Perhatian terhadap TKI sebagai diplomasi

Tenaga kerja indonesia adalah warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Tapi
terkadang tenaga kerja Indonesia ini lebih cenderung pada tingkat yang lebih rendah. Karena
para pekerja yang biasa disebut dengan pahlawan devisa ini menempati jenis pekerjaan yang
tidak memerlukan pendidikan tinggi. Misalnya pembantu rumah tangga, perawat orang tua,
penjaga anak – anak dan yang lain.
Ironisnya masih banyak terjadi kekerasan, penculikan, pembunuhan dan pemerkosaan
pada tenaga kerja Indonesia ini. Hal itu terjadi entah karena hukum yang tidak jelas, pemerintah
yang menutup mata atau memang sengaja dibiarkan begitu saja. Dominasi tenaga kerja Indonesia
adalah kaum perempuan yang dimana lebih rentan kriminalitas. Oleh karena itu harus ada
perubahan yang menjamin keselamatan dari para tenaga kerja Indonesia yang sedang di luar
negeri. Beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh pemerintah untuk menghindari tindak
kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia yang terjadi di luar negeri :
Pertama perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah legalitas izin tenaga kerja Indonesia.
Tidak sedikit tenaga kerja Indonesia yang ditangkap oleh aparat keamanan luar negeri yang
menganggap mereka illegal. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja Indonesia tidak memiliki
surat – surat izin yang lengkap dan jelas. Disinilah peran pemerintah harus terlihat, misalnya
dengan memperbaiki sistem birokrasi. Karena tenaga kerja Indonesia yang dianggap illegal itu
seringkali melewatkan sistem administrasi yang ada di disnakertrans.
Tidak sedikit orang yang mau pergi bekerja keluar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia
dipersulit ketika ingin mendapatkan surat izin di daerah setempat dan di disnakertransnya.
Beberapa di antara tenaga kerja Indonesia yang sudah memenuhi prosedur terkadang masih di

diamkan dan tidak di tanggapi permintaannya untuk bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia.
Bahkan sering ada penipuan dan pemerasan antara agen pemberangkatan dan pihak
disnakertransnya sendiri. Maka dari itu pemerintah harus memperbaiki sistem manajemen
disnakertrans agar tidak mempersulit dan membingungkan para calon tenaga kerja Indonesia.
Kedua adalah perlindungan hukum. Peristiwa kriminalitas yang menimpa tenaga kerja
Indonesia harusnya ditindak tegas dan dilindungi secara hukum. Misalnya pada korban
kekerasan, pelaku majikan tenaga kerja Indonesia harus mendapatkan hukuman yang sesuai
dengan apa yang telah dilakukannya. Mungkin disinilah peran duta besar untuk menanggapinya
dengan keadilan dan melindungi warga negaranya. Melalui diplomasi seorang duta besar harus

bisa melindungi warga negaranya dan bisa memberikan rasa aman pada warga negaranya di
negara tersebut.
Ketiga adalah edukasi dan training. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan mungkin
menjadi akar permasalahan mengapa tenaga kerja Indonesia sering mengalami tindak criminal di
tempat negaranya bekerja. Edukasi atau pendidikan sangat penting karena ini mencakup cara
komunikasi antara tenaga kerja Indonesia dengan orang – orang yang ada di lingkungan
kerjanya. Training sebagai pembekalan keahlian si calon tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di
luar negeri. Karena akan terlalu beresiko apabila tenaga kerja Indonesia tidak memiliki edukasi
dan training yang memadai. Hal ini jugalah yang menyebabkan tindakan penyiksaan yang sering
terjadi pada tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Keempat adalah menyediakan lapangan kerja yang lebih luas di dalam negeri. Untuk
memperkecil jumlah pekerja yang ingin bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia,
salah satu langkah yang efektif adalah menyediakan lapangan pekerjaan di dalam negeri. Karena
akan lebih mudah hukumnya dan perlindungannya apabila di dalam negeri. Hal ini akan berbeda
konteksnya dengan bekerja di luar negeri. Meskipun upah dari bekerjanya agak berbeda dengan
di luar negeri, tapi masalah keamanan dan hukumnya masih lebih baik di dalam negeri. Selain itu
dengan adanya lapangan kerja yang lebih luas, maka akan terjawablah pertanyaan tentang
bekerja di luar negeri.
Kelima adalah minimnya upah pekerjaan di dalam negeri. Pemerintah harus bisa
menyelesaikan permasalahan upah yang minim ini dengan kebijakan – kebijakan yang mengatur
perusahaan untuk memberikan upah yang setimpal pada para pekerjanya. Misalnya dengan
penetapan Upah Minimum Rakyat (UMR) pemerintah bisa memberikan patokan nilai seberapa
besar perusahaan dan lembaga negara memberikan upah kepada pekerjanya. Meskipun upah
minimum rakyat ini belum merata nilainya di seluruh Indonesia, tapi hal ini akan terus
merangkap satu demi persatu di setiap daerah berdasarkan tingkat perindustrian yang ada di
daerah tersebut.
Dari lima hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah itulah seharusnya kehidupan
masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Karena lima hal itulah yang mewakilkan dari
keseluruhan penderitaan para tenaga kerja Indonesia. Pemerintah harus memperbaiki birokrasi
agar tidak mempersulit perizinan tenaga kerja Indonesia yang mau bekerja di luar negeri dan

untuk menghindari tenaga kerja Indonesia yang illegal. Pemerintah bisa memberikan keamanan

pada tenaga kerja Indonesia berupa hukum yang mleindungi tenaga kerja Indonesia itu sendiri.
Pemerintah bisa membekali calon tenaga kerja Indonesia dengan edukasi dan training untuk
bekerja di luar negeri. Pemerintah bisa menyediakan lapangan kerja yang lebih luas lagi dan
meningkatkan upah dalam negeri atau biasa yang disebut dengan upah minimum rakyat untuk
mengecilkan minat masyarakat untuk menjadi tenaga kerja Indonesia. Hanya lima hal inilah
sedikit dari banyak hal yang ingin tenaga kerja Indonesia dapatkan juga harapkan dari
pemerintahnya.