ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE) PENATAAN ELEMEN INTERIOR RUANGAN KELAS TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA.

(1)

ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE)

PENATAAN ELEMEN INTERIOR RUANGAN

KELAS TEORI BANGUNAN A

SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur

Oleh

YULI YULIANI

0900212

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)

Penataan Elemen Interior

Ruangan Kelas Teori Bangunan A

SMK Negei 2 Tasikmalaya

Oleh Yuli Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Yuli Yuliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Bandung, Juni 2013 Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui : Pembimbing I,

Asep Yudi Permana, S.Pd., M.Des NIP. 1964 0411 199703 1002

Pembimbing II,

Suhandy Siswoyo, S.T., M.T NIP. 1973 1101 200801 1008

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Dra. R.R.Tjahyani Busono, M.T NIP. 1962 1231 198803 2005


(4)

Yuli Yuliani, 2013

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

ABSTRAK

ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE)PENATAAN ELEMEN

INTERIOR RUANGAN KELAS TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

YULI YULIANI : NIM 0900212

Salah satu pemenuhan mutu pendidikan adalah penyediaan sarana prasarana kelas. Ruangan kelas yang baik merupakan faktor pendukung yang baik pula untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Penataan elemen interior sangat berpengaruh dalam terciptanya ruangan kelas yang baik. Terdiri dari elemen pembatas (dinding, lantai, dan langit-langit), elemen estetik (perabot), elemen warna serta elemen cahaya di Ruangan Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya menjadi bahan kajian dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi eksisting mengenai penataan elemen interior ruangan kelas teori bangunan A serta melakukan penilaian mengenai keterpenuhan standarisasi penataan elemen interior yang telah ada. Penelitian ini menggunakan metode Post Occupancy Evaluation (POE)dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, studi dokumentasi, serta pengukuran.

Hasil observasi menunjukan bahwa gambaran secara umum ruangan kelas teori bangunan ditinjau dari segi luas minimumnya memenuhi standar sebagai tempat dilakukannya proses pembelajaran, kemudian untuk penilaian keterpenuhan penataan elemen interior dengan rincian sebagai berikut : (1) Elemen Pembatas (Untuk dinding semua aspek sudah memenuhi standar; Untuk lantai sudah memenuhi standar pada aspek ketahanan, sedangkan untuk penutup lantainya belum memenuhi standar; Untuk langit-langit semua aspek sudah memenuhi standar); (2) Elemen Estetik (Untuk perabot yang sudah memenuhi dengan standar terdapat pada sirkulasi dari ergonomi, serta yang belum memenuhi standar terdapat pada spesifikasi, serta penataan); (3) Elemen Warna (Ditinjau dari psikologi warna, warna yang digunakan pada ruangan ini sudah memenuhi standar dan cocok untuk peserta didik dalam proses pembelajarannya); dan (4) Elemen Cahaya (Untuk pencahayaan sudah memenuhi standar pada jenis lampu yang digunakan, namun untuk besaran intensitas dengan rata-rata 584 lux belum memenuhi standar). Dengan demikian bahwa penataan elemen interior di ruangan kelas teori bangunan A belum sepenuhnya memenuhi standarisasi yang telah ada dalam peraturan pemerintah maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

Kata Kunci : Analisis Post Occupancy Evaluation, Elemen Interior, Ruangan


(5)

Yuli Yuliani, 2013

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

THE ABSTRACT

ANALYSIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE) INTERIOR ELEMENT

ROOM OF TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

YULI YULIANI : NIM 0900212

One of the fulfillments of the quality of educational is equipping of a classroom infrastructure. A good classroom is a good supporting factor for fluency in learning process. Arrangement of interior element is very influential in creation of a good classroom. The element consist of barrier element ( wall, floor, and ceiling), aesthetics element (furniture), element of color and light element in a room of Teori Bangunan A at SMK Negeri 2 Tasikmalaya to be object in doing this research.

The aims of this study to get image of existing condition about arrangement of element interior in teori bangunan A classroom and to assess about fulfillment of standardization of existing interior element. This research uses Post Occupancy Evaluation (POE) method which using data observation, documentation study, and measurement in collecting the data.

The results of observation show that general image of teori bangunan A classroom reviewed from wide minimum standards as the place where the process of learning do, and then to assess the fulfillment of the arrangement of the interior elements are as follows: (1) Barrier Element (For wall all aspects has fulfill the standard; to the floor has fulfill the standard on security aspects, while for floor coverings do not fulfill the standards; For ceiling has fulfills all aspects of the standard), (2) Aesthetic Element (For furniture that already comply with the standards contained in the circulation of ergonomics, and it has not fulfill the standards contained in the specification, as well as structuring), (3) Elements of Color (reviewed of the psychology of color, the colors used in this room has fulfill the standards and are suitable for learners in the learning process), and (4) Element of Light (For lighting has fulfill the standards on the type of lamps used, but for the amount of intensity with an average 584 lux has not fulfill the standards). Thus the arrangement of elements in the interior of a building Teori Bangunan A has not fully fulfill the standards that already exist in government regulations and literature related to this study.

Keywords : Analisys Post Occupancy Evaluation, Interior Element, Room of


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi masalah... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

1. Pembatasan Masalah ... 3

2. Perumusan Masalah ... 4

D. Penjelasan Istilah dalam Judul dan Definisi Operasional ... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 9

1. Pengertian Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 9

2. Ciri-ciri Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)... 10

3. Tujuan Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 10

4. Manfaat Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 11

5. Permasalahan dalam Performa Bangunan ... 12

6. Elemen-elemen Post Occupancy Evaluation (POE) ... 13


(7)

b) Elemen Fungsional ... 17

c) Elemen Perilaku ... 18

7. Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE) ... 19

a) Post Occupancy Evaluation (POE) Indikatif ... 21

b) Post Occupancy Evaluation (POE) Investigatif ... 22

c) Post Occupancy Evaluation (POE) Diagnostik ... 24

B. Elemen Interior ... 25

1. Pengertian Elemen Interior ... 25

2. Bagian-bagian Elemen Interior ... 25

a) Elemen Pembatas ... 25

1. Dinding ... 25

2. Lantai ... 29

3. Langit-langit ... 31

b) Elemen Estetika dan Aksesoris ... 33

1. Perabot (Furniture) ... 34

a. Papan Tulis ... 36

b. Kursi (Tempat Duduk)... 38

c. Meja Siswa ... 38

d. Meja Guru ... 40

c) Elemen Warna ... 41

d) Elemen Cahaya ... 43

C. Ruang dan Ruang Kelas ... 46

1. Pengertian Ruang ... 46

2. Pengertian Ruang Kelas ... 47

3. Persyaratan Ruangan Kelas ... 48

D. Kasus Lokasi/ Tinjauan Lokasi ... 53

E. Standar Ruangan Kelas ... 57


(8)

ix

A. Metode Penelitian ... 65

B. Variabel Penelitian, Fokus Penelitian dan Alur Berfikir... 67

1. Variabel Penelitian ... 67

2. Fokus Penelitian ... 67

3. Alur Berfikir ... 67

C. Data dan Sumber Data... 69

1. Data ... 69

2. Sumber Data ... 69

D. Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Studi Dokumentasi ... 70

2. Observasi ... 71

3. Pengukuran dengan Lux Meter ... 71

E. Langkah-langkah Penelitian ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Literatur ... 75

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 76

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 77

2. Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 81

C. Temuan Penelitian ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 116

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 116

2. Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 116

B. Saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

Gambar 2.1 Elements of building performance ... 13

Gambar 2.2 Model dari POE Sesuai Dengan Skala Bangunan ... 19

Gambar 2.3 Rangkaian Ketiga Metode POE ... 20

Gambar 2.4 Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE)... 20

Gambar 2.5 Model POE Indikatif Bersifat Mengindikasi Kesuksesan dan Kegagalan Performa Bangunan... 21

Gambar 2.6 Metode Pengumpulan Data POE Indikatif ... 22

Gambar 2.7 POE Investigatif Lanjutan POE Indikatif ... 23

Gambar 2.8 Dinding Sebagai Pembatas Ruang... 26

Gambar 2.9 Dinding Yang Stabil, Akurat Dan Simetris ... 27

Gambar 2.10 Ilustrasi Kesan Warna Pada Dinding ... 28

Gambar 2.11 Ilustrasi Lantai ... 29

Gambar 2.12 Lantai Harus Tahan Beban ... 29

Gambar 2.13 Ilustrasi Warna Lantai... 31

Gambar 2.14 Formasi langit-langit (Plafond) ... 32

Gambar 2.15 Pemasangan Plafond ... 32

Gambar 2.16 Ketinggian Plafond ... 33

Gambar 2.17 Penggunaan Perabot (Furniture) Di Dalam Kelas... 35

Gambar 2.18 Ukuran Sebuah Jendela Dapat Mengendalikan Jumlah Cahaya Siang Hari ... 44

Gambar 2.19 Sebuah Bukaan Diorientasikan Untuk Menerima Cahaya Matahari 45 Gambar 2.20 Gaya Penataan Auditorium ... 49

Gambar 2.21 Gaya Penataan Face to face ... 49


(10)

xi

Gambar 2.23 Gaya Penataan Seminar ... 51

Gambar 2.24 Gaya Penataan Cluster ... 51

Gambar 2.25 Gaya Penataan Kelas Sekolah Menengah... 52

Gambar 2.26 Site Plan SMK Negeri 2 Tasikmalaya ... 53

Gambar 2.27 Denah Bangunan Bengkel TGB ... 54

Gambar 2.28 Denah dan Lay Out furniture ... 55

Gambar 2.29 Keadaan Ruang Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya .... 56

Gambar 2.30 Pantulan Cahaya Pada Media Papan Tulis ... 56

Gambar 3.1 Diagram Analisis POE ... 66

Gambar 3.2 Diagram Alur Berfikir Penelitian ... 68

Gambar 4.1 Denah Bengkel TGB ... 78

Gambar 4.2 Denah Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 79

Gambar 4.3 Keadaan Proses Pembelajaran Siang Hari ... 80

Gambar 4.4 Gambar Kerja Rencana Dinding ... 81

Gambar 4.5 Analisis Dinding Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 82

Gambar 4.6 Gambar Kerja Lantai Ruangan ... 84

Gambar 4.7 Analisis Lantai Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 85

Gambar 4.8 Rencana Langit-langit ... 87

Gambar 4.9 Analisis Pola Langit-langit (Plafond) ... 88

Gambar 4.10 Analisis Ketinggian Langit-langit... 88

Gambar 4.11 Jenis Kursi Yang Digunakan ... 91

Gambar 4.12 Meja Kayu Peserta Didik ... 92

Gambar 4.13 Kursi Berkaki Besi ... 93

Gambar 4.14 Meja Kayu Guru ... 94


(11)

Gambar 4.16 Denah Lay Out Furniture ... 100

Gambar 4.17 Analisis Penataan Elemen Interior... 101

Gambar 4.18 Potongan Sirkulasi Perabot A ... 102

Gambar 4.19 Detail Sirkulasi Perabot A ... 102

Gambar 4.20 Potongan Sirkulasi Perabot B ... 103

Gambar 4.21 Detail Sirkulasi Perabot B ... 103

Gambar 4.22 Analisis Elemen Warna ... 107

Gambar 4.23 Bukaan (Jendela dan Ventilasi) ... 109

Gambar 4.24 Titik Pengukuran ... 110

Gambar 4.25 Luxmeter ... 110

Gambar 4.26 Lampu TC-D 25 watt ... 112


(12)

xiii

Tabel 2.1 Standarisasi Elemen Interior ... 58

Tabel 4.1 Analisis Elemen Interior Pembatas (Dinding) ... 83

Tabel 4.2 Analisis Elemen Interior Pembatas (Lantai) ... 86

Tabel 4.3 Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE) ... 89

Tabel 4.4 Analisis Elemen Interior Estetik (Spesifikasi Perabot) ... 96

Tabel 4.5 Analisis Elemen Interior Estetik (Penataan Perabot) ... 106

Tabel 4.6 Analisis Elemen Interior Warna ... 108

Tabel 4.7 Intensitas Cahaya ... 111

Tabel 4.8 Analisis Elemen Interior Cahaya ... 113


(13)

FORMAT OBSERVASI LAPANGAN

LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO. 40 TAHUN 2008 SNI TAHUN 2001 TENTANG PENCAHAYAAN ADMINISTRASI PENELITIAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

BERITA ACARA NOTULENSI SEMINAR I BERITA ACARA NOTULENSI SEMINAR I BERITA ACARA UJIAN SIDANG SARJANA LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang suatu proses belajar mengajar. Seorang peserta didik dapat melakukan segala aktivitas belajarnya secara efektif, dengan tujuan agar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang maksimal. Hal tersebut dapat diciptakan apabila tersedianya penataan sarana dan prasarana yang sesuai dengan harapan serta berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran peserta didik. Salah satu sarana dan prasarana yang diperlukan adalah ruangan kelas beserta dengan penataan elemen interior yang ada di dalamnya, yang akan digunakan oleh peserta didik serta pendidik yang sangat berperan penting untuk proses pembelajaran didalam mewujudkan harapan dan tujuan pendidikan.

Ruangan kelas beserta elemen penting interior di dalamnya sangat berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran di dalam kelas, sehingga harus dilakukan penataan yang baik dan sesuai dengan keadaan lingkungan dengan beberapa alternatif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Namun sebaliknya, jika penataan ruang dan elemen interior yang kurang baik di dalam kelas akan berakibat buruk bagi peserta didik dalam menerima pelajaran. Dengan begitu, harapan dan tujuan pendidikan yang diinginkan mengenai keefektivan serta penguasaan pembelajaran peserta didik tidak dapat tercapai.

Keadaan ini juga terlihat di kawasan SMK Negeri 2 Tasikmalaya, dalam proses pembelajaran pada Jurusan Teknik Gambar Bangunan ini masih terbilang belum efektif dan maksimal untuk dapat memenuhi tujuan


(15)

pendidikan yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran terganggu dengan adanya pantulan cahaya dari media papan tulis yang diletakkan berhadapan dengan bukaan jendela tempat masuknya sinar matahari, melihat fenomena itu akibatknya penempatan elemen-elemen interior dalam ruangan kelas yang berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran seharusnya menjadi sentuhan utama dalam hal perbaikan dan pengembangan. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang lebih untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan oleh semua pihak sekolah.

Ruangan Kelas Teori Bangunan A Teknik Gambar Bangunan memerlukan peningkatan dalam hal sarana prasarana yang menunjang efektifnya pembelajaran di sekolah. Sebagai arahan pengembangan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya, dan juga untuk dapat melihat baik serta buruknya suatu prasarana sekolah diperlukan adanya suatu analisis atau evaluasi yang dapat bermanfaat untuk desain ruang ke depannya. Diantaranya telah dikenal Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH) yang merupakan suatu kajian dalam bidang arsitektur. Menurut Preiser, Rabinowitz, & White (1988) Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) merupakan suatu proses evaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancang bangun setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh penghuni selama waktu tertentu.

Analisis ini digunakan untuk membandingkan kondisi aktual dengan standar dari kriteria performa. Analisis ini juga berfungsi untuk mencari fakta-fakta dan bukan mencari kesalahan dan kelemahan hasil kerja rancang bangun tapi dapat digunakan sebagai masukan serta perbaikan bagi terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas lebih baik di masa yang akan datang.

Dengan begitu, analisis ini dapat digunakan untuk penelitian dengan permasalahan yang ada di wilayah sekolah dan dapat dijadikan rekomendasi guna meningkatkan mutu pendidikan dalam hal sarana prasarana sekolah di SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis penataan elemen ruangan kelas yang sudah ada.


(16)

3 Maka dari itu, peneliti mengambil judul “Analisis Post Occupancy

Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori

Bangunan ASMK Negeri 2 Tasikmalaya”. B. Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu ditetapkan identifikasi masalah terlebih dahulu untuk mengetahui dan memperjelas kemungkinan berbagai permasalahan yang timbul dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :

1. Keadaan di ruangan kelas Teori Bangunan A cenderung memberikan kesan monoton bagi peserta didik Jurusan Teknik Gambar Bangunan serta guru yang melakukan proses pembelajaran.

2. Terjadinya pantulan cahaya dari media pembelajaran yang berhadapan langsung dengan jalan masuknya cahaya, sehingga kegiatan pembelajaran dirasa kurang efektif oleh semua pengguna Ruangan Kelas Teori Bangunan A.

3. Tidak adanya perhatian dari pihak sekolah mengenai pemenuhan standar dalam hal penataan elemen interior di dalam ruangan kelas Teori Bangunan A.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ada pada penelitian ini dibatasi pada elemen teknis khususnya pada penataan elemen interior. Elemen interior yang dimaksud terdiri dari:


(17)

Bagian-bagian yang membatasi ruang (dalam bagian ini yang akan diteliti adalah dinding, lantai, serta langit-langit pada ruangan). Tinjauan akan dilakukan pada aspek ketahanan dan finishing.

b. Elemen Estetika atau Aksesoris

Bagian-bagian yang ada pada ruang (dalam bagian ini yang akan diteliti adalah pada furniture kelas). Tinjauan akan dilakukan pada spesifikasi, sirkulasi dan tata letak (lay out).

c. Elemen Warna

Penggunaan elemen ini sangat digunakan untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan yang tidak lepas dari fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tinjauan dilakukan pada dinding, lantai, langit-langit serta perabot (furniture).

d. Elemen Cahaya

Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam penataan interior. Untuk melancarkan aktivitas dalam sebuah ruangan kelas, maka dibutuhkan penerangan secara alami dan buatan. Tinjauan dilakukan pada besaran intensitas cahaya serta jenis lampu yang dipakai.

Kemudian pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi juga pada jenis analisis POE yang digunakan yaitu model analisis POE Investigatif. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya ?

2. Apakah Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya sudah sesuai dengan standar ?


(18)

5

Penelitian yang akan dibahas adalah “Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK

Negeri 2 Tasikmalaya”. Untuk dapat lebih mengetahui dan menghindari perbedaan penafsiran judul. Maka perlu penjelasan yang lebih dari pengertian istilah judul dan definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau sering disebut Evaluasi Purna Huni adalah Suatu proses mengevaluasi bangunan secara sistematis dan tepat setelah bangunan tersebut dibangun dan ditempati dalam kurun waktu tertentu. Analisis POE juga merupakan proses pengkajian dan peninjauan kembali bangunan-bangunan binaan yang telah dihuni. Dalam analisis ini mencakup kebutuhan penghuni bangunan. 2. Penataan Elemen Interior

Penataan elemen interior adalah susunan bagian-bagian di dalam ruang yang memberikan bentuk pada bangunan, memisahkannya dari ruang luar, dan membentuk pola tatanan ruang-ruang interior yang akan mengembangkan, memodifikasi, memperindah ruang-ruang interior dan membuatnya dapat dan layak untuk dihuni dilihat dari fungsi, estetika atau keindahan dan tentunya psikologis untuk aktivitas penghuninya.

3. Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Ruangan Kelas Teori Bangunan A merupakan salah satu ruangan kelas tempat terjadinya proses pembelajaran Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang juga merupakan objek dalam penelitian yang akan dilakukan.

Dengan begitu, Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A di SMK Negeri 2 Tasikmalaya adalah suatu proses yang secara sistematis dan tepat dalam hal


(19)

evaluasi dan pengkajian tentang susunan bagian-bagian di dalam ruang interior yang akan mencari fakta-fakta memperlihatkan ada tidaknya kesesuaian antara kenyataan di lapangan dengan teori (standar/ peraturan) yang telah ditentukan sebelumnya, bukan kelemahan serta kekurangan melainkan untuk dipakai sebagai masukan dan perbaikan bagi terciptanya hasil penataan bagian-bagian di dalam ruang interior (elemen interior) dengan kualitas yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya di Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan desain penelitian ini diantaranya :

1. Mendapatkan gambaran umum tentang kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

2. Menilai keterpenuhan standar tentang penataan elemen interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan penataan sarana dan prasarana pada tahun pelajaran yang akan datang.

2. Bagi para peserta didik SMK Negeri 2 Tasikmalaya khususnya peserta didik Teknik Gambar Bangunan dan bagian-bagian yang terkait, dapat dimanfaatkan untuk memahami tentang penataan elemen interior ruang kelas yang tepat guna.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan menambah referensi studi mengenai penataan elemen interior yang ada di ruangan kelas teori bangunan A. Selanjutnya juga dapat mengetahui standar perencanaan penataan elemen interior ruang kelas sekolah yang baik.


(20)

7 Sistematika penulisan desain penelitian ini diantaranya :

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah D. Penjelasan Istilah dalam Judul E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian G. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) B. Elemen Interior

C. Ruang dan Ruangan Kelas D. Kasus Lokasi/ Tinjauan Lokasi E. Standar Ruangan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

B. Fokus Penelitian dan Alur Berfikir C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data E. Langkah-langkah Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Literatur

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data C. Temuan Penelitian


(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam proses penelitian yang berjudul Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Teori Bangunan A ini peneliti menggunakan metode penelitian Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH). Menurut Presier, Rabinowist, dan White (1988:3), Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau sering disebut Evaluasi Purna Huni adalah suatu proses mengevaluasi bangunan secara sistematis dan tepat setelah bangunan tersebut dibangun dan ditempati setelah sekian waktu lamanya. Dalam melakukan evaluasi ini, peneliti tidak diharuskan untuk meneliti seluruh unsur atau salah satu unsur tersebut secara keseluruhan, peneliti boleh mengangkat beberapa permasalahan tertentu, tergantung keinginan dan kebutuhan peneliti terhadap suatu masalah yang ingin peneliti perdalam.

Permasalahan atau isu lingkungan yang peneliti lihat membutuhkan perhatian khusus, dimana hal ini berpengaruh sekali terhadap kelancaran dan kenyamanan proses pembelajaran di sekolah, dimana bagian ini terdapat pada salah satu elemen dalam POE, serta untuk lebih memfokuskan lagi maka dalam penelitian ini peneliti membatasi aspek yang terdapat pada elemen teknis. Dari beberapa aspek yang ada pada elemen teknis, masalah penelitian ini hanya dibatasi pada penyelesaian interior yang berupa penataan elemen interior pembatas (dinding, lantai dan langit-langit), elemen estetika atau aksesoris (furniture), elemen warna, serta elemen cahaya. Seperti yang dapat terlihat pada bagan di bawah ini yang merupakan diagram Post Occupancy Evaluation (POE).


(23)

Gambar 3.1

Diagram Analisis POE

Analisis POE (Post Occupancy Evaluation)

Elemen Perilaku

Elemen Fungsional

Elemen Teknis

Struktur Fire safety

Atap Ventilasi

Penyelesaian Interior

Dinding Luar

Akustik

Storage Parkir Keamanan

Sirkulasi

Privasi Interaksi Lingkungan = Lingkup Penelitian


(24)

67 Tingkatan pelaksanaan Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Investigatif.

B. Variabel Penelitian, Fokus Penelitian dan Alur Berfikir 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini evaluator menggunakan satu variabel atau variabel tunggal yang tidak membahas adanya suatu pengaruh atau kolerasi. Variabel penelitian ini menilai bagian daripada elemen teknis yang mencakup tentang penyelesaian interior (dalam hal penataan elemen interior, yakni elemen pembatas, elemen estetik atau aksesoris, elemen warna dan elemen cahaya) Ruangan Kelas Teori Gambar A di SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini meninjau bagian daripada elemen teknis mencangkup tentang penyelesaian interior mengenai penataan elemen interior khususnya elemen pembatas (dinding, lantai dan langit-langit), elemen estetika atau aksesoris yang berupa (penataan furniture), elemen warna serta elemen cahaya ruangan kelas Teori Gambar A di SMK Negeri 2 Tasikmalaya, termasuk standar penataaan elemen interior untuk ruang kelas Sekolah Menengah Kejuruan, kemudian metode POE yang digunakan adalah analisis POE Investigatif.

3. Alur Berfikir

Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang variabel penelitian, maka perlu dijelaskan melalui alur berfikir penelitian dalam bentuk bagan di bawah ini :


(25)

Sumber : Data Pribadi, 2013

C. Data dan Sumber Data

Gambar 3.2

Diagram Alur berfikir penelitian

= Alur Berfikir

Latar Belakang :

Terjadinya ketidak efektivan pembelajaran di dalam ruangan kelas Teori Bangunan A.

Maksud dan tujuan :

Mengkaji dan menganalisis aspek dari elemen teknik berupa penataan elemen interior pembatas, elemen estetika atau aksesoris, elemen warna serta elemen cahaya.

Identifikasi Masalah :

 Keadaan kelas yang cenderung membosankan.

 Terjadinya ketidak efektivan pembelajaran di dalam ruangan kelas.

 Tidak adanya perhatian dari pihak sekolah mengenai pemenuhan standar dalam hal

penataan interior di dalam ruangan kelas Teori Bangunsn A.

Pembatasan Masalah :

Penataan Elemen Interior Pembatas (dinding dan lantai,langit-langit), elemen estetik atau aksesoris (furnitue), elemen warna, serta elemen cahaya. POE Investigatif.

Judul Penelitian :

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Evaluasi : Penataan Elemen Interior pembatas, estetika atau aksesoris,

elemen warna serta elemen cahaya.

Observasi langsung :

Pengamatan

 Pengukuran

Observasi tak langsung : Dokumentasi


(26)

69 1. Data

Data terbagi kedalam dua kategori, yakni data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data melalui survey atau observasi di lapangan, kemudian yang kedua adalah data sekunder, yakni data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Sesuai dengan teori diatas, dapat terlihat data dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

(a). Data eksisting yang bersangkutan dengan keadaan lingkungan SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Secara primer datanya adalah hasil observasi, catatan dan foto keadaan objek penelitian.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(a). Data dari hasil observasi pengukuran langsung di SMK Negeri 2 Tasikmalaya

(b). Data eksisting dari dokumentasi pribadi berupa foto mengenai penataan elemen interior ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

(c). Data dokumen inventaris mengenai gambar kerja ruangan kelas Teori Bangunan A dari pihak SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

(d). Bahan pustaka relevan dengan permasalahan penelitian, salah satunya Lamp. PERMENDIKNAS No.40 Tahun 2008 mengenai Standar Sarana dan Prasarana SMK/ MAK, Data Arsitek 3, Ilustrasi Desain Interior, Design Guide For Secondary Schools in Asia, Guru Super& Super Teaching, Kombinasi Warna, SNI Tahun 2001. (e). Data dari hasil pengukuran alat lux meter khusus untuk penilaian

elemen cahaya di lapangan. D. Teknik Pengumpulan Data


(27)

Menurut Sugiyono (2011, 308), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik adalah cara yang digunakan dalam penelitian. Alat pengumpul data (instrument) adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode. Teknik pengumpulan data secara tepat merupakan hal yang sangat penting, hal ini terkait dengan penyesuaian permasalahan yang diangkat peneliti. Pendapat Sugiyono dalam

bukunya “Metode Penelitian Pendidikan”, terdapat 5 teknik yang dapat

digunakan untuk pengumpulan data, yaitu tes, kuesioner, interview

(wawancara), observasi, dan dokumentasi.

Berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti maka teknik pengumpulan data yang dipakai adalah :

1. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan sebagai bukti nyata dari objek teliti di lapangan.

1. Dokumentasi berbentuk gambar mengenai kondisi penataan elemen interior di ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

2. Dokumentasi tertulis untuk memperoleh data yang digunakan sebagai bahan kajian pustaka, yang terdiri dari data sekunder yang berasal dari instansi dimana penelitian dilakukan, yaitu data gambar ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Serta data Lamp. PERMENDIKNAS No. 40 tahun 2008 mengenai Standar Sarana dan Prasarana, Data Arsitek 3, Ilustrasi Desain Interior, Design Guide For Secondary Schools in Asia, Guru Super& Super Teaching, Kombinasi Warna serta SNI Tahun 2001.


(28)

71 Observasi ini dilakukan dengan dua cara, yang pertama mengamati langsung objek penelitian yaitu lingkungan ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya serta pengamatan tak langsung yaitu dengan rekaman gambar/ foto. Kemudian yang kedua dilakukan melalui dokumen-dokumen inventaris mengenai sarana dan prasarana di ruangan kelas tersebut.

Atau dalam bukunya Post-Occupancy Evaluation Preiser, dkk (1988) menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data observasi pada POE

Investigatif yang dikenal dengan metode Walk-Through (Walk-Through Evaluation). Cara ini dilakukan setelah didapat tanggapan-tanggapan dan isu-isu performansi. Pada kegiatan ini evaluator melakukan observasi langsung , untuk mendapat gambaran atau informasi langsung dari objek yang akan dievaluasi. Pengambilan foto akan sangat mendukung lengkapnya isu-isu performansi yang diperoleh.

Alat yang digunakan berupa layout pencatatan observasi, yang digunakan untuk mencatat dan menuliskan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian pada saat dilakukannya pengamatan langsung. Kemudian alat dokumentasi untuk hasil foto-foto yang memperlihatkan kejadian yang tengah berlangsung selama dilakukannya pengamatan di lapangan.

3. Pengukuran dengan Lux Meter

Teknik pengumpulan data ini dilakukan khusus untuk elemen cahaya yang digunakan untuk melihat dan mengetahui hasil akhir mengenai besarnya intensitas cahaya yang ada di dalam ruangan Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.


(29)

Meskipun Post Occupancy Evaluation (POE) beragam dalam skala, sumber daya, sasaran, minat, dan keahlian pelaku evaluasi, secara garis besar, langkah-langkah dalam proses Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) menurut Preiser dalam bukunya Post-Occupancy Evaluation sebagai berikut :

1. Perencanaan POE (Planning the POE)

a) Merumuskan permasalahan yang akan diteliti

Pada tahap ini yang dilakukan evaluator adalah merancang perumusan masalah, menentukan elemen POE yang akan deteliti.

b) Merencanakan Penelitian

Menentukan metode yang digunakan untuk penelitian, dan membuat schedule, biaya, kerangka kerja dan prosedur untuk teknik pengambilan data dari mulai studi dokumentasi, observasi dan pengukuran dengan lux meter.

2. Melakukan POE (Conducting the POE)

a) Melakukan persiapan pengumpulan data lapangan

Pada tahap ini hal yang dilakukan oleh evaluator adalah mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan data secara lengkap di dalam lingkungan penelitian yang telah di jelaskan sebelumnya. Dengan menggunakan alat berupa observasi dan studi dokumentasi serta

lux meter untuk mendapatkan data eksisting yang ada pada lingkup penelitian.

b) Pemantauan dan pengelolan prosedur pengumpulan data

Pada tahap ini evaluator melakukan observasi di lapangan secara rutin dengan menggunakan prosedur observasi yang telah dirancang sebelumnya oleh peneliti.

Kemudian pada tahap ini, peneliti melakukakan dokumentasi terhadap keadaan eksisting ruangan kelas Teori Bangunan A, serta pada setiap elemen interior yang diteliti.


(30)

73 c) Analisis data

Proses analisis data dalam penelitian analisis POE merupakan tahap pembahasan dari semua unsur pengumpulan data yang dilakukan yaitu studi dokumentasi, observasi, serta pengukuran mengggunakan alat luxmeter khusus penilaian pada elemen cahaya, tugas dalam menganalisis data terdiri dari mengumpulkan data mentah, memindahkan dan memasukan data, pengolahan data, merumuskan hasil temuan, menginterpretasi data, serta melengkapi data akhir. Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya :

1. Menguraikan semua data mengenai keadaan eksisting lingkungan penelitian yang telah dikumpulkan dari semua teknik yang digunakan mulai dari studi dokumentasi serta observasi dengan hasil sesuai prosedur observasi yang telah di buat sebelumnya oleh peneliti, kemudian hasil pengukuran yang menggunakan alat lux meter khusus untuk elemen cahaya.

2. Menginterpretasi data yang telah diuraikan, kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan tabel penilaian memenuhi dan tidak memenuhi standar perancangan.

3. Menjelaskan hasil akhir dari analisis data yang telah dilakukan berupa laporan kajian yang telah membandingkan keadaan eksisting dengan standar perancangan penataan interior yang sudah ada.

3. Menerapkan POE (Applying the POE)

1. Membuat laporan dan kesimpulannya untuk kemudian diperoleh saran/ rekomendasinya agar dapat diterapkan untuk masa yang akan datang. Informasi ini berupa laporan yang berisi konten elemen yang dievaluasi, standar perancangan, keadaan performa


(31)

bangunan yang telah terukur dan hasil evaluasi dengan visual gambar berupa keadaan eksisting dalam masa penelitian.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dan jelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A

Secara umum, kondisi fisik ruangan kelas teori bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya dilihat dari segi luas minimum sudah memenuhi standar untuk digunakan sebagai kelas penunjang proses pembelajaran. Namun terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dibenahi seperti halnya pencahayaan, spesifikasi serta penataan (lay out) perabot ruangan kelas. 2. Keterpenuhan Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori

Bangunan A

Penataan elemen interior ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya dapat dilihat dari mulai elemen pembatas seperti dinding, lantai, dan langit-langit, kemudian elemen estetik berupa perabot (furniture), elemen warna serta elemen cahaya yang ada pada ruangan tersebut, dengan rincian penilaian berikut ini :

(1). Elemen Pembatas (dinding, lantai dan langit-langit)

- Untuk dinding Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek sudah memenuhi standar.

- Untuk lantai Ruangan Kelas Teori Bangunan A yang sudah memenuhi standar pada ketahanan, sedangkan untuk finishing belum sesuai standar


(33)

- Untuk langit-langit Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek telah memenuhi standar.

(2). Elemen Estetik (Perabot)

- Untuk perabot yang sudah sesuai dengan standar adalah pada sirkulasi ditinjau dari ergonomi, kemudian yang belum memenuhi standar terdapat pada spesifikasi, serta penataan (lay out).

(3). Elemen Warna

- Ditinjau dari psikologi warna, warna yang digunakan pada ruangan ini sudah memenuhi standar dan cocok untuk peserta didik dalam proses pembelajarannya.

(4). Elemen Cahaya

- Untuk pencahayaan diruang ini yang sudah memenuhi standar pada aspek jenis lampu yang digunakan, namun untuk besaran intensitas belum memenuhi standar.

Dengan demikian bahwa penataan elemen interior di ruangan kelas teori bangunan A belum sepenuhnya sesuai dengan standarisasi yang telah ada dalam peraturan pemerintah maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang hendak penulis sampaikan bagi pihak perancang, pihak sekolah serta peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa pada waktu yang akan datang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya kepada pihak sekolah dapat lebih memberikan perhatian kepada setiap ruangan termasuk Ruangan Kelas Teori Bangunan A dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang untuk proses pembelajaran yang lebih baik, dalam hal tata letak (lay out), pemenuhan prasarana pembelajaran, penunjang lainnya untuk masalah intensitas cahaya yang terlalu besar,


(34)

118 sebaiknya dapat dikurangi dengan pemasangan sun shading di sebelah timur dan barat bukaan jendela yang ada pada ruangan kelas teori bangunan A.

2. Bagi Pihak Perancang

Sebaiknya dalam setiap perancangan memperhatikan serta mempertimbangkan standar yang telah tersedia dalam peraturan pemerintah untuk ruangan kelas. Serta dalam suatu perancangan sebaiknya memperhatikan serta menguasai wawasan mengenai beberapa hal yang berkaitan, misalnya ergonomi (kenyamanan) dilihat dari antropometri calon pemakai ruangan kelas tersebut, jenis dan dimensi perabot

(furniture) yang akan digunakan, serta memahami penataan elemen interior yang baik.

3. Bagi Pemerintah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya pemerintah melengkapi standar untuk SMK/MAK dengan menambah standar lain seperti: standar mengenai elemen pembatas, standar mengenai elemen warna, standar mengenai elemen cahaya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti mengenai elemen interior secara menyeluruh pada semua bagian tidak hanya ke empat elemen ini, yang baik bagi ruangan kelas untuk SMK/MAK. Penelitian ini juga dapat digunakan pada objek yang lain.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Ching, F.D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama

Ching, F. D.K. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Gun, Harry, dkk. Komdinasi Warna. Dulux

Haryadi, dan Setiawan, B. (1995). Arsitektur, Lingkungan, dan Perilaku. Universitas Gadjah Mada

Hermanto dan Yusie. (2000). Analisis Gedung P Universitas Petra. Tidak diterbitkan

Jensen, Erik. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta : PT. Indeks

Lauren, Joyce M. (2005). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Grasindo

Panero, Julius, Zelnik, Martin. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Terjemah : Ir. Djoeliana Kurniawan. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama Partin, Ronald.L. (2012). Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta :

Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Jakarta: Depdiknas.

Preiser, W.F.E., Rabinowitz, H.Z., White, E.T. (1988). Post-Occupancy Evaluation. Van Nostrand Reinhold Company New York

Santrock, John W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Snyder, James C., Catanese, Anthony J. (1984). Pengantar Arsitektur.

Terjemahan : Ir. Hendro Sangkayo. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &


(36)

Syaifurahman dan Ujiati. T. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran Jakarta : Indeks

Tim Penyusun UPI. (2012), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan

Virochsiri, Xantharid. (1997). Desin Guide For Secondary Schools In Asia.


(1)

74

Yuli Yuliani, 2013

bangunan yang telah terukur dan hasil evaluasi dengan visual gambar berupa keadaan eksisting dalam masa penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dan jelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A

Secara umum, kondisi fisik ruangan kelas teori bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya dilihat dari segi luas minimum sudah memenuhi standar untuk digunakan sebagai kelas penunjang proses pembelajaran. Namun terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dibenahi seperti halnya pencahayaan, spesifikasi serta penataan (lay out) perabot ruangan kelas.

2. Keterpenuhan Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A

Penataan elemen interior ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya dapat dilihat dari mulai elemen pembatas seperti dinding, lantai, dan langit-langit, kemudian elemen estetik berupa perabot (furniture), elemen warna serta elemen cahaya yang ada pada ruangan tersebut, dengan rincian penilaian berikut ini :

(1). Elemen Pembatas (dinding, lantai dan langit-langit)

- Untuk dinding Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek sudah memenuhi standar.

- Untuk lantai Ruangan Kelas Teori Bangunan A yang sudah memenuhi standar pada ketahanan, sedangkan untuk finishing belum sesuai standar


(3)

117

Yuli Yuliani, 2013

- Untuk langit-langit Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek telah memenuhi standar.

(2). Elemen Estetik (Perabot)

- Untuk perabot yang sudah sesuai dengan standar adalah pada sirkulasi ditinjau dari ergonomi, kemudian yang belum memenuhi standar terdapat pada spesifikasi, serta penataan (lay out).

(3). Elemen Warna

- Ditinjau dari psikologi warna, warna yang digunakan pada ruangan ini sudah memenuhi standar dan cocok untuk peserta didik dalam proses pembelajarannya.

(4). Elemen Cahaya

- Untuk pencahayaan diruang ini yang sudah memenuhi standar pada aspek jenis lampu yang digunakan, namun untuk besaran intensitas belum memenuhi standar.

Dengan demikian bahwa penataan elemen interior di ruangan kelas teori bangunan A belum sepenuhnya sesuai dengan standarisasi yang telah ada dalam peraturan pemerintah maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang hendak penulis sampaikan bagi pihak perancang, pihak sekolah serta peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa pada waktu yang akan datang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya kepada pihak sekolah dapat lebih memberikan perhatian kepada setiap ruangan termasuk Ruangan Kelas Teori Bangunan A dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang untuk proses pembelajaran yang lebih baik, dalam hal tata letak (lay out), pemenuhan prasarana pembelajaran, penunjang lainnya untuk masalah intensitas cahaya yang terlalu besar,


(4)

118 sebaiknya dapat dikurangi dengan pemasangan sun shading di sebelah timur dan barat bukaan jendela yang ada pada ruangan kelas teori bangunan A.

2. Bagi Pihak Perancang

Sebaiknya dalam setiap perancangan memperhatikan serta mempertimbangkan standar yang telah tersedia dalam peraturan pemerintah untuk ruangan kelas. Serta dalam suatu perancangan sebaiknya memperhatikan serta menguasai wawasan mengenai beberapa hal yang berkaitan, misalnya ergonomi (kenyamanan) dilihat dari antropometri calon pemakai ruangan kelas tersebut, jenis dan dimensi perabot

(furniture) yang akan digunakan, serta memahami penataan elemen interior yang baik.

3. Bagi Pemerintah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya pemerintah melengkapi standar untuk SMK/MAK dengan menambah standar lain seperti: standar mengenai elemen pembatas, standar mengenai elemen warna, standar mengenai elemen cahaya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti mengenai elemen interior secara menyeluruh pada semua bagian tidak hanya ke empat elemen ini, yang baik bagi ruangan kelas untuk SMK/MAK. Penelitian ini juga dapat digunakan pada objek yang lain.


(5)

Yuli Yuliani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Ching, F.D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama

Ching, F. D.K. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Gun, Harry, dkk. Komdinasi Warna. Dulux

Haryadi, dan Setiawan, B. (1995). Arsitektur, Lingkungan, dan Perilaku. Universitas Gadjah Mada

Hermanto dan Yusie. (2000). Analisis Gedung P Universitas Petra. Tidak diterbitkan

Jensen, Erik. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta : PT. Indeks

Lauren, Joyce M. (2005). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Grasindo

Panero, Julius, Zelnik, Martin. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Terjemah : Ir. Djoeliana Kurniawan. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama Partin, Ronald.L. (2012). Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta :

Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Jakarta: Depdiknas.

Preiser, W.F.E., Rabinowitz, H.Z., White, E.T. (1988). Post-Occupancy Evaluation. Van Nostrand Reinhold Company New York

Santrock, John W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Snyder, James C., Catanese, Anthony J. (1984). Pengantar Arsitektur.

Terjemahan : Ir. Hendro Sangkayo. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &


(6)

Syaifurahman dan Ujiati. T. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran Jakarta : Indeks

Tim Penyusun UPI. (2012), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan

Virochsiri, Xantharid. (1997). Desin Guide For Secondary Schools In Asia.