LAPORAN ON THE JOB LEARNING OJL BPU SUPE

LAPORAN ON THE JOB LEARNING
(OJL)
BPU SUPERVISI AKADEMIK
DISUSUN SEBAGAI LAPORAN AKHIR
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING PADA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN (PKB)
KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERIODE: SEPETEMBER S/D DESEMBER 2014

NAMA
UNIT KERJA
NIP

: MUKARDI, S. Pd.
: SDN 13 MUARA PADANG
: 196800225 199104 1 001

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA
SEKOLAH/MADRASAH (PKB-KS/M)


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUASIN

PROVINSI SUMATERA SELATAN
2014

KATA PENGANTAR

1.
2.
3.
4.

5.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kegiatan On The Job Learning (OJL) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Kepala sekolah/ Madrasah (PKB-KS/ M) dapat terlaksana dengan baik hingga laporan ini dapat
tersusun.
Selama pelaksanaan kegiatan On The Job Learning (OJL) BPU Supervisi
Akademik, penulis sebagai salah satu peserta PKB-KS/ M yang bertugas pada SDN 13Muara

Padang Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin, telah banyak mendapatkan
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Bapak Drs. Muhlisin , M. Si, Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
Bapak Dr. Jalaluddin, M. PSA. Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
Ibu Dra. Mis Amrina, M. Pd. Widiaiswara LPMP Provinsi Sumatera Selatan
Bapak Husor Simanulang, S.Pd, selaku Pengawas Pendamping PKB-KS/ M Kecamatan Muara
Padang yang selalu aktif melakukan pendampingan serta memberikan bimbingan dan arahan
dengan sabar selama pelaksanaan OJL,
Para guru dan Tenaga Kependidikan SDN 13 Muara Padang, serta semua pihak yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil selama pelaksanaan OJL ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
Penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai bahan
penyempurnaan di masa yang akan datang .
Semoga laporan ini bermafaat untuk peningkatan mutu pendidikan, khususnya di SDN
13 Muara Padang.
Muara Padang, November 2014
Penulis

MUKARDI, S.Pd.

NIP 196802251991041001

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Tujuan .................................................................................................................
C. Hasil yang diharapkan ........................................................................................
BAB II KONDISI NYATA SEKOLAH
A. Deskripsi Singkat Kondisi SDN 13 Muara Padang ..........................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Kerangka Pikir ...................................................................................................
B. Pengertian Supervisi Akademik .........................................................................
C. Tujuan Supervisi Akademik ..............................................................................
D. Teknik Supervisi Akademik .............................................................................
E. Pelaksanaan Supervisi Akademik .....................................................................
F. Analisi Hasil Supervisi Akademik ....................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................

B. Saran ................................................................................................................

i
ii
1
2
2
3
4
4
5
5
6
12
15
16

Lampiran-lampiran

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah hendaknya
senantiasa harus mampu mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan pengembangan keprofesian,
salah satunya melalui kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah/ Madrasah
(PKB-KS/M))
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah/ Madrasah adalah proses dan
kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional kepala
sekolah/madrasah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/madrasah. (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional

Nomor

28

Tahun


Sekolah/Madrasah) menempatkan

2010

tentang

Pengembangan

Penugasan

Keprofesian

Guru

Berkelanjutan

Sebagai
(PKB)

Kepala

Kepala

Sekolah/Madrasah sebagai salah satu komponen dalam sistem penjaminan dan peningkatan mutu kepala
sekolah di Indonesia. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan
diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.

Sebagai salah satu langkah yang ditempuh untuk mengetahui tingkat keberhasilan
manajemen dan kepemimpinan sekolah adalah melalui Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
(PKKS) yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan keprofesian
berkelanjutan kepala sekolah/ madrasah. Hal tersebut telah dilakukan oleh pengawas bina pada
bulan September 2014 yang lalu melalui program ProDEP Simdiklat terpadu yang
diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera
Selatan.
Dari hasil penilaian kinerja kepala sekolah tersebut, diperoleh rekomendasi bahwa tingkat
ketercapaian pemenuhan indikator kinerja pengelolaan Supervisi Akademik masih rendah,
sehingga disarankan untuk mengikuti PKB unsur Pengembangan Diri level 1 melalui diklat BPU
tingkat 1 Supervisi Akademik.

B.


Tujuan
Tujuan pelaksanaan On the Job Learning (OJL) ini adalah untuk:
1. Meningkatkan Kompetensi Supervisi Akademik yang mencakup penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi
akademik.
2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang mencakup; proses pembelajaran di
sekolah meningkat, mennyusun RPP berstandar, melaksanakan pembelajaran yang
PAIKEM.
C.

Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari Supervisi Akademik melalui on the job learning
(OJL) adalah;
1. Meningkatnya Kompetensi Supervisi Akademik yang mencakup penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut
supervisi akademik.
2. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang mencakup; proses pembelajaran di sekolah,
menyusun RPP berstandar, melaksanakan pembelajaran yang PAIKEM.

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH
A. Deskripsi Singkat SDN 13 Muara Padang
1. Letak Geografis
SDN 13 Muara Padang terlelak di desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Padang
Kabupaten Banyuasin dengan jarak ke ibukota kecamatan ± 0,5 km, ibukota kabupaten ± 150
kilometer dan ke ibukota provinsi ± 100 km. Hubungan transportasi ke ibukota kabupaten dan
ibukota provinsi dapat ditempuh melalui darat dan sungai, namun kondisi jalan melalui darat
masih sulit untuk dilalui terutama pada saat musim penghujan. Demikian juga kondisi jalan dari
sekolah ke ibukota kecamatan dan ke desa-desa disekitarnya.
2. Tahun Pendirian dan Keadaan Sarana Prasarana
SDN 13 Muara Padang didirikan pemerintah pada tahun 1982 di atas lahan seluas8.000 M2,
dengan NSS: 101110700152 dan NPSN: 106003152, telah diakreditasi pada tahun 2009 dengan
predikat C. Memiliki 6 (enam) ruang belajar, 1 (satu) ruang kantor, 1 (satu) ruang perpustakaan
dan 2 (dua) ruang WC guru, 2 (dua) ruang WC peserta didik serta luas halaman ± 5000 m² yang
digunakan sekaligus sebagai lapangan serba guna.
3. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 9 orang, terdiri dari 4orang
guru PNS dan 5 orang guru Non PNS serta 2 orang tenaga kependidikan Non PNS. Guru yang
sudah berkualifikasi S1 sebanyak 8 orang, dan SLTA sebanyak 3 orang.
4. Keadaan Peserta Didik

Jumlah peserta didik pada tahun pembelajaran 2014/2015 adalah sebanyak 175orang
dengan jumlah rombel 6 (enam). Terdiri dari kelas 1 sebanyak 24 orang, kelas 2
sebanyak 20 orang, kelas 3 sebanyak 21 orang, kelas 4 sebanyak 37 orang, kelas 5
sebanyak 35 orang dan kelas 6 sebanyak 31 orang

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kerangka Pikir

Sebagai salah satu komponen yang memegang peran penting dalam proses pembelajaran
di sekolah, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi profesional sebagai pengajar.
Dengan adanya peningkatan kompetensi ini maka akan berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Kompetensi profesional guru yang dimaksud yaitu meliputi kemampuan
memahami landasan kependidi-kan, kemampuan merencanakan proses pembelajaran,
kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi proses
pembelajaran.
Peningkatan kompetensi profesional dapat dilakukan baik secara internal yaitu usaha dari
guru itu sendiri maupun secara eksternal melalui bantuan dari kepala sekolah. Dengan adanya
keterbatasan dari guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya maka adanya bantuan
dari kepala sekolah sangatlah diperlukan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu melalui peran
kepala sekolah sebagai supervisor. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai supervisor yaitu
membantu merencanakan proses pembelajaran, membantu melaksanakan proses pembelajaran,
membantu mengevaluasi proses pembelajaran, memberi dorongan kepada guru dalam bekerja,
dan mengikut-sertakan guru dalam kegiatan yang menunjang peningkatan kompetensi
profesionalnya.
Peran kepala sekolah sebagai supervisor apabila dilakukan secara optimal maka akan
memberi kontribusi terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, sebaliknya apabila peran
kepala sekolah sebagai supervisor dilakukan secara pasif dan kurang optimal maka akan
berdampak pada menurunnya kompetensi profesional guru.
B.

Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi

akademik

adalah

serangkaian

kegiatan

membantu

guru

mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi
akademik merupakan upaya membantu guru-guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran.
C. Tujuan Supervisi Akadmik
Menurut Sergiovanni (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 10), ada tiga tujuan supervisi
akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.

1. Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik dilakukan untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan
memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang
mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta didik.

3. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya
sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
D. Teknik Supervisi Akademik
Kepala Sekolah/Madrasah dapat menentukan beberapa teknik supervisi akademik yang akan
digunakan antara lain:
1. Wawancara (perseorangan) dengan tujuan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan belajar baik
yang ditimbulkan oleh guru maupun oleh komponen yang lain .
2. Observasi I(melalui kunjungan kelas) dengan tujuan untuk memvalidasi keberhasilan tujuan
pendidikan yang dilakukan oleh guru
3. Dokementasi (silabus, RPP, hasil kerja peserta didik, catatan guru/hasil penilaian guru) dengan
tujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam pembelajaran
4. Menilai diri sendiri dengan tujuan untuk menumbuhkan dan membangkitkan keberanian diri pada guru
5. Kunjungan antar kelas dengan tujuan untuk meningkatkan sikap, keterampilan serta pengetahuan
Teknik-teknik tersebut digunakan secara keseluruhan sesuai dengan maksud dan tujuan supervisi.

E.

Pelaksanaan Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu pendidik
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan Supervisi Akademik secara umum dilaksanakan meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik dan tindak lanjut supervisi akademik
. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Menyusun Perencanaan Supervisi Akademik

a.

b.
1.
2.
3.
4.
5.
c.

d.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah;
Sosialisasikan supervisi akademik;
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah;
Perencanaan supervisi akademik disosialisasikan kepada guru yang akan di supervisi, dalam
sosialisasi tersebut dibuatlah kesepakatan waktu bersama guru yang akan disupervisi.
Menyusun instrumen supervisi;
Instrumen yang perlu di persiapkan dalam tahap ini adalah;
tindak lanjut hasil supervisi
Intrumen rencana kegiatan pembelajaran
Intrumen observasi kelas
Intrumen kunjungan kelas pada proses pembelajaran
Daftar pertanyaan setelah observasi ( feetback / pos observasi )
Menyusun jadwal supervisi;
Berdasarkan diskusi dengan guru-guru SDN 13 Muara Padang, disepakati jadwal pelaksanaan
supervisi akademik adalah sebagai berikut :
Hari Tanggal
: Senin – Jumat
Tanggal
: 3 - 7 November 2014
Tempat
: SDN 13 Muara Padang
Menentukan guru yang di supervisi
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah;
Penetapan guru yang akan di supervisi dilakukan pada sosialisasi awal tentang rencana supervisi
akademik oleh kepala sekolah kepada guru yang akan disupervisi.
Jadwal Supervisi Akademik
Mata
Fokus
No
Pelajaran/Pokok
Jam
Hari/ Tanggal
Nama Guru
Kelas
Masal
.
Bahasan/Kompete
Ke
ah
nsi Dasar
1 Selasa, 4-11- Sri
Tema 4
I
1-2
2014
Subandiyatm Keluargaku
i
2
Kamis, 6-11- Amor, S.Pd
Tema 4
II
1-2
2014
Aku dan
sekolahku
3 Selasa, 4-11- Diah Eka
PKn
III
5-6
2014
Lestari
4
Rabu, 5-11- Siami, S.Pd
Tema 4
IV
1-2
2014
Berbagai
Pekerjaan
5
Kamis, 6-11- Rimboworo
Tema 4
V
5-6
2014
saraswati,
Sehat itu penting
S.Pd

6

Rabu, 5-112014

Suismadi,
S.Pd

Matematika
Menghitung
Volume

VI

5-6

2. Pelaksanaan
a. Pra Obsevasi
Pra-observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL (kepala sekolah) sebelum
melakukan observasi kelas. Pelaksanaan observasi diawali dengan langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
2. Peserta OJL (kepala sekolah) berkonsultasi dengan guru yang akan disupervisi.
3. Meminta silabus dan RPP pembelajaran 1 hari sebelum observasi
4. Pengisian instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
Berdasarkan langkah-langkah diatas maka dapat diketahui hasil pra-observasi guru dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran (perangkat pembelajaran) dimana ada beberapa komponen
yang belum dilengkapi oleh guru dengan rincian sebagai berikut:
1.
Ibu Sri Subandiyatmi, guru yang mengajar kelas 1, administrasi pembelajaran sudah baik
sekali ( 87 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai,
sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
2.
Bapak Amor, S.Pd, guru yang mengajar kelas 2, administrasi pembelajaran
sudahcukup 62 %, komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, KKM, materi ajar
belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi serta penilaian.
3.
Ibu Diah Eka Lestari, guru yang mengajar kelas 3, administrasi pembelajaran
sudahbaik ( 85 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum
sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
4.
Ibu Siami, S.Pd, guru yang mengajar kelas 4, administrasi pembelajaran sudahbaik ( 85
%), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar belum sesuai, sumber
belajar dan metode perlu yang bervariasi.
5.
Ibu Rimboworo Saraswati, S.Pd, guru yang mengajar kelas 5, administrasi pembelajaran
sudah baik ( 81 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian dan KKM, materi
ajar belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
6.
Bapak Suismadi, S.Pd, guru yang mengajar kelas 6, administrasi pembelajaran
sudah baik sekali ( 89 %), komponen yang belum dilengkapi adalah buku harian, materi ajar
belum sesuai, sumber belajar dan metode perlu yang bervariasi.
b.

Observasi Kelas
Setelah melakukan pra observasi sebelumnya maka, dilanjutkan dengan melaksanakan
observasi kelas pada guru kelas 1 – 6, untuk mengetahui kompetensi guru tersebut dalam

meyajikan pembelajaran. Pelaksanaan observasi kelas dilakukan terhadap semua guru kelas. Dari
hasil Instrumen dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.
Ibu Sri Subandiyatmi, guru yang mengajar kelas 1 Tema 4 Keluargaku Sub Tema 2
Kegiatan Keluargaku, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah baik sekali ( 87 %), pada
bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan
kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Kegiatan Inti guru tampak
menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang
dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana
seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara
melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi,
elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan
pembelajaran. Penutup Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk
membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan
penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana
pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 87% dengan klasifikasi nilaibaik sekali.
2.
Bapak Amor, S.Pd, guru yang mengajar kelas 2, dalam pengamatan proses pembelajaran
sudah Cukup ( 61 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan kurang baik
dan tidak memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada
Kegiatan Inti guru tampak kurang menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa
dengan bahasa yang kurang baik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran,
kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas
tidak terlalu berperan. Metode yang digunakan tidak terencana seperti tanya jawab, diskusi dan
ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan tentang materi pelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana
guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada Penutup pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan
untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran tetapi tidak memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tidak tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam
rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 61 % dengan klasifikasi nilai cukup.
Ibu Diah Eka Lestari, guru yang mengajar kelas 3, dalam pengamatan proses
pembelajaran sudah Baik ( 66 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan
kurang baik dan tidak memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan
3.

dicapai. Pada Kegiatan Inti guru tampak kurang menguasai materi dan dalam menjelaskan
kepada siswa dengan bahasa yang kurang baik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga
pengelolaan kelas tidak terlalu berperan. Metode yang digunakan tidak terencana seperti tanya
jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan tentang materi
pelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana
guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada Penutup pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan
untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran tetapi tidak memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tidak tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam
rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 66 % dengan klasifikasi nilai cukup.
Ibu Siami, S.Pd, guru yang mengajar kelas 4, dalam pengamatan proses pembelajaran
sudah Baik ( 77 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah
memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Kegiatan
Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang
baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi
yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang
digunakan tidak terencana seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju
untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak
ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian
ketercapaian tujuan pembelajaran.Penutup Pada akhir pembelajaran guru memberikan
bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas
untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana
tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 77% dengan klasifikasi nilaibaik.
4.

Ibu Rimboworo Saraswati, S.Pd, guru yang mengajar kelas 5 Tema 4 Sehar itu Penting
Sub Tema 3. Lingkungan Sehat, dalam pengamatan proses pembelajaran sudah Baik ( 68 %),
pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan
kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Kegiatan Inti guru tampak
menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa
antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang
dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana
5.

seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara
melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi,
elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan
pembelajaran. Penutup Pada akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk
membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan
penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana
pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 68% dengan klasifikasi nilaibaik.
6.
Bapak Suismadi, S.Pd, guru yang mengajar kelas 6, dalam pengamatan proses
pembelajaran sudah Baik ( 75 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan
baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan
bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan
dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup.
Metode yang digunakan tidak terencana seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa
yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan
pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga
menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran.Penutup Pada akhir pembelajaran
guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan
memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat
waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian
kompetensi guru tersebut adalah 75 % dengan klasifikasi nilaibaik.
E. Analisis Hasil Supervisi Akademik
Berdasarkan pelaksanaan supervisi akademik dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
NILAI
Catatan
Skor
No
Nama
hasil
Perangkat
Proses
Penilaian
ratatemuan
pembelajaran pembelajaran Pembelajaran
rata
1
Sri Subandiyatmi
81
76
70
75
2
Amor, S.Pd
62
61
60
61
3
Diah Eka Lestari
85
66
65
72
4
Siami, S.Pd
85
77
80
80
Rimboworo
5
81
68
80
76
Saraswati, S.Pd
6
Suismadi, S.Pd
89
75
83
82

Secara keseluruhan guru di SDN 13 Muara Padang
KOMPONEN ANA
LISIS

KELEBIHAN

KELEMAHAN

1 Perangkat
pembelajaran

84 % mendapat nilai
baik, 16 %
nilai cukup untuk semua
item sudah dilaksanakan .

Buku Harian
Kelas tidak ada
semua
RPP masih
banyak yang
kurang sesuai
dengan format
yang ada

2 Proses Pembelajaran

50 % nilai
baik,50% nilai cukup untu
k semua item sudah
dilaksanakan

Pada kegiatan
Intiguru kurang
memanfaatkan
media
pembelajaran
dan kurang
maksimal
menggunakan
alat peraga

3 Penilaian
Pembelajaran

84 % mendapat nilai
baik, 16 %
nilai cukup untuk semua
item sudah dilaksanakan .

ALTERNATIF
PEMECAHAN
MASALAH
Pembuatan Buku
Harian dibuat
oleh semua guru.
Guru harus
memperbanyak
bahan pelajaran
untuk
mendapatkan
materi yang lebih
banyak
Bimbingan oleh
Kepala Sekolah
agar
memanfaatkan
alat peraga yang
sudah ada.
KKG membahas
teknis
penggunaan alat
peraga
Pembinaan cara
penyusunan
soaldan
pengolahan nilai

Dari hasil observasi dan kunjungan kelas serta wawancara maka dapat digambarkan bahwa
perangkat pembelajaran ada 5 orang guru atau 84 % sudah baik sedangkan hanya 1 orang guru
yang termasuk kriteria cukup atau 16 %.
Dan dari hasil pengamatan proses pembelajaran ada 3 orang atau 50 % termasuk baiksedangkan
3 orang atau 50 % orang guru yang termasuk kriteria cukup.
Dan dari hasil pengamatan proses pembelajaran ada 5 orang atau 84 %
termasuk baiksedangkan 1 orang atau 16 % orang guru yang termasuk kriteria cukup.
Analisis Komponen pembelajaran
1.
Perangkat pembelajaran terdapat kelebihannya 84 % guru mendapat nilai baik hal ini
dibuktikan dengan semua guru sudah membuat perangkat pembelajaran walaupun belum
sempurna misalnya semua guru belum membuat Buku harian Kelas sedangkan 15 % guru atau
hanya satu guru yang mendapat nilai cukup. Permasalahan adalah RPP yang dibbuat guru belum
semua baik atau sesuai standar permendikbud sebagai solusi semua guru membuat Buku harian
Kelas dan Guru harus memperbanyak bahan pelajaran untuk mendapatkan materi yang lebih
banyak.

Proses pembelajaran terdapat kelebihannya 50 % guru mendapat nilai baik hal ini
dibuktikan dengan semua guru sudah melaksanakan proses pembelajaran walaupun belum
sempurna namun kelas sudah relative aktif sedangkan 50 % guru atau 3 guru yang mendapat
nilai cukup. Permasalahan adalah belum semua guru menguasai teknik dan model pembelajaran
dengan pendekatan Saintifik (5 M) sebagai solusi semua guru diberikan pengarahan secara
kelompok atau bersama agar menerapkan endekatan sintfik (5) dan Guru harus memperbanyak
bahan pelajaran untuk mendapatkan materi yang lebih banyak serta ditindaklanjuti pada
ertemuan KKG.
2.

Pada komponen penilaian pembelajaran terdapat kelebihannya 84 % guru mendapat nilai
baik hal ini dibuktikan dengan semua guru sudah melaksanakan penilaian proses pembelajaran
walaupun belum sempurna namun kelas sudah terlaksana sedangkan 16 % guru atau 1 guru yang
mendapat nilai cukup. Permasalahan adalah belum semua guru menguasai teknik penilaian
pembelajaran sebagai solusi semua guru diberikan pengarahan secara kelompok atau bersama
agar menerapkan teknik penilaian serta ditindaklanjuti pada pertemuan KKG tentang Pembinaan
cara penyusunan soal dan pengolahan nilai.
3.

b.
Hasil
Meningkatnya kualitas proses pembelajaran yang mencakup; perangkat pembelajaran proses
pembelajaran dan penilaian di sekolah, guru mampu menyusun RPP berstandar, dan mampu
melaksanakan pembelajaran yang PAIKEM. Yang belum meningkat; menyusun pengembangan
rencana pembelajaran dan kurangnya fasilitas yang menunjang untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran seperti media proyektor sebagai sarana penunjang pelaksanaan kegiatan

BAB IV
PENUTUP
A.

Simpulan
Supervisi Akademik memerlukan waktu dan proses yang panjang, untuk itu
seorang kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi dalam mengelola supervisi akademik dan
kegiatan pembelajaran.
Untuk memenuhi kompetensi tersebut diatas, kepala sekolah perlu senantiasa meningkatkan
kompetensinya, khususnya kompetensi bidang manajerial. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
diklat pengembangan diri BPU Supervisi Akademik. Dengan mengikuti langkah-langkah
kegiatan yang telah disusun akan dapat membantu bagaimana menguasai Supervisi Akademik
dengan baik.
Namun harus diakui bahwa dalam pelaksanaannya masih banyak kendala dan
permasalahan yang dihadapi, terutama pada saat kegiatan On Job Learning (OJL) di tempat
tugas, diantaranya masih rendahnya SDM yang ada di sekolah, sebagian besar guru belum bisa
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk melaksanakan
pembelajaran baik dalam menyiapkan perangkat pembelajaran maupun proses pembelajaran
di depan kelas. Masukan dan saran dari pihak komite maupun pengawas banyak
yang diharapkan dapat membantu, selain terbatasnya pengetahuan mereka juga masih adanya
anggapan bahwa menyusun program Supervisi Akademik itu adalah tugas kepala sekolah.
Selain itu terbatasnya waktu yang tesedia untuk menyelesaikan semua langkah-langkah
yang telah disusun dalam BPU Supervisi Akademik, mengingat tugas dan tanggungjawab kepala
sekolah yang begitu banyak, sehingga rencana tindak lanjut yang telah disusun sering
berbenturan dengan tugas-tugas lain yang juga harus diselesaikan oleh kepala sekolah.
Selain itu, juga saya mendapat pengalaman bagaimana menghadapi guru yang memiliki
motivasi rendah, masih adanya guru yang beranggapan bahwa tanpa RPP pun bisa mengajar.
Merubah pola pikir (mind set) dan motivasi guru yang masih rendah seperti itu diperlukan
ketrampilan dan kesabaran seorang kepala sekolah. Namun dengan masukan dan saran dari rekan
kepala sekolah lain, terutama berkat bimbingan dari pengawas pendamping selama OJL ini
dilaksanakan, permasalahan permasalahan tersebut mulai dapat teratasi.
B. Saran- saran
1. Mengingat Supervisi akademik itu penting dan bermanfaat sebagai upaya peningkatan
pembelajaran di sekolah, maka pelaksanakan Diklat PKB KS/M, khususnya Pengembangan Diri
(PD) BPU Supervisi Akademik, pada kegiatan In-Service Learning 1, On Job Learning dan InService Learning 2, hendaknya waktu yang dialokasikan perlu ditambah, agar peserta diklat
memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari dan melaksanakan semua langkah-langkah yang
telah disusun dalam BPU Supervisi Akademik.

2. Untuk meningkatkan semangat para peserta diklat yang sebagian besar bertugas dipedesaan,
khususnya yang dari daerah perairan perlu dialokasikan anggaran untuk biaya transport terutama
pada saat kegiatan OJL.

Lampiran-lampiran