Bagaimana teknik budidaya tanaman duku

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Duku (Lansium domesticum Corr.) merupakan tanaman buah berupa
pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara
luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa duku
berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat
sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh dengan
bebas atau masih liar di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan
unggulan.
Jenis duku yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis duku unggul
seperti duku komering, duku metesih dan duku condet. Manfaat utama tanaman
duku sebagai makanan buah segar atau makanan olahan lainnya.
Bagian lain yang bermanfaat adalah kayunya yang berwarna coklat muda
keras dantahan lama, digunakan untuktiang rumah, gagang perabotan dan
sebagainya. Kulit buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan sebagai obat anti
diare dan obat menyembuhkan demam. Sedangkan kulit kayunya yang rasanya
sepet digunakan untuk mengobati disentri, sedangkan tepung kulit kayu
digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
Duku termasuk tanaman tahunan (parennial crop) yang masa hidupnya
dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Tanamannya berbentuk pohon,

rindang, berukuran sedang. Pohon duku berbatang kuat dan besar, dengan
penampang 30-40 cm, dapat mencapai tinggi 15-20 meter. Batang bercabang, kulit
batang tipis berwarna coklat kehijauan atau keabuan dan agak sukar dilepas dari
kayunya. Batang menghasilkan cairan seperti susu, sepanjang kulit batang
terdapat celah-celah dangkal yang memanjang. Mahkota tanaman terbuka, teratur
dan atau tidak teratur, berbentuk bulat.
Daun tanaman duku berselang-seling bersirip ganjil dengan 5-7 anak daun.
Panjang rakhis 30-50 cm, dengan pangkal yang membesar. Helaian daun
bertangkai berbentuk elips, bulat panjang atau lonjong. Pangkal daun sempit, agak
meruncing dan agak miring (tidak simetris). Warna helaian daun sisi atas hijau tua
dan mengkilat sedangkan sisi bawah daun tidak mengkilat berwarna hijau muda.

Kedua permukaan daun licin. Panjang helaian daun 12-15 cm dan lebar daun 712,5 cm. Panjang tangkai daun 0,8-1,2 cm dan membesar pada pangkalnya
(Anonim, 2011).
Duku biasa diperbanyak dengan biji, yang sengaja disemaikan atau dengan
mengumpulkan cabutan semai yang tumbuh spontan di bawah pohon induknya.
Akan tetapi menunggu hingga pohon baru ini menghasilkan, memakan waktu
yang lama (20–25 tahun) dan belum pasti pula kualitasnya sama dengan induknya.
Cara lain yang juga populer adalah dengan mencangkoknya. Meskipun proses
mencangkok ini memakan waktu yang relatif lama (8-9 bulan, akar keluar setelah

134 hari) namun pohon baru hasil cangkokan sudah dapat berbuah pada umur
sekitar dua tahun.Lagi pula pertumbuhannya tidak seberapa kuat. Perbanyakan
secara modern yang kini banyak dilakukan adalah dengan sambung pucuk
(grafting). Teknik ini memungkinkan sifat-sifat genetik batang atas anakan yang
dihasilkan sama dengan induknya, sementara waktu tunggunya dipersingkat
menjadi 5–6 tahun. Anakan hasil sambung pucuk ini juga lebih kuat perakarannya
daripada anakan hasil cangkokan (Anonim, 2011).
Kebun dan pertanaman duku umumnya merupakan tanaman tradisional
hasil warisan. menunjukkan bahwa pohon-pohon duku yang ada saat ini berasal
dari biji dan telah berumur rata-rata 40-60 tahun,bahkan beberapa sudah berumur
80 tahun atau lebih. Petani duku pada umumnya tidak melakukan pemeliharaan
terhadap pohon-pohon duku mereka, kecuali pembersihan sekeliling tegakan
pohon pada saat menjelang panen. Selain itu, teknologi budidaya, mulai dari
pembibitan, pemeliharaan (yang meliputi pemupukan, pengairan, pemangkasan
dan pengendalian organisme pengganggu) belum banyak dilakukan, sehingga
pohon-pohon duku tidak berbuah setiap tahun. Tidak jarang pohon berbuah
berselang tiga tahun (Deroes, 2003).
Waktu panen berbeda antar sentra produksi. Selain itu, pergeseran musim
panen juga terjadi bila keadaan cuaca berubah, seperti pergeseran musim hujan.
Carapanen yang dilakukan petani mempengaruhi umur simpan buah duku. Buahbuah yang dipanen hanya dapat bertahan tetap segar dalam waktu tiga hari, setelah

itu warna kulit buah duku mulai berubah kecoklatan. Metoda panen juga
mempengaruhi kualitas buah duku. Buah duku yang dipanen dengan tangkainya

mempunyai daya simpan yang lebih panjang daripada buah duku yang dipanen
tanpa tangkai. Kondisi yang diuraikan diatas merupakan kendala-kendala yang
berdampak pada proses pemasaranbuah duku dan harga yang diterima petani.
Silitonga (1994) mengemukakan bahwa masalah yang paling kronis dalam
pemasaran hasil pertanian, khususnya buah-buah anadalah ketidak adilan
(unfairness) antara harga yang diterima petani dan harga yang harus dibayar
konsumen. Ketidakadilan tersebut antara lain, disebabkan oleh posisi tawar petani
yang rendah dan belum adanya kelembagaan petani yang kuat dalam proses
pemasaran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana teknik budidaya tanaman duku ?
2. Apa saja manfaat yang terkandung di dalam buah duku ?
3. Bagaimana prospek tanaman duku ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara teknik budidaya tanaman duku
2. Mengetahui manfaat apa saja yang terkandung pada tanaman duku
3. Mengetahui prospek pada tanaman duku

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengenal Tanaman Duku
Klasifikasi tanaman duku :
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas


: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Meliaceae

Genus

: Lansium

Spesies


: Lansium domesticum Corr (Novi, 2012).
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon

yang berasal dari Indonesia. Duku juga merupakan tanaman berkayu yang hidup
menahun. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok
nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara
bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di
sebelah Timur.
Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam.
Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan
berasa manis. Sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja.
Buah duku disukai karena rasanya manis. Buah duku cukup baik dikonsumsi
karena kandungan nilai gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan vitamin Cnya. Dalam setiap 100 g buah duku masak, kurang lebih 64 % adalah bagian yang
dapat dimakan.
Umumnya buah duku dikonsumsi dalam bentuk segar. Faktor penting yang
mempengaruhi mutu buah duku untuk konsumsi segar adalah tingkat ketuaan
buah sewaktu panen. Faktor ini merupakan hal yang kritis, karena bila tidak
dipenuhi maka mutu dan rasa buah terbaik tidak akan didapat. Untuk itu, saat
petiknya harus benar-benar dalam keadaan sudah masak. Pemetikan sebelum saat


siap petik dapat menurunkan mutu dan kualitas rasa buah menjadi asam dan
warna yang kurang menarik Pemetikan pada saat yang tepat menyebabkan buah
duku mempunyai rasa yang manis dan warna yang lebih menarik. Sedangkan
pemetikan lewat masak menyebabkan umur simpan buah duku menjadi pendek.
Perlu diketahui tanda-tanda buah duku siap panen untuk mendapatkan
buah yang berkualitas baik. Buah duku siap panen biasanya kulit buah berwarna
kuningkehijauan atau kuning-keputihan serta buah agak lunak. Tanda-tanda
lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak berkurang atau tidak ada
getah sama sekali pada kulit buah dan warna daging buah transparan. Untuk
menentukan tingkat kematangan buah duku asal Kabupaten Batanghari siap panen
sejauh ini belum ada standar objektif.
2.2 Daerah Penghasil Duku di Indonesia
Adapun daerah penghasil duku di Indonesia terutama ditanam di daerah
Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering, Sumatera Selatan, Bangka Belitung) dan
Jakarta (Condet). Di Bangka Belitung, tanaman duku hampir tersebar di manamana. Di daerah Bangka Induk, Bangka Barat, Bangka Tengah, hingga Bangka
Selatan. Varietas duku yang tumbuh subur di Pulau Bangka rata-rata ada dalam
varietas Komering, Metesih, Condet dan Kalikajar.
Di Indonesia, sentra buah duku tersebar luas di wilayah Sumatra dan Jawa.
Jenis yang banyak dibudidayakan adalah varietas Komering, Metesih, Condet dan
Kalikajar. Buah duku dapat tumbuh subur di daerah beriklim basah dengan curah

hujan tinggi. Tanaman ini termasuk jenis pohon buah musiman yang hanya
berbuah setahun sekali. Biasanya bunga akan bermunculan di awal musim hujan
(September-Oktober). Enam bulan kemudian buah terlihat bergelantungan di
ranting dahan dan siap dipanen pada bulan Februari-Maret.
Buah duku merupakan salah satu buah unggulan Provinsi Jambi. Sentra
Produksi duku di Jambi adalah Kabupaten Muaro Jambi, Bungo, Merangin,
Sarolangun, Batanghari, dan Tebo1). Pengembangan buah duku di Jambi masih
terbuka luas karena agroklimat di Jambi sesuai untuk pertumbuhan buah duku.
Dibandingkan dengan duku daerah lain seperti Palembang, duku asal Jambi masih
kurang dikenal.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Teknik Budidaya Tanaman Duku
3.1.1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Kualitas bibit tanaman duku yang akan ditanam sangat menentukan
produksi duku. Oleh sebab itu bibit duku harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Bebas dari hama dan penyakit

2. Bibit mempunyai sifat genjah
3. Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk dan ukuran
lebih seragam dari bibit lain yang sejenis
4. Bibit cepat tumbuh.
b. Penyiapan Benih
Perbanyakan dan penanaman duku umumnya masih diperbanyak dengan
benih atau dari semai yang tumbuh spontan di bawah pohonnya, kemudian
dipelihara dalam pot sampai tinggi hampir 1 meter dan sudah dapat ditanam di
lapangan. Sehingga tingkat keberhasilan perbanyakan generatif cukup tinggi
walaupun memerlukan waktu yang relatif lama. Daya perkecambahan dan daya
tahan semai akan lebih baik sejalan dengan ukuran benih dan hanya benih-benih
yang berukuran besar yang hendaknya digunakan dalam usaha pembibitan.
Pertumbuhan awal semai itu lambat sekali, dengan pemilihan yang intensif
diperlukan waktu 10–18 bulan agar batang duku berdiameter sebesar pensil, yaitu
ukuran yang cocok untuk usaha penyambungan atau penanaman di lapangan,
tetapi di kebanyakan pembibitan untuk sampai pada ukuran tersebut diperlukan
waktu 2 kali lebih lama. Perbanyakan dengan stek dimungkinkan dengan
menggunakan kayu yang masih hijau, namun memerlukan perawatan yang teliti.
Terkadang cabang yang besar dicangkok, sebab pohon ynag diperbanyak dengan
cangkokan ini dapat berbuah setelah beberapa tahun saja, tetapi kematian setelah

cangkokan dipisahkan dari pohon induknya cenderung tinggi presentasenya.

c. Teknik Penyemaian Benih
Waktu penyemaian benih sebaiknya pada musim hujan agar diperoleh
keadaan yang selalu lembab dan basah. Cara pembuatan media penyemaian dapat
berupa tanah yang subur/campuran tanah dan pupuk organik (pupuk kandang atau
kompos) dengan perbandingan sama (1:1). Jika perlu media tanam dapat
ditambahkan

sedikit

pasir.

Tempat

persemaian

bisa

berupa


bedengan,

keranjang/kantong plastik atau polybag. Tetapi sebaiknya tempat untuk
persemaian menggunakan kantong plastik agar mempermudah dalam proses
pemindahan bibit.
d.

Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Bibit duku tidak memerlukan perawatan khusus kecuali pemberian air

yang cukup terutama pada musim kemarau. Selama 2 atau 3 minggu sejak bibit
duku ditanam perlu dilakukan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi dan sore
hari, terutama pada saat tidak turun hujan. Selanjutnya cukup disiram satu kali
setiap hari. Kalau pertumbuhannya sudah benar-benar kokoh, penyiraman cukup
dilakukan penyiraman secukupnya jika media penyemaian kering. Penyulaman
pada bibit diperlukan jika ada bibit yang mati maupun bibit yang pertumbuhannya
terhambat. Rumput liar yang mengganggu pertumbuhan bibit juga hrus
dihilangkan. Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit perlu diberi pupuk baik
pupuk organik berupa pupuk kandang dan kompos maupun pupuk anorganik
berupa pupuk TSP dan ZK sesuai dengan dosis dan kadar yang dianjurkan.
e.

Pemindahan Bibit
Umur bibit yang siap tanam adalah sekitar 2-3 bulan dengan tinggi bibit

30-40 cm. Kegiatan pemindahan bibit harus memperhatikan kondisi fisik bibit
waktu yang Tepat.

3.1.2 Pengolahan Media Tanam
a.

Persiapan
Sebelum dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu

tingkat pH tanah yang sesuai untuk tanaman duku, yaitu sebesar 6-7. Selain itu
kondisi tanah yang akan diolah juga harus sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman duku yaitu tanah yang mengandung banyak bahan organik serta airase
tanah yang baik.
b.

Pembukaan Lahan
Kegiatan pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat

bantu seperti traktor maupun cangkul. Pembukaan laahan sebaiknya dilakukan
pada waktu musim kering agar pada awal waktu musim hujan kegiatan
penanaman dapat dilakukan segera.
c.

Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan tidak terlalu diperlukan delam pengolahan lahan

untuk tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman
duku.
d.

Pengapuran
Kegiatan pengapuran sangat diperlukan jika kondisi pH tanah tidak sesuai

dengan persyaratan pH tanah untuk tanaman duku. Cara pengapuran dapat
dilakukan dengan penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah dan dosis
pengapuran harus sesuai dengan kadar yang dianjurkan.
3.1.3 Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam
tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dengan
tanaman lain seperti pohon manggis dan durian (di Indonesia dan Thailand). Jarak
tanam yang dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha,
di Philipina) sampai jarak 12x12 m untuk tipe longkong yang tajuknya memencar
di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan
dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya. Variasi jarak tanam
yang lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya sudah

dewasa tajuknya membutuhkan ruangan yang cukup luas. Salah satu variasi
tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama tingkat kesuburannya.
Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti untuk lahan yang luasnya
satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
pembuatan lubang tanam. Waktu yang terbaik untuk membuat lubang tanam
adalah sekitar 1- 2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam minimal yang
dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter.
Namun akan lebih baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7
meter. Jika bibit duku yang akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka
lubang yang dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit
hasil cangkok), penggalian lubang diusahakan lebih lebar dan lebih luas.
3. Cara Penanaman
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat
atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman
dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dengan ukuran
kira-kira sebesar kantung yang dibuat untuk membungkus bibit. Setelah itu
pembungkus bibit dibuka dan tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yang
perlu diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh terbelit sehingga nantinya tidak
mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah harus
basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu
permukaan tanah yang dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap
terlihat. Setelah bibit tanam, maka tanah yang ada disekitarnya dipadatkan dan
disiram dengan air secukupnya. Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat
diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering untuk menjaga
kelembaban dan menghindari pengerasan tanah.

3.1.4 Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan
antara tanaman pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung).
Persaingan yang terjadi adalah untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari,
dan ruang tumbuh. Tanaman selain duku yang dijarangi sebaiknya merupakan
tanaman yang memang tidak dikehendaki dan menggangu pertumbuhan tanaman
duku. Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku
yang mati. Tumbuhan liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius
1-2 meter dari tanaman duku harus bersih. Penyiangan Kegiatan penyiangan
diperlukan untuk menghilangkan rumput dan herba kecil yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman duku. Penyiangan dapat dilakukan dengan tangan maupun
dengan bantuan beberapa alat pertaniannya lainnya.
2. Pemupukan
a. Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan hara
tanah. Meskipun tidak ada pedoman baku untuk pemupukan duku, tetapi
agar tidak membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut:
Tahun kedua dan ketiga untuk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15
30 kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram dan ZK 20 gram.
b. Tahun keempat, kelima dan keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi 25-40
kg pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram dan juga pupuk ZK
sebanyak 40 gram
c. Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian
pupuk sebaiknya disesuaikan pula dengan tingkat pertumbuhan tanaman
duku dan kesuburan tanah. Pemupukan duku dilakukan dengan cara
menggali tanah di sekitar tanaman duku sedalam 30-50 cm dengan lebar
yang sama. Lubang pupuk tersebut dibuat melingkar yang letaknya tepat
disekeliling tajuk tanaman.

3. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yang cukup terutama
pada musim kemarau. Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat dan kokoh
maka penyiraman dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya
dibuat saluran air untuk mencegah air yang tergenang baik yang berasal dari hujan
maupun air penyiraman.
3.2 Manfaat Tanaman Duku
Kandungan buah duku dari daging, kulit dan biji buah duku ternyata
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya :
1. Gizi
Secara garis besar, pada 100 gram buah dukuh memiliki kandungan gizi 1
gram protein, 0.2 gram lemak, 13 gram karbohidrat, 0.7 gram mineral, 18 mg
kalsium, 9 mg fosfor, dan 0.9 gram zat besi. Buah duku juga mengadung vitamin
A, B1, C dan serat yang bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan
mencegah kanker kolon.
2. Khasiat
a) Buah Duku mengandung dietary fiber atau serat yang bermanfaat untuk
memperlancar

sistem

pencernaan,

mencegah

kanker

kolon

dan

membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker. Untuk
kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi
dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis.
b) Selain daging buah duku yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan
bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan
demam.
c) Kandungan fosfor yang terdapat pada buah duku membantu menguatkan
gigi.
d) Kulit kayunya juga dapat digunakan untuk mengobati gigitan serangga
berbisa, malaria, dan obat disentri.
e) Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat mengobati dan
membasmi sel-sel kanker.

f) Beberapa bagian tanaman duku juga bermanfaat sebagai obat tradisional,
seperti obat cacing, demam, disentri, malaria, diare, dan bahkan pengusir
nyamuk. Biji buah duku yang pahit dapat ditumbuk dan dicampur air
untuk mengatasi cacingan dan demam.
g) Kulit buahnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat diare. Selain itu, kulit
buahnya juga dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk dengan cara
dikeringkan kemudian dibakar.
Selain buahnya yang nikmat untuk di konsumsi ternyata batang dan daun
pohon duku juga menyimpan banyak kandungan yang baik untuk kesehatan
tubuh, diantaranya :
1. Batang
Batang dan kulit pohon duku mengandung asam lansium yang bersifat
toksit. Sehingga dapat kita gunakan sebagai alternatif pengobatan disentri
sedangkan kulit kayu buah duku dapat di manfaatkan sebagai obat dari sengatan
serangga seprti nyamuk, semut dan kalajengking yang membuat infeksi kulit kita.
2. Daun
Daun buah duku dapat di jadikan racaun sebagai senjata tradisional. Ada
beberapa daerah di indonesia yang memanfaatkan daun duku untuk di olah
menjadi racun anak panah mereka. Karena di dalam daun buah duku terdapat
asam kentonat. Dan ada pula manfaat sari daun buku dapat mengobati peradangan
mata dan penyakit wasir.
3. Kulit
Banyak yang belum tau akan manfaat kulit buah duku yang satu ini.
Biasanya kita setelah memakan buah duku lalu membuang kulit nya tetapi kulit
buah duku bisa di manfaatkan dan digunakan sebagai bahan campuran pembuatan
dupa. Karena kulit buah duku memiliki wangi yang khas dan harum. Jika kulit
duku kita bakar asapnya dapat mengusir serangga seperti nyamuk, lalat dan kecoa.
Jika kulit buahnya kita olah menjadi jus buah dapat di percaya untuk
menyembuhkan penyakit diare dan keram di dalam pertu kita.

4. Biji
Biji buah duku memiliki rasa yang sangat pahit sekali, tetapi jika kita olah
dengan baik biji buah duku bisa menjadi salah satu obat alternatif untuk
mengobati cacingan pada anak-anak, sebagai penurun demam secara alami,
mengobati diare dan sakit perut serta sebagi obat pencegah malaria yang alami
dan membunuh virus yang dapat menyebabkan malaria.
3.3 Prospek Tanaman Duku
Prospek tanaman duku masih sangat cerah. Untuk pasaran dalam negeri
biasanya para pedagang musiman yang menjajakan buah duku bermunculan di
kota-kota besar pada musim panen hanya terjadi sekali setahun. Hal ini
membuktikan bahwa duku sangat digemari oleh masyarakat yang tentu saja
mengundang minat banyak orang untuk menjadi pen jualnya. Selain itu, penjualan
buah duku dapat mendatangkan keuntungan lumayan sekaligus dapat menjadi
sumber usaha bagi pedagang musiman yang sifatnya hanya sementara.
Tingginya minat masyarakat untuk membeli buah duku
indikasi bahwa masa

merupakan

depan buah duku mempunyai peluang pasar yang

prospektif. Oleh karena itu, pemasaran buah duku bisa menjadi salah satu andalan
sebagai sumber lapangan kerja bagi mereka yang berjiwa bisnis tetapi tidak
memiliki jenis usaha yang tetap, yaitu menjadi pedagang musiman.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Duku (Lansium domesticum Corr.) merupakan tanaman buah berupa
pohon yang berasal dari Indonesia. Duku umumnya merupakan tanaman warisan
dari generasi sebelumnya, yang tumbuh secara alami, sehingga petani pemilik
belum menerapkan budidaya duku sehat. Duku tidak dirawat secara optimal,
dibiarkan tumbuh begitu saja, bahkan pemeliharaannya hanya dilakukan ketika
menjelang dan pada saat panen. Meskipun demikian, duku memiliki peranan
penting dalam perekonomian daerah sebagai sumber penghasilan petani.
Buah duku memiliki banyak gizi dan khasiat. Kualitas bibit tanaman duku
yang akan ditanam sangat menentukan produksi duku. Petani juga harus
memperhatikan teknik penanaman, pengetahuan tentang hama, penyakit, dan
gulma. Dalam segi perawatan, pemeliharaan dan pemupukan merupakan aspek
penentu tumbuh baik atau tidaknya tanaman duku.
4.2 Saran
Mengingat banyaknya gizi dan khasiat yang ada pada tanaman duku, serta
didukung dengan fakta bahwa tanaman duku merupakan salah satu tanaman khas
yang berasal dari Indonesia, maka dalam upaya pembudidayaan tanaman duku
diperlukan adanya penanganan yang baik, baik dari pihak petani ataupun
pemerintah sehingga angka produksi tanaman duku akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Sigid. (2014) “Kajian Epidemi Penyakit Kanker Batang Duku di
Provinsi Jambi”. Jurnal Ilmu Pertanian. 1-6.
Kalsum, Umm dan Arifin. (2010) “Review of Fruit Characteristics Duku Variety
Palembang and Variety Rasuan Growing in the Flow of River (DAS)”.
Journal of Agricultural Science. 93-102.
Sasmito, E. 1998. Efek hipoglikemik biji duku (Lansium domesticum Corr) pada
tikus wistar jantan. Majalah Obat Tradisional. 3(6):174-183.
Loekitowati, H.P. dan Hermansjah. 2000. Studi pemanfaatan biji duku (Lansium
domesticum) untuk obat diare secara in vitro. Jurnal Penelitian Sains. 7:
41-48.
Ruslan, K., S. Soetarno dan S.Sastrodihardjo. 1989. Insektisida dari produk alami.
PAU Bidang Ilmu Hayati. Institut Teknologi Bandung.
Anonim. 2015. Manfaat Duku Secara Keseluruhan dari Batang, Daun, dan Buah
untuk

Kehidupan

Kita.

[Online].

Tersedia:

http://www.infobintang.com/2015/03/manfaat-duku-secara-keseluruhandari.html. [23 Februari 2016].
Anonim. 2012. Manfaat Buah Duku dan Cara Memanfaatkan Buah Duku.
[Online].

Tersedia:

http://infodari.com/manfaat-buah-duku-dan-cara-

memanfaatkan-buah-duku/. [23 Februari 2016].