������� 2.1.3.4 Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja atau working capital turn over menurut Kasmir (2012 : 182) merupakan

salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan


(32)

19 perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar demikian pula apabila sebaliknya yang terjadi.

Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:

�������������������� (����) =��������� ����� ℎ

����� ����� 2.1.3.5 Debt to Equity Ratio

Dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan, dan kemampuan perusahaan tentunya. Sumber-sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya). Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya.

Utang menurut Nafarin (2007 : 342) adalah

kewajiban debitor (peminjam) untuk melaksanakan sesuatu kepada kreditor (pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu. Utang terdiri atas utang jangka pendek (utang lancar) dan utang jangka panjang (utang tak lancar). Utang jangka pendek (short-debt term) atau utang lancar (current debt) adalah utang yang berjangka waktu paling lama satu tahun, seperti utang usaha, beban terutang, wesel bayar, kredit modal kerja, dan lain-lain. Utang jangka panjang (long-term debt) atau utang tak lancar (noncurrent debt) adalah utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, seperti : utang obligasi, utang hipotek, kredit investasi, dan lain-lain.

Menurut Erawati dan Sunarto (2002 : 91) utang lancar adalah “utang yang rentang waktu pelunasannya tidak lebih dari 1 tahun, dimana pelunasannya bisa menggunakan dengan cara menggunakan aktiva lancar dan menciptakan utang lancar lainnya (utang wesel)”. Sedangkan Utang jangka panjang dalam Erawati dan Sunarto (2002 : 101) adalah “kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang


(33)

20 pelunasan atau jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Jika ingin memperoleh sumber dana yang akan digunakan dalam jangka waktu yang panjang ialah dengan mengeluarkan sertifikat obligasi”.

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya penggunaan modal sendiri memiliki kelebihan, yaitu mudah diperoleh (persyaratan ringan) dan beban pengembalian yang relatif lama. Disamping itu, dengan menggunakan modal sendiri, tidak ada beban untuk membayar angsuran termasuk bunga dan biaya lainnya. Sebaliknya, kekurangan penggunaan modal sendiri sebagai sumber dana adalah jumlahnya yang relatif terbatas, terutama pada saat membutuhkan dana yang relatif besar.

Jika memilih modal pinjaman, kelebihannya adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas dan menambah motivasi manajemen untuk bekerja lebih aktif dan kreatif karena dibebani untuk membayar beban kewajibannya. Sekalipun terkadang lebih risiko, untuk investasi tertentu manajemen menggunakan modal pinjaman. Sementara itu kekurangannya adalah persyaratan untuk memperolehnya relatif sulit. Artinya, untuk memperoleh dana, diperlukan syarat-syarat tertentu yang transparan. Hal inilah yang terkadang membuat perusahaan sulit untuk memenuhinya. Disamping itu kelemahannya adalah perusahaan (debitur) dibebani pembayaran angsuran atau cicilan (pokok pinjaman + bunga) dan biaya lainnya seperti biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi.

Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio penggunaan dana pinjaman atau utang atau dikenal dengan nama rasio solvabilitas atau rasio leverage. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan


(34)

21 untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Menurut Kasmir (2012 : 156) debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan semakin besar rasio ini akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan rasio keuangan perusahaan.

Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang denga total ekuitas sebagai berikut:

����������������� (���) =���������� (����)

������� (������)

2.1.2 Profitabilitas

2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Nafarin (2007 : 306) kemampulabaan (profitabilitas) merupakan “kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan sumber daya tersedia”. Sedangkan menurut Sartono (2001 : 119) profitabilitas adalah “kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal modal sendiri”.


(35)

22 Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas.

Pengukuran tingkat profitabilitas merujuk pada rentabilitas perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal untuk menghasilkan laba. Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dapat dicapai bila perusahaan berada dalam keadaaan menguntungkan/Profitable. Tanda adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

2.1.2.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Kasmir (2012 : 196) merupakan “rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga


(36)

23 memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan”.

Penelitian ini menggunakan Return on Investment (ROI). Menurut Kasmir (2012 : 201) hasil pengembalian investasi merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Rumusan untuk mencari Return on Investment (ROI) dapat digunakan sebagai berikut.

������������������ (���) =������� ������������� ������

����� ������

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh variabel manajemen modal kerja sebagai variabel bebas (variabel independent) terhadap profitabilitas sebagai variabel terikat (variabel dependent) sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dalam Tabel 2.1. Penelitian terdahulu tersebut dapat dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut:

Penelitian The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from Pakistan, Iqbal et al (2014 : 22) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana Working Capital Management dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Account Receivable, Account Payable, Cash Conversion Cycle, Inventory Turnover, Debt Asset Ratio, Financial Asset Ratio, sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan


(37)

24 menggunakan Gross Operating Profit. Dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara working capital management dengan profitability di perusahaan Pakistan yang terdaftar di Karachi stock exchange. Menurut antar-item korelasi matriks hubungan Account Receivable, Account Payable, Inventory Turnover dengan profitabilitas menunjukkan hubungan positif tetapi Cash Conversion Cycle, Debt Asset Ratio, Financial Asset Ratio menunjukkan hubungan negatif dengan profitabilitas.

Penelitian Working Capital Management And Profitability-Case of Pakistani Firms, Raheman dan Nasr (2007 : 294) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana Working Capital Management dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Average Collection Period, Inventory Turnover Days, Average Payment Period, Cash Conversion Cycle, Current Ratio, Debt Ratio, Natural logarithm of Sales, Financial Assets to Total Assets, sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Net Operating Profitabilit. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara variabel working capital management and profitablity dalam perusahaan tersebut.

Penelitian Relationship between Working Capital Management and Profitability of Listed Companies in The Athens Stok Exchange, Lazaridis dan Tryfonidis (2006 : 34) meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability, dimana Working Capital Management dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Cash Conversion Cycle, No of Days Accounts Receivables, No of Days Inventory, No of Days Accounts Payables, Fixed


(38)

25 Financial Assets Ratio, Financial Debt Ratio, sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Gross Operating Profit. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan net operating profit memiliki hubungan negatif dengan working capital management.

Santhi dan Sayu Ketut (2014 : 3530) melakukan penelitian Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Satriya dan Putu (2014 : 1936) melakukan penelitian Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property and real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI.

Santoso (2013 : 1588) melakukan penelitian Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (PERSERO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.


(39)

26 Tabel 2. 1

Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan

Tahun Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 1. 2. 3. Nadeem Iqbal, Naveed Ahmad, Zeeshan Riaz, (2014). Abdul Raheman, Mohamed Nasr, (2007). Ioannis Lazaridis, Dimitrios Tryfonidis, (2006). The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from Pakistan. Working Capital Management And Profitability-Case of Pakistani Firms. Relationship between Working Capital Management and Profitability of Listed Variabel Independent: Working Capital Management: Account Receivable, Account Payable, Cash Conversion Cycle, Inventory Turnover, Debt Asset Ratio, Financial Asset Ratio.

Var iabel Dependent: Gross Operating Profit. Variabel Independent: Average Collection Period, Inventory Turnover Days, Average Payment Period, Cash Conversion Cycle, Current Ratio, Debt Ratio, Natural logarithm of Sales, Financial Assets to Total Assets.

Var iabel Dependent: Net Operating Profitability. Variabel Independent: Cash Conversion Cycle, No of Days

Bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara working capital management dengan profitability di perusahaan Pakistan yang terdaftar di Karachi stock exchange. Bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara variabel working capital management and profitablity dalam perusahaan tersebut. Bahwa net operating profit memiliki hubungan negatif dengan working


(40)

27 No Nama Peneliti dan

Tahun Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 4. 5.

I Gusti Ayu Putu Istri Widya Santhi, Sayu Ketut Sutrisna Dewi,

(2014)

I Made Dian Satriya,

Putu Vivi Lestari, (2014). Companies in The Athens Stok Exchange. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI periode 2010-2013. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Accounts

Receivables, No of Days Inventory, No of Days Accounts Payables, Fixed Financial Assets Ratio, Financial Debt Ratio. Variabel Dependent: Gross Operating Profit. Variabel Independen: Perputaran Kas, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang. Variabel Dependen: ROA Variabel Independen: Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Persediaan. Variabel Dependen: ROI capital management. Bahwa secara simultan dan parsial manajemen modal kerja berpengaruh terhadap pofitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI.


(41)

28 Profitabilitas

ROI (Y) No Nama Peneliti dan

Tahun Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 6. Clairene E. E.

Santoso, (2013). Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (PERSERO). Variabel Independen: Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang. Variabel Dependen: Net Profit Margin.

Bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

Sumber: dari berbagai penelitian yang diolah oleh penulis, (2014)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Manajemen Modal Kerja: CR (X1) RTO (X2) ITO (X3) DER (X5) WCTO


(42)

29 Dalam kerangka konseptual pada Gambar 2.1 tersebut terdiri dari atas variabel bebas (variabel independent) yaitu manajemen modal kerja sebagai X tipe variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat (variabel dependent) yaitu profitabilitas sebagai Y tipe variabel yang dipengaruhi.

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tertentu seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan dalam uraian berikut:

1. Rasio Kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan mengakibatkan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu (2014) yang menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas. Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup


(43)

30 besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan. Tingkat perputaran piutang dapat menggambarkan tingkat efektifitas suatu perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran piutang, maka modal kerja yang ditanamkan dalam piutang juga semakin efektif. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaranya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2013) yang menunjukkan bahwa periode piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran

persediaan (inventory turnover), semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Persediaan yang besar dalam perusahaan dapat menyebabkan biaya penyimpanan persediaan, misalnya uang yang terikat dalam persediaan tidak dapat menghasilkan laba, penyimpanan dan asuransi yang harus dibayar, dan mungkin ada resiko kehilangan atau keusangan. Karena itu, tugas penting manajer keuangan


(44)

31 adalah menyeimbangkan biaya dan manfaat dari aset lancar, yaitu menemukan tingkat aset lancar yang meminimalkan jumlah biaya yang melekat (caryying cost) dan biaya kelangkaan (shortage cost). Semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal et al (2014), Satriya dan Putu (2014) bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap profitabilitas.

4. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja manajemen yang di ukur melalui perputaran modal kerja. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek. Mereka akan memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki profitabilitas tinggi artinya bahwa modal yang besar, efektivitas juga akan tinggi. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari penggunaan penggunaan modal kerja apakah efektif dan efisien atau tidak. Modal kerja yang selalu berputar akan mempengaruhi arus dana dalam perusahaan. Apabila perputaran modal kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya, berarti arus dana yang kembali keperusahaan akan semakin lancar. Begitu pula sebaliknya, semakin


(45)

32 rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu (2014) bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap profitabilitas.

5. Setiap perusahaan memiliki tujuan yaitu ingin memaksimalkan keuntungannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah perusahaan harus membeli aktiva-aktiva yang dibutuhkan perusahaan agar operasi perusahaan dapat berjalan dan nantinya akan meningkatkan profitabilitas. Untuk mendapatkan dana-dana yang digunakan untuk membeli aktiva-aktiva tersebut maka perusahaan dapat memilih pembiayaan berupa utang. Bila tingkat utang perusahaan tinggi maka perusahaan harus menyediakan dana untuk membayar utang-utang tersebut dan nantinya hal itu akan mengurangi profitabilitas perusahaan. Tingkat utang dapat di ukur menggunakan rasio utang yaitu debt to equity ratio (DER). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal et al (2014), Reheman dan Nasr (2007), Lazaridis dan Tryfonidis (2006) bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara utang dengan profitabilitas.


(46)

33 2.4. Hipotesis

Menurut Siregar (2012 : 151) semula istilah hipotesis “berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dalam penelitian ini, hipotesis atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Modal Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

2. Manajemen Modal Kerja berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.


(47)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Siregar (2012 : 107) penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah “penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel yang lain. Jenis penelitian yang digunakan peneliti merupakan penelitian asosiatif/hubungan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan alamat website

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu: a. Periode Penelitian adalah periode tahun 2009-2014,

b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio kas (Cash Ratio), perputaran piutang (Receivable Turn Over), perputaran persediaan (Inventory Turn Over), perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over), dan Debt to Equity Ratio (DER),


(48)

35 3.4 Definisi Operasional

Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut dan dirangkum dalam Tabel 3.1:

a. Variabel bebas (independent variable)

Menurut Siregar (2012 : 110) variabel bebas adalah “variabel yang menjadi sebab atau berubah/mempengaruhi suatu variabel lain”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1. Cash Ratio (CR)

Rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

2. Receivable Turn Over (RTO)

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan selama satu periode, atau berapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

3. Inventory Turn Over (ITO)

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode.

4. Working Capital Turn Over (WCTO)

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

5. Debt to Equity Ratio (DER)


(49)

36 dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Menurut Siregar (2012 : 110) variabel terikat merupakan “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas)”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitablitas yang diukur melalui ROI yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas manajemen.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

Independent: CR (X1)

RTO (X2)

Rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

���ℎ����� =���ℎ������������ℎ���������������������

������������������ =

��������� ������ �������

Rasio


(50)

37 Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

ITO (X3)

WCTO (X4)

DER (X5)

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang. ����������������� =

ℎ���� ����� ������ ���� ������

����������

����������������������� =

��������� ����� ℎ ����� ����� �����������������= ����� ����� ������� Rasio Rasio Rasio


(51)

38 Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

Dependent:

ROI (Y) Rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas manajemen.

������������������=

������� ����� �������� ��� ��� ����� ������

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Siregar (2012 : 144) populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Sampel perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yang merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.


(52)

39 Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014,

2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit tahun 2009-2014,

3. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menjadi sampel memiliki ketersediaan data yang diperlukan secara lengkap dari variabel-variabel yang diteliti tahun 2009-2014.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Kriteria Sampel 1 2 3

1. DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ Sampel 1

2. INAF PT Indofarma (Persero) TBK √ √ √ Sampel 2

3. KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 3

4. KLBF PT Kalbe Farma Tbk √ √ √ Sampel 4

5. MERK PT Merck Tbk √ √ √ Sampel 5

6. PYFA PT Pyridam Farma Tbk √ √ √ Sampel 6

7. SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 7

8. SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

√ √ X _

9. SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

√ √ √ Sampel 8

10. TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ Sampel 9

Sumber:

Berdasarkan kriteria, maka jumlah perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014 dan memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini dalam Tabel 3.2 adalah sebanyak 9 perusahaan. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 tahun observasi X 9 sampel adalah sebanyak 54 sampel observasi (pengamatan).


(53)

40 3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif (data berbentuk angka) berupa laporan keuangan. Menurut cara memperolehnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, data sekunder yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya, data diperoleh secara tidak langsung melalui media internet Bursa Efek Indonesia menggunakan data Time Series dan Cross Section yang dikumpulkan pada satu periode tertentu pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan selama peiode 6 tahun (series) yaitu tahun 2009-2014.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber data dokumenter seperti laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014 yang telah di audit dan kemudian menjadi sampel penelitian yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs

3.8 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Siregar (2012 : 221) merupakan

bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian


(54)

41 hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis (Ha) diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini berbentuk perbandingan atau hubungan.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS Statistics 19.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut Wijaya (2012 : 98) analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Dalam Ghozali (2012 : 96) analisis regresi selain mengukur “kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen”.

Sedangkan menurut Sunjoyo (2013 : 153) regresi linier berganda digunakan untuk “menguji pengaruh lebih dari satu independent variable terhadap dependent variable”.

Model persamaan regresi berganda yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

dimana: Y = ROI

a = konstanta atau intercept (merupakan nilai Y bila X = 0) b = koefisien regresi atau slope


(55)

42 X1 = CR

X2 = RTO

X3 = ITO

X4 = WCTO

X5 = DER

e = error residual (tingkat kesalahan) 3.9.2 Uji Asumsi Klasik (Uji Data)

Dalam Sunjoyo (2013 : 54) uji asumsi klasik adalah

persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinieritas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.

3.9.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2012 : 160) uji normalitas bertujuan menguji ‘apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu:

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data obeservasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan


(56)

43 melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan datasesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk dapat dihitung dengan rumus:

���������= ��������

�6/�

Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus:

���������= ��������

�24/� 3.9.2.2 Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2012 : 105) uji multikolonieritas bertujuan “untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang


(57)

44 nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan memperngaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel indepanden. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonierias dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua tau lebih variabel independen.

c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolorienitas yang masih ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama


(58)

45 dengan tingkat kolonieritas 0.95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi.

3.9.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2012 : 110) uji autokorelasi bertujuan menguji “apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena obeservasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada sesorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada cara yang dapat digunakan untuk medeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:


(1)

(2)

88

Lampiran 3

Hasil Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Cash Ratio 54 .01 3.88 1.1085 .96838

Receivable Turn Over 54 2.48 13.82 6.3998 2.43249

Inventory Turn Over 54 .53 5.89 3.5124 1.36372

Working Capital Turn Over 54 2.38 170.27 17.6896 26.96153

Debt to Equity Ratio 54 .00 70.83 2.9369 10.43444

Return on Investment 54 .00 .41 .1337 .11465


(3)

89

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Cash Ratio Receivable Turn Over Inventory Turn Over Working Capital Turn Over Debt to Equity Ratio Return on Investment

N 54 54 54 54 54 54

Normal Parametersa,b

Mean 1.1085 6.3998 3.5124 17.6896 2.9369 .1337

Std. Deviation .96838 2.43249 1.36372 26.96153 10.43444 .11465 Most Extreme

Differences

Absolute .148 .085 .108 .285 .464 .145

Positive .148 .084 .086 .251 .464 .145

Negative -.128 -.085 -.108 -.285 -.389 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.090 .628 .792 2.095 3.413 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .186 .825 .557 .000 .000 .208

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

(5)

91

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Ln)

LnCR LnRTO LnITO LnWCTO LnDER LnROI

N 48 48 48 48 48 48

Normal Parametersa,b Mean -.1797 1.8404 1.2596 1.9418 -.9362 -2.2178

Std. Deviation .99712 .38611 .36862 .88430 .53361 .85687 Most Extreme

Differences

Absolute .150 .141 .146 .156 .140 .149

Positive .082 .112 .082 .156 .140 .149

Negative -.150 -.141 -.146 -.127 -.072 -.088

Kolmogorov-Smirnov Z 1.038 .976 1.010 1.079 .968 1.036

Asymp. Sig. (2-tailed) .232 .296 .260 .194 .306 .234

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.027 .319 -9.504 .000

LnCR .343 .085 .399 4.033 .000 .239 4.184

LnRTO -.314 .166 -.141 -1.890 .066 .418 2.394

LnITO .176 .145 .076 1.214 .232 .598 1.672

LnWCTO .317 .075 .327 4.200 .000 .386 2.593

LnDER -.653 .142 -.406 -4.587 .000 .298 3.359

a. Dependent Variable: LnROI

Sumber: Output SPSS, diolah oleh penulis, 2015

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .950a .902 .890 .28407 2.024

a. Predictors: (Constant), LnDER, LnITO, LnRTO, LnWCTO, LnCR b. Dependent Variable: LnROI


(6)

92

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .950a .902 .890 .28407

a. Predictors: (Constant), LnDER, LnITO, LnRTO, LnWCTO, LnCR Sumber: Output SPSS, diolah oleh penulis, 2015

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 31.120 5 6.224 77.131 .000a

Residual 3.389 42 .081

Total 34.509 47

a. Predictors: (Constant), LnDER, LnITO, LnRTO, LnWCTO, LnCR b. Dependent Variable: LnROI


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 12 49

Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2013.

0 0 22

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 5 32

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 4

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 11

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 11

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 22

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 3

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

0 0 10