BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk
memperoleh
gambaran
dalam
proses
mengurangi
perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester
pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian
dari
metode
kuantitatif,
metode
penelitian
ini
digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre
test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel
dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian
inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi,
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk
mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik
dalam
mengurangi
kecemasan
siswa
dalam
menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini
adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian
(kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan
dengan
memberikan
treatment
(perlakuan)
dan
kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model
penelitian pra eksperimen dengan desain one group pretest dan post-test, sebagai berikut:
25
Tabel 3.1
Desain Penelitian
One Group Pre-test dan Post-test
Pre-Test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Penelitian
dilaksanakan
di
SMA
Negeri
1
Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten
Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan
pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.
3.2 Subyek Penelitian
“Subyek
adalah
bagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono,
2013). Subyek penelitian di ambil 9 siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2014/2015
setelah diketahui mempunyai tingkat kecemasan tinggi
dan sangat tinggi. “Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling
(simple
random
sampling),
yaitu
teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota subyek” (Sugiyono, 2013). Adapun
subyek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa
yang mempunyai kecemasan tinggi dan sangat tinggi
sebanyak 9 siswa setelah mengisi intrumen kecemasan
Burns Burns Anxiety Instrument (BAI).
26
27
3.3 Tahap Penelitian
3.3.1 Pre-test
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi
siswa yang mengalamikecemasan dengan cara
menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.
Tabel 3.2
Subyek Pretes
N
O
KATEGORI
RANGE
FREK.
1
Sangat Tinggi
79.3
-
99.0
0
2
Tinggi
59.5
-
79.2
9
3
Sedang
39.7
-
59.4
0
4
Rendah
19.9
-
39.6
0
5
Sangat Rendah
0
-
19.8
0
Kemudian
subyek
yang
PROS
EN %
100%
mempunyai
kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%)
yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2
halaman 64)
3.3.2 Treatment/Perlakuan
Pada tahap ini merupakan upaya bantuan
yang
dilakukan
peneliti
kepada
siswa
yang
mengalami kecemasan pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 9 siswa agar mampu mengurangi gejala
kecemasan
yang
dialami
oleh
siswa
dalam
menghadapi ulangan semester dengan teknik
desensitisasi
sistematik.
Tahapan-tahapan
treatment dapat dibagi beberapa sesi, yaitu:
27
a) Sesi I (tahapan latihan)
Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan
yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu
bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di
tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan
hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang
dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang
sama (data treatment terlampir halaman ix).
b) Sesi II (tahapan rileksasi)
Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3
sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada
klien masih sama untuk melanjutkan tahap
pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum
bisa santai, maka konselor mengulang seperti
tahapan
pertama.
Bila
klien
sudah
merasa
nyaman dan rileks, maka konselor memberikan
tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu
tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang
agar
otot-otot
memberikan
tidak
variasi
tegang
kecil
serta
(data
sedikit
treatment
terlampir halaman ix).
c) Sesi III (tahap desensitisasi)
Di sesi ini dilakukan hari ke-5 sampai hari
ke-7 konselor memberikan arahan pada klien
untuk masuk tahap sesi pertama dan kedua
sepuluh menit, selanjutnya bila klien sudah
merasa benar-benar santai dan rileks, maka
konselor meminta klien untuk membayangkan
situasi yang menurut klien sangat menakutkan
dengan
28
cara
menutup
matanya.
Selanjutnya
29
konselor memberikan diskripsi dari klien yang
menakutkan dan perlahan dengan tempo yang
teratur menggiring klien menuju bayangan yang
rileks
dari
sedikit
demi
sedikit.
Konselor
memberikan kata-kata yang berbeda pada klien
agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak
jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan
jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi
masih merasa tegang, maka konselor mengulang
kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua
hingga klien benar-benar merasa rileks, santai
dan nyaman (data treatment terlampir halaman
ix).
d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)
Dalam
sesi
ini
konselor
melakukan
desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari
ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien
untuk memejamkan mata dan membayangkan
seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang
sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan
kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar
merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan
jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan
klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan
santai (data treatment terlampir halaman ix).
e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)
Karena
dalam
catatan
konselor
masih
terdapat klien yang mengalami cemas walaupun
tidak
seperti
sesi
pertama,
maka
konselor
memberikan arahan kembali secara berulang29
ulang
dari
sesi
pertama
hingga
tahapan
desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan
konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah
selesai,
maka
membuktikan
klien
mengajungkan
bahwa
secara
jarinya
diskripsi
klien
benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan
nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari,
namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit
(data treatment terlampir halaman ix).
f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)
Dalam tahapan ini konselor memastikan
bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami
kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks
dan
santai
dengan
duduk.
Dan
konselor
memberikan arahan pada klien bila mengalami
kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka
pengalaman yang diberikan dari konselor dapat
dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan
waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment
terlampir halaman ix).
3.3.3 Post-test
Pada
instrumen
tahap
ini,
kecemasan
instrumen
pada
tujuannya
adalah
saat
peneliti
menyebarkan
yang
samadengan
pelaksanaan
peneliti
dapat
pre-test,
melihat
perubahan yang terjadi dalam diri konseli setelah
pelaksanaan bantuan (treatment) yang dilihat dari
skor rata-rata setiap aspek maupun jumlah
skorsecara keseluruhan yang diperoleh siswa.
30
31
3.4 Instrumen Penelitian Data
3.4.1 Pengujian Instrumen
3.4.1.1 Uji Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran
yang
menunjukkan
kevalidan
atau
tingkat-tingkat
kesahihan
suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur
apa
yang
diinginkan
dan
apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Kriteria
penentuan
validitas
instrumen yang dipakai dalam penelitian
ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)
“analisis faktor dilakukan dengan cara
mengkorelasikan
jumlah
skor
faktor
dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas,
maka faktor tersebut merupakan construct
yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis
faktor
itu
dapat
disimpulkan
bahwa
instrumen tersebut mempunyai validitas
yang baik.
31
Tabel 3.3
Kriteria Validitas Butir Instrumen
Koefisien Validitas
Kriteria
0,800
≤ Rxy <
1,00
Sangat Tinggi
0,600
≤ Rxy <
0,800
Tinggi
0,400
≤ Rxy <
0,600
Sedang
0,300
≤ Rxy <
0,400
Rendah
Rxy <
0,300
Pengujian
Sangat Rendah
(Tidak Valid)
validitas
instrumen
menggunakan uji validitas Pearson dengan
uji validitas Corrected Item-Total Correlation
dengan menggunakan Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for
Windows.
Dasar
menggunakan
perhitungan
ketentuan
validitas
Azwar
(2013)
“yaitu untuk setiap item dikatakan valid
apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5%
untuk
30
Corrected
responden
Item-Total
0,361”.
Apabila
Correlation
bernilai
positif dan lebih besar dari 0,3, maka item
tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
Corrected
Item-Total
Correlation
bernilai
negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka
item tersebut dikatakan tidak valid.
Hasil dari perhitungan 33 item dari
instrumen kecemasan Burns, bahwa sudah
memenuhi
diperlukan
32
persyaratan
untuk
dan
mengukur
kriteria
kevalidan
33
dalam
sebuah
item
dalam
sebuah
instrument, namun bila diterapkan dalam
penelitian kevalidan data instrumen di uji
cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada
halaman
tabel
ix),
karena
mencari
kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,
18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal)
yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang
valid
hanya
berjumlah
18
item.
Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation
masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang kedua
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item
soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang
valid
hanya
berjumlah
28
item.
Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation
masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang ketiga
pada instrumen Burns dinyatakan valid.
33
Sedangkan
item
yang
valid
hanya
berjumlah 33 item. Demikian pula dengan
hasil Corrected Item-Total Correlation
di
atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji
validitas yang ketiga dapat dilihat pada
tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan
No. Item Soal
r₁y
r₂y
r₃y
r₄y
r₅y
r₆y
r₇y
r₈y
r₉y
r₁₀y
r₁₁y
r₁₂y
r₁₃y
r₁₄y
r₁₅y
r₁₆y
r₁₇y
r₁₈y
r₁₉y
r₂₀y
r₂₁y
r₂₂y
r₂₃y
r₂₄y
r₂₅y
r₂₆y
r₂₇y
r₂₈y
r₂₉y
r₃₀y
r₃₁y
r₃₂y
r₃₃y
34
Corrected ItemTotal
Correlation
0,554
0,647
0,595
0,465
0,711
0,590
0,761
0,650
0,793
0,451
0,563
0,563
0,391
0,492
0,530
0,711
0,391
0,381
0,368
0,442
0,514
0,504
0,554
0,647
0,595
0,442
0,793
0,793
0,353
0,549
0,492
0,793
0,514
Perhitungan
Validitas
Azwar
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
Keputusa
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
35
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
“Instrumen
reliabel
adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan
menghasilkan
data
yang
sama”
Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang
diberikan oleh instrumen harus sama dan
konsisten
memberikan
jaminan
bahwa
instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara
untuk mendapatkan reliabilitas dengan
bantuan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows
menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha
Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Instrumen Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,942
33
Hasil
Reliabilitas
yang
diperoleh
dengan program SPSS Alpha Cronbach’s
adalah 0,942 setelah dibandingkan dengan
rtabel
pada
taraf
signifikan
5%
dengan
jumlah responden sebanyak 30 adalah
0,361, maka 0,942 > 0,361 dikatakan
35
bahwa
instrumen
kecemasan
Burns
Reliabel (terpercaya).
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dengan
menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus mempunyai skala. Instrumen
dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan
siswa
dalam
semester.
menghadapi
Skala
yang
ulangan
umum
digunakan
untuk
mengukur instrumen kecemasan siswa dalam
menghadapiulangan
umum
semester
dengan
menggunakan skala Likert. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu
sub indikator tersebut terdiri dari beberapa
indikator empiris yang kemudian menjadi titik
tolak untuk menyusun item pernyataan.
Instrumen yang dibuat menggunakan skala
Likert
dimana
menggunakan
empat
kategori
jawaban, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS)
Tidak Setuju, (S) Setuju, (SS), danSangat Setuju.
Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan
dalam
tiga
bentuk
yaitu
(1)
cemas
karena
permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik.
Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat
acak
guna
tersembunyi,
menghindari
karena
pengaruh
ini
jawaban
merupakan
kecenderungan responden untuk memberikan
penilaian satu posisi saja dalam angket (Sugiyono
36
37
(2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai
pola penskoran alat pengumpul data:
Tabel 3.6
Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data
Pilihan
Favorable
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
3
2
Setuju
1
Sangat Setuju
0
Instrumen
penelitian
yang
ini
adalah
digunakan
untuk
dalam
mengurangi
kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan
umum
semester,
yang
bertujuan
untuk
memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan
siswa
dalam
menghadapi
ulangan
umum
semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga
bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat
kecemasan dalam menghadapi ulangan umum
semester pada siswa mengalami tingkatan panik,
sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka
tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan
umum semester pada siswa mengalami tingkatan
kecemasan ringan.
Instrumen
kecemasan
siswa
dalam
menghadapi ulangan umum semester disusun
berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut
instrumen kecemasan Burns, yang mencakup
37
tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan,
(2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1
mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan
siswa
dalam
menghadapi
ulangan
umum
semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri
dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua
mean.
3.5.1 Deskritif Analisis Data
Analisis
deskriptif
mendeskripsikan
hasil
kelas
digunakan
pengukuran
kecemasan
siswa
XII
Kaliwungu.
Pendeskripsian
SMA
hasil
untuk
variabel
Negeri
1
pengukuran
analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan
dan
memaknai
komponen
data
yang
dari
dievaluasi
masing-masing
melalui
pretest,
treatment dan posttest. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan
menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif
berupa tabel frekuensi dan persentase yang
didapat dari hasil penelitian. Dalam menganalisis
data yang telah terkumpul dilakukan beberapa
langkah yaitu; (1) penskoran jawaban responden,
(2)
menjumlahkan
komponen,
didapat
(3)
oleh
total
masing-masing
mengelompokkan
responden
kecenderungan.
38
skor
Dengan
skor
berdasarkan
bantuan
yang
tingkat
komputer
39
didapat total skor masing-masing responden dan
komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median
(Me), dan standart deviasi (SD).
Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
mengartikan skor yang dijadikan acuan pada
posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang
telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini
dilakukan dengan bantuan software komputer
dan melalui interpretasi dan distribusi data
kelompok yang umumnya mencakup banyaknya
subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala
atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor
skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor
minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta
distribusi dan normalitas data. Berikut tabel
teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut
Saifuddin Azwar (2012)
Rentang
No.
Norma Penilaian
1
Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi
3,26 – 4,00
Baik
2
Mi s/d Mi+1,5SDi
2,51 – 3,25
Cukup Baik
3
Mi-1,5SDi s/d Mi
1,76 – 2,50
Kurang Baik
4
Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi
1,00 – 1,75
Tidak Baik
Rerata
dan
Interpretasi
Skor
simpangan
baku
yang
digunakan adalah rerata dan simpangan baku
ideal
yang
diperoleh
dengan
membagi
dua
39
rentang ideal dan menambahkan dengan nilai
minimum ideal.
3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean
Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu
dilakukan
Smirnov
uji
dan
dilakukan
normalitas
uji
untuk
dengan
linearitas.
Kolmogorov
Uji
normalitas
mengetahui
datanya
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas
digunakan
untuk
mengetahui
linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam
penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik
Correlate Pearson Product Moment yang terdapat
dalam program Package for the Social Sciences
(SPSS) versi 19.0 for Windows.
Untuk mengetahui dari hasil penelitian
sebelum dan setelah diberi treatment, maka perlu
diukur
dengan
rumus
uji
normalitas
Kolomogorov-Smirnov Paired Sample Test. Rumus
ini berfungsi untuk melihat hasil penelitian pre
test dan post test setelah mendapatkan treatment
dengan bantuan program Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk
memperoleh
gambaran
dalam
proses
mengurangi
perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester
pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian
dari
metode
kuantitatif,
metode
penelitian
ini
digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre
test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel
dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian
inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi,
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk
mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik
dalam
mengurangi
kecemasan
siswa
dalam
menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini
adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian
(kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan
dengan
memberikan
treatment
(perlakuan)
dan
kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model
penelitian pra eksperimen dengan desain one group pretest dan post-test, sebagai berikut:
25
Tabel 3.1
Desain Penelitian
One Group Pre-test dan Post-test
Pre-Test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Penelitian
dilaksanakan
di
SMA
Negeri
1
Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten
Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan
pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.
3.2 Subyek Penelitian
“Subyek
adalah
bagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono,
2013). Subyek penelitian di ambil 9 siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2014/2015
setelah diketahui mempunyai tingkat kecemasan tinggi
dan sangat tinggi. “Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling
(simple
random
sampling),
yaitu
teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota subyek” (Sugiyono, 2013). Adapun
subyek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa
yang mempunyai kecemasan tinggi dan sangat tinggi
sebanyak 9 siswa setelah mengisi intrumen kecemasan
Burns Burns Anxiety Instrument (BAI).
26
27
3.3 Tahap Penelitian
3.3.1 Pre-test
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi
siswa yang mengalamikecemasan dengan cara
menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.
Tabel 3.2
Subyek Pretes
N
O
KATEGORI
RANGE
FREK.
1
Sangat Tinggi
79.3
-
99.0
0
2
Tinggi
59.5
-
79.2
9
3
Sedang
39.7
-
59.4
0
4
Rendah
19.9
-
39.6
0
5
Sangat Rendah
0
-
19.8
0
Kemudian
subyek
yang
PROS
EN %
100%
mempunyai
kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%)
yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2
halaman 64)
3.3.2 Treatment/Perlakuan
Pada tahap ini merupakan upaya bantuan
yang
dilakukan
peneliti
kepada
siswa
yang
mengalami kecemasan pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 9 siswa agar mampu mengurangi gejala
kecemasan
yang
dialami
oleh
siswa
dalam
menghadapi ulangan semester dengan teknik
desensitisasi
sistematik.
Tahapan-tahapan
treatment dapat dibagi beberapa sesi, yaitu:
27
a) Sesi I (tahapan latihan)
Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan
yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu
bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di
tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan
hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang
dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang
sama (data treatment terlampir halaman ix).
b) Sesi II (tahapan rileksasi)
Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3
sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada
klien masih sama untuk melanjutkan tahap
pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum
bisa santai, maka konselor mengulang seperti
tahapan
pertama.
Bila
klien
sudah
merasa
nyaman dan rileks, maka konselor memberikan
tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu
tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang
agar
otot-otot
memberikan
tidak
variasi
tegang
kecil
serta
(data
sedikit
treatment
terlampir halaman ix).
c) Sesi III (tahap desensitisasi)
Di sesi ini dilakukan hari ke-5 sampai hari
ke-7 konselor memberikan arahan pada klien
untuk masuk tahap sesi pertama dan kedua
sepuluh menit, selanjutnya bila klien sudah
merasa benar-benar santai dan rileks, maka
konselor meminta klien untuk membayangkan
situasi yang menurut klien sangat menakutkan
dengan
28
cara
menutup
matanya.
Selanjutnya
29
konselor memberikan diskripsi dari klien yang
menakutkan dan perlahan dengan tempo yang
teratur menggiring klien menuju bayangan yang
rileks
dari
sedikit
demi
sedikit.
Konselor
memberikan kata-kata yang berbeda pada klien
agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak
jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan
jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi
masih merasa tegang, maka konselor mengulang
kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua
hingga klien benar-benar merasa rileks, santai
dan nyaman (data treatment terlampir halaman
ix).
d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)
Dalam
sesi
ini
konselor
melakukan
desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari
ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien
untuk memejamkan mata dan membayangkan
seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang
sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan
kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar
merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan
jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan
klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan
santai (data treatment terlampir halaman ix).
e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)
Karena
dalam
catatan
konselor
masih
terdapat klien yang mengalami cemas walaupun
tidak
seperti
sesi
pertama,
maka
konselor
memberikan arahan kembali secara berulang29
ulang
dari
sesi
pertama
hingga
tahapan
desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan
konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah
selesai,
maka
membuktikan
klien
mengajungkan
bahwa
secara
jarinya
diskripsi
klien
benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan
nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari,
namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit
(data treatment terlampir halaman ix).
f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)
Dalam tahapan ini konselor memastikan
bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami
kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks
dan
santai
dengan
duduk.
Dan
konselor
memberikan arahan pada klien bila mengalami
kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka
pengalaman yang diberikan dari konselor dapat
dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan
waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment
terlampir halaman ix).
3.3.3 Post-test
Pada
instrumen
tahap
ini,
kecemasan
instrumen
pada
tujuannya
adalah
saat
peneliti
menyebarkan
yang
samadengan
pelaksanaan
peneliti
dapat
pre-test,
melihat
perubahan yang terjadi dalam diri konseli setelah
pelaksanaan bantuan (treatment) yang dilihat dari
skor rata-rata setiap aspek maupun jumlah
skorsecara keseluruhan yang diperoleh siswa.
30
31
3.4 Instrumen Penelitian Data
3.4.1 Pengujian Instrumen
3.4.1.1 Uji Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran
yang
menunjukkan
kevalidan
atau
tingkat-tingkat
kesahihan
suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur
apa
yang
diinginkan
dan
apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Kriteria
penentuan
validitas
instrumen yang dipakai dalam penelitian
ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)
“analisis faktor dilakukan dengan cara
mengkorelasikan
jumlah
skor
faktor
dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas,
maka faktor tersebut merupakan construct
yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis
faktor
itu
dapat
disimpulkan
bahwa
instrumen tersebut mempunyai validitas
yang baik.
31
Tabel 3.3
Kriteria Validitas Butir Instrumen
Koefisien Validitas
Kriteria
0,800
≤ Rxy <
1,00
Sangat Tinggi
0,600
≤ Rxy <
0,800
Tinggi
0,400
≤ Rxy <
0,600
Sedang
0,300
≤ Rxy <
0,400
Rendah
Rxy <
0,300
Pengujian
Sangat Rendah
(Tidak Valid)
validitas
instrumen
menggunakan uji validitas Pearson dengan
uji validitas Corrected Item-Total Correlation
dengan menggunakan Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for
Windows.
Dasar
menggunakan
perhitungan
ketentuan
validitas
Azwar
(2013)
“yaitu untuk setiap item dikatakan valid
apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5%
untuk
30
Corrected
responden
Item-Total
0,361”.
Apabila
Correlation
bernilai
positif dan lebih besar dari 0,3, maka item
tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
Corrected
Item-Total
Correlation
bernilai
negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka
item tersebut dikatakan tidak valid.
Hasil dari perhitungan 33 item dari
instrumen kecemasan Burns, bahwa sudah
memenuhi
diperlukan
32
persyaratan
untuk
dan
mengukur
kriteria
kevalidan
33
dalam
sebuah
item
dalam
sebuah
instrument, namun bila diterapkan dalam
penelitian kevalidan data instrumen di uji
cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada
halaman
tabel
ix),
karena
mencari
kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,
18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal)
yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang
valid
hanya
berjumlah
18
item.
Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation
masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang kedua
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item
soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang
valid
hanya
berjumlah
28
item.
Demikian pula dengan hasil Corrected ItemTotal Correlation
masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang ketiga
pada instrumen Burns dinyatakan valid.
33
Sedangkan
item
yang
valid
hanya
berjumlah 33 item. Demikian pula dengan
hasil Corrected Item-Total Correlation
di
atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji
validitas yang ketiga dapat dilihat pada
tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan
No. Item Soal
r₁y
r₂y
r₃y
r₄y
r₅y
r₆y
r₇y
r₈y
r₉y
r₁₀y
r₁₁y
r₁₂y
r₁₃y
r₁₄y
r₁₅y
r₁₆y
r₁₇y
r₁₈y
r₁₉y
r₂₀y
r₂₁y
r₂₂y
r₂₃y
r₂₄y
r₂₅y
r₂₆y
r₂₇y
r₂₈y
r₂₉y
r₃₀y
r₃₁y
r₃₂y
r₃₃y
34
Corrected ItemTotal
Correlation
0,554
0,647
0,595
0,465
0,711
0,590
0,761
0,650
0,793
0,451
0,563
0,563
0,391
0,492
0,530
0,711
0,391
0,381
0,368
0,442
0,514
0,504
0,554
0,647
0,595
0,442
0,793
0,793
0,353
0,549
0,492
0,793
0,514
Perhitungan
Validitas
Azwar
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
0,300
Keputusa
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
35
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
“Instrumen
reliabel
adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan
menghasilkan
data
yang
sama”
Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang
diberikan oleh instrumen harus sama dan
konsisten
memberikan
jaminan
bahwa
instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara
untuk mendapatkan reliabilitas dengan
bantuan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows
menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha
Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Instrumen Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,942
33
Hasil
Reliabilitas
yang
diperoleh
dengan program SPSS Alpha Cronbach’s
adalah 0,942 setelah dibandingkan dengan
rtabel
pada
taraf
signifikan
5%
dengan
jumlah responden sebanyak 30 adalah
0,361, maka 0,942 > 0,361 dikatakan
35
bahwa
instrumen
kecemasan
Burns
Reliabel (terpercaya).
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dengan
menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus mempunyai skala. Instrumen
dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan
siswa
dalam
semester.
menghadapi
Skala
yang
ulangan
umum
digunakan
untuk
mengukur instrumen kecemasan siswa dalam
menghadapiulangan
umum
semester
dengan
menggunakan skala Likert. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu
sub indikator tersebut terdiri dari beberapa
indikator empiris yang kemudian menjadi titik
tolak untuk menyusun item pernyataan.
Instrumen yang dibuat menggunakan skala
Likert
dimana
menggunakan
empat
kategori
jawaban, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS)
Tidak Setuju, (S) Setuju, (SS), danSangat Setuju.
Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan
dalam
tiga
bentuk
yaitu
(1)
cemas
karena
permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik.
Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat
acak
guna
tersembunyi,
menghindari
karena
pengaruh
ini
jawaban
merupakan
kecenderungan responden untuk memberikan
penilaian satu posisi saja dalam angket (Sugiyono
36
37
(2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai
pola penskoran alat pengumpul data:
Tabel 3.6
Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data
Pilihan
Favorable
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
3
2
Setuju
1
Sangat Setuju
0
Instrumen
penelitian
yang
ini
adalah
digunakan
untuk
dalam
mengurangi
kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan
umum
semester,
yang
bertujuan
untuk
memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan
siswa
dalam
menghadapi
ulangan
umum
semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga
bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat
kecemasan dalam menghadapi ulangan umum
semester pada siswa mengalami tingkatan panik,
sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka
tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan
umum semester pada siswa mengalami tingkatan
kecemasan ringan.
Instrumen
kecemasan
siswa
dalam
menghadapi ulangan umum semester disusun
berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut
instrumen kecemasan Burns, yang mencakup
37
tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan,
(2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1
mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan
siswa
dalam
menghadapi
ulangan
umum
semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri
dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua
mean.
3.5.1 Deskritif Analisis Data
Analisis
deskriptif
mendeskripsikan
hasil
kelas
digunakan
pengukuran
kecemasan
siswa
XII
Kaliwungu.
Pendeskripsian
SMA
hasil
untuk
variabel
Negeri
1
pengukuran
analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan
dan
memaknai
komponen
data
yang
dari
dievaluasi
masing-masing
melalui
pretest,
treatment dan posttest. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan
menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif
berupa tabel frekuensi dan persentase yang
didapat dari hasil penelitian. Dalam menganalisis
data yang telah terkumpul dilakukan beberapa
langkah yaitu; (1) penskoran jawaban responden,
(2)
menjumlahkan
komponen,
didapat
(3)
oleh
total
masing-masing
mengelompokkan
responden
kecenderungan.
38
skor
Dengan
skor
berdasarkan
bantuan
yang
tingkat
komputer
39
didapat total skor masing-masing responden dan
komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median
(Me), dan standart deviasi (SD).
Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
mengartikan skor yang dijadikan acuan pada
posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang
telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini
dilakukan dengan bantuan software komputer
dan melalui interpretasi dan distribusi data
kelompok yang umumnya mencakup banyaknya
subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala
atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor
skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor
minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta
distribusi dan normalitas data. Berikut tabel
teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut
Saifuddin Azwar (2012)
Rentang
No.
Norma Penilaian
1
Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi
3,26 – 4,00
Baik
2
Mi s/d Mi+1,5SDi
2,51 – 3,25
Cukup Baik
3
Mi-1,5SDi s/d Mi
1,76 – 2,50
Kurang Baik
4
Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi
1,00 – 1,75
Tidak Baik
Rerata
dan
Interpretasi
Skor
simpangan
baku
yang
digunakan adalah rerata dan simpangan baku
ideal
yang
diperoleh
dengan
membagi
dua
39
rentang ideal dan menambahkan dengan nilai
minimum ideal.
3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean
Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu
dilakukan
Smirnov
uji
dan
dilakukan
normalitas
uji
untuk
dengan
linearitas.
Kolmogorov
Uji
normalitas
mengetahui
datanya
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas
digunakan
untuk
mengetahui
linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam
penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik
Correlate Pearson Product Moment yang terdapat
dalam program Package for the Social Sciences
(SPSS) versi 19.0 for Windows.
Untuk mengetahui dari hasil penelitian
sebelum dan setelah diberi treatment, maka perlu
diukur
dengan
rumus
uji
normalitas
Kolomogorov-Smirnov Paired Sample Test. Rumus
ini berfungsi untuk melihat hasil penelitian pre
test dan post test setelah mendapatkan treatment
dengan bantuan program Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.
40