SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )

SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )
Pada motor bensin,
campuran udara dan bahan
bakar yang dikompresikan
didalam silinder harus
dibakar untuk menghasilkan
tenaga
Sistim pengapian berfungsi
untuk membakar campuran
udara dan bensin didalam
ruang bakar pada akhir
langkah kompresi.
Sistim pengapian yang
digunakan adalah
pengapian listrik, dimana
untuk mengahsilkan
percikan api digunakan
tenaga listrik sebagai
pemercik api

KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik

Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik

Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil

IGNITION COIL / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt
menjadi ( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada
ignition coil terdapat 2 kumparan
• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )

• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )

IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR :
Untuk mengurangi penurunan tegangan pada
Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer
ADA 2 TYPE RESISTOR :
1. External resistor
2. Internal resistor

IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE

IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE


RESISTOR

Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu
lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.

RESISTOR
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil

OPENED MAGNETIC PATH COIL
Ada 2 cara untuk menaikkan
tegangan pada gulungan
sekunder
1. Dengan menambah jumlah
gulungan, akibatnya koil menjadi

lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi cepat
panas.

CLOSED MAGNETIC PATH COIL

Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat
meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah
gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya
menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi

CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU

Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )

B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.

DIODE

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang
mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi

DISTRIBUTOR

KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Fungsi :
Untuk memutuskan
dan menghubungkan

arus yang mengalir ke
kumparan pimer, agar
terjadi tegangan
induksi pada
kumparan sekunder.

KONTAK PEMUTUS

KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )
Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B )
sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

SUDUT PENGAPIAN

SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka
(C)

Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
• Celah platina kecil
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

CONDENSER

FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi

CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :

Mencegah terjadinya
loncatan bunga api listrik
pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi

KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di
identifikasi dengan warna
kabelnya
Hijau
0,18 Micro Farad
Kuning
0,22 Micro Farad
Biru
0,25 Micro Farad
Putih
0,27 Micro Farad

PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER

Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin

PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada
putaran tinggi. Maka fly weight
akan mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight
mengembang akan mendorong
cam plate untuk bergeser
beberapa derajat mendahului as
distributor. Akibatnya Camlobe
akan terbawa bergeser dan
menyebabkan timing pembukaan

platina menjadi maju

PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan besarnya beban mesin

Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban rendah atau menengah,
kecepatan pembakaran rendah karena
campuran udara dan bahan bakar kurus.
Akibatnya pembakaran campuran udara
dan bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum
didapat pada 10o sesudah TMA maka
timing pengapian harus dimajukan

PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER


PEMAJU SAAT PENGAPIAN
DOUBLE VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan
stasioner ( idling )
Catatan :
Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum
secondary ( sub ) harus kita lepaskan.

BUSI / SPRAK PLUG
Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas

SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi,
Menghasilkan electromagnetis. Dan
dapat menyebabkan gangguan pada
peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada
elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik

Resistor

Center
Electrode

Center
Electrode
Ground
Electrode

C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode
massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik

BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI

Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )

Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas

BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi
karter ( blow by gass )

Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin

SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian adalah saat
busi mengeluarkan bunga
api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )

GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN

1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran

SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Kekurangan pada sistim
pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
• Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
• Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga
api

SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )

KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar

KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan
untuk mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi

CARA KERJA SIGNAL GENERATOR

Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah
positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )

KESIMPULAN GERAKAN ROTOR

IGNITER

Igniter terdiri dari 3 bagian utama :
• Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
• Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
• Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan

PRINSIP KERJA RANGKAIAN

KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2
sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir

PRIPSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) :
Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil
dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan
pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi
“ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.

PRINSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) :
Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan
ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q”
turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus
dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.