FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI Y BEKERJA DI
SEKTOR PERTANIAN
(The Factors That Influence Generation Y To Work In The Agricultural Sector)
Rizali Anshar, Rajiman, Miftakhul Arifin

INTISARI
Generasi Y adalah generasi berikutnya sebagai agen perubahan yang dapat memberikan
perubahan dari pola lama sektor pertanian menjadi pola yang lebih modern melalui
penerapan fungsi manajemen yang baik dan penerapan teknologi baru. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y
bekerja di sektor pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis asosiatif
kausal dengan uji regresi data kuantitatif. Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi generasi Y bekerja di sektor pertanian; faktor ketertarikan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan dengan persamaan regresi Y = 1,807 +
0.396.X1 (R = 0,413), sedangkan pengaruh faktor dorongan tidak signifikan dengan
persamaan regresi Y = 2,244 + 0,309.X2 (R = 0,286), dan pengaruh faktor ketertarikan
dan dorongan terhadap keputusan adalah signifikan dengan persamaan regresi Y = 1,467
+ 0,345.X1 + 0.194.X2 (R = 0,447)
Kata kunci : Sektor Pertanian, Generasi Y, Modernisasi Pertanian


ABSTRACT
Generation Y is the next generation as the agent of change that can actually provide a
change from the old pattern of the agricultural sector into a more modern patterns
through the application of good management function and new technologies. The purpose
of this study is to determine the factors that influence generation Y that work in the
agricultural sector. The method that used in this reseach is associative causal analysis
with quantitative data regression test. The result are Interest Factor has a significant
effect on the decision by the regression equation Y = 1.807 + 0.396.X1 (R = 0.413).
Whereas the effect of a Thrust Factor to the decision is not significant with regression
equation Y = 2.244 + 0.309.X2 (R = 0.286). Meanwhile the effect of Interest and Thrust
Factor to the decision is significant with regression equation Y = 1.467 + 0.345.X1 +
0.194.X2 (R=0.447).
Keyword : Agricultural Sector, Generation Y, Modernization of Agriculture

Project Research 2016

2

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi sektor pertanian yang cukup
besar terhadap kontribusi pembangunan dan ekonomi nasional. Salah satu bentuk
kontribusi sektor pertanian adalah dalam pembangunan dan ekonomi nasional adalah
dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Renstra Kementrian Pertanian, jumlah
tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 35,76 juta jiwa.
Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian terbagi menjadi 2 yakni tenaga kerja
yang bekerja di sektor on farm dimana proses produksi produk pertanian dihasilkan mulai
dari perencanaan produksi, pengolahan lahan, penanaman hingga panen, dan tenaga kerja
yang bekerja di sektor off farm yaitu diluar kegiatan proses produksi produk pertanian
seperti kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian, kegiatan pascapanen, pengolahan
hasil, pemasaran hingga jasa.
Permasalahan yang terjadi di sektor pertanian terutama di sektor on farm adalah
rendahnya kualitas dan kuantitas produksi. Kondisi ini disebabkan pola modernisasi
pertanian yang belum dapat diterapkan sepenuhnya pada tingkat petani. Penerapan pola
modernisasi pertanian sejatinya adalah penggabungan antara fungsi manajemen dan
unsur teknologi.
Menurut data BPS dalam Renstra Kementrian Pertanian 2014–2019, mayoritas
petani di Indonesia adalah petani dengan usia lanjut dengan tahun kelahiran dibawah
tahun 1980. sementara untuk mewujudukan modernisasi pertanian dibutuhkan
keberadaan generasi muda dengan rentang usia antara 15 – 36 tahun. Generasi ini

merupakan generasi penerus sebagai agent of change yang sejatinya dapat memberikan
perubahan dari pola lama sektor pertanian menjadi pola yang lebih modern melalui
penerapan berbagai teknologi baru serta penerapan mekanisasi pertanian.
Menurut Anantatmula (2012), generasi dengan tahun kelahiran antara tahun 1980
– 2001 disebut generasi Y. Maretha (2014) menjelaskan bahwa generasi Y dipengaruhi
oleh teknologi yang secara masif pada masa tumbuh kembangnya. Sistem Informasi
berbasis internet dan perkembangan teknologi digital pada keseharian membuat generasi
Y menjadi sangat familiar dalam menggunakan teknologi digital. Selain itu generasi Y
ini memiliki karakteristik yang cerdas dan terbuka terhadap teknologi, terbiasa dengan
keanekaragaman, dan mempunyai kemampuan melakukan beberapa hal dalam satu waktu
sekaligus (multitasking).
Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Prambanan, sebagian
besar anggota dari 35 kelompok memiliki tahun kelahiran di bawah tahan 1980 sementara
kelompok tani yang termasuk dalam kategori generasi Y sangat sedikit yaitu 150 orang.
Padahal untuk menciptakan modernisasi pertanian sangat dibutuhkan keberadaan
generasi ini.
Menurut Bachtera (2013), keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi
alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Proses memilih dan
memutuskan suatu pekerjaan dibutuhkan adanya motivasi. Menurut Bavister (2003),
faktor motivasi tersebut terbagi menjadi 2 yakni faktor ketertarikan dan faktor dorongan.

Ketertarikan atau interes adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Kresna 2010), sedangkan dorongan adalah adalah
suatu tekanan pada seseorang untuk menerima atau menghadapi sesuatu
(Oxforddictionary, 2016).

Project Research 2016

3

Keberadaan generasi Y yang bekerja di sektor pertanian yang sangat sedikit inilah
yang mendasari pengkajian mendalam tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
generasi Y bekerja di sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1).
Pengaruh faktor ketertarikan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian,
(2). Pengaruh faktor dorongan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian,
dan (3). Pengaruh faktor ketertarikan dan dorongan terhadap keputusan generasi Y
bekerja di sektor pertanian.

METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2008),
penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan

permasalahan yang bersifat asosiasi antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini, terdapat
variabel independen / yang mempengaruhi (X) yaitu ketertarikan (X1) dan dorongan (X2)
dan variabel dependen / yang dipengaruhi (Y) yaitu keputusan.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2016,
bertempat di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Pengambilan
sampel kecamatan dilakukan dengan Purposive yaitu di Kecamatan Prambanan Klaten
dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Prambanan Klaten terdapat banyak industri
yang menyerap banyak tenaga kerja muda. Penentuan desa yang terpilih dilakukan secara
purporsive. Penentuan petani dilakukan secara proportional random sampling yaitu
diambil 30 responden berdasar jumlah generasi Y yang bekerja di sektor pertanian pada
masing-masing desa di Kecamatan Prambanan. Desa terpilih, jumlah populasi generasi Y
dan jumlah sampel disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Desa terpilih, jumlah populasi generasi Y dan jumlah sampel
No
1
2
3
4
5
6

7
8

Desa
Bugisan
Sengon
Joho
Kebondalem Lor
Kokosan
Randusari
Kemudo
Brajan
Jumlah

Jumlah Gen Y
(Orang)
10
17
10
35

10
10
14
14
120

Jumlah Sampel
(Orang)
2
4
2
9
2
3
4
4
30

Jenis data yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan data primer
dengan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah

angket tertutup dengan skala yang digunakan adalah skala ordinal sebanyak lima skala.
Kuesioner telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas.
Teknik penyebaran kuesioner adalah dengan memberikan angket tertutup /
kuesioner untuk selanjutnya diisi berdasarkan persepsi masing – masing responden.
Setelah kuesioner terisi kemudian angket dikumpulkan untuk selanjutnya dilakukan
proses analisis data.

Project Research 2016

4

Analisis data menggunakan persamaan regresi dengan rumus :
Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Y
X1 dan X2
a
b

=
=

=
=

Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
Variabel independen
Konstanta
Koefisien regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Ketertarikan
Hasil penelitian ketertarikan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan
dalam Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, dari 30 orang responden diketahui bahwa terdapat
25 orang responden yang sangat tertarik dalam bekerja di sektor pertanian dan 4 orang
yang tertarik, artinya ada 29 orang yang masuk dalam kriteria tertarik. sedangkan
responden yang memiliki kategori kurang tertarik sebanyak 1 orang.
Hal ini disebabkan bekerja di sektor pertanian dapat dilakukan pada waktu-waktu
tertentu dan tidak menuntut adanya pekerjaan secara penuh. Selain itu juga bekerja di
sektor pertanian memungkinkan petani mendapatkan pendapatan yang cukup baik bagi
kehidupannya sehari – hari.
Tabel 2. Hasil analisis deskriptif ketertarikan generasi Y bekerja di sektor pertanian

No
1
2
3
4
5

Kategori Ketertarikan
Sangat Tertarik
Tertarik
Kurang Tertarik
Tidak Tertarik
Sangat Tidak Tertarik
Jumlah
Kesimpulan / Rerata

Singkatan
ST
T
KT

TT
TT

Kriteria
(%)
84 - 100
68 – 83,99
52 – 67,99
36 – 51,99
20 – 35,99

Jumlah
(Orang)
25
4
1
0
0
30

ST

Persentase
(%)
83,33
13,33
3,33
0
0
100
89,25

Hasil pengujian regresi parsial diperoleh persamaan regresi :
Y = 1,807 + 0,396.X1(R = 0,413)
Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriteria dapat ditentukan
berdasarkan uji f maupun uji t atau bisa juga dengan uji nilai signifikansi (Sig.) dengan
ketentuan jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh
yang signifikan. Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai f yakni sebesar 5,750 dan lebih
besar dari f tabel yakni 4,170 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,023 yang berarti
lebih kecil dari 0,05.
Hal ini menunjukkan setiap penambahan 1 ketertarikan maka terjadi penambahan
keputusan sebesar 0,396. Persamaan ini menandakan bahwa untuk mempengaruhi sebuah
keputusan, dibutuhkan usaha membuat ketertarikan yang lebih besar secara komprehensif
dan harus pula dilakukan secara terus menerus (sustainable). Faktor ketertarikan yakni

Project Research 2016

5

tentang pemenuhan kebutuhan dasar manusia menurut Robbins (2007) yakni (1)
Kepastian, (2) Variasi, (3) Relasi & Koneksi, (4) Merasa unggul & terbaik, (5) Bertumbuh
dan pembelajaran, dan (6) Kontribusi.
Menutur Losier (2006), terpengaruhnya seseorang untuk bergerak disebabkan
adanya suatu gaya yang disebut dengan “law of attraction”. Law of attraction memiliki
cara kerja seperti magnet yang menarik secara otomatis mendekat kearahnya akibat
adanya daya tarik yang kuat. Jadi untuk menarik generasi Y dibutuhkan daya yang kuat
pula. Jika pada sektor pertanian telah diterapkan pola modernisasi seperti penerapan
fungsi manajemen yang baik pada sektor pertanian, penerapan teknologi modern serta
penetapan mekanisasi pertanian yang dilakukan secara sustainable dan komprehensif,
akan meningkatkan keputusan generasi Y untuk bekerja di sektor pertanian.
Faktor Dorongan
Hasil penelitian dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan dalam
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dari 30 orang responden diketahui bahwa terdapat hanya 1
orang responden yang sangat terdorong dalam bekerja di sektor pertanian dan 12 orang
yang terdorong, artinya ada 13 orang yang masuk dalam kategori terdorong. Sedangkan
responden yang kurang terdorong mencapai 17 orang. Sementara tidak ada yang masuk
dalam kategori tidak terdorong dan sangat tidak terdorong.
Hal ini disebabkan pada kenyataannya bekerja di sektor pertanian adalah
keinginan sendiri. Selain itu juga kondisi petani generasi Y tidak dalam keadaan yang
terhimpit sehingga inilah yang menyebabkan mereka kurang terdorong. Menurut Robbins
(1992), untuk menciptakan kondisi terdorong, seseorang harus berada dalam kondisi tidak
nyaman. Artinya seseorang berada diluar dari zona nyaman (comfort zone).
Tabel 3. Hasil analisis deskriptif dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian
No
1
2
3
4
5

Kategori Dorongan
Sangat Terdorong
Terdorong
Kurang Terdorong
Tidak Terdorong
Sangat Tidak Terdorong
Jumah
Kesimpulan / Rerata

Singkatan
ST
T
KT
TT
STT

Kriteria
(%)
84 - 100
68 – 83,99
52 – 67,99
36 – 51,99
20 – 35,99

Jumlah
(Orang)
1
12
17
0
0
30

KT

Persentase
(%)
3,33
40
56,67
0
0
100
66,75

Hasil pengujian regresi parsial diperoleh persamaan regresi :
Y = 2,244 + 0,309.X2 (R = 0,286)
Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriterianya dapat
ditentukan berdasarkan uji f maupun uji t atau uji nilai tignifikansi (Sig.) dengan
ketentuan jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh
yang signifikan. Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai f yakni sebesar 2,487 dan lebih
kecil dari t tabel yakni 4,170 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,126 yang berarti
besar dari 0,05
Hal ini menunjukkan setiap penambahan 1 poin pada dorongan akan berpengaruh
peningkatan keputusan sebesar 0,309. Sebuah dorongan muncul dari 2 sumber yakni

Project Research 2016

6

dorongan karena dorongan dari luar yang disebut dorongan eksternal dan dorongan dari
diri sendiri yang disebut dengan dorongan internal dan biasa disebut juga dengan istilah
motif.
Menurut Maslow (2013) yang telah mengalami pembaharuan dari karya
ilmiahnya berjudul “A Theory of Human Motivation (1943)”, Motif muncul karena
sebuah desakan kebutuhan. Desakan kebutuhan terdiri dari kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan
tentang aktualisasi diri. Kebanyakan yang terjadi sebuah motif terjadi disebabkan karena
adanya desakan fisiologis seperti kondisi yang terhimpit / himpitan ekonomi.
Menurut Robbins (1992), untuk menciptakan kondisi terdorong, seseorang harus
berada pada kondisi tidak nyaman atau berada diluar dari zona nyaman (comfort zone).
Untuk mendorong generasi Y bekerja di sektor pertanian, dibutuhkan suatu cara untuk
menyentuh faktor internal dan eksternal seseorang. Menurut Kenna (2008), dorongan
internal muncul karena seseorang telah berada luar zona nyamannya.
Dewasa ini sektor pertanian mulai tidak diminati. Persepsi akan sektor pertanian
yang kotor dan tidak menjanjikan penghasilan membuat dorongan secara internal tidak
terjadi, apalagi dengan dorongan orang tua serta keluarga yang justru tidak mendorong
bekerja di sektor pertanian, namun justu mendorong untuk bekerja di luar sektor
pertanian. Usaha untuk menciptakan dorongan terhadap sektor pertanian dapat dilakukan
dengan memberikan penyuluhan secara menyeluruh / komprehensif.
Faktor Ketertarikan Dan Dorongan
Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi :
Y = 1,467 + 0,345.X1 + 0.194.X2 (R = 0,447)
Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriterianya dapat
ditentukan berdasarkan uji f atau uji nilai signifikansi (Sig.) dengan ketentuan jika nilai
Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil analisis SPSS 23, diperoleh nilai f sebesar 3,372 dan lebih besar dari f
tabel yakni 3,320 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,049 yang berarti lebih kecil
dari 0,05. Kondisi ini disebabkan kedua faktor yang diteliti yakni ketertarikan dan
dorongan merupakan komponen dari motivasi (Bavister, 2003). Kedua faktor ini
diterapkan maka akan membawa pengaruh yang baik pada keputusan petani dibanding
hanya menerapkan salah satu faktor yakni ketertarikan dan dorongan (secara parsial).
Dibanding pengaruh ketertarikan terhadap keputusan sebesar 0,396 dan dorongan
sebesar 0,309, pengaruh faktor ketertarikan dan dorongan terhadap keputusan yakni 0,548
jika diberikan secara bersamaan. Ini menandakan bahwa nilai keputusan pun akan
semakin tinggi jika ketertarikan dan dorongan dilakukan secara bersamaan.
Menurut Hall (2003), istilah propulsion system merupakan suatu cara terbaik
membuat seseorang bergerak maju. Propulsion System merupakan suatu istilah dari
adanya pengaruh moving toward / ketertarikan serta moving away / dorongan secara
bersamaan sehingga seseorang bergerak maju. Hal itu yang menyebabkan kedua faktor
ini diterapkan secara bersamaan akan mempengaruhi lebih tinggi. Penyuluhan yang
dilakukan secara komprehensif dan sustainable dengan menerapkan kedua faktor ini akan
berpengaruh positif pada keputusan generasi Y untuk bekerja di sektor pertanian.

Project Research 2016

7

Faktor Keputusan
Hasil penelitian dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan dalam
Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa terdapat 14 orang responden yang
memiliki keputusan yang sangat kuat dalam bekerja di sektor pertanian dan 12 orang yang
memiliki keputusan yang kuat, artinya terdapat 26 orang yang masuk dalam kategori
keputusan kuat. Sedangkan responden yang memiliki keputusan kurang kuat dan tidak
kuat masing-masing yakni 3 orang kurang kuat dan 1 orang yang tidak kuat serta tidak
ada yang memiliki keputusan sangat tidak kuat dalam bekerja di sektor pertanian.
Tabel 4. Hasil analisis desktiptif keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian
No
1
2
3
4
5

Kategori Keputusan
Sangat Kuat
Kuat
Kurang Kuat
Tidak Kuat
Sangat Tidak Kuat
Jumlah
Kesimpulan /Rerata

Singkatan
SK
K
KK
TK
STK

Kriteria
(%)
84 - 100
68 – 83,99
52 – 67,99
36 – 51,99
20 – 35,99

Jumlah
(Orang)
14
12
3
1
0
30

K

(Kuat)

Persentase
(%)
46,67
40
10
3,33
0
100
80,58

Berdasarkan hasil, maka diketahui rerata kuat. Berdasarkan pada usia responden
pada rentang generasi Y pertama dan kedua, responden sudah memiliki tingkat
kemandirian yang matang, artinya setiap keputusan ditentukan oleh diri sendiri dengan
berdasar pada pertimbangan tertentu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan :
1) Faktor ketertarikan berpengaruh signifikan terhadap keputusan generasi Y bekerja
di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 1,807 + 0,396.X1 (R = 0,413)
2) Faktor dorongan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan generasi Y
bekerja di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 2,244 + 0,309.X2 (R =
0,286), dan
3) Faktor ketertarikan dan dorongan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
generasi Y bekerja di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 1,467 +
0,345.X1 + 0,194.X2 (R = 0,447).

DAFTAR PUSTAKA
Anantatmula, V. S., & Shrivastav, B. (2012). Evolution of project teams for Generation
Y workforce. International Journal of Managing Projects in Business, 5(1), 9–26.
http://doi.org/10.1108/ 17538371211192874
Bachtera, E. 2013. Definisi Keputusan dan Dasar. http://erlanggaba.blogspot.co.id
/2013/05/definisi-keputusan-dan-dasar.html. Diakses 7 April 2016 Pukul 20.00 wib.
Bavister. 2003. NLP For Personal Success. Pustaka Baca, Yogyakarta
Project Research 2016

8

Higgins, E. T. 2011. Beyond Pleasure and Pain : How Motivation Works. Oxford
University Press, New York
Inayah, A. 2015. Motivasi. http://alyainanurisa174.blogspot.co.id/2015/05/normal-0false-false-false-in-ko-ar-sa.html. Diakses 14 Maret 2016 Pukul 17.30 wib
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D Alfabeta, Bandung
Kresna, B. 2010. Cara Cerdas Pilih Jurusan Demi Profesi Impian. Jogja Great!
Publisher. Yogyakarta
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementrian
Pertanian Tahun 2015 - 2019.
Losier, M. J. 2006. Law of Attraction, Mengungkap Rahasia Kehidupan. Ufuk Publishing
House, Jakarta
Maretha, I. 2014. Mampukah Gen-X Memimpin Karyawan Gen-Y. http://www.
markplusinstitute.com/who_we_are/detail_article/14 diakses 15 Maret 2016 Pukul
16.00 Wib
Maslow, H. A. 2013. A Theory of Human Motivation. Martino Fine Books, USA
Michael Hall & Bob G, 2003. User's Manual for the Brain: Vol. II, Mastering Systemic
NLP. Crown House Publishing. United Kingdom.
Oxford, 2016. Thrust. http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/ thrust.
Diakses 15 Maret 2016 Pukul 18.30 Wib

Project Research 2016