BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah dalam Manajemen Pengelolaan Keuangan Model CIPP di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi Program
Penelitian evaluasi dalam manajemen pendidikan
sangat penting dilaksanakan dalam upaya mengetahui
tentang bekerjanya sebuah program sekolah mulai dari
penentuan kebijakan, perencanaan program, proses
pelaksanaan

program hingga kesesuaian rencana

dengan hasil program. Hal ini selaras dengan Arikunto
(2007) yang menyebutkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan

untuk

bekerjanya

mengumpulkan


sesuatu,

yang

informasi

selanjutnya

tentang
informasi

tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasiinformasi yang berguna bagi pihak decision maker
untuk

menentukan

kebijakan


yang

akan

diambil

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi

sangat

diperlukan

dalam

upaya

mencari


sebuah informasi, penentuan kebijakan yang tepat,
efektif serta efisien dalam mencapai tujuan organisasi,
sehingga

berkembangnya

organisasi

akan

terus

berkelanjutan seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan zaman yang dinamis.

11

Menurut Arikunto dan Abdul Jabar (2014) dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan,
Program mempunyai dua pengertian yaitu pengertian

secara umum dan khusus. Secara umum istilah
program dapat diartikan sebagai rencana, sebagai
contoh jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa
programnya

sesudah

lulus

dalam

menyelesaikan

pendidikan di sekolah yang di ikuti maka arti program
dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan
kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Sedangkan
secara khusus apabila program dikaitkan dengan
evaluasi program maka program berarti suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa
program

merupakan

sebuah

sistem

yang

proses

pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan
atau terus menerus sehingga membutuhkan waktu
yang relatif lama dalam upaya mengukur sejauh mana
program


tersebut

dikatakan

berhasil

atau

tidak,

diteruskan atau tidak, dan diperlukan modifikasi atau
tidak,

apabila program tersebut dikaitkan dengan

pelaksanaan evaluasi melalui pengumpulan informasi
dan data. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Roswati (2008) yang menyatakan
bahwa evaluasi program adalah Menilai suatu kegiatan
yang


dilakukan

untuk

mendatangkan

hasil

atau

pengaruh yang berlangsung untuk jangka waktu yang
tidak terbatas. Dengan demikian evaluasi diperlukan
12

dalam rangka memberikan sebuah hasil atau pengaruh
yang lebih baik untuk masa yang akan datang sesuai
dengan tujuan, visi maupun misi sekolah.

2.2 Model evaluasi CIPP (Context, Input,

Process, Product)
Model evaluasi CIPP ini merupakan salah satu
dari beberapa teknik evaluasi suatu program yang ada.
Model

ini

dikembangkan

oleh

salah

satu

pakar

evaluasi, Stufflebeam yang dikembangkan pada tahun
1967 dengan berlandaskan pada keempat dimensi yaitu
dimensi context, dimensi input, dimensi process, dan

dimensi

product.

Evaluasi

model

ini

bermaksud

membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program
dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya
sampai

pada

deskripsi


dan

judgement

mengenai

kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi,
Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:
a. Penetapan

dan

penyediaan

informasi

yang

bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif.
b. Membantu


audience

untuk

menilai

dan

mengembangkan manfaat program pendidikan atau
obyek.
c. Membantu pengembangan kebijakan dan program.
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan
kawan-kawan (1967) di Ohio State University. CIPP
yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal
empat buah kata, yaitu ;

13

1). Context evaluation

: evaluasi terhadap konteks,

2). Input evaluation

: evaluasi terhadap masukan,

3). Process evaluation

: evaluasi terhadap proses,

4). Product evaluation

: evaluasi terhadap hasil.

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan
CIPP

tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak

lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model
evaluasi yang memandang program yang dievaluasi
sebagai sebuah sistem. Secara garis besar evaluasi
model CIPP mencakup empat macam keputusan: (1)
Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan
tujuan umum dan tujuan khusus, (2) Keputusan
pembentukan

atau

structuring,

(3)

Keputusan

implementasi, (4) Keputusan yang telah disusun ulang
yang menentukan suatu program perlu diteruskan,
diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan
secara total atas dasar kriteria yang ada

14

Model CIPP
Aspek evaluasi

Tipe keputusan

Jenis pertanyaan

Context

Keputusan yang

Apa yang harus

evaluation

terencana

dilakukan dalam
menghadapi kendala
pengelolaan keuangan?

Input

Keputusan

Bagaimana kita

evaluation

terstruktur

melakukannya dengan
memperhatikan aspek
sumber daya yang
dimiliki sekolah dalam
penerapan SIM JIBAS
tentang pengelolaan
keuangan?

Process

Keputusan

Apakah yang dilakukan

evaluation

implementasi

sesuai rencana? Artinya
apakah proses
penerapan SIM JIBAS
dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu telah sesuai
rencana yang telah
dibuat.

Product

Keputusan yang

Apakah berhasil?

evaluation

telah disusun ulang

Artinya apakah produk
dari penerapan SIM
JIBAS tentang
pengelolaan keuangan
sesuai dengan harapan.

Sumber : The CIPP approach to evaluation (Bernadette Robinson,
2002)

15

Empat aspek Model Evaluasi CIPP (context, input,
process and output) membantu pengambil keputusan
untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai;
1.

Apa yang harus dilakukan (What should we do?);
Mengumpulkan

dan

assessment data

menganalisa needs

untuk

menentukan

tujuan,

prioritas dan sasaran yang dalam hal ini terkait
dengan pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
2.

Bagaimana kita melaksanakannya (How should
we do it?);
Sumber

daya

dan

langkah-langkah

yang

diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
dan

mungkin

eksternal

dan

meliputi

identifikasi

material

informasi

sebagai

penerapan

SIM

dalam

upaya
JIBAS

program

mengumpulkan

realisasi
dalam

program

pengelolaan

keuangan.
3.

Apakah dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it
as planned?);
Ini menyediakan pengambil keputusan informasi
tentang

seberapa

baik

program

pengelolaan

keuangan dengan SIM JIBAS diterapkan. Dengan
secara

terus-menerus

monitoring

program,

pengambil keputusan mempelajari seberapa baik
pelaksanaan

program

keuangan telah sesuai

SIM

JIBAS

pengelolaan

petunjuk dan rencana,

konflik yang timbul dalam pengelolaan keuangan,
dukungan staff dan

moral, kekuatan dan

material, dan permasalahan penganggaran.
16

4.

Apakah berhasil (Did it work?);
Dengan

mengukur

outcome

dan

membandingkannya antara pengelolaan keuangan
pola lama dengan penerapan SIM JIBAS dalam
pengelolaan keuangan pola baru apakah hasilnya
sesuai dengan

yang diharapkan, pengambil-

keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika
program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau
dihentikan sama sekali.
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi CIPP
Tujuan evaluasi program model CIPP adalah
untuk keperluan pertimbangan dalam pengambilan
sebuah

keputusan/kebijakan

yang

dalam

hal

ini

peneliti memanfaatkannya dalam evaluasi program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Fungsi dari evaluasi model CIPP adalah
membantu
(pembuat

penanggung
kebijakan)

jawab

dalam

program

mengambil

tersebut
keputusan

apakah meneruskan, modifikasi, atau menghentikan
program. Apabila tujuan yang ditetapkan program telah
mencapai
digunakan

keberhasilannya,
tergantung

pada

ditetapkan sebelumnya.

17

maka

ukuran

kriteria

yang

yang
telah

2.2.2 Kriteria Evaluasi
Kegiatan evaluasi didasarkan pada kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam upaya mengukur
keberhasilan sebuah program SIM JIBAS yang terkait
dengan

pengelolaan

keuangan

di

SMK

NU

03

Kaliwungu.
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis
dalam

mengumpulkan,

menginterpretasikan
diperoleh
tingkat

melalui

obyek/

yang

umumnya

pengukuran

untuk

mengetahui

Evaluasi

kegiatan

dan

informasi

keberhasilan

pendidikan.

menganalisis,

dan

efisiensi

suatu

program

dilaksanakan

untuk

menguji

dengan

kriteria

tertentu

untuk

keperluan pembuatan keputusan (Depdiknas, 2002).
Penelitian evaluatif dengan menggunakan model
CIPP

ini

dilaksanakan

dalam

upaya

mengukur

keberhasilan pelaksanaan program penerapan SIM
pendidikan

JIBAS

dalam

membantu

fungsi-fungsi

manajerial pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Model evaluasi dengan CIPP terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
1.

Komponen Konteks (Context)
Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan

merinci lingkungan

kebutuhan yang tidak terpenuhi,

populasi dan sampel yang dilayani serta tujuan proyek
(Suharsimi
penelitian

Arikunto,
yang

akan

2010:46).
penulis

Dalam

konteks

laksanakan

ini

berorientasi pada sejauh mana tingkat kebutuhan SMK
NU 03

Kaliwungu dalam hal pengelolaan

keuangan

dengan menggunakan SIM JIBAS sebagai kebijakan
dalam upaya mengatasi masalah proses pengelolaan
18

keuangan.

Kriteria

komponen

konteks

pada

pelaksanaan program SIM pendidikan JIBAS dalam
pengelolaan keuangan dikatakan efektif apabila :
a. Penerapan
pengelolaan

program

SIM

Pendidikan

JIBAS

keuangan sesuai dengan kebutuhan

SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Relevansi program pengelolaan keuangan dengan
pelaksanaan manajemen di SMK NU 03 Kaliwungu.
2.

Komponen Masukan (Input)
Input merupakan kemampuan awal sekolah

dalam

menunjang

pelaksanaan

program.

Dalam

penelitian yang akan penulis laksanakan ini terkait
dengan komponen input adalah mengukur sejauh
mana SMK NU 03 Kaliwungu memiliki daya dukung
serta kemampuan awal dalam menerapkan kebijakan
berupa SIM JIBAS tentang pengelolaan keuangan
sekolah baik dalam hal sumber daya manusiannya,
pengalokasian anggaran maupun sarana prasarana
yang dimiliki.
Kriteria masukan pada pelaksanaan program SIM
pendidikan

JIBAS

dalam

pengelolaan

keuangan

dikatakan efektif apabila :
a. Kesiapan sekolah dalam penyediaan tenaga yang
menguasai IT dalam pengoperasian program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan.
b. Kesiapan sekolah dalam mengalokasikan anggaran
dan penggunaannya dalam realisasi penerapan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.

19

c. Kesiapan kelengkapan dan kelayakan sarana dan
prasarana

sekolah

dalam

realisasi

penerapan

program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
d. Program aplikasi JIBAS
e. Prosedur pelaksanaan program
3. Komponen Proses (Process)
Komponen proses diarahkan pada seberapa
jauh kegiatan yang dilakukan dalam program, sudah
terlaksana sesuai dengan rencana program. Dalam
penelitian yang penulis laksanakan ini terkait dengan
komponen proses adalah mengukur sejauh mana
kegiatan pengelolaan keuangan dengan menggunakan
SIM JIBAS dilaksanakan di SMK NU 03 Kaliwungu
sesuai dengan perencanaan program yang dibuat.
Kriteria komponen proses pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Adanya aktifitas pelaksanaan program SIM JIBAS
dalam

pengelolaan

keuangan

di

SMK

NU

03

Kaliwungu.
b. Adanya peran tenaga yang menguasai program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
c. Adanya

kesesuaian

penggunaan

sarana

dan

prasarana dalam proses pelaksanaan program SIM
pendidikan JIBAS tentang pegelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
4. Komponen Hasil (Product)
20

Komponen hasil diarahkan pada hal-hal yang
menunjukkan perubahan yang terjadi pada manajemen
pengelolaan keuangan pola lama di SMK NU 03
Kaliwungu dengan pola baru setelah diterapkannya
program SIM pendidikan JIBAS. Penelitian yang akan
penulis laksanakan terkait dengan komponen hasil
adalah mengukur bagaimana perubahan yang terjadi di
SMK NU 03 Kaliwungu setelah adanya pelaksanaan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan
sehingga muncul kesimpulan apakah program tersebut
efektif atau sebaliknya.
Kriteria komponen hasil pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Sekolah/Petugas tata usaha (TU) sebagai pelaksana
program dapat menjalankan atau

melaksanakan

program SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Kebutuhan sekolah dalam pengelolaan keuangan
sudah

terpenuhi

selama

proses

pelaksanaan

program penerapan SIM pendidikan JIBAS di SMK
NU 03 Kaliwungu.
c. Adanya perubahan yang mendasar pada dampak
dan

proses

diterapkannya

pengelolaan
SIM

keuangan

JIBAS

diterapkan SIM JIBAS.

21

dengan

sebelum
setelah

2.3 Sistem Informasi Manajemen
Sekolah
berbagai

sebagai

dinamika

sebuah

sebagai

organisasi

sebuah

memiliki

unsur

yang

membentuk sebuah sistem, dimana berbagai unsur
tersebut akan saling berhubungan atau berkaitan serta
akan saling bergantung antar satu dengan yang lainnya
menjadi sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Lebih
jelas menurut (Jogiyanto 2005) disebutkan bahwa
definisi dari sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur

yang

saling

berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
yang tertentu. Hal ini secara umum dapat dimaknai
bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik sebagai
satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain
dimana sistem tersebut terbentuk atas beberapa unsur
dan melalui proses-proses tertentu

dalam rangka

mencapai suatu tujuan.
Informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
fungsi,

biaya,

nilai,

dan

mutu

informasi.

Fungsi

informasi adalah: (1) menambah pengetahuan, (2)
mengurangi

ketidakpastian,

kegagalan,

(4)

(3)

mengurangi

mengurangi

variasi

yang

resiko
tidak

diperlukan, (5) Memberi standar, aturan, ukuran,
dan keputusan yang menentukan pencapaian sasaran
dan tujuan (Sutanta, 2005). Dari pendapat itu dapat
penulis simpulkan bahwa informasi mempunyai arti
yang

sangat

penting

dalam

proses

pengambilan

putusan maupun kebijakan organisasi sehingga mutu
informasi

sebagai

pendukung
22

tercapainya

tujuan

organisasi harus terjaga ketepatannya. Menurut Yakub
dan Hisbanarto (2014) sistem informasi pendidikan
adalah

sistem

yang

digunakan

untuk

membantu

melancarkan penyebaran informasi pendidikan dan
memudahkan pimpinan pendidikan dalam membuat
kebijakan atau keputusan. Alasan mendasar peran
sistem informasi untuk organisasi pendidikan adalah
untuk mendukung proses dan operasi, mendukung
pengambilan keputusan dan keunggulan kompetitif.
Lebih jauh dikemukakan bahwa sistem informasi untuk
operasi pendidikan terdiri dari: (1) Sistem proses
transaksi (transaction-processing system) mencatat dan
memproses data dari transaksi bisnis, sistem data
terbaru, serta menghasilkan berbagai macam dokumen
dan

laporan,

(2)

Keputusan

operasional

yang

mengontrol proses-proses secara fisik dibuat oleh
sistem pengendalian proses (process control system), (3)
Komunikasi dan produktivitas kantor didukung oleh
sistem

otomasi

kantor

(office

automation

system).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para analis
dan manajer memiliki peranan penting dalam menjaga
kelangsungan sebuah organisasi melalui sebuah sistem
informasi yang handal, yang dapat membantu tugastugas serta dapat meningkatkan kinerja organisasi
secara komprehensif dalam mencapai tujuan bersama.
Sekolah dapat mengembangkan sebuah sistem
informasi manajemen dengan memanfaatkan sumber
daya sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman

yang

terjadi

sebagai

salah

satu

cara

peningkatan mutu dan pengembangan potensi sekolah.
Hal

ini

sesuai

dengan

definisi
23

sistem

informasi

manajemen menurut Sutanta (2005), yang menyatakan
bahwa sistem informasi manajemen atau SIM adalah
sekumpulan sub sistem yang saling berhubungan,
berkumpul

bersama-sama,

dan

membentuk

satu

kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara
tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data,
menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran
(output)

berupa

informasi

sebagai

dasar

bagi

pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai
nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada
saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
kegiatan

operasional,

manajerial,

dan

strategis

organisaasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna
mencapai tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas
adalah definisi dari Robert A. Leitch dan K. Roscoe davis
bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto
2005;11)

24

2.4 Manajemen Pendidikan
Sebuah lembaga pendidikan mempunyai visi dan
misi serta tujuan. Ketiga hal tersebut akan dapat
terwujud

apabila

sekolah

mampu

melaksanakan

manajemen dengan baik. Lemahnya sekolah dalam
proses

manajemen

akan

menyebabkan

rendahnya

kualitas pendidikan sekolah tersebut. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Tim Dosen
UPI

dalam

Yakub

dan

Hisbanarto

(2014)

yang

menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan
proses

manajemen

dalam

pelaksanaan

tugas

pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber
daya secara efisien untuk mencapai tujuan secara
efektif. Proses pelaksanaan menajemen sesuai dengan
pendapat di atas tergabung dalam sebuah sistem yang
merupakan

satu

kesatuan

yang

utuh

dalam

pelaksanaan manajemen yang terdiri atas beberapa sub
sistem

mulai

pengendalian

dari

perencanaan,

serta

pengawasan.

pengorganisasian,
Sejalan

dengan

pendapat di atas adalah pendapat Slameto (2009) yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan memiliki
berbagai kegiatan yang sangat kompleks dan saling
berhubungan dan

merupakan sekumpulan fungsi

untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan
pendidikan,

melalui

perencanaan,

pengambilan

keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi
sumber

daya,

penciptaan

stimulus

iklim

dan

organisasi

koordinasi
yang

personil,

kondusif,

serta

penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi

25

kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa
depan.
Pendapat di atas memberikan kita gambaran
bahwa sebuah proses manajemen memerlukan sebuah
tahapan-tahapan yang diatur secara sistematis dengan
mekanisme yang runtut dalam mencapai sebuah hasil
atau tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses manajemen yang sistematis dalam sistem
informasi

manajemen

pengelolaan

dan

manajerial

pendidikan

pengolahan

yang

meliputi

adalah

Sistem

yang

bersifat

data
input

(memasukkan),

calculating (menghitung), comparing (membandingkan),
sorting

(menyortir),

(menyimpan),
(memindahkan)

output

reading
yang

(keluaran),

(membaca),
dilaksanakan

storing

transmitting
dalam

suatu

organisasi pendidikan untuk memberikan informasi
yang akurat dalam upaya mencapai tujuan maupun
visi misi organisasi pendidikan.

2.5 Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan dalam setiap organisasi
sangat penting untuk menjaga stabilitas dan laju
organisasi yang sehat serta memperlancar aktifitas
organisasi secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan
Depdiknas (2007;6) yang menyatakan bahwa setiap
kegiatan perlu diatur agar berjalan dengan tertib,
lancar,

efektif

dan

sekolah

yang

baik

efisien.
harus

Pengelolaan
dilaksanakan

keuangan
dengan

memperhatikan berbagai aspek pengelolaan misalnya :
26

sistem,

SDM,

kebijakan

sekolah

serta

sarana

prasarana. Dengan mekanisme yang jelas kegiatan
pengelolaan keuangan sekolah yang dijalankan akan
menempati fungsi idealnya dalam kelancaran aktifitas
organisasi.
Hal

di

atas

sejalan

dengan

pendapat

dari

Syarifudin (2005) yang berpendapat bahwa pengelolaan
keuangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam menggerakkan para pejabat yang
bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan
fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan atau
penganggaran,

pencatatan,

pengeluaran

serta

pertanggungjawaban. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan

bahwa

sistem

pengelolaan

keuangan

dalam sebuah organisasi mencakup beberapa fungsi
manajemen yang digerakkan oleh orang-orang yang
bertugas dalam bidang keuangan melalui sebuah
sistem mulai dari perencanaan, pencatatan hingga
pertanggungjawaban
dilakukan

yang

dengan

kesemuanya

menggunakan

itu

dapat

mekanisme

konvensional atau dengan bantuan sistem informasi
manajemen

melalui

pemanfaatan

tekhnologi

yang

berkembang dewasa ini.

2.6 Sistem Informasi Manajemen JIBAS
JIBAS

merupakan

singkatan

dari

Jaringan

Informasi Bersama Antar Sekolah. Visi dan misi JIBAS
adalah membangun jaringan informasi dan komunitas
pendidikan yang bisa mewadahi interaksi dan aktifitas
setiap elemen pendidikan dari siswa, guru, orang tua,
27

sekolah, pemerhati pendidikan, yayasan, pemerintah
dan masyarakat umum.
2.6.1 Tentang JIBAS
Jaringan komunitas yang dibentuk JIBAS akan
menggabungkan layanan berupa komunitas + konten +
informasi + hiburan, mirip gabungan Facebook +
Google + Yahoo + Wikipedia tetapi khusus untuk
pendidikan Indonesia. Jaringan komunitas pendidikan
ini menyediakan berbagai layanan, seperti: komunikasi
dan kolaborasi antara anggotanya, buku pengetahuan
online yang dikelola sendiri oleh anggotanya, layanan
berbagi

pakai

media-media

pembelajaran,

wahana

untuk aktualisasi diri dan menyediakan jalur informasi
yang transparan untuk pemantauan dan pengendalian
mutu pendidikan serta layanan lainnya. Jaringan ini
bersifat terbuka dan tumbuh mandiri. Terbuka artinya
berbagai

pihak

yang

ingin

berpartisipasi

dapat

mengembangkan dan menyediakan layanan pendidikan
bagi komunitas JIBAS. Tumbuh mandiri maksudnya
jaringan ini tumbuh berkembang dari aktifitas dan
interaksi setiap anggotanya.
2.6.2 Sistem Manajemen Sekolah
Salah satu wujud JIBAS yaitu sistem informasi
manajemen

sekolah

yang

membantu

operasional

sekolah dari mulai akademik, keuangan, perpustakaan,
pelaporan dan interaksi guru-siswa.
Sistem informasi pendidikan JIBAS berlisensi
open source dan dapat digunakan gratis tanpa batasan
waktu, fitur atau biaya. Dengan sistem informasi
28

sekolah ini, diharapkan data-data operasional sekolah
dapat tersusun rapi. Sehingga, data-data tersebut
dapat

digabung

agar

menjadi

informasi

aktual

mengenai potret pendidikan di Indonesia.
Sistem ini dipasang secara lokal di sekolah jadi
memudahkan sekolah dalam menggunakannya. Jadi,
bagi sekolah yang berada di daerah atau belum
memiliki
terhubung

fasilitas

internet

jaringan

JIBAS.

memadai,

masih

dapat

Secara

berkala,

data

operasional sekolah ini ditransfer secara online atau
offline ke basis data JIBAS pusat.
Dari basis data pusat inilah kemudian dibentuk
layanan komunitas, informasi sekolah dan konten
pendidikan yang dapat diakses oleh berbagai elemen
pendidikan, dari mulai siswa, guru, orang tua, sekolah,
yayasan, pemerintah dan masyarakat umum.
2.6.3 Manfaat JIBAS
1.) Manfaat Umum
Manfaat umum adalah manfaat yang diperoleh
segenap lapisan masyarakat dari komunitas yang
dibentuk JIBAS.
a. Komunitas Pendidikan
JIBAS bukan sekedar sistem informasi sekolah yang
fungsinya hanya mendata atau melaporkan, Visi dan
misi JIBAS adalah membentuk jaringan komunitas
pendidikan

yang

bisa

mewadahi

interaksi

dan

aktifitas setiap elemen pendidikan Indonesia dari

29

mulai siswa, guru, orang tua, sekolah, yayasan,
pemerintah dan masyarakat umum.
b. Komunitas + Konten + Informasi + Hiburan
Jaringan komunitas JIBAS, tidak saja menampilkan
informasi pendidikan, tapi juga memberikan layanan
komunikasi, konten dan hiburan, misalnya: siswa
dapat saling berkenalan dengan siswa dari sekolah
lain, guru-guru dapat membahas kurikulum dan
metode

pengajaran,

berkonsultasi

orang

dengan

tua

guru,

dapat

langsung

pemerintah

dapat

memberikan pengumuman dan pemberitaan yang
tepat sasaran dan lain sebagainya.
c. Kebersamaan dan Keterbukaan
Berbagai pihak yang ingin memberikan kontribusi
dalam

dunia

pendidikan

mengembangkan

dapat

berbagai

bergabung

layanan

dan

pendidikan,

seperti: mengasuh kolom konsultasi pendidikan,
menyediakan game-game interaktif, memberitakan
informasi pendidikan dan layanan lainnya.
d. Wadah dan Saluran Terpadu untuk Pendidikan
Selama ini, banyak pihak telah mengembangkan
berbagai

ide,

produk,

layanan

dan

informasi

mengenai pendidikan. Alangkah baiknya, dengan
memanfaatkan jaringan komunitas yang terbentuk,
tersedia saluran resmi yang dapat memadukan
pihak-pihak tersebut untuk memajukan pendidikan
Indonesia

30

e. Layanan Social networking Dunia Pendidikan
Saat ini, facebook telah menjadi layanan social
networking

yang

populer.

Walaupun

fasilitasnya

sudah lengkap dan memudahkan, namun terlalu
umum untuk diikuti oleh komunitas pendidikan
terutama siswa. Oleh karena itu, jaringan komunitas
yang dibentuk JIBAS akan menyediakan layanan
social networking yang memiliki ciri khas pendidikan
dengan fitur mirip facebook.
2.) Manfaat Khusus
Manfaat khusus adalah manfaat yang diperoleh
penyelenggara pendidikan, khususnya pemerintah,
dari komunitas yang dibentuk JIBAS
a. Potret Aktual Kondisi Pendidikan
Dari gabungan data kegiatan setiap sekolah, dapat
ditampilkan berbagai informasi aktual mengenai
kondisi proses pendidikan di sekolah. Informasi ini
dapat di akses oleh berbagai pihak berwenang
termasuk

pemerintah.

Jadi,

pemerintah

dapat

dengan mudah memantau dan menilai jalannya
program pendidikan.
b. Basis Data Siswa dan Guru Nasional
Basis data siswa dan guru nasional dibentuk dari
gabungan data-data siswa dan guru dari setiap
sekolah yang terhubung kedalam jaringan JIBAS.
Melalui basis data ini dapat diketahui berbagai
informasi

seperti:

Informasi
31

kependudukan,

informasi siswa berbakat dan berprestasi, guru-guru
teladan dan berbagai laporan statistik lainnya.
c. Audit dan Pemantauan
Pemerintah dapat melakukan audit dan pemantauan
penggunaan dana bantuan operasional pendidikan
(BOS) di sekolah. Audit dan pemantauan ini dapat
dilakukan dengan mengetahui secara detail transaksi
pembelanjaan

dan

pemakaian

dana

operasional

tersebut oleh sekolah.
d. Penilaian dan Pengujian
Pemerintah

atau

pihak

yang

berwenang

dapat

melakukan penilaian dan pengujian tentang kinerja
sekolah dalam bidang akademik dengan melihat
informasi nilai dan presensi siswa dan guru. Juga
dapat mengadakan angket berskala nasional yang
dilakukan di masing-masing sekolah. Dari hasil
angket ini dapat diperoleh data untuk menilai dan
menguji kinerja sekolah atau mengetahui pencapaian
pelaksanaan program pendidikan.

32

2.7 Kajian penelitian yang relevan
Dalam

penelitian

sebelumnya

terdapat

hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilaksanakan oleh Luhur Nurmala Rizqi
dkk

(2013)

Pemerintah

yang

berjudul

Daerah

Penatausahaan

Melalui

System

Asset

Informasi

Manajemen Barang Daerah (Simbada) di Kabupaten
Malang (Studi Pada Bidang Asset Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Asset Kabupaten Malang) .
Persamaan
peneliti

lakukan

informasi
melalui

penelitian

ini

adalah

manajemen.
wawancara,

kepustakaan

dan

dengan

penelitian

mengkaji

tentang

Teknik
observasi

analisis

pengumpulan
dan
sistem.

yang
sistem
data

dokumentasi,
Sedangkan

perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah pada lokasi dan bidang kajiannya,
penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang Jawa
Timur sedangkan penelitian yang penulis akan lakukan
adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berlokasi di
Kendal, Jawa Tengah. Pendekatan penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang lebih menekankan pada upaya
untuk

mengidentifikasi

dan

menganalisis

asset

pemerintah daerah melalui Simbada dan kendalakendalanya

sedangkan penelitian yang akan peneliti

lakukan menggunakan pendekatan penelitian evaluatif
kualitatif dengan menggunakan model CIPP yang lebih
menekankan pada faktor context, input, process dan
product terhadap penerapan sebuah sistem informasi
manajemen yang bernama JIBAS (Jaringan Informasi

33

Bersama Antar Sekolah) dalam pengelolaan keuangan
sekolah.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
berikutnya adalah Widya Utami (2013) yang berjudul
Kontribusi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Daerah Keuangan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
Di Dinas Pendidikan Bandung. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
mengkaji
pendidikan

tentang

sistem

tentang

informasi

pengelolaan

manajemen

keuangan.

teknik

pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi,

kepustakaan

dan

analisis

sistem

informasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang penulis laksanakan terletak pada lokasi
dan kajian penelitiannya. Penelitian ini berlokasi di
Dinas Pendidikan Bandung, Jawa Barat sedangkan
penelitian

yang

penulis

laksanakan

berlokasi

di

Kaliwungu, Kendal jawa Tengah. Berkaitan dengan
kajian

penelitian,

penelitian

ini

mengkaji

tentang

efektifitas sebuah sistem informasi manajemen yang
dinamakan

sistem

informasi

manajemen

daerah

(SIMDA) keuangan terhadap kinerja pegawai di Dinas
Pendidikan di bidang keuangan sedangkan kajian
penelitian

yang

penulis

laksanakan

adalah

mengevaluasi program sistem informasi manajemen
keuangan yang dinamakan jaringan informasi bersama
antar sekolah (JIBAS) melalui sebuah model evaluasi
CIPP atau context, input, process dan product terhadap
manajemen pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.

34

Hasil

penelitian

lain

yang

relevan

dengan

penelitian ini adalah penelitian Halens Ryanlie Ole
(2014) yang berjudul Analisis Implementasi Sistem
Informasi

Manajemen

Daerah

terhadap

kualitas

keuangan SKPD (Studi Kasus pada Dinas PPKAD
Kabupaten Minahasa Tenggara). Jenis penelitian ini
adalah

penelitian

kualitatif

yang

menggunakan

pendekatan studi kasus. Persamaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan adalah sama-sama penelitian
kualitatif dan menggunakan data primer dan sekunder,
sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan
penelitian dimana penelitian terdahulu menggunakan
pendekatan studi kasus sedangkan penelitian yang
peneliti lakukan menggunakan pendekatan penelitian
evaluatif kualitatif dengan model CIPP, lokasi penelitian
terdahulu berada di DPPKAD Kabupaten Minahasa
Tenggara sedangkan penelitian ini berlokasi di SMK NU
03

Kaliwungu

Kabupaten

Kendal,

dan

teknik

pengambilan data penelitian terdahulu menggunakan
wawancara dan kuesioner sedangkan penelitian ini
menggunakan

wawancara,

dokumentasi,

serta

observasi. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa

SIMDA

keuangan

mampu

menghasilkan

informasi dengan ketepatan atau tingkat kebenaran
yang lebih baik bila dibandingkan dengan pengolahan
data secara manual.
Selanjutnya

kajian

penelitian

yang

relevan

dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Christoffel
J.

Hendriks

yang

berjudul

Integrated

Financial

Management Information System (IFMIS): Guidelines for
effective implementation by the public sector of South
35

Africa. Penelitian ini menggunakan studi literatur
dimana

teori

dieksplorasi

memecahkan

masalah

dan

digunakan

penelitian,

untuk

berbasis

teori

penelitian, solusi dan pedoman dikembangkan untuk
mengatasi tantangan dan resiko yang dialami. Hasil
penelitian

ini

menunjukkan

bahwa

ada

sejumlah

kendala yang ditimbulkan dengan diterapkannya IFMIS
namun seperangkat pedoman praktek terbaik yang
dikembangkan
sukses.

dapat membuat pelaksanaan lebih

Perbedaan

penelitian

terdahulu

dengan

penelitian yang peneliti lakukan terletak pada jenis
sistem

informasi

manajemen

yang

diterapkan,

penelitian terdahulu menggunakan IFMIS sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan menggunakan JIBAS
(Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah). Bidang
penelitian yang dikaji terdapat persamaan dimana
penelitian

terdahulu

dan

penelitian

yang

peneliti

lakukan saat ini sama-sama terfokus pada manajemen
keuangan
manajemen

dengan
dan

menggunakan
mengukur

sistem

bagaimana

informasi
tingkat

keberhasilan sistem informasi manajemen tersebut
dalam

menjalankan

fungsinya.

Namun

terdapat

perbedaan dimana penelitian yang peneliti lakukan saat
ini

menggunakan

pendekatan

penelitian

evaluatif

dengan model CIPP sedangkan penelitian terdahulu
merupakan penelitian kualitatif yang berbasis teori.

36