BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah dalam Manajemen Pengelolaan Keuangan Model CIPP di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi Program
Penelitian evaluasi dalam manajemen pendidikan
sangat penting dilaksanakan dalam upaya mengetahui
tentang bekerjanya sebuah program sekolah mulai dari
penentuan kebijakan, perencanaan program, proses
pelaksanaan
program hingga kesesuaian rencana
dengan hasil program. Hal ini selaras dengan Arikunto
(2007) yang menyebutkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan
untuk
bekerjanya
mengumpulkan
sesuatu,
yang
informasi
selanjutnya
tentang
informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasiinformasi yang berguna bagi pihak decision maker
untuk
menentukan
kebijakan
yang
akan
diambil
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi
sangat
diperlukan
dalam
upaya
mencari
sebuah informasi, penentuan kebijakan yang tepat,
efektif serta efisien dalam mencapai tujuan organisasi,
sehingga
berkembangnya
organisasi
akan
terus
berkelanjutan seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan zaman yang dinamis.
11
Menurut Arikunto dan Abdul Jabar (2014) dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan,
Program mempunyai dua pengertian yaitu pengertian
secara umum dan khusus. Secara umum istilah
program dapat diartikan sebagai rencana, sebagai
contoh jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa
programnya
sesudah
lulus
dalam
menyelesaikan
pendidikan di sekolah yang di ikuti maka arti program
dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan
kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Sedangkan
secara khusus apabila program dikaitkan dengan
evaluasi program maka program berarti suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa
program
merupakan
sebuah
sistem
yang
proses
pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan
atau terus menerus sehingga membutuhkan waktu
yang relatif lama dalam upaya mengukur sejauh mana
program
tersebut
dikatakan
berhasil
atau
tidak,
diteruskan atau tidak, dan diperlukan modifikasi atau
tidak,
apabila program tersebut dikaitkan dengan
pelaksanaan evaluasi melalui pengumpulan informasi
dan data. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Roswati (2008) yang menyatakan
bahwa evaluasi program adalah Menilai suatu kegiatan
yang
dilakukan
untuk
mendatangkan
hasil
atau
pengaruh yang berlangsung untuk jangka waktu yang
tidak terbatas. Dengan demikian evaluasi diperlukan
12
dalam rangka memberikan sebuah hasil atau pengaruh
yang lebih baik untuk masa yang akan datang sesuai
dengan tujuan, visi maupun misi sekolah.
2.2 Model evaluasi CIPP (Context, Input,
Process, Product)
Model evaluasi CIPP ini merupakan salah satu
dari beberapa teknik evaluasi suatu program yang ada.
Model
ini
dikembangkan
oleh
salah
satu
pakar
evaluasi, Stufflebeam yang dikembangkan pada tahun
1967 dengan berlandaskan pada keempat dimensi yaitu
dimensi context, dimensi input, dimensi process, dan
dimensi
product.
Evaluasi
model
ini
bermaksud
membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program
dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya
sampai
pada
deskripsi
dan
judgement
mengenai
kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi,
Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:
a. Penetapan
dan
penyediaan
informasi
yang
bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif.
b. Membantu
audience
untuk
menilai
dan
mengembangkan manfaat program pendidikan atau
obyek.
c. Membantu pengembangan kebijakan dan program.
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan
kawan-kawan (1967) di Ohio State University. CIPP
yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal
empat buah kata, yaitu ;
13
1). Context evaluation
: evaluasi terhadap konteks,
2). Input evaluation
: evaluasi terhadap masukan,
3). Process evaluation
: evaluasi terhadap proses,
4). Product evaluation
: evaluasi terhadap hasil.
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan
CIPP
tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak
lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model
evaluasi yang memandang program yang dievaluasi
sebagai sebuah sistem. Secara garis besar evaluasi
model CIPP mencakup empat macam keputusan: (1)
Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan
tujuan umum dan tujuan khusus, (2) Keputusan
pembentukan
atau
structuring,
(3)
Keputusan
implementasi, (4) Keputusan yang telah disusun ulang
yang menentukan suatu program perlu diteruskan,
diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan
secara total atas dasar kriteria yang ada
14
Model CIPP
Aspek evaluasi
Tipe keputusan
Jenis pertanyaan
Context
Keputusan yang
Apa yang harus
evaluation
terencana
dilakukan dalam
menghadapi kendala
pengelolaan keuangan?
Input
Keputusan
Bagaimana kita
evaluation
terstruktur
melakukannya dengan
memperhatikan aspek
sumber daya yang
dimiliki sekolah dalam
penerapan SIM JIBAS
tentang pengelolaan
keuangan?
Process
Keputusan
Apakah yang dilakukan
evaluation
implementasi
sesuai rencana? Artinya
apakah proses
penerapan SIM JIBAS
dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu telah sesuai
rencana yang telah
dibuat.
Product
Keputusan yang
Apakah berhasil?
evaluation
telah disusun ulang
Artinya apakah produk
dari penerapan SIM
JIBAS tentang
pengelolaan keuangan
sesuai dengan harapan.
Sumber : The CIPP approach to evaluation (Bernadette Robinson,
2002)
15
Empat aspek Model Evaluasi CIPP (context, input,
process and output) membantu pengambil keputusan
untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai;
1.
Apa yang harus dilakukan (What should we do?);
Mengumpulkan
dan
assessment data
menganalisa needs
untuk
menentukan
tujuan,
prioritas dan sasaran yang dalam hal ini terkait
dengan pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
2.
Bagaimana kita melaksanakannya (How should
we do it?);
Sumber
daya
dan
langkah-langkah
yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
dan
mungkin
eksternal
dan
meliputi
identifikasi
material
informasi
sebagai
penerapan
SIM
dalam
upaya
JIBAS
program
mengumpulkan
realisasi
dalam
program
pengelolaan
keuangan.
3.
Apakah dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it
as planned?);
Ini menyediakan pengambil keputusan informasi
tentang
seberapa
baik
program
pengelolaan
keuangan dengan SIM JIBAS diterapkan. Dengan
secara
terus-menerus
monitoring
program,
pengambil keputusan mempelajari seberapa baik
pelaksanaan
program
keuangan telah sesuai
SIM
JIBAS
pengelolaan
petunjuk dan rencana,
konflik yang timbul dalam pengelolaan keuangan,
dukungan staff dan
moral, kekuatan dan
material, dan permasalahan penganggaran.
16
4.
Apakah berhasil (Did it work?);
Dengan
mengukur
outcome
dan
membandingkannya antara pengelolaan keuangan
pola lama dengan penerapan SIM JIBAS dalam
pengelolaan keuangan pola baru apakah hasilnya
sesuai dengan
yang diharapkan, pengambil-
keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika
program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau
dihentikan sama sekali.
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi CIPP
Tujuan evaluasi program model CIPP adalah
untuk keperluan pertimbangan dalam pengambilan
sebuah
keputusan/kebijakan
yang
dalam
hal
ini
peneliti memanfaatkannya dalam evaluasi program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Fungsi dari evaluasi model CIPP adalah
membantu
(pembuat
penanggung
kebijakan)
jawab
dalam
program
mengambil
tersebut
keputusan
apakah meneruskan, modifikasi, atau menghentikan
program. Apabila tujuan yang ditetapkan program telah
mencapai
digunakan
keberhasilannya,
tergantung
pada
ditetapkan sebelumnya.
17
maka
ukuran
kriteria
yang
yang
telah
2.2.2 Kriteria Evaluasi
Kegiatan evaluasi didasarkan pada kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam upaya mengukur
keberhasilan sebuah program SIM JIBAS yang terkait
dengan
pengelolaan
keuangan
di
SMK
NU
03
Kaliwungu.
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis
dalam
mengumpulkan,
menginterpretasikan
diperoleh
tingkat
melalui
obyek/
yang
umumnya
pengukuran
untuk
mengetahui
Evaluasi
kegiatan
dan
informasi
keberhasilan
pendidikan.
menganalisis,
dan
efisiensi
suatu
program
dilaksanakan
untuk
menguji
dengan
kriteria
tertentu
untuk
keperluan pembuatan keputusan (Depdiknas, 2002).
Penelitian evaluatif dengan menggunakan model
CIPP
ini
dilaksanakan
dalam
upaya
mengukur
keberhasilan pelaksanaan program penerapan SIM
pendidikan
JIBAS
dalam
membantu
fungsi-fungsi
manajerial pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Model evaluasi dengan CIPP terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
1.
Komponen Konteks (Context)
Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan
merinci lingkungan
kebutuhan yang tidak terpenuhi,
populasi dan sampel yang dilayani serta tujuan proyek
(Suharsimi
penelitian
Arikunto,
yang
akan
2010:46).
penulis
Dalam
konteks
laksanakan
ini
berorientasi pada sejauh mana tingkat kebutuhan SMK
NU 03
Kaliwungu dalam hal pengelolaan
keuangan
dengan menggunakan SIM JIBAS sebagai kebijakan
dalam upaya mengatasi masalah proses pengelolaan
18
keuangan.
Kriteria
komponen
konteks
pada
pelaksanaan program SIM pendidikan JIBAS dalam
pengelolaan keuangan dikatakan efektif apabila :
a. Penerapan
pengelolaan
program
SIM
Pendidikan
JIBAS
keuangan sesuai dengan kebutuhan
SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Relevansi program pengelolaan keuangan dengan
pelaksanaan manajemen di SMK NU 03 Kaliwungu.
2.
Komponen Masukan (Input)
Input merupakan kemampuan awal sekolah
dalam
menunjang
pelaksanaan
program.
Dalam
penelitian yang akan penulis laksanakan ini terkait
dengan komponen input adalah mengukur sejauh
mana SMK NU 03 Kaliwungu memiliki daya dukung
serta kemampuan awal dalam menerapkan kebijakan
berupa SIM JIBAS tentang pengelolaan keuangan
sekolah baik dalam hal sumber daya manusiannya,
pengalokasian anggaran maupun sarana prasarana
yang dimiliki.
Kriteria masukan pada pelaksanaan program SIM
pendidikan
JIBAS
dalam
pengelolaan
keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Kesiapan sekolah dalam penyediaan tenaga yang
menguasai IT dalam pengoperasian program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan.
b. Kesiapan sekolah dalam mengalokasikan anggaran
dan penggunaannya dalam realisasi penerapan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
19
c. Kesiapan kelengkapan dan kelayakan sarana dan
prasarana
sekolah
dalam
realisasi
penerapan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
d. Program aplikasi JIBAS
e. Prosedur pelaksanaan program
3. Komponen Proses (Process)
Komponen proses diarahkan pada seberapa
jauh kegiatan yang dilakukan dalam program, sudah
terlaksana sesuai dengan rencana program. Dalam
penelitian yang penulis laksanakan ini terkait dengan
komponen proses adalah mengukur sejauh mana
kegiatan pengelolaan keuangan dengan menggunakan
SIM JIBAS dilaksanakan di SMK NU 03 Kaliwungu
sesuai dengan perencanaan program yang dibuat.
Kriteria komponen proses pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Adanya aktifitas pelaksanaan program SIM JIBAS
dalam
pengelolaan
keuangan
di
SMK
NU
03
Kaliwungu.
b. Adanya peran tenaga yang menguasai program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
c. Adanya
kesesuaian
penggunaan
sarana
dan
prasarana dalam proses pelaksanaan program SIM
pendidikan JIBAS tentang pegelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
4. Komponen Hasil (Product)
20
Komponen hasil diarahkan pada hal-hal yang
menunjukkan perubahan yang terjadi pada manajemen
pengelolaan keuangan pola lama di SMK NU 03
Kaliwungu dengan pola baru setelah diterapkannya
program SIM pendidikan JIBAS. Penelitian yang akan
penulis laksanakan terkait dengan komponen hasil
adalah mengukur bagaimana perubahan yang terjadi di
SMK NU 03 Kaliwungu setelah adanya pelaksanaan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan
sehingga muncul kesimpulan apakah program tersebut
efektif atau sebaliknya.
Kriteria komponen hasil pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Sekolah/Petugas tata usaha (TU) sebagai pelaksana
program dapat menjalankan atau
melaksanakan
program SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Kebutuhan sekolah dalam pengelolaan keuangan
sudah
terpenuhi
selama
proses
pelaksanaan
program penerapan SIM pendidikan JIBAS di SMK
NU 03 Kaliwungu.
c. Adanya perubahan yang mendasar pada dampak
dan
proses
diterapkannya
pengelolaan
SIM
keuangan
JIBAS
diterapkan SIM JIBAS.
21
dengan
sebelum
setelah
2.3 Sistem Informasi Manajemen
Sekolah
berbagai
sebagai
dinamika
sebuah
sebagai
organisasi
sebuah
memiliki
unsur
yang
membentuk sebuah sistem, dimana berbagai unsur
tersebut akan saling berhubungan atau berkaitan serta
akan saling bergantung antar satu dengan yang lainnya
menjadi sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Lebih
jelas menurut (Jogiyanto 2005) disebutkan bahwa
definisi dari sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur
yang
saling
berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
yang tertentu. Hal ini secara umum dapat dimaknai
bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik sebagai
satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain
dimana sistem tersebut terbentuk atas beberapa unsur
dan melalui proses-proses tertentu
dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
fungsi,
biaya,
nilai,
dan
mutu
informasi.
Fungsi
informasi adalah: (1) menambah pengetahuan, (2)
mengurangi
ketidakpastian,
kegagalan,
(4)
(3)
mengurangi
mengurangi
variasi
yang
resiko
tidak
diperlukan, (5) Memberi standar, aturan, ukuran,
dan keputusan yang menentukan pencapaian sasaran
dan tujuan (Sutanta, 2005). Dari pendapat itu dapat
penulis simpulkan bahwa informasi mempunyai arti
yang
sangat
penting
dalam
proses
pengambilan
putusan maupun kebijakan organisasi sehingga mutu
informasi
sebagai
pendukung
22
tercapainya
tujuan
organisasi harus terjaga ketepatannya. Menurut Yakub
dan Hisbanarto (2014) sistem informasi pendidikan
adalah
sistem
yang
digunakan
untuk
membantu
melancarkan penyebaran informasi pendidikan dan
memudahkan pimpinan pendidikan dalam membuat
kebijakan atau keputusan. Alasan mendasar peran
sistem informasi untuk organisasi pendidikan adalah
untuk mendukung proses dan operasi, mendukung
pengambilan keputusan dan keunggulan kompetitif.
Lebih jauh dikemukakan bahwa sistem informasi untuk
operasi pendidikan terdiri dari: (1) Sistem proses
transaksi (transaction-processing system) mencatat dan
memproses data dari transaksi bisnis, sistem data
terbaru, serta menghasilkan berbagai macam dokumen
dan
laporan,
(2)
Keputusan
operasional
yang
mengontrol proses-proses secara fisik dibuat oleh
sistem pengendalian proses (process control system), (3)
Komunikasi dan produktivitas kantor didukung oleh
sistem
otomasi
kantor
(office
automation
system).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para analis
dan manajer memiliki peranan penting dalam menjaga
kelangsungan sebuah organisasi melalui sebuah sistem
informasi yang handal, yang dapat membantu tugastugas serta dapat meningkatkan kinerja organisasi
secara komprehensif dalam mencapai tujuan bersama.
Sekolah dapat mengembangkan sebuah sistem
informasi manajemen dengan memanfaatkan sumber
daya sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman
yang
terjadi
sebagai
salah
satu
cara
peningkatan mutu dan pengembangan potensi sekolah.
Hal
ini
sesuai
dengan
definisi
23
sistem
informasi
manajemen menurut Sutanta (2005), yang menyatakan
bahwa sistem informasi manajemen atau SIM adalah
sekumpulan sub sistem yang saling berhubungan,
berkumpul
bersama-sama,
dan
membentuk
satu
kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara
tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data,
menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran
(output)
berupa
informasi
sebagai
dasar
bagi
pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai
nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada
saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
kegiatan
operasional,
manajerial,
dan
strategis
organisaasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna
mencapai tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas
adalah definisi dari Robert A. Leitch dan K. Roscoe davis
bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto
2005;11)
24
2.4 Manajemen Pendidikan
Sebuah lembaga pendidikan mempunyai visi dan
misi serta tujuan. Ketiga hal tersebut akan dapat
terwujud
apabila
sekolah
mampu
melaksanakan
manajemen dengan baik. Lemahnya sekolah dalam
proses
manajemen
akan
menyebabkan
rendahnya
kualitas pendidikan sekolah tersebut. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Tim Dosen
UPI
dalam
Yakub
dan
Hisbanarto
(2014)
yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan
proses
manajemen
dalam
pelaksanaan
tugas
pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber
daya secara efisien untuk mencapai tujuan secara
efektif. Proses pelaksanaan menajemen sesuai dengan
pendapat di atas tergabung dalam sebuah sistem yang
merupakan
satu
kesatuan
yang
utuh
dalam
pelaksanaan manajemen yang terdiri atas beberapa sub
sistem
mulai
pengendalian
dari
perencanaan,
serta
pengawasan.
pengorganisasian,
Sejalan
dengan
pendapat di atas adalah pendapat Slameto (2009) yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan memiliki
berbagai kegiatan yang sangat kompleks dan saling
berhubungan dan
merupakan sekumpulan fungsi
untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan
pendidikan,
melalui
perencanaan,
pengambilan
keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi
sumber
daya,
penciptaan
stimulus
iklim
dan
organisasi
koordinasi
yang
personil,
kondusif,
serta
penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi
25
kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa
depan.
Pendapat di atas memberikan kita gambaran
bahwa sebuah proses manajemen memerlukan sebuah
tahapan-tahapan yang diatur secara sistematis dengan
mekanisme yang runtut dalam mencapai sebuah hasil
atau tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses manajemen yang sistematis dalam sistem
informasi
manajemen
pengelolaan
dan
manajerial
pendidikan
pengolahan
yang
meliputi
adalah
Sistem
yang
bersifat
data
input
(memasukkan),
calculating (menghitung), comparing (membandingkan),
sorting
(menyortir),
(menyimpan),
(memindahkan)
output
reading
yang
(keluaran),
(membaca),
dilaksanakan
storing
transmitting
dalam
suatu
organisasi pendidikan untuk memberikan informasi
yang akurat dalam upaya mencapai tujuan maupun
visi misi organisasi pendidikan.
2.5 Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan dalam setiap organisasi
sangat penting untuk menjaga stabilitas dan laju
organisasi yang sehat serta memperlancar aktifitas
organisasi secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan
Depdiknas (2007;6) yang menyatakan bahwa setiap
kegiatan perlu diatur agar berjalan dengan tertib,
lancar,
efektif
dan
sekolah
yang
baik
efisien.
harus
Pengelolaan
dilaksanakan
keuangan
dengan
memperhatikan berbagai aspek pengelolaan misalnya :
26
sistem,
SDM,
kebijakan
sekolah
serta
sarana
prasarana. Dengan mekanisme yang jelas kegiatan
pengelolaan keuangan sekolah yang dijalankan akan
menempati fungsi idealnya dalam kelancaran aktifitas
organisasi.
Hal
di
atas
sejalan
dengan
pendapat
dari
Syarifudin (2005) yang berpendapat bahwa pengelolaan
keuangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam menggerakkan para pejabat yang
bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan
fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan atau
penganggaran,
pencatatan,
pengeluaran
serta
pertanggungjawaban. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
sistem
pengelolaan
keuangan
dalam sebuah organisasi mencakup beberapa fungsi
manajemen yang digerakkan oleh orang-orang yang
bertugas dalam bidang keuangan melalui sebuah
sistem mulai dari perencanaan, pencatatan hingga
pertanggungjawaban
dilakukan
yang
dengan
kesemuanya
menggunakan
itu
dapat
mekanisme
konvensional atau dengan bantuan sistem informasi
manajemen
melalui
pemanfaatan
tekhnologi
yang
berkembang dewasa ini.
2.6 Sistem Informasi Manajemen JIBAS
JIBAS
merupakan
singkatan
dari
Jaringan
Informasi Bersama Antar Sekolah. Visi dan misi JIBAS
adalah membangun jaringan informasi dan komunitas
pendidikan yang bisa mewadahi interaksi dan aktifitas
setiap elemen pendidikan dari siswa, guru, orang tua,
27
sekolah, pemerhati pendidikan, yayasan, pemerintah
dan masyarakat umum.
2.6.1 Tentang JIBAS
Jaringan komunitas yang dibentuk JIBAS akan
menggabungkan layanan berupa komunitas + konten +
informasi + hiburan, mirip gabungan Facebook +
Google + Yahoo + Wikipedia tetapi khusus untuk
pendidikan Indonesia. Jaringan komunitas pendidikan
ini menyediakan berbagai layanan, seperti: komunikasi
dan kolaborasi antara anggotanya, buku pengetahuan
online yang dikelola sendiri oleh anggotanya, layanan
berbagi
pakai
media-media
pembelajaran,
wahana
untuk aktualisasi diri dan menyediakan jalur informasi
yang transparan untuk pemantauan dan pengendalian
mutu pendidikan serta layanan lainnya. Jaringan ini
bersifat terbuka dan tumbuh mandiri. Terbuka artinya
berbagai
pihak
yang
ingin
berpartisipasi
dapat
mengembangkan dan menyediakan layanan pendidikan
bagi komunitas JIBAS. Tumbuh mandiri maksudnya
jaringan ini tumbuh berkembang dari aktifitas dan
interaksi setiap anggotanya.
2.6.2 Sistem Manajemen Sekolah
Salah satu wujud JIBAS yaitu sistem informasi
manajemen
sekolah
yang
membantu
operasional
sekolah dari mulai akademik, keuangan, perpustakaan,
pelaporan dan interaksi guru-siswa.
Sistem informasi pendidikan JIBAS berlisensi
open source dan dapat digunakan gratis tanpa batasan
waktu, fitur atau biaya. Dengan sistem informasi
28
sekolah ini, diharapkan data-data operasional sekolah
dapat tersusun rapi. Sehingga, data-data tersebut
dapat
digabung
agar
menjadi
informasi
aktual
mengenai potret pendidikan di Indonesia.
Sistem ini dipasang secara lokal di sekolah jadi
memudahkan sekolah dalam menggunakannya. Jadi,
bagi sekolah yang berada di daerah atau belum
memiliki
terhubung
fasilitas
internet
jaringan
JIBAS.
memadai,
masih
dapat
Secara
berkala,
data
operasional sekolah ini ditransfer secara online atau
offline ke basis data JIBAS pusat.
Dari basis data pusat inilah kemudian dibentuk
layanan komunitas, informasi sekolah dan konten
pendidikan yang dapat diakses oleh berbagai elemen
pendidikan, dari mulai siswa, guru, orang tua, sekolah,
yayasan, pemerintah dan masyarakat umum.
2.6.3 Manfaat JIBAS
1.) Manfaat Umum
Manfaat umum adalah manfaat yang diperoleh
segenap lapisan masyarakat dari komunitas yang
dibentuk JIBAS.
a. Komunitas Pendidikan
JIBAS bukan sekedar sistem informasi sekolah yang
fungsinya hanya mendata atau melaporkan, Visi dan
misi JIBAS adalah membentuk jaringan komunitas
pendidikan
yang
bisa
mewadahi
interaksi
dan
aktifitas setiap elemen pendidikan Indonesia dari
29
mulai siswa, guru, orang tua, sekolah, yayasan,
pemerintah dan masyarakat umum.
b. Komunitas + Konten + Informasi + Hiburan
Jaringan komunitas JIBAS, tidak saja menampilkan
informasi pendidikan, tapi juga memberikan layanan
komunikasi, konten dan hiburan, misalnya: siswa
dapat saling berkenalan dengan siswa dari sekolah
lain, guru-guru dapat membahas kurikulum dan
metode
pengajaran,
berkonsultasi
orang
dengan
tua
guru,
dapat
langsung
pemerintah
dapat
memberikan pengumuman dan pemberitaan yang
tepat sasaran dan lain sebagainya.
c. Kebersamaan dan Keterbukaan
Berbagai pihak yang ingin memberikan kontribusi
dalam
dunia
pendidikan
mengembangkan
dapat
berbagai
bergabung
layanan
dan
pendidikan,
seperti: mengasuh kolom konsultasi pendidikan,
menyediakan game-game interaktif, memberitakan
informasi pendidikan dan layanan lainnya.
d. Wadah dan Saluran Terpadu untuk Pendidikan
Selama ini, banyak pihak telah mengembangkan
berbagai
ide,
produk,
layanan
dan
informasi
mengenai pendidikan. Alangkah baiknya, dengan
memanfaatkan jaringan komunitas yang terbentuk,
tersedia saluran resmi yang dapat memadukan
pihak-pihak tersebut untuk memajukan pendidikan
Indonesia
30
e. Layanan Social networking Dunia Pendidikan
Saat ini, facebook telah menjadi layanan social
networking
yang
populer.
Walaupun
fasilitasnya
sudah lengkap dan memudahkan, namun terlalu
umum untuk diikuti oleh komunitas pendidikan
terutama siswa. Oleh karena itu, jaringan komunitas
yang dibentuk JIBAS akan menyediakan layanan
social networking yang memiliki ciri khas pendidikan
dengan fitur mirip facebook.
2.) Manfaat Khusus
Manfaat khusus adalah manfaat yang diperoleh
penyelenggara pendidikan, khususnya pemerintah,
dari komunitas yang dibentuk JIBAS
a. Potret Aktual Kondisi Pendidikan
Dari gabungan data kegiatan setiap sekolah, dapat
ditampilkan berbagai informasi aktual mengenai
kondisi proses pendidikan di sekolah. Informasi ini
dapat di akses oleh berbagai pihak berwenang
termasuk
pemerintah.
Jadi,
pemerintah
dapat
dengan mudah memantau dan menilai jalannya
program pendidikan.
b. Basis Data Siswa dan Guru Nasional
Basis data siswa dan guru nasional dibentuk dari
gabungan data-data siswa dan guru dari setiap
sekolah yang terhubung kedalam jaringan JIBAS.
Melalui basis data ini dapat diketahui berbagai
informasi
seperti:
Informasi
31
kependudukan,
informasi siswa berbakat dan berprestasi, guru-guru
teladan dan berbagai laporan statistik lainnya.
c. Audit dan Pemantauan
Pemerintah dapat melakukan audit dan pemantauan
penggunaan dana bantuan operasional pendidikan
(BOS) di sekolah. Audit dan pemantauan ini dapat
dilakukan dengan mengetahui secara detail transaksi
pembelanjaan
dan
pemakaian
dana
operasional
tersebut oleh sekolah.
d. Penilaian dan Pengujian
Pemerintah
atau
pihak
yang
berwenang
dapat
melakukan penilaian dan pengujian tentang kinerja
sekolah dalam bidang akademik dengan melihat
informasi nilai dan presensi siswa dan guru. Juga
dapat mengadakan angket berskala nasional yang
dilakukan di masing-masing sekolah. Dari hasil
angket ini dapat diperoleh data untuk menilai dan
menguji kinerja sekolah atau mengetahui pencapaian
pelaksanaan program pendidikan.
32
2.7 Kajian penelitian yang relevan
Dalam
penelitian
sebelumnya
terdapat
hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilaksanakan oleh Luhur Nurmala Rizqi
dkk
(2013)
Pemerintah
yang
berjudul
Daerah
Penatausahaan
Melalui
System
Asset
Informasi
Manajemen Barang Daerah (Simbada) di Kabupaten
Malang (Studi Pada Bidang Asset Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Asset Kabupaten Malang) .
Persamaan
peneliti
lakukan
informasi
melalui
penelitian
ini
adalah
manajemen.
wawancara,
kepustakaan
dan
dengan
penelitian
mengkaji
tentang
Teknik
observasi
analisis
pengumpulan
dan
sistem.
yang
sistem
data
dokumentasi,
Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah pada lokasi dan bidang kajiannya,
penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang Jawa
Timur sedangkan penelitian yang penulis akan lakukan
adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berlokasi di
Kendal, Jawa Tengah. Pendekatan penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang lebih menekankan pada upaya
untuk
mengidentifikasi
dan
menganalisis
asset
pemerintah daerah melalui Simbada dan kendalakendalanya
sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan menggunakan pendekatan penelitian evaluatif
kualitatif dengan menggunakan model CIPP yang lebih
menekankan pada faktor context, input, process dan
product terhadap penerapan sebuah sistem informasi
manajemen yang bernama JIBAS (Jaringan Informasi
33
Bersama Antar Sekolah) dalam pengelolaan keuangan
sekolah.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
berikutnya adalah Widya Utami (2013) yang berjudul
Kontribusi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Daerah Keuangan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
Di Dinas Pendidikan Bandung. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
mengkaji
pendidikan
tentang
sistem
tentang
informasi
pengelolaan
manajemen
keuangan.
teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi,
kepustakaan
dan
analisis
sistem
informasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang penulis laksanakan terletak pada lokasi
dan kajian penelitiannya. Penelitian ini berlokasi di
Dinas Pendidikan Bandung, Jawa Barat sedangkan
penelitian
yang
penulis
laksanakan
berlokasi
di
Kaliwungu, Kendal jawa Tengah. Berkaitan dengan
kajian
penelitian,
penelitian
ini
mengkaji
tentang
efektifitas sebuah sistem informasi manajemen yang
dinamakan
sistem
informasi
manajemen
daerah
(SIMDA) keuangan terhadap kinerja pegawai di Dinas
Pendidikan di bidang keuangan sedangkan kajian
penelitian
yang
penulis
laksanakan
adalah
mengevaluasi program sistem informasi manajemen
keuangan yang dinamakan jaringan informasi bersama
antar sekolah (JIBAS) melalui sebuah model evaluasi
CIPP atau context, input, process dan product terhadap
manajemen pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
34
Hasil
penelitian
lain
yang
relevan
dengan
penelitian ini adalah penelitian Halens Ryanlie Ole
(2014) yang berjudul Analisis Implementasi Sistem
Informasi
Manajemen
Daerah
terhadap
kualitas
keuangan SKPD (Studi Kasus pada Dinas PPKAD
Kabupaten Minahasa Tenggara). Jenis penelitian ini
adalah
penelitian
kualitatif
yang
menggunakan
pendekatan studi kasus. Persamaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan adalah sama-sama penelitian
kualitatif dan menggunakan data primer dan sekunder,
sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan
penelitian dimana penelitian terdahulu menggunakan
pendekatan studi kasus sedangkan penelitian yang
peneliti lakukan menggunakan pendekatan penelitian
evaluatif kualitatif dengan model CIPP, lokasi penelitian
terdahulu berada di DPPKAD Kabupaten Minahasa
Tenggara sedangkan penelitian ini berlokasi di SMK NU
03
Kaliwungu
Kabupaten
Kendal,
dan
teknik
pengambilan data penelitian terdahulu menggunakan
wawancara dan kuesioner sedangkan penelitian ini
menggunakan
wawancara,
dokumentasi,
serta
observasi. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa
SIMDA
keuangan
mampu
menghasilkan
informasi dengan ketepatan atau tingkat kebenaran
yang lebih baik bila dibandingkan dengan pengolahan
data secara manual.
Selanjutnya
kajian
penelitian
yang
relevan
dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Christoffel
J.
Hendriks
yang
berjudul
Integrated
Financial
Management Information System (IFMIS): Guidelines for
effective implementation by the public sector of South
35
Africa. Penelitian ini menggunakan studi literatur
dimana
teori
dieksplorasi
memecahkan
masalah
dan
digunakan
penelitian,
untuk
berbasis
teori
penelitian, solusi dan pedoman dikembangkan untuk
mengatasi tantangan dan resiko yang dialami. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
ada
sejumlah
kendala yang ditimbulkan dengan diterapkannya IFMIS
namun seperangkat pedoman praktek terbaik yang
dikembangkan
sukses.
dapat membuat pelaksanaan lebih
Perbedaan
penelitian
terdahulu
dengan
penelitian yang peneliti lakukan terletak pada jenis
sistem
informasi
manajemen
yang
diterapkan,
penelitian terdahulu menggunakan IFMIS sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan menggunakan JIBAS
(Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah). Bidang
penelitian yang dikaji terdapat persamaan dimana
penelitian
terdahulu
dan
penelitian
yang
peneliti
lakukan saat ini sama-sama terfokus pada manajemen
keuangan
manajemen
dengan
dan
menggunakan
mengukur
sistem
bagaimana
informasi
tingkat
keberhasilan sistem informasi manajemen tersebut
dalam
menjalankan
fungsinya.
Namun
terdapat
perbedaan dimana penelitian yang peneliti lakukan saat
ini
menggunakan
pendekatan
penelitian
evaluatif
dengan model CIPP sedangkan penelitian terdahulu
merupakan penelitian kualitatif yang berbasis teori.
36
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi Program
Penelitian evaluasi dalam manajemen pendidikan
sangat penting dilaksanakan dalam upaya mengetahui
tentang bekerjanya sebuah program sekolah mulai dari
penentuan kebijakan, perencanaan program, proses
pelaksanaan
program hingga kesesuaian rencana
dengan hasil program. Hal ini selaras dengan Arikunto
(2007) yang menyebutkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan
untuk
bekerjanya
mengumpulkan
sesuatu,
yang
informasi
selanjutnya
tentang
informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasiinformasi yang berguna bagi pihak decision maker
untuk
menentukan
kebijakan
yang
akan
diambil
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi
sangat
diperlukan
dalam
upaya
mencari
sebuah informasi, penentuan kebijakan yang tepat,
efektif serta efisien dalam mencapai tujuan organisasi,
sehingga
berkembangnya
organisasi
akan
terus
berkelanjutan seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan zaman yang dinamis.
11
Menurut Arikunto dan Abdul Jabar (2014) dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan,
Program mempunyai dua pengertian yaitu pengertian
secara umum dan khusus. Secara umum istilah
program dapat diartikan sebagai rencana, sebagai
contoh jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa
programnya
sesudah
lulus
dalam
menyelesaikan
pendidikan di sekolah yang di ikuti maka arti program
dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan
kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Sedangkan
secara khusus apabila program dikaitkan dengan
evaluasi program maka program berarti suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa
program
merupakan
sebuah
sistem
yang
proses
pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan
atau terus menerus sehingga membutuhkan waktu
yang relatif lama dalam upaya mengukur sejauh mana
program
tersebut
dikatakan
berhasil
atau
tidak,
diteruskan atau tidak, dan diperlukan modifikasi atau
tidak,
apabila program tersebut dikaitkan dengan
pelaksanaan evaluasi melalui pengumpulan informasi
dan data. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Roswati (2008) yang menyatakan
bahwa evaluasi program adalah Menilai suatu kegiatan
yang
dilakukan
untuk
mendatangkan
hasil
atau
pengaruh yang berlangsung untuk jangka waktu yang
tidak terbatas. Dengan demikian evaluasi diperlukan
12
dalam rangka memberikan sebuah hasil atau pengaruh
yang lebih baik untuk masa yang akan datang sesuai
dengan tujuan, visi maupun misi sekolah.
2.2 Model evaluasi CIPP (Context, Input,
Process, Product)
Model evaluasi CIPP ini merupakan salah satu
dari beberapa teknik evaluasi suatu program yang ada.
Model
ini
dikembangkan
oleh
salah
satu
pakar
evaluasi, Stufflebeam yang dikembangkan pada tahun
1967 dengan berlandaskan pada keempat dimensi yaitu
dimensi context, dimensi input, dimensi process, dan
dimensi
product.
Evaluasi
model
ini
bermaksud
membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program
dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya
sampai
pada
deskripsi
dan
judgement
mengenai
kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi,
Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:
a. Penetapan
dan
penyediaan
informasi
yang
bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif.
b. Membantu
audience
untuk
menilai
dan
mengembangkan manfaat program pendidikan atau
obyek.
c. Membantu pengembangan kebijakan dan program.
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan
kawan-kawan (1967) di Ohio State University. CIPP
yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal
empat buah kata, yaitu ;
13
1). Context evaluation
: evaluasi terhadap konteks,
2). Input evaluation
: evaluasi terhadap masukan,
3). Process evaluation
: evaluasi terhadap proses,
4). Product evaluation
: evaluasi terhadap hasil.
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan
CIPP
tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak
lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model
evaluasi yang memandang program yang dievaluasi
sebagai sebuah sistem. Secara garis besar evaluasi
model CIPP mencakup empat macam keputusan: (1)
Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan
tujuan umum dan tujuan khusus, (2) Keputusan
pembentukan
atau
structuring,
(3)
Keputusan
implementasi, (4) Keputusan yang telah disusun ulang
yang menentukan suatu program perlu diteruskan,
diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan
secara total atas dasar kriteria yang ada
14
Model CIPP
Aspek evaluasi
Tipe keputusan
Jenis pertanyaan
Context
Keputusan yang
Apa yang harus
evaluation
terencana
dilakukan dalam
menghadapi kendala
pengelolaan keuangan?
Input
Keputusan
Bagaimana kita
evaluation
terstruktur
melakukannya dengan
memperhatikan aspek
sumber daya yang
dimiliki sekolah dalam
penerapan SIM JIBAS
tentang pengelolaan
keuangan?
Process
Keputusan
Apakah yang dilakukan
evaluation
implementasi
sesuai rencana? Artinya
apakah proses
penerapan SIM JIBAS
dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu telah sesuai
rencana yang telah
dibuat.
Product
Keputusan yang
Apakah berhasil?
evaluation
telah disusun ulang
Artinya apakah produk
dari penerapan SIM
JIBAS tentang
pengelolaan keuangan
sesuai dengan harapan.
Sumber : The CIPP approach to evaluation (Bernadette Robinson,
2002)
15
Empat aspek Model Evaluasi CIPP (context, input,
process and output) membantu pengambil keputusan
untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai;
1.
Apa yang harus dilakukan (What should we do?);
Mengumpulkan
dan
assessment data
menganalisa needs
untuk
menentukan
tujuan,
prioritas dan sasaran yang dalam hal ini terkait
dengan pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
2.
Bagaimana kita melaksanakannya (How should
we do it?);
Sumber
daya
dan
langkah-langkah
yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
dan
mungkin
eksternal
dan
meliputi
identifikasi
material
informasi
sebagai
penerapan
SIM
dalam
upaya
JIBAS
program
mengumpulkan
realisasi
dalam
program
pengelolaan
keuangan.
3.
Apakah dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it
as planned?);
Ini menyediakan pengambil keputusan informasi
tentang
seberapa
baik
program
pengelolaan
keuangan dengan SIM JIBAS diterapkan. Dengan
secara
terus-menerus
monitoring
program,
pengambil keputusan mempelajari seberapa baik
pelaksanaan
program
keuangan telah sesuai
SIM
JIBAS
pengelolaan
petunjuk dan rencana,
konflik yang timbul dalam pengelolaan keuangan,
dukungan staff dan
moral, kekuatan dan
material, dan permasalahan penganggaran.
16
4.
Apakah berhasil (Did it work?);
Dengan
mengukur
outcome
dan
membandingkannya antara pengelolaan keuangan
pola lama dengan penerapan SIM JIBAS dalam
pengelolaan keuangan pola baru apakah hasilnya
sesuai dengan
yang diharapkan, pengambil-
keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika
program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau
dihentikan sama sekali.
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi CIPP
Tujuan evaluasi program model CIPP adalah
untuk keperluan pertimbangan dalam pengambilan
sebuah
keputusan/kebijakan
yang
dalam
hal
ini
peneliti memanfaatkannya dalam evaluasi program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Fungsi dari evaluasi model CIPP adalah
membantu
(pembuat
penanggung
kebijakan)
jawab
dalam
program
mengambil
tersebut
keputusan
apakah meneruskan, modifikasi, atau menghentikan
program. Apabila tujuan yang ditetapkan program telah
mencapai
digunakan
keberhasilannya,
tergantung
pada
ditetapkan sebelumnya.
17
maka
ukuran
kriteria
yang
yang
telah
2.2.2 Kriteria Evaluasi
Kegiatan evaluasi didasarkan pada kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam upaya mengukur
keberhasilan sebuah program SIM JIBAS yang terkait
dengan
pengelolaan
keuangan
di
SMK
NU
03
Kaliwungu.
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis
dalam
mengumpulkan,
menginterpretasikan
diperoleh
tingkat
melalui
obyek/
yang
umumnya
pengukuran
untuk
mengetahui
Evaluasi
kegiatan
dan
informasi
keberhasilan
pendidikan.
menganalisis,
dan
efisiensi
suatu
program
dilaksanakan
untuk
menguji
dengan
kriteria
tertentu
untuk
keperluan pembuatan keputusan (Depdiknas, 2002).
Penelitian evaluatif dengan menggunakan model
CIPP
ini
dilaksanakan
dalam
upaya
mengukur
keberhasilan pelaksanaan program penerapan SIM
pendidikan
JIBAS
dalam
membantu
fungsi-fungsi
manajerial pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu. Model evaluasi dengan CIPP terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
1.
Komponen Konteks (Context)
Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan
merinci lingkungan
kebutuhan yang tidak terpenuhi,
populasi dan sampel yang dilayani serta tujuan proyek
(Suharsimi
penelitian
Arikunto,
yang
akan
2010:46).
penulis
Dalam
konteks
laksanakan
ini
berorientasi pada sejauh mana tingkat kebutuhan SMK
NU 03
Kaliwungu dalam hal pengelolaan
keuangan
dengan menggunakan SIM JIBAS sebagai kebijakan
dalam upaya mengatasi masalah proses pengelolaan
18
keuangan.
Kriteria
komponen
konteks
pada
pelaksanaan program SIM pendidikan JIBAS dalam
pengelolaan keuangan dikatakan efektif apabila :
a. Penerapan
pengelolaan
program
SIM
Pendidikan
JIBAS
keuangan sesuai dengan kebutuhan
SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Relevansi program pengelolaan keuangan dengan
pelaksanaan manajemen di SMK NU 03 Kaliwungu.
2.
Komponen Masukan (Input)
Input merupakan kemampuan awal sekolah
dalam
menunjang
pelaksanaan
program.
Dalam
penelitian yang akan penulis laksanakan ini terkait
dengan komponen input adalah mengukur sejauh
mana SMK NU 03 Kaliwungu memiliki daya dukung
serta kemampuan awal dalam menerapkan kebijakan
berupa SIM JIBAS tentang pengelolaan keuangan
sekolah baik dalam hal sumber daya manusiannya,
pengalokasian anggaran maupun sarana prasarana
yang dimiliki.
Kriteria masukan pada pelaksanaan program SIM
pendidikan
JIBAS
dalam
pengelolaan
keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Kesiapan sekolah dalam penyediaan tenaga yang
menguasai IT dalam pengoperasian program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan.
b. Kesiapan sekolah dalam mengalokasikan anggaran
dan penggunaannya dalam realisasi penerapan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
19
c. Kesiapan kelengkapan dan kelayakan sarana dan
prasarana
sekolah
dalam
realisasi
penerapan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
d. Program aplikasi JIBAS
e. Prosedur pelaksanaan program
3. Komponen Proses (Process)
Komponen proses diarahkan pada seberapa
jauh kegiatan yang dilakukan dalam program, sudah
terlaksana sesuai dengan rencana program. Dalam
penelitian yang penulis laksanakan ini terkait dengan
komponen proses adalah mengukur sejauh mana
kegiatan pengelolaan keuangan dengan menggunakan
SIM JIBAS dilaksanakan di SMK NU 03 Kaliwungu
sesuai dengan perencanaan program yang dibuat.
Kriteria komponen proses pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Adanya aktifitas pelaksanaan program SIM JIBAS
dalam
pengelolaan
keuangan
di
SMK
NU
03
Kaliwungu.
b. Adanya peran tenaga yang menguasai program SIM
JIBAS dalam pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
c. Adanya
kesesuaian
penggunaan
sarana
dan
prasarana dalam proses pelaksanaan program SIM
pendidikan JIBAS tentang pegelolaan keuangan di
SMK NU 03 Kaliwungu.
4. Komponen Hasil (Product)
20
Komponen hasil diarahkan pada hal-hal yang
menunjukkan perubahan yang terjadi pada manajemen
pengelolaan keuangan pola lama di SMK NU 03
Kaliwungu dengan pola baru setelah diterapkannya
program SIM pendidikan JIBAS. Penelitian yang akan
penulis laksanakan terkait dengan komponen hasil
adalah mengukur bagaimana perubahan yang terjadi di
SMK NU 03 Kaliwungu setelah adanya pelaksanaan
program SIM JIBAS dalam pengelolaan keuangan
sehingga muncul kesimpulan apakah program tersebut
efektif atau sebaliknya.
Kriteria komponen hasil pada pelaksanaan program
SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan keuangan
dikatakan efektif apabila :
a. Sekolah/Petugas tata usaha (TU) sebagai pelaksana
program dapat menjalankan atau
melaksanakan
program SIM pendidikan JIBAS dalam pengelolaan
keuangan di SMK NU 03 Kaliwungu.
b. Kebutuhan sekolah dalam pengelolaan keuangan
sudah
terpenuhi
selama
proses
pelaksanaan
program penerapan SIM pendidikan JIBAS di SMK
NU 03 Kaliwungu.
c. Adanya perubahan yang mendasar pada dampak
dan
proses
diterapkannya
pengelolaan
SIM
keuangan
JIBAS
diterapkan SIM JIBAS.
21
dengan
sebelum
setelah
2.3 Sistem Informasi Manajemen
Sekolah
berbagai
sebagai
dinamika
sebuah
sebagai
organisasi
sebuah
memiliki
unsur
yang
membentuk sebuah sistem, dimana berbagai unsur
tersebut akan saling berhubungan atau berkaitan serta
akan saling bergantung antar satu dengan yang lainnya
menjadi sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Lebih
jelas menurut (Jogiyanto 2005) disebutkan bahwa
definisi dari sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur
yang
saling
berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
yang tertentu. Hal ini secara umum dapat dimaknai
bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik sebagai
satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain
dimana sistem tersebut terbentuk atas beberapa unsur
dan melalui proses-proses tertentu
dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
fungsi,
biaya,
nilai,
dan
mutu
informasi.
Fungsi
informasi adalah: (1) menambah pengetahuan, (2)
mengurangi
ketidakpastian,
kegagalan,
(4)
(3)
mengurangi
mengurangi
variasi
yang
resiko
tidak
diperlukan, (5) Memberi standar, aturan, ukuran,
dan keputusan yang menentukan pencapaian sasaran
dan tujuan (Sutanta, 2005). Dari pendapat itu dapat
penulis simpulkan bahwa informasi mempunyai arti
yang
sangat
penting
dalam
proses
pengambilan
putusan maupun kebijakan organisasi sehingga mutu
informasi
sebagai
pendukung
22
tercapainya
tujuan
organisasi harus terjaga ketepatannya. Menurut Yakub
dan Hisbanarto (2014) sistem informasi pendidikan
adalah
sistem
yang
digunakan
untuk
membantu
melancarkan penyebaran informasi pendidikan dan
memudahkan pimpinan pendidikan dalam membuat
kebijakan atau keputusan. Alasan mendasar peran
sistem informasi untuk organisasi pendidikan adalah
untuk mendukung proses dan operasi, mendukung
pengambilan keputusan dan keunggulan kompetitif.
Lebih jauh dikemukakan bahwa sistem informasi untuk
operasi pendidikan terdiri dari: (1) Sistem proses
transaksi (transaction-processing system) mencatat dan
memproses data dari transaksi bisnis, sistem data
terbaru, serta menghasilkan berbagai macam dokumen
dan
laporan,
(2)
Keputusan
operasional
yang
mengontrol proses-proses secara fisik dibuat oleh
sistem pengendalian proses (process control system), (3)
Komunikasi dan produktivitas kantor didukung oleh
sistem
otomasi
kantor
(office
automation
system).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para analis
dan manajer memiliki peranan penting dalam menjaga
kelangsungan sebuah organisasi melalui sebuah sistem
informasi yang handal, yang dapat membantu tugastugas serta dapat meningkatkan kinerja organisasi
secara komprehensif dalam mencapai tujuan bersama.
Sekolah dapat mengembangkan sebuah sistem
informasi manajemen dengan memanfaatkan sumber
daya sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman
yang
terjadi
sebagai
salah
satu
cara
peningkatan mutu dan pengembangan potensi sekolah.
Hal
ini
sesuai
dengan
definisi
23
sistem
informasi
manajemen menurut Sutanta (2005), yang menyatakan
bahwa sistem informasi manajemen atau SIM adalah
sekumpulan sub sistem yang saling berhubungan,
berkumpul
bersama-sama,
dan
membentuk
satu
kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara
tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data,
menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran
(output)
berupa
informasi
sebagai
dasar
bagi
pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai
nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada
saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
kegiatan
operasional,
manajerial,
dan
strategis
organisaasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna
mencapai tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas
adalah definisi dari Robert A. Leitch dan K. Roscoe davis
bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto
2005;11)
24
2.4 Manajemen Pendidikan
Sebuah lembaga pendidikan mempunyai visi dan
misi serta tujuan. Ketiga hal tersebut akan dapat
terwujud
apabila
sekolah
mampu
melaksanakan
manajemen dengan baik. Lemahnya sekolah dalam
proses
manajemen
akan
menyebabkan
rendahnya
kualitas pendidikan sekolah tersebut. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Tim Dosen
UPI
dalam
Yakub
dan
Hisbanarto
(2014)
yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan
proses
manajemen
dalam
pelaksanaan
tugas
pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber
daya secara efisien untuk mencapai tujuan secara
efektif. Proses pelaksanaan menajemen sesuai dengan
pendapat di atas tergabung dalam sebuah sistem yang
merupakan
satu
kesatuan
yang
utuh
dalam
pelaksanaan manajemen yang terdiri atas beberapa sub
sistem
mulai
pengendalian
dari
perencanaan,
serta
pengawasan.
pengorganisasian,
Sejalan
dengan
pendapat di atas adalah pendapat Slameto (2009) yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan memiliki
berbagai kegiatan yang sangat kompleks dan saling
berhubungan dan
merupakan sekumpulan fungsi
untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan
pendidikan,
melalui
perencanaan,
pengambilan
keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi
sumber
daya,
penciptaan
stimulus
iklim
dan
organisasi
koordinasi
yang
personil,
kondusif,
serta
penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi
25
kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa
depan.
Pendapat di atas memberikan kita gambaran
bahwa sebuah proses manajemen memerlukan sebuah
tahapan-tahapan yang diatur secara sistematis dengan
mekanisme yang runtut dalam mencapai sebuah hasil
atau tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses manajemen yang sistematis dalam sistem
informasi
manajemen
pengelolaan
dan
manajerial
pendidikan
pengolahan
yang
meliputi
adalah
Sistem
yang
bersifat
data
input
(memasukkan),
calculating (menghitung), comparing (membandingkan),
sorting
(menyortir),
(menyimpan),
(memindahkan)
output
reading
yang
(keluaran),
(membaca),
dilaksanakan
storing
transmitting
dalam
suatu
organisasi pendidikan untuk memberikan informasi
yang akurat dalam upaya mencapai tujuan maupun
visi misi organisasi pendidikan.
2.5 Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan dalam setiap organisasi
sangat penting untuk menjaga stabilitas dan laju
organisasi yang sehat serta memperlancar aktifitas
organisasi secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan
Depdiknas (2007;6) yang menyatakan bahwa setiap
kegiatan perlu diatur agar berjalan dengan tertib,
lancar,
efektif
dan
sekolah
yang
baik
efisien.
harus
Pengelolaan
dilaksanakan
keuangan
dengan
memperhatikan berbagai aspek pengelolaan misalnya :
26
sistem,
SDM,
kebijakan
sekolah
serta
sarana
prasarana. Dengan mekanisme yang jelas kegiatan
pengelolaan keuangan sekolah yang dijalankan akan
menempati fungsi idealnya dalam kelancaran aktifitas
organisasi.
Hal
di
atas
sejalan
dengan
pendapat
dari
Syarifudin (2005) yang berpendapat bahwa pengelolaan
keuangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam menggerakkan para pejabat yang
bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan
fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan atau
penganggaran,
pencatatan,
pengeluaran
serta
pertanggungjawaban. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
sistem
pengelolaan
keuangan
dalam sebuah organisasi mencakup beberapa fungsi
manajemen yang digerakkan oleh orang-orang yang
bertugas dalam bidang keuangan melalui sebuah
sistem mulai dari perencanaan, pencatatan hingga
pertanggungjawaban
dilakukan
yang
dengan
kesemuanya
menggunakan
itu
dapat
mekanisme
konvensional atau dengan bantuan sistem informasi
manajemen
melalui
pemanfaatan
tekhnologi
yang
berkembang dewasa ini.
2.6 Sistem Informasi Manajemen JIBAS
JIBAS
merupakan
singkatan
dari
Jaringan
Informasi Bersama Antar Sekolah. Visi dan misi JIBAS
adalah membangun jaringan informasi dan komunitas
pendidikan yang bisa mewadahi interaksi dan aktifitas
setiap elemen pendidikan dari siswa, guru, orang tua,
27
sekolah, pemerhati pendidikan, yayasan, pemerintah
dan masyarakat umum.
2.6.1 Tentang JIBAS
Jaringan komunitas yang dibentuk JIBAS akan
menggabungkan layanan berupa komunitas + konten +
informasi + hiburan, mirip gabungan Facebook +
Google + Yahoo + Wikipedia tetapi khusus untuk
pendidikan Indonesia. Jaringan komunitas pendidikan
ini menyediakan berbagai layanan, seperti: komunikasi
dan kolaborasi antara anggotanya, buku pengetahuan
online yang dikelola sendiri oleh anggotanya, layanan
berbagi
pakai
media-media
pembelajaran,
wahana
untuk aktualisasi diri dan menyediakan jalur informasi
yang transparan untuk pemantauan dan pengendalian
mutu pendidikan serta layanan lainnya. Jaringan ini
bersifat terbuka dan tumbuh mandiri. Terbuka artinya
berbagai
pihak
yang
ingin
berpartisipasi
dapat
mengembangkan dan menyediakan layanan pendidikan
bagi komunitas JIBAS. Tumbuh mandiri maksudnya
jaringan ini tumbuh berkembang dari aktifitas dan
interaksi setiap anggotanya.
2.6.2 Sistem Manajemen Sekolah
Salah satu wujud JIBAS yaitu sistem informasi
manajemen
sekolah
yang
membantu
operasional
sekolah dari mulai akademik, keuangan, perpustakaan,
pelaporan dan interaksi guru-siswa.
Sistem informasi pendidikan JIBAS berlisensi
open source dan dapat digunakan gratis tanpa batasan
waktu, fitur atau biaya. Dengan sistem informasi
28
sekolah ini, diharapkan data-data operasional sekolah
dapat tersusun rapi. Sehingga, data-data tersebut
dapat
digabung
agar
menjadi
informasi
aktual
mengenai potret pendidikan di Indonesia.
Sistem ini dipasang secara lokal di sekolah jadi
memudahkan sekolah dalam menggunakannya. Jadi,
bagi sekolah yang berada di daerah atau belum
memiliki
terhubung
fasilitas
internet
jaringan
JIBAS.
memadai,
masih
dapat
Secara
berkala,
data
operasional sekolah ini ditransfer secara online atau
offline ke basis data JIBAS pusat.
Dari basis data pusat inilah kemudian dibentuk
layanan komunitas, informasi sekolah dan konten
pendidikan yang dapat diakses oleh berbagai elemen
pendidikan, dari mulai siswa, guru, orang tua, sekolah,
yayasan, pemerintah dan masyarakat umum.
2.6.3 Manfaat JIBAS
1.) Manfaat Umum
Manfaat umum adalah manfaat yang diperoleh
segenap lapisan masyarakat dari komunitas yang
dibentuk JIBAS.
a. Komunitas Pendidikan
JIBAS bukan sekedar sistem informasi sekolah yang
fungsinya hanya mendata atau melaporkan, Visi dan
misi JIBAS adalah membentuk jaringan komunitas
pendidikan
yang
bisa
mewadahi
interaksi
dan
aktifitas setiap elemen pendidikan Indonesia dari
29
mulai siswa, guru, orang tua, sekolah, yayasan,
pemerintah dan masyarakat umum.
b. Komunitas + Konten + Informasi + Hiburan
Jaringan komunitas JIBAS, tidak saja menampilkan
informasi pendidikan, tapi juga memberikan layanan
komunikasi, konten dan hiburan, misalnya: siswa
dapat saling berkenalan dengan siswa dari sekolah
lain, guru-guru dapat membahas kurikulum dan
metode
pengajaran,
berkonsultasi
orang
dengan
tua
guru,
dapat
langsung
pemerintah
dapat
memberikan pengumuman dan pemberitaan yang
tepat sasaran dan lain sebagainya.
c. Kebersamaan dan Keterbukaan
Berbagai pihak yang ingin memberikan kontribusi
dalam
dunia
pendidikan
mengembangkan
dapat
berbagai
bergabung
layanan
dan
pendidikan,
seperti: mengasuh kolom konsultasi pendidikan,
menyediakan game-game interaktif, memberitakan
informasi pendidikan dan layanan lainnya.
d. Wadah dan Saluran Terpadu untuk Pendidikan
Selama ini, banyak pihak telah mengembangkan
berbagai
ide,
produk,
layanan
dan
informasi
mengenai pendidikan. Alangkah baiknya, dengan
memanfaatkan jaringan komunitas yang terbentuk,
tersedia saluran resmi yang dapat memadukan
pihak-pihak tersebut untuk memajukan pendidikan
Indonesia
30
e. Layanan Social networking Dunia Pendidikan
Saat ini, facebook telah menjadi layanan social
networking
yang
populer.
Walaupun
fasilitasnya
sudah lengkap dan memudahkan, namun terlalu
umum untuk diikuti oleh komunitas pendidikan
terutama siswa. Oleh karena itu, jaringan komunitas
yang dibentuk JIBAS akan menyediakan layanan
social networking yang memiliki ciri khas pendidikan
dengan fitur mirip facebook.
2.) Manfaat Khusus
Manfaat khusus adalah manfaat yang diperoleh
penyelenggara pendidikan, khususnya pemerintah,
dari komunitas yang dibentuk JIBAS
a. Potret Aktual Kondisi Pendidikan
Dari gabungan data kegiatan setiap sekolah, dapat
ditampilkan berbagai informasi aktual mengenai
kondisi proses pendidikan di sekolah. Informasi ini
dapat di akses oleh berbagai pihak berwenang
termasuk
pemerintah.
Jadi,
pemerintah
dapat
dengan mudah memantau dan menilai jalannya
program pendidikan.
b. Basis Data Siswa dan Guru Nasional
Basis data siswa dan guru nasional dibentuk dari
gabungan data-data siswa dan guru dari setiap
sekolah yang terhubung kedalam jaringan JIBAS.
Melalui basis data ini dapat diketahui berbagai
informasi
seperti:
Informasi
31
kependudukan,
informasi siswa berbakat dan berprestasi, guru-guru
teladan dan berbagai laporan statistik lainnya.
c. Audit dan Pemantauan
Pemerintah dapat melakukan audit dan pemantauan
penggunaan dana bantuan operasional pendidikan
(BOS) di sekolah. Audit dan pemantauan ini dapat
dilakukan dengan mengetahui secara detail transaksi
pembelanjaan
dan
pemakaian
dana
operasional
tersebut oleh sekolah.
d. Penilaian dan Pengujian
Pemerintah
atau
pihak
yang
berwenang
dapat
melakukan penilaian dan pengujian tentang kinerja
sekolah dalam bidang akademik dengan melihat
informasi nilai dan presensi siswa dan guru. Juga
dapat mengadakan angket berskala nasional yang
dilakukan di masing-masing sekolah. Dari hasil
angket ini dapat diperoleh data untuk menilai dan
menguji kinerja sekolah atau mengetahui pencapaian
pelaksanaan program pendidikan.
32
2.7 Kajian penelitian yang relevan
Dalam
penelitian
sebelumnya
terdapat
hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilaksanakan oleh Luhur Nurmala Rizqi
dkk
(2013)
Pemerintah
yang
berjudul
Daerah
Penatausahaan
Melalui
System
Asset
Informasi
Manajemen Barang Daerah (Simbada) di Kabupaten
Malang (Studi Pada Bidang Asset Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Asset Kabupaten Malang) .
Persamaan
peneliti
lakukan
informasi
melalui
penelitian
ini
adalah
manajemen.
wawancara,
kepustakaan
dan
dengan
penelitian
mengkaji
tentang
Teknik
observasi
analisis
pengumpulan
dan
sistem.
yang
sistem
data
dokumentasi,
Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah pada lokasi dan bidang kajiannya,
penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang Jawa
Timur sedangkan penelitian yang penulis akan lakukan
adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) berlokasi di
Kendal, Jawa Tengah. Pendekatan penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang lebih menekankan pada upaya
untuk
mengidentifikasi
dan
menganalisis
asset
pemerintah daerah melalui Simbada dan kendalakendalanya
sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan menggunakan pendekatan penelitian evaluatif
kualitatif dengan menggunakan model CIPP yang lebih
menekankan pada faktor context, input, process dan
product terhadap penerapan sebuah sistem informasi
manajemen yang bernama JIBAS (Jaringan Informasi
33
Bersama Antar Sekolah) dalam pengelolaan keuangan
sekolah.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
berikutnya adalah Widya Utami (2013) yang berjudul
Kontribusi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Daerah Keuangan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
Di Dinas Pendidikan Bandung. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
mengkaji
pendidikan
tentang
sistem
tentang
informasi
pengelolaan
manajemen
keuangan.
teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi,
kepustakaan
dan
analisis
sistem
informasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang penulis laksanakan terletak pada lokasi
dan kajian penelitiannya. Penelitian ini berlokasi di
Dinas Pendidikan Bandung, Jawa Barat sedangkan
penelitian
yang
penulis
laksanakan
berlokasi
di
Kaliwungu, Kendal jawa Tengah. Berkaitan dengan
kajian
penelitian,
penelitian
ini
mengkaji
tentang
efektifitas sebuah sistem informasi manajemen yang
dinamakan
sistem
informasi
manajemen
daerah
(SIMDA) keuangan terhadap kinerja pegawai di Dinas
Pendidikan di bidang keuangan sedangkan kajian
penelitian
yang
penulis
laksanakan
adalah
mengevaluasi program sistem informasi manajemen
keuangan yang dinamakan jaringan informasi bersama
antar sekolah (JIBAS) melalui sebuah model evaluasi
CIPP atau context, input, process dan product terhadap
manajemen pengelolaan keuangan di SMK NU 03
Kaliwungu.
34
Hasil
penelitian
lain
yang
relevan
dengan
penelitian ini adalah penelitian Halens Ryanlie Ole
(2014) yang berjudul Analisis Implementasi Sistem
Informasi
Manajemen
Daerah
terhadap
kualitas
keuangan SKPD (Studi Kasus pada Dinas PPKAD
Kabupaten Minahasa Tenggara). Jenis penelitian ini
adalah
penelitian
kualitatif
yang
menggunakan
pendekatan studi kasus. Persamaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan adalah sama-sama penelitian
kualitatif dan menggunakan data primer dan sekunder,
sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan
penelitian dimana penelitian terdahulu menggunakan
pendekatan studi kasus sedangkan penelitian yang
peneliti lakukan menggunakan pendekatan penelitian
evaluatif kualitatif dengan model CIPP, lokasi penelitian
terdahulu berada di DPPKAD Kabupaten Minahasa
Tenggara sedangkan penelitian ini berlokasi di SMK NU
03
Kaliwungu
Kabupaten
Kendal,
dan
teknik
pengambilan data penelitian terdahulu menggunakan
wawancara dan kuesioner sedangkan penelitian ini
menggunakan
wawancara,
dokumentasi,
serta
observasi. Hasil dari penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa
SIMDA
keuangan
mampu
menghasilkan
informasi dengan ketepatan atau tingkat kebenaran
yang lebih baik bila dibandingkan dengan pengolahan
data secara manual.
Selanjutnya
kajian
penelitian
yang
relevan
dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Christoffel
J.
Hendriks
yang
berjudul
Integrated
Financial
Management Information System (IFMIS): Guidelines for
effective implementation by the public sector of South
35
Africa. Penelitian ini menggunakan studi literatur
dimana
teori
dieksplorasi
memecahkan
masalah
dan
digunakan
penelitian,
untuk
berbasis
teori
penelitian, solusi dan pedoman dikembangkan untuk
mengatasi tantangan dan resiko yang dialami. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
ada
sejumlah
kendala yang ditimbulkan dengan diterapkannya IFMIS
namun seperangkat pedoman praktek terbaik yang
dikembangkan
sukses.
dapat membuat pelaksanaan lebih
Perbedaan
penelitian
terdahulu
dengan
penelitian yang peneliti lakukan terletak pada jenis
sistem
informasi
manajemen
yang
diterapkan,
penelitian terdahulu menggunakan IFMIS sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan menggunakan JIBAS
(Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah). Bidang
penelitian yang dikaji terdapat persamaan dimana
penelitian
terdahulu
dan
penelitian
yang
peneliti
lakukan saat ini sama-sama terfokus pada manajemen
keuangan
manajemen
dengan
dan
menggunakan
mengukur
sistem
bagaimana
informasi
tingkat
keberhasilan sistem informasi manajemen tersebut
dalam
menjalankan
fungsinya.
Namun
terdapat
perbedaan dimana penelitian yang peneliti lakukan saat
ini
menggunakan
pendekatan
penelitian
evaluatif
dengan model CIPP sedangkan penelitian terdahulu
merupakan penelitian kualitatif yang berbasis teori.
36