Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research were to prove the hepatoprotective effect of 30%
ethanol extract of jarong leaves (Stachytarpheta indica Vahl.) to ALT and AST
concentration, found the effective dose, and the correlation between the increase dose
of S. indica 30% ethanol extract and ALT-AST concentration in male Wistar rats
induced by carbon tetrachloride (CCl4).
The research was purely experimental research with randomized complete

direct sampling design. This research used 30 male, aged 2-3 months and 160-250
grams weight Wistar rats and divided randomized into six groups. Group I was given
olive oil at a dose of 2 mL/kgBW intraperitonially. Group II was given CCl4 dissolved
in olive oil (1:1) at a dose of 2 mL/kgBW intraperitonially. Blood were taken at 24th
hour for group I and II. Group III was given 30% ethanol extract S. indica at dose
400 mg/kgBW orally for six hours. Group IV; V; and VI were given 30% ethanol
extract S. indica with doses level 100; 200; and 400 mg/kgBW orally six hours before
CCl4 administration imtraperitonially. Blood samples from all group were taken
through the eyes orbital sinus for measuring the ALT and AST serum concentration at
24th hour after administration of CCl4. The data were analyzed by one way ANOVA
with 95% significancy level and continued with Tukey or Games Howellpost hoc.
The results showed that 200 and 400 mg/kgBW doses of 30% ethanol extract
of S. indica leaves had a hepatoprotective effect by lowering ALT and AST
concentration. Hepatoprotective percents for ALT of 200 and 400 mg/kgBW dose
were 75,31% and 97,38% and for AST were 83,77% dan 96,17%. The effective dose
of 30% ethanol extract of S. Indica leaves was 400 mg/kgBW and there was a
correlation between the increase dose of S. indica 30% ethanol extract and ALT-AST
concentration reduction.
Keywords : hepatoprotective effect, Stachytarpheta indica Vahl., 30% ethanol
extract, ALT, AST


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL 30% DAUN JARONG
(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) TERHADAP KADAR ALANIN
AMINOTRANSFERASE DAN ASPARTAT AMINOTRANSFERASE
PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :

Etheldreda Everest Norutama
NIM : 128114018

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL 30% DAUN JARONG
(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) TERHADAP KADAR ALANIN
AMINOTRANSFERASE DAN ASPARTAT AMINOTRANSFERASE PADA
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA


Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Etheldreda Everest Norutama
NIM : 128114018

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

All things are possible in God
“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, apa saja yang telah kamu lakukan
kepada seseorang yang terkecil dari saudara-saudara-Ku ini, kamu telah
melakukannya kepada-Ku”
Matius 25:40

Do it, like tomorrow NEVER come -EEN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk...
Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi dan
memberiku kekuatan,
Bunda Maria yang selalu meneguhkanku
Ayah Ibuku tercinta,adikku Boy dan Denok yang selalu
mendoakan, mendukung dan menyemangatiku
Sahabat-sahabatku tersayang, terutama: One
Faith Travellers, Konco Tipis, MDR,ATRD, AKJ,
DP, JEP, DL, SSR, LDSP
Panitia INSADHA 2013 dan 2014

Komunitas Paingan
DIKTI untuk beasiswa PPA
Rekan-rekan asisten dosen dan partner kepanitiaan

Staff Humas Universitas Sanata Dharma
Almamaterku tercinta

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
perlindungan dan berkat yang telah diberikan sehingga skripsi berjudul “Efek
Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 30% Daun Jarong (Stachytarpheta indica (L.)
Vahl.) Terhadap Kadar Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase

pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” dapat dikerjakan
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari campur
tangan berbagai pihak. Kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengungkapkan
rasa terima kasih kepada :
1.

Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan ibu Dra. Sri Hartati Yuliani, Apt.
selaku Dekan dan Ketua Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Ibudrh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah membimbing, memotivasi, dan memberikan saran
selama penyusunan skripsi.

3.

Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D, Apt., dan Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si,

Apt. selaku Dosen Penguji atas bantuan dan saran kepada penulis demi
kemajuan skripsi.

4.

Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggungjawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam
penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. yang telah memberikan bantuan dalam

determinasi tanaman Stachytarpheta indica (L,) Vahl..

6.

Pak Kayat, Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Parlan, Pak Wagiran, dan Pak Bimo
selaku laboran laboratorium Fakultas Farmasi yang telah membantu penulis
dalam proses pelaksanaan penelitian di laboratorium.

7.

Keluargaku tercinta ayah, ibu, Denok, Boy, keluarga besarku yang selalu
memberi motivasi, perhatian dan doa demi kelancaran studi dan penyusunan
naskah skripsi.

8.

Dedy Lucky, Sylvan, Abidin dan Waluvi, untuk bantuannya dalam penulisan
skripsi ini.

9.

Teman-teman seperjuangan Berto, Jojo, dan Anna atas segala kerjasama,
bantuan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

10. Laurentius Derry Satria Putra, Konco Tipis, One Faith Travellers, Laurens,
Ardhi, Inge, Rosi, Agnes, Budi, Judith untuk semangat dan motivasi yang
diberikan.
11. Teman-teman FSM-A 2012, FST-A 2012 dan seluruh angkatan 2012
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis
berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di
bidang ilmu Farmasi.
Penulis

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA . .............. vi
PRAKATA........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
INTISARI............................................................................................................ xx
ABSTRACT .......................................................................................................... xxi
BAB I PENGANTAR .........................................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................................

1

1. Perumusan masalah ..........................................................................

5

2. Keaslian penelitian ...........................................................................

5

3. Manfaat penelitian ............................................................................

6

B. Tujuan Penelitian.....................................................................................

7

1. Tujuan umum ....................................................................................

7

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Tujuan khusus ...................................................................................

7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................................

8

A. Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) ..............................................

8

B. Anatomi dan Fisiologi Hati ..................................................................... 11
1. Anatomi hati ...................................................................................... 11
2. Anatomi hati tikus ............................................................................. 13
3. Fisiologi hati ..................................................................................... 15
C. Kerusakan Hati ........................................................................................ 15
1. Perlemakan hati (steatosis) ............................................................... 16
2. Nekrosis hati ..................................................................................... 16
3. Kolestasis .......................................................................................... 17
4. Sirosis ................................................................................................ 17
D. Alanin Aminotransferasi (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST) 17
E. Hepatotoksin............................................................................................ 18
F. Karbon Tetraklorida ................................................................................ 19
1. Perusakan hati oleh karbon tetraklorida ............................................ 20
2. Rute pemejanan karbon tetraklorida ................................................. 20
G. Maserasi .................................................................................................. 21
H. Metode Pengujian .................................................................................... 22
I. Landasan Teori ........................................................................................ 23
J. Hipotesis .................................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 25

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Variabel dan Definisi Operasional .......................................................... 25
1. Variabel utama ................................................................................. 25
2. Variabel pengacau ............................................................................ 25
3. Definisi operasional.......................................................................... 26
C. Bahan Penelitian ..................................................................................... 27
1. Bahan utama ...................................................................................... 27
2. Bahan kimia ...................................................................................... 28
D. Alat Penelitian ......................................................................................... 29
E. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 30
1. Determinasi tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl)....... 30
2. Pengumpulan bahan uji ..................................................................... 30
3. Pembuatan serbuk ............................................................................. 31
4. Penetapan kadar air serbuk daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. .. 31
5. Uji tabung kandungan polifenol ........................................................ 32
6. Pembuatan ekstrak kental daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl ..... 32
7. Pembuatan CMC Na 1% ................................................................... 33
8. Penetapan dosis ekstrak etanol 30% daun Stachytarpheta indica (L.)
Vahl ................................................................................................... 33
9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% .................. 33
10. Uji pendahuluan ................................................................................ 34
a. Penetapan dosis hepatotoksin................................................ 34
b. Penetapan waktu pencuplikan darah ..................................... 34
11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ......................................... 35

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Pembuatan serum .............................................................................. 35
13. Pengukuran kadar ALT-AST ............................................................ 36
F. Tata Cara Analisis Hasil.......................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 39
A. Penyiapan Bahan .................................................................................... 39
1.

Hasil determinasi tanaman ............................................................... 39

2.

Pembuatan serbuk daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) . 40

3.

Penetapan kadar air serbuk daun jarong (Stachytarpheta indica (L.)
Vahl.) ................................................................................................ 41

4.

Hasil uji tabung kandungan polifenol .............................................. 41

B. Pembuatan Ekstrak Etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica
(L.) Vahl.)................................................................................................ 43
C. Penentuan waktu pencuplikan darah ....................................................... 44
D. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 30% Daun Jarong
(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) pada Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida ............................................................................................. 48
1. Kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB ............................................... 52
2. Kontrol hepatotoksin 2 mL/kgBB .................................................... 56
3. Kontrol perlakuan ekstrak etanol 30% daun jarong 400 mg/kgBB . 57
4. Kelompok

praperlakuan

ekstrak

etanol

30%

daun

Stachytarpheta indica (L.) Vahl. pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida ......................................................... 58
E. Rangkuman Pembahasan ........................................................................ 64

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 67
A. Kesimpulan.............................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
LAMPIRAN ........................................................................................................ 75
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 103

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT ................................

29

Tabel II.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen AST ................................

29

Tabel III.

Purata kadar ALT tikus setelah induksi karbon tetraklorida dengan
dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam ke 0, 24, dan 48 45

Tabel IV.

Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada
jam ke-0, 24, dan 48 ......................................................................

Tabel V.

46

Purata kadar AST tikus setelah induksi karbon tetraklorida dengan
dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam ke 0, 24, dan 48 46

Tabel VI. Hasil Paired-Samples T Test kadar AST tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada
jam ke-0, 24, dan 48 ......................................................................

48

Tabel VII. Purata ± SE kadar ALT dan AST tikus jantan galur Wistar pada
kelompok perlakuan ......................................................................

49

Tabel VIII. Hasil uji post hoc Tukey kadar ALT praperlakuan ekstrak etanol 30%
S. indica pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
....................................................................................................... 51

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel IX. Hasil uji post hoc Games Howell kadar AST praperlakuan ekstrak
etanol 30% S. indica pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2
mL/kgBB .......................................................................................
Tabel X.

52

Purata kadar ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil 2
mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ...................................................

53

Tabel XI. Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah pemberian olive
oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ...........................................

54

Tabel XII. Hasil Paired-Samples T Test kadar AST tikus setelah pemberian olive
oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ...........................................

xv

54

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl. ...................

8

Gambar 2.

Hati dalam sistem pencernaan............................................. .....

11

Gambar 3.

Struktur dasar lobulus hati ........................................................

12

Gambar 4.

Gambar anatomi hati tikus Wistar ............................................

13

Gambar 5.

Representasi skematik saluran pembuluh darah vena pada hati
tikus Wistar ...............................................................................

14

Gambar 6.

Biotransformasi karbon tetraklorida .........................................

19

Gambar 7.

Hasil uji polifenol serbuk daun jarong dalam aquadest ...........

42

Gambar 8.

Hasil uji polifenol serbuk daun jarong dalam etanol 30% ........

42

Gambar 9.

Ekstrak etanol 30% daun S. indica cair ....................................

43

Gambar 10. Ekstrak etanol 30% daun S. indica kental.................................

44

Gambar 11. Diagram batang purata kadar ALT pada selang waktu 0, 24,
dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2
mL/kgBB ..................................................................................

45

Gambar 12. Diagram batang purata kadar AST pada selang waktu 0, 24,
dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2
mL/kgBB ..................................................................................

47

Gambar 13. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar
pada kelompok perlakuan .........................................................

50

Gambar 14. Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar
pada kelompok perlakuan .........................................................

xvi

50

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 15. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar
setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

54

Gambar 16. Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar
setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

xvii

55

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Hasil determinasi Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) ...

Lampiran 2.

Surat pengesahan determinasi Stachytarpheta indica (L.)
Vahl. ..........................................................................................

Lampiran 3.

82

Analisis statistik kadar ALT dan AST pada kelompok kontrol olive
oil 2 mL/kgBB ...................................................................................

Lampiran 7.

81

Analisis statistik kadar ALT dan AST pada penetapan waktu
pencuplikan darah .............................................................................

Lampiran 6.

80

Surat keterangan penggunaan program IBM SPSS Statistics 22
Lisensi UGM .....................................................................................

Lampiran 5.

79

Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC).......................................................................

Lampiran 4.

76

84

Analisis statistik kadar ALT pada perlakuan ekstrak etanol 30%
daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) setelah induksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB ........................................................

Lampiran 8.

85

Analisis statistik kadar AST pada perlakuan ekstrak etanol 30%
daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) setelah induksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB ........................................................

Lampiran 9.

92

Penetapan kadar air serbuk daun Stachytarpheta indica (L.)
Vahl. ..........................................................................................

Lampiran 10. Perhitungan

dalam

pembuatan

ekstrak

98

kental

daunStachytarpheta indica (L.) Vahl. ...........................................

99

Lampiran 11. Perhitungan efek hepatoprotektif ALT......................................

100

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 12. Perhitungan efek hepatoprotektif AST. ....................................

101

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis ekstrak etanol 30% daun
jarong(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.). .....................................

xix

102

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak
etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar ALT
dan AST pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida
(CCl4), dosis efektif, dan kekerabatan dosis dengan efek hepatoprotektif yang
dihasilkan.
Jenis penelitian adalah eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola searah. Digunakan30 tikus jantan berumur 2-3 bulan dengan berat
badan ± 160-250 gram, dibagi acak dalam 6 kelompok. Kelompok I diberi olive
oil dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial, diambil darah pada jam ke-24.
Kelompok
II diberi larutan CCl4 dalam minyak zaitun (1:1) dosis 2
mL/kgBBsecara intraperitonial, diambil darah pada jam ke-24. Kelompok III
diberi ekstrak etanol 30% daun S. indicadosis 400 mg/kgB secara peroral, diambil
darah pada jam keenam. Kelompok IV, V, dan VI diberi ekstrak etanol 30% daun
S. indica dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBBsecara peroralenam jam
sebelum pemberian CCl4secara intraperitonial.Pengambilan darah pada sinus
orbitalis mata untuk penetapan kadar ALT dan AST dilakukan pada jam ke-24
setelah pemberian CCl4. Data kadar ALT dan AST dianalisis menggunakan one
wayANOVA, taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan post hoc Tukey atau Games
Howell.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 30% daun S. indica memiliki
efek hepatoprotektif, karena dosis 200 dan 400 mg/kgBB menurunkan kadar
ALT-AST. Persen efek hepatoprotektif ALT dari dosis terendah ke tertinggi
sebesar 75,31% dan 97,38% dan persen hepatoprotektif AST sebesar 83,77% dan
96,17%. Dosis efektif adalah dosis 400 mg/kgBB serta terdapat kekerabatan
antara dosis dan efek hepatoprotektif yang dihasilkan.
Kata kunci : efek hepatoprotektif, Stachytarpheta indica (L.)
Vahl.,ekstrak etanol 30%, ALT, AST

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research were to prove the hepatoprotective effect of
30% ethanol extract of jarong leaves (Stachytarpheta indica Vahl.) to ALT and
AST concentration, found the effective dose, and the correlationbetween the
increase dose of S. indica 30% ethanol extract and ALT-AST concentration in
male Wistar rats induced carbon tetrachloride (CCl4).
The research was purely experimental research with randomized
complete direct sampling design. This research used30 male, aged 2-3 months and
160-250 grams weight and divided randomized into six groups. Group I was given
olive oil at a dose of 2 mL/kgBW intraperitonially. Group II was given CCl4
dissolved in olive oil (1:1) at a dose of 2 mL/kgBW intraperitonially. Blood were
taken at 24th hour for group I and II. Group III was given 30% ethanol extract S.
indicaat dose 400 mg/kgBWorally for six hours. Group IV; V; and VI were given
30% ethanol extract S. indica with doses level 100; 200; and 400 mg/kgBWorally
six hours before CCl4administration imtraperitonially. Blood samples from all
group were taken through the eyes orbital sinus for measuring the ALT and AST
serum concentration at 24th hour after administration of CCl4. The data were
analyzed by one way ANOVA with 95% significancy level and continued with
Tukey orGames Howellpost hoc.
The results showed that 200 and 400 mg/kgBW doses of30% ethanol
extract of S. indicaleaves had a hepatoprotective effect by lowering ALT and AST
concentration. Hepatoprotective percents for ALTof 200 and 400 mg/kgBW dose
were 75,31%and 97,38% and for AST were 83,77% dan 96,17%. The effective
dose of 30% ethanol extract of S. Indica leaves was 400 mg/kgBW and there was
a correlation between the increase dose of S. indica 30% ethanol extract and
ALT-AST concentration reduction.
Keywords : hepatoprotective effect, Stachytarpheta indica Vahl., 30% ethanol
extract, ALT, AST

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang

Hati merupakan organ yang terbesar dan terkompleks dalam tubuh
manusia, organ ini memiliki tugas utama sebagai organ metabolisme (Wibowo
dan Paryana, 2005). Hati mempunyai peranan besar bagi tubuh. Hati memiliki
lebih dari 500 fungsi antara lain menampung darah, membersihkan darah untuk
melawan infeksi, sebagai tempat empedu diproduksi dan disekresikan, membantu
menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat), membantu
metabolisme lemak, protein, vitamin dan mineral, mempertahankan suhu tubuh,
serta menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) (Wijayakusuma,
2008).
Salah satu bentuk kerusakan hati yang sering dijumpai adalah
perlemakan hati (steatosis). Pada perlemakan hati terjadi penumpukan trigliserida
dalam bentuk droplet di dalam sitoplasma sel hepatosit (Schattner and Knobler,
2008). Berdasarkan etiologinya, perlemakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu
perlemakan hati diperantai alkohol dan perlemakan hati yang tidak diperantai
alkohol. Penyakit perlemakan hati yang tidak diperantai alkohol disebut
nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). Penyakit NAFLD menjadi penyakit
hati yang paling umum di beberapa negara. Di Indonesia sendiri, pravelensi
NAFDL diperkirakan sekitar 30% berdasarkan studi lingkungan urban (Sumantri,
2013).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat berpotensi
sebagai obat. Penggunaan tumbuhan sebagai obat sudah tidak asing lagi di
kalangan masyarakat. Tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit
hati

salah

satunya

Wijayakusuma,

adalah

Kusuma,

jarong

dan

(Stachytarpheta

Dalimartha

(1994)

(L.)

Vahl.).

menyebutkan

dalam

indica

penelitiannya bahwa agar peranan tumbuhan, khususnya tumbuhan yang
berkhasiat obat dapat terus ditingkatkan dan dipertanggungjawabkan secara
medis, maka perlu digali lebih mendalam melalui penelitian dan pengujian.
Menurut Joshi, Sutar, Karigar, Patil, Gopalakrishna, dan Sureban (2010),
ekstrak etanol daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. mengandung karbohidrat,
glikosida dan flavonoid. Pada penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa ekstrak
etanol Stachytarpheta indica (L.) Vahl. yang dibuat dengan metode sokletasi
memiliki efek hepatoprotektif yang ditunjukkan dengan penurunan nilai SGPT
(ALT), SGOT (AST), SALP dan serum bilirubin pada tikus yang telah diinduksi
karbon tetraklorida (CCl4), dengan demikian pengukuran kadar enzim ALT dan
AST dapat dilakukan untuk mengetahui kerusakan hati akibat CCl4.
Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada tanaman Stachytarpheta
indica (L.) Vahl. adalah flavonoid. Sahoo, Dash and Bhatnagar (2014)
melaporkan bahwa kandungan flavonoid pada herba Stachytarpheta indica Vahl.
menimbulkan efek antioksidan. Tanaman Stachytarpheta indica (L.) Vahl. juga
diteliti dengan membuat ekstrak etanol 96% dari bagian daun oleh Joshi et al.
(2010) dan herba (whole plant) oleh Gayatri, Ramesh, Sumalatha, Venkateswarao,
Vidyadhara (2011). Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa bagian daun dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

herba Stachytarpheta indica (L.) Vahl. dapat memberi efek hepatoprotektif karena
senyawa flavonoid yang terkandung di dalamnya. Menurut Dalimartha (2000)
rebusan

tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) dapat digunakan

sebagai obat tradisional Indonesia untuk mengatasi penyakit hati.
Flavonoid merupakan salah satu komponen dari tanaman yang dapat
memberikan perlindungan terhadap hati (Gayatri et al., 2011). Flavonoid dapat
mudah tersari oleh pelarut yang memiliki sifat kepolaran yang sama, yaitu etanol
(Joshi et al., 2010). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan etanol sebagai
komponen pelarut dalam pembuatan ekstrak daun jarong (Stachytarpheta indica
(L.) Vahl.).
Sahoo et al. (2014) meneliti tentang skrining fitokimia dan bioevaluasi
tanaman Stachytarpheta indica (L.) Vahl. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak daun tanaman Stachytarpheta indica (L.) Vahl. memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak dari bagian batang
tanaman tersebut, ditinjau dari uji kuantitatif penangkapan radikal. Berdasarkan
pertimbangan dari hasil penelitian Sahoo et al. (2014) tersebut, bagian tanaman
yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi.
Dua

penelitian

terdahulu

yang

meneliti

efek

hepatoprotektif

tanaman

Stachytarpheta indica (L.) Vahl., yakni bagian daun oleh Joshi et al. (2010) dan
herba (whole plant) oleh Gayatri et al. (2011) menggunakan metode sokletasi.
Maserasi memiliki beberapa keunggulan, di antaranya tidak sulit dalam proses
pengerjaan, biaya yang dikeluarkan terjangkau, dan menggunakan peralatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

sederhana. Maserasi juga lebih bagus bagi senyawa yang tidak tahan panas jika
dibandingkan dengan metode sokletasi, karena maserasi tidak melibatkan panas
dalam proses ekstraksinya (Masroh, 2010).
Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai hepatotoksin.
Karbon tetraklorida (

) dapat menimbulkan kerusakan sel hati berupa

perlemakan hati (steatosis). Senyawa

dimetabolisme oleh mikrosomal hati

sitokrom P450 2E1 (CYP2EI) dan kemudian membentuk radikal bebas berupa
triklorometil (

) (Jeon, Hwang, Park, Jung, Shin, dan Choi, 2003). Ketika

bereaksi dengan oksigen (gas O2) maka akan membentuk radikal
triklorometilperoksi yang lebih reaktif. Radikal

dan triklorometilperoksi

akan merusak membran lipid endoplasma yang diawali dengan peroksidasi lipid.
Peningkatan radikal bebas

akan berpengaruh pada berbagai perubahan

patologis hati (Cemek, Aymelek, Buyukokuroglu, Karaca, Buyukben, dan Yilmas,
2010).
Pada penelitian ini, pemberian ekstrak dilakukan sebagai praperlakuan.
Ekstrak diberikan dalam jangka waktu enam jam dengan mengacu pada model
penelitian yang dilakukan oleh Eviani (2015) mengenai “Efek Hepatoprotektif
Jangka Pendek Sediaan Dekokta Kulit Persea Americana Mill. terhadap Aktivitas
ALT-AST pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida”.
Berdasarkan pemaparan diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai efek
hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)
terhadap kadar AST-ALT pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon
tetraklorida. Alasan pemilihan pelarut berdasarkan pada flavonoid yang memiliki

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

sifat polar (Joshi et al., 2010). Penelitian ini merupakan penelitian payung (dalam
tim) yang meneliti efek hepatoprotektif ekstrak daun Stachytarpheta indica (L.)
Vahl dengan berbagai konsentrasi etanol sebagai pelarut, sehingga dalam
penelitian ini pelarut yang digunakan adalah etanol 30%.
1. Perumusan masalah
a. Apakah ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)
dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB mempunyai efek hepatoprotektif dengan
menurunkan kadar AST-ALT pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon
tetraklorida?
b. Berapakah dosis efektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta
indica (L.) Vahl.) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?
c. Adakah kekerabatan antara dosis pemberian ekstrak etanol 30% daun
Stachytarpheta indica (L.) Vahl. dengan penurunan kadar ALT-AST pada tikus
jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?
2. Keaslian penelitian
Penelitian menggunakan tanaman Stachytarpheta indica Vahl. pernah
dilakukan oleh :
a. Sahoo et al. (2014) melaporkan mengenai efek antioksidan dari
ekstrak metanol Stacytarpheta indica Vahl. dengan menggunakan metode DPPH.
b. Joshi et al. (2010) melakukan penelitian tentang skrining ekstrak
etanol daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. Menggunakan metode ekstraksi
sokletasi dengan beberapa pelarut berdasarkan peningkatan polaritas. Penelitian
ini menyebutkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

dilaporkan memiliki efek hepatoprotektif. Uji efek hepatoprotektif ini dilakukan
dengan menggunakan kontrol positif liv 52 (obat herbal yang diperoleh dari The
Himalaya Drug Company), dengan hepatotoksin karbon tetraklorida, dengan
jangka waktu penelitian 10 hari.
c. Gayatri

et

al.

(2011)

melakukan

penelitian

tentang

efek

hepatoprotektif ekstrak etanol herba (whole plant) Stachytarpheta indica (L.)
Vahl. pada tikus jantan galur Wistar. Metode ekstraksi yang digunakan adalah
dengan metode soklet. Pelarut ekstrak yang digunakan adalah etanol 96%. Uji
kadar hepatoprotektif dilakukan dalam jangka waktu 7 hari dengan model
hepatotoksin karbon tetraklorida.
Berdasarkan jurnal penelitian diatas maka penelitian efek hepatoprotektif
dari ekstrak etanol 30% daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan metode ekstraksi maserasi
belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait
ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian mengenai pengaruh pemberian
ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) sebagai
hepatoprotektor.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait
dosis efektif pemberian ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica
(L.) Vahl.) bagi masyarakat.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol 30% daun
jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar ALT dan AST pada
tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.
2. Tujuan khusus
a.

Mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) dengan menurunkan kadar ALT-AST pada
tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
b.

Mengetahui dosis efektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta

indica (L.) Vahl.) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
c. Mengetahui ada tidaknya kekerabatan antara dosis pemberian ekstrak
etanol 30% daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. dengan penurunan kadar ALTAST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)

Gambar 1. Tanaman Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) (Chichester, 2015)
Jarong (Gambar 1.) merupakan tumbuhan liar yang berbunga sepanjang
tahun, dapat diperbanyak dengan biji, dan dapat tumbuh di tempat-tempat teduh
dengan ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut (Maradjo, 1985). Tumbuhan
jarong berasal dari benua Amerika yang beriklim panas dan dapat ditemukan di
Indo-Cina, Semenanjung Malaka, dan Indonesia (Dharma, 1996).
Tumbuhan ini secara tradisional dapat mengurangi gejala penyakit
kencing nanah, berak darah, amandel (Soedibyo, 1998). Jarong juga dapat
mengurangi gejala rematik, serta hepatitis A (Dalimartha, 2001).
1. Taksonomi
Kingdom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Super Divisi : Spermatophyta
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Lamiales

Famili

: Verbenaceae

Genus

: Stachytarpheta

Spesies

: Stachytarpheta indica Vahl.

Sinonim nama ilmiah
Spesies

: Stachytarpheta indica (L.) Vahl.
(Bilgrami dan Dogra, 1990).

2. Nama daerah
Jarong memiliki nama yang berbeda untuk beberapa daerah di Indonesia.
Beberapa diantaranya yaitu Remek getih, Ngadi rengga (Jawa), Jarongan, Jarong
lelaki (Jakarta), Jarong lelaki, Pecut kuda (Sunda), Rum jarum, Roem jharum
(Madura), Selasih hutan (Sumatera) (Dharma, 1996; Soedibyo, 1998).
3. Nama asing
Jarong memiliki beberapa sebutan di negara-negara berbeda. Jarong
disebut Gajihan (Malaysia), Ratstail (Filipina), Yu long bian (China) (Plantamor,
2012).
4. Morfologi
Stachytarpheta indica Vahl. adalah rumput-rumputan yang tegak, tinggi
0,3-0,9 m. Stachytarpheta indica Vahl. memiliki daun berhadap-hadapan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

bertangkai sangat panjang, berbentuk elips memanjang atau bulat telur, dengan
kaki yang menyempit demi sedikit, di atas bagian kaki yang bertepi rata berigigi
beringgit, berambut jarang atau tidak yang ukurannya 4-9 cm dan 2,5-5 cm. Bulir
bertangka pendek, panjang 15-30 cm. Daun pelindung menempel kuat pada
kelopak, bertepi lebar serupa selaput. Kelopak bergigi empat, panjang 0,5 cm.
Tabung dasar bunga berbentuk bantal. Buah berbentuk garis baji, panjang 0,5 cm,
pecah dalam 2 kendaga. Stachytarpheta indica Vahl. terutama hidup di daerah
dengan musim kemarau yang tegas, di tempat yang cerah atau sedikit, 1-1,250 m
(Van Steenis, 1992).
5. Kandungan kimia dan kegunaan
Joshi et al. (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ekstrak
etanol daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. mengandung karbohidrat, glikosida
dan flavonoid. Penelitian yang dilakukan oleh Joshi et al. (2010) dan Gayatri et al.
(2011) menunjukkan bahwa kandungan flavonoid pada daun dan herba jarong
dapat berperan sebagai hepatoprotektor. Sahoo et al. (2014) melaporkan bahwa
kandungan flavonoid pada ekstrak metanol Stacytarpheta indica Vahl. dapat
berperan sebagai antioksidan.
Senyawa antioksidan dapat mempengaruhi ikatan kovalen antara radikal
bebas reaktif dengan molekul seluler (asam nukleat, protein, lemak). Senyawa
antioksidan akan mengurangi dampak yang ditimbulkan radikal tersebut, seperti
gangguan

metabolisme

lipid

dan

gangguan

sintesis

lipoprotein

yang

memungkinkan terjadinya penumpukan lemak di hati (Prochazkova, Bousova, dan
Wilhelmova, 2011).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

B. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati atau hepar merupakan organ sentral dalam proses metabolisme di
dalam tubuh (Sacher and McPherson, 2004). Struktur anatomi dan fisiologi dari
hati yaitu:
1. Anatomi hati
Hati merupakan kelenjar paling besar yang ada dalam tubuh manusia.
Berat hati manusia mencapai 1500 g atau 1,5 kg. Bagian superior dari hati
berbentuk cembung dan terletak pada bagian bawah kubah kanan diafragma.
Bagian inferior dari hepar berbentuk cekung dang di bagian bawahnya terletak
ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus (Baradero, Dayrit, dan Siswandi, 2008).
Letak hati dalam sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan (Baradero dkk., 2008)
Hati berwarna merah cokelat dan bertekstur lunak. Hati berbentuk baji
dengan dasar pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri. Hati dibagi menjadi dua
lobus yakni lobus kiri dan kanan (Hadi, 2002). Lobus kanan terdiri dari bagian
segmen anterior dan posterior, sedangkan lobus kiri terdiri dari bagian segmen

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

medial dan lateral. Lobus kanan dan lobus kiri dipisahkan di antero-superior oleh
ligamentum falsiformis dari hati melintasi diafragma sampai ke dinding abdomen
anterior.
Hepar memiliki empat saluran, yaitu arteri hepatica, vena porta
hepatica, vena hepatica, dan kanal empedu. Setiap lobus pada hati terbagi
menjadi struktur-struktur yang disebut dengan lobulus. Lobulus hati ditunjukkan
pada gambar 3. Lobulus ini terdiri dari lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk
kubus dan tersusun mengelilingi vena sentralis. Hepatosit pada lobulus hati
membentuk piringan tidak merata yang tersusun seperti jari-jari roda, ruang di
antara hepatosit terdapat kapiler yang menjulur ke vena sentral yang disebut
sinusoid. Sinusoid merupakan cabang vena porta dan arteri hepatica dan dibatasi
oleh sel Kupffer. Fungsi sel Kupffer adalah sebagai sistem monosit makrofag
(untuk menelan bakteri dan benda-benda asing dalam darah) sehingga hati
merupakan salah satu organ yang sangat penting untuk pertahanan terhadap
bakteri ataupun agen toksik (Baradero dkk., 2008).

Gambar 3. Struktur dasar lobulus hati (Baradero dkk., 2008)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

2. Anatomi hati tikus
Perbandingan antara struktur fundamental hati manusia dengan hati tikus
sangat diperlukan, karena umumnya penelitian-penelitian menggunakan hasil
pada tikus untuk direpresentasikan sebagai hasil pada manusia. Hati tikus
memiliki empat lobus (kiri, tengah, kanan, dan kaudatus). Struktur anatomi hati
tikus, yang diambil dari hasil pembedahan tikus Wistar ditunjukkan pada gambar
4.

Gambar 4. Gambar anatomi hati tikus Wistar (Lorente, Rodriguez, Duran,
Duran, Alonso, dan Arias, 1995)
Gambar di atas menunjukkan anatomi fungsional hati tikus Wistar. Hati
tikus Wistar terbagi menjadi empat lobulus, yakni right, left, median (central),
dan caudate. Pedikulus porta berada pada anterior hingga terhubung dengan
pembuluh darah vena. Zona caudate (CL), right lateral (RLL), central (C), dan
left (L) dari right middle (RML), left middle (LML), dan left lateral (LLL)
dihubungkan dengan pedikulus yang berhubungan langsung dengan pembuluh
darah vena pertama. Hanya bagian caudate process (CP) dan right (R) dari RML
yang dihungkan oleh pedikulus vena kedua. Dalam hubungan dengan pembuluh
vena, alur aliran yang berasal dari CP, CL, RLL, RML, dan LLL dengan
pedikulus vena pertama. Hanya LML yang bekerja dengan pedikulus yang
terhubung dengan vena kedua (Lorente et al., 1995).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Lobus kiri dan tengah membentuk sebuah lobus tunggal yang memiliki
notch dalam yang menjadi tempat penempelan ligamen bulat. Lobus kanan dibagi
menjadi dua sub-lobus dan lobus kaudatus dibagi menjadi bagian paracaval dan
lobus Spiegel, yang dibagi kembali menjadi dua sub-lobus. Lobus kiri, kanan,
dan kaudatus memiliki satu cabang vena porta primer, dimana lobus tengah
memiliki dua cabang porta. Lobus dan sub-lobus kiri maupun kanan masingmasing memiliki pembuluh darah vena hepatika, dimana tiga vena hepatika besar
ditemukan pada lobus tengah (Kogure, Ishizaki, Nemoto, Kuwano, Makuuchi,
1999).
Berdasarkan pola percabangan dari vena porta dan vena hepatika, lobus
tengah tikus memiliki komponen hepatik kiri dan kanan serta sebuah celah dari
porta utama. Struktur fundamental hati tikus dan manusia disimpulkan mirip.
Representasi skematik saluran pemburuh darah pada tikus Wistar ditunjukkan
pada gambar 5.

Gambar 5. Gambar representasi skematik saluran pembuluh darah vena pada
hati tikus Wistar (Lorente et al., 1995)
Keterangan gambar:
H-IVC: intrahepatic inferior vena cava, ICL: inferior caudate lobe, SCL:
superior caudate lobe, LLL: left lateral lobe, RML: right middle lobe, SRLL:
superior right lateral lobe, IRL: inferior right lateral lobe

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

3. Fisiologi hati
Hati menjalankan fungsi yang sangat vital bagi tubuh manusia. Fungsi
hati yaitu mensekresi empedu, metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan
bilirubin; detoksifikasi zat-zat endogen dan eksogen serta sebagai tempat
penyimpanan vitamin dan mineral (Baradero dkk., 2008).
Di dalam hati, terdapat enzim superoksida dismutase (SOD) dan enzim
katalase (CAT). Enzim SOD merupakan enzim yang sangat sensitif bila terjadi
kerusakan hepatoseluler dan berperan sebagai enzim antioksidan alami bagi
tubuh. Enzim SOD mengikat anion superoksida untuk kemudian membentuk
hidrogen peroksida yang berfungsi untuk mengurangi efek toksis yang
ditimbulkan oleh radikal bebas. Enzim CAT memiliki fungsi yang sama dengan
SOD sebagai enzim antioksidan alami bagi tubuh, namun CAT lebih luas tersebar
di semua jaringan hewan dimana kadar tertinggi ditemukan dalam sel darah merah
dan hati. Penurunan kadar SOD dan CAT menandakan adanya kerusakan pada sel
hati (Palanivel, 2008).
Selain SOD dan CAT, hati memiliki perlindungan non enzimatik seperti
glutathione (GSH). Glutation berfungsi untuk melindungi hati dari radikal bebas
seperti hidrogen peroksida, radikal superoksida, dan memelihara membran tiol
protein. Menurunnya kadar GSH pada tikus disebabkan adanya peroksidasi lipid
akibat paparan radikal bebas (Palanivel, 2008).
C. Kerusakan Hati
Kerusakan hati dapat disebabkan oleh berbagai macam substansi kimia
(hepatotoksin) dan ditandai dalam dua cara yakni akumulasi lemak atau kematian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

sel-sel hati. Hati memiliki kapasitas cadangan sehingga manifestasi klinis dari
kerusakan hati pada manusia baru akan muncul ketika telah terjadi kerusakan hati
mencapai 80%-90% (Crawford and Liu, 2010). Tidak terdapat patokan pasti
hingga pada persen kerusakan berapakah manifestasi klinis kerusakan hati tikus
akan muncul, tetapi dari penelitian Sasminto (2013) setelah peningkatan SGOT
sebanyak 20 kali lipat, tikus akan mengalami kematian karena telah terjadi
kerusakan fungsi hati.
Hati dapat mengalami berbagai kerusakan. Kerusakan-kerusakan yang
dapat terjadi pada hati, yaitu:
1. Perlemakan hati (Steatosis)
Akumulasi lemak dalam hati atau dikenal sebagai steatosis merupakan
tanda umum toksisitas hati dan dapat diakibatkan oleh zat kimia toksik. Salah satu
senyawa yang dapat mengakibatkan steatosis adalah karbon tetraklorida (CCl4).
Karbon tetraklorida dapat menyebabkan perlemakan hati melalui penghambatan
sintesis satuan protein dari lipoprotein dan penekanan konjugasi trigliserid dengan
lipoprotein (Hodgson, 2010).
2. Nekrosis hati
Nekrosis hati merupakan kematian dari hepatosit yang termasuk dalam
kerusakan akut. Nekrosis hati terjadi akibat paparan sejumlah zat kimia.
Kerusakan hati jenis ini ditandai dengan edema sitoplasma, dilatasi retikulum
endoplasma, dan disagregasi polisom (Hodgson, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

3. Kolestasis
Kolestasis merupakan penekanan atau penghentian aliran empedu yang
disebabkan oleh faktor dalam atau luar dari hepar (Hodgson, 2010). Zat-zat yang
dapat menyebabkan kolestasis contohnya adalah steroid anabolik dan kontrasepsi
seperti klorpromazin dan eritromisin laktobionat

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50% daun jarong (Stachytarpheta indica (l.) vahl.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 90% daun jarong (Stacytarpheta indica vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 133

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alann aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 82

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun tempuyung (sonchus arvensis l.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate transaminase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 3 130

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek Hepatoprotektif infusa daun ceplikan [Reullia tuberosa L.] pada mencit jantan terinduksi karbon tetraklorida [CCL] : kajian terhadap aktivitas serum alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 100

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112