MEMORANDUM HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ATAS AGUNAN KREDIT PT.WAHYU GANESHA DI PT.BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk CABANG JAKARTA SEGITIGA SENEN.

MEMORANDUM HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PARATE
EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ATAS AGUNAN KREDIT PT.WAHYU
GANESHA DI PT.BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk CABANG
JAKARTA SEGITIGA SENEN
MAYA ARINI
110110100060
ABSTRAK
PT.Wahyu Ganesha yang menerima fasilitas Kredit Modal Kerja
Konstruksi, Kredit Modal Kerja, serta Bank Garansi dari PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Jakarta Segitiga Senen (“PT BRI
(Persero) menunggak pembayaran meskipun telah diberikan tiga kali
surat peringatan, akhirnya PT BRI (Persero) Tbk memutuskan untuk
melelang tanah yang dijaminkan oleh PT.Wahyu Ganesha,namun Setelah
lelang tersebut dilakukan, PT.Wahyu Ganesha menggugat PT BRI
(Persero) Tbk ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan gugatan
Perbuatan Melawan Hukum Hukum sebab lelang tersebut dianggap
melanggar ketentuan dalam pasal 224 HIR/285 Rbg serta Putusan MA
No. 3021 K/Pdt/1984 tertanggal 30 Januari 1984 tertanggal 30 Januari
1984 dimana penjualan atau lelang harus dilakukan dengan adanya fiat
dari pengadilan negeri setempat (melalui fiat eksekusi) sehingga atas
alasan tersebut akhirnya pihak PT.Wahyu Ganesha meminta pernyataan

dari pengadilan melalui petitum yang ada dalam gugatannya bahwa
proses lelang yang telah dilakukan oleh PT.BRI (Persero) Tbk tersebut
Batal Demi Hukum .
Penulis menggunakan metode yuridis normatif dimana penulis
melakukan analisa dari pasal – pasal di dalam perundang-undangan
terkait untuk menjawab permasalahan hukum yang timbul dari kasus
posisi yang ada. Metode penelitian hukum secara yuridis ini dilakukan
dengan mengacu kepada studi kepustakaan data – data sekunder yang
telah ada sebelumnya,sedangkan bersifat normatif maksudnya penelitian
hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang
hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan
dalam praktek.
Berdasarkan sumber – sumber hukum yang digunakan antara lain
Undang-Undang Hak Tanggungan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan lelang parate eksekusi yang dilakukan oleh PT. BRI
(Persero) Tbk terhadap agunan kredit PT.Wahyu Ganesha telah sesuai
dengan ketentuan- ketentuan yang ada di dalam berbagai sumber hukum
diatas. Kedua Putusan MARI, yakni Putusan MARI No.3021/K/Pdt/1984
dan No.3210/K/Pdt/1980 tidak dapat mempengaruhi pertimbangan hakim

dalam
menjatuhkan
putusan
perkara
perdata
No242/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Pst. sebab kedua Putusan MARI tidak relevan
digunakan dalam kasus ini,sebab keduanya diberlakukan pada saaat
penjaminan tanah masih menggunakan lembaga hipotik