3. Pedoman Pelajar Muhammadiyah.pdf

PEDOMAN ADMINISTRASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang di maksud dengan:

1. Kesekretariatan adalah kegiatan/aktivitas organisasi yang berkaitan dengan ketatausahaan dan surat-menyurat organisasi.

2. Surat khusus adalah surat yang memiliki bentuk tersendiri dengan tidak ada pencantuman nomor, lampiran dan hal di bagian kiri surat, malainkan pecan- tuman jenis surat di bagian tengah dan digunakan untuk kepentingan tertentu, meliputi surat keputusan, surat instruksi, surat mandat dan surat keterangan.

3. Administrasi perbekalan adalah kegiatan atau aktifitas organisasi yang me- nyangkut bidang pengadaan barang-barang organisasi/kantor, pemeliharaan, dan pengelolaan termasuk kearsipan.

Pasal 2 Tujuan

Untuk memberikan petunjuk demi kesamaan dan keseragaman pengelolaan administrasi IPM dalam rangka menuju tertib organisasi.

BAB II ADMINISTRASI PERSURATAN

Pasal 3

Surat terdiri atas surat umum dan surat khusus

Pasal 4

Bagan surat umum terdiri dari:

1. Kop/kepala surat berisi logo, tingkat dan nama Organisasi dengan perincian sebagai berikut:

a. Logo berada rata tengah dengan posisi paling atas.

b. Warna logo sebagaimana terdapat dalam anggaran rumah tangga.

c. Tulisan tingkat dan nama organisasi rata tengah, menggunakan bahasa indonesia dengan jenis huruf arial ukuran font 12 dipertebal berada di bawah logo.

d. Warna tulisan tingkat dan nama organisasi adalah hijau.

2. Alamat sekretariat ditulis lengkap dengan nama jalan, nomor telepon, electronic mail (e-mail) kota kedudukan dan kode pos dengan perincian sebagai berikut:

84 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 84 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

b. berada di paling bawah kertas surat.

c. di tulis rata tengah.

3. Kalimat Basmallah ditulis rata tengah. Kalimat Basmalah dapat ditulis dengan huruf Arab berada di bawah kop/kepala surat.

4. Nomor surat :

a. Setiap nomor surat berlaku untuk satu perihal (satu pokok surat) dan satu tujuan.

b. Nomor yang sama hanya berlaku untuk tujuan yang bersifat kolektif, Mis- alnya: Yth. PW IPM se-Indonesia Yth. PD IPM se-Kalimantan Timur

5. Lampiran Surat :

a. Lampiran tidak disertai kop surat.

b. Tulisan lampiran tidak dicantumkan apabila dalam surat tersebut tidak ada lampiran atau tidak menyertakan lampiran.

6. Perihal berisi; maksud surat, ditulis pendek menyebutkan isi surat.

7. Tanggal pembuatan surat terbagi atas dua macam; Hijriah ditempatkan pada bagian atas dan Miladiyah ditempatkan pada bagian bawah. Kota tempat pembuatan surat dicantumkan apabila mempunyai dua kantor.

8. Tujuan Ditulis mulai dari pinggir kiri, disesuaikan dengan panjangnya rangkaian kata tujuan surat.

9. Salam Pembuka Assalamu’alaikum Wr. Wb. ditulis dengan huruf latin dimulai dari bagian kiri.

10. Isi surat singkat, padat, menunukkan perihal surat ditulis dengan mengacu pada bentuk lurus (rata kanan kiri) dan ditulis dengan jenis huruf Arial Narrow

12, spasi satu.

11. Semboyan IPM “Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun” digunakan pada tiap surat IPM dan ditulis dengan huruf latin

12. Salam penutup Wassalamu’alaikum Wr. Wb. ditulis dengan huruf latin dimulai dari bagian kiri.

13. Penandatangan surat :

a. Penandatangan surat umum terdiri atas; Ketua Umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum.

b. Jika salahsatu dari keduanya berhalangan, maka di penandatangan di lakukan oleh Ketua umum dan sekretaris atau ketua dan sekretaris jenderal/sekretaris umum.

c. Jika ketua umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum sama-sama berhalangan, maka penandatangan dilakukan oleh ketua dan sekretaris.

d. Khusus untuk urusan keuangan kecuali permohonan dana, penandatan- Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 85 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 85

c ayat ini.

e. Nama Ketua Umum/Ketua dan Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/ Sekretraris atau dengan Bendahara Umum / Bendahara, ditulis di bagian bawah.

f. Penulisan nama sebagaimana poin e tersebut diikuti dengan NBA (Nomor Baku Anggota) ditulis tebal tanpa garis bawah.

g. Penulisan nama sebagaiman poin e tersebut dilarang menggunakan gelar akademik, agama, profesi dan kebangsawanan dalam pembuatan surat- surat IPM.

14. Bila surat memerlukan tembusan, penulisan ditempatkan pada bagian bawah kiri.

15. Bila surat memerlukan catatan untuk tambahan dan atau nomor personal un- tuk konfirmasii surat, penulisan ditempatkan pada bagian paling bawah, jenis huruf cetak yang dibedakan dengan isi surat.

16. Kertas untuk surat resmi berwarna putih (HVS) ukuran A4.

17. contoh bagan surat umum terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pedoman ini.

Pasal 5

Kode surat terdiri atas kode klasifikasi jenis kepentingan surat, kode klasifikasi tujuan surat, kode indeks wilayah yang mengeluarkan surat, tingkat pimpinan yang mengeluarkan surat, nomor urut surat dalam satuan tahunan, dan tahun surat di keluarkan.

Pasal 6

Keterangan kode Indeks surat adalah sebagai berikut :

1. kode klasifikasi jenis kepentingan surat berisi huruf dari A sampai C.

2. kode klasifikasi tujuan berisi angka 1 dan 2.

3. kode indeks wilayah yang mengeluarkan surat berisi angka romawi.

4. tingkat pimpinan berisi singkatan pimpinan IPM.

5. nomor urut berisi angka yang berurutan dari satu surat ke surat yang lain.

6. tahun surat berisi angka tahun yang menunjukkan tahun surat di buat.

Pasal 7

Kode klasifikasi jenis kepentingan surat adalah sebagai berikut:

1. A : urusan Organisasi.

2. urusan organisasi yang di maksud angka 1 pasal ini meliputi : permusy- awaratan, acara/kegiatan, laporan aktivitas, perlengkapan, serta hal lain yang berkaitan dengan urusan keorganisasian.

86 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

3. B : Urusan Personalia, pimpinan dan penghargaan.

4. urusan personalia, pimpinan, dan penghargaan yang di maksud angka 3 pasal ini meliputi : pendaftaran, skorsing, mutasi, pemberhentian, alumnus, pengesahan anggota, pengesahan pimpinan, pemberian mandat, penghar- gaan, pengangkatan anggota kehormatan, piagam penghargaan, serta hal lain yang berkaitan dengan urusan perseorangan, personalia, atau pimpinan.

5. C : urusan keuangan.

6. urusan keuangan yang di maksud angka 5 pasal ini meliputi: sumbangan, iuran, infaq anggota/pimpinan, uang pangkal, donasi, utang/tagihan piutang, rekening bank/giro pos, tabungan/simpanan, kerjasama dalam bidang keuan- gan dengan pihak luar, laporan keuangan, dan hal lain yang berkaitan dengan laporan keuangan.

Pasal 8 Kode klasifikasi tujuan surat adalah sebagai berikut:

1. 1: Ditujukan kepada institusi atau individu yang dilihat dari jabatannya adalah dari pihak Intern IPM dan Persyarikatan.

2. 2: Ditujukan kepada individu atau intsitusi di luar IPM dan Persyarikatan.

Pasal 9

Keterangan kode indeks wilayah adalah sebagai berikut:

1. I

: Nangroe Aceh Darussalam.

2. II

: Sumatera Utara.

3. III

: Sumatera Barat.

7. VII : Sumatera selatan.

8. VIII : Lampung.

9. IX

: DKI Jakarta.

10. X

: Jawa Barat.

11. XI

: Jawa Tengah.

12. XII : Daerah Istimewa Yogyakarta.

13. XIII : Jawa Timur.

14. IVX : Bali.

15. XV : Nusa Tenggara Barat.

16. XVI : Nusa Tenggara Timur.

17. XVII : Kalimantan Barat.

18. XVIII : kalimantan Tengah.

19. XIX : Kalimantan Selatan.

20. XX : Kalimantan Timur.

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 87

21. XXI : Sulawesi Utara.

22. XI : Sulawesi Tengah.

23. XXIII : Sulawesi Selatan.

24. XXIV : Maluku.

25. XXV : Sulawesi Tenggara.

26. XXVI : Papua.

27. XXVII : Maluku Utara.

28. XXVIII : Banten.

29. XXIX : Bangka Belitung.

30. XXX : Gorontalo.

31. XXXI : Kepulauan Riau.

32. XXXII : Sulawesi Barat.

33. XXXIII : Papua Barat

Pasal 10

Contoh kode surat umum terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pedoman ini.

Pasal 11

Bagan surat khusus terdiri dari :

1. Kop/kepala surat sama formatnya sebagaimana pasal 4 angka 1 di atas.

2. Alamat surat sama formatnya sebagaimana pasal 4 angka 2 di atas.

3. Khusus untuk Surat Keputusan, tidak menggunakan alamat surat.

4. Judul Surat (Surat Keputusan, Instruksi, Surat Mandat dan Surat Keterangan/ Syahadah/Penghargaan) ditulis di tengah dengan huruf cetak kapital dan bergaris bawah.

5. Kode surat dan nomor dicantumkan dibawah judul surat.

6. Untuk Surat Keputusan dan Instruksi, dicantumkan inti atau tema surat tersebut dengan mencantumkan kata tentang. Sekaligus menjelaskan maksud surat.

7. Isi surat, ditulis dengan mengacu pada bentuk lurus (rata kanan kiri) dan ditulis dengan jenis huruf Arial Narrow 12, spasi satu.

8. Tidak mencantumkan jumlah satuan lampiran dalam surat.

9. Tidak mencantumkan salam pembuka dan penutup.

10. Tanggal surat diletakan di bagian akhir isi surat, sebelah kanan, diatas tanda tangan pejabat berwenang di bagian kanan. Dengan mencantumkan tempat dan waktu ditetapkannya surat tersebut.

11. Penandatangan surat khusus di lakukan oleh ketua umum dan sekretaris jenderal/sekretaris umum.

12. kecuali untuk keputusan, instruksi, syahadah, dan penghargaan, maka pen- andatangan surat khusus dapat dilakukan sesuai hirarki struktur sebagaimana pasal 4 angka 13 huruf b dan c.

88 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

13. Contoh bagan surat khusus terdapat dalam lampiran pedoman ini.

Pasal 12

Kode surat khusus berisi nomor urut, kode jenis surat khusus, kode wilayah, tingkat pimpinan, tahun di keluarkan surat.

Pasal 13

Kode jenis surat sebagaimana pasal di atas adalah sebagai berikut.

1. Surat Keputusan

: KEP.

2. Surat Instruksi

: INS.

3. Surat Mandat

: MAN.

4. Surat Keterangan

: KET.

Pasal 14

Contoh kode surat khusus terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan darii pedoman ini.

Pasal 15

Untuk melegaliasi, surat wajib di stempel yang menunjukkan keterangan institusi pembuat surat.

Pasal 16

Untuk efesiensi waktu, surat dapat disampaikan melalui Internet dengan elektron- ik mail dan atau faksimile, akan tetapi surat yang asli harus tetap disampaikan.

BAB III ARSIP SURAT

Pasal 17

Seluruh surat keluar dan surat masuk di catat berdasarkan klasifikasi jenis surat maupun asal surat.

Pasal 18

Klasifikasi sebagaimana pasal 17 di atas adalah sebagai berikut:

1. berdasarkan Jenis Surat, yaitu: surat masuk dan keluar disimpan secara ter- pisah dengan dasar sesuai nomor urut, nomor dikeluarkan atau nomor masuk pada surat yang diterima.

2. berdasarkan Asal Surat, yaitu: surat yang masuk disimpan berdasarkan asal surat yang diterima menurut klasifikasi lembaga yang mengirimkan. Misalnya dengan klasifikasi sebagai berikut :

a. Intern IPM (Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting) Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 89 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 89

c. Pemerintah dan Militer

d. Ormas/OKP, Parpol

3. berdasarkan Pokok isi/hal, yaitu surat disimpan menurut isi pokok surat, dengan diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan isi surat tersebut, seb- agaimana ada pada jenis/macam-macam surat.

Pasal 19

Untuk menghemat ruangan atau tempat penyimpanan arsip, maka perlu ada penyusutan surat yang sudah tidak diperlukan lagi.

Pasal 20

Penyusutan surat di lakukan terhadap:

1. Arsip/warkat yang telah berusia 2 sampai 3 tahun lebih.

2. Warkat yang sudah tidak berguna atau digunakan lagi (non aktif).

Pasal 21

Cara Penyusutan dilakukan dengan cara penjilidan atau pemusnahan arsip (di- bakar) bila tidak digunakan lagi.

BAB IV ADMINISTRASI PERBEKALAN

Pasal 22

Untuk melakukan aktivitas-aktivitas kantor diperlukan administrasi perbekalan yaitu tentang buku administrasi yang menunjang bekal kantor.

Pasal 23

Buku administrasi terdiri dari:

1. Buku tamu yang berfungsi untuk mengisi daftar tamu masuk dan kritik, saran.

2. Buku Agenda Surat yang berfungsi untuk mencatat surat masuk dan keluar.

3. Buku Notulen Sidang yang berfungsi untuk mencatat hasil-hasil rapat/sidang.

4. Buku Presensi Rapat yang berfungsi memuat daftar hadir Pimpinan dalam setiap rapat/sidang.

5. Buku Inventaris yang berfungsi untuk mencatat barang-barang yang menjadi milik organisasi/inventaris.

6. Buku Data Base yang berfungsi utuk memuat data yang diperlukan organisasi seperti;

a. Data pribadi personal pimpinan

b. Data Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting

90 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 90 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

d. Data potensi Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting

e. Lain-lain yang diperlukan

7. Buku Catatan Kegiatan yang berfungsi untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

8. Buku Inventaris yanng berfungsi untuk mencatat barang-barang yang menjadi milik organisasi/inventaris.

Pasal 24

Untuk melakukan aktivitas-aktivitas kantor diperlukan alat-alat perkantoran, antara lain; pc (personal computer), scanner, modem, camera teleconfrence, pesawat telepon, faksimile.

BAB V ADMINISTRASI KEANGGOTAAN

Pasal 25

Administrasi keanggotaan adalah administrasi yang menyangkut segala aspek keanggotaan IPM. Termasuk dalam hal ini adalah pendataan anggota, herregis- trasi dan pemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA).

Pasal 26

Kartu Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat, yang berfungsi sebagai tanda bukti bahwa seseorang secara resmi telah menjadi anggota IPM.

Pasal 27

Prosedur pemilikan/permohonan KTA diatur dengan cara mengajukan permo- honan kepada pimpinan pusat di lengkapi:

1. Blangko permohonan KTA

2. Pas foto berwarna menghadap ke depan (putri wajib berjilbab) dengan ukuran 2x3 sebanyak 2 lembar

3. Biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Surat Pengantar dari Pimpinan yang bersangkutan.

5. Blanko resmi permohonan KTA dikeluarkan oleh PP IPM dan dapat di down- load di www.ipm.or.id atau langsung ke sekretariat PP IPM.

Pasal 28

Buku anggota sementara/ harian digunakan sebagai pencatat anggota yang bersifat sementara sebelum diproses lebih lanjut dalam buku induk tetap kolom yang diperlukan antara lain:

1. Nomor urut

2. Nama

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 91

3. Asal Daerah (PD. IPM yang bersangkutan)

4. Kolom chek list pengajuan kartu baru

5. Kolom chek list pembaharuan kartu

6. Tempat/Tanggal lahir

Buku induk tetap merupakan buku yang berisi data seseorang yang sudah men- jadi anggota tetap. Kolom buku tersebut antara lain :

1. Nomor Urut

2. Nomor Baku Anggota

3. Nama

4. Asal daerah (PD. IPM yang bersangkutan)

5. Tempat Tanggal lahir

Buku mutasi digunakan khusus untuk mencatat anggota yang pindah dari satu daerah ke daerah yang lain diluar wilayah kepemimpinannya. Kolom Yang diper- lukan antar lain:

1. Nomor urut.

2. Nama.

3. Tempat Tanggal lahir.

4. Jabatan terakhir (sebelum mutasi).

5. Masa jabatan/keanggotaan (sebelum mutasi).

6. Kota tujuan mutasi.

7. Alamat dan kontak person setelah mutasi.

8. Keterangan

Pasal 31

Macam - Macam Bentuk Mutasi:

1. Mutasi Domisili: perubahan status domisili pimpinan/anggota dari suatu tem- pat ke tempat yang lain.

2. Mutasi Jabatan: perubahan status jabatan fungsional pada tingkatan pimpinan.

Pasal 32

Prosedur Mutasi:

1. Mutasi Domisili

92 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 92 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

b. Pimpinan Ranting/Cabang/Daerah atau wilayah asal mutasi memberikan surat keterangan mutasi kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pimpinan IPM tujuan mutasi dan diatasnya.

c. Selanjutnya yang besangkutan melaporkan diri kepada pimpinan IPM tujuan mutasi.

2. Mutasi Jabatan Pimpinan yang bersangkutan melaporkan adanya mutasi jabatan ditingkatnya kepada Pimpinan diatasnya.

BAB VI LAPORAN ORGANISASI

Pasal 33

Ketentuan mengenai Laporan organisasi adalah sebagai berikut :

1. Masing-masing tingkat pimpinan wajib melaporkan kegiatan yang dilak- sanakan kepada pimpinan di atasnya secara berkala.

2. Masing-masing bidang wajib melaporkan kegiatan bidang dalam rapat pimpi- nan.

3. Setiap personal yang melakukan kegiatan yang menyangkut organisasi atau tidak, wajib melaporkan kegiatannya pada sidang organisasi.

4. Masing - masing tingkat kepemimpian membuat laporan pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam forum permusyawaratan tertinggi di tiap tingkatan. Laporan tersebut setidaknya terdiri atas;

a. Pendahuluan

b. Kondisi Obyektif

c. Keputusan Permusyawaratan Terdahulu

d. Konsep Dasar Program

e. Pelaksanaan Program

f. Problematika yang Dihadapi

g. Saran

h. Penutup

BAB VII ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 34

Atribut Ikatan Pelajar Muhammaiyah adalah sebagai berikut :

1. Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

2. Stempel/cap organisasi

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 93

3. Papan nama organisasi

4. Kartu tanda anggota

5. Bendera

6. Pin

7. Jaket/jas

8. Batik Nasional dan Batik Daerah

Pasal 35

Lambang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki ciri;

1. Bentuk segi lima perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena.

2. Ukuran satu berbanding dua.

3. Warna kuning berarti keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian.

4. Isi : ada lima jalur penurun. Tiga besar dan dua jalur kecil, jalur tengah, runc- ing di bawah berwarna kuning; lebar seperempat lebar perisai lambang dan diapit dua jalur kecil berwarna merah dengan lebar seperduapuluh (1/20) lebar perisai, dan dua jalur besar berwarna merah dengan lebar 1⁄4 lebar perisai.

5. Gambar matahari bersinar ( berjumlah 12 sinar ) yang terletak ditengah (se- dikit agak keatas) perisai, merupakan lambang Muhammadiyah. Gambar ma- tahari yang berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga Muhammadiyah. Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti Al-Qur’an yang suci (putih). Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman. Di bawah bulatan matahari terdapat tulisan ayat Al-quran, surat Al Qalam ayat 1 yang berbunyi “Nun walqalami wamaa yasthuruun” (dalam tulisan arab). Artinya: Demi pena apa yang dituliskannya.

6. Tulisan Al-Quran tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai pelopor, pelangsung dan penyem- purna amal usaha Muhammadiyah.

Pasal 36

Stempel /Cap IPM mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :

1. Bentuk : oval, tegak lurus vertikal

2. Tinta : berwarna biru

3. Ukuran : garis tengah, tinggi ( panjang) 4,7 cm dan lebar 3,2 cm

4. Tulisan : di tengah - tengah lingkaran dalam tertera lambang IPM dan diatasnya terdapat kode wilayah bersangkutan. Lingkaran luar bagian atas tertulis “Ikatan Pelajar Muhammadiyah”. Lingkaran luar bagian bawah

94 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 94 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pasal 37

Pimpinan dapat menggunkan papan nama, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bentuk; empat persegi panjang, dengan perbandingan 4:3

2. Ukuran maksimum;

a. Tingkat Pusat/Nasional

: 200 cm : 150 cm

b. Tingkat Wilayah/Propinsi

: 180 cm : 135 cm

c. Tingkat Daerah/Kota/Kabupaten

: 160 cm : 120 cm

d. Tingkat Cabang/Kacamatan

: 140 cm : 105 cm

e. Tingkat Ranting/Kelompok

: 120 cm : 90 cm

3. Isi;

a. Lambang organisasi

b. Nama organisasi disertai tingkat dan ruang lingkup

c. Alamat lengkap organisasi

4. Warna; Warna dasar kuning telur, tulisan berwarna merah.

Pasal 38

Ketentuan mengenai kartu anggota adalah sebagai berikut :

1. Bentuk

: empat persegi panjang

2. Ukuran

: panjang 8.5 cm dan lebar 5.5 cm

3. Warna

: dasar kuning muda, dengan tulisan warna hitam

4. Isi

a. Muka Depan : - Di pojok kiri atas; lambang IPM - Sebelah atas; tertera maksud dan tujuan IPM - Di sebelah bawah kanan ditempel pas foto ukuran 2 x 3 cm - Di sebelah bawah kiri mencantumkan masa berlaku.

b. Belakang - Data pribadi anggota bersangkutan: nomor baku anggota, nama, tem- pat dan tanggal lahir, pendidikan dan alamat. - Di bawah bagian tengah mencantumkan Pimpinan Pusat Ikatan Pela- jar Muhammadiyah, Ketua Umum dan Sekretris Jenderal.

c. Di kedua muka (depan dan belakang) KTA; ada tulisan Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara transparan (bayang-bayang).

Pasal 39

Ketentuan mengenai bendera adalah sebagai berikut :

: empat persegi panjang Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

1. Bentuk

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 95

2. Ukuran

: 120 cm x 90 cm, Lambang : 25 cm x 40 cm

3. Warna

: warna dasar kuning, tulisan merah dan lambang

sesuai dengan ketentuan.

4. Jarak tulisan : dari tepi kanan dan kiri

: 10 cm

dari tepi atas bawah

: 5 cm

dari lambang

: 5 cm

5. Isi

a. Lambang yang terletak di tengah-tengah

b. Tulisan “IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH” Di atas lambang

Pasal 40

1. Emblim (lencana) adalah lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan bentuk yang telah disahkan. Adapun ukuran lencana tersebut: garis tengah; tinggi 3,5 cm, lebar 2,5 cm dan dibuat dari besi/logam

2. Bentuk Emblim, di tengah-tengahnya lambang IPM, dilingkari tulisan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, atau keluarga besar Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan pinggirnya diberi garis berwarna hitam.

3. Bagde adalah lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang berbentuk empat persegi panjang dan terbuat dari kain. Ukuran kain; tinggi 12 cm dan lebar 8 cm dengan warna dasar kuning. Di tengah-tengah tertera gambar lambang IPM dengan ukuran tinggi 10 cm dan lbar 5,5 cm. Warna lambang sesuai dengan petunjuk.

Pasal 41

Ketentuan mengenai jas IPM adalah sebagai berikut :

1. Pengertian : adalah jas khas IPM yang berlaku bagi seluruh anggota dan pimpinan IPM.

2. Warna jas : kuning (seperti warna kuning pada bendera IPM)

3. Model

: berbentuk jas dengan

a. Kerah

: terbuka

b. Bagian bawah

: setengah lingkaran

c. Bentuk saku

: luar tanpa tutup di bawah, kanan kiri.

d. Bentuk belakang

: tengah terbelah bawah.

4. Jenis kain

: bahan celana

5. Bentuk Bagde

: bentuk lingkaran dengan bordir

6. Setelan bawah

: warna gelap

7. Pemakaian

: pada waktu acara resmi.

Pasal 42

1. Pimpinan Pusat mengeluarkan batik untuk IPMawan dan IPMawati yang ber- laku secara nasional dengan bentuk, corak, motif dan warna yang ditentukan

96 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 96 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

2. Batik dapat dipakai pada kegiatan IPM baik formal maupun semi formal dan atau menghadirii undangan – undangan dari organisasi lain seperti diskusi, perjamuan dsb.

BAB VIII ADMINISTRASI KEUANGAN

Pasal 43

Pedoman tentang administrasi keuangan dibuat dan disusun secara khusus dan tersendiri dalam Pedoman Adminsitrasi keuangan yang dibuat oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

BAB IX PENUTUP Pasal 44

1. Hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditentukan kemudian oleh Pimpinan Pusat.

2. Pedoman ini berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 97

Surat Umum Lampiran: Sebagaimana Pasal 4 angka 17

98 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Lampiran sebagaimana pasal 10 Contoh Kode Surat Masuk : A.1-IX/PR IPM 047/2009

Keterangan

:A

: Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi.

1 : Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan Muhammadiyah

IX : Kode indeks wilayah DKI Jakarta. PR IPM : Kode Pimpinan Ranting yag mengeluar-

kan surat

: Nomor urut surat dalam satuan tahunan.

: Tahun pembuatan. Kalau kode di atas jika di cermati akan terklasifikasikan atas tiga bagian, yang

masing-masing bagian di pisahkan dengan garis miring, dengan keterangan sebagai berikut: - Bagian pertama : memuat tetang kepentingan surat di suatu wilayah. - Bagian kedua : memuat no urut di pimpinan. - Bagian ketiga : tahun pembuatan surat.

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 99

Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13

100 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 101

Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13

102 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 103

Lampiran sebagaimana pasal 11 angka 13

104 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Lampiran sebagaimana pasal 14

Contoh Kode Surat Keputusan 25/SK/PP IPM-340/2009

25 Nomor surat keluar

SK

Kode surat khusus

Keterangan

PP IPM

Kode Pimpinan Pusat yang mengeluarkan surat

Nomor urut surat dalam satuan tahunan.

Tahun pembuatan.

Contoh Kode Surat Keterangan 001/KET/A.1-XII/PW IPM-295/2009

Nomor surat keluar

KET

Kode surat khusus A Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan

1 Muhammadiyah Keterangan

XII

Kode Indeks Wilayah DIY kode Pimpinan Wilayah yang mengeluarkan

PW IPM surat

Nomor urut surat dalam satuan tahunan

Tahun pembuatan

Contoh Kode

006/MAN/A.1-XI/PD IPM-279/2009

Surat Mandat

Nomor surat keluar

MAN

Kode surat khusus A Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM dan

1 Muhammadiyah

Keterangan

XI Kode indeks wilayah jawa tengah Kode Pimpinan Wilayah yang mengeluarkan

PW IPM surat

Nomor urut surat dalam satuan tahunan

Tahun pembuatan Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 105

Contoh Kode 005/INS/A.1/PP IPM-278/2009 Surat Instruksi

Nomor surat keluar

INS

Kode surat khusus

A Kode klasfikasi untuk urusan Organisasi Kode klasifikasi tujuan untuk intern IPM

1 Keterangan

dan Muhammadiyah PP IPM Kode Pimpinan Pusat yang mengeluarkan

surat

Nomor urut surat dalam satuan tahunan

Tahun pembuatan

106 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

PEDOMAN PEMBENTUKAN, PELEBURAN DAN PEMEKARAN ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 107

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Pengertian

1. Yang dimaksud Pedoman Pembentukan, Peleburan, dan Pemekaran Or- ganisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang selanjutnya disebut P4O IPM adalah seperangkat aturan umum mengenai ketentuan, proses, dan tata cara pembentukan, peleburan dan pemekaran wilayah, daerah, cabang dan rant- ing Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

2. Yang dimaksud dengan pembentukan organisasi dalam P4O IPM ini adalah pemberian status sebagai wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM yang baru dibentuk.

3. Yang dimaksud dengan peleburan organisasi dalam P4O IPM ini adalah pe- nyatuan wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM kepada wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM lainnya.

4. Yang dimaksud dengan pemekaran organisasi dalam P4O IPM ini adalah pemecahan wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM menjadi lebih dari satu wilayah, daerah, cabang dan ranting IPM

5. Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah atau ma- drasah atau pondok pesantren atau desa/kelurahan atau masjid atau panti asuhan atau

6. Cabang adalah kesatuan ranting-ranting di tingkat Kecamatan atau sekurang- kurangnya tiga ranting.

7. Daerah adalah kesatuan cabang-cabang di tingkat Kabupaten/Kota atau sekurang-kurangnya tiga cabang.

8. Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah di tingkat Provinsi atau sekurang- kurangnya tiga daerah.

9. Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam negara.

Pasal 2 Landasan

Kaidah Umum P4O IPM disusun berdasarkan:

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

2. Tanfidz Muktamar XVI Ikatan Remaja Muhammadiyah.

Pasal 3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan ditetapkannya Kaidah Umum P4O IPM ini adalah : Maksud Terciptanya suasana atau keadaan infra struktur yang kondusif dan kualitas

108 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 108 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

a. Terbentuknya struktur organisasi IPM yang mandiri dalam melaksanakan kewenangan dan program kerja di tingkatan masing-masing.

b. Terbentuknya struktur Pimpinan IPM yang memiliki legitimasi dan refre- sentatif dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan.

c. Terciptanya sumber daya kader pimpinan di semua tingkatan yang memi- liki militansi dan kecakapan sebagai Pimpinan IPM.

BAB II PEMBENTUKAN ORGANISASI IPM

Pasal 4 Pembentukan Ranting

1. Ranting didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Ranting Mu- hammadiyah atau kepala sekolah kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembus- kan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.

3. Pendirian Ranting bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Ranting Muhammadi- yah/ kepala sekolah dan atau Pimpinan Cabang IPM.

4. Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

c. Memiliki sekolah atau masjid/mushalla sebagai pusat kegiatan

5. Prosedur pembentukan ranting sebagai berikut :

a. Inisiator pembentukan ranting melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan ranting,

b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah/ kepala sekolah dan Pimpinan Cabang IPM dan kader/anggota IPM pada ranting yang bersangkutan

c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Ranting dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara musyawarah ranting.

d. Musyawarah Ranting diselenggarakan atas undangan komisi/panitia pe- nyelenggara musyawarah ranting dengan Pimpinan Cabang IPM sebagai penanggung jawabnya.

e. Penyelenggaraan Musyawarah Ranting dengan agenda pokok : pemben- tukan ranting, program kerja Pimpinan Ranting, pemilihan pimpinan dan

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 109 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 109

f. Pimpinan Daerah IPM berdasarkan Surat Pemohonan Pimpinan Cabang serta hasil Musyawarah Ranting dan Rekomendasi Pimpinan Ranting Muhammadiyah/kepala sekolah mengesahkan pendirian ranting

Pasal 5 Pembentukan Cabang

1. Cabang didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah, dan atau musyawarah cabang kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditem- buskan kepada Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat.

3. Pendirian Cabang bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Cabang Muham- madiyah dan atau pimpinan daerah IPM dan atau pimpinan ranting IPM yang berada dalam Cabang tersebut

4. Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin tingkat Cabang sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam

d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Cabang

5. Prosedur pembentukan cabang sebagai berikut :

a. Inisiator pembentukan cabang melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan cabang.

b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan atau Pimpinan Daerah IPM dan atau Pimpi- nan Ranting IPM yang berada dalam Cabang tersebut.

c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Cabang dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Cabang.

d. Musyawarah Cabang diselenggarakan atas undangan komisi/panitia pe- nyelenggara Musyawarah Cabang dengan Pimpinan Daerah IPM sebagai penanggung jawabnya.

e. Musyawarah Cabang dengan agenda pokok : pembentukan Cabang, pro- gram kerja Pimpinan Cabang, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting.

f. Pimpinan Wilayah berdasarkan Surat Permohan Pimpinan Daerah serta hasil Musyawarah Cabang dan Rekomendasi Pimpinan Cabang Muham- madiyah mengesahkan pendirian cabang.

110 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pasal 6 Pembentukan Daerah

1. Daerah didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan atau Musyawarah Daerah kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada Pimpinan Pusat IPM dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat.

3. Pendirian Daerah bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Daerah Muhammadi- yah dan atau Pimpinan Wilayah IPM dan atau Pimpinan Cabang IPM yang berada dalam daerah tersebut.

4. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam

d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Daerah

5. Prosedur pembentukan daerah sebagai berikut :

a. Inisiator pembentukan daerah melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan daerah.

b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan atau pimpinan wilayah IPM dan atau pimpi- nan cabang IPM yang berada dalam Daerah tersebut

c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah daerah dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara musyawarah daerah

d. Musyawarah Daerah diselenggarakan atas undangan komisi/panitia pe- nyelenggara Musyawarah Daerah dengan Pimpinan Wilayah IPM sebagai penanggung jawabnya.

e. Musyawarah Daerah dengan agenda pokok : pembentukan daerah, pro- gram kerja Pimpinan Daerah, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting.

f. Pimpinan Pusat IPM berdasarkan Surat Permohonan Pimpinan Wilayah IPM serta hasil Musyawarah Daerah dan Rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah mengesahkan pendirian daerah.

Pasal 7 Pembentukan Wilayah

1. Wilayah didirikan dan atau dibentuk atas rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Musyawarah Wilayah kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembus- Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 111 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 111

3. Pendirian wilayah bisa dilakukan atas inisiatif Pimpinan Wilayah Muham- madiyah dan atau Pimpinan Pusat IPM dan atau Pimpinan Daerah IPM yang berada dalam wilayah tersebut.

4. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan

c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam

d. Pelatihan kader pimpinan tingkat Wilayah

5. Prosedur pembentukan Wilayah sebagai berikut :

a. Inisiator pembentukan wilayah melakukan konsolidasi dan sosialisasi pembentukan wilayah.

b. Konsolidasi dan sosialisasi dalam point a. di atas melibatkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan atau Pimpinan Pusat IPM dan atau Pimpi- nan Daerah IPM yang berada dalam wilayah tersebut.

c. Persiapan penyelenggaraan Musyawarah Wilayah dengan membentuk komisi/panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah.

d. Musyawarah Wilayah diselenggarakan atas undangan komisi/panitia pe- nyelenggara Musyawarah Wilayah dengan Pimpinan Pusat IPM sebagai penanggung jawabnya.

e. Musyawarah Wilayah dengan agenda pokok : pembentukan wilayah, pro- gram kerja Pimpinan Wilayah, pemilihan pimpinan dan agenda lain yang dianggap penting

f. Pimpinan Pusat berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah dan Rekomen- dasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengesahkan pendirian wilayah.

BAB III PELEBURAN ORGANISASI IPM

Pasal 8 Peleburan Ranting

1. Usul peleburan ranting IPM disampaikan oleh Pimpinan Ranting IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang IPM dengan persetujuan permusy- awaratan ranting (musyran) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Ke- pala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.

3. Prosedur peleburan ranting adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Ranting IPM membahas usulan peleburan ranting dalam Musyran. 112 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

c. Pimpinan Cabang IPM meminta pertimbangan Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang ranting IPM-nya akan melebur ataupun yang ranting IPM-nya akan menerima peleburan.

d. Pimpinan Cabang IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Ranting yang akan menerima peleburan tentang penerimaan ranting yang akan melebur kepada rantingnya.

e. Pimpinan Ranting yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan ranting yang akan melebur kepada rantingnya.

f. Pimpinan Daerah IPM mengesahkan peleburan ranting

4. Pimpinan cabang IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari pimpinan cabang Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu ranting kepada ranting lainnya

Pasal 9 Peleburan Cabang

1. Usul peleburan cabang IPM disampaikan oleh Pimpinan Cabang IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Daerah IPM dengan persetujuan permusy- awaratan cabang (musycab) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Mu- hammadiyah setempat.

3. Prosedur peleburan cabang adalah sebagai berikut:

a. Pimpinan Cabang IPM membahas usulan peleburan cabang dalam Musy- cab.

b. Berdasarkan persetujuan dari Musycab, Pimpinan Cabang IPM menyam- paikan usulan peleburan kepada Pimpinan Daerah.

c. Pimpinan daerah IPM meminta pertimbangan Pimpinan Cabang Muham- madiyah yang cabang IPM-nya akan melebur ataupun yang cabang IPM- nya akan menerima peleburan.

d. Pimpinan Daerah IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Cabang yang akan menerima peleburan tentang penerimaan cabang yang akan melebur kepada cabangnya.

e. Pimpinan Cabang yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan cabang yang akan melebur kepada cabangnya.

f. Pimpinan Wilayah IPM mengesahkan peleburan cabang.

4. Pimpinan Daerah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu cabang kepada cabang lainnya.

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 113

Pasal 10 Peleburan Daerah

1. Usul peleburan daerah IPM disampaikan oleh Pimpinan Daerah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusy- awaratan daerah (musyda) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah IPM, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah se- tempat.

3. Prosedur peleburan daerah adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Daerah IPM membahas usulan peleburan daerah dalam Musyda.

b. Berdasarkan persetujuan dari Musyda, Pimpinan Daerah IPM menyam- paikan usulan peleburan kepada Pimpinan Wilayah.

c. Pimpinan Wilayah IPM meminta pertimbangan Pimpinan Daerah Muham- madiyah yang daerah IPM-nya akan melebur ataupun yang daerah IPM- nya akan menerima peleburan.

d. Pimpinan Wilayah IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Daerah yang akan menerima peleburan tentang penerimaan daerah yang akan melebur kepada daerahnya.

e. Pimpinan Daerah yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan daerah yang akan melebur kepada daerahnya.

f. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan peleburan daerah.

4. Pimpinan Wilayah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu daerah kepada daerah lainnya.

Pasal 11 Peleburan Wilayah

1. Usul peleburan wilayah IPM disampaikan oleh Pimpinan Wilayah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusy- awaratan wilayah (musywil) yang akan melebur kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat.

3. Prosedur peleburan wilayah adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Wilayah IPM membahas usulan peleburan daerah dalam Musywil

b. Berdasarkan persetujuan dari Musywil, Pimpinan Wilayah IPM menyam- paikan usulan peleburan kepada Pimpinan Pusat IPM.

c. Pimpinan Pusat IPM meminta pertimbangan Pimpinan Wilayah Muham- madiyah yang wilayah IPM-nya akan melebur ataupun yang wilayah IPM-

114 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 114 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

d. Pimpinan Pusat IPM meminta tanggapan kepada Pimpinan Wilayah yang akan menerima peleburan tentang penerimaan wilayah yang akan me- lebur kepada wilayahnya.

e. Pimpinan Wilayah yang akan menerima peleburan membuat keputusan mengenai penerimaan wilayah yang akan melebur kepada wilayahnya.

f. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan peleburan wilayah

4. Pimpinan Pusat IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat menyarankan peleburan satu wilayah kepada wilayah lainnya.

BAB IV PEMEKARAN ORGANISASI IPM

Pasal 12 Pemekaran Ranting

1. Usul pemekaran ranting IPM disampaikan oleh Pimpinan Ranting IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Cabang IPM dengan persetujuan permusy- awaratan ranting (musyran) kemudian disahkan oleh Pimpinan Daerah IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Ke- pala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.

3. Prosedur pemekaran ranting adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Ranting IPM membahas usulan pemekaran ranting dalam Musyran.

b. Berdasarkan persetujuan dari Musyran, Pimpinan Ranting IPM menyam- paikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Cabang.

c. Pimpinan Cabang IPM meminta rekomendasi Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah.

d. Pimpinan Daerah IPM mengesahkan pemekaran ranting berdasarkan hasil musyawarah ranting dan rekomendasi Kepala Sekolah dan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah

4. Pimpinan Cabang IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu ranting.

Pasal 13 Pemekaran Cabang

1. Usul pemekaran cabang IPM disampaikan oleh Pimpinan Cabang IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Daerah IPM dengan persetujuan permusy- awaratan cabang (musycab) kemudian disahkan oleh Pimpinan Wilayah IPM

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 115 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 115

2. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan ke- pada Pimpinan Pusat IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat.

3. Prosedur pemekaran cabang adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang IPM membahas usulan pemekaran cabang dalam Musycab

b. Berdasarkan persetujuan dari Musycab, Pimpinan Cabang IPM menyam- paikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Daerah.

c. Pimpinan Daerah IPM meminta rekomendasi Pimpinan Cabang Muham- madiyah.

d. Pimpinan Wilayah IPM mengesahkan pemekaran cabang berdasarkan hasil Musyawarah Cabang dan Rekomendasi Pimpinan Cabang Muham- madiyah serta surat Permohonan Pimpinan Daerah IPM.

4. Pimpinan Daerah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu cabang.

Pasal 14 Pemekaran Daerah

1. Usul pemekaran daerah IPM disampaikan oleh Pimpinan Daerah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Wilayah IPM dengan persetujuan permusy- awaratan daerah (musyda) kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah IPM serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah se- tempat

3. Prosedur pemekaran daerah adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Daerah IPM membahas usulan pemekaran daerah dalam Musyda

b. Berdasarkan persetujuan dari Musyda, Pimpinan Daerah IPM menyam- paikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Wilayah.

c. Pimpinan Wilayah IPM meminta rekomendasi Pimpinan Daerah Muham- madiyah.

d. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan pemekaran wilayah berdasarkan hasil Musyawarah daerah dan Rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadi- yah serta Surat Permohonan dari Pimpinan Wilayah

4. Pimpinan Wilayah IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu daerah.

Pasal 15 Pemekaran Wilayah

116 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

1. Usul pemekaran wilayah IPM disampaikan oleh Pimpinan Wilayah IPM yang bersangkutan kepada Pimpinan Pusat IPM dengan persetujuan permusy- awaratan wilayah (musywil) kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat IPM dengan Surat Keputusan.

2. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. di atas disampaikan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat.

3. Prosedur pemekaran daerah adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Wilayah IPM membahas usulan pemekaran wilayah dalam Musywil.

b. Berdasarkan persetujuan dari Musywil, Pimpinan Wilayah IPM menyam- paikan usulan pemekaran kepada Pimpinan Pusat.

c. Pimpinan Pusat IPM meminta rekomendasi Pimpinan Wilayah Muham- madiyah.

d. Pimpinan Pusat IPM mengesahkan pemekaran wilayah berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah dan Rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

4. Pimpinan Pusat IPM atas inisiatif sendiri dan atau masukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat menyarankan pemekaran satu wilayah.

BAB V Ketentuan Penutup

Pasal 16

Hal- hal yang belum diatur dalam Pedoman Pembentukan, Peleburan dan Peme- karan wilayah, daearah, cabang dan ranting ini dapat diatur berdasarkan kes- epakatan antara unsur terkait bersama dengan pimpinan di atasnya sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan ART IPM.

Pasal 17

Pedoman ini berlaku setelah diputuskan dalam permusyawaratan tingkat nasi- onal yang selanjutnya disahkan oleh PP IPM dengan Surat Keputusan serta di tanfidzkan oleh Pimpinan Pusat.

Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 117

KATA PENGANTAR PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita haturkan kepada zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Alloh SWT. Berkat rahmatNya lah, Buku Pan- duan Pengelolaan Ranting (BPPR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah akhirnya bisa diterbitkan. Buku ini adalah penyempurnaan dari buku panduan yang pada peri- ode sebelumnya sudah diterbitkan dalam jumlah terbatas.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai salah satu ortom Muham- madiyah, mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendidik dan mencetak kader persyarikatan. Dari Pimpinan Ranting lah, proses pengkaderan dalam tubuh IPM dimulai. Akan tetapi, sungguh miris memang. Melihat kenyataan beberapa Pimpinan Ranting IPM di SMP/Mts, SMA/SMK/MA Muhammadiyah se- Indonesia. Beberapa belum bisa menjalankan fungsi ke-organisasiannya secara optimal. Bahkan, di beberapa sekolah, belum terbentuk Pimpinan Ranting. Ka- laupun sudah terbentuk, sering terjadi ketidakselarasan antara Pimpinan Ranting IPM, Pembina IPM, dan pihak sekolah.

Buku ini mencoba mengurai apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang harus dilakukan oleh Pimpinan Ranting IPM. Tidak hanya itu, buku ini bisa men- jadi pegangan Pimpinan Ranting IPM, Pembina Pimpinan Ranting IPM, dan pihak sekolah dalam menyelaraskan gerak IPM di sekolah. Sedangkan untuk Pimpinan Ranting non Sekolah Muhammadiyah, buku ini juga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan ranting dengan penyesuaian terhadap kondisi dan kebutuhan rant- ing yang dikoordinasikan kepada Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IPM dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat.

Akhirnya, semoga buku panduan ini bisa memberikan manfaat bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Pimpinan Ranting IPM. Sehingga harapan dan cita-cita IPM untuk menguatkan basis ikatan dapat terwujud. Tak lupa, kami mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam buku ini, serta ucapan terimaka- sih kepada semua pihak yang telah membantu menyempurnakan panduan rant- ing ini. Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan dakwah kita. Amin.

Nun Wal Qalami Wa Maa Yasthurun

Yogyakarta, 23 Desember 2009 Ketua Bidang Perkaderan PP IPM

Ariati Dina Puspitasari

118 Berita Resmi Pelajar Muhammadiyah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah