Selanjutnya

REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN
AN TARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEPOLISIAN FEDERAL AUSTRALIA
TENTANG
KERJA SAMA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEJAHATAN LINTAS NEGARA

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Federal Australia
(AFP) selanjutnya disebut "Para Peserta".

Sesuai dengan maksud dan tujuan dari Kesepakatan antara Republik
Indonesia dan Australia dalam Kerangka Kerja Sarna Keamanan
(Perjanjian Lombok) yang telah ditandatangani di Lombok pada tanggal
13 November 2006.
Berkeinginan untuk lebih mengembangkan hubungan kerja sama dan
mengkonsolidasi hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara
khususnya dalam memperkuat kapasitas kerja sama kepolisian.

Memperhatikan arti pentingnya kerja sama antara Kepolisian kedua negara
untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan lintas negara termasuk
meningkatkan pembangunan kapasitas.
Mengakui prinsip-prinsip kemerdekaan, tidak saling mencampuri, kesetaraan,
saling menguntungkan, dan hak-hak terhadap kedaulatan negara dan
keutuhan wilayah.
Berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dimasing-masing negara,
termasuk prosedur dan kebijakan dari masing-masing Peserta.
Menyetujui hal-hal sebagai berikut:

2
Paragraf 1
Pengertian

Beberapa terminologi pada Pengaturan ini diartikan sebagai berikut:
Operasi
terkoordi nasi

setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Para Peserta dalam


lntelijen

setiap informasi yang diperlukan untuk mendukung
investigasi kepolisian, yang dapat dipertukarkan oleh Para
Peserta dalam rangka kerja sama sesuai dengan
Pengaturan ini.

Kesepakatan
Strategis

setiap rencana kolaborasi dan kegiatan kerja sama yang
disepakati bersama dan akan dilakukan oleh Para Peserta
sesuai dengan Pengaturan ini.

Pertemuan
Pejabat Senior

sebuah pertemuan tahunan yang dibentuk oleh Para Peserta
dan bertanggung jawab untuk menyusun Kesepakatan
Strategis.


Pertemuan
Manajemen
Triwulan

pertemuan yang dibentuk oleh Para Peserta dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan Kesepakatan
Strategis.

rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan lintas negara.

Paragraf 2
Tujuan

2.1

Pengaturan ini dimaksudkan untuk membentuk kerangka dasar kerja
sama antara Para Peserta dalam pencegahan dan penanggulangan
kejahatan lintas negara.


2.2

Para Peserta akan meningkatkan kerja sama dalam pencegahan dan
lintas negara
dan
meningkatkan
penanggulangan
kejahatan
pembangunan kapasitas dibawah Pengaturan ini sebagai bentuk
implementasi dari Rencana Aksi Perjanjian Lombok.

Paragraf 3
Linqkup Kerja Sarna

Para Peserta akan berkerja sama dalam:
3.1

pencegahan dan penanggulangan kejahatan lintas negara, khususnya
terkait dengan:


terorisme;

penyelundupan manusia;

perdagangan orang;

pencucian uang;

korupsi;

penangkapan ikan ilegal;
penambangan ilegal;


3







kejahatan hak kekayaan intelektual;



perdagangan gelap narkotika dan bahan psikotropika serta
prekursornya;
perdagangan gelap senjata api, amunisi, bahan peledak dan
material berbahaya lainnya serta produksi ilegalnya; dan
jenis kejahatan lain yang dianggap perlu oleh kedua peserta.



3.2

pembalakan liar;
kejahatan dunia maya:
eksploitasi anak;
kejahatan ekonomi;


Peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan institusi melalui
metode-metode; termasuk:

pertukaran personil;

program pelatihan dan pendidikan;

kemitraan dalam membangun fasilitas untuk pencegahan dan
penanggulangan kejahatan lintas negara;

dukungan peralatan dan teknologi;

dukungan operasi.

Paragraf 4
Bentuk -Bentuk Kerja Sarna

4.1

Para Peserta akan bekerja sama pada kegiatan-kegiatan berikut ini:


pertukaran informasi intelijen tentang kejahatan lintas negara dan
masalah lain dalam kerangka investigasi kepolisian;
operasi terkoordinasi dalam kerangka kegiatan kepolisian untuk

mencegah dan menanggulangi kejahatan lintas negara;

pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan
yang mencakup pertukaran personil dan menghadiri seminar dan
lokakarya;

penyediaan peralatan dan teknologi;

penyediaan dana untuk kegiatan kerja sama.

4.2

Para Peserta mendukung peran penting the Jakarta Center for Law
Enforcement Cooperation (JCLEC) dalam membangun kapasitas untuk
mencegah kejahatan lintas negara.


Paragraf 5
Mekanisme Kerja Sarna

5.1

Kesepakatan Strategis dan bentuk-bentuk kerja sama dibawah
Pengaturan ini akan disusun oleh Pertemuan Pejabat Senior (SOM).

5.2

lmplementasi dari Pengaturan ini akan dikelola melalui Pertemuan
Manajemen Triwulan reguler antara Para Peserta.

4
Paragraf 6
Pelaksanaan Pengaturan

6.1


Bidang-bidang kerja sama khusus pada Pengaturan ini dapat dilakukan
dibawah Pengaturan pelaksanaan terpisah, yang ditentukan bersama
oleh Para Peserta.

Paragraf 7
Pertemuan Pejabat Senior

7.1

Dibawah Pengaturan 1n1, Pertemuan Pejabat Senior (SOM) akan
diselenggarakan setiap tahun. Tempat pertemuan akan diadakan secara
bergantian atau ditentukan sesuai kesepakatan Para Peserta.

7.2

Ketua Delegasi sebagai ketua bersama dari SOM adalah :

Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Wakil Commissioner Kepolisian Federal Australia.



7. 3

T anggung jawab dari SOM mencakup :

mengidentifikasi
isu-isu
yang
akan didiskusikan
pada
kesepakatan strategis;

menentukan dan merencanakan kesepakatan strategis;

kerja sama untuk meningkatkan kemampuan institusi kepolisian
dan menjamin keberlangsungannya;

mengevaluasi efektifitas dan implementasi Pengaturan ini;

meninjau kembali kesepakatan strategis;

menyelesaikan perbedaan-perbedaan pada implementasi dan
interpretasi dari Pengaturan ini.

Paragraf 8
Pertemuan Manajemen Triwulan

8.1

Perwakilan pada Pertemuan Manajemen Triwulan akan ditunjuk oleh
Pertemuan Pejabat Senior.

8.2

Dibawah Pengaturan ini, Pertemuan Manajemen Triwulan akan
diadakan setiap tiga bulan. Tempat pertemuan akan diputuskan oleh
Para Peserta.

8.3

Tanggung jawab dari Pertemuan Manajemen Triwulan mencakup:

mengatur implementasi pefaksanaan dari kesepakatan strategis;

menyediakan dukungan apabila petunjuk strategis dibutuhkan;

memberi arahan untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan
lintas negara dan mengevaluasi implikasi dari operasi tersebut;

memberikan masukan kepada Pertemuan Pejabat Senior;

menyampaikan publikasi dari hasil Penilaian Kejahatan Lintas
Negara yang menguntungkan kedua Peserta.

5
Paragraf 9
Kerahasiaan dan Penqiriman lnformasi
9.1

Para Peserta akan menjaga kerahasiaan atas informasi yang diberikan
dibawah Pengaturan ini termasuk pengiriman dan penyebaran dari
informasi dimaksud kepada pihak ketiga yang hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari Para Peserta.

Paragraf 10
Pertukaran lntelijen
10.1

Penggunaan dari informasi intelijen, baik tertulis maupun lisan, yang
dipertukarkan berdasarkan Pengaturan ini akan memenuhi semua
petunjuk pengamanan informasi intelijen dan peraturan yang berlaku
terhadap Para Peserta.

10.2

Setiap upaya yang diperlukan akan diambil untuk menjam in keamanan
dari setiap informasi intelijen yang dipertukarkan dalam rangka
mencapai tujuan dari Pengaturan ini.

10.3

Setiap pertukaran intelijen berdasarkan Pengaturan ini tidak akan
digunakan oleh pihak ketiga manapun tanpa adanya persetujuan tertulis
dari Para Peserta yang menyediakan informasi intelijen.

Paragraf 11
Pemberitaan Media
11.1

Penyampaian berita ke media, baik bersama maupun secara terpisah,
akan dikoordinasikan oleh kedua Peserta untuk menjamin kepentingan
dari Para Peserta dipertimbangkan dan dilindungi dan/atau tidak akan
membahayakan.

11.2

Penyampaian berita ke media akan
kesadaran publik dari upaya Para
menggagalkan tindak kejahatan, dan
kejahatan lintas negara, namun
metodologinya.

bertujuan untuk meningkatkan
Peserta untuk menekan dan
mengganggu kegiatan sindikat
tidak akan memberitahukan

Paragraf 12
Pendanaan
12.1
12.2

Beban biaya yang timbul dari implementasi Pengaturan ini akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan Para Peserta.
Pendanaan untuk kegiatan kerja sama dibawah Pengaturan ini akan
difasilitasi dengan persetujuan bersama Para Peserta, termasuk jika
diperlukan, dukungan operasional untuk kegiatan bagi kepentingan
bersama.

6
Paragraf 13
Penvelesaian Perbedaan

13.1

Setiap perbedaan pendapat dalam menginterpretasikan Pengaturan ini
akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan/atau negosiasi
oleh perwakilan masing-masing pada Pertemuan Manajemen Triwulan,
atau, jika perlu, pada Pertemuan Pejabat Senior.

Paragraf 14
Revisi atau Amandemen

14.1

Pengaturan ini dapat direvisi atau diamandemen setiap saat secara
tertulis dengan persetujuan Para Peserta. Revisi atau amandemen
tersebut akan berlaku pada tanggal ditetapkan oleh Para Peserta.

Paragraf 15
Masa Berlaku dan Pengakhiran

15.1

Pengaturan ini akan berlaku sejak tanggal ditandatangani dan akan
tetap berlaku untuk 3 (tiga) tahun. Pengaturan ini dapat diperpanjang
untuk 3 (tiga) tahun kedepan melalui kesepakatan tertulis.

15.2

Pengaturan ini dapat diakhiri oleh salah satu Peserta dengan
memberitahukan kepada Peserta lainnya pemberitahuan tertulis 3 (tiga)
bulan sebelumnya.

15.3

Pengakhiran Pengaturan ini tidak akan mempengaruhi komitmen Para
Peserta terhadap kerahasiaan informasi dibawah Pengaturan ini kecuali
disepakati lain oleh Para Peserta.

Sebagai bukti, yang bertanda tangan dibawah ini, diberi kuasa oleh Pemerintah
masing-masing, telah menandatangani Pengaturan ini.
Oitandatangani dalam rangkap dua, di Bali, Indonesia, pada tanggal dua puluh
November tahun dua ribu sebelas dalam dua naskah asli, yaitu Bahasa Indonesia
dan Bahasa lnggris, kedua naskah mempunyai keabsahan yang sama. Oalam hal
terdapat perbedaan penafsiran, naskah dalam Bahasa lnggris yang berlaku.
Untuk Kepolisian Negara
Republik Indonesia

Untuk Kepolisian Federal Australia

Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia

Commissioner Kepolisian Federal
Australia

Signed
Timur Pradopo
Jenderal Polisi

Signed

セM セ セ セ ON }'セ Jセ@
lS§:\

-1..

REPUBLIK INDONESIA

ARRANGEMENT
BETWEEN
THE INDONESIAN NATIONAL POLICE
AND
THE AUSTRALIAN FEDERAL POLICE
ON
COOPERATION IN PREVENTING AND COMBATING TRANSNATIONAL
CRIME

The Indonesian National Police (INP) and the Australian Federal Police (AFP)
hereinafter referred to as "the Participants";

Pursuant to purposes and objectives of the Agreement between the Republic
of Indonesia and Australia on the Framework for Security Cooperation (Lombok
Treaty) signed in Lombok on 13th November 2006.
Desiring to further develop cooperation and consolidate existing friendly
relations between the two countries especially strengthening the police
cooperation capacities.
Noting the central importance of the cooperation between the Police of both
countries to prevent and to combat transnational crimes as well as to enhance
capacity building.
Recognising the principles of independence, non-interference, equality,
mutual benefits, and the rights to sovereignty and territorial integrity.
Pursuant to the prevailing laws and regulations in the respective countries, as
well as the procedures and policy of the individual Participants.
Have mutually determined as follows:

2

Paragraph 1
Definitions
In this Arrangement certain terms are defined as follows:
Coordinated
operations

any activities conducted by the Participants in order to
prevent and combat transnational crimes.

Intelligence

any information necessary to progress police investigation,
which may be exchanged by the Participants in the course of
cooperation pursuant to this Arrangement.

Strategic
Engagement

any mutually determined plans of collaborative and
cooperative activities undertaken between the Participants in
accordance with this Arrangement.

Senior
Officers
Meeting

an annual meeting established by the Participants and is
responsible for setting the Strategic Engagement.

Quarterly
Management
Meeting

the meeting established by the Participants and
responsible for implementing the Strategic Engagement.

is

Paragraph 2
Objective
2.1

This Arrangement is intended to establish a basic framework of
cooperation between the Participants in preventing and combating
transnational crimes.

2.2

The Participants will enhance cooperation in preventing and combating
transnational crimes and enhance capacity building under this
Arrangement to implement the Lombok Treaty, Plan of Action.

Paragraph 3
Scope of Cooperation
The Participants will cooperate in:
3.1

Preventing and combating transnational crimes, in particular acts
relating to:

terrorism

people smuggling

trafficking in persons

money laundering

corruption

illegal fishing

illegal mining

3









3.2

illegal logging
cyber -crimes
child exploitation
economic crime
intellectual property crime
illicit trafficking in narcotic drugs and psychotropic substances and
their precursors
illicit trafficking in arms, ammunition, explosives and other
dangerous materials and the illegal production thereof
other types of crimes if deemed necessary by both Participants.

Capacity building to improve institutional capability through methods
including:

personnelexchanges

training and education programs

partnership to establish facilities for preventing and combating
transnational crimes

equipment and technology support

operations support.

Paragraph 4
Forms of Cooperation
4.1

The Participants will cooperate in the following activities:

exchange of intelligence and information on transnational crimes
and other matters within the framework of police investigation

coordinated operations within the framework of police activities in
order to prevent and combat transnational crimes

human resource development, education and training which may
include the exchange of personnel and attendance at seminars
and workshops

provision of equipment and technology

provision of funding for cooperative activities.

4.2

The Participants support the important role of the Jakarta Center for Law
Enforcement Cooperation (JCLEC) in building capacity to prevent
transnational crime.

Paragraph 5
Mechanism of Cooperation
5.1

The strategic engagement and forms of cooperation under this
Arrangement will be set by the Senior Officers Meeting (SOM).

5.2

The implementation of this Arrangement will be managed through the
regular Quarterly Management Meeting between the Participants.

4

Paragraph 6
Implementing Arrangements
6.1

Specific areas of cooperation in this Arrangement may be conducted
under a separate implementing arrangement, mutually determined by
the Participants.

Paragraph 7
Senior Officers Meeting
7.1

Under this Arrangement, the Senior Officers Meeting (SOM) will be held
annually. The meeting venue will be by turn or as decided by the
Participants.

7.2

The Head of Delegation as co-chair of the SOM will be:

Deputy Chief of the INP

Deputy Commissioner of the AFP.

7.3

Responsibilities of the SOM will include:

recognising issues to be discussed on strategic engagement

setting and planning strategic engagement

cooperating to strengthen police institution capabilities and
ensure their sustainability

evaluating the effectiveness and implementation of this
Arrangement

reviewing strategic engagement

settling of differences on the implementation and interpretation of
this Arrangement.

Paragraph 8
Quarterly Management Meeting
8.1

The representatives at the Quarterly Management Meeting will be
appointed by the Senior Officers Meeting.

8.2

Under this Arrangement, Quarterly Management Meetings will be held
every three months. The meeting venue wi II be decided by the
Participants.

8.3

Responsibilities of the Quarterly Management Meeting will include:

managing implementation of strategic engagement

providing support where strategic direction is required

providing direction to prevent and combat transnational crimes
and evaluating the resource implications of such operations

providing input to the Senior Officers Meeting

delivering the publication of joint Transnational Crime
Assessments that are beneficial to both Participants.

5

Paragraph 9
Confidentiality and Transfer of Information

9.1

The Participants will maintain confidentiality over information provided
under this Arrangement as well as the transfer and transmission of the
said information to any third party which can only be conducted with
prior written consent of the Participants.

Paragraph 10
Intelligence Exchange

10.1

The use of intelligence, either written or oral, that is exchanged in
accordance with this Arrangement will meet all existing intelligence
security guidelines and regulations to which the Participants are
subject.

10.2

All necessary efforts will be taken to ensure the security of any
intelligence that is exchanged in order to achieve the purpose of this
Arrangement.

10.3

Any intelligence exchange in accordance with this Arrangement will not
be used by any third party without the written consent of the Participants
which provided the intelligence.

Paragraph 11
Media Release

11.1

Media releases, both jointly and separately, will be coordinated by both
Participants to ensure the interests of both Participants are considered
and protected and/or will not be jeopardised.

11.2

Media releases will be aimed to increase public awareness of the
Participants' endeavors to suppress and foil criminal acts, and disrupt
the activities of transnational crime syndicates, but will not disclose
methodology.

Paragraph 12
Funding

12.1

The cost of implementing this Arrangement will be shared as mutually
determined between the Participants.

12.2

Funding of cooperative activities under this Arrangement will be
facilitated by mutual consent between the Participants, including where
appropriate, operational support for activities of mutual benefit.

6
Paragraph 13
Settlement of Differences

13.1 Any difference of opinion in the interpretation of this Arrangement will be
settled amicably through consultation and/or negotiation by the
respective representatives at the Quarterly Management Meeting, or, if
appropriate, the Senior Officers Meeting.

Paragraph 14
Revision or Amendment

14.1 This Arrangement may be revised or amended at any time by written
consent of the Participants. Such revision or amendment will enter into
force on such a date as may be determined by the Participants.

Paragraph 15
Duration and Termination

15.1 This Arrangement will take effect on the date of its signing, and will
remain in effect for 3 (three) years. This Arrangement may be extended
for another 3 (three) years by mutual consent in writing.
15.2 This Arrangement may be terminated by either participant by giving the
other participant 3 (three) months advance notice in writing.
15.3 The termination of this Arrangement will not affect the commitment of the
Participants regarding confidentiality of the information under this
Arrangement, unless otherwise mutually determined by the Participants.
In witness whereof, the undersigned, being duly authorised thereto by their
respective Governments, have signed this Arrangement.
Signed in duplicate in Bali, Indonesia on twenty November two thousand and
eleven in two originals, Bahasa Indonesia and English, both texts being equally
authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text will prevail.

For the Indonesian National Police

For the Australian Federal Police

Chief of the
Indonesian National Police

Commissioner of the
Australian Federal Police

Signed

Signed

Timur Pradopo
Police General

Tony NequAAPM
.... jセッャGAュゥウ@