SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KESEHATAN docx

TUGAS MATA KULIAH
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
RANGKUMAN
BAB 4
Health and Safety Management and The Law
Buku Health & Safety In Construction (Stephen Williams 2006)
Oleh:
Khairu Annisa Hariadi
1106009040
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
9 Oktober 2014
The Health and Safety at Work etc Act 197443
Undang-undang ini diterapkan pada semua aktivitas pekerjaan. Hal ini membutuhkan
employer untuk memastikan, sejauh mana sesuatu layak diaplikasikan, kesehatan dan
keselamatan pekerjanya dan orang lain yang bekerja atau yang berada disekitar tempat
bekerja. Peraturan keamanan harus mencakup 3 aspek, yaitu:


Pernyataan umum mengenai kebijakan kesehatan keselamatan perusahaan.




Organisasi untuk pelaksanaan kebijakan, termasuk sistem manajemen yang
representatif.



Peraturan khusus yang dibuat untuk pengelolaan kesehatan dan keselamatan selama
pengoperasian perusahaan.

The Management of Health and Safety at Work Regulations 199944

Semua orang yang bekerja harus menerapkan Regulasi Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan dalam Bekerja 1999. Perusahaan memiliki kewajiban untuk merencanakan,
mengkontrol, mengorganisasikan, memonitor dan mereview pekerjaan para pekerja.

Risk assessment
Penilaian resiko adalah mengidentifikasi bahaya pada setiap jenis pekerjaan yang
merupakan tahap awal dari perencanaan keselamatan dan kesehatan. Untuk mengidentifikasi

resiko, dapat dilakukan beberapa langkah dibawah ini:


Menentukan bahaya



Mengetahui hal yang mungkin berbahaya dan bagaimana penanganannya



Mengevaluasi resiko dan menentukan tindakan



Merekan penemuan



Mereview penemuan


Method statements
Metode penilaian dapat digunakan untuk memperhitungkan resiko yang teridentifikasi
oleh penilaian resiko. Penilaian metode juga dapat menghitung organisasi keselamatan dan
kesehatan perusahaan dan pelatihan prosedur yang dilakukan pada saat menghadapi keadaan
yang berbahaya. Penilaian metode mendeskripsikan urutan logis bagaimana pekerjaan harus
dilakukan dengan cara yang aman dan tanpa resiko kesehatan, mencakup semua tindakan
pengendalian.
Penilaian metode merupakan cara yang efektif untuk memberikan informasi kepada
perusahaan tentang bagaimana dapat memperkirakan bahaya yang dapat terjadi dan langkah
untuk mencegahannya. Dalam mereview penilaian resiko, diperlukan informasi dari
pengontrolan pekerjaan sebelumnya atau dokumen-dokumen sebelumnya.

Health and safety training and advice
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan kesehatan dan keselamatan dan
memastikan memiliki penasehat yan berkompeten. Para pekerja harus diberikan pelatihan
untuk dapat bekerja secara aman. Perusahaan harus memastikan pekerjanya memiliki
kemampuan yang dibutuhkan sebelum mereka bekerja dan perlu memberikan pelatihan yang
diperlukan.Mandor dan pengawas memiliki peran penting dalam memastikan pekerjaan
dilakukan dengan benar. Selain itu memiliki peran dalam menyampaikan pelatihan dan

informasi kepada para pekerja. Namun mandor juga sebelum melakukan pekerjaannya harus
dilatih terlebih dahulu agar dapat bekerja dengan baik.

The Construction (Design and Management) Regulations 19942
Dalam peraturan konstruksi (desain dan manajemen) tahun 1994 mengharuskan
pengelolaan bidang keselamatan dan kesehatan disemua tahap proyek, mulai dari
perencanaan hingga pada pemeliharaan dan perbaikan struktur. Desain dan manajemen
kontruksi mensyaratkan bahwa semua orang berkontribusi dalam meningkatkan keselamatan
dan kesehatan.
Peraturan ini umumnya diberlakukan pada pekerjaan teknik sipil dan pekerjaan
rekayasa konstruksi. Peraturan berlaku untuk semua pekerjaan desain untuk keperluan
konstruksi termasuk pembongkran didalamnya. Peraturan tidak berlaku untuk pekerjaan
sebagai berikut:


Berlangsung 30 hari atau kurang dan melibatkan kurang dari 5 orang pekerja.



Pekerjaan yang dilakukan untuk klien domestik (yaitu seseorang yang tinggal atau

akan tinggal di tempat dimana pekerjaan sedang dilakukan).

What is the health and safety plan?

Perencanaan keselamatan dan kesehatan dibuat minimal dengan 2 tahap yang berbeda,
yaitu:
1. Tahap pertama yang terkait dengan desain dan perencanaan proyek sebelum tender
2. Tahap kedua adalah terkait dengan tahap konstruksi
Pengawas peerencanaan bertanggungjawab melihat perencanaan tersebut dimulai.
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk memastikan informasi yang relevan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja diteruskan kepada semua pihak yang membutuhkan.
Perencanaan tidak perlu memuat ulang informasi yang sudah diketaui oleh kontraktor.
Berikut ini adalah alur dari desain dan manajemen kontruksi:

Pada fase kontruksi, kontraktor utama membahas program kesehatan dan keselamatan.
Masalah yang perlu dipertimbangkan yaitu :


Bagaimana keselamatan dan keseahatan akan dimanajemen selama proses kontruksi




Penilaian resiko oleh kontraktor dan metode penilaian keselamatan dan kesehatan
ntuk aktivitas dengan tingkat resiko yang tinggi



Informasi menganai pengaturan kesejahteraan yang memungkinakan kontraktor
proyek untuk dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan



Peraturan umum



Bagaiamana seleksi supliyer material dan peralatan yang akan digunakan




Bagaimana pandangan pekerja menganai isu keselamatan dan kesehatan terkait
dengan proyek



Informasi yang dibutuhkan untuk pelatihan keselamatan dan kesehatan dalam proyek



Aturan standar keselamatan dan kesehatan yang relevan



Prosedur untuk memberikan informasi tentang keselamatan dan kesehatan

What is the health and safety file?
Dokumen keselamatan dan kesehatan merupakan rekaman atau catetan informasi bagi
para klien. Pengawas perencana memastikan dokumen yang dibuat kemudian diteruskan pada
semua klien. Dalam dokumen berisi menganai rincian resiko keselamatan dan kesehatan yang
hars dikelola. Rincian menganai bagaimana informasi dalam dokumen disajikan harus

disepakati dengan klien dari awal kegiatan.

Apa yang dibutuhkan Regulasi CDM?


Klien
Tugas kepala bagian terhadap klien adalah sebagai berikut :
o Menunjuk supervisor perencana dan kontraktor utama disetiap proyek.
o Memberi informasi terkait yang ada kepada klien mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja yang berhubungan dengan proyek.
o Memastikan pekerjaan konstruksi tidak dimulai kecuali rencana kesehatan
dan keselamatan kerja telah dipersiapkan.



Desainer
Desainer termasuk mereka yang menyiapkan gambar dan spesifikasi untuk proyek
tersebut. Desainer termasuk arsitek, insinyur struktur, dan surveyor. Sebelum
menyiapkan desain, desainer harus memastikan klien telah diperingatkan di tugas
mereka dalam Regulasi CDM.




Supervisor perencana
Supervisor perencana memiliki tugas untuk :
o Mengkoordinasi kesehatan dan keselamatan kerja selama fase desain dan
perencanaan proyek.
o Memastikan rencana kesehatan dan keselamatan kerja tahap pra-konstruksi
dibuat tepat waktu untuk digunakan dalam proses seleksi pemilihan
kontraktor.
o Memberi masukan tentang kompetensi kesehatan dan keselamatan kerja dan
sumber daya yang dibutuhkan dalam proyek.



Kontraktor utama
Kontraktor utama ditunjuk klien untuk merencanakan, mengatur dan mengontrol
kesehatan dan keselamatan selama fase konstruksi proyek.




Kontraktor
Kontraktor harus membantu kontraktor utama untuk mendapatkan kondisi yang aman
dan sehat dengan mengikuti instruksi mereka.

Kompetensi kesehatan dan keselamatan kerja
Kebutuhan CDM kepada yang memiliki kontrak kerja harus memuaskan dirinya
karena pekerja memenuhi hal berikut :


Kompeten dalam isu kesehatan dan keselamatan kerja yang terkait



Mampu mengalokasikan sumber daya termasuk waktu, peralatan, dan pekerja yang
terlatih untuk melakukan pekerjaan dengan aman tanpa resiko kesehatan.

Regulasi Konstruksi (Kesehatan, Keselamatan, dan Kesejahteraan) 1996
Yang memiliki tugas terhadap regulasi ini adalah pekerja, pekerja lepas, dan mereka
yang mengontrol pekerjaan konstruksi. Peraturan tersebut termasuk hal-hal berikut :



Fasilitas seperi toilet, tempat mencuci, dan area beristirahat



Dukungan dan inspeksi dari ekskavasi



Rute transportasi dan jalur pejalan kaki



Perhatian lebih terhadap hal dengan resiko tinggi seperti demolisi



Prosedur darurat dan kebakaran

Regulasi Pengontrolan Zat Berbahaya bagi Kesehatan 2002 (COSHH)
Yang dibutuhkan COSHH adalah sebagai berikut :


Step 1 : Menilai resiko kesehatan akibat zat berbahaya yang digunakan atau dibuat
dari aktivitas kerja.



Step 2 : Memutuskan peringatan apa yang dibutuhkan. Tidak boleh melakukan
pekerjaan dengan zat berbahaya tanpa mengetahui resiko yang akan terjadi
sebelumnya.



Step 3 : Mencegah atau mengontrol hal atau kegiatan yang terkena zat berbahaya.



Step 4 : Memastikan pengukuran kontrol digunakan dan dirawat dengan baik
mengikuti prosedur keselamatan yang berlaku.



Step 5 : Memantau pekerja yang terkena zat berbahaya jika dibutuhkan.



Step 6 : Melakukan pengawasan kesehatan.



Step 7 : Menyiapkan rencana dan prosedur terhadap kecelakaan, insiden, dan keadaan
darurat akibat zat berbahaya.



Step 8 : Memastikan pekerja diinformasikan, dilatih, dan dipantau dengan baik.

Tugas pekerja
Pekerja juga memiliki tugas kesehatan dan keselamatan yaitu :


Mengikuti instruksi yang diberikan supervisor



Bekerja sama dengan atasan dalam hal kesehatan dan keselamatan



Mengikuti peraturan kesehatan dan keselamatan yang ada di pekerjaan tertentu dan
lokasi proyek secara umum



Menggunakan kebutuhan kesehatan dan keselamatan yang diperlukan



Melaporkan kerusakan alat pada supervisor



Menjaga kesehatan dan keselamatan masing-masing dan untuk rekan kerja atau orang
lain yang mungkin terkena dampak dari pekerjaan mereka.

Melaporkan kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan
Hal-hal yang perlu dilaporkan adalah sebagai berikut :


Kecelakaan serius dan fatal harus diberitahu tanpa pengunduran waktu kepada HSE
melalui telepon.



Harus diikuti laporan kecelakaan lengkap dalam 10 hari.



Untuk luka tidak serius, dimana orang yang terluka tersebut tidak dapat melakukan
pekerjaannya lebih dari tiga hari kerja, laporan kecelakaan lengkap harus dikirim
kepada HSE dalam 10 hari.



Jika keadaan berbahaya terjadi, contohnya gedung, scaffold, atau kesalahan kerja
jatuh, gagal, atau lainnya, harus dilaporkan secepatnya melalui telepon ke kantor HSE
terdekat. Detail kecelakaan harus dilaporkan dalam 10 hari.



Jika pekerja menderita akibat penyakit tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka, misalkan sindrom tangan bergetar atau lainnya, harus dilaporkan ke HSE
dalam laporan penyakit lengkap.

Menyimpan rekaman
Rekaman harus disimpan terhadap segala kecelakaan, penyakit, atau kejadian
berbahaya yang dilaporkan. Hal ini termasuk tanggal dan metode pelaporan, waktu dan
tempat kejadian, detail personal, dan deskripsi kejadian.

Inspektor dan hukum
Hukum kesehatan dan keselamatan yang ada di perusahaan konstruksi biasanya
dijalankan oleh inspektor dari HSE. Bagaimanapun, pekerjaan kecil dalam kantor dan tempat
lainnya menjadi tanggung jawab inspektor lokal.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59