BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik

25

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk
memperoleh

gambaran

dalam

proses

mengurangi

perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester
pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian
dari


metode

kuantitatif,

metode

penelitian

ini

digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre
test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel
dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian
inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi,
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk
mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik

dalam

mengurangi

kecemasan

siswa

dalam

menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini
adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian
(kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan
dengan

memberikan

treatment

(perlakuan)


dan

kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model
penelitian pra eksperimen dengan desain one group pretest dan post-test, sebagai berikut:

25

Tabel 3.1
Desain Penelitian
One Group Pre-test dan Post-test
Pre-Test

Treatment

Post-test

O1

X


O2

Penelitian

dilaksanakan

di

SMA

Negeri

1

Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten
Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan
pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.

3.2 Subyek Penelitian

“Subyek

adalah

bagian

dari

jumlah

dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono,
2013). Subyek penelitian di ambil 9 siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2014/2015
setelah diketahui mempunyai tingkat kecemasan tinggi
dan sangat tinggi. “Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling


(simple

random

sampling),

yaitu

teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota subyek” (Sugiyono, 2013). Adapun
subyek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa
yang mempunyai kecemasan tinggi dan sangat tinggi
sebanyak 9 siswa setelah mengisi intrumen kecemasan
Burns Burns Anxiety Instrument (BAI).

26


27

3.3 Tahap Penelitian
3.3.1 Pre-test
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi
siswa yang mengalamikecemasan dengan cara
menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.
Tabel 3.2
Subyek Pretes
N
O

KATEGORI

RANGE

FREK.

1


Sangat Tinggi

79.3

-

99.0

0

2

Tinggi

59.5

-

79.2


9

3

Sedang

39.7

-

59.4

0

4

Rendah

19.9


-

39.6

0

5

Sangat Rendah

0

-

19.8

0

Kemudian


subyek

yang

PROS
EN %
100%

mempunyai

kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%)
yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2
halaman 64)
3.3.2 Treatment/Perlakuan
Pada tahap ini merupakan upaya bantuan
yang

dilakukan

peneliti

kepada

siswa

yang

mengalami kecemasan pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 9 siswa agar mampu mengurangi gejala
kecemasan

yang

dialami

oleh

siswa

dalam

menghadapi ulangan semester dengan teknik
desensitisasi

sistematik.

Tahapan-tahapan

treatment dapat dibagi beberapa sesi, yaitu:
27

a) Sesi I (tahapan latihan)
Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan
yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu
bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di
tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan
hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang
dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang
sama (data treatment terlampir halaman ix).
b) Sesi II (tahapan rileksasi)
Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3
sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada
klien masih sama untuk melanjutkan tahap
pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum
bisa santai, maka konselor mengulang seperti
tahapan

pertama.

Bila

klien

sudah

merasa

nyaman dan rileks, maka konselor memberikan
tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu
tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang
agar

otot-otot

memberikan

tidak

variasi

tegang
kecil

serta

(data

sedikit
treatment

terlampir halaman ix).
c) Sesi III (tahap desensitisasi)
Di sesi ini dilakukan hari ke-5 sampai hari
ke-7 konselor memberikan arahan pada klien
untuk masuk tahap sesi pertama dan kedua
sepuluh menit, selanjutnya bila klien sudah
merasa benar-benar santai dan rileks, maka
konselor meminta klien untuk membayangkan
situasi yang menurut klien sangat menakutkan
dengan
28

cara

menutup

matanya.

Selanjutnya

29

konselor memberikan diskripsi dari klien yang
menakutkan dan perlahan dengan tempo yang
teratur menggiring klien menuju bayangan yang
rileks

dari

sedikit

demi

sedikit.

Konselor

memberikan kata-kata yang berbeda pada klien
agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak
jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan
jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi
masih merasa tegang, maka konselor mengulang
kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua
hingga klien benar-benar merasa rileks, santai
dan nyaman (data treatment terlampir halaman
ix).
d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)
Dalam

sesi

ini

konselor

melakukan

desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari
ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien
untuk memejamkan mata dan membayangkan
seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang
sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan
kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar
merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan
jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan
klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan
santai (data treatment terlampir halaman ix).
e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)
Karena

dalam

catatan

konselor

masih

terdapat klien yang mengalami cemas walaupun
tidak

seperti

sesi

pertama,

maka

konselor

memberikan arahan kembali secara berulang29

ulang

dari

sesi

pertama

hingga

tahapan

desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan
konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah
selesai,

maka

membuktikan

klien

mengajungkan

bahwa

secara

jarinya

diskripsi

klien

benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan
nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari,
namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit
(data treatment terlampir halaman ix).
f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)
Dalam tahapan ini konselor memastikan
bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami
kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks
dan

santai

dengan

duduk.

Dan

konselor

memberikan arahan pada klien bila mengalami
kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka
pengalaman yang diberikan dari konselor dapat
dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan
waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment
terlampir halaman ix).
3.3.3 Post-test
Pada
instrumen

tahap

ini,

kecemasan

instrumen

pada

tujuannya

adalah

saat

peneliti

menyebarkan

yang

samadengan

pelaksanaan

peneliti

dapat

pre-test,
melihat

perubahan yang terjadi dalam diri konseli setelah
pelaksanaan bantuan (treatment) yang dilihat dari
skor rata-rata setiap aspek maupun jumlah
skorsecara keseluruhan yang diperoleh siswa.
30

31

3.4 Instrumen Penelitian Data
3.4.1 Pengujian Instrumen
3.4.1.1 Uji Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran
yang

menunjukkan

kevalidan

atau

tingkat-tingkat

kesahihan

suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur

apa

yang

diinginkan

dan

apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Kriteria

penentuan

validitas

instrumen yang dipakai dalam penelitian
ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)
“analisis faktor dilakukan dengan cara
mengkorelasikan

jumlah

skor

faktor

dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas,
maka faktor tersebut merupakan construct
yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis
faktor

itu

dapat

disimpulkan

bahwa

instrumen tersebut mempunyai validitas
yang baik.

31

Tabel 3.3
Kriteria Validitas Butir Instrumen
Koefisien Validitas

Kriteria

0,800

≤ Rxy <

1,00

Sangat Tinggi

0,600

≤ Rxy <

0,800

Tinggi

0,400

≤ Rxy <

0,600

Sedang

0,300

≤ Rxy <

0,400

Rendah

Rxy <

0,300

Pengujian

Sangat Rendah
(Tidak Valid)
validitas

instrumen

menggunakan uji validitas Pearson dengan
uji validitas Corrected Item-Total Correlation
dengan menggunakan Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for
Windows.

Dasar

menggunakan

perhitungan

ketentuan

validitas

Azwar

(2013)

“yaitu untuk setiap item dikatakan valid
apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5%

untuk

30

Corrected

responden

Item-Total

0,361”.

Apabila

Correlation

bernilai

positif dan lebih besar dari 0,3, maka item
tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
Corrected

Item-Total

Correlation

bernilai

negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka
item tersebut dikatakan tidak valid.
Hasil dari perhitungan 33 item dari
instrumen kecemasan Burns, bahwa sudah
memenuhi
diperlukan
32

persyaratan
untuk

dan

mengukur

kriteria
kevalidan

33

dalam

sebuah

item

dalam

sebuah

instrument, namun bila diterapkan dalam
penelitian kevalidan data instrumen di uji
cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada
halaman

tabel

ix),

karena

mencari

kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,
18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal)
yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang

valid

hanya

berjumlah

18

item.

Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation

masih dibawah 0,300

dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang kedua
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item
soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang

valid

hanya

berjumlah

28

item.

Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation

masih dibawah 0,300

dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang ketiga
pada instrumen Burns dinyatakan valid.
33

Sedangkan

item

yang

valid

hanya

berjumlah 33 item. Demikian pula dengan
hasil Corrected Item-Total Correlation

di

atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji
validitas yang ketiga dapat dilihat pada
tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan
No. Item Soal
r₁y
r₂y
r₃y
r₄y
r₅y
r₆y
r₇y
r₈y
r₉y
r₁₀y
r₁₁y
r₁₂y
r₁₃y
r₁₄y
r₁₅y
r₁₆y
r₁₇y
r₁₈y
r₁₉y
r₂₀y
r₂₁y
r₂₂y
r₂₃y
r₂₄y
r₂₅y
r₂₆y
r₂₇y
r₂₈y
r₂₉y
r₃₀y
r₃₁y
r₃₂y
r₃₃y

34

Corrected ItemTotal
Correlation
0,554
0,647
0,595
0,465
0,711
0,590
0,761
0,650
0,793
0,451
0,563
0,563
0,391
0,492
0,530
0,711
0,391
0,381
0,368
0,442
0,514
0,504
0,554
0,647
0,595
0,442
0,793
0,793
0,353
0,549
0,492
0,793
0,514

Perhitungan
Validitas
Azwar
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300

Keputusa
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

35

3.4.1.2 Uji Reliabilitas
“Instrumen

reliabel

adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan

menghasilkan

data

yang

sama”

Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang
diberikan oleh instrumen harus sama dan
konsisten

memberikan

jaminan

bahwa

instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara
untuk mendapatkan reliabilitas dengan
bantuan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows
menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha
Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Instrumen Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items

,942

33

Hasil

Reliabilitas

yang

diperoleh

dengan program SPSS Alpha Cronbach’s
adalah 0,942 setelah dibandingkan dengan
rtabel

pada

taraf

signifikan

5%

dengan

jumlah responden sebanyak 30 adalah
0,361, maka 0,942 > 0,361 dikatakan
35

bahwa

instrumen

kecemasan

Burns

Reliabel (terpercaya).
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dengan
menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus mempunyai skala. Instrumen
dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan
siswa

dalam

semester.

menghadapi

Skala

yang

ulangan

umum

digunakan

untuk

mengukur instrumen kecemasan siswa dalam
menghadapiulangan

umum

semester

dengan

menggunakan skala Likert. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu
sub indikator tersebut terdiri dari beberapa
indikator empiris yang kemudian menjadi titik
tolak untuk menyusun item pernyataan.
Instrumen yang dibuat menggunakan skala
Likert

dimana

menggunakan

empat

kategori

jawaban, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS)
Tidak Setuju, (S) Setuju, (SS), danSangat Setuju.
Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan
dalam

tiga

bentuk

yaitu

(1)

cemas

karena

permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik.
Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat
acak

guna

tersembunyi,

menghindari
karena

pengaruh
ini

jawaban

merupakan

kecenderungan responden untuk memberikan
penilaian satu posisi saja dalam angket (Sugiyono
36

37

(2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai
pola penskoran alat pengumpul data:
Tabel 3.6
Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data
Pilihan

Favorable

Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju

3
2

Setuju

1

Sangat Setuju

0

Instrumen
penelitian

yang

ini

adalah

digunakan
untuk

dalam

mengurangi

kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan
umum

semester,

yang

bertujuan

untuk

memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan
siswa

dalam

menghadapi

ulangan

umum

semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga
bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat
kecemasan dalam menghadapi ulangan umum
semester pada siswa mengalami tingkatan panik,
sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka
tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan
umum semester pada siswa mengalami tingkatan
kecemasan ringan.
Instrumen

kecemasan

siswa

dalam

menghadapi ulangan umum semester disusun
berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut
instrumen kecemasan Burns, yang mencakup
37

tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan,
(2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1
mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan
siswa

dalam

menghadapi

ulangan

umum

semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.

3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri
dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua
mean.
3.5.1 Deskritif Analisis Data
Analisis

deskriptif

mendeskripsikan

hasil
kelas

digunakan
pengukuran

kecemasan

siswa

XII

Kaliwungu.

Pendeskripsian

SMA

hasil

untuk
variabel

Negeri

1

pengukuran

analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan
dan

memaknai

komponen

data

yang

dari

dievaluasi

masing-masing
melalui

pretest,

treatment dan posttest. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan
menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif
berupa tabel frekuensi dan persentase yang
didapat dari hasil penelitian. Dalam menganalisis
data yang telah terkumpul dilakukan beberapa
langkah yaitu; (1) penskoran jawaban responden,
(2)

menjumlahkan

komponen,
didapat

(3)

oleh

total

masing-masing

mengelompokkan

responden

kecenderungan.
38

skor

Dengan

skor

berdasarkan
bantuan

yang
tingkat

komputer

39

didapat total skor masing-masing responden dan
komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median
(Me), dan standart deviasi (SD).
Statistik

deskriptif

digunakan

untuk

mengartikan skor yang dijadikan acuan pada
posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang
telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini
dilakukan dengan bantuan software komputer
dan melalui interpretasi dan distribusi data
kelompok yang umumnya mencakup banyaknya
subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala
atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor
skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor
minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta
distribusi dan normalitas data. Berikut tabel
teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut
Saifuddin Azwar (2012)
Rentang

No.

Norma Penilaian

1

Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi

3,26 – 4,00

Baik

2

Mi s/d Mi+1,5SDi

2,51 – 3,25

Cukup Baik

3

Mi-1,5SDi s/d Mi

1,76 – 2,50

Kurang Baik

4

Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi

1,00 – 1,75

Tidak Baik

Rerata

dan

Interpretasi

Skor

simpangan

baku

yang

digunakan adalah rerata dan simpangan baku
ideal

yang

diperoleh

dengan

membagi

dua
39

rentang ideal dan menambahkan dengan nilai
minimum ideal.

3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean
Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu
dilakukan
Smirnov

uji
dan

dilakukan

normalitas
uji
untuk

dengan

linearitas.

Kolmogorov

Uji

normalitas

mengetahui

datanya

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas
digunakan

untuk

mengetahui

linearitas

hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam
penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik
Correlate Pearson Product Moment yang terdapat
dalam program Package for the Social Sciences
(SPSS) versi 19.0 for Windows.
Untuk mengetahui dari hasil penelitian
sebelum dan setelah diberi treatment, maka perlu
diukur

dengan

rumus

uji

normalitas

Kolomogorov-Smirnov Paired Sample Test. Rumus
ini berfungsi untuk melihat hasil penelitian pre
test dan post test setelah mendapatkan treatment
dengan bantuan program Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.

40

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

55 262 32

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84