Rehabilitasi Pasien Dengan Ketergantungan Opiat Di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi - Bandung.

(1)

Abstrak

ABSTRAK

Rehabilitasi terhadap pasien dengan ketergantungan opiat sangat penting untuk memulihkan pasien sehingga dapat kembali ke maasyarakat menjadi insan yang berguna.

Berhubungan dengan hal tersebut di atas dilakukan penelitian tentang rehabilitasi teerhadap pasien dengan keetergantungan opiat di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik, motivasi pasien memakai opiat, proses dan pengaruh rehabilitasi terhadap pasien.

Penelitian menggunakan metode survei-deskriptif dan data didapatkan secara retrospektif.

Teknik pengumpulan data dengan cara purposive sampel dan menggunakan kuesioner yang dilakukan terhadap 15 (lima belas) orang responden.

Hasil penelitian dari 15 (lima belas) orang responden didapatkan sebagian besar adalah laki-laki (80 %), berusia 21 - 30 tahun (86.7 %), berpendidikan Perguruan Tinggi (73.3 %), menggunakan opiat karena disharmoni rumah tangga (40 %), rehabilitasi dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu detoksifikasi, rehabilitasi, resosialisasi dan pengaruh rehabilitasi adalah kondisi pasien pulih kembali (86.7

%).

Simpulan penelitian ini adalah karakteristik dan motivasi pasien menggunakan opiat berbeda-beda, proses rehabilitasi menggunakan 3 (tiga) tahap yaitu detoksifikasi, rehabilitasi, resosialisasi dan pengaruh rehabilitasi terhadap pasien memberikan efek yang lebih baik bagi kondisi pasien.


(2)

Abstract

ABSTRACT

Rehabilitation through patient with opiat dependence is very important to maintenan the patient so that they go to back in public and to be useful human.

Concerned with the case above to be implemented about rehabilitation through patient with opiat dependence at Soteria House Rehabilitate Cimahi- Bandung.

This study is aimed to know characteristic, patient motivation in using opiat, process and influence of rehabilitation to patient.

This study use survey method of descriptive and data can be obtained retrospective.

Technique of data collecting by purposive sample using quesionary that carried out through 15 respondents.

Study result from 15 respondents obtained the most man as much as (80

Y

O

),

and attain the age of 21 to 30 years (86

Y

O

),

degree university (73.3

Y

O

)

using opiat because broken home (40 %), rehabilitation is implemented in three stages namely detoksification, rehabilitation, and resosialitation and rehabilitation ampact is patient condition must be recovered from an illness (86.7 %).

The conclusion thet totally the patient that rehabilitated at Soteria House Rehabilitate has characteristic and include three stages such as detoksification, rehabilitation, resosialitation and rehabilitation impact through patient namely recovered from an illness.


(3)

Daftar isi

DAFTAR ISI

1.1

1.2 1.3

1.4

1.5 1.6

1.7

... V l l l


(4)

3.4 3.5 3.6 3.7


(5)

Bab

I.

Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ketergantungan seseorang terhadap obat-obatan (NAPZA) khususnya opiat merupakan suatu fenomena yang menarik dibicarakan dewasa ini.Ketergantungan zat merupakan masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat saat ini karena tidak hanya melibatkan aspek kesehatan tetapi juga melibatkan aspek-aspek yang lain antara lain ekonomi, politik, moral, dan sosial.

Opiat sebagai salah satu jenis obat yang masuk ke dalam daftar obat terlarang dan berbahaya mempunyai potensi tinggi untuk menimbulkan ketergantungan, keracunan bahkan kematian pada pemakaian dosis tinggi.

Untuk mengatasi ketergantungan dan menghindari bahaya yang mengancam jiwa pasien akibat penggunaan obat-obatan berbahaya (terlarang) khususnya opiat maka ditempuh suatu cara yang dapat memulihkan kondisi pasien.Cara tersebut berupa rehabilitasi yang dilakukan oleh berbagai pihak.Instansi pemerintah maupun swasta berupaya untuk mengadakan rehabilitasi bagi korban-korban ketergantungan obat.

Sehubungan dengan rehabilitasi terhadap pasien (korban) ketergantungan opiat penulis tertarik untuk meneliti bagaimana karakteristik, apa yang menjadi motivasi bagi pasien sehingga mengkonsumsi opiat, bagaimana proses rehabilitasi serta apa pengaruh rehabilitasi terhadap pasien.


(6)

Bab I. Pendahuluan

1.2 Identifikasi Masalah

Rehabilitasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk menghentikan ketergantungan seseorang terhadaap obat-obatan terlarang (berbahaya).Dengan rehabilitasi diharapkan pasien dapat pulih dan sembuh dari ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang khususnya opiat.

Rehabilitasi yang dilakukan pada tempat yang berbeda mempunyai metode atau cara yang berbeda pula dalam menangani pasien.

Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana karakteristik dan motivasi pasien sehingga menggunakan opiat.

2. Bagaimana proses rehabilitasi dilakukan terhadap pasien dengan ketergantungan opiat di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung. 3. Bagaimana pengaruh rehabilitasi terhadap pasien dengan metode yang

dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara teori mengenai rehabilitasi terhadap pasien dengan ketergantugan opiat dengan kenyataan yang sebenarnya yang dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung.

Tujuan penulis mengadakan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui karakteristik dan motivasi pasien sehingga menggunakan opiat.

2. Untuk mengetahui proses rehabilitasi terhadap pasien dengan ketergantungan opiaty di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh rehabilitasi terhadap pasien dengan metode


(7)

Bab I. Pendahuluan

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, maka penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan :

1.

2.

3.

1.5

suatu

Bagi penulis sendiri dapat menambah pengetahuan mengenai penanganan terhadap seseorang dengan ketergantungan opiat melaluio rehabilitasi. Bagi Rumah Pemulihan Soteria, sebagai bahan masukan dalam melakukan rehabilitasi pasien dengan ketergantungan opiat.

Bagi masyrarakat, khususnya di lingkungan perguruan tinggi diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaaatkan untuk menambah pengetahuan pembaca sebagai referensi yang dapat membantu dalam penelitian yang sejenis.

Kerangka Pemikiran

Penyalahgunaan obat-obat terlarang atau ketergantungan zat merupakan masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat maupun pemerintah saat ini.Opiat sebagai obat terlarang merupakan suatu senyawa kimia, yang diperoleh dari ekstrak tanaman papaver somniferum (poppy) atau didapat secara sintesis di laboratorium.Obat atau zat ini memiliki efek analgetik, hipnotik dan eforia.Kemampuannya meningkatkan mood dan berefek tinggi sebagai penguat, bahkan dapat menimbulkan keracunan atau kematian pada penggunaan dosis tinggi.

Opiat sebagai obat terlarang sebenarnya telah dikenal ribuan tahun yang lalu.Waktu itu obat ini dibawa oleh bangsa Samaria dan Yunani kuno yang digunakan sebagaim sarana pengobatan dan penimbul rasa sejahtera.

Sekitar abad kedelapan belas, pemakaian zat ini masih dalam taraf untuk mengakrabkan komunikasi dengan orang lain.

Abad kesembilan belas berbagai jenis opiat atau ekstrak opiat sudah dapat diisolasikan seperti morfin, kodein, dan papaverin.


(8)

Bab I. Pendahuluan

Awal abad dua puluh, opium- opium sintetik mulai dibuat yang mempunyai khasiat dan kekuatan seperti morfin, sehingga penggunaan kata opiat diganti menjadi opioid.Sampai saat ini opiat dibedakan atas tiga golongan yaitu :

1. Opiat alami, contohnya: opium, morfin (10 % opium), dan kodein ( 0.5 %

opium)

2. Opiat semi sintetik, diperoleh dari opiat alami dengan sedikit perubahan kimiawi. Contohnya heroin.

3. Opiat sintetik, contohnya : meperidin, metadon

Ketergantungan terhadap opiat disebabkan oleh penggunaan opiat berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang panjang yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kogmitif, perilaku efektif dan fisiologi.

Terjadinya ketergantungan zat merupakan suatu proses yang disesbabkan oleh interaksi beberapa faktor.Faktor-faktor tersebut yaitu faktor biologi, psikologi, sosial dan budaya.Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku penggunaan zat, misalnya memulai penggunaan zat, terus menerus menggunakan zat, atau kekambuhan setelah berhenti menggunakan zat.

Untuk mencegah atau emngiobati penderitya ketergantungan zat, semua faktor (farmakologi, sosial, budaya, lingkungan, fisiologi, genetik, dan keluarga) harus dipertimbangkan.

Upaya pemeliharaan ketergantungan zat khususnya opiat terus dilakukan seperti melalui rehabilitasi yang dilakukan di beberapa tempat yang disponsori oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Rehabilitasi sebenarnya sudah dikenaI sejak awal abad kesembilan belas.Tahun 1942 berkembang klab-klab psikososial di Amerika, kemudian tahun 1943 suatu dasar hukum dikeluarkan yang dikenal dengan vokasional rehabilitation.Pada tahun 1973 dasar hukum ini menerapkan program individu dan interferensi pada tingkat vokasional untuk pasien gangguan j iwa kronis.Tahun

1992 sampai sekarang organisasi rehabilitasi psikiatrik berkembang pesat.

Rehabilitasi merupakan suatu aktivitas dalam pencegahan tersier yaitu suatu proses untuk membantu seseorang untuk dapat kembali ke tahap fungsional


(9)

Bab I. Pendahuluan

yang paling tinggi yang dapat dicapaui seseorang.Rehabilitrasi mempunyai tujuan yaitu mengajarkan individu dapat bekerja dan hidup secara mandiri, atau engan kata lain rehabilitasi memberikan individu suatu kepercayaan diri kembali untuk bisa hidup lepas dari ketergantungan zat dan kembali ke masyarakat sebagai individu yang berpotensi.

Berhubungan dengan rehabilitasi psikiatrik, WHO menetapkan 5 (lima) prinsip dalam rehabilitasi.Kelima prinsip ini antara lain :

1. Tujuan rehabilitasi harus difokuskan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga

2. Rehabilitasi yang diberikan terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa bersifat patnership (kemitraan)

3. Perbedaan individual harus dikeanali dan dihormati.

4. Rehabilitasi harus disesuaikan dengan perubahan yang dialami pasien. 5. Rehabilitasi mencakup semua aspek yang dibutuhkan oleh pasien untuk

dapat sukses di masyarakat.

Ketergantungan zat merupakan penyakit yang dibuat oleh manusia sendiri yang menimbulkan masalah medik sosial.Terapi dan rehabilitasinya bergantung pada manusia atau individu itu sendiri.Penanganannya pun bergantung pada aspek biopsikososial sehingga perlu pendekatan menyeluruh yang didukung oleh berbagai cabang ilmu kedokteran.

1.6 Metodologi

1.6.1 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode survei (pengamatan) di lapangan yaitu suatu penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan secara aktual.


(10)

Bab I. Pendahuluan

1.6.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dan bertujuan memberi gambaran bagaimana rehabilitasi terhadap pasien dengan ketergantungan opiat yang dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi Bandung. Penalitian dilakukan dari tanggal 25 April sampai 25 Juni 2001.


(11)

Bab V. Kesimpulan dan saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap pasien dengan ketergantungan opiat di Rumah Pemulihan Soteria ICimahi- Bandung, peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik dan motivasi pasien menggunakan opiat disimpulkan sebagai berikut :

Karakteristik responden :

-

-

sebagian besar yang dirawat adalah laki-laki.

Sebagian besar pasien / responden berumur antara 21 - 30 tahun.

Sebagian besar pasien berpendidikan Perguruan Tinggi.

-

Motivasi pasien menggunakan opiat

-

sebagian besar pasien menggunakan opioid karena disharmoni

rumah tangga.

2. Proses rehabilitasi yang dipakai di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi- Bandung meliputi 3 tahap yaitu tahap detoksifikasi, rehabilitasi dan resosialisasi

Pengaruh rehabilitasi memberikan efek yang lebih baik bagi kondisi fisik maupun psikis pasien


(12)

Bab

V.

Kesimpulan dun saran

5.2 Saran:

1. Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung, penulis menganjurkan sebagai berikut :

Lebih meningkatkan lagi pelayanannya walaupun dalam kuesioner sebagian besar memberikan tanggapan yang baik tentang pelayanan yang diberikan

2. Rehabilitasi bagi pasien dengan ketergantungan opiat sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya yang dapat mengancam j iwa.


(13)

Daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, S. 1993 . Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

2. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

3. Asikin, N. 2000. Opiat masalah medis dan panatalaksanaannya, Jakarta : FKUI

4. Hawari, D. 2000. Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi Mutakhir (sistem terpadu) pasien NAZA, Jakarta : UI Press

5. Joewana, S. 1989. Penggunaan zat, Narkotika, Alkohol dan zat Adiktif

lainnya, Jakarta : P.T. Gramedia

6. Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, edisi I, cetakan I, Yogyakarta : Andy Offset

7. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta


(1)

Bab I. Pendahuluan

Awal abad dua puluh, opium- opium sintetik mulai dibuat yang mempunyai khasiat dan kekuatan seperti morfin, sehingga penggunaan kata opiat diganti menjadi opioid.Sampai saat ini opiat dibedakan atas tiga golongan yaitu :

1. Opiat alami, contohnya: opium, morfin (10 % opium), dan kodein ( 0.5 % opium)

2. Opiat semi sintetik, diperoleh dari opiat alami dengan sedikit perubahan kimiawi. Contohnya heroin.

3. Opiat sintetik, contohnya : meperidin, metadon

Ketergantungan terhadap opiat disebabkan oleh penggunaan opiat berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang panjang yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kogmitif, perilaku efektif dan fisiologi.

Terjadinya ketergantungan zat merupakan suatu proses yang disesbabkan oleh interaksi beberapa faktor.Faktor-faktor tersebut yaitu faktor biologi, psikologi, sosial dan budaya.Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku penggunaan zat, misalnya memulai penggunaan zat, terus menerus menggunakan zat, atau kekambuhan setelah berhenti menggunakan zat.

Untuk mencegah atau emngiobati penderitya ketergantungan zat, semua faktor (farmakologi, sosial, budaya, lingkungan, fisiologi, genetik, dan keluarga) harus dipertimbangkan.

Upaya pemeliharaan ketergantungan zat khususnya opiat terus dilakukan seperti melalui rehabilitasi yang dilakukan di beberapa tempat yang disponsori oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Rehabilitasi sebenarnya sudah dikenaI sejak awal abad kesembilan belas.Tahun 1942 berkembang klab-klab psikososial di Amerika, kemudian tahun 1943 suatu dasar hukum dikeluarkan yang dikenal dengan vokasional rehabilitation.Pada tahun 1973 dasar hukum ini menerapkan program individu dan interferensi pada tingkat vokasional untuk pasien gangguan j iwa kronis.Tahun


(2)

Bab I. Pendahuluan

yang paling tinggi yang dapat dicapaui seseorang.Rehabilitrasi mempunyai tujuan yaitu mengajarkan individu dapat bekerja dan hidup secara mandiri, atau engan kata lain rehabilitasi memberikan individu suatu kepercayaan diri kembali untuk bisa hidup lepas dari ketergantungan zat dan kembali ke masyarakat sebagai individu yang berpotensi.

Berhubungan dengan rehabilitasi psikiatrik, WHO menetapkan 5 (lima) prinsip dalam rehabilitasi.Kelima prinsip ini antara lain :

1. Tujuan rehabilitasi harus difokuskan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga

2. Rehabilitasi yang diberikan terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa bersifat patnership (kemitraan)

3. Perbedaan individual harus dikeanali dan dihormati.

4. Rehabilitasi harus disesuaikan dengan perubahan yang dialami pasien. 5. Rehabilitasi mencakup semua aspek yang dibutuhkan oleh pasien untuk

dapat sukses di masyarakat.

Ketergantungan zat merupakan penyakit yang dibuat oleh manusia sendiri yang menimbulkan masalah medik sosial.Terapi dan rehabilitasinya bergantung pada manusia atau individu itu sendiri.Penanganannya pun bergantung pada aspek biopsikososial sehingga perlu pendekatan menyeluruh yang didukung oleh berbagai cabang ilmu kedokteran.

1.6 Metodologi

1.6.1 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode survei (pengamatan) di lapangan yaitu suatu penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan secara aktual.


(3)

Bab I. Pendahuluan

1.6.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dan bertujuan memberi gambaran bagaimana rehabilitasi terhadap pasien dengan ketergantungan opiat yang dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi Bandung. Penalitian dilakukan dari tanggal 25 April sampai 25 Juni 2001.


(4)

Bab V. Kesimpulan dan saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap pasien dengan ketergantungan opiat di Rumah Pemulihan Soteria ICimahi- Bandung, peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik dan motivasi pasien menggunakan opiat disimpulkan sebagai berikut :

Karakteristik responden : -

-

sebagian besar yang dirawat adalah laki-laki.

Sebagian besar pasien / responden berumur antara 21 - 30

tahun.

Sebagian besar pasien berpendidikan Perguruan Tinggi.

-

Motivasi pasien menggunakan opiat

-

sebagian besar pasien menggunakan opioid karena disharmoni rumah tangga.

2. Proses rehabilitasi yang dipakai di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi- Bandung meliputi 3 tahap yaitu tahap detoksifikasi, rehabilitasi dan resosialisasi

Pengaruh rehabilitasi memberikan efek yang lebih baik bagi kondisi fisik maupun psikis pasien


(5)

Bab

V.

Kesimpulan dun saran

5.2 Saran:

1. Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Pemulihan Soteria Cimahi-Bandung, penulis menganjurkan sebagai berikut :

Lebih meningkatkan lagi pelayanannya walaupun dalam kuesioner sebagian besar memberikan tanggapan yang baik tentang pelayanan yang diberikan

2. Rehabilitasi bagi pasien dengan ketergantungan opiat sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya yang dapat mengancam j iwa.


(6)

Daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, S. 1993 . Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta

2. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

3. Asikin, N. 2000. Opiat masalah medis dan panatalaksanaannya, Jakarta : FKUI

4. Hawari, D. 2000. Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi Mutakhir (sistem terpadu) pasien NAZA, Jakarta : UI Press

5. Joewana, S. 1989. Penggunaan zat, Narkotika, Alkohol dan zat Adiktif lainnya, Jakarta : P.T. Gramedia

6. Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, edisi I, cetakan I, Yogyakarta : Andy Offset

7. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta