MODEL QUANTUM WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ESAI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PEND.BAHASA INDONESIA FKIP UNPAS TAHUN AKADEMIK 2010/2011.

(1)

v DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

PENGESAHAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Manfaat Penelitian 8

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 8

1.6 Definisi Operasional 10

BAB II LANDASAN TEORETIS 11

2.1 Kemampuan Berpikir dalam Model Quantum Writing 11

2.1.1 Hakikat Berpikir 11

2.1.2 Etika Umum Berpikir 12

2.1.3 Cara Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri 14

2.2 Model Quantum Writing 16

2.2.1 Pengertian Model Quantum Writing 16 2.2.2 Menulis Sinergi Gaya Quantum Writing 17 2.2.3 Langkah-langkah Model Quantum Writing 27

2.3 Kompetensi Menulis 31

2.3.1 Pengertian Menulis 31

2.3.2 Tujuan Menulis 36

2.3.3 Manfaat Menulis 38


(2)

vi

2.3.5 Proses Penulisan 41

2.3.6 Sumber-sumber Menulis 45

2.4 Esai 48

2.4.1 Sejaran Esai 48

2.4.2 Pengertian Esai 49

2.4.3 Karakteristik Esai 50

2.4.4 Jenis Esai 52

2.4.5 Cara Menyusun Esai 53

2.4.6 Tips Menulis Esai 56

2.4.7 Komposisi Esai 57

2.5 Unsur Kesatuan dan Kepaduan 58

2.5.1 Pengertian Unsur Kepaduan (Kohesi) 59 2.5.2 Piranti Unsur Kepaduan (Kohesi) 60 2.5.3 Pengertian Unsur Kesatuan (Koherensi) 61 2.5.4 Syarat-syarat Unsur Kesatuan Tulisan 64

BAB III METODE PENELITIAN 66

3.1 Metode Penelitian 66

3.2 Prosedur Penelitian 68

3.3 Instrumen Penelitian 71

3.4 Tahapan Penelitian 79

3.5 Populasi dan sampel 79

3.6 Teknik Analisis Data 80

BAB IV ANALISIS ESAI 90

4.1 Analisis Data Esai 83

4.1.1 Esai “Keindonesiaan Itu” karya Yonky Karman 84 4.1.2 Esai “Menakar Kekerasan Diri Kita” karya Surahmat 90 4.1.3 Esai “Pembangunan Gerus Kearifan Lokal” karya 95

Wisasto Raharjo

4.1.4 Esai “Perkawinan pada Masyarakat Betawi” karya Dinna 101 Safitri


(3)

vii

4.2 Hasil Analisis 118

4.3 Pembahasan Hasil Analisis 119

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL

QUANTUM WRITING 121

5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan 121 5.2 Penerapan Model Quantum Writing dalam Pembelajaran

Menulis Esai 153

5.2.1 Rancangan Model Quantum Writing 153 5.2.2 SAP dengan Menerapkan Model Quantum Writing 160 5.3 Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Esai Kelas

Eksperimen 169

5.3.1 Identifikasi Sampel 169

5.3.2 Analisis Produk Esai 171

5.3.3 Data Nilai Kemampuan Menulis Esai Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol 214

5.3.4 Pengujian Sifat data 215

A. Uji Normalitas setiap Variabel 215 B. Uji Homogenitas setiap Variabel 217

C. Uji Hipotesis 218

5.4 Respons Dosen dan Mahasiswa Terhadap Penerapan

Model Quantum Writing 221

5.4.1 Data dan Hasil Observasi 221

5.4.2 Data dan Hasil Angket 227

5.4.3 Analisis Hasil Wawancara dengan Dosen 232 5.4.4 Analisis Hasil Wawancara dengan Mahasiswa 235 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 238

B. Saran 242

DAFTAR PUSTAKA 243


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi manusia. Melalui bahasa kita mendapatkan beberapa informasi penting. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh karena itu, bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Selain bahasa lisan, kita juga mengenal adanya bahasa tulisan yang dipelajari dalam kegiatan menulis. Menulis adalah mengkomunikasikan sesuatu melalui lambang-lambang tulisan. Dalam kegiatan menulis, ada dua permasalahan pokok, yaitu memilih atau menemukan gagasan dan memilih bahasa atau ungkapan untuk mengungkapkan gagasan itu.

Salah satu jenis keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap sulit (Alwasilah,1994). Anggapan ini mengakibatkan minimnya jumlah orang yang berminat menulis walaupun kegiatan ini harus selalu dihadapi, terutama oleh kaum akademisi, seperti melakukan penelitian, menulis laporan kegiatan lapangan, menulis laporan buku, dan menulis makalah atau esai.

Sekalipun mereka menulis, pada umumnya mereka menulis karena terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan mahasiswa (Akhadiah, dkk., 1994 dan Sujanto, 1988). Banyak hal yang


(5)

bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan menulis, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib (Akhadiah, 1994:1-2). Hal yang hampir senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) lebih lanjut mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain bagi bangsa yang terpelajar.

Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik, kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan model pembelajaran menulis yang nyaman (tidak membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran. Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik. Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang mendapatkan kesulitan untuk mewujudkan sebuah wacana (tulisan) yang memiliki kesatuan serta kepaduan yang logis, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu perlakuan khusus terhadap mahasiswa agar mereka mampu menyusun sebuah tulisan yang memiliki kesatuan dan kepaduan melalui pembelajaran tentang menulis esai. Perlakuan ini sejalan


(6)

dengan temuan Coe dan Rycroft (1986:1-2) yang menandaskan bahwa tujuan keterampilan menulis adalah untuk menolong pembelajar dapat menulis surat, cerita, dan teks lainnya. Kalau berbicara dikatakan sebagai aktivitas spontan, maka menulis merupakan proses yang harus direncanakan dan diorganisasi secara baik. Berdasarkan pernyataan tersebut, mereka menemukan beberapa alasan utama penyebab tulisan pembelajar sulit dimengerti atau tidak efektif, yakni kalimat-kalimat yang mereka susun tanpa pungtuasi secara tepat dan hubungan antaride tidak jelas karena tidak ditempatkan secara baik.

Implikasi lain yang muncul dari pernyataan di atas adalah masih rendahnya kemampuan para penulis (mahasiswa) menata informasi. Dalam tulisan esai, gagasan-gagasan penulis harus selalu didukung oleh pendapat pakar, hasil penelitian, hasil pengamatan, hasil pemikiran, dan fakta-fakta lain yang diperlukan. Informasi-informasi yang diperlukan tersebut dapat berbentuk pernyataan yang mendukung dan dapat pula berbentuk pernyataan yang menolak. Pada situasi demikian, seorang penulis harus mampu menatanya secara baik dengan mampu memadupadankan sebuah tulisan, baik antarkalimat maupun antarparagraf. Ada beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan, di antaranya penelitian-penelitian tentang konjungsi dalam tulisan, yaitu:

Hasil penelitian Suryadi (1997) tentang analisis kesalahan sintaksis dalam laporan PPL mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam penulisan kalimat dalam wacana. Kesalahan yang terjadi terutama kesalahan yang disebabkan oleh adanya redundansi yang


(7)

menjadikan kalimat tidak efektif, interferensi (penggunaan kosakata yang tidak baku), dan konjungsi (penggunaan kata sambung yang masih keliru).

Temuan Kurniawan (1995) tentang bahasa tulis mahasiswa adalah kemampuan mahasiswa menulis kalimat efektif masih sangat lemah. Sebagian besar mahasiswa (60%) tidak mampu menyusun kalimat secara efisien, logis atau nalar, dan koheren serta kohesif. Hal-hal yang cukup mencolok dari temuan tersebut adalah sebagian besar mahasiswa tidak mampu menggunakan konjungsi dalam kalimat.

Relevansi temuan-temuan terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah (1) ketidakmampuan mahasiswa menyusun kalimat secara efektif, baik sisi efisiensi, logika, kohesivitas dan koherensi menunjukkan bahwa masih lemahnya mereka menguasai aspek kesatuan dan kepaduan dalam menyusun wacana dan (2) temuan tentang kesulitan mahasiswa menuangkan gagasannya dalam menulis dikarenakan belum ada model yang mengarahkan potensi menulis mahasiswa secara tepat.

Sesuai dengan relevansi di atas, penelitian ini setidaknya akan dapat menindaklanjuti temuan-temuan tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan keterampilan menulis, dirasa dapat menjadi obat yang tepat bagi ‘penyakit’ yang selama ini dirasakan mahasiswa yaitu kesulitan menuangkan ide dalam tulisan. Model pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi penulis menuangkan gagasannya dalam menulis dirasa sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Model quantum writing merupakan salah satu model pembelajaran khusus menulis. Mengenai quantum


(8)

writing, Hernowo (2004:10) berpendapat quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. Langkah-langkah pembelajaran dalam quantum writing adalah: (1) tahap persiapan; (2) tahap draft kasar; (3) tahap berbagi; (4) tahap penyuntingan; (5) tahap perbaikan; (6) tahap penulisan kembali; (7) tahap evalusi. Dengan demikian, proses kegiatan menulis akan menyenangkan dan penuh gairah, sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah penggunaan model quantum writing dalam meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Salah satu kasus jenis tulisan yang sering digunakan dalam dunia akademis adalah jenis tulisan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan. Sekaitan dengan hal itu, maka penulis mencoba membuat penelitian dengan judul “Model Quantum Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas Tahun Akademik 2010/2011.”


(9)

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas?” Agar penelitian ini lebih terfokus, rumusan masalah tersebut lebih dipertajam dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas?

2) Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas?

3) Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan menulis esai antara mahasiswa yang diberi perlakuan model quantum writing dengan mahasiswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional?


(10)

4) Apakah dosen dan mahasiswa merespons secara positif penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai ialah:

1) mengetahui kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;

2) mengetahui rancangan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas;

3) mengetahui hasil penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

4) mengetahui renpons dosen dan mahasiswa terhadap penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan.


(11)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini, ialah:

1) bagi penulis, kegiatan penelitian ini tentunya bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis, khususnya dalam pembelajaran menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan; 2) memberikan sumbangan bermakna terhadap dunia pendidikan khususnya

dalam bidang pembelajaran;

3) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran dalam kegiatan menulis esai;

4) dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar

Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. 1) Mahasiswa memiliki potensi untuk mampu menulis, termasuk menulis esai. 2) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun unsur kesatuan dan

kepaduan dalam kegiatan menulis esai.

3) Kemampuan menulis mahasiswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan yang proporsional dengan teknik yang bervariasi.

4) Model quantum writing merupakan model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran menulis esai.


(12)

1.5.2 Hipotesis

Penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut.

1) Kemampuan awal menulis esai mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas belum maksimal.

2) Model quantum writing dapat diterapkan sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

3) Model quantum writing tepat digunakan sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

4) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model konvensional.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat dalam judul, sebagai berikut.


(13)

1) Model quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain.

2) Menulis esai adalah kegiatan mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangan mengenai suatu topik secara kreatif dalam wujud tulisan yang bersifat prosais, subjektif, dengan bentuk yang tidak terlalu panjang dan cara penuturan yang sebaik-baiknya. Meskipun esai bersifat subjektif, namun mengenai akurasi, faktualitas, dan aktualitas dari materi tulisan tetap harus diperhatikan.

3) Unsur kepaduan adalah struktur paragraf di mana bagian-bagiannya sangat cocok satu sama lain, sedangkan unsur kesatuan merupakan ide pemersatu dalam sebuah paragraf.

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan, bahwa model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan adalah penerapan model pembelajaran menulis yang berusaha mengarahkan mahasiswa untuk mampu dan terampil mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangannya ke dalam tulisan berbentuk esai, melalui kegiatan menulis yang menyenangkan dan menggairahkan.


(14)

61 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian dengan menggunakan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat (cause of effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Penelitian eksperimen yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asli manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti (syamsuddin & Damaianti, 2009:162). Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan the randomized pretest-posttest control group design. Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Treatment group ER O1 XA O2

Control group KR O3 XB O4


(15)

Keterangan

ER : kelas ekperimen KR : kelas kontrol

O1 : kelas eksperimen sebelum perlakuan (pretest) O2 : kelas eksperimen setelah perlakuan (posttest) XA : penerapan model quantum writing

XB : penerapan metode konvensional O3 : kelas kontrol (pretest)

O4 : kelas kontrol (posttest)

Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen sebagai berikut:

1. memilih sampel secara random;

2. memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O1 dan tes awal untuk kelas kontrol untuk memperoleh O3;

3. memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol; 4. memberikan tes akhir pada kelas eksperimen untuk memperoleh O2 dan

kelas kontrol untuk memperoleh O4;

5. menghitung hasil rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol; 6. menghitung standar deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol;

7. menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O3 dan kelas kontrol O4; 8. menentukan dasar taraf signifikan ( @ ) yaitu 5% atau 0,05;


(16)

Dari langkah-langkah itu dapat diperjelas dengan pola penelitian sebagai berikut:

Pola Penelitian Eksperimen Tes Awal dan Tes Akhir Sampel Ekuivalen yang Dimodifikasi (Syamsudin & Damaianti, 2009: 174)

Keterangan

R : Pemilihan sampel secara random

A : Sampel kelas eksperimen dengan model quantum writing B : Sampel kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional O1 : Tes awal kelas eksperimen dengan model quantum writing O2 : Tes akhir kelas eksperimen dengan model quantum writing O3 : Tes awal kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional O4 : Tes akhir kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional X : Pengajaran dengan model quantum writing

C : Pengajaran dengan model pembelajaran konvensional

3.2 Prosedur Penelitian

Sebagai langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel penelitian, yaitu kemampuan menulis esai


(17)

yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan dan penerapan model quantum writing.

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur eksperimen. Tahapan ini berlangsung sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, dengan respons mahasiswa yang diharapkan, maka penelitian dapat dilaksanakan hingga tahapan akhir.

Sebelum tahapan-tahapan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang telah disusun, dosen (yang menjadi model) mengajar dalam bentuk memeragakan salah satu keterampilan mengajar kemudian membuat SAP untuk kelasnya. SAP yang dikembangkan mengikuti yang diperagakan oleh dosen sebagai strategi dan model pembelajaran tetapi dalam topik dan bahan ajar yang berbeda. Dosen mempraktikkan rancangan pada kelas kecil (jumlah mahasiswa sedikit) selama penyajian diadakan pengamatan melalui rekaman video.

Prosedur penelitian eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan penelitian yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Merancang jadwal dengan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai. Proses belajar mengajar dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu hari Kamis dan Sabtu


(18)

pukul 07.00 s.d 09.30 di kelas semester VI-C dan di kelas semester VI-B. Penelitian berlangsung sekitar 3 minggu mulai tanggal 19 Mei 2011 sampai dengan 4 Juni 2011.

4. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal yang akan ditetapkan. Pada awal pelaksanaannya, untuk kelas eksperimen dan kontrol mahasiswa ditugaskan menulis esai berdasarkan tema yang telah mereka pilih sebelumnya. Setelah itu, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan (treatment) yang berbeda. Perlakuan yang diberikan yaitu sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen ditugaskan untuk menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan menggunakan model quantum writing dengan menerapkan sistem PAK! dengan langkah yaitu:

Sistem PAK! Strategi PAK! Pusatkan pikiran Gugus Tulis cepat

Atur Peta pikiran Kerangka

Karang Target Draft

Hebat! Hebat kreatif Hebat kritik

b. Kelas kontrol tidak menerapkan model quantum writing, akan tetapi hanya dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

5. Rentang waktu antara tes awal dengan tes akhir dua minggu. Waktu yang tersedia ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis esai mahasiswa dengan menerapkan model quantum writing.

6. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 4 Juni 2011. Pelaksanaan sama seperti tes awal.


(19)

3.3 Instrumen penelitian

Sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, instrumen penelitian ini terdiri atas tes menulis esai, pedoman penilaian menulis esai. Tes menulis esai terdiri atas tes awal dan tes akhir. Tes awal ini dirancang untuk mengukur kemampuan menulis mahasiswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes akhir dilaksanakan setelah perlakuan yang berbeda diberikan kepada kedua kelompok. Terakhir penulis menyiapkan angket sebagai instrumen untuk menggali informasi lebih jauh dari responden sesuai dengan permintaan penulis (Arikunto, 2006:151).

Instrumen-instrumen yang dibuat sebagai acuan pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam menulis kritik sastra adalah: 1) instrument pembelajaran; 2) soal tes; 3) pedoman observasi; 4) pedoman wawancara; dan 5) angket

1. Instrumen pembelajaran

Berupa SAP (Satuan Acara Perkuliahan) yang dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar, yaitu:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MENULIS ESAI DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL QUANTUM WRITING

Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daearah

Semester : VI (Enam)


(20)

Standar Kompetensi : Perkuliahan ini dapat membentuk kecakapan mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman berbagai permasalahan kebahasaan maupun kesastraan sehingga mampu menyampaikannya dalam bentuk esai yang relevan dengan tuntutan masalah secara kontekstual, logis, pragmatis, komunikatif, efesien, dan efektif.

Kompetensi Dasar :

• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal

• Menulis esai dengan padu padan

Indikator :

• Dapat menetapkan pokok bahasan

• Dapat merumuskan tesis

• Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

• Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

• Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

• Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah

• Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

• Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan antarunsur dalam paragraf esai

• Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika Alokasi waktu : 450 menit (10 x 45 menit); 5 pertemuan

Kegiatan Belajar Mengajar

Pertemuan ke-1 (pelaksanaan pretes) 1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator


(21)

b. Dapat merumuskan tesis

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

3. Tujuan pembelajaran Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

4. Materi Pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan 5. Metode pembelajaran

a. Tanya jawab b. Diskusi c. Penugasan

6. Langkah-langkah pembelajaran a. Pendahuluan (5 menit)


(22)

b. Inti (80 menit)

1) Pretes kemampuan menulis esai, berdasarkan teks bacaan yang telah ditentukan oleh dosen.

2) Dosen memberikan contoh esai. Contoh tersebut dijadikan standar kompetensi yang harus dicapai mahasiswa.

c. Penutup (5 menit)

Menginformasikan materi pembelajaran yang akan datang, yaitu menulis esai berdasarkan langkah-langkah model quantum writing. 7. Sumber belajar

a. Contoh esai

b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model quantum writing

8. Penilaian Pretes

Pertemuan ke-2 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum writing)

1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator

a. Dapat menetapkan pokok bahasan b. Dapat merumuskan tesis


(23)

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah 3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah

4. Materi pembelajaran

Langkah-langkah penulisan esai 5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning b. Model Quantum Writing


(24)

6. Langkah-langkah pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Inti (75 menit)

1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan santai;

2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat membantu upaya mereka;

3) mahasiswa diperlihatkan contoh esai yang tepat untuk mengarahkan mereka dapat membuat tulisan esai yang baik;

4) mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai materi tentang esai dan aktivitas yang harus dilakukan terhadap contoh esai tersebut; 5) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama,

jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu; 6) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan

langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai (langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat memusatkan pikirannya untuk menyusun gugus dengan teknik past writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil membaca sebelumnya.


(25)

7) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat, kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2 atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan baik.

8) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai dengan keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing. (langkah 3 karang; model quantum writing). Sebelum proses ‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke dalam kerangka esai.

9) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Penutup (5 menit)

Dosen menginformasikan materi yang akan datang

Pertemuan ke-3 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum writing)

1. Kompetensi Dasar

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal

2. Indikator

a. Dapat menetapkan pokok bahasan b. Dapat merumuskan tesis


(26)

c. Dapat menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Dapat mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Dapat menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya

f. Dapat menetapkan motivasi pemecahan masalah

g. Dapat menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

h. Dapat menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan antarunsur dalam paragraf esai

3. Tujuan pembelajaran Mahasiswa mampu:

a. Menetapkan pokok bahasan b. Merumuskan tesis

c. Menyusun paragraf pertama dengan menggunakan kata pancingan tertentu

d. Mengembangkan ide berdasarkan paragraf ‘pancingan’ di atas ke dalam pengembangan paragraf yang koheren

e. Menyusun kerangka esai berdasarkan penetapan kalimat utamanya f. Menetapkan motivasi pemecahan masalah

g. Menyusun bahasan berdasarkan hasil pengamatan

h. Menyusun data secara koheren sehingga tampak secara jelas pertautan antarunsur dalam paragraf esai


(27)

4. Materi pembelajaran

Langkah-langkah penulisan esai 5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Inti (75 menit)

1) mahasiswa diarahkan pada kondisi keadaan kelas yang nyaman dan santai;

2) memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa mata kuliah ini menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat membantu upaya mereka;

3) mahasiswa diberi teks bacaan untuk dibaca dengan seksama, jangan ciptakan keadaan mahasiswa merasa diburu oleh waktu; 4) dosen dan mahasiswa berdiskusi tentang tugas dan

langkah-langkah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menulis esai (langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum writing). Pada langkah ini dosen mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, dan penilaian yang diterapkan. Mahasiswa dapat memusatkan pikirannya untuk menyusun gugus dengan teknik past


(28)

writing, mereka menulis seluruh informasi yang diingat dari hasil membaca sebelumnya.

5) mahasiswa secara kritis menelaah gugus yang telaha mereka buat, kemudian mereka secara kreatif memilih gugus-gugus yang mereka anggap sesuai dengan tulisan yang akan mereka buat. (langkah 2 atur; model quantum writing). Atur harus dilakukan dengan kreatif, sehingga mahasiswa dapat menyusun peta pikiran dengan baik.

6) Mahasiswa secara kreatif menyusun peta pikiran esai sesuai dengan keinginan dan ekplorasi pikirannya masing-masing. (langkah 3 karang; model quantum writing). Sebelum proses ‘karang’ dilakukan, mahasiswa menyusun peta pikirannya ke dalam kerangka esai.

7) mahasiswa di bawah bimbingan dosen menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Penutup (5 menit)

Dosen menginformasikan materi pelajaran yang akan datang

Pertemuan ke-4 (pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum writing)

1. Kompetensi dasar

• Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan empiris dalam memproduksi tulisan esai tahap awal


(29)

2. Indikator

Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika

4. Materi pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan 5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran a. Pendahuluan (10 menit)

Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Inti (75 menit)

1) Mahasiswa mengamati hasil peta pikiran dan kerangka esai yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya (pertemuan kedua dan ketiga)

2) Mahasiswa mengembangkan kerangka esai menjadi tulisan esai yang utuh dengan sistematika sesuai dengan kerangka tersebut. 3) Mahasiswa menulis esai berdasarkan kerangka esai yang telah


(30)

baik. (langkah 4 hebat!; model quantum writing). Mahasiswa mampu menulis sebuah karya besar dalam hidupnya.

4) Pada menit ke-85, siswa mengumpulkan hasil tulisan mereka c. Penutup (5 menit)

Menginformasikan materi yang akan datang yaitu kegiatan menulis esai dengan tema yang lain.

Pertemuan ke-5 (pelaksanaan postes) 1. Kompetensi dasar

Menulis esai dengan padu padan 2. Indikator

Dapat menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika.

3. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu menyusun esai dengan menunjukkan sistematika bahasa yang tertib, cermat, komunikatif, serta beretika.

4. Materi pembelajaran

Menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan 5. Metode pembelajaran

a. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran active learning b. Model Quantum Writing

6. Langkah-langkah pembelajaran a. Pendahuluan (5 menit)


(31)

b. Inti (80 menit)

Postes menulis esai dengan teks bacaan yang telah ditentukan c. Penutup (5 menit)

Dosen menyampaikan kepada mahasiswa bahwa pertemuan ini adalah pertemuan terakhir pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model quantum writing.

7. Sumber belajar a. Teks bacaan

b. Buku-buku sumber yang berkaitan dengan menulis esai dan model quantum writing

8. Penilaian Postes 2. Instrumen Tes

Instrumen ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data untuk mengukur keefektifan model quantum writing. Keefektifan sebuah strategi pembelajaran terlihat dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa diukur melalui tes. Tes dilaksanakan dua kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Hasil kedua tes ini dibandingkan untuk melihat perbedaannya. Jika perbedaannya signifikan maka berarti model belajar tersebut efektif.

Hasil pretes dan postes menulis esai dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sebelumnya telah melalui proses pertimbangan dari para ahli. Kriteria penilaian tersebut sebagai berikut.


(32)

Tabel 3.2

Pedoman Penilaian Menulis Esai

No. Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja

1 2 3 4 5

1. Kualitas mengomunikasikan gagasan

a. Menunjukkan kejelasan pokok bahasan b. Merumuskan tesis secara jelas

c. Mampu menuangkan ide dengan menggunakan bahasa sendiri

d. Mampu menyusun peta pikiran secara kreatif

e. Mampu merumuskan kerangka esai dengan baik

2. Kualitas organisasi bangun esai a. Kesesuaian judul dengan isi

b. Kesesuaian tulisan esai dengan peta pikiran dan kerangka esai

c. Tulisan menunjukkan struktur organisasi yang logis

3. Gaya argumentasi

a. Motivasi pemecahan masalah tampak jelas

b. Mampu memberikan alasan-alasan yang logis atas argumen yang diajukan c. Argumen secara efektif dihubungkan

dengan pengalaman atau pandangan penulis

d. Mampu memberikan solusi atas permasalahan yang diangkat dalam esai


(33)

4. Unsur kebahasaan (mekanik)

a. Sistematika tulisan esai menggunakan bahasa yang cermat, terstruktur dengan benar

b. Mampu menerapkan kosakata, ejaan, pemberian tanda baca atau tatabahasa 5. Kepantasan penggunaan diksi

a. Mampu menggunakan kalimat-kalimat kritik dengan tepat

b. Mampu menyusun kalimat secara runtut dan padu

c. Tidak menyusun kalimat dengan makna ganda

d. Mampu menyusun tulisan secara sistematis

Jumlah skor Keterangan:

Tingkat capaian kinerja: 1 : sangat kurang 2 : kurang baik 3 : cukup baik 4 : baik 5 : sangat baik a. Tes Awal

Berdasarkan jadwal di atas, tes awal menempati kegiatan penelitian yang pertama dilakukan. Tes ini melibatkan kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes ini ditujukan untuk memperoleh informasi awal tentang kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sasatra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Selain itu, tes ini


(34)

dimaksudkan pula untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

b. Perlakuan

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan yang akan diterapkan kepada kedua kelompok. Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai, sedangkan kelompok kontrol memperoleh perlakuan model konvensional.

c. Tes Akhir

Sama halnya dengan tes awal, tes akhir ini merupakan tes menulis esai kedua yang dilaksanakan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di akhir penelitian, peneliti menganalisis hasil perlakuan. Tujuan tes ini adalah untuk menemukan perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah keduanya mengalami perlakuan. Dengan kata lain, dari tes akhir inilah peneliti dapat memperkirakan keefektifan dalam pembelajaran menulis esai, khususnya pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas.

3. Instrumen Observasi

Instrumen observasi meliputi lembar aktivitas dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran. Aktivitas dosen dan mahasiswa meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sejak awal sampai akhir pembelajaran.


(35)

Observasi dilakukan untuk melihat gambaran dan kumpulan peristiwa secara lengkap pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Adapun format observasi pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.3

Format Observasi Dosen

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai

No. Aspek yang diobservasi Ya/

Ada

Tidak ada 1. Kemampuan membuka perkuliahan

a. Menarik perhatian mahasiswa b. Menimbulkan motivasi

c. Memberikan acuan belajar yang akan diberikan d. Mengadakan apersepsi

2. Mengarahkan mahasiswa untuk menerapkan model quantum writing dengan sistem dan strategi PAK!

a. Mengarahkan mahasiswa untuk memusatkan pikiran dengan menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat

b. Mengarahkan mahasiswa untuk mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan

c. Membimbing mahasiswa untuk mulai mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan

d. Membimbing mahasiswa untuk menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran

e. Membimbing mahasiswa untuk mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan

f. Kecermatan dalam menggunakan waktu 3. Proses pembelajaran

a. Dosen membagikan contoh teks esai

b. Memonitor aktivitas mahasiswa pada saat identifikasi tubuh/kerangka contoh esai

c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas yang berkaitan dengan contoh esai

d. Dosen menyampaikan materi tentang esai dan strategi penulisannya

e. Dosen membagikan sebuah teks bacaan

f. Membimbing mahasiswa dalam menelaah, menganalisis, membandingkan berbagai fakta, evidensi, dan opini dari teks yang dibaca


(36)

g. Membimbing mahasiswa menyusun kerangka esai berdasarkan langkah-langkah menulis

h. Menugasi mahasiswa menyusun esai berdasarkan kerangka yang telah dibuat

i. Mengamati mahasiswa ketika mereka menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model quantum writing

j. Memandu tanya jawab jika ada permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung

k. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkomentar/berpendapat

4. Kemampuan menutup pembelajaran

a. Mengulas secara singkat materi yang baru dibahas b. Memandu mahasiswa melaksanakan refleksi

pembelajaran

c. Memberikan tes/evaluasi

Aktivitas mahasiswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan dosen dan teman; membaca lembar kerja mahasiswa; menulis materi; berdiskusi antar mahasiswa.

Pengamatan dilakukan pada saat mahasiswa bekerja secara kreatif dan pada waktu pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing. Pengamat menuliskan kategori-kategori yang muncul dengan menggunakan tanda cek list pada kolom yang sesuai. Reliabilitas instrumen ditentukan oleh pelaporan dua pengamat, suatu instrumen dikatakan reliabel jika reliabilitas lebih besar dari 75%, (Borich, 1994:385).

Format observasi untuk kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut.


(37)

Tabel 3.4

Format Observasi Mahasiswa Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Esai

No. Aspek yang diobservasi Ya/

Ada

Tidak ada 1. Pendahuluan

a. Mahasiswa terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran

b. Mahasiswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan

2. Tahap penerapan model quantum writing

a. Mahasiswa dapat memusatkan pikiran dalam menyampaikan gugusan ide dalam pikirannya dengan teknik menulis cepat

b. Mahasiswa mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka tulisan

c. Mahasiswamampu mengarang dengan target menjadi sebuah draf tulisan

d. Mahasiswa mampu menganalisis draf tulisan dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran

e. Mahasiswa mampu mengedit draf tulisan dengan mempertimbangkan ejaan, organisasi dan pilihan kata yang digunakan

3. Proses pembelajaran

a. Mahasiswa menelaah teks contoh esai b. Mengidentifikasi teks contoh esai c. Bertanya

d. Mahasiswa memperhatikan penyampaian materi mengenai esai dan strategi penulisannya

e. Mahasiswa diberikan teks bacaan

f. Menganalisis dan menelaah teks bacaan (fakta, eviden)

g. Menyusun esai berdasarkan langkah-langkah dalam model quantum writing

h. Mengedit hasil tulisan esai i. Bertanya jawab

j. Berkomentar/berpendapat 4. Kegiatan akhir

a. Menyimpulkan materi

b. Melaksanakan refleksi pembelajaran c. Mengerjakan tes/evaluasi


(38)

4. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi atau pendapat dosen model tentang model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai. Dalam instrumen wawancara ini, hal-hal yang ditanyakan, antara lain yaitu: 1) pendapat mengenai model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai; 2) kesulitan yang dialami dalam kegiatan menulis esai; 3) manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut; dan 4) keefektifan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing. 5. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tertulis. Oleh karena itu, untuk mengisinya diperlukan kemampuan literasi dari pihak yang disurvei. Keunggulannya dibandingkan dengan teknik wawancara, kuesioner dapat meliput informan dalam jumlah besar, hemat waktu, dan relatif mudah untuk diadministrasi.

Angket dibuat untuk dosen dan mahasiswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang pelaksanaan pembelajaran menulis esai. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengetahui variabel motivasi dan tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model quantum writing.


(39)

3.4 Prosedur Pelaksanaan Model Quantum Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai yang Berfokus Pada Unsur Kesatuan dan Kepaduan

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu (1) pemberian tes awal; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model quantum writing; (3) pemberian tes akhir dan retensi. Berikut ini penulis jelaskan tahap-tahap pelaksanaan penelitian.

Tahap pertama, memberikan tes awal terhadap subjek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan mahasiswa dalam menulis esai. Langkah ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam keterampilan menulis esai sebelum diberikan perlakuan.

Tahap kedua, melaksanakan pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model quantum writing. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang dosen yaitu Alfa Mitri Suhara, S.Pd. untuk menyampaikan materi dan Dra. Titin Nurhayatin, M.Pd; Dra. Ny. Sulvia Hidayat, M.Pd. dan Drs. Dindin M.Z.M., M.Pd. masing-masing memberikan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa dan dosen model dengan memberikan tanggapan pada format observasi untuk setiap pertemuan.

Tahap ketiga, memberikan tes akhir setelah proses belajar (post test). 3.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Pemilihan populasi berdasarkan pertimbangan bahwa penerapan model quantum writing dalam


(40)

keterampilan menulis esai dapat dilakukan pada Mata Kuliah Analisis Kesulitan Menulis.

Populasi penelitian pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Unpas yang terdiri atas tiga kelas yang berjumlah 138 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, peneliti melakukan pengambilan sampel dengan cara random (acak), untuk memberikan peluang yang sama kepada semua anggota populasi karena populasi penelitian ini homogen dalam beberapa hal (1) telah memiliki pengetahuan dasar yang berkaitan dengan menulis yang diperoleh pada saat semester empat; (2) memiliki prestasi belajar yang diperkirakan sama; (3) memiliki usia yang sama.

Jumlah mahasiswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri atas 80 mahasiswa. Jumlah ini dibagi dua kelompok yaitu 40 mahasiswa dijadikan kelas eksperimen (KE) dan kelas kedua berjumlah yang sama untuk dijadikan kelas kontrol (KK). Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan undian dengan uang logam yang dilemparkan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 17.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis inferensial), terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah berikut.


(41)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah data yang tersaring dari masing-masing sampel berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnov.

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menggunakan kecocokan kumulatif sampel X dengan distribusi probabilitas normal. Distribusi probabilitas pada variabel tertentu diakumulasikan dan dibandingkan dengan kumulasi sampel. Selisih dari setiap bagian adalah selisih kumulasi dan selisih yangpaling besar dijadikan patokan pada pengujian hipotesis (Susetyo, 2010: 145).

Apabila dari perhitungan diperoleh bahwa nilai Asyimp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Statistik parameter merupakan statistik untuk pengujian dua rata-rata memiliki distribusi tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain sampel acak berasal dari distribusi populasi berbentuk kurva normal, variansi kedua populasi perlu honogen atau sama besarnya (Susetyo, 2010: 160).

Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya variansi sampel yang ditarik dari populasi. Pengolahan data untuk menguji homogenitas menggunakan SPSS versi 17.0 dengan metode Levene Statistic. Jika sebuah variabel hasil uji Levene memiliki nilai sig. > 0,05, maka variabel tersebut dapat dikatakan homogen.


(42)

3. Analisis Statistik

Pengujian statistik merupakan langkah selanjutnya yang harus ditempuh. Namunn demikian sebelum dilakukan pengujian perlu dirumuskan dahulu bentuk hipotesis yang akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran peneliti yang dibangun pada bagian kajian teori (Susetyo, 2010: 170)

Uji-t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis kritik sastra antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. 4. Menghitung Skor Gain Ternormalisasi

Untuk melihat peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (gain score ternormalisasi) dengan rumus:

g = 灜

Keterangan:

g = selisih nilai tes akhir dengan tes awal Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimum

Kategori:

Tinggi = g > 0,7 Sedang = 0,3 < g < 0,7 Rendah = g < 0


(43)

121

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM WRITING

5.1 Data dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan

Hasil pembelajaran menulis esai yang penulis dapatkan berupa penilaian akhir yang dilakukan Dosen Mata Kuliah Menulis Esai pada Tahun Akademik 2009/2010. Data tersebut penulis dapatkan dari Biro Akademik Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. Adapun hasil penilaian tersebut sebagai berikut.

Tabel 5.1

Daftar Nilai Mata Kuliah Menulis Esai

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas Tahun Akademik 2009/2010

No. Nama Mahasiswa Nilai Akhir

1. Hilman Miroji 2,50

2. Muslim Setiadi 2,90

3. Vera Setia 2,75

4. Cahya Sukendar 2,00

5. Eka Laras 2,80

6. Iis Syaripah 2,75

7. Iwan Abdurrahman 2,75

8. Nanang Maulana 3,00

9. Bunga Astri 2,50

10. Endah Saparidah 2,75

11. Evi Seprianti 2,50

12. Irma Susanti 2,75

13. Rina Rosmawati 2,80

14. Fenny Sri Rahmawati 2,60

15. Novi Fujianti 2,50

16. Siska Dwi S. 2,60

17. Dini Novianti 2,75

18. Nenden Nurvitasari 2,75


(44)

21. Fury Heryanti 2,50

22. Rizkiyana Mulya 2,00

23. Sri Monica 2,75

24. Tia Ageng 2,75

25. Asep Saepudin 3,30

26. Reni Haerani 2,75

27. Aris Pamungkas 2,90

28. Leni Marlina 2,50

29. Esti Destia 2,20

30. Ajeng Arini 3,30

31. Meiliza 2,75

32. Nona Triana 2,50

33. Diny Septiany 3,30

34 Hendra Kurnia 2,00

35. Fitria Mandalasari 2,50

36. Maulida Rahmawati 2,75

37. Eka Lestari 3,00

38. Chici Juniar 2,50

39. Samih Nuraeni 2,75

40. Ridwan Ridnukum 2,00

Jumlah 111,2

Rata-rata 2,78

(Sumber: Bidang Akademik FKIP Unpas) Kriteria Penilaian

Skor Nilai Keterangan 3,50 – 4,0

2,75 – 3,49 1,5 – 2,74 Kurang dari 1,5

A B C D

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Berdasarkan tabel hasil penilaian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas, belum dapat dikatakan ketegori berhasil. Meskipun jika ditinjau dari rata-rata nilai akhir adalah kategori B (2,78), namun dengan rentang nilai yang minimal (kategori B = 2,75 – 3,49) dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis esai masih perlu perbaikan. Selanjutnya,


(45)

menulis esai, pada tanggal 5 Mei 2011 penulis menugaskan mahasiswa semester VI kelas B untuk menulis esai. Kegiatan itu diikuti oleh 31 orang dan hasilnya dapat disampaikan sebagai berikut.

Tabel 5.2

Nama dan Judul Esai

Hasil Studi Pendahuluan Menulis Esai Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas

No Nama Mahasiswa Judul Esai Kode

1 Anne Destriana Hilangnya Budaya Kita E1 2 Ardyla Widyaningrum Pengaruh Televisi dalam Kehidupan E2

3 Ati Maryati Dampak Negatif dari TV E3

4 Dede Siti N. TV Tidak Lepas dari Kehidupan Masyarakat

E4

5 Dede Wahyudin “Pengaruh Televisi” E5

6 Dede Yunengsih Kreativitas Peniruan E6

7 Dewi Purwanti Ambil Sisi Positifnya dari acara TV E7 8 Dieni Ichfirlany P. Pengaruh Televisi E8

9 Eggie Nugraha Pengaruh dari TV E9

10 Evi Yuliawati Pengaruh Hiburan Televisi terhadap Masyarakat

E10

11 Fifit N. Pengaruh Televisi E11

12 Indah Istiyani Dampak dari Televisi E12 13 Iin Karlina Dampak Negatif dari Tayangan TV E13 14 Irma Nurmaya Sari Dampak Sinetron TV E14 15 Irpan Maulana Dampak dan Pengaruh (-) TV E15


(46)

17 Melian Susana TV Media Hipnotis Masal E17 18 Mira Nurcahaya Pengaruh TV dalam Kehidupan E18 19 Nenden Mellia TV yang Hanya untuk Komersial E19

20 Noni Mariyam Y. Televisi Masa Kini E20

21 Nur Ubayani L. Kritisnya Acara Televisi E21 22 Nurul Wulan Pratiwi Pengaruh Televisi bagi Kehidupan E22 23 Sheila Permata R. Peranan dalam Tayangan TV E23 24 Siti Nurul Hanifah “Pengaruh Televisi terhadap

Kehidupan”

E24

25 Riana Sopiarni Tayangan Mendidik dan yang Tidak Mendidik

E25

26 Rima Nuraeni Dampak dari Acara-Acara TV E26 27 Rini Anggraeni Menanggapi Budaya dari Televisi yang

Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari E27

28 Riski Hamidi Pengaruh Tayangan TV E28

29 Siska Sismayanti Tidak Semua Acara TV Bersifat Negatif

E29

30 Siti Khadijah Televisi Merupakan Media Informasi E30

31 Wina Tresa S. Pengaruh Tayangan TV E31

Berikut ini hasil (nilai) menulis esai yang disusun oleh mahasiswa dalam studi pendahuluan yang dillakukan penulis.


(47)

Hasil Menulis Esai

Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas

Kode Esai

Aspek yang Dinilai

Jumlah NA Kemampuan

membuat kerangka esai

Kemampuan menulis esai

Penguasaan bahasa

E1 0 36 12 48 4,8

E2 8 36 12 56 5,6

E3 8 24 12 44 4,4

E4 16 48 12 76 7,6

E5 8 24 8 40 4,0

E6 16 24 8 48 4,8

E7 0 24 12 36 3,6

E8 16 36 4 56 5,6

E9 0 36 8 44 4,4

E10 16 24 8 48 4,8

E11 8 24 4 38 3,8

E12 0 36 16 52 5,2

E13 0 36 4 40 4,0

E14 8 36 12 56 5,6

E15 8 24 4 36 3,6

E16 16 24 8 48 4,8

E17 16 36 12 54 5,4

E18 12 24 12 48 4,8


(48)

E21 8 36 8 52 5,2

E22 16 24 8 48 4,8

E23 16 36 8 60 6,0

E24 8 24 8 40 4,0

E25 16 24 12 42 4,2

E26 8 24 12 44 4,4

E27 16 36 12 64 6,4

E28 8 36 8 52 5,2

E29 0 24 8 32 3,2

E30 8 24 8 40 4,0

E31 0 24 12 36 3,6

Jumlah 292 936 288 1498 149,8

Rata-rata 9,42 30,19 9,29 48,3 4,83

Kemudian, berikut ini hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil tulisan esai yang disusun oleh sampel studi pendahuluan.

Tabel 5.4

Analisis Studi Pendahuluan Menulis Esai Esai ke-1 (E1)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Mahasiswa tidak membuat kerangka esai. Alasan mahasiswa:

Mahasiswa memiliki topik namun sulit menuangkannya dalam bentuk kerangka. Mahasiswa ingin menulis tanpa terbebani oleh kerangka.


(49)

kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

dengan topik “Hilangnya budaya kita”. Adapun subtopiknya yaitu acara yang tidak mendidik dari TV, variasi acara TV, TV adalah sumber informasi sekaligus perusak moral, dan perlunya introspeksi diri.” Kemudian, mahasiswa mampu menyusun paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu “Setelah saya membaca sebuah karya tulis yang berjudul ‘Budaya yang Menyesatkan dari TV’ saya menemukan kalimat, itu bukan budaya kita, bukan budaya Indonesia.” Selain itu, mahasiswa pun cukup mampu

menuliskan isi esainya ke dalam tiga buah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari potongan kalimat berikut “… yang harus kita semua lakukan adalah memikirkan masalah ini dengan pikiran jernih. Jangan hanya berdiam diri tak pernah menyikapi…”. Namun, secara

keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik. Ini karena ketidaktuntasan penuturan gagasan subtopik esai pada setiap paragrafnya. Penguasaan bahasa,

meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Penuturan kalimat cukup jelas dan pilihan kata cukup tepat. Namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan pada esai mahasiswa, yaitu, penulisan huruf pertama pada kata Dari yang terdapat di tengah kalimat, seharusnya ditulis dengan huruf kecil yaitu dari; penulisan kata faforit, seharusnya favorit; penulisan kata

intropeksi seharusnya introspeksi. Kemudian, ada dua kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat paragraf paragraf pertama yaitu “Lalu apa.

Dimana. Dan juga....” seharusnya bukan tanda titik (.) tapi tanda tanya (?); penulisan preposisi pada kata dimana seharusnya di mana; Yang terakhir, penulisan angka pada kalimat “.. sekitar 2 tahun sekali atau..” seharusnya ditulis dengan huruf karena bisa dinyatakan dengan satu kata yaitu dua.


(50)

Aspek yang Dinilai Analisis Kemampuan membuat

kerangka esai, meliputi: pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa hanya berupa poin-poin, tidak menunjukkan secara jelas paragraf pembukaan, isi dan penutupnya.

Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa cukup mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai mahasiswa dengan topik “Pengaruh televisi dalam kehidupan”. Adapun subtopiknya yaitu acara-acara televisi, tidak semua acara televisi berdampak negatif, penonton harus mengambil sisi positif dai acara TV. Mampu menyusun paragraf pembukaan esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, yaitu

“Memang tidak dipungkiri acara-acara televisi saat ini secara tidak disadari dapat merusak moral bangsa”. Mahasiswa pun cukup mampu menuliskan isi esai ke dalam sebuah paragraf. Pada paragraf penutup esai, mahasiswa terlihat cukup mampu menyusunnya, ini terlihat dari “Jadi seorang penonton harus bisa mengambil sisi positif dari sebuah acara dan membuang sisi negatifnya”. Namun, secara keseluruhan, penuturan gagasan esainya kurang menarik.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tiga kesalahan yaitu, kesalahan penulisan huruf pertama kata Dalam pada judul esai, seharusnya huruf kecil dalam; kesalahan penulisan huruf pertama kata Fositifnya pada paragraf kedua dan kata Fositif pada paragraf ketiga yang tidak posisinya tidak di awal kalimat. Seharusnya positifnya dan positif. Esai ke-3 (E3)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik;

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa hanya berupa poin-poin (tidak kurang dari tiga poin).


(51)

kerangka isi; dan kerangka penutup. Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai. Cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai namun topik tidak terlalu diperkenalkan. Kurang mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai. Ini terlihat dari kalimat penutup “… seluruh stasiun TV harus lebih

memikirkan alur ceritanya yang akan diputar, lebih bermanfaat dan tida k bersifat mendidik” penuturan gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan, yaitu penulisan huruf pertama kata Dari pada judul. Seharusnya huruf kecil dari; kesalahan cara

penulisan kata penghubung yg, seharusnya tidak disingkat; kesalahan penulisan preposisi pada kata diTV, didalam, dimanapun, dibawah. Seharusnya di TV, di dalam, di mana pun, di bawah; Penulisan huruf pertama kata Tapi setelah koma pada paragraf kedua, seharusnya huruf kecil. Esai ke-4 (E4)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa

menunjukkan kerangka pendahuluan/pembukaan esai, menunjukkan kerangka isi esai, dan

menunjukkan kerangka penutup esai, namun topik esainya tidak tunjukkan.

Kemampuan menulis esai, meliputi:

kemampuan

mengembangkan topik

Mahasiswa mampu mengembangkan topik esai. Hal ini ditunjukkan oleh esai siswa dengan topik “TV tidak lepas dari kehidupan masyarakat”. Siswa mampu menyusun paragraf pembukaan esai secara


(52)

kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

“Ya, memang benar TV sangat penting bagi kehidupan kita, apalagi pada masa globalisasi sekarang ini.” Cukup mampu menuliskan isi esai ke dalam dua paragraf, mampu menyusun paragraf penutup esai, terlihat pada kalimat berikut ”Banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil…”. Siswa pun cukup mampu menuturkan gagasan esai secara menarik, sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari sembilan kesalahan. Terdapat terdapat delapan kesalahan yaitu penulisan huruf pertama kata Sumber, Informasi, Kehidupan, Sinetron, Negara, seharusnya ditulis dengan huruf kecil; kesalahan penulisan kata realiti seharusnya reality dan digarisbawahi karena kata bahasa asing; penulisan kata dong, toh, seharusnya digaris bawahi karena tidak baku.

Esai ke-5 (E5)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa hanya berupa poin-poin (terdiri dari empat poin).

Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun

Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai. Ini terlihat dari kalimat pembuka esainya, “Menurut saya, memang sinetron Indonesia membosankan...”. Mahasiswa cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai, namun kurang memperlihatkan topik dan tesis esainya. Kurang mampu menuliskan isi esai ke beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai, penuturan gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.


(53)

kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik. Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat yang kurang jelas, pilihan kata kurang tepat, serta ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari tiga belas kesalahan.

Terdapat sebelas kesalahan yaitu lima kesalahan penulisan huruf pertama kata Yang, seharusnya huruf kecil karena posisinya tidak di awal kalimat; tiga kesalahan penulisan prefiks pada kata di tayangkan, di sebut, di jadikan, seharusnya

disatukan karena di pada kata-kata tersebut adalah prefiks bukan preposisi; kesalahan penulisan kata reforter, seharusnya reporter; kesalahan penulisan huruf pertama kata Nomplok dan kata Negatif, seharusnya huruf kecil karena posisinya tidak di awal kalimat.

Esai ke-6 (E6)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa

menunjukkan kerangka pendahuluan/pembukaan esai, menunjukkan kerangka isi esai, dan

menunjukkan kerangka penutup esai, namun topik esainya tidak tunjukkan.

Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai. Cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai, terlihat dari kalimat pembuka esai berikut “Ada kalanya kreativitas seseorang terinspirasi dari karya orang lain. Sehingga…” Kurang mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai, penuturan gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.


(54)

meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

yang kurang jelas, pilihan kata kurang tepat, serta ada kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari tiga belas kesalahan.

Terdapat sepuluh kesalahan yaitu kesalahan penulisan kata kreatifitas, seharusnya kreativitas; empat kesalahan penulisan huruf “T” pada kata Televisi, seharusnya huruf kecil; dua kesalahan penulisan huruf “T” pada kata Tayangan,

seharusnya kecil; kesalahan penulisan huruf pertama pada kata peniruan, seharusnya Peniruan karena judul; kesalahan penulisan huruf pertama pada kata Dunia seharusnya kecil dunia, karena posisinya tidak di awal kalimat; penulisan no.1 pada potongan kalimat “… orang-orang no.1 di dunia…”

seharusnya nomor satu.

Esai ke-7 (E7)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Mahasiswa tidak membuat kerangka esai. Alasan mahasiswa:

Mahasiswa memiliki topik namun sulit

menuangkannya dalam bentuk kerangka. Siswa ingin menulis tanpa terbebani oleh kerangka. Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa kurang mampu mengembangkan topik esai, cukup mampu menyusun paragraf pembukaan esai, terlihat dari kalimat pembuka esai berikut “Saya adalah salah satu orang yang sangat hobi nonton TV, maka...” kurang mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, kurang mampu menyusun paragraf penutup esai, penuturan gagasan esainya kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat cukup jelas, pilihan kata cukup tepat, namun ada


(55)

penuturan; pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

sembilan kesalahan.

Terdapat enam kesalahan yaitu kesalahan penulisan kata adapula seharusnya dipisah ada pula;

kesalahan penulisan partikel pun pada kata apapun, seharusnya dipisah apa pun; kesalahan penulisan huruf pertama kata apalagi, seharusnya besar karena posisinya berada di awal kalimat setelah titik; kesalahan penulisan ke preposisi pada kediri, seharusnya dipisah ke diri; kesalahan penulisan huruf “T” pada kata Televisi, seharusnya huruf kecil karena posisinya tidak pada awal kalimat; kesalahan penulisan huruf “P” pada kata kuis Pun, seharusnya huruf kecil.

Esai ke-8 (E8)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Kerangka esai yang dibuat mahasiswa menunjukkan kerangka pendahuluan/pembukaan esai,

menunjukkan kerangka isi esai, dan menunjukkan kerangka penutup esai, namun topik esainya tidak tunjukkan. Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa cukup mampu mengembangkan topik esai. Mampu menyusun paragraf pembukaan esai, hal ini ditunjukkan dengan kalimat pembuka esainya, yaitu “Televisi merupakan sumber berita yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tidak hanyasebagai sumber berita, televisi pun...”. selain itu, mahasiswa pun cukup mampu menuliskan isi esai ke dalam sebuah paragraf, cukup mampu menyusun paragraf penutup esai, penuturan gagasan esainya kurang menarik, namun cukup sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat yang kurang jelas, pilihan kata kurang tepat, serta ada kesalahan ejaan dan tanda baca lebih dari tiga belas kesalahan. Terdapat dua puluh kesalahan yaitu


(56)

ejaan dan tanda baca. berita, tayangan (sebanyak tiga kali), tidak, mendidik,seharusnya huruf besar; penulisan huruf pertama pada kata Televisi (sebanyak delapan kali), Masyarakat, Negara, Selalu, Dan, seharusnya huruf kecil; penulisan kata dibalik, seharusnya di balik.

Esai ke-9 (E9)

Aspek yang Dinilai Analisis

Kemampuan membuat kerangka esai, meliputi:

pemilihan topik; kerangka pendahuluan; kerangka isi; dan kerangka penutup.

Mahasiswa tidak membuat kerangka esai. Alasan siswa:

Mahasiswa memiliki topik namun sulit menuangkannya dalam bentuk kerangka. Mahasiswa ingin menulis tanpa terbebani oleh kerangka. Kemampuan menulis esai, meliputi: kemampuan mengembangkan topik esai; kemampuan menyusun paragraf pembukaan; kemampuan menuliskan

isi ke dalam beberapa paragraf;

kemampuan menyusun paragraf penutup; dan kemampuan

menuturkan gagasan secara menarik.

Mahasiswa cukup mampu mengembangkan topik esai. Mampu menyusun paragraf pembukaan esai, terlihat dari kalimat pembuka esainya “Memang benar TV adalah salah satu media elektronik yang bisa memberikan hiburan kepada setiap orang yang menontonnya...”. Cukup mampu menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf, cukup mampu

menyusun paragraf penutup esai, penuturan gagasan esainya kurang menarik, namun cukup sesuai dengan kerangka esai yang dibuatnya.

Penguasaan bahasa, meliputi:

kejelasan kalimat dalam penuturan;

pilihan kata; dan

ejaan dan tanda baca.

Mahasiswa menulis esai dengan penuturan kalimat yang kurang jelas seperti kalimat berikut ”Jadi kesimpulannya yaitu memang banyak sekali

pengaruh yang ditimbulkan dari TV...”; pilihan kata kurang tepat, seperti kata-kata kayak gitu

seharusnya diganti dengan seperti itu; terdapat tiga kesalahan yaitu penulisan kata sipenulis, harusnya dipisah menjadi si penulis; penulisan kata di

keluarkan seharusnya disatukan dikeluarkan karena di pada kata tersebut adalah prefiks; penulisan kata di jelaskan seharusnya disatukan di jelaskan karena di pada kata tersebut adalah prefiks.


(1)

Hambatan yang ditemukan dosen dalam menerapkan model tersebut ialah tidak semua mahasiswa dapat mengemukakan ide dan gagasannya, karena ada sebagian mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan untuk menuangkan idenya dengan baik. Akan tetapi, dosen secara profesional telah mampu mengatasi hambatan tersebut dengan memberikan bimbingan berupa mengajukan pertanyaan pancingan untuk mengarahkan ide mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa dapat menemukan ide atau gagasan untuk ditulis. Kemampuan menemukan gagasan akan sangat membantu mahasiswa dalam mengembangkan tulisannya.

Dosen berpendapat bahwa kelebihan model quantum writing adalah mahasiswa mudah berpikir logis dan cepat, karena mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan pemikiran dan pemahamannya. Hal lainnya ialah mahasiswa mampu mengemukakan argumen sebagai solusi atas permasalahan yang ditemukannya dalam sebuah masalah, setiap mahasiswa juga mampu menyimpulkan isi teks yang dibacanya serta berpendapat dengan menggunakan bahasa sendiri, mahasiswa juga dapat berpikir kreatif dengan menyimpulkan berbagai pesan dan nilai yang terkandung dalam sebuah teks atau permasalahan.

Namun demikian, model tersebut juga memiliki beberapa kelemahan. Dosen berpendapat bahwa untuk menerapkan model quantum writing dibutuhkan persiapan yang matang serta penyediaan media yang bervariatif sehingga dosen dapat menarik minat mahasiswa dan menumbuhkan minat mahasiswa untuk menelaah dan mengapresiasi sebuah tek atau permasalahan.


(2)

240

Saran yang dikemukakan dosen demi perbaikan model tersebut adalah langkah-langkah model quantum writing harus diubah sedikit agar tidak kaku. Yang dimaksud kaku oleh dosen tersebut adalah langkah-langkah pembelajaran tersebut agar bisa lebih fleksibel dalam proses pelaksanaannya.

5.4.4 Analisis Hasil Wawancara dengan Mahasiswa

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan informasi penting tentang kesan dan hambatan-hambatan yang dihadapi ketika menggunakan model quantum writing dalam kegiatan menulis esai. Informasi tersebut peneliti uraikan sebagai berikut.

Mereka berpendapat belum pernah menerima perkuliahan dengan menerapkan model quantum writing di kelas. Mereka mengatakan bahwa model tersebut baru, tetapi langkah-langkahnya telah diterapkan dalam pembelajaran menulis. Intinya, mereka mengatakan bahwa model quantum writing adalah model baru dalam pembelajaran menulis esai, tetapi beberapa langkah pembelajaran seperti peta pikiran (langkah ke-2) dan langkah menyusun kerangka karangan (langkah ke-3), sudah bisa diterapkan dalam proses pembelajaran menulis esai.

Secara keseluruhan, langkah model quantum writing tidak dapat dikatakan model lama, karena model tersebut memiliki paradigma berpikir yang berbeda. Sebagaimana dipahaminya, bahwa model quantum writing bermula dari keinginan untuk mengembangkan kreativitas yang terpendam pada diri mahasiswa.


(3)

Bagaimana mendorong mahasiswa untuk mampu menganalisis dan menemukan sebuah topik, kemudian berpikir fokus untuk menemukan ide atau gagasan, memiliki kemampuan untuk mengungkapkan argumen disertai dengan alasan-alasan yang logis, dan terakhir menerapkan solusi atas masalah yang ditemukan.

Hambatan yang ditemukan mahasiswa dalam menerapkan model tersebut cukup beragam. Pada tahapan memusatkan pikiran, awalnya tidak semua mahasiswa dapat mengemukakan ide dan gagasannya, karena ada sebagian mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan untuk menuangkan idenya dengan baik. Merekan kesulitan untuk berkonsentrasi. Akan tetapi, dengan dorongan dan bimbingan dari dosen mereka mampu mengatasi hambatan tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan pancingan untuk mengarahkan ide. Dengan demikian, mereka dapat menemukan ide atau gagasan untuk ditulis. Kemampuan menemukan gagasan akan sangat membantu mereka dalam mengembangkan tulisannya.

Pada tahapan ‘atur’, mereka berpendapat bahwa tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena menurut mereka sudah terbiasa menyampaikan ide dalam sebuah peta pikiran. Mereka mampu menggambarkan ide-idenya dengan baik. Akan tetapi, mereka mengalami hambatan ketika harus menyusun peta pikiran menjadi kerangka esai. Hambatan yang mereka hadapi relative sama, yaitu menguraikan ide-idenya menjadi uraian-uraian singkat yang akan menjadi pedoman dalam proses selanjutnya. Namun, dengan bimbingan dari dosen pada akhirnya mereka mampu mengatasi kesulitan tersebut dengan baik.


(4)

242

Pada tahapan ‘karang’, kesulitan yang dihadapi juga relatif sama, yaitu kesulitan menyusun kalimat tesis. Selebihnya, mereka dapat menyusun tulisan esainya dengan baik, argumen yang disampaikan dengan bahasa mereka sendiri (orisinal), dan dapat mengakhiri tulisan dengan sebuah simpulan yang disertai dengan alasan-alasan yang logis. Selanjutnya pada tahapan ‘hebat!’, mereka relatif tidak mengalami hambatan. Mereka mampu saling berpendapat tentang karya masing-masing, baik dari segi EYD maupun dari diksi serta efektivitas kalimat dari karya yang mereka buat.


(5)

1

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, Caedar dan Senny S.A. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu, J.S. (2003). Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: kompas.

Creswell, W. John. 2002. Research Design. Jakarta: KIK Press DePorter, Bobbi. (2009). Quantum Writer. Bandung: Mizan Pustaka.

Ebo, Among Kurnia. (2005). Menulis Nggak Perlu Bakat. Jakarta: MU:3 Book. Eneste, Pamusuk. (1986). Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang. Jakarta:

Gunung Agung.

Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hernowo. (2004). Quantum Writing. Bandung: MLC.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda

Joyce, Bruce dan Marshal Weil. (1972). Models of Teaching. New Jersey: Prentice- Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Keraf, Gorys. (2001). Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kurnia, Septiawan Santana. (2002). Jurnalisme Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Levy, Mark. (2005). Menjadi Genius dengan Menulis. Bandung: Kaifa.

Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(6)

2

Poerwadarminta, W.J.S. (1984). ABC Karang Mengarang. Yogyakarta: U.P. Indonesia.

Pranoto, Naning. (2004). Creative Writing. Jakarta: Primamedia Pustaka. Rahardjo, Sri H.. (2004). Bahasa Indonesia SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis. Riduwan. 2005. Metode dan teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro

Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press.

Suhardjo, Dradjat. (2003). Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah. Yogyakarta: UII Press.

Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: SIC.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Widyamartaya, A. dan V. Sudiati. (2004). Kiat Menulis Esai Ulasan. Jakarta: Grasindo.

Wiedarti, Pangesti. (2005). Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana. http://ghost.rider.edu/cii/presen/grpinv.ppt. Diakses 10 Oktober 2010.


Dokumen yang terkait

ANALISIS MATERI YANG SULIT PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (SBM) DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNSYIAH TAHUN AKADEMIK 2015/2016

0 17 1

HUBUNGAN KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN KONSEPTUAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL KIMIA DASAR II (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNSYIAH TAHUN AKADEMIK 2015/2016)

0 10 1

IDENTIFIKASI KESULITAN YANG DIHADAPI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAMPENGALAMAN LAPANGAN(PPL)

0 4 2

ANALISIS PERBEDAAN JALUR MASUK KULIAH TERHADAP INDEKS PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KEPERAWATAN TAHUN ANGKATAN 2012-2014 PROGRAM STUDI

1 28 228

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN IPS FKIP UNILA ANGKATAN 2007 NON-REGULER TAHUN AKADEMIK 2009/2010

0 4 18

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN P IPS FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK DAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2011

5 38 69

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UM METRO TAHUN AKADEMIK 2011/2012

0 6 91

MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT DENGAN VIDEO PADA MATA KULIAH SEJARAH ASIA TENGGARA SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNILA TAHUN AKADEMIK 2013/2014

0 8 55

ANALISIS KESULITAN DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MAHASISWA FKIP UNA

0 0 8

KELULUSAN CALON MAHASISWA BARU PROGRAM PASCASARJANA S2 KEPENDIDIKAN FKIP UNTAN TAHUN AKADEMIK 2014/2

0 1 6