Metode Premrograman Desain Arsitektur Me

METODA PEMROGRAMAN DESAIN ARSITEKTUR
Metoda Pemrograman Menurut Jay Farbstein

Disusun Oleh :
Christian Aditya Hogantara
Dita Nur Chalisa S
Ega Agustina C
Faiza Putri Aisyah
Gilbran Alif Akbar
Hawwin Hudaya

17/413440/TK/45880
17/413441/TK/45881
17/413442/TK/45882
17/413443/TK/45883
17/413444/TK/45884
17/413445/TK/45885

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

2017/2018

1. PENDAHULUAN
1.1 Profil Jay Farbstein
Jay Farbstein ditahun 2008 menerima Edra Karir Award di Edra 39
Konferensi di Veracruz, Meksiko. Seorang arsitek di negara bagian
California, Jay memiliki karir terhormat yang menjembatani mengajar,
praktek, penelitian dan konsultasi. Beliau telah memasukkan lingkungan
dan metode perilaku juga pengetahuan ke dalam tubuh bekerja yang
mencakup lebih dari 30 tahun. Dia adalah co-writter People and Place :
Experiencing, Using and Changing the Built Environment, serta penulis
berbagai artikel dan buku. Farbstein menjabat sebagai mentor untuk
seluruh generasi arsitek muda dan perencana pada Farbstein
Associates

di

San

Luis


Obispo,

Californi.

Perusahaannya

mencontohkan penggabungan lingkungan dan penelitian perilaku
dalam arsitektur di bidang perencanaan induk, pemrograman arsitektur,
dan evaluasi pasca hunian. Karyanya dengan badan-badan federal
termasuk US Postal Service menyebabkan pedoman estetika baru
untuk

bangunan

baru.

Selain

itu,


bukunya,

Perencanaan

Pemasyarakatan dan Desain telah digunakan secara luas.
Farbstein

telah

menginformasikan

lingkungan

dan

penelitian

perilaku di beberapa bidang utama termasuk evaluasi pasca-hunian,
pemrograman arsitektur, dan penilaian kebutuhan. Jay bertugas di Edra

Direksi dari 1981- 1984 baik sebagai Ketua dan Wakil Ketua. Karyanya
telah diakui oleh US Postal Service, National Endowment for the Arts,
dan American Institute of Architects Comittee pada Arsitektur untuk
Keadilan. Mr Farbstein memiliki Bachelors 'of Fine Arts dari University of
California, Los Angeles, Master Arsitektur dari Harvard University, dan
gelar Ph. D dari University of London.

1.2 Tujuan
1. Merumuskan model pemrograman Jay Farbstein
2. Merumuskan contoh implementasi model pemrograman Jay
Farbstein
3. Menarik kesimpulan terhadap model pemrograman Jay Farbstein

2. LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Proses Pemrograman Farbstein

Sumber: Integrating Programming, Evaluation and Participation in Design

2.1Dasar-Dasar Pemrograman Pemrograman Farbstein

Model Farbstein memiliki 5 dasar-dasar yang begitu penting dalam
pemrograman. Kelima dasar tersebut saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Apabila salah satu dasar model Farbstein tidak digunakan
dalam

pemrograman

Farbstein,

hasil

tidak

cukup

kuat

untuk

dipaparkan.Dasar pemrograman tersebut sebagai berikut :

a. Dasar yang pertama yaitu Literature Survey. Literature Survey
pada model Farbstein biasanya menuju kedalam hasil penelitian
dan

standar-standar

yang

ditetapkan

oleh

para

praktisi

profesional dan dilanjutkan dengan melihat saran guideline

design. Literature Survey memiliki beberapa manfaat yaitu
memfokuskan isu-isu dan mencari alternatif-alternatif yang

muncul didalam survey.
b. Dasar yang kedua yaitu User Description. User Description
merupakan identi kasi terhadap semua potensi yang dimiliki
pengguna fasilitas dengan beberapa pertimbangan dan dipilah
ke dalam bentuk-bentuk aktivitas, sikap, dan perilaku. User

Description dapat mempengaruhi dan mengidenti kasi tujuan
kebijakan karakter sosial budaya begitu juga dengan kebutuhan
masa depan para pengguna fasilitas.
c. Dasar yang ketiga yaitu Performance. Performance adalah
pendekatan komprehensif untuk analisis, identi kasi dan
perbaikan potensi masalah di lingkungan desain tersebut
dibangun.Suatu

bangunan

dapat

dikatakan


memiliki

performance yang baik, apabila pendekatan yang telah
dirumuskan sebelum bangunan itu dibangun sesuai saat
dibandingkan kondisi kenyataan setelah dibangun. Keadaan
yang dapat dib andingkan berupa: skenario ruang, aktivitas
pengguna, hubungan antarruang dan dampak lingkungan.
d. Dasar yang keempat yaitu Program Option and Costs. Program

Option and Costs memilik pilihan program yang di sajikan dalam
bentuk

evaluasi

untuk

membatasi

program


dan

proses

pencapaian sesuatu yang lebih spesi di dalam evaluasi. Program

Option and Costs memiliki pilihan-pilihan yang digunakan dalam
mengukur biaya dan memiliki manfaat setiap alternatif juga
mempengaruhi nilai efektif fasilitas.
e. Dasar yang kelima yaitu Space Speci cation. Space Speci cation

menghasilkan

rekomendasi

spesifikasi

ruang-

ruang


dan

karakteristik lingkungan terdiri dari tiga bagian utama :
1) Lembaran ikhtisar program untuk setiap lingkungan aktivitas.
2) Daftar setiap lingkup tiap jenis yang masuk/ditampung
fasilitas.
3) Sejumlah

(set)

diagram

yang

menunjukkan

kedekatan

hubungan antar ruang atau area yang satu dengan yang lain.


2.2

Karakteristik Pemrograman Farbstein
Berdasarkan dasar-dasar pemrograman model Farbstein, tahap

pertama dalam pemrograman adalah Literature Survey. Farbstein lebih
memfokuskan pada teori-teori yang telah disepakati oleh para pakar
sebelumnya, tanpa adanya studi lapangan secara langsung. Terlebih,
tahapan kedua dilanjut dengan permintaan client (owner) saja.
Sehingga, hasil pemrogramannya hanya berdasar pada keadaan ideal,
tidak mempertimbangkan keadaan pengguna (user) secara spesi k. Hal
tersebut berdampak pada pengguna yang memiliki keadaan tertentu
(tidak sesuai dengan keadaan ideal) atau memiliki kebutuhan khusus
akan mengalami kendala dan tidak dapat memperoleh kenyamanan
secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut, kami menyimpulkan
bahwa pemrograman farbstein tidak menjadikan kualitas sebagai hal
utama, melainkan kuantitas.

2.3

Identifikasi Klien dalam Pemrograman Farbstein

Dalam jurnal karya Farbstein yang berjudul Assumptions in

Environmental Programming, disebutkan bahwa identifikasi client dan

sasaran dibagi menjadi tiga subyek, yaitu client, user, dan programmer.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa client adalah owner dan user
sebagai

subyek

yang

tidak

terlibat

secara

langsung

dengan

programmer.

2.4

Implementasi Pemrograman Farbstein
Berdasarkan lima dasar pemrogramannya, model Farbstein cocok

diterapkan dalam pemrograman fasilitas umum dimana klien utama
adalah owner yang tidak berperan sebagai user dan permintaan klien
menjadi prioritas utama. Contoh dari fasilitas tersebut adalah toko retail
waralaba, mall, rumah nasional, apartemen dan lain sebagainya.

Gambar 2.1 Contoh Implementasi Pemrograman Farbstein

Sumber: kertas-putih.com, www.liputan6.com, dreamtime.com, oto.detik.com

Bangunan-bangunan seperti gambar di atas cocok untuk diprogram
menggunakan pemrograman Farbstein karena memiliki fungsi ruang
yang sama walaupun dibangun

(secara massal) ditempat yang

berbeda, menjadikannya berfokus pada kuantitas dan bukannya
kualitas. Bangunan-bangunan tersebut juga cepat dalam proses

pemrogramannya karena didasarkan oleh standar-standar tertentu
yang sedikit melibatkan survey kepada usernya atau bahkan tidak sama
sekali.

2.5

Kelemahan dan Kelebihan Pemrograman Farbstein

a. Kelemahan:
1) Model yang berjenjang dan secara tegas memisahkan setiap
tahap tanpa ada alur feedback yang akan memungkinkan
setiap

tahap

sebelumnya.

berikutnya
Selain

itu,

hanya

tergantung

penetapan

dari

masalah

tahap
bukan

merupakan bagian spesifik dan tampaknya hanya terjadi
pada tahap kedua saja.

b. Kelebihan:
1) Terletak pada urutan pemrograman yang logis, bergerak
secara bertahap dan teratur dari hal yang paling sederhana,
yaitu Literature Survey untuk menentukan masalah, kemudian
menentukan kondisi pengguna.
2) Keterlibatan klien dengan urutan tersebut dimungkinkan
pemrograman dilakukan secara bersama-sama dengan
evaluasi tiap tahap.
3) Tidak ada proses perancangan atau desain selama proses
pemrograman,

sehingga

produknya

akan

berupa

set

alternatif usulan pemecahan masalah yang pada akhirnya
memungkinkan desain tidak tunggal.

3. KESIMPULAN
Metoda pemrograman farbstein memiliki 5 tahap yang harus di lalui,
yakni literature survey – user description – performance – program

options and cost– space requirement. Kelima tahapan ini berjalan
dengan linear, dan dilakukan berdampingan bersama client, yang disini
merupakan owner, bukan sebagai user.
Dari model pemrograman ini juga dapat disimpulkan bahwa
pemrograman lebih mementingkan sisi kuantitatif, karena proses
pemrograman berjalan dengan cukup cepat, diawali dengan Literature

Survey

yang

cenderung

mempertimbangkan

general,

keadaan-keadaan

sehingga
khusus

tidak

pengguna

terlalu
suatu

bangunan.
Contoh tipologi bangunan yang cocok diprogram dengan model
pemrograman Farbstein adalah bangunan-bangunan umum yang tidak
digunakan langsung oleh pemilik bangunan, seperti rumah sakit, rumah
tahanan, rumah susun, dan asrama.Sehingga metoda pemrograman
Farbstein ini sering diaplikasikan pada bangunan komersial yang
bersifat publik dan cenderung digunakan dalam hal bisnis atau mencari
keuntungan

walaupun

menggunakan,seperti

tidak
fasilitas

pemerintah dan lain sebagainya.

hanya

bangunan

bangunan

yang

komersial

yang

disediakan

oleh

4. DAFTAR PUSTAKA
Saifullah, Ahmad dan T. Yoyok Wahyu S. 2013. Metode Penyusun

Program Desain Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Farbstein, Jay. 1976. Assumptions in Environmental Programming.
California: School of Architecture and Environmental Design

California Polytechnic State University. [Online]. Diakses dari:
http://www.edra.org/content/2008-career-award-jay-farbstein
pada16 April 2018 Pukul 17.00 WIB
Farbstein, Jay.____. Jay Farbstein & Associates, Inc.Jay Farbstein &

Associates, Inc.University of London Greater Los Angeles Area.
[Online].

Diakses

dari

http://www.linkedin.com/pub/jay-

farbstein/5/862/a33 pada 16 April 2018 Pukul 16.54 WIB