Karya Ilmiah Perkembangbiakan Tanaman Ve

TUGAS UAS
BAHASA INDONESIA
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

Disusun oleh :
Dwi Ardan Kusnadi
17.05.006
BTP DIV A

PROGRAM STUDI DIPLOMA
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIV
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta Karunia-Nya kepada penulis berhasil menyelesaikan Tugas UAS
Bahasa Indonesia Ini yang Alhamdulillah

pada waktunya yang berjudul


“Perkembangbiakan Tanaman Secara Vegetatif “.
Laporan ini beriisikan tentang informasi cara perkembangbiakan tanaman
secara generatif dan vegetatif, tetapi laporan ini lebih dikhususkan terhadapa
perkembangbiakan tanaman secara vegetatif yang mudah dan secara umum.
Diharapkan Tugas UAS Bahasa Indonesia ini dapat memberikan informasi dan
manfaar kepada pembaca tugas ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran dari pengoreksi (dosen pembingbing) yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu berperan membantu serta dalam penyususnan laporan ini dar awal
dan akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridai segaka usaha kita. AMIN

1

DARTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ……………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka.........................................................................................4
2.2 Metodologi..................................................................................................7
2.3 Hasil Pengamatan Praktikum......................................................................12
2.4 Pembahasan Hasil Praktikum……………………………………………..13
BAB III PENUTUP .................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan sumber penghasil makanan dan energi untuk makhluk
hidup lainnya, karena hanya tumbuhan yang mampu memasak makanan sendiri
dengan bantuan cahaya matahari serta produsen atau nomor satu dalam rangkaian

rantai makanan dan ekosistem. Tumbuhan ada yang dibudidayakan oleh manusia
disebut tanaman budidaya, sedangka tumbuh liar di alam dengan sendirinya juga
mempunyai klorofil disebut tumbuhan. Tanaman atau tumbuhan mempunyai fungsi
yang sangat penting selain sebagai sumber penghasil makan juga berfungsi dalam
melestarikan lingkungan seperti menahan air dalam tanah sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir. Manusia dalam memunuhi kebutuhannya banyak melakukan
budidaya terhadap tanaman. Budidaya tanaman ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diinginkan dengan memberikan pupuk, prestida dan perawatan
mendorong pertumbuhan dan perkembangannya dalam mengahasilkan produksi
mencapai optimum.
Tanaman

dapat

berkembangbiak

secara

generatif


dan

vegetatif.

Perkembangbiakan tanaman secara generatif yaitu pebanyakan tanaman melalaui
proses perkawinan antara gamet jantan dan betina sedangkan perbanyakan tanama
secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif
tanaman seperti akar, batang dan daun. Masing-masing perbanyakan tanaman baik
secara vegetatif maupun secara generatif memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Dalam hal ini diperlukan kepiawaian petani dan peneliti tanaman untuk saling
bekerja sama dalam dunia pertanian.
Untuk saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih sering digunakan
dalam menghasilakan varietas-varietas baru yang lebih unggul dengan mengawinkan
antar tanaman yang sejenis. Sehingga dengan adanya perkembangan ilmu dibidang
genetika tumbuhan tersebut diharapkan mampu menghasilkan tanaman yang tahan
terhadap hama dan penyakit serta mempunyai daya produksi yang tinggi dengan
kualitas yang terjamin. Akan tetapi perkembangan tersebut kadang kala tidak terlihat
dampaknya dalam masyarakat yang luas. Hal ini terjadi karena terkendala dalam
biaya pembuatan varietas baru tersebut. Dan ini membuat para petani tidak mampu
1


untuk mengembangkanya ataupun membelinya. Tuntutan zaman modern yan
membutuhkan pangan dan hasil pertanian lainya untuk memenuhi kebutuhan manusia,
Pemerintah ataupun pihak swasta mengembangkan teknologi dan bibit baru dan
disalurkan melalui bantuan pemerintah ataupun dana CSR (Corporate Social
Responbility) dari swasta untuk petani sekitar, dengan kondisi itu para petani
menggunakan perkembangbiakan tanaman vegetative dari tanaman unggul dari
bantuan tersebut, diharapkan para petani mudah mengaplikasikanya, hasil optimum
dan seragam karena sifat perkembangbiakan vegetatif itu sama tanap adanya segregasi
(penyimpangan sifat) pada individu baru tersebut.

2

1.2. Tujuan Praktikum
Agar praktikan mampu mengetahui proses perbanyakan tanaman vegetatif faktorfaktor yang mempengaruhinya.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1


Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam siklus hidup

setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume, jumlah,
bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang dimulai
dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ
generatif. Sedangkan pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif
yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua
proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan,
tempat tumbuh tanaman (Humphries dan Wheeler, 1963 in Gardner, et. al., 1985)
Terdapat faktor yang menyebabkan genotipe tertentu lebih produktif dibanding
genotipe lain pada kondisi lingkungan tertentu (Long 1982). Menurut Kramer (1980),
tanaman mampu berdaya hasil tinggi karena mempunyai struktur (karakter sekunder)
yang sesuai dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan proses fisiologi yang
optimal.
Keuntungan penggunaan pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang
didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan
peralatan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala
besar. Produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benihlmusim buah, bisa

dibuat secara kontinyu dengan mudahsehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah
yang banyak meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya
relatif dangkal, kurang beraturan, dan melebar, namun lama-kelamaan akan
berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji. Umumnya tanaman akan lebih
cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (pudjiono,
1996). pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman,
Khan (1994)

Perbandingan Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Maupun Vegetatif
Menurut Harjadi et al. (2010), perbanyakan secara generatif dilakukan untuk
beberapa tujuan di antaranya :
4

1. Perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif.
2. Tanamanya homozigot atau hampir serupa dengan induknya (duku, jambu bol,
belimbing, sirsak, alpukat).
3. Diinginkan tanaman yang kuat dan panjang umurnya atau untuk batang bawah.
4. Tanaman apogamous (bunga yang hanya terdiri atas kelopak dan bakal buah)
misalnya manggis.
5.Tanaman bersifat poliembrionik yaitu dalam satu biji terdapat banyak tunas,

misalnya jeruk dan mangga (yang diinginkan tumbuh adalah tunas vegetatif).
Menurut Purnomosidhiet al.(2002), perbanyakan generatif memiliki beberapa
keuntungan maupun kekurangan. Keuntungan perbanyakan generatif antara
lain :
a.

Sistem perakaran lebih kuat

b.

Lebih mudah diperbanyak. Jangka waktu berbuah lebih panjang.

Sedangkan kelemahan melakukan perbanyakan secara generatif menurut
Purnomosidh et al. (2002) antara lain :
c.

Waktu untuk mulai berbuah lebih lama.

d.


Sifat turunan tidak sama dengan induk.

Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit
untuk berkecambah. Umumnya, perbanyakan secara vegetatif ditujukan untuk
tanaman yang sulit berbiji atau untuk mempercepat tercapainya umur produktif.
Menurut Purnomosidhiet al. (2007), perbanyakan tanaman buah secara vegetatif
juga

memiliki

keuntungan

maupun

kelemahan

tersendiri.

Keuntungan


perbanyakan secara vegetatif di antaranya yaitu :
a. Tanaman hasil perbanyakan lebih cepat berbuah.
b. Sifat turunan sesuai dengan induk.
c. Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan.
Proses Perkembangbiakan Tanaman Secara Vegetatif Maupun Generatif
5

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu
perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari
tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,
rhizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat
dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau
tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan
bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara
vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak
memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat
diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif
buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain
itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan sambung

(grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).
Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi
bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi
tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi
cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya
(Naipospos, 2015).
Terdapat faktor yang menyebabkan genotipe tertentu lebih produktif dibanding
genotipe lain pada kondisi lingkungan tertentu (Long 1982). Menurut Kramer (1980),
tanaman mampu berdaya hasil tinggi karena mempunyai struktur (karakter sekunder)
yang sesuai dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan proses fisiologi yang
optimal.
Keuntungan penggunaan pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat
mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralatan khusus,
alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar. Produksi bibit
tidak tergantung pada ketersediaan benih pada musim buah, bisa dibuat secara kontinyu
dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak meskipun akar yang
dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan, dan
melebar, namun lama-kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji.
Umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang
6

berasal dari biji (pudjiono, 1996). pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program
pemuliaan tanaman
2.2

Metodologi
Praktikum ini dilakukan di Green House atau Rumah Kassa Politeknik LPP

Yogyakarta, pada hari Selasa, 24 April 2018 sampai Selasa 22 mei 2018, Pukul 09.20
– 11.00 WIB.
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan adalah pisau/cutter, tanah dan pupuk,
polybang warna hitam, tanaman yang dibutuhkan dan zat perangsang tumbuh rootone
atau air kelapa muda atau rendaman umbi bawang merah.
B. Prosedur
Cara kerja yang kami lakukan adalah awlanya pembagian tugas yang akan
melakukan jenis perkembangbiakan vegetative, kemudian menyiapakan alat dan
bahan serta ikuti intruksi sesuai perkembangbiakan vegetative (setek, cangkok,
okulasi dan sambungan), dan terakhir amati selama waktu yang ditentukan, disertai
foto dan keterangan foto
Adapun prosedur perbanyakan tanaman secara vegetative adalah.
1.

Sambungan
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada
bekas luka sambungan atau tautannya.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas
tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar
varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan
antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili.

7

Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera
odorata).
a. Manfaat sambungan pada tanaman:
1) Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan
tanaman baruyang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan
produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah
(tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang sifat
berbuahnya sama dengan induknya.
2) Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik,
tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua,
misalnya tanaman melinjo.
3) Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit
baru dan menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku
sebaliknya.
b. Syarat batang bawah untuk sambungan
1) Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan” untuk menghasilkan batang
bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah
yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu
menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
2) Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan.
3)

Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik),
kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses
merekatnya mata tempel ke batang bawah.

4) Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah).
5) Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.
6) Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk
kandang : sekam padi (1:1:1).
7) Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai
3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode
tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm,
atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung permintaan pasar dan
seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag

8

semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah
banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya.
c. Syarat batang atas untuk sambungan
1) Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah
diambil dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan
penyakit.
2) Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau
silet yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami
kerusakan) dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit).
3) Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat)
pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah
berkayu).
4) Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit
lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya.
5) Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan
terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain
itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar.
6) Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari
penuh (tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata
tunas yang tumbuh sehat dan subur.
7) Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh
tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini
dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan
sebagai entres.
8) Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh
tegak lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan
percabangan ke semua arah atau simetris.
9) Namun bila diambil dari cabang yang lain,pertumbuhan bibitnya akan
mengarah ke samping, berbentuk seperti kipas.Bentuk ini berangsur-angsur
hilang bila tanaman menjelang dewasa.

2. Cangkok

9

Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang
pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar.
Pada teknik ini tidak dikenal istilah batang bawah dan batang atas. Teknik ini relatif
sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena
pada cara mencangkok akar tumbuh ketika masih berada di pohon induk.
Ada beberapa keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok. Diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
b. Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi
atau di pematang kolam ikan.
Dan adapun kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:
a. Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
c. Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
d. Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan
cara ini.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan
pencangkokan, diantaranya ialah.
a. Pertama, kupas kulit batang dengan panjang kurang lebih 5 cm.
b. Lalu, siapkan media berupa tanah yang telah dibungkus dengan menggunakan
plastik.
c. Kemudian, batang yang telah dikupas kulitnya dibungkus dengan media tanam.
d. Media yang telah membungkus batang kemudian diikat, dan disiram dengan
rutin hingga akar muncul
3. Stek
Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau
potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru. Keuntungan bibit dari stek
adalah:
a. Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan
induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.

10

b. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya
dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.
c. Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang
praktis dan mudah dilakukan.
d. Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan
teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Dan adapun kerugian bibit dari setek adalah sebagai berikut.
a. Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh.
b. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyetekan
daun di lidah mertua :
a) Potong daun paling tua dan sehat dengan panjang 5—10 cm.
stek daun dapat dilakukan pada Lidah Mertua (Sansevieria) berdaun kecil
atau tebal.
b) Seusai dipotong, oleskan bagian daun yang terluka dengan
perangsang akar seperti Rooton F dan Grow Tone serta
fungisida.
c) Tanam

pada

media

campuran

pasir

:

pakis

:

sekam

bakar : sekam mentah dengan perbandingan 1:1:1:1. atau
bisa dikatakan sama semua.
d) Posisikan daun lidah mertua secara tegak berdiri. Untuk lebih
jelasnya, silahkan lihat gambar berikut

11

2.3

Hasil Pengamatan Praktikum
Pengamatan ini dilakukan selama 4 mingu (24 April 2018 sampai Selasa 22 mei

2018) dan hasilnya sebagai berikut :

Gambar 1 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Cangkok

12

Gambar 1.2 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Setek

Gambar 1.3 Perbanyakan Tanaman Okulasi

2.4

Pembahasan Hasil Praktikum
Hasil pengamatan/gambar

menunjukkan bahwa tidak semua perlakuan

perbanyakan tanaman secara vegetatif yang telah dilakukan tumbuh hingga pada
minggu keempat pengamatan. Teknik perbnayakan vegetatif Pencangkokan
merupakan perbanyakan yang paling baik di antara lainya karena sudah mulai berhasil
di minggu ketiga sejumlah 2 buah cangkokan dan 3 buah cangkokan di minggu
berikutnya. Meskipun pencangkokan telah berhasil dilakukan pada tanaman delima
namun tidak demikian pada pencangkokan tanaman tatersebut. Kedua tanaman
tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga berdampak pula pada hasil
pencangkokan yang dilakukan.

13

Tanaman yang dikatakan berhasil pada proses pencangkokan ditandai dengan
munculnya akar dari batang yang telah dikerat dan ditutup dengan tanah. Mencangkok
merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau
pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang
terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh petani. Pada cara mencangkok
akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih berada di pohon induk
(Prameswari, Sri, dan Sriyanto, 2014)
Keberhasilan dalam pencangkokan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok. Batang yang dipilih
untuk dicangkok adalah batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Media
yang digunakan dalam pencangkokan adalah tanah. Media tanah tersebut mempunyai
sifat mudah menyerap air, menahan air dalam waktu lama, kelembabanya tinggi tetapi
aerasinya baik dan bobotnya ringan. Media cangkok juga dijaga supaya tidak boleh
terlalu basah dan tidak mengandung jamur yang dapat menyebabkan kerusakan dan
kematian bibit. Tanah yang terjaga kelembabanya dapat mendukung tumbuhnya akar
lebih cepat
Keberhasilan dalam setek daun diperngaruhi 2 faktor, faktor perawatan serta
faktor ZPT. Umumnya dalalm penyetekan tanaman harus diletakan pada tanaman
teduh atau tidak terkena sinar matahari dan dirawat selama 2 minggu, juga disiram
dalam 1 hari seklai atau dua hari sekali agar tetap terjaga kelembabanya.Kedua factor
pkurangnya pemberian zat perangsang tanaman (ZPT) yang kurang banyak atau
efektif. Pada percobaaan penyetekan daun lidah buaya ini menggunakan hasil
rendaman air bawang merah, kemungkina lebih efektif menggunakan zat perangsang
tanaman kimia seperti rootone.

14

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut:
a) Teknik perbanyakan yang paling baik berdasarkan jumlah hasil perbanyakan
yang berhasil adalah cangkok.
b) Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan dengan cara cangkok
antara lain pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok.
c) Faktor yang mempengaruhi sambunga adalah teknik pengirisan kulit batang,
pemilihan mata tunas, kondisi mata tunas, teknik penempelan, dan waktu
sambungan.
d) Faktor yang mempengaruhi setek daun adalah teknik peilihan daun tua dan
bagus, pemilihan ZPT, kondisi tanah aagr tetap pas tidak terlalu lembab
ataupun basah, dan waktu setek daun.

3.2 Saran
Pada praktikum ini terdapat kegagalan pada perkembanagbiakan tanaman
vegetatif setek daun dan perkembangbiakan tanaman vegetatif okulasi batang.
Diharapkan para pembaca yanga akan melakukan praktikum untuk memperhatikan
tanaman yang akan d setek cukup tua, gemuk dan bagus. Bahan terutama ZPT harus
disediakan lebih banyak baik ZPT kimia ataupun ZPT alami. Perlakuan harus
ditempatkan tempat yang teduh elama 2 minggu dan disirami setiap 2 hari seklai

16

17

Daftar Pustaka
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. Lowa
State University Press.Iowa. Page .271-318
Kramer, J.K. 1980. Drought, stress and origin of adaptations, p. 7- 9. In N.C. Turner
and P.J. Kramer (eds). Adaptations of plant to water and hight temperature stress.
A Willey-intersciences Publication. John Wiley and Sons. New York. Chichester.
Brisbane. Singapore
Long, S.P. 1982. Whole plant photosynthesis and productivity. In J.Coomb and D.O.
Hall (eds). Technique in productivity and photosynthesis. Fergamon Press.
Oxford. New York. Toronto Sydney. Paris. Frankfurt.
Manshuri, A. G,. 2010. Laju Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Genotipe Kedelai
Berumur Genjah. PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 30
NO. 3
Prastowo, N. 2006. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Tanaman. World
Agroforesty Center. Bogor.
Purnomosidhi, P.,et al. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-buahan.
International Centre for Research in Agroforestry dan Winrock International.
Purnomosidhi, P.,et al. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-buahan.
Pedoman Lapang, Edisi Kedua. World Agroforestry Centre dan Winrock
International
Solikin. 2013. PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF Stachytarpeta
jamaicensis(L.) Vahl. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya PurwodadiLIPI
Sumbayak, E. S. S dan Komar, T. E. 2008. PERCOBAAN PEMBIAKAN
VEGETATIF RAMIN (Gonystylus bancanus) MELALUI STEK PUCUK
SUMBER KEBUN PANGKAS DI RUMAH KACA MENGGUNAKAN
KOFFCO SISTEM. DEP ARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN
KEHUTANAN
Bekerja
sama
dengan
INTERNATIONAL TROPICAL TIMB~R ORGANIZATION. Bogor

18