Perhatikan Pasar Tradisional.
Pikiran Rakyat
o Senin
123
17
OJan
18
19
OPeb
o Selasa 0 Rabu . Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
4
20
.Mar
5
21
6
OApr
7
22
8
23
OMei
9
OJun
10
24
OJul
25
@26
12
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOId
15
29
ONov
16
30
31
ODes
'hatikan Pasar Tradisional
S
ETIAP kali mengunjungi pasar tradi- sional, sekilas tak ada yang banyak berubah dari
pasar rakyat ini. Kesan kurnub, becek, serta bau, merupakan sepenggal kisah yang melekat pada kondisi pasar tradisional selarna ini. Tentu saja jika dibiarkan, kondisi ini akan
berimplikasi terhadap menurunnya minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.
Kondisi tersebut diperparah lagi dengan semakin menjarnurnya pasar-pasar modern di berbagai
daerah, baik itu dalarn skala keeil (minimarket) maupun skala besar (supermarket). Bahkan, beberapa pasar tradisional di berbagai wilayah, terpaksa harns digusur dan atau dibongkar,
untuk kemudian diganti dengan pasar yang lebih modern.
Dari kondisi tersebut, tentu yang teIjadi adalah sesuatu yang sangat kontradiksi.
Di satu sisi pasar-pasar modern dengan bebasnya dibangun. Seolah-olah pemerintah bergeming sedikit pun dengan kondisi dernikian. Sementara di sisi lain,
keberadaan pasar tradisional justru kurang mendapatkan perhatian. AIih-alih
diberdayakan, yang teIjadi justru malah salah satu bentuk pengabaian. Bahkan, tak sedikit yang nasibnya harns berakhir dengan penggusuran.
Oleh karena itulah, setidaknya tulisan ini merupakan satu upaya untuk
mengingatkan kembali bahwa pasar tradisional ini memiliki peranan penting
bagi sektor perekonomian bangsa ini ke depan. Apalagi, di tengah himpitan
ekonomi yang kian melilit, pasar tradisional merupakan oase bagi gerahnya
harga-harga yang terns melangit. Selain itu, tentu saja pasar tradisional mengandung khazanah budaya bangsa yang unik, seperti yang tergarnbar dalarn
tradisi tawar-menawar, yang notabene tidak dapat ditemui di pasar-pasar
modern.
Sudah saatnya, para pihak terkait untuk memperhatikan kembali nasib
pasar tradisional ini. Jangan sarnpai, salah satu sektor ekonomi bangsa kita
harns tergerus oleh ketatnya persaingan. Sangatlah disayangkanjika potensi ekonomi yang tersimpan dalarn pasar tardisional ini kian tidak diperhatikan.
Agus Hidayat
Mahasiswa
Manajemen
Komunikasi
Fikom Unpad
Kp. Bungur Jaya RT os RW 03
DesafKec. Pasawahan Kab. Purwakarta
41172
Telf.02292326S04
Kliping
Humas Unpad 2010
-
-
-
----
o Senin
123
17
OJan
18
19
OPeb
o Selasa 0 Rabu . Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
4
20
.Mar
5
21
6
OApr
7
22
8
23
OMei
9
OJun
10
24
OJul
25
@26
12
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOId
15
29
ONov
16
30
31
ODes
'hatikan Pasar Tradisional
S
ETIAP kali mengunjungi pasar tradi- sional, sekilas tak ada yang banyak berubah dari
pasar rakyat ini. Kesan kurnub, becek, serta bau, merupakan sepenggal kisah yang melekat pada kondisi pasar tradisional selarna ini. Tentu saja jika dibiarkan, kondisi ini akan
berimplikasi terhadap menurunnya minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.
Kondisi tersebut diperparah lagi dengan semakin menjarnurnya pasar-pasar modern di berbagai
daerah, baik itu dalarn skala keeil (minimarket) maupun skala besar (supermarket). Bahkan, beberapa pasar tradisional di berbagai wilayah, terpaksa harns digusur dan atau dibongkar,
untuk kemudian diganti dengan pasar yang lebih modern.
Dari kondisi tersebut, tentu yang teIjadi adalah sesuatu yang sangat kontradiksi.
Di satu sisi pasar-pasar modern dengan bebasnya dibangun. Seolah-olah pemerintah bergeming sedikit pun dengan kondisi dernikian. Sementara di sisi lain,
keberadaan pasar tradisional justru kurang mendapatkan perhatian. AIih-alih
diberdayakan, yang teIjadi justru malah salah satu bentuk pengabaian. Bahkan, tak sedikit yang nasibnya harns berakhir dengan penggusuran.
Oleh karena itulah, setidaknya tulisan ini merupakan satu upaya untuk
mengingatkan kembali bahwa pasar tradisional ini memiliki peranan penting
bagi sektor perekonomian bangsa ini ke depan. Apalagi, di tengah himpitan
ekonomi yang kian melilit, pasar tradisional merupakan oase bagi gerahnya
harga-harga yang terns melangit. Selain itu, tentu saja pasar tradisional mengandung khazanah budaya bangsa yang unik, seperti yang tergarnbar dalarn
tradisi tawar-menawar, yang notabene tidak dapat ditemui di pasar-pasar
modern.
Sudah saatnya, para pihak terkait untuk memperhatikan kembali nasib
pasar tradisional ini. Jangan sarnpai, salah satu sektor ekonomi bangsa kita
harns tergerus oleh ketatnya persaingan. Sangatlah disayangkanjika potensi ekonomi yang tersimpan dalarn pasar tardisional ini kian tidak diperhatikan.
Agus Hidayat
Mahasiswa
Manajemen
Komunikasi
Fikom Unpad
Kp. Bungur Jaya RT os RW 03
DesafKec. Pasawahan Kab. Purwakarta
41172
Telf.02292326S04
Kliping
Humas Unpad 2010
-
-
-
----