KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PG (1)

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PGSD STKIP CITRA BAKTI
PADA MATERI GEOMETRI RUANG SISI DATAR
Natalia Rosalina Rawa1, Akbar Sutawidjaja2, Melkior Wewe3
1,2

Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti
rawarah@gmail.com
Abstrak

Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu standar pengajaran
matematika yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru matematika di sekolah
dasar.Masalah utama yang diteliti adalah rendahnya kemampuan koneksi matematis
mahasiswa dalam menyelesaikan soal terkait geometri ruang sisi datar. Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifkasi klasifikasi bentuk kemampuan koneksi matematis yang dimiliki
mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri ruang sisi datar. Subjek dalam penelitian ini

sebanyak 40 orang yang diambil secara acak dari keseluruhan mahasiswa pendidikan guru
sekolah dasar STKIP Citra Bakti Ngada. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif.Sumber data diperoleh dari hasil tes kemampuan koneksi
matematis. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis
mahasiswa pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong
sedang (72,5%), pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang
lain tergolong sangat rendah (57,5%), dan pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam
konteks kehidupan sehari-hari tergolong sangat rendah (41,88%). Kemampuan koneksi
matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti secara keseluruhan tergolong sangat rendah
(57,3%).
Kata kunci: Kemampuan Koneksi Matematis, Geometri Ruang Sisi Datar
Abstract
The ability of mathematical connections is a content standard for teaching math that
should be owned by students who will be a teacher in elementary school. The main problem
researched are the low ability of student’s mathematical connections in resolving the matter
of flat-sided geometry of space. The purpose of this research to identify classifications the
ability mathematical connectionthat should be owned by mathematics students in resolving
the matter of flat-sided geometry of space. The research subject was 40 people taken at
random of the whole students of the elementary teacher education program at STKIP Citra
Bakti Ngada.This research using descriptive with a quatitative approach. Data sources

obtained from the results of tests the ability of mathematical connections. Results of the
analysis of the data show that the ability of student’s mathematical connection of the aspects
mathematical connection ideas in a same topic is middle (72,5%),the aspects of
mathematical connection ideas in one topic on the another topic is very low (57,5%), and the
aspects of mathematical connection ideas in the context of real life is very low (41,88%). The
students ability of mathematical connections of the elementary teacher education program at
STKIP Citra Bakti in overall are very low.
Keywords: The Ability Of Mathematical Connections, The Flat-sided Geometry Of Space

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 66

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia berperan penting
dalam menghasilkan guru yang profesional. Untuk menghasilkan guru yang profesional, ada
sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar proses pendidikan mahasiswa calon guru
berjalan dengan baik, sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. UU Nomor 14 Tahun

2005 menjelaskan bahwa guru harus memenuhi empat kompetensi untuk memenuhi syarat
sebagai guru profesional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Semua kompetensi tersebut diperoleh melalui
pendidikan formal serta upaya individual untuk terus belajar dan berlatih.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran dalam pendidikan formal yang
diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika merupakan
cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara matematis (Soedjadi, 2000). Dalam
kurikulum matematika, ide-ide matematis saling terkait dan memgeometri satu sama lain
sehingga pemahaman dan pengetahuan siswa mendalam serta kemampuan siswa untuk
menerapkan matematika berkembang (NCTM, 2000). Pada hakikatnya matematika adalah
ilmu yang terorganisir secara matematis dan memiliki keterkaitan antara ide-ide
matematisnya.Keterkaitan antara ide-ide matematis lebih dikenal dengan istilah “koneksi
matematis”.
Koneksi matematis adalah hubungan antara aktivitas dengan konsep-konsep lain
(Wright, dkk dalam Jaijan dan Loipha, 2012). Menurut Lapan (2002: 6), koneksi matematis
adalah interelasi antara situasi, masalah, dan ide-ide matematis dan menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh dalam menyelesaikan masalah yang satu dengan
masalah lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa koneksi matematis merupakan
keterkaitan antara situasi, masalah, dan ide-ide matematis, dimana ide-ide matematis yang
telah diketahui dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang satu dengan masalah

lainnya di dalam kehidupan sehari-hari
Standar koneksi matematis yang dikemukakan oleh NCTM (2000) menyatakan
bahwa program pembelajaran matematika harus dapat memungkinkan siswa mampu untuk:
(1) mengenal dan menggunakan koneksi antar ide-ide matematis, (2) memahami bagaimana
ide-ide matematis saling berhubungan dan memgeometri satu sama lain untuk menghasilkan
suatu kesatuan yang koheren. (3) mengenal dan mengaplikasikan matematika pada konteks
yang lain. Menurut Mousley (2004), ada tiga jenis koneksi matematis yaitu (1) koneksi antara
pengetahuan matematika baru dengan pengetahuan matematika yang sudah ada
sebelumnya; (2) koneksi antar konsep-konsep matematika, dan (3) koneksi antara
matematika dengan kehidupan sehari-hari.Aspek koneksi matematis dalam penelitian ini
antara lain, (1) hubungan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama, (2) hubungan ide
ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain, dan (3) hubungan ide-ide matematis
dalam konteks kehidupan sehari.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 67

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Berdasarkan tiga aspek koneksi matematis,


indikator koneksi matematis yang

dikembangkan penulis antara lain, (1) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis dalam
satu topik yang sama, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis dalam satu topik yang
sama, (3) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada topik yang dipelajari dengan
topik yang telah diperoleh sebelumnya, (4) menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada
topik yang dipelajari dengan topik yang telah diperoleh sebelumnya, (5) mengidentifikasi
hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari, (6) menjelaskan hubungan
ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kemampuan koneksi matematis adalah ketercapaian mahasiswa terhadap keenam
indikator tersebut.
Geometri ruang merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata kuliah
Konsep Dasar Matematika yang diberikan pada program strata-1 (S1) Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD).Kompetensi yang ditargetkan untuk dicapai setelah menempuh
materi geometri ruang adalah mahasiswa dapat memahami sifat geometri ruang,
menghitung luas dan volume geometri ruang dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah, serta menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah.
Materi geometri ruang memiliki hubungan ide-ide matematis dalam topik yang sama, topik
yang satu dengan topik yang lain serta dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, materi geometri ruang sangat penting untuk dikuasai mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematisnya.
Mahasiswa calon guru yang mengajarkan matematika hendaknya memiliki
kemampuan koneksi matematis yang baik. Hal ini sesuai dengan salah satupedoman
kurikulum yang direkomendasikan oleh Committee on the Undergraduate Program in
Mathematics (CUPM) 2015 yang menyatakan bahwa mahasiswa harus belajar untuk
menghubungkan aplikasi dan teori (Siegel, 2015). Tanpa koneksi matematis maka
mahasiswa harus belajar dan mengingat terlalu banyak konsep dan prosedur matematika
yang saling terpisah (NCTM, 2000: 274). Apabila mahasiswa mampu mengkaitkan ide-ide
matematis maka pemahaman matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama
karena mereka mampu melihat keterkaitan antar ide-ide matematis, dengan konteks antar
topik matematis, dan dengan pengalaman hidup sehari-hari (NCTM, 2000: 64)
Berdasarkan pengalaman penulis dalam observasi yang dilakukan terhadapaktiviats
perkuliahan pada mata kuliah Konsep. Dasar Matematika di STKIP Citra Bakti Ngada,
terlihat bahwa kemampuan koneksi matematis mahasiswa pada materi geometri ruang
masih kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal terkait geometri ruang. Beberapa masih mengalami kesulitan dalam
mengkaitkanmasalah matematika ke dalam model matematika. Selain itu, kebanyakan
mahasiswa kesulitan mengaitkan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Kesulitan-kesulitan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kemampuan koneksi matematis

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 68

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

mahasiswa berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti akanmenganalisis kemampuan koneksi
matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti Ngada.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan peneltian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Subjek
dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang diambil secara acak dari keseluruhan
mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti Ngada Angkatan 2014. Prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
analisis data.
Tahap persiapan meliputi, (1) kegiatan observasi untuk memperoleh data jumlah
mahasiwa, jadwal penelitian dan mengetahui kemampuan koneksi matematis mahasiswa,
(2) menyusun desain penelitian yang mencakup pendahuluan, kajian teori, metode
penelitian, dan rancangan instrumen penelitian, (3) melakukan validasi isi dan konstruk
instrumen penelitian berupa kisi - kisi soal tes kemampuan koneksi matematis siswa, kunci
jawaban, dan rubrik penskoran kemampuan koneksi matematis siswa, (4) melakukan revisi

desain penelitian berdasarkan hasil validasi isi dan konstruk.
Tahap pelaksanaan meliputi, (1) memberikan tes kemampuan koneksi matematis
siswa pada materi geometri ruang, (2) menganalisis jawaban siswa, (3) mengolah data yang
telah diperoleh dengan uji statistik yang sesuai.
Analisis data, meliputi: (1) mengumpulkan data hasil kualitatif dan kuantitatif, (2)
melakukan analisis data kuantitatiif terhadap hasil tes, (3) mendeskripsikan hasil pengolahan
data terkait kemampuan koneksi matematis, (4) membuat kesimpulan dari data kuantitatif
yang diperoleh, (5) menyusun laporan penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan penelitian dengan memberikan tes kemampuan koneksi
matematis yang berbentuk essay, terdiri dari 3 soal dengan aspek yang berbeda yaitu
kemampuan mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama (soal 1), mengaitkan
ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain (soal 2), dan mengaitkan ide-ide
matematis dalam konteks kehidupan sehari (soal 3).Maka hasil penelitian berdasarkan
aspek-aspek koneksi matematis, sebagai berikut.
1. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama
Koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama adalah keterkaitan antara
konsep-konsep yang ada dalam satu materi. Dalam penelitian ini, materi yang diteliti adalah
geometri ruang sisi datar. Kemampuan dalam koneksi ini dilihat dari ketercapaian
mahasiswa memenuhi indikator koneksi yang meliputi: (1) mengidentifikasi hubungan ide-ide

matematis pada materi geometri ruang sisi datar, (2) menjelaskan hubungan ide-ide

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 69

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

matematis pada materi geometri ruang sisi datar. Adapun soal tes kemampuan koneksi
matematis nomor 1 adalah sebagai berikut.
Diketahui alas sebuah limas T.ABCD adalah persegi panjang dan sisi tegak limas
berbentuk segitiga sama kaki. Tentukan tinggi limas jika volumenya 1000m3 dan
tentukan panjang dan lebar alas limas yang mungkin dapat dibuat jika luas alas limas
200 m2 (panjang, lebar dan tinggi limas dalam bilangan bulat). Berikan alasan dari
setiap langkah penyelesaian!
Hasil menunjukkan sebanyak 14 orang atau 35% yang memperoleh skor 4. Hal ini berarti
kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang
sama tergolong sangat tinggi. Mahasiswa pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi
konsep-konsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menjelaskan keterkaitan
konsep-konsep tersebut sehingga dengan perhitungan yang tepat mereka dapat

menyelesaikan soal yang diberikan. Selanjutnya, sebanyak 9 orang atau 22,5%

yang

memperoleh skor 3. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ideide matematis dalam satu topik yang sama tergolong tinggi. Pada kategori ini terdapat dua
kelompok mahasiswa yakni (1) kelompok yang dapat menyelesaikan K1, K2, dan K3, (2)
kelompok K1, K2 dan K4. Mahasiswa kelompok (1) pada kategori ini

sudah dapat

mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menjelaskan
keterkaitan konsep-konsep tersebut, namun kurang teliti dalam melakukan penghitungan. Di
lain pihak, mahasiswa kelompok (2) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi konsepkonsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menghitung secara sistematis, namun
tidak dapat menjelaskan keterkaitan konsep-konsep pada geometri ruang limas.
Mahasiswa lainnya ada sebanyak 16 orang atau 40% yang memperoleh skor 2. Hal
ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu
topik yang sama tergolong sedang. Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat
mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas, namun tidak dapat
menjelaskan keterkaitan konsep-konsep pada materi geometri ruang limas. Selanjutnya,
sebanyak 1 orang atau 2,5% yang memperoleh skor 1. Hal ini berarti kemampuan koneksi

mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong
rendah.Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi konsep-konsep awal pada
materi geometri ruang limas.
Apabila ditinjau dari indikator koneksi matematis soal nomor 1, rata-rata indikator K1
dan K2 di atas 90%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat
menidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang limas yaitu menentukan
tinggi limas dan model matematika untuk panjang dan lebar alas limas. Namun rata-rata
indikator K3 masih tergolong rendah dengan perolehan persentase 40%.Mahasiswa masih
kesulitan dalam mengemukakan alasan dalam menentukan ide-ide matematis yang
digunakan. Selain itu mahasiswa juga masih kurang terampil dalam melakukan operasi
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 70

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

hitung secara sistematis dan tepat. Hal ini terlihat dari perolehan persentase indikator K4
sebesar 52,5%. Sehingga dapat dikatakan mahasiswa masih kesulitan dalam menjelaskan
hubungan ide-ide matematis pada materi geometri ruang sisi datar.
Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 1 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Kode Mahasiswa
AW
AN
AGW
AP
AS
AML
BP
BAJ
BS
DM
DS
EB
EY
EM
EPM
EG
EJ
FP
FS
FR
HCW
HM
HEM
HIM
IUR
IK
KS
KM
KOM
LD
MF
MB
MAS
MAL
MDN
MGK
MGSH
MIS
MJN
MMR
Jumlah
Keseluruhan
% Keseluruhan
Rata-rata
keseluruhan

Indikator Koneksi Soal 1
K1

K2

K3

K4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1

0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1

40
100

39
97.5

16
40

21
52.5

Skor
2
4
2
4
3
4
4
2
4
1
2
3
3
2
4
4
2
4
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
3
3
2
2
2
2
4
3
2
2
2
4

72,5%

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 71

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Keterangan:
K1: Menentukan tinggi limas
K2: Menentukan model matematika untuk panjang dan lebar alas limas
K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian
K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

2. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain
Koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain adalah
keterkaitan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah pernah diperoleh
sebelumnya. Dalam penelitian ini, materi sebelumnya yang dikaitkan dengan konsep
geometri ruang adalah geometri datar dan teorema phytagoras. Kemampuan koneksi pada
aspek ini dilihat dari ketercapaian mahasiswa memenuhi indikator koneksi yang meliputi: (1)
mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep
geometri datar dan teorema phytagoras, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada
geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras.Adapun
soal tes kemampuan koneksi matematis nomor 2 adalah sebagai berikut.
Perhatikan gambar berikut dan ukuran-ukurannya. Hitunglah volume benda tersebut!

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat sebanyak 5 orang atau 12,5% yang memperoleh
skor 4. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis
dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat tinggi. Mahasiswa pada kategori ini
sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar
dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan mampu menjelaskan
keterkaitan konsep-konsep tersebut sehingga dengan perhitungan yang tepat mereka dapat
menyelesaikan soal yang diberikan. Selanjutnya, sebanyak 15 orang atau 37,5% yang
memperoleh skor 3. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ideide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong tinggi. Pada kategori ini
terdapat dua kelompok mahasiswa yakni (a) kelompok yang dapat menyelesaikan K1, K2,
dan K3 sebanyak 2 orang, (b) kelompok K1, K2 dan K4 sebanyak 13 orang. Mahasiswa
kelompok (a) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis
pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan
mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut, namun kurang teliti dalam
melakukan penghitungan. Di lain pihak, mahasiswa kelompok (b) pada kategori ini sudah
dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 72

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan mampu menghitung secara sistematis,
namun tidak dapat
Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 2
No

Kode Mahasiswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

AW
AN
AGW
AP
AS
AML
BP
BAJ
BS
DM
DS
EB
EY
EM
EPM
EG
EJ
FP
FS
FR
HCW
HM
HEM
HIM
IUR
IK
KS
KM
KOM
LD
MF
MB
MAS
MAL
MDN
MGK
MGSH
MIS
MJN
MMR
Jumlah Keseluruhan
% Keseluruhan
Rata-rata keseluruhan

Indikator Koneksi Soal 2
K1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
36
90

K2

K3

0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
31
77.5

0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
7
17.5

K4
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
18
45

Skor
0
3
2
4
3
2
2
2
3
1
1
3
1
2
2
3
2
4
2
3
3
3
1
3
4
3
2
1
3
3
2
0
2
3
4
3
0
0
3
4
57,5%

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 73

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016
Keterangan:
K1: Mengilustrasikan benda yang terbentuk dari dua geometri ruang yang berbeda
K2: Menentukan panjang sisi miring geometri ruang
K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian
K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

menjelaskan keterkaitan konsep-konsep geometri ruang sisi datar dengan konsep geometrii
datar dan teorema phytagoras.
Mahasiswa lainnya ada sebanyak 11 orang atau 27,5% yang memperoleh skor 2.
Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam
satu topik dengan topik yang lain tergolong sedang. Mahasiswa pada kategori ini hanya
dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
konsep geometri datar dan teorema phytagoras, namun tidak dapat menjelaskan keterkaitan
konsep-konsep tersebut. Selanjutnya, sebanyak 5 orang atau 12,5% yang memperoleh skor
1. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis
dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong rendah.Mahasiswa pada kategori ini
hanya dapat mengidentifikasi konsep-konsep awal pada materi geometri ruang sisi datar
dengan konsep geometri datar.Selain itu, sebanyak 4 orang atau 10%yang memperoleh
skor 0. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis
dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat rendah. Mahasiswa pada kategori
ini tidak dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar
dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan sehingga tidak mampu
menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut.
Apabila ditinjau dari indikator koneksi matematis soal nomor 2, rata-rata indikator K1
dan K2 di atas 75%.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat
mengidentifikasi hubungan ide-ide matematispada geometri ruang sisi datar dengan konsep
geometri datar dan teorema phytagoras.Namun rata-rata indikator K3 masih tergolong
rendah

dengan

perolehan

persentase

40%.

Mahasiswa

masih

kesulitan

dalam

mengemukakan alasan dalam menentukan ide-ide matematis yang digunakan.Selain itu
mahasiswa juga masih kurang terampil dalam melakukan operasi hitung secara sistematis
dan tepat. Hal ini, terlihat dari perolehan persentase indikator K4 sebesar 52,5%. Sehingga
dapat dikatakan mahasiswa masih kesulitan dalam menjelaskan hubungan ide-ide
matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema
phytagoras
3. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari
Koneksi ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari adalah keterkaitan
antara ide matematis dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Penelitian pada aspek
ini memuat masalah biaya yang dibutuhkan dalm pembuatan etalase berbentuk balok.
Kemampuan koneksi pada aspek ini dilihat dari ketercapaian mahasiswa memenuhi indikator
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 74

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

koneksi yang meliputi:(1) mengidentifikasi hubungan

ide-ide matematis dalam konteks

kehidupan sehari, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan
sehari. Adapun soal tes kemampuan koneksi matematis nomor 3 adalah sebagai berikut
Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang
100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter persegi,
hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut!

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat sebanyak 2 orang atau 5% yang memperoleh skor
4. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa mengaitkan ide-ide matematis dalam
konteks kehidupan sehari tergolong sangat tinggi. Mahasiswa pada kategori ini sudah dapat
mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep
tersebut sehingga dengan perhitungan yang tepat mereka dapat menyelesaikan soal yang
diberikan. Selanjutnya, sebanyak 10 orang atau 25% yang memperoleh skor 3. Hal ini
berarti kemampuan koneksi mahasiswa mengaitkan ide-ide matematis dalam konteks
kehidupan sehari tergolong tinggi. Pada kategori ini terdapat dua kelompok mahasiswa yakni
(1) kelompok yang dapat menyelesaikan K1, K2, dan K3 sebanyak 2 orang, (2) kelompok
K1, K2 dan K4 sebanyak 8 orang. Mahasiswa kelompok (1) pada kategori ini sudah dapat
mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep
tersebut, namun kurang teliti dalam melakukan penghitungan. Di lain pihak, mahasiswa
kelompok (2) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis
pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu
menghitung secara sistematis, namun tidak dapat menjelaskan hubungan ide-ide matematis
pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa lainnya ada sebanyak 10 orang atau 25% yang memperoleh skor 2. Hal
ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan hubungan ide-ide matematis
pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari tergolong
sedang.Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide
matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
namun tidak dapat menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut. Selanjutnya, sebanyak
7 orang atau 17,5% yang memperoleh skor 1. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa
dalam mengaitkan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari tergolong rendah.Mahasiswa pada kategori ini hanya
dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, sebanyak 10 orang atau 25% yang
memperoleh skor 0.Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan
hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 75

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

kehidupan sehari-hari tergolong sangat rendah. Mahasiswa pada kategori ini tidak dapat
mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan
Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 3 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel3. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 3
No

Kode Mahasiswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

AW
AN
AGW
AP
AS
AML
BP
BAJ
BS
DM
DS
EB
EY
EM
EPM
EG
EJ
FP
FS
FR
HCW
HM
HEM
HIM
IUR
IK
KS
KM
KOM
LD
MF
MB
MAS
MAL
MDN
MGK
MGSH
MIS
MJN
MMR
Jumlah Keseluruhan
% Keseluruhan
Rata-rata
keseluruhan

Indikator Koneksi Soal 3
K1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
29
72.5

K2
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
22
55

K3

K4

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1

0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1

3
7.5

Skor
1
2
2
4
3
2
2
1
2
1
1
2
0
1
1
0
2
3
0
2
2
3
0
0
3
3
2
0
3
0
1
0
2
3
3
3
0
0
3
4

10
25
41,88

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 76

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Keterangan:
K1: Menentukan luas permukaan geometri ruang
K2: Menentukan biaya yang diperlukan
K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian
K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak mampu menjelaskan keterkaitan
konsep-konsep tersebut.
Apabila ditinjau dari indikator koneksi matematis soal nomor 3, rata-rata indikator K1
di atas 70%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat mengidentifikasi
hubungan ide-ide matematis padageometri ruang sisi datar dalam konteks keghidupan
sehari-hari. Namun rata-rata indikator K1, K2 dan K3 masih tergolong rendah dengan
perolehan persentase di bawah 70%. Indikator K2 sebesar 55%, indikator K3 sebesar 7,5%
dan indikator K4 sebesar 25%. Dengan demikian dapat dikatakan mahasiswa masih belum
mampu menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
4. Kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD dalam menyelesaikan soal
geometri ruang sisi datar di STKIP Citra Bakti
Secara keseluruhan hasil analisis tiga aspek yang diteliti menunjukkan bahwa
kemampuan koneksi matematis mahasiswa

PGSD

dapat

diukur

dengan melihat

ketercapaian enam indikator yang dikembangkan peneliti yang kemudian dispesifikan ke
dalam indikator soal K1, K2, K3 dan K4 pada tiga soal tes kemampuan koneksi matematis.
Tabel analisis kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD secara keseluruhan dapat
dilihat sebagai berikut.
Tabel 4. Kemampuan Koneksi Matematis Secara Keseluruhan

K1
K2
K3
K4
%
tiap aspek
%
keseluruhan

Aspek Koneksi 1
(soal 1)
Ind 1(%)
Ind 2(%)
100
97,5
40
52,5

Aspek Koneksi 2
(soal 2)
Ind 3(%)
Ind 4(%)
90
77,5
17,5
45

Aspek Koneksi 3
(soal 3)
Ind 5(%)
Ind 6(%)
72,5
55
7,5
25

72,5

57,5

41,88

57,3

Berdasarkan tabel 4, kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD pada aspek
koneksi 1 tergolong sedang dengan perolehan persentase 72,5%, pada aspek koneksi 2
tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase 57,5%, dan pada aspek koneksi 3
tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase 41,88%. Secara keseluruhan dapat
dilihat bahwa kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti masih
tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase secara keseluruhan 57,3%.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 77

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisisis penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa, kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi PGSD di
STKIP Citra Bakti Ngada pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama
tergolong sedang dengan perolehan persentase 72,5%, pada aspek koneksi ide-ide
matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat rendah dengan
perolehan persentase 57,5%, dan pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam konteks
kehidupan sehari tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase 41,88%.
Kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti masih tergolong
sangat rendah dengan perolehan persentase secara keseluruhan 57,3%.
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1) Bagi
mahasiswa program studi PGSD STKIP Citra Bakti Ngada untuk dapat meningkatkan
kemampuan koneksi matematisnya dengan rajin berlatih mengerjakan soal-soal matematika
agar meningkatkan kemampuan menjawab soal yang diberikan dosen dan dapat menjadi
acuan ketika mengajarkan matematika di Sekolah Dasar. (2) Bagi dosen matematika,
diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis mahasiswa dengan
memberikan soal-soal yang bervariasi terutama dalam konteks kehidupan nyata. (3) Bagi
peneliti diharapkan dapat melaksanakan penelitian lanjutan dengan mencari strategi yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi PGSD.
DAFTAR PUSTAKA
Jaijan, W. & Loipha, S. 2012. Making Mathematical Connections with Transformations Using
Open Aproach. HRD Journal, 3(1): 91 -100.
Johnson, B & Christensen,L. 2004. Educational Research: Quantitative, Qualitative And
Mixed Approaches. 2th Edition. America: Pearson.
Lapan, G. 2002. Getting to Know Connected Mathematics: An Implementation Guide. New
Jersey: Michigan State University
Mousley, J. 2004. An Aspect of Mathematical Understanding: The Notion of “Connected
Knowing”. Proceedings of the 28th Conference of the International Group for the
Psychology of Mathematics Education, 3: 377–384.
NCTM. 2000. Principle and Standard for school Mthematics. Reston: The National Council of
Tecaher Mathematics.
Siegel,M. dkk. 2015. Designing a Majorin the Mathematical Sciences. CUPM 2015
Curriculum
Guide
Steering
Committee
http://www.maa.org/sites/
default/files/CUPM_brochure_2015%20%281%29.pdf diakses 11 Februari 2015
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatatsi Keadaan Masa Kini
Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta: PPTA, DJPT.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 78