ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI IKAN MAS : Studi Pada Budidaya Ikan Mas Kolam Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur.

(1)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian…………... 1

1.2 Rumusan Masalah………...………...………..……….. 5

1.3 Tujuan Penelitian……….….…...……….. 6

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjau Pustaka………... 7

2.1.1 Pengertian Fungsi Produksi………. 7

2.1.2 Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel………..……… 10

2.1.2.1 Law of Diminishing Return………..……….…….. 11

2.1.2.2 Tahapan-Tahapan Produksi……...……….………. 14

2.1.3 Fungsi Produksi Dua Input Variabel……….……….. 16

2.1.3.1 Kurva Isoquant 16 2.1.3.2 Kurva Isocost 19 2.1.4 Elastisitas Produksi………. 22

2.1.5 Fungsi Produksi Cobb Douglass………..……… 24

2.1.5.1 Fungsi Produksi Cobb Douglas Jangka Pendek……….. 28

2.1.5.2 Fungsi Produksi Cobb Douglas Jangka Panjang………. 30

2.1.6 Efisiensi Produksi….……….. 30

2.1.6.1 Efisiensi Teknik……….. 31

2.1.6.2 Efisiensi Harga……… 33

2.1.6.3 Efisiensi Ekonomis………. 34

2.1.7 Skala Poduksi………. 36

2.1.8 Manajemen dan Strategi Budidaya Ikan Mas ..………. 38

2.1.8.1 Manajemen Budidaya ikan mas kolam jaring apung ……….…….. 38

2.1.8.2 Strategi dan Kebijakan Efisiensi Biaya Produksi ……….. 43

2.1.9 Hasil Penelitian Sebelumnya………. 48

2.2 Kerangka Pemikiran……… 50

2.3 Hipotesis………. 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….. 57

3.2 Metode Penelitian……… 57

3.3 Populasi Dan Sampel……….. 57

3.4 Operasionalisasai Variabel………..…… 59


(2)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

3.6 Teknik Pengumpulan Data……….…… 62

3.7 Teknik Analisis……….……….…. 62

3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi……….…. 62

3.7.2 Menghitung Efisiensi Produksi……….……….. 64

3.7.3 Menghitung Skala Produksi……...………. 66

3.8 Uji Asumsi Klasik………...…… 69

3.8.1 Uji Multikolinearitas……… 70

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas……… 72

3.8.3 Uji Autokorelasi……….. 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……… 76

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian………. 76

4.1.2 Karakteristik Responden………. 77

4.1.2.1 Gambaran Responden Berdasarkan Daerah Penelitian... 77

4.1.2.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 78

4.1.2.3 Gambaran Responden Dilihat dari Umur... 78

4.1.2.4 Gambaran Responden Dilihat dari Tingkat Pendidikan... 78

4.1.2.5 Gambaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha... 79

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian... 81

4.1.3.1 Hasil Produksi... 81

4.1.3.2 Modal... 82

4.1.3.3 Tenaga Kerja... 83

4.1.3.4 Bibit ……... 84

4.1.3.4 Pakan ……... 85

4.1.4 Analisis Data... 87

4.1.4.1 Model Fungsi Produksi Cobb-Douglass... 87

4.1.4.2 Analisis Efisiensi Produksi... 88

4.1.4.3 Pengujian Hipotesis ... 94

4.1.4.4 Uji Asumsi Klasik ... 95

4.2 Pembahasan Hipotesis... 98

4.3 Implikasi Pendidikan... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 103

5.2 Saran... 103 DAFTAR PUSTAKA


(3)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Harga Dasar Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Pertanian Tahun 2005 –2009 ……….. 2

Tabel 1.2 PDRB Kabupaten Cianjur Atas Harga Dasar Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pertanian Tahun 2005 – 2009... 3 Tabel 1.3 Produksi Ikan Mas Kolam Jaring Apung di Waduk Cirata 4 Kabupaten Cianjur Bulan Januari – Desember 2010 ... Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya... 49

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sampel Penelitian………. 59

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel………... 59

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Kelompok Pembudidaya... 77

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 78

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Umur... 79

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden... 79

Tabel 4.5 Pengalaman Usaha Responden... 80

Tabel 4.6 Hasil Produksi Ikan Mas Kolam Jaring Apung (Kg)... 81

Tabel 4.7 Hasil Produksi Ikan Mas Kolam Jaring Apung (Rp)... 82

Tabel 4.8 Modal Keseluruhan budidaya Ikan Mas Kolam Jaring Apung.... 82

Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kerja pada Budidaya Ikan Mas………... 83

Tabel 4.10 Biaya Tenaga Kerja pada Budidaya Ikan Mas………. 84

Tabel 4.11 Jumlah Bibit pada Budidaya Ikan Mas………. 85

Tabel 4.12 Biaya Bibit pada Budidaya Ikan Mas………...…………... 85

Tabel 4.13 Jumlah Pakan pada Budidaya Ikan Mas………... 86

Tabel 4.14 Biaya Pakan pada Budidaya Ikan Mas…………...………. 86

Tabel 4.15 Hasil Regresi Data Budidaya Budidaya Ikan Mas ……… 87

Tabel 4.16 Elastisitas produksi, Produk Marginal, Efisiensi teknik, Efisiensi harga, dan Efisiensi ekonomi dari faktor produksi... 88

Tabel 4.17 Efisiensi Teknik Produksi Ikan Mas... 89

Tabel 4.18 Efisiensi Harga Produksi Ikan Mas…………...………... 90

Tabel 4.19 Efisiensi Ekonomi Produksi Ikan Mas... 91

Tabel 4.20 Pengujian Hipotesis ...………... 94

Tabel 4.21 Pengujian Regresi Parsial ……… 96

Tabel 4.22 Pengujian White Heteroskedastis ……… 97


(4)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi

Marginal... 12

Gambar 2.2 Tahap-tahap Produksi... 15

Gambar 2.3 Kurva Isoquant... 17

Gambar 2.4 Kurva Isocost... 20

Gambar 2.5 Persinggungan kurva isoquan dan isocost kurva keseimbangan produsen... 21

Gambar 2.6 Kemungkinan skala produksi……….. 37


(5)

1

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, rumput laut, dan hutan sampai pada sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti migas dan bahan tambang serta mineral lainnya,

Sementara itu, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kesadaran umat manusia akan kebaikan gizi ikan, maka dapat dipastikan permintaan terhadap produk dan jasa kelautan serta perikanan akan terus mengalami meningkatan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2007 produksi ikan mencapai 8.028.800 ton dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sekitar 7,18 %, yang terdiri dari produksi budidaya dan produksi penangkapan.

Budidaya Perikanan di Indonesia merupakan salah satu komponen yang penting di sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja serta mendatangkan penerimaan negara dari ekspor. Di samping itu, perikanan budidaya dianggap sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan.

Kemajuan di sektor kelautan dan perikanan secara faktual dapat kita rasakan bersama. Misalnya, jika pada tahun 1998 total produksi perikanan


(6)

2

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Indonesia mencapai 4 juta ton, yang menempatkan kita sebagai produsen ikan terbesar ketujuh di dunia, maka sampai pada tahun 2007 posisi produksi perikanan Indonesia di dunia berada pada urutan ke-4 dengan kenaikan rata-rata produksi pertahun sejak 2003 mencapai 8,79% (FAO, 2008).

Dalam perkembangannya di Jawa Barat, sektor peternakan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, PDRB atas dasar harga berlaku di bidang perikanan sebesar 3,739 triliun, sedangkan pada tahun 2009 PDRB sudah mencapai 6,934 triliun, berarti telah mengalami peningkatan sebesar 85,45% selama kurun waktu 2005-2007. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Harga Dasar Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pertanian

Tahun 2005 – 2009 (Miliar Rupiah)

No Bidang Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Tanaman Bahan Makanan 32.209 36.747 45.560 47.232 55.319

2. Tanaman Perkebunan 3.671 3.638 3.900 4.538 4.942

3. Peternakan 6.171 7.642 8.074 9.852 11.903

4. Kehutanan 641 710 894 911 799

5. Perikanan 3.739 3.850 4.465 5.517 6.936

Jumlah 46.431 52586 62.895 67.894 79.896

Sumber : Badan Pusat Statistik,

Berdasarkan tabel 1.1, peningkatkan produksi perikanan budidaya sangat dimungkinkan. Beberapa faktor yang mendukung, diantaranya: (1) ketersediaan lahan untuk budidaya (laut, dan waduk), (2) beberapa spesies ikan komersial telah berhasil dibudidayakan, (3) penguasaan teknologi dan ketersediaan SDM, dan (4)


(7)

3

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

peningkatan permintaan pasar domestik dan internasional terhadap produk perikanan.

Jika dilihat dari perkembangan PDRB Jawa Barat, tentu tidak terlepas dari perkembangan PDRB kabupaten atau kota yang ada di Jawa Jarat, khususnya Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2005 – 2009, PDRB Kabupaten Cianjur dibidang perikanan nilanya tiap tahun rata-rata mengalami peningkatan. Hal tersebut berdampak positif terhadap meningkatan PDRB pada lapangan usaha pertanian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

PDRB Kabupaten Cianjur Atas Harga Dasar Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pertanian

Tahun 2005 – 2009 (Juta Rupiah)

No Bidang Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Tanaman Bahan Makanan 3.896.716,65 4.191.358,82 4.507.113,74 4.695.798,02 4.976.089,74

2. Tanaman Perkebunan 93.106,15 107.533,52 123.966,03 142.337,45 146.906,49

3. Peternakan 734.790,20 794.189,74 854.029,58 928.384,51 911.318,85

4. Kehutanan 26.188,67 29.970,38 34.191,17 38.597,15 39.797,53

5. Perikanan 237.791,36 287.777,19 303.280,74 364.931,69 379.637,85

Jumlah 4.988.593,03 5.390.829,65 5.822.581,26 6.170.048,83 6.483.750,46

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan data pada tabel 1.2, pada tahun 2005 PDRB menurut lapangan usaha pertanian dibidang perikanan sebesar Rp. 237,79 miliar dan tiap tahunnya mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2009 sudah mencapai Rp. 379,63 miliar.

Salah satu bentuk perairan yang dapat dijadikan tempat budidaya perikanan adalah waduk. Di kabupaten Cianjur, Waduk Cirata merupakan tempat potensial untuk pemenuhan kepentingan berbagai sektor dan sub-sektor. Tujuan utama pembangunan Waduk Cirata adalah sebagai pembangkit listrik unit Jawa –


(8)

4

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Bali, namun seiring perkembangannya, selain fungsi utama yang lebih terasa oleh masyarakat Kabupaten Cianjur adalah fungsi tambahan yaitu sebagai areal budidaya perikanan khususnya budidaya pada Kolam Jaring Apung (KJA).

Dampak dari besarnya potensi ekonomi Waduk Cirata ini adalah semakin berkembangnya bidang budidaya perikanan khususnya budidaya ikan pada KJA dan sektor lain yang menggunakan waduk sebagai sumberdaya alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan, sehingga Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) dan KJA terus bertambah. Pada tahun 2007, berdasarkan sensus Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) terdapat 1.385 RTP dan 22.800 petak KJA.

Budidaya ikan mas menjadi usaha yang menggiurkan, hal ini terbukti dalam jangka 3 bulan saja pembudidaya sudah dapat memanen ikan hasil budidaya. Sebagai informasi awal dalam penelitian ini, jumlah produksi ikan mas yang di hasilkan oleh 10 responden pembudidaya ikan mas di Waduk Cirata dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Produksi Ikan Mas Kolam Jaring Apung

di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Bulan Januari – Desember 2010 ( dalam Kg )

No Panen

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

1 2.850 2.460 2.680 2.250

2 1.860 1.620 1.750 2.040

3 1.650 1.750 1.450 1.820

4 2.140 1.840 2.150 2.250

5 2.280 2.450 2.340 2.240

6 1.850 1.650 1.600 1.840

7 2.450 2.240 2.250 2.180

8 2.050 1.850 1.860 2.150

9 2.180 2.380 2.250 2.050

10 1.850 2.070 1.640 2.240

jumlah 21.160 20.310 19.970 21.060


(9)

5

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Berdasarkan tabel 1.3, jumlah produksi ikan mas pada panen ke-1 sebesar 21,160 kg, tiap masa panennya berfluktuasi, hingga pada panen ke-4 mencapai 21,060 kg. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menentukan cara yang paling tepat untuk meningkatkan hasil produksi Ikan Mas dengan efisiensi yang optimum sehingga hasil produksi dapat optimal. Oleh karena itu salah satu cara untuk mencapai keuntungan optimal adalah dengan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi seperti modal, tenaga kerja, bibit dan pakan.

Melihat permasalahan yang dikemukakan di atas maka permasalahan tersebut coba ditelaah dengan membatasi masalah efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Diantara faktor-faktor-faktor-faktor produksi yang akan diteliti adalah modal, tenaga kerja, pakan dan bibit. Pertimbangan lain bahwa faktor-faktor produksi di atas dapat dengan mudah diukur secara ekonomis. Adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah; “ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI IKAN MAS (Studi Pada

Pembudidaya Ikan Mas Kolam Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten

Cianjur)”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, bibit dan pakan pada produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur telah mencapai efisiensi optimum?


(10)

6

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

2. Bagaimana skala ekonomi pada budidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, bibit dan pakan pada produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur telah mencapai efisiensi optimum.

2. Untuk mengetahui bagaimana skala ekonomi pada budidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis.

Memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu ekonomi mikro dalam pembahasan efisiensi produksi.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan informasi bahwa efisiensi faktor produksi berpengaruh terhadap hasil produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur.

b. Sebagai bahan atau masukan bagi para pembudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur dalam produksinya agar mencapai jumlah yang optimal.


(11)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berkaitan dengan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi pada ikan mas. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dalam penelitian. Adapun objek dalam penelitian ini adalah pembudidaya ikan mas kolam jarring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Modal, Tenaga Kerja, Bibit, dan Pakan terhadap hasil produksi ikan mas.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif analitik. Suharsimi Arikunto (2006:136) mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah suatu cara penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah aktual, data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa yang menekankan pada studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi ini bisa berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes,


(12)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

gejala, pendapat, peristiwa-peristiwa, benda dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pembudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur sebanyak 296 orang dari 12 kelompok pembudidaya. (Laporan Kegiatan Tahunan Dinas Peternakan. Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Tahun 2010).

Menurut Arikunto (2006:110) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Sedangkan banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut:

) e ( ) N ( 1 N

n 2

 

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = presisi yang digunakan = 0,1

) 0,1 ( 296) ( 1 296 n 2   3,96 296 

= 74,74

Sehingga besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 75 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Sampel Random, oleh karena itu setiap pembudidaya mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.


(13)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Adapun besarnya sampel untuk masing kelompok pembudidaya dapat diamati melalui tabel berikut:

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Sampel Penelitian

No. Nama Kelompok Populasi Sampel

1. Sari Mukti 40 10

2. Paspor 15 3

3. Tirta Kencana 30 8

4. Mitra Mandiri 20 5

5. Mina Tani Mandiri 40 10

6. Baruna Jaya 17 4

7. Sinar Harapan 20 5

8. Saluyu 12 3

9. Citra Gemulung 12 3

10 Kenanga 1 30 8

11. Kenanga II 30 8

12. Kenanga III 30 8

Jumlah 296 75

Sumber : data prapenelitian (diolah)

3.4 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yang akan diteliti. Untuk memberikan arah dalam pengukurannya variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam konsep teoritis, konsep empiris, dan konsep analitis sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala Ukuran

Modal (X1) Modal adalah jumlah

seluruh modal kerja untuk menunjang proses usaha atau aktivitas produksi.

Jumlah rata-rata seluruh modal kerja dari pembudidaya ikan mas untuk aktivitas produksi pada 3 kali panen

Data diperoleh dari responden tentang: Jumlah rata-rata seluruh modal kerja dari

pembudidaya ikan mas untuk aktivitas produksi


(14)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

terakhir di tahun 2011

pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah.

Rasio

Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak

langsung menjalankan kegiatan produksi

1.Jumlah seluruh tenaga kerja pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

2.Jumlah efektif hari kerja pada 3 kali panen terakhir tahun 2011. 3.Besarnya upah

tenaga kerja tiap hari kerja pada 3 kali panen terakhir tahun 2011. 4.Jumlah rata-rata

upah tenaga kerja tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

Data diperoleh dari responden tentang: 1.Jumlah tenaga kerja

pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan orang. 2.Jumlah efektif hari

kerja pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan hari. 3.Besarnya upah tenaga

kerja tiap hari kerja pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah. 4.Jumlah rata-rata upah

tenaga kerja tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah

Rasio

Bibit (X3) Bibit ikan adalah

fase atau tingkatan benih ikan yang berumur 4 hari sejak telur menetas sampai mencapai umur 90 hari serta mempunyai kriteria yang berbeda dengan ikan dewasa

1.Jumlah bibit yang digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

2.Harga bibit yang digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

3.Jumlah rata-rata harga bibit yang digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

Data diperoleh dari responden tentang: 1. Jumlah bibit yang

digunakan pada 3 kali panen yang terakhir tahun 2011 dalam satuan kg

2. Harga bibit /kg pada 3 kali panen yang terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah. 3. Jumlah rata-rata harga

bibit yang digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah.

Rasio

Pakan (X4) Pakan adalah

Makanan ikan yang diproduksi oleh perusahaan untuk kelangsungan hidup

1. Jumlah pakan yang digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

Data diperoleh dari responden tentang: 1. Jumlah pakan yang

digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun


(15)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

organisme. 2. Harga pakan yang

digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011. 3. Jumlah rata-rata

harga pakan digunakan tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

2011 dalam satuan kg. 2. Harga pakan /kg yang

digunakan pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah.

3. Jumlah rata-rata harga pakan yang digunakan tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah.

Rasio

Produksi (Y)

Produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input produksi.

1.Jumlah produksi ikan mas pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

2.Harga ikan mas pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

3.Jumlah rata-rata harga ikan mas tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011.

Data diperoleh dari responden tentang: 1. Jumlah produksi ikan

mas pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan kg. 2. Harga ikan mas /kg

pada 3 kali panen kaliterakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah. 3. Jumlah rata-rata harga

ikan mas tiap produksi pada 3 kali panen terakhir tahun 2011 dalam satuan rupiah

Rasio

3.5 Sumber Data

Data dalam penelitian diperoleh melalui 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket kepada pembudidaya yang menjadi sampel penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten Cianjur, BPS dan berbagai artikel dalam internet.


(16)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melaui:

1. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression) melalui fungsi Cobb- Douglas. Sedangkan untuk membantu analisis, digunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 6.

Model fungsi Cobb-Douglas adalah: Y=aX1b1, X2b2, X3b3, X4b4

Dimana :

Y = hasil produksi sandal

a = konstanta (intersep)

X1 = modal

X2 = tenaga Kerja

X3 = bibit

X4 = pakan


(17)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Persamaan tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi berganda pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1 dan b2 adalah tetap

walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat dimengerti karena b1 dan b2 pada fungsi Cobb-Douglas adalah sekaligus menunjukan

elastisitas X terhadap Y, sehingga ada tiga kemungkinan fase yang akan terjadi: Jika b < 1 maka decreasing returns to scale

Jika b > 1 maka increasing returns to scale Jika b = 1 maka constant returns to scale

Proses alur analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur analisis data LAMPIRAN C

MENGHITUNG EFISIENSI DAN SKALA EKONOMI DESKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

UJI HIPOTESIS LAMPIRAN D

LAMPIRAN E

PEMBAHASAN DAN HASIL ANGKET PENELITIAN

DATA VARIABEL PENELITIAN

UJI ASUMSI KLASIK LAMPIRAN A


(18)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas 3.7.1 Menghitung Efisiensi Produksi

1. Efisiensi Teknik

Secara matematis, efisiensi teknik dapat diketahui melalui elastisitas produksinya (Ep) :

�� = Δ Y/Y ΔX/X

atau

�� = Δ Y/X ΔX/Y

ΔY/ΔX adalah Marginal Psysical Product (MPP)

Y/X adalah Average Psysical ProductI (APP). Efisiensi teknis akan tercapai pada Ep = 1, yaitu :

�� = MPP

APP

Atau MPP = APP

2. Efisiensi Harga

Untuk menghitung efisiensi harga, dapat dianalisis dengan memenuhi syarat kecukupan sebagai berikut :

MPX1 MPX2 MPX 3 MPX4

= = = =1 PX1 PX2 PX3 PX4

Keterangan :

MP = Marginal Product masing- masing faktor produksi P = Harga masing – masing faktor produksi

X1 = Modal

X2 = Tenaga Kerja

X3 = Bibit


(19)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

Efisiensi Harga = MP

PX

Produk Marginal =�� . Y

X1

Keterangan:

MP = Tambahan hasil Produksi (Marginal Product) bi = Elastisitas produksi

Y = Rata-rata hasil produksi Xi = Rata-rata faktor produksi

Px = Harga Faktor Produksi

Efisiensi akan tercapai apabila perbandingan antara Produk Marginal (PM) dengan Harga Faktor Produksi (Px) = 1. (Sudarsono, 1995:131)

3. Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi merupakan perbandingan antara nilai marjinal dengan harga faktor produksi, dari masing-masing faktor produksi yang digunakan. Secara matematis efisiensi ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut :

MVPx1 MVPx2 MVPx3 MVPx4 = = =

Px1 Px2 Px3 Px4

Keterangan :

MVP = Marginal Value Product

P = Harga masing-masing faktor produksi X1 = Modal

X2 = Tenaga Kerja

X3 = Bibit

X4 = Pakan

Kemudian rumus dari efisiensi ekonomi adalah

MVP =�� Y


(20)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Jika MVPx1 / Px1 > 1 artinya penggunaan input X belum mencapai efisiensi

optimum. Untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.

Jika MVPx1 / Px1 = 1 artinya penggunaan input X sudah mencapai efisiensi

optimum. Maka input X harus dipertahankan.

Jika MVPx1 / Px1 < 1 artinya penggunaan input X sudah melebihi titik

optimum (tidak efisien). Untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi. (Soekartawi, 1994:42)

3.7.2 Menghitung Skala Produksi

Untuk menguji skala kenaikan hasil sama dengan satu atau tidak sama dengan satu yang dicapai dalam proses produksi maka digunakan jumlah elastisitas produksi (∑bi). Dari hasil penjumlahan tersebut ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu :

1. Jika Σbi > 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi

skala output yang meningkat (Increasing Returnss to Scale).

2. Jika Σbi = 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi

skala output yang konstan (Constant Returnss to Scale).

3. Jika Σbi < 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi


(21)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas 3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Uji t

Pengujian secara parsial dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis dengan langkah sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi

H0 : β1, β2, β3, β4, = 0, artinya masing-masing variabel Xi tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel Y, dimana i =1,2,3,4

Ha : β1,β2,β3,β4 > 0, artinya masing-masing variabel Xi memiliki pengaruh

positif terhadap variabel Y, dimanai =1,2,3,4

2. Untuk menguji hipotesis secara parsial dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

t =β 1−β1

se β1 (Gujarati, 2003: 249)

2. Setelah diperoleh t statistik atau t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t tabel dengan  disesuaikan.

4. Kriteria uji t:

Ho diterima jika t statistik < t tabel, df [k;(n-k)] Ho ditolak jika t statistik  t tabel, df [k;(n-k)]

Artinya : apabila t statistik  t tabel maka koefisien korelasi parsial tersebut signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent), atau sebaliknya jika t statistik < t tabel maka koefisien korelasi parsial tersebut


(22)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

tidak signifikan dan menunjukan tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent). Dalam pengujian hipotesis melalui uji t derajat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikasi 95%.

3.8.2 Uji F

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :

F = β 2 yix2i+β 3 yix3i ∕2 ui2∕ n−4 =

ESS∕df

RSS∕df (Gudjarati,2003:255)

2. Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya bandingkan dengan F tabel berdasarkan besarnya  dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).

3. Kriteria Uji F

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (keseluruhan

variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (keseluruhan


(23)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas 3.8.3 Uji R2

Menurut Gujarati (2003:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Rumus yang digunakan adalah:

R2 = β 2 yix2i+β 3 yix3i

yi2 (Gujarati, 2003: 93)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

- Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel semakin erat atau baik

- Jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel kurang erat atau baik.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Parameter persamaan regresi linier berganda dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atau ordinary least square (OLS). Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesa yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar tiga asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Ketiga asumsi tersebut adalah:


(24)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas 3.9.1 Uji Multikolinearitas

Pada mulanya multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Dalam hal ini variabel-variabel bebas ini bersifat tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Jika terdapat korelasi yang sempurna diantara sesama variabel-veriabel bebas sehingga nilai koefisien korelasi diantara sesama variabel bebas ini sama dengan satu, maka konsekuensinya adalah:

1. nilai koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

2. nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Apabila terjadi multikolinearitas maka koefisiensi regresi dari variabel X tidak dapat ditentukan (interminate) dan standard error-nya tak terhingga (infinite). Jika multikolinearitas terjadi akan timbul akibat sebagai berikut:

1. Walaupun koefisiensi regresi dari variabel X dapat ditentukan (determinate), tetapi standard error-nya akan cenderung membesar nilainya sewaktu tingkat kolinearitas antara variabel bebas juga meningkat.

2. Oleh karena nilai standard error dari koefisiensi regresi besar maka interval keyakinan untuk parameter dari populasi juga cenderung melebar.

3. Dengan tingginya tingkat kolinearitas, probabilitas untuk menerima hipotesis, padahal hipotesis itu salah menjadi membesar nilainya.


(25)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

4. Bila multikolineartas tinggi, seseorang akan memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak ada atau sedikit koefisiensi regresi yang signifikan secara statistik.

Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan multikolinieritas dalam model regresi OLS, yaitu:

1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2. Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu

dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3. Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi

terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu,

maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4. Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.

5. Variance inflation factor dan tolerance.

Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Gujarati (2006:45) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(26)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

2. Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu, yang dikenal sebagai penggabungan data (pooling the data)

3. Mengeluarkan satu variabel atau lebih.

4. Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.

Multikolinearitas merupakan kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas Xi dan hubungan yang terjadi cukup

besar. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mudrajad Kuncoro (2004: 98) bahwa uji multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Ini suatu masalah yang sering muncul dalam ekonomi karena in economics,

everything depends on everything else.

3.9.1 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar populasi atau sampel, semakin besar varian). Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :


(27)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

2. Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas. b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka

pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai

taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3. Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk,

diantaranya: 1 i 2 1 i 1 i 2 1

i X atau û X

û      

4. Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :

 

         1 n n d 6 -1 rs 2 2 1 Dimana :

d1 = perbedaan setiap pasangan rank


(28)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2hitung dan χ2tabel, apabila χ2

hitung > χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi

heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2hitung < χ2tabel maka

hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak. Dalam

metode White selain menggunakan nilai χ2

hitung, untuk memutuskan apakah

data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas Chi Squares < α, berarti Ho ditolak jika probabilitas Chi Squares > α, berarti Ho diterima.

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.

3.9.1 Uji Autokorelasi

Dalam suatu analisa regresi dimungkinkan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas atau berkorelasi sendiri, gejala ini disebut autokorelasi. Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang.


(29)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya korelasi antara variabel penganggu (disturbance term) dalam multiple regression. Faktor-faktor penyebab autokorelasi antara lain terdapat kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag dalam model dan tidak dimasukkannya variabel penting.

Konsekuensi adanya autokorelasi menyebabkan hal-hal berikut:

1. Parameter yang diestimasi dalam model regresi OLS menjadi bias dan varian tidak minim lagi sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat dan tidak efisien.

2. Varians sampel tidak menggambarkan varians populasi, karena diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians residual taksiran.

3. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari variabel bebas tertentu.

4. Uji t tidak akan berlaku, jika uji t tetap disertakan maka kesimpulan yang diperoleh pasti salah.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, melalui:

1. Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual

dengan trend waktu.

2. Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi

4. Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel.


(30)

103

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan mengenai analisi efisiensi ekonomi dalam penggunaan faktor-faktor produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur diantaranya:

1. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh pembudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur belum mencapai efisiensi optimum.

2. Skala produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur berada pada tahap yang meningkat (increasing returns to scale).

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis rekomendasikan selanjutnya adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan pemudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur, perlu dilakukan penambahan faktor-faktor produksi hingga mencapai efisiensi optimum dalam peggunaan faktor produksi. Faktor produksi modal harus ditambah sampai pada tingkat Marginal Value Product modal optimum sebesar 105,54. Faktor produksi tenaga kerja harus ditambah sampai pada tingkat Marginal

Value Product tenaga kerja optimum sebesar 20,41. Faktor produksi bibit


(31)

104

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

sebesar 43,50. Faktor produksi pakan harus ditambah sampai pada tingkat

Marginal Value Product pakan optimum sebesar 6,44.

2. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi modal harus ditambah sebesar Rp 7.011.790,5. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi tenaga kerja harus ditambah sebesar Rp 1.355.984,8. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi bibit harus ditambah sebesar Rp 2.890.021,7. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi pakan harus ditambah sebesar Rp 427.856,1.

3. Mengadakan forum komunikasi kelompok pembudidaya ikan secara rutin, agar memperoleh informasi dalam meningkatkan hasil produksi ikan mas dan upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah budidaya ikan mas. 4. Dalam menambah jumlah faktor-faktor produksi yang untuk mencapai

efisiensi optimum, pembudidaya tentunya memerluakan modal tambahan. Ada pun beberapa pilihan untuk mendapatkan modal tersebut diantaranya: a. Mengajukan Kredit Usaha Rakyat kepada bank yang ditunjuk pemerintah

dalam program tersebut, seperti; BRI, BTN, BNI, dan Bank Mandiri. b. Mengajukan proposal ke Kementrian KUKM guna mendapatkan dan

hibah yang bisa digunakan untuk tambahan modal.

c. Ikut serta dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang berkaitan dengan mengembangan usaha.

5. Mengingat dalam usaha meningkatkan produksi ikan mas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar ekonomi, Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan faktor-faktor


(32)

105

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas

ekonomi yang belum penulis teliti, diantaranya dapat memasukan variabel teknologi, perilaku kewirausahaan, manajerial, sedangkan untuk faktor diluar ekonomi dapat memasukan variabel kebijakan harga pemerintah dan sosial ekonomi sehingga dapat memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan mas di waduk Cirata Kabupaen Cianjur.


(33)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng & Rohmana, Yana (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Bandung

Arsyad Lincolin. (2000). Ekonomi Manajerial. BPFE. Yogyakarta Badan Pusat Statistik. (2010). PDRB Kabupaten/Kota di Indonesia _________________ (2010). PDRB Provinsi di Indonesia

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan Kabupaten Cianjur. (2010).

Laporan Kerja Tahunan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan

Kabupaten Cianjur Tahun 2010. Cianjur, Tidak diterbitkan. Dumairy (1996), Perekonomian Indonesia. Erlangga: Jakarta

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. (2003). Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta.

Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mudrajat Kuncoro. (2000). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Nazir Mohamad. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Richard A. Billas.(1992). Teori Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta.

Salvatore Dominick, (2005). Ekonomi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. PT

Media Global Edukasi. Jakarta.

Soekirno Sadono. (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Bima Grafika. Jakarta.


(34)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soekartawi. (1994). Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudarsono. (1995). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Suhartati Tati. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Ekonisia: Yogyakarta.

Vincent Gasperesz. (2005). Ekonomi Manajerial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

INTERNET

http://www.bps.go.id /brsfile/pdb.html

http://benihikan.net/category/perikanan-budidaya.html http://www.lestarimandiri.org/id/perikanan.html

TESIS, SKRIPSI

Dwi Arie Putranto (2007). Analisis Efisiensi Produksi Kasus Pada Budidaya

Penggemukan Kepiting Bakau Di Kabupaten Pemalang. Tesis Pada


(35)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Warsana (2007). Analisis Efisiensi Dan Keuntungan Usaha Tani Jagung (Studi

Di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora) Tesis Pada PASCASARJANA

UNDIP tidak diterbitkan.

Rita Yunus (2009). Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging Pola Kemitraan Dan Mandiri Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Tesis Pada PASCASARJANA UNDIP tidak diterbitkan.

Siti Fatimah (2009). Analisis Penggunaan Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Petani Tambak Udang Windu (Studi kasus di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Dani Ramdani (2010) Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Industri Senapan Angin (Suatu Kasus Pada Sentra Produksi Senapan Angin Cikeruh Kabupaten Sumedang, Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Kinanti Geminastiti Hilmiatussadiah (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi Dalam

Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Budidaya Tanaman Hias (Kasus Pada Tanaman Hias Mawar Pot Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.


(1)

103

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan mengenai analisi efisiensi ekonomi dalam penggunaan faktor-faktor produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur diantaranya:

1. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh pembudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur belum mencapai efisiensi optimum.

2. Skala produksi ikan mas kolam jaring apung di Waduk Ciarata Kabupaten Cianjur berada pada tahap yang meningkat (increasing returns to scale).

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis rekomendasikan selanjutnya adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan pemudidaya ikan mas kolam jaring apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur, perlu dilakukan penambahan faktor-faktor produksi hingga mencapai efisiensi optimum dalam peggunaan faktor produksi. Faktor produksi modal harus ditambah sampai pada tingkat Marginal Value Product modal optimum sebesar 105,54. Faktor produksi tenaga kerja harus ditambah sampai pada tingkat Marginal

Value Product tenaga kerja optimum sebesar 20,41. Faktor produksi bibit


(2)

104

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebesar 43,50. Faktor produksi pakan harus ditambah sampai pada tingkat

Marginal Value Product pakan optimum sebesar 6,44.

2. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi modal harus ditambah sebesar Rp 7.011.790,5. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi tenaga kerja harus ditambah sebesar Rp 1.355.984,8. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi bibit harus ditambah sebesar Rp 2.890.021,7. Untuk mencapai efisiensi optimum faktor produksi pakan harus ditambah sebesar Rp 427.856,1.

3. Mengadakan forum komunikasi kelompok pembudidaya ikan secara rutin, agar memperoleh informasi dalam meningkatkan hasil produksi ikan mas dan upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah budidaya ikan mas. 4. Dalam menambah jumlah faktor-faktor produksi yang untuk mencapai

efisiensi optimum, pembudidaya tentunya memerluakan modal tambahan. Ada pun beberapa pilihan untuk mendapatkan modal tersebut diantaranya: a. Mengajukan Kredit Usaha Rakyat kepada bank yang ditunjuk pemerintah

dalam program tersebut, seperti; BRI, BTN, BNI, dan Bank Mandiri. b. Mengajukan proposal ke Kementrian KUKM guna mendapatkan dan

hibah yang bisa digunakan untuk tambahan modal.

c. Ikut serta dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang berkaitan dengan mengembangan usaha.

5. Mengingat dalam usaha meningkatkan produksi ikan mas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar ekonomi, Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan faktor-faktor


(3)

105

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ekonomi yang belum penulis teliti, diantaranya dapat memasukan variabel teknologi, perilaku kewirausahaan, manajerial, sedangkan untuk faktor diluar ekonomi dapat memasukan variabel kebijakan harga pemerintah dan sosial ekonomi sehingga dapat memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan mas di waduk Cirata Kabupaen Cianjur.


(4)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng & Rohmana, Yana (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Bandung

Arsyad Lincolin. (2000). Ekonomi Manajerial. BPFE. Yogyakarta Badan Pusat Statistik. (2010). PDRB Kabupaten/Kota di Indonesia _________________ (2010). PDRB Provinsi di Indonesia

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan Kabupaten Cianjur. (2010).

Laporan Kerja Tahunan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan

Kabupaten Cianjur Tahun 2010. Cianjur, Tidak diterbitkan. Dumairy (1996), Perekonomian Indonesia. Erlangga: Jakarta

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. (2003). Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta.

Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mudrajat Kuncoro. (2000). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Nazir Mohamad. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Richard A. Billas.(1992). Teori Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta.

Salvatore Dominick, (2005). Ekonomi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. (2003). Ilmu Mikro Ekonomi. PT

Media Global Edukasi. Jakarta.

Soekirno Sadono. (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Bima Grafika. Jakarta.


(5)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soekartawi. (1994). Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudarsono. (1995). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan Ekonomi

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Suhartati Tati. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Ekonisia: Yogyakarta.

Vincent Gasperesz. (2005). Ekonomi Manajerial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

INTERNET

http://www.bps.go.id /brsfile/pdb.html

http://benihikan.net/category/perikanan-budidaya.html http://www.lestarimandiri.org/id/perikanan.html

TESIS, SKRIPSI

Dwi Arie Putranto (2007). Analisis Efisiensi Produksi Kasus Pada Budidaya

Penggemukan Kepiting Bakau Di Kabupaten Pemalang. Tesis Pada


(6)

Firman Feisal, 2012

Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Faktor Produksi Ikan Mas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Warsana (2007). Analisis Efisiensi Dan Keuntungan Usaha Tani Jagung (Studi

Di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora) Tesis Pada PASCASARJANA

UNDIP tidak diterbitkan.

Rita Yunus (2009). Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging Pola Kemitraan Dan Mandiri Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Tesis Pada PASCASARJANA UNDIP tidak diterbitkan.

Siti Fatimah (2009). Analisis Penggunaan Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Petani Tambak Udang Windu (Studi kasus di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Dani Ramdani (2010) Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Industri Senapan Angin (Suatu Kasus Pada Sentra Produksi Senapan Angin Cikeruh Kabupaten Sumedang, Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Kinanti Geminastiti Hilmiatussadiah (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi Dalam

Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Budidaya Tanaman Hias (Kasus Pada Tanaman Hias Mawar Pot Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.